Anda di halaman 1dari 15

BUDAYA ORGANISASI DAN IKLIM ORGANISASI

MAKALAH
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah perilaku organisasi

OLEH :
HALIMATUS SA’DIYAH (04010420007)

MUHAMMAD FAIQ FAHREZI (04020420037)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL

SURABAYA

2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat kepada kita 
semua, sehingga makalah yang berjudul “ Budaya Organisasi Dan Iklim
Organisasi” Penulisan makalah ini dilakukan dalam rangka untuk memenuhi
tugas salah satu mata kuliah perilaku organisasi . Kami menyadari bahwa tanpa
bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari awal  sampai pelaksanaan
penyusunan karya tulis ilmiah ini. Oleh karena itu saya  mengucapkan
terimakasih kepada : 
1. Bapak M Adi Trisna Wahyudi, S.Sos., M.M., selaku dosen mata kuliah
perilaku Organisasi serta pembimbing dalam pembuatan makalah ini  yang
telah memberikan bimbingan, bantuan serta  arahan dalam penyusunan dalam
makalah ini.
2. Kedua orang tua dan keluarga saya yang telah mendukung dan memberikan
bantuan  material maupun moral. 
3. Sahabat – Sahabat yang telah mengingatkan dan memberikan semangat
kepada saya  dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
Semoga dengan adanya karya tulis ilmiah ini dapat memberikan alternatif 
solusi pada permasalahan di bidang terkait dan dapat dipergunakan sebagai acuan 
untuk melaksanakan penelitian yang mendalam di masa mendatang. Mengingat 
adanya kelemahan, dan keterbatasan, serta masih jauhnya makalah ini dari 
kesempurnaan, maka semua saran dan kritik yang inovatif serta membangun
sangat  diharapkan untuk mewujudkan karya yang lebih baik. 
Surabaya, 11 September 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
BAB I.......................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................4
A. Latar Belakang..............................................................................................4
B. Rumusan Masalah.........................................................................................4
C. Tujuan...........................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................5
A. Karakteristik Pembentuk Budaya Organisasi...............................................5
B. Perbandingan Budaya yang Kuat dan Budaya yang Lemah.........................8
C. Faktor-faktor Mempengaruhi Budaya Organisasi.........................................9
D. Iklim Organisasi..........................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................15
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Organisasi adalah sebuah kumpulan individu yang memiliki


berbagai karakter berbeda tetapi memiliki tujuan yang sama. dalam
organisasi, tentunya memiliki budaya sendiri untuk membedakan
organisasi mereka dengan organisasi yang lain. ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan atau karakteristik dalam budaya organisasi. Karena
organisasi adalah kegiatan yang mengumpulkan banyak orang dengan
berbagai karakter, pemimpin organisasi harus bisa memahami apa saja
yang diperlukan dalam sebuah organisasi.
Untuk pembahasan lebih lanjut, kami akan sedikit banyak akan
memberikan pemaparan dengan topik budaya organisasi.
B. Rumusan Masalah

1. Apa saja karakteristik pembentuk organisasi?


2. Apa perbedaan budaya yang kuat dengan budaya yang lemah?
3. Apa saja faktor-faktor yang memelihara budaya organisasi?
4. Apa itu iklim organisasi?
C. Tujuan

1. Untuk mengetahui karakteristik dalam organisasi.


2. Untuk mengetahui perbedaan antara budaya organisasi yang kuat
dengan yang lemah.
3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang memelihara budaya organisasi.
4. Untuk mengetahui penjelasan tentang iklim organisasi.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Karakteristik Pembentuk Budaya Organisasi

1. Pengertian Budaya Organisasi

Budaya organisasi pada hakikatnya, memiliki nilai yang baik bagi


kemajuan suatu organisasi.Budaya organisasi mencakup aspek yang
lebih luas dan lebih mendalam dan justru menjadi suatu dasar bagi
terciptanya suatu iklim organisasi yang ideal.Masalah budaya organisasi
(Organization Culture) akhir- akhir ini telah menjadi suatu tinjauan
yang sangat menarik terlebih dalam kondisi kerja yang tidak menentu.

Budaya (culture) adalah seluruh total pikiran, karya dan hasil karya
manusia, yang tidak berakar pada nalurinya, dan karena itu hanya bisa
dicetuskan manusia sesudah melalui suatu proses belajar. Kebudayaan
merupakan inti dari apa yang penting dalam organisasi. Seperti aktivitas
member perintah dan larangan serta mengambarkan sesuatu yang
dilakukan dan tidak dilakukan yang mengatur prilaku anggota. Jadi
budaya mengandung apa yang boleh dilakukan atau tidak boleh
sehingga dapat dikatakan sebagai suatu pedoman yang dipakai untuk
menjalankan aktivitas organisasi, (Hofstede 2010:21).

Organisasi adalah suatu sistem perserikatan formal dari dua orang


atau lebih yang bekerja sama untuk mencapai tujuan organisasi
(Malayu, 2007: 5). Organisasi merupakan suatu kesatuan sosial dari
sekelompok manusia, yang saling berinteraksi menurut suatu pola,
sehingga anggota organisasi memiliki fungsi dan tugasnya masing-
masing.Organisasi, sebagai suatu kesatuan, memiliki 14 tujuan tertentu
dan mempunyai batas-batas yang jelas, sehingga bisa dipisahkan secara
tegas dari lingkungannya.1

1
http://repository.uin-suska.ac.id/4031/3/BAB%20II.pdf diakses pada tanggal 14 September
2021 pada pukul 14 : 31
2. Jenis-Jenis Budaya Organisasi

Jenis-jenis budaya organisasi dapat ditentukan berdasarkan proses


informasi dan tujuannya (Tika,2010,hal 7):

a) Budaya Rasional : proses informasi individual (klarifikasi sasaran


pertimbangan, logika, perangkat pengarahan) diasumsikan sebagai sarana
bagi tujuan kinerja yang ditunjukkan (efisiensi,produktivitas, dan
keuntungan).
b) Budaya Ideologis : dalam budaya ini pemrosesan informasi intuitif (dari
pengetahuan yang dalam, pendapat, dan inovasi) diasumsikan sebagai
sarana bagi tujuan revitalisasi.
c) Budaya Konsensus : dalam budaya ini pemrosesan informasi kolektif
(diskusi, partisipasi, dan consensus) diasumsikan untuk menjadi sarana
bagi tujuan kohesi (iklim, moral, dan kerja sama kelompok.
d) Budaya Hierarkis : Dalam budaya ini pemrosesan informasi formal
(dokumentasi, komputasi, dan evaluasi) diasumsikan sebagai sarana bagi
tujuan kesinambungan (stabilitas, control, dan koordinasi).2
3. Ciri-Ciri Budaya Organisasi

Budaya organisasi yang dapat dialami ialah pola-pola perilaku yang


merupakan manifestasi atau ungkapan-ungkapan dari asumsi dasar dan nilai.
O’Reilly, Chatman, dan Caldwell menemukan ciri-ciri budaya organisasi sebagai
berikut: (dalam Munandar,2008, hal 267-268)

a. Inovasi dan pengambilan resiko


Mencari peluang baru, mengambil resiko, bereksperimen, dan tidak merasa
terhambat oleh kebijakan praktik formal.
b. Stabilitas dan Keamanan
Menghargai hal-hal yang dapat diduga sebelumnya, keamanan, dan
penggunaan dari aturan yang mengarahkan ke perilaku.
c. Penghargaan Kepada Orang
2
http://etheses.uin-malang.ac.id/1728/6/09410050_Bab_2.pdf, hal 29-30 diakses pada tanggal
11 September pukul 09 :50
Memperlihatkan sikap toleransi, keadilan, dan penghargaan kepada orang lain.
d. Orientasi hasil
Memiliki perhatian dan harapan tinggi terhadap hasil, capaian, dan tindakan.
e. Orientasi tim dan kolaborasi
Bekerja bersama secara tekoordinasi dan berkolaborasi.
f. Keagresifan dan Persaingan
Mengambil tindakan-tindakan tegas di pasar-pasar dalam menghadapi
persaingan.3
4. Karakteristik Budaya Organisasi Atau Perilaku Organisasi

Budaya pada hakikat nya merupakan pondasi bagi suatu organisasi. Jika
pondasi yang dibuat tidak cukup kokoh, maka betapa pun bagusnya suatu
bangunan, ia tidak akan cukup kokoh untuk menopangnya. Organisasi bisa
mengarahkan masyarakat untuk memperhatikan satu dua aspek terkait dengan
budaya yang akan dibangun. Karakteristik utama dalam budaya organisasi, yaitu:
a. Inisiatif individual. Tingkat tanggung jawab, kebebasan, dan independensi
yang dipunyai individu.
b. Toleransi terhadap tindakan beresiko. Sejauh mana para karyawan dianjurkan
untuk bertindak agresif, inovatif, dan mengambil resiko.
c. Arah. Sejauh mana organisasi tersebut menciptakan dengan jelas sasaran dan
sesuai harapan mengenai prestasi.
d. Integrasi. Tingkat sejauh mana unit dalam berorganisasi didorong untuk
bekerja dengan cara yang terkoordinasi.
e. Dukungan dari manajemen. Tingkat sejauh mana para manajer memberikan
komunikasi yang jelas, bantuan, serta dukungan terhadap bawahan mereka.
f. Kontrol. Jumlah peraturan. Jumlah peraturan dan pengawasan langsung yang
digunakan untuk mengawasi perilaku karyawan.
g. Identitas. Tingkat sejauh mana para karyawan mengidentifikasi dirinya secara
keseluruhan dengan organisasi nya ketimbang dengan kelompok kerja tertentu
dengan bidang keahlian professional.

3
Ibid, hal 25
h. System imbalan. Tingat sejauh mana alokasi imbalan (misalnya kenaikan gaji,
promosi, dll) didasarkan atas kriteria prestasi karyawan.
i. Toleransi terhadap konflik. Tingkat sejauh mana para karyawan didorong
untuk mengemukakan konflik dan kritis secara terbuka.
j. Pola-pola komunikasi. Tingkat sejauh mana komunikasi organisasi dibatasi
oleh hierarki kewenangan yang formal. (Robbins, 2009 : 480). 4
Nilai dapat diartikan sebagai sesuatu yang menjadi acuan ideal bagi individu-
individu dalam berperilaku atau bertindak. Nilai adalah konsepsi yang ada dalam
alam pemikiran masyarakat atau organisasi mengenai hal-hal yang dianggap
berarti dalam hidup (Kountjaraningrat,1974). Dalam konteks nilai budaya
organisasi, hal ini berarti pedoman atau kepercayaan yang dijadikan acuan dalam
menjalankan tugas organisasi.5
5. Perbandingan Budaya yang Kuat dan Budaya yang Lemah

1. Ciri-Ciri Budaya Organisasi Kuat


a. Anggota-anggota organisasi yang loyal kepada organisasi tahu dan jelas apa
tujuan organisasi serta mengerti perilaku mana yang dipandang baik dan tidak
baik.
b. Pedoman bertingkah laku bagi orang-orang di dalam perusahaan digariskan
dengan jelas, dimengerti, dipatuhi dan dilaksanakan oleh orang-orang yang
bekerja menjadi sangat kohesif.
c. Nilai-nilai yang dianut organisasi tidak hanya berhenti pada slogan, tetapi
dihayati dan dinyatakan dalam tingkah laku sehari-hari secara konsisten oleh
anggota organisasi.
d. Organisasi memberikan tempat khusus kepada pahlawan perusahaan dan
secara sistematis menciptakan bermacam-macam tingkat pahlawan. Misalnya
pramujual terbaik bulan ini, innovator tahun ini dan sebagainya.

4
http://repository.uin-suska.ac.id/2820/2/BAB%20II.pdf diakses pada tanggal 11 September
2021 pada pukul 13 : 02
5
http://file.upi.edu/Direktori/FPEB/PRODI._MANAJEMEN_FPEB/197207152003121-
CHAIRUL_FURQON/Artikel-Organizational_Culture.pdf diakses pada tanggal 10 September pukul
13 : 31
e. Dijumpai banyak ritual, mulai dari yang sangat sederhana dengan ritual yang
mewah. Pemimpin selalu mengalokasikan waktunya untuk acara khusus ini.
f. Memiliki jaringan kultural yang mena,pung cerita-cerita hebat para
pahlawannya.
Budaya organisasi yang kuat akan membantu perusahaan memberikan
kepastian bagi seluruh individu yang ada di dalam organisasi untuk berkembang
bersama perusahaan dan bersama-sama meningkatkan kegiatan usaha dalam
menghadapi persaingan, walaupun tingkat pertumbuhan dari masing-masing
individu sangat bervariasi. (Tika, 2005 : 110).
2. Ciri-Ciri Budaya Organisasi Lemah
a. Mudah terbentuk kelompok-kelompok yang bertentangan satu sama lain
b. Kesetiaan kepada kelompok melebihi kesetiaan kepada organisasi
c. Anggota organisasi tidak segan-segan mengorbankan kepentingan organisasi
untuk kepentingan kelompok atau kepentingan diri sendiri.
Budaya organisasi yang kurang didukung secara luas oleh para anggotanya
dan sangat dipaksakan, akan berpengaruh negatif pada organisasi karena akan
memberi arah yang salah kepada para pegawainya. (Tika, 2005 : 110).
6. Faktor-faktor Mempengaruhi Budaya Organisasi

Dari pembahasan sebelumnya sudah dijelaskan tentang bagaimana


karakteristik pembentukan dari budaya organisasi. Jika kita melihat
perkembangan yang ada, maka kita juga harus memperhatikan lingkungan yang
ada saat ini. Untuk itu, diperlukan nilai-nilai atau aspek yang mendukung
pemeliharaan budaya organisasi, antara lain:

1. Equity
Artinya, didalam organisasi haraus menjunjung tinggi keadilan serta
persamaan hak kepada seluruh anggota dalam organisasi tersebut.
2. Responsibility
Artinya, organisasi harus memiliki kepekaan terhadap permasalahan,
kebutuhan, harapan serta solusi dari berbagai tuntutan dan kebutuhan
anggotanya.
3. Transparancy
Artinya, dalam menyelenggarakan ataupun melaksanakan suatu pekerjaan
harus selalu terbuka dan anggota bisa mengontrol kegiatan tersebut.
4. Accoutability
Artinya, bertanggung jawab atas setiap kegiatan ataupun program dan
termasuk ketika menggunakan sumber daya dalam organisasi.
5. Empowerment
Atau biasa disebut pemberdayaan. Suatu proses dimana pemimpin
berusaha membantu bawahan untuk mendapatkan kekuatan dalam
menghadapi beberapa hal yang mempengaruhi kondisi kerjadan keadaan
yang dialami bawahan.
6. Morality
Sebuah keniscayaan, apabila seorang penyelenggara atau kepala organisasi
menjadi panutan anggotanya. Maka nilai moral yang baik harus ada dalam
diri penyelenggara.

Dari nilai-nilai tersebut akan lebih efektif apabila antara ketua dan anggota
saling mendukung satu sama lain. karena dalam organisasi bukan hanya hubungan
antara individu pemimpin dengan individu yang lain, tetapi organisasi juga
memiliki sebuah tujuan yang nantinya akan dicapai semua yang terlibat
didalamnya.

Budaya organisasi ini merupakan faktor penting dalam menentukan


keberhasilan atau kegagalan sebuah organisasi. Budaya organisasi juga memiliki
peran penting dalam efektivitas kinerja organisasi. Banyak faktor yang
mempengaruhi terjadinya perubahan terhadap budaya organisasi, antara lain :

1. Berkembangnya sains dan teknologi yang berpengaruh dalam kegiatan


produksi, manajemen ataupun pelayanan terhadap konsumen.
2. Adanya penemuan produk baru sehingga produk lama dituntut untuk
berevolusi kembali.
3. Perubahan demografi yang mempengaruhi jenis produk dan teknik
layanan konsumen.
4. Adanya peraturan bisnis dan industri baru. Misalnya dengan
diberlakukan International Standard Organization.

Walaupun muncul beberapa faktor pengaruh perubahan budaya organisasi,


terkadang secara sadar ataupun tidak sadar, terdapat sebuah keadaan yang muncul
untuk mempertahankan budaya yang ada dan menolak terjadinya perubahan.
Penyebabnya beragam, entah dari kebiasaan kerja atau kurangnya kepercayaan
dari anggota terhadap manajemen organisasi yang ia jalani. Terkadang juga,
toleransi rendah terhadap perubahan membuat orang menolak terjadinya
perubahan budaya dalam organisasinya.

Dalam memelihara budaya organisasi faktor utamanya adalah menghadapi


resistansi terhadap perubahan terlebih dahulu. berikut cara untuk menghadapi
resistansi:

1. Pengembangan sumber daya manusia dan komunikasi.


Resistensi sering terjadikarena kurangnya pemahaman serta kurangnya
informasi mengenai perubahan yang akan dilakukan atau yang sedang
terjadi. Pelatihan, pendidikan, pengembangan, dan komunikasi
merupakan cara yang bisa dilakukan untuk memberikan pemahaman
bahwa perubahan sedang terjadi. Perubahan apa yang terjadi, kapan
perubahan akan terjadi, serta bagaimana sebab akibat dari perubahan
terhadap organisasi dan anggota organisasi harus diberitahukan secara
formal kepada seluruh anggota organisasi. Itulah mengapa organisasi
transparan dalam membuat atau merencanakan sebuah kegiatan.
2. Partisipasi dan keterlibatan.
Keikutsertaan dan keterlibatan seluruh anggota dalam perancanaan,
pelaksanaan, serta pengevaluasian hasil sangatlah penting dalam
memelihara budaya yang ada dan berusaha untuk mengembangkan
budaya baru dalam organisasi.
3. Fasilitas dan dukungan.
Fasilitas dan dukungan penting diberikan kepada anggota yang takut
atau khawatir dalam menghadapi perubahan yang akan terjadi maupun
yang sedang terjadi. Misalnya dengan memberi pengertian dan
pembahasan mengenai hambatan atau bertanya kepada anggota tentang
fasilitas yang ia butuhnya jika perubahan ini akan terjadi.
4. Negosiasi dan kesepakatan.
Negosiasi untuk mencapai sebuah kesepakatan sangatlah baik dalam
menghadapi berbagai masalah yang akan terjadi. Misalnya jika
disebuah perusahaan ada karyawan yang mogok karena ingin gajinya
dinaikkan. Seorang kepala perusahaan atau manajer harus melakukan
negosiasi dengan karyawan tersebut. Menanyakan apa yang dia
inginkan dan menjelaskan apa yang perusahaan inginkan. Setelah itu
diberikan waktu untuk berfikir kembali dan ketika sudah waktunya,
harus diambil kesepakatan. Misalnya gaji karyawan akan dinaikkan
tetapi dengan kesepakatan karyawan harus bekerja lebih efisien dan
meningkatkan kembali kinerjanya.
5. Manipulasi dan kooptasi.
Menanipulasi informasi mengenai perubahan agar terlihat lebih
menarik dimata anggota. Akibat buruk dari perubahan bisa
disembunyikan ataupun dijelaskan dengan cara yang menarik agar
anggota yang mempunyai kecenderungan untuk menolak perubahan
bisa melakukan perubahan sendiri dari diri mereka.

Jadi, setelah penjelasan diatas, bisa kita ketahui bagaimana cara


memelihara budaya organisasi yang sudah sesuai dan mengikuti adanya
perubahan zaman. Yang pertama adalah komunikasi. Komunikasi yang
terjalin antara pemimpin dan anggota sangatlah penting dalam menentukan
kembali perubahan yang sekiranya akan dilakukan terhadap organisasi.
Selain itu, komunikasi juga salah satu pilar penting dalam membangun
organisasi yang efektif. Dari komunikasi pula, timbul adanya ide baru
untuk perubahan ataupun evaluasi bisa dilakukan agar seiring
bertambahnya tahun organisasi semakin berkembang. Mengetahui
hambatan atau kesulitan dan masalah apa yang terjadi di dalam organisasi
sehingga semua pihak ikut serta dalam menangani masalah tersebut.
Kedua, libatkan seluruh anggota, semua pihak dalam organisasi ikut
serta membangun keadaan atau suasana yang menjadi tujuan organisasi
tersebut. Karena dalam organisasi, semua yang dilakukan harus ada kerja
sama antara satu sama lain. Jika perkembangan budaya bisa terjadi tanpa
penolakan anggota, maka libatkan semua pihak dalam merencakan perubahan
tersebut.

Ketiga, sistem dalam organisasi harus transparan. Sehingga semua


pihak bisa melihat dan mengontrol langsung kegiatan yang akan dilakukan
ataupun yang sedang dijalani. Kalau sistem dalam organisasi tertutup, maka
organisasi tidak akan berkembang. Semua pihak memiliki hak untuk
berpendapat dan menyampaikan inovasi mereka untuk perkembangan
organisasi. Dari transparansi pula kita bisa mengetahui potensi apa saja yang
sebenarnya dimiliki organisasi tersebut. Mungkin dari potensi itulah
organisasi akan menemukan ke-efektivitasannya.

7. Iklim Organisasi

Iklim organisasi merupakan penggambaran dari lingkungan serta situasi


dalam sebuah organisasi. Iklim organisasi juga berkaitan dengan rangkaian
sifat ataupun persepsi individu dalam suatu organisasi atau unit tertentu.
Beberapa ahli juga sependapat bahwa iklim organisasi adalah konsep yang
sangat penting dan memiliki implikasi signifikan untuk memahami perilaku
manusia dalam sebuah organisasi.
Para ahli lain juga mendefinisikan bahwa iklim organisasi sebagai
seperangkat karakteristik yang menggambarkan suatu organisasi, yang
membedakannya dari organisasi lain, relatif tahan lama dan dapat
mempengaruhi perilaku orang di dalamnya.
Iklim organisasi dan budaya organisasi sebenarnya adalah dua konsep
yang berbeda. Keduanya terbangun dalam keadaan sosial yang sama, tetapi
iklim lebih bisa di amati sedangkan budaya mengacu pada komponen
organisasi yang tidak dapat terucap dan lebih tersembunyi. Iklim organisasi
diamati melalui persepsi, sikap, dan perasaan anggota organisasi, sedangkan
budaya organisasi dianggap sebagai asumsi bersama, yang mendasari dan
keyakinan mendasar serta nilai-nilai anggota organisasi.
Pentingnya iklim organisasi ini salah satunya karena banyaknya perubahan
dan kemajuan serta kecanggihan teknologi yang ada dari masa ke masa. Saat
banyaknya perubahan terjadi, hal itu berpengaruh pada tingkat motivasi
karyawan yang kemudian akan mempengaruhi profitabilitas organisasi. Salah
satu hal yang dihadapi seorang manajer pada kondisi saat itu adalah
bagaimana cara mengelola tim kerja di lingkungan yang berubah-ubah serta
bagaimana cara menciptakan lingkungan kerja baru yang dimana para
karyawan akan mengembangkan bakat atau keahlian yang mereka miliki. Oleh
karena itu, kemampuan organisasi untuk mengembangkan dan memelihara
kondisi yang kondusif bagi penciptaan iklim berkinerja tinggi adalah sangat
penting. Iklim membantu manajer untuk memahami hubungan antara proses
dan praktik organisasi dengan kebutuhan karyawan.
DAFTAR PUSTAKA

Nurdin, Ismail. Budaya Organisasi Konsep, Teori dan Implementasi. Cet. 1.


(Malang : UB Press, 2012).

Wulandari, Tine. A. Komunikasi Organisasi, program Studi Ilmu Komunikasi.


https://repository.unikom.ac.id (diakses pada tanggal 13 September
2021).

http://repository.uin-suska.ac.id/2820/2/BAB%20II.pdf. (diakses pada tanggal 11


September 2021 pukul 11.20 WIB)
http://file.upi.edu/Direktori/FPEB/PRODI._MANAJEMEN_FPEB/197207152003
121-CHAIRUL_FURQON/Artikel-Organizational_Culture.pdf
(diakses pada tanggal 10 September pukul 13.13 WIB)
http://etheses.uin-malang.ac.id/1728/6/09410050_Bab_2.pdf, hal 29-30 (diakses
pada tanggal 11 September pukul 09.50 WIB)

Anda mungkin juga menyukai