MAKALAH
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah perilaku organisasi
OLEH :
HALIMATUS SA’DIYAH (04010420007)
SURABAYA
2021
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat kepada kita
semua, sehingga makalah yang berjudul “ Budaya Organisasi Dan Iklim
Organisasi” Penulisan makalah ini dilakukan dalam rangka untuk memenuhi
tugas salah satu mata kuliah perilaku organisasi . Kami menyadari bahwa tanpa
bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari awal sampai pelaksanaan
penyusunan karya tulis ilmiah ini. Oleh karena itu saya mengucapkan
terimakasih kepada :
1. Bapak M Adi Trisna Wahyudi, S.Sos., M.M., selaku dosen mata kuliah
perilaku Organisasi serta pembimbing dalam pembuatan makalah ini yang
telah memberikan bimbingan, bantuan serta arahan dalam penyusunan dalam
makalah ini.
2. Kedua orang tua dan keluarga saya yang telah mendukung dan memberikan
bantuan material maupun moral.
3. Sahabat – Sahabat yang telah mengingatkan dan memberikan semangat
kepada saya dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
Semoga dengan adanya karya tulis ilmiah ini dapat memberikan alternatif
solusi pada permasalahan di bidang terkait dan dapat dipergunakan sebagai acuan
untuk melaksanakan penelitian yang mendalam di masa mendatang. Mengingat
adanya kelemahan, dan keterbatasan, serta masih jauhnya makalah ini dari
kesempurnaan, maka semua saran dan kritik yang inovatif serta membangun
sangat diharapkan untuk mewujudkan karya yang lebih baik.
Surabaya, 11 September 2021
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
BAB I.......................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................4
A. Latar Belakang..............................................................................................4
B. Rumusan Masalah.........................................................................................4
C. Tujuan...........................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................5
A. Karakteristik Pembentuk Budaya Organisasi...............................................5
B. Perbandingan Budaya yang Kuat dan Budaya yang Lemah.........................8
C. Faktor-faktor Mempengaruhi Budaya Organisasi.........................................9
D. Iklim Organisasi..........................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Budaya (culture) adalah seluruh total pikiran, karya dan hasil karya
manusia, yang tidak berakar pada nalurinya, dan karena itu hanya bisa
dicetuskan manusia sesudah melalui suatu proses belajar. Kebudayaan
merupakan inti dari apa yang penting dalam organisasi. Seperti aktivitas
member perintah dan larangan serta mengambarkan sesuatu yang
dilakukan dan tidak dilakukan yang mengatur prilaku anggota. Jadi
budaya mengandung apa yang boleh dilakukan atau tidak boleh
sehingga dapat dikatakan sebagai suatu pedoman yang dipakai untuk
menjalankan aktivitas organisasi, (Hofstede 2010:21).
1
http://repository.uin-suska.ac.id/4031/3/BAB%20II.pdf diakses pada tanggal 14 September
2021 pada pukul 14 : 31
2. Jenis-Jenis Budaya Organisasi
Budaya pada hakikat nya merupakan pondasi bagi suatu organisasi. Jika
pondasi yang dibuat tidak cukup kokoh, maka betapa pun bagusnya suatu
bangunan, ia tidak akan cukup kokoh untuk menopangnya. Organisasi bisa
mengarahkan masyarakat untuk memperhatikan satu dua aspek terkait dengan
budaya yang akan dibangun. Karakteristik utama dalam budaya organisasi, yaitu:
a. Inisiatif individual. Tingkat tanggung jawab, kebebasan, dan independensi
yang dipunyai individu.
b. Toleransi terhadap tindakan beresiko. Sejauh mana para karyawan dianjurkan
untuk bertindak agresif, inovatif, dan mengambil resiko.
c. Arah. Sejauh mana organisasi tersebut menciptakan dengan jelas sasaran dan
sesuai harapan mengenai prestasi.
d. Integrasi. Tingkat sejauh mana unit dalam berorganisasi didorong untuk
bekerja dengan cara yang terkoordinasi.
e. Dukungan dari manajemen. Tingkat sejauh mana para manajer memberikan
komunikasi yang jelas, bantuan, serta dukungan terhadap bawahan mereka.
f. Kontrol. Jumlah peraturan. Jumlah peraturan dan pengawasan langsung yang
digunakan untuk mengawasi perilaku karyawan.
g. Identitas. Tingkat sejauh mana para karyawan mengidentifikasi dirinya secara
keseluruhan dengan organisasi nya ketimbang dengan kelompok kerja tertentu
dengan bidang keahlian professional.
3
Ibid, hal 25
h. System imbalan. Tingat sejauh mana alokasi imbalan (misalnya kenaikan gaji,
promosi, dll) didasarkan atas kriteria prestasi karyawan.
i. Toleransi terhadap konflik. Tingkat sejauh mana para karyawan didorong
untuk mengemukakan konflik dan kritis secara terbuka.
j. Pola-pola komunikasi. Tingkat sejauh mana komunikasi organisasi dibatasi
oleh hierarki kewenangan yang formal. (Robbins, 2009 : 480). 4
Nilai dapat diartikan sebagai sesuatu yang menjadi acuan ideal bagi individu-
individu dalam berperilaku atau bertindak. Nilai adalah konsepsi yang ada dalam
alam pemikiran masyarakat atau organisasi mengenai hal-hal yang dianggap
berarti dalam hidup (Kountjaraningrat,1974). Dalam konteks nilai budaya
organisasi, hal ini berarti pedoman atau kepercayaan yang dijadikan acuan dalam
menjalankan tugas organisasi.5
5. Perbandingan Budaya yang Kuat dan Budaya yang Lemah
4
http://repository.uin-suska.ac.id/2820/2/BAB%20II.pdf diakses pada tanggal 11 September
2021 pada pukul 13 : 02
5
http://file.upi.edu/Direktori/FPEB/PRODI._MANAJEMEN_FPEB/197207152003121-
CHAIRUL_FURQON/Artikel-Organizational_Culture.pdf diakses pada tanggal 10 September pukul
13 : 31
e. Dijumpai banyak ritual, mulai dari yang sangat sederhana dengan ritual yang
mewah. Pemimpin selalu mengalokasikan waktunya untuk acara khusus ini.
f. Memiliki jaringan kultural yang mena,pung cerita-cerita hebat para
pahlawannya.
Budaya organisasi yang kuat akan membantu perusahaan memberikan
kepastian bagi seluruh individu yang ada di dalam organisasi untuk berkembang
bersama perusahaan dan bersama-sama meningkatkan kegiatan usaha dalam
menghadapi persaingan, walaupun tingkat pertumbuhan dari masing-masing
individu sangat bervariasi. (Tika, 2005 : 110).
2. Ciri-Ciri Budaya Organisasi Lemah
a. Mudah terbentuk kelompok-kelompok yang bertentangan satu sama lain
b. Kesetiaan kepada kelompok melebihi kesetiaan kepada organisasi
c. Anggota organisasi tidak segan-segan mengorbankan kepentingan organisasi
untuk kepentingan kelompok atau kepentingan diri sendiri.
Budaya organisasi yang kurang didukung secara luas oleh para anggotanya
dan sangat dipaksakan, akan berpengaruh negatif pada organisasi karena akan
memberi arah yang salah kepada para pegawainya. (Tika, 2005 : 110).
6. Faktor-faktor Mempengaruhi Budaya Organisasi
1. Equity
Artinya, didalam organisasi haraus menjunjung tinggi keadilan serta
persamaan hak kepada seluruh anggota dalam organisasi tersebut.
2. Responsibility
Artinya, organisasi harus memiliki kepekaan terhadap permasalahan,
kebutuhan, harapan serta solusi dari berbagai tuntutan dan kebutuhan
anggotanya.
3. Transparancy
Artinya, dalam menyelenggarakan ataupun melaksanakan suatu pekerjaan
harus selalu terbuka dan anggota bisa mengontrol kegiatan tersebut.
4. Accoutability
Artinya, bertanggung jawab atas setiap kegiatan ataupun program dan
termasuk ketika menggunakan sumber daya dalam organisasi.
5. Empowerment
Atau biasa disebut pemberdayaan. Suatu proses dimana pemimpin
berusaha membantu bawahan untuk mendapatkan kekuatan dalam
menghadapi beberapa hal yang mempengaruhi kondisi kerjadan keadaan
yang dialami bawahan.
6. Morality
Sebuah keniscayaan, apabila seorang penyelenggara atau kepala organisasi
menjadi panutan anggotanya. Maka nilai moral yang baik harus ada dalam
diri penyelenggara.
Dari nilai-nilai tersebut akan lebih efektif apabila antara ketua dan anggota
saling mendukung satu sama lain. karena dalam organisasi bukan hanya hubungan
antara individu pemimpin dengan individu yang lain, tetapi organisasi juga
memiliki sebuah tujuan yang nantinya akan dicapai semua yang terlibat
didalamnya.
7. Iklim Organisasi