Anda di halaman 1dari 14

KARAKTERISTIK MANAJER (SELEKTIF ATAS

INFORMASI, MEMBERI PERINGATAN, DAN MEMBERI


PENGARAHAN)
Makalah ini Dibuat untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Tafsir Manajemen

OLEH :
M. ARINAL HAQ ( 04020420029)
MASPUROH (04020420030)

DOSEN PENGAMPU:
ANWARI NURIL HUDA, S.Sos.I., M.A.

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH


JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SUNAN AMPEL SURABAYA
SURABAYA
2021

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa dipanjatkan kehadirat Allah SWT. Karena berkat rahmat dan
hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Karakter
Manajer (Selektif Atas Informasi, Memberi Peringatan, dan Memberi Pengarahan) tepat pada
waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
tafsir manajemen. Selain itu makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.
Kami juga mengucapkan terimakasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada bapak
Anwari Nuril Huda, S.Sos,.I., M.A. yang telah mengajar dan memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah ilmu sesuai bidang studi yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya, dan membantu dalam penulisan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun sangat kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Jawa Timur, 16 September 2021.

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………..…………………ii

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………….iii

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………….….1

A. Latar Belakang…………………………………………………………….…….1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………….…1
C. Tujuan………………………………………………………………………….....1

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………....2

A. Karakteristik Manajer…………………………………………………………...2
B. Selektif Atas Informasi (Al Hujurat:6)………………………………….……....4
C. Surah Al-Dzariyat Ayat 55 dalam Memberi Peringatan………………………6
D. Surah As-Sajadah Ayat 24 dalam Memberi Pengarahan……………………...7
BAB III PENUTUP……………………………………………………………………...10
A. Kesimpulan………………………………………………………………………10
B. Saran……………………………………………………………………………...10
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………11

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sejalan dengan berjalannya ilmu pengetahuan yang diiringi pesatnya teknologi, sejarah
peradaban manusia telah menunjukan bukti bahwa salah satu faktor yang menentukan
keberhasilan dan keberlangsungan suatu organisasi adalah faktor kepemimpinan. Kuat
atau tidaknya, berhasil atau tidaknya, maju atau mundurnya suatu sangat dipengaruhi
kepemimpinan. Dalam kepemimpinan itu sendiri dipegang oleh seorang manajer, maka
dalam hal ini manajer menjadi dambaan atau harapan bagi setiap organisasi. Aspek
pertama yang menjadi dambaan adalah karakter dari manajer sebagai pemimpin.
Karena karakter akan membawa berkah bagi seluruh anggota organisasi yang ada
didalamnya. Seorang pemimpin harus mempuyai jiwa kepemimpinan (leadership)
yang matang, sudah pasti mempunyai rasa tanggung jawab yang tinggi pada setiap
amanah dan aktivitas yang sudah menjadi tanggung jawabnya.
Akan terasa sukar ataupun terasa sukit, apabila suatu organisasi mengalami
kelumpuhan untuk bisa bangkit lagi. Maka dalam hal ini, sangat dibutuhkan manajemen
karakter manajer yang baik, bahkan sesuai aturan dalam Al-qur’an agar lebih berkah.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud karakteristik manajer ?
2. Apa yang dimaksud selektif atas informasi menurut Al Hujurat:6?
3. Bagaimana karakteristik memberi peringatan menurut surat Al Dzariyat:55 ?
4. Bagaimana karakteristik memberi pengarahan menurut surat As-Sajadah:24 ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu karakteristik manajer
2. Untuk mengetahui selektif atas informasi menurut Al Hujurat:6
3. Untuk mengetahui karakteristik memberi peringatan menurut surat al Dzariyat:55
4. Untuk mengetahui karakteristik memberi pengarahan menurut surat As-
Sajadah:24

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Karakteristik Manajer
Manajer mencapai hasil dengan sumber daya yang dijadikan nilai tambah untuk pemangku
kepentingan melalui peroses sinergis, konsep sumber daya telah didefinisikan dari daftar
ekonomi umum “buruh, ibu kota, tanah, dan pengusaha dari kepada masyarakat, ibu kota,
peralatan teknologi dan informasi. Mescon, Albert, dan Khedouri, 1985:10 mengatakan
empat fungsi manajer yaitu mencakup perencanaan, mengorganisasi, memimpin, dan
mengendalikan berbagai sumber daya terbatas, modal, manusia, keuangan, dan lainnya
untuk memaksimalkan efektivitas produksi barang dan jasa. Lebih khusus, manajemen atau
manajer adalah proses perkaitan dan menggunakan set sumber daya dalam tujuan mengatur
cara untuk menyelesaikan tugas-tugas dalam pengaturan organisasi. Dengan demikian
manajer bertanggung jawab atas perencanaan, penggabungan, dan mengkoordinasikan
berbagai sumber daya untuk mencapai tujuan organisasi.1 Oleh karena itu kepemimpinan
dipandang sebagai suatu instrumen dalam memengaruhi dan mengendalikan suatu
organisasi atau karyawan. Selain itu kepemimpinan sangat diperlukan sebagai penggerak
organisasi. Suatu organisasi atau sebuah kelembagaan akan berjalan dengan baik apabila
seorang manajer mempunyai karakter ideal kepemimpinan, salah satunya memiliki rasa
tanggung jawab yang tinggi. Namun, tidak kalah penting seorang pemimpin juga harus
cerdas, agar pandai dalam memilih maupun memecahkan sebuah masalah yang kapan saja
bisa dihadapi dalam organisasi yang dipimpinnya. 2
Dalam hal kepemimpinan karakter sangat diutamakan, karena karakter akan
memungkinkan tampilnya kepemimpinan. Seperti dalam literatur kemiliteran, dikenal
dengan penelanan pentingnya karakter: “Character is a potent combination of strategy and
character. But if you must be without one, be without strategy”. Jadi sudah dapat dipastikan
bahwa kaakter dan kredibilitas seorang manajer atau pemimpin merupakan dua hal yang
saling berkaitan.
Anthony Harrigan, seorang pengusaha terkemuka di Amerika Serikat (AS),
mengemukakan bahwa: “Peranan karakter merupakan faktor kunci dalam jatuh bangunnya
bangsa-bangsa, satu bangsa dapat bertahan (survive) bukan karena lebih pandai atau lebih
canggih dari bangsa lain, tetapi karena kekuatan dari dalam dirinya.” Jelaslah bahwa,
karakter kepemimpinan adalah salah satu kunci dari keberhasilan suatu organisasi.
Istilah karakter ini sebagaimana diungkapkan beberapa para ahli, pendapat Albert
Einstein “Most people say that is it the intellect which makes a great scients. They are
wrong : Is it character”. Selanjutnya Martin Luther King Jr, mengemukakan
juga:”Intelligence plus character that is the goal of true education”. Selanjutnya Imam
Ghazali juga mengemukakan bahwa: “Akhlak karakter merupakan sifat yang tertanam

1
Osman Chuah Abdullah, dkk, “Conceptual Framework Of Good Mangement From The Islamic Persepective”,
International Journal Of Business and Mangement Studies, Vol, 4, No, 1, 2012. Hlm, 185-186.
2 Sahadi, dkk, “Karakter Kepemimpinan Ideal dalam Organisasi” Jurnal Moderat, Vol, 06, No, 03, Agustus,

2020, hlm,518

2
menghujam di dalam jiwa dan dengan sifat itu seseorang secara sepontan dapat dengan
mudah memancarkan sikap, tindakan dan perbuatan”.
Dari beberapa ahli diatas, dapat diuraiakan mengenai definisi karakter:
1. Menurut Bustaman, mengemukakan bahwa,” Karakter merupakan aktualisasi potensi
dari dalam dan internalisasi nilai-nilai moral dari luar yang menjadi bagian
keperibadiannya”.
2. Soemarno Soedarsono mengatakan bahwa, “karakter merupakan nilai-nilai moral yang
terpatri didalam diri kita, melalui pengalaman, percobaan, pengorbanan, dan pengaruh
lingkungan, menjadi nilai intrinsik yang mewujud dalam sistem daya dorong juang,
yang melandasi pemikiran, sikap dan perilaku”. 3
Banyak upaya riset yang dilakukan untuk mengindentifikasi karakter-karakter yang
konsisten dengan kepemimpinan. Upaya riset yang dilakukan untuk memisahkan karakter
kepemimpinan yang banyak menemui jalan buntu. Robins (2003) ada 20 telaah yang
berbeda yang mengidentifikasi hampir 80 karakter kepemimpinan, tetapi hanya 5 karakter
yang dijumpai dalam 4 penyelidikan. Dinyatakan juga bahwa pencarian dilakukan untuk
mengidentifkasi seperangkat karakter yang dapat membedakan manajer dan pengikut, dan
antara pemimpin yang efektif dan tidak efektif, atau banyak yang gagal. Karena sikap
tersebutlah menimbulkan sikap sedikit optimis untuk yakin menemukan karakter-karakter
yang konsisten dan unit yang berlaku secara universal kepada semua pemimpin yang
efektif. Menurut Krause (2000), pemimpin ata manajer yang efektif adalah orang yang
mempersatukan semua orang dalam menghadapi tantangan, menggabungkan kedalam
kesatuan-kesatuan yang erat, mengembangkan strategi untuk mengatasi tantangan, dan
berhasil melaksanakan strategi tersebut. 4
Faktor keberhasilan dari seorang manajer yang dibentuk oleh karakternya di tempat kerja,
itu disebutkan oleh Bandura, Carver, dan Masten. Lalu Andura (1997) meninjukan bahwa
karakteristik manajer dibentuk oleh pengalaman keperibadian terutama Self-Efficacy.
Sedangkan Sheier dan Carver (2003) mengakui bahwa optimis adalah karakteristik penting
yang menentukan keberhasilan kerja. Selanjutnya Masten (2001) mengakui bahwa
resiliensi dan harapan adalah tahapan tertinggi dari karakteristik yang membentuk
keberhasilan kerja dan harapan dikaitkan dengan tingkat keyakinan terhadap kondisi diri
dan kondisi lingkungan yang turut mendukung dalam keberlangsungan bisnis. Manajer
yang telah memiliki karakteristik tersebut akan lebih ulet dan tahan terhadap penyimpangan
bisnis dan ketidakfokusan pasar. 5 Karena sesuai hasil pengujian analisis Struktural
Equation Modelling (SEM) melalui program Amos relase 7 dapat ditemukan bahwa faktor
karakteristik manajer-pemilik usaha, karakteristik organisasi dan lingkungan eksternal
berpengaruh terhadap kapasitas inovasi pada usaha kecil. Hasil penelitian dominan
terhadap kapasitas inovasi yang diikuti karakteristik organisasi, dan lingkungan eksternal.

3
Ibid, hlm, 515.
4
Fridayana Yudiaatmaja, “Kepemimpinan: Konsep, Teori dan Karakternya” Media Komunikasi FIS Vol. 12,
No 2, Agustus, 2013, hlm, 32-33.
5
Dewi Faeni, “Karakteristik Manajer, Pembaruan SDM, Strategi Pemasaran, Motivasi Bermitra, Orientasi
Kerja, Standarisasi Kerja, Terhadap Ketahanan Bisnis UKM dalam Persaingan usaha: Study UKM di Jakarta
Indonesia, hlm, 4.

3
Namun, setelahnya ditemukan hasil penelitian bahwa manajer pemilik lebih berperan
penting dalam hal itu.6

Manajer dalam konteks Islam, manajer adalah orang dalam organisasi dengan tanggung
jawab yang lebih tinggi dan otoritas masing-masing. Manajer mendapatkan pekerjaan yang
dilakukan melalui orang, memimpin dan mengendalikan mereka. Konsep Islam tentang
karakter atau etika berputar diseputar ayat al-qur’an dan memiliki tiga sudut dasar. Atau
bisa disebutkan sebagai sistem etika yang diberikan Islam ada tiga dimensi: anda adalah
manusia terbaik, berevolusi untuk umat manusia, menikmati apa yang benar, melarang apa
yang salah, dan percaya kepada Allah maha esa. Dalam hal ini kehendak tuhan hanya
menyiratkan: 1) iman, 2) melakukan yang benar, menjadi teladan bagi orang lain untuk
melakukan yang benar, 3) menhindari yang salah, menjadi contoh bagi orang lain ntuk
menghindari yang salah dan memiliki kekuatan untuk melihatnya, kesalahan dan ketidak
adilan dikalahkan. Oleh karena itu hidup, bukan untuk dirinya sendiri tetapi untuk umat
manusia. (Ali:1934).7 Untuk menjadi manajer yang baik, salah satunya bisa menjadi
manajer yang:
B. Selektif Atas Informasi (Al Hujurat [49]:6)
Informasi secara istilah lazim sering terdengar dalam kehidupan sehari-hari. Selain
menerima informasi, kita dapat menyebarkan informasi dengan mudah keseluruh
dunia. Begitupun seorang manajer bisa dengan mudah mendapatkan informasi dari
siapapun dalam perusahaannya, atau dari rekan bisnisnya. Manajer pun bisa
menyebarkan informasi selayaknya dia menerima informasi tadi. Informasi merupakan
data yang berasal dari fakta yang tercatat dan selanjutnya dilakukan
pengelolahan(proses) menjadi bentuk yang berguna atau bermanfaat bagi pemakainya.
Konkretnya, informasi secara sederhana adalah hasil dari kegiatan pengelolahan data
yang memberikan bentuk lebih berarti dari suatu kejadian. Menurut Davis sebagaimana
yang dikutip oleh Abdul Kadir, informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah
bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat bagi pengambilan keputusan saat
ini atau saat mendatang.
Dengan demikian informasi dapat diartikan sebagai hasil kesaksian atau
rekaman peristiwa atau data yang berasal dari fakta yang tercatat selanjutnya dilakukan
pengelolahan (proses) menjadi bentuk yang berguna bagi pemakainya yang pada
akhirnya dapat mempengaruhi kehidupan pemakai informasi. Dari sini juga dapat
dipahami, bahwa informasi dapat memberikan manfaat dalam menambah pengetahuan,
dapat memberikan standar dalam menetapkan keputusan dimasa yang akan datang.
Oleh karena itu seorang manajer haruslah pandai dalam memilah informasi.

Begutupun dalam hal ini Islam mengatur kehidupan manusia, termasuk sistem
komunikasi sosial yang berlangsung pada manusia. Dalam hal ini Islam menyerukan

6
Edy Dwi Kurniati, “Pengaruh Karakteristik Manajer Pemilik Usaha, Karakteristik Organisasi dan
Lingkungan Eksternal Terhadap Kapasitas Inovasi dan Kinerja Usaha” Jurnal Organisasi dan Manajemen,
Vol, 10, No, 2, September, 2014, hlm,131.
7
Rana Zamin Abbas,dkk, “Managerial Ethics In Islamic Framework” International Journal Of Business and
Social Sciene, Vol,3, No,7, April,2012,hlm,104-105.

4
agar manusia melakukan pengecekan atau pengkelarifikasian terhadap setiap berita,
agar terhindar dari kesalahpahaman informasi. Sebab banyak fitnah yang muncul
diakibatkan kesimpangsiuran informasi yang didapatkan. Oleh karena itu seorang
manajer harus selektif dalam memfilterisasi informasi yang ia dapatkan. Hal ini juga
ditegaskan dalam surah Al Hujurat [49]:6 yang berbunyi;

ْ ُ ‫ٰيٰٓاَيُّهَا الَّ ِذيْنَ ٰا َمنُ ْٰٓوا اِنْ ج َۤا َءكُ ْم فَاس ٌِۢق بِنَبَ ٍا فَتَبَيَّنُ ْٰٓوا اَنْ ت ُِص ْيبُ ْوا قَ ْو ًم ٌۢا بِ َجهَالَ ٍة فَت‬
َ‫صبِح ُْوا ع َٰلى َما فَعَ ْلت ُ ْم ٰندِمِ يْن‬

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa
suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah
kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal
atas perbuatanmu itu.” (Q.S Al-Hujurat [49]:6)

Pada ayat 6 surah Al Hujurat dijumpai kalimat Fatabayyanu, yang diartikan dengan
periksalah dengan teliti. Maksudnya bahwa berita perlu diteliti dengan cermat, sehingga
menghasilkan informasi yang benar dan akurat. Ibnu Qoyyim Al-Jauziyah dalam hal
ini menegaskan, bahwa Allah SWT tidak memerintahkan manusia menolak berita dari
orang fasiq dan tidak pula menerimanya begitu saja. Kehati-hatian menjadi hal yang
mutlak dalam menerima suatu informasi. Setelah ditelaah secara keritis jika ada tanda
bukti bahwa berita yang disampaikan benar, maka boleh mempercayai informasi
tersebut, sekalipun yang menyampaikan berita itu adalah orang fasiq.

Tafsir Ayat:
Surat Al Hujurat ayat 6 turun untuk memberikan penjelasan bagi umat manusia
semuanya untuk selalu korektif, selektif, dan kritis (tabayun) terhadap segala berita
yang disampaikan oleh orang muslim maupun non muslim. Kemudian ayat ini
menyuruh hati-hati dalam menindak sesuatu yang akibatnya tidak dapat diperbaiki,
misalnya perkataan yang sesungguhnya dapat menimbulkan perpecahan, kerugian,
karena berita yang disampaikan belum pasti kebenarannya. Surat al Hujurat ayat 6
dimulai dengan kalimat ya ayyuhallazina amanu, yaitu suatu kata panggilan (nida)
yang diserukan kepada orang-orang yang beriman. Kalimat seruan ini biasanya
digunakan dalam rangka memulai percakapan, agar orang yang diseru memperhatikan
dengan serius pesan yang akan disampaikan , karena sesudah panggilan biasanya ada
hal-hal penting yang harus diperhatikan. Oleh karena itu orang beriman hendaklah
memperhatikan informasi yang dibawa oleh orang fasiq dan tidak mempercayainya
secara langsung.
Dalam konteks surah al Hujurat ayat 6 ini, Allah menggunakan jumlah
Syartiyyah (kalimat bersyarat), in ja’akum fasiqun (jika ada orang fasiq membawa
berita kepadamu), dengan fa’il (subyek) yang berbentuk sifat fasiqun (orang fasiq) ini
merupakan isyarat yang lembut, bahwa seorang mukmin haruslah benar-benar sadar
terhadap informasi yang mereka dapatkan. Jangan mudah menerima informasi sebelum
mengetahui kebenaran sumbernya. Kata fasiq berarti al-khuruj min al-ta’ah (keluar dari
ketaatan) menurut As-Syawkani, fasiq dalam konteks ini adalah dusta atau bohong.
Dalam kitab Safwat al-tafsir juga menjelaskan bahwa yang dimaksud fasiq adalah orang
yang tidak dapat dipercayai, tidak dapat diyakini kejujuran dan keadilannya.

5
Kata fasiq diatas disebutkan dengan bentuk nakirah (tanpa alif lam) untuk menunjukan
umum. Jadi dapat diartikan menurut kalimat tersebut ialah siapa saja orang munafiq
yang datang kepadamu baik dari kalangan yang non muslim atau muslim, sahabat atau
tidak sahabat. Disitu digunakan kata “in” (jika) yang menunjukkan keragu-raguan
(tasykik), bukan kata iza (apabila) yang menunjukkan kepastian (tahqiq), meskipun
kata iza juga memberi isyarat. Sebab prinsip seorang mukmin haruslah jujur apalagi
mereka adalah seorang sahabat, tentunya mempunyai keimanan yang lebih tinggi
daripada generasi penerusnya. Secara historis juga terlihat dengan jelas, bahwa yang
melakukan perbuatan fasiq dalam ayat tersebut adalah orang muslim dan malahan
seorang sahabat nabi. Hal ini sebenarnya sangat jarang terjadi. Namun, tetap walaupun
jarang terjadi kita sebagai manusia harus tetap selektif dalam memilah informasi.
Berdasarkan uraian tentang surah al Hujurat ayat 6 diatas, maka dapat diambil
penerapannya untuk karakter manajer sebagai berikut:
a. Pentingnya kehati-hatian untuk seorang manajer dalam menerima informasi, sebab
informasi sangat menentukan mekanisme pengambilan keputusan, dan bahkan
entitas keputusan itu sendiri. Keputusan yang salah dapat menyebabkan semua
pihak merasa menyesal. Apa bila salah menerima informasi maka manajer sebagai
pihak pembuat keputusan dapat merasakan penyesalan akibat kesalahan dari
keputusan yang diambilnya. Manajer juga dapat menyebabkan dirinya menzalimi
orang lain jika informasi yang didapatkan tidak dapat diakui kebenarannya. Maka
jika ada informasi yang berasal dari seseorang yang integritasnya diragukan, maka
informasi yang didapatkan darinya harus diperiksa terlebih dahulu.
b. Sebelum mengambil kesimpulan tentang sesuatu informasi yang didapatnya,
manajer bisa meminta orang yang ahli untuk membantunya dalam memeriksa dan
melakukan penelitian terhadap informasi yang didapatkannya. Melakukan check
and richek atau konfirmasikan informasi pada sumber-sumber lain yang dapat
dipercayai, sehingga semakin yakin terhadap kebenaran informasi yang
berkembang untuk dijadikan sebagai fakta. 8

C. Surah Al-Dzariyat Ayat 55 dalam Memberi Peringatan


Q.S Ad-Dzariyat ayat 55

ِ َّ‫َوذَك ِْر فَ ِإن‬


َ‫ٱلذك َْر ٰى تَنفَ ُع ٱ ْل ُمؤْ مِ ِنين‬

"Dan tetaplah memberi peringatan, karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat


bagi orang-orang yang beriman".9

8
Mawardi Siregar, “Tafsir Tematik Tentang Seleksi Informasi,” Jurnal At Tibyan, Vol,2, No.1, Juni 2017.
9
Departemen Agama RI, Al-Qur’an Tajwid dan Terrjemahannya (Bandung: PT Syaamil Cipta Media, 2006),
65.

6
Ayat ke 55 dari surah ad-dzariyat di atas memiliki beberapa tafsir yang dikemukakan
oleh beberapa ulama’ dan para ahli. Adapun tafsir tersebut akan dipaparkan, sebagai
berikut:

1. Tafsir Kementrian Agama RI


Pada ayat tersebut Allah memberi perintah kepada Rasulullah untuk tetap memberikan
nasihat dan juga peringatan. Karena keduanya, yakni peringatan dan nasihat akan
memberikan manfaat kepada orang yang hatinya siap menerima petunjuk. Ayat ini
turun ketika pada ayat sebelumnya Allah memerintahkan kepada Rasulullah SAW
untuk memalingkan diri Rasulullah, sehingga setiap orang mengira akan segera datang
sebuah malapetaka yang akan segera menimpa mereka.10
2. Muhammad Quraish Shihab
Dan tetaplah untuk selalu memberikan peringatan, karena peringatan tersebut dapat
memberi serta menambah keyakinan dan penglihatan orang-orang yang percaya.11
3. Syaikh Muhammad bin Shalil Asy-Syawi
Allah Swt. memberi perintah untuk memberikan nasihat menggunakan Al-Quran bagi
siapa yang mengikuti dan beriman kepadanya, karena dengan hati mereka akan luluh
dengan Al-Quran. Dengan memberikan peringatan dan nasihat yang bermanfaat bagi
setiap ahli iman dan yang menginginkan kebaikan, maka Allah akan memberikan
petunjuk kepadanya dan memperbaiki hatinya agar mengikuti Al-Quran.12
4. Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Kathir Al-Basri Ad-Dimasyqi
Beliau menafsirkan mengenai ayat 55 surah ad-dzariyat, yakni bahwa sesungguhnya
yang bisa mendapatkan manfaat dari peringatan tersebut ialah orang-orang yang
memiliki iman di hatinya.13
D. Surah As-Sajadah Ayat 24 dalam Memberi Pengarahan
QS. As Sajdah (32) : 24

َ ‫َو َجعَ ْلنَا مِ ْن ُه ْم أَئِ َّمةً يَ ْهدُونَ ِبأ َ ْم ِرنَا لَ َّما‬


َ‫صب َُروا ۖ َوكَانُوا ِبآيَاتِنَا يُوقِنُون‬

10
Tafsir Qur’an Kementrian Agama Republik Indonesia.
11
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah.
12
Muhammad bin Shalil Asy-Syawi, Tafsir An-Nafahat Al-Makkiyah.
13
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Kathir Al-Basri Ad-Dimasyqi, Tafsir Ibn Kathir.

7
"Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk
dengan perintah Kami ketika mereka sabar. Dan adalah mereka meyakini ayat-ayat
Kami."

Penafsiran mengenai surah As-Sajdah dalam memberi pengarahan memiliki pendapat


dari beberapa ahli dan tokoh agama, adapun diantaranya ialah sebagai berikut:

1. Syaikh Wahbah az-Zuhaili


Dan Kami jadikan Bani Israil contoh di dalam urusan agama, mereka ialah para
Nabi yang memberikan suatu petunjuk kepada manusia, mengajak dan mengajarkan
mereka tentang Tauhid, mereka juga mengajak untuk menyembah Allah dan juga
menjalankan syari’at serta hukum-hukum Allah. Dalam menjalankan perintah-
perintah Kami, supaya mereka hendaknya bersabar atas beban dari kewajiban serta
siksa di dunia, dan mereka membenarkan ayat-ayat yang telah diturunkan dengan
penuh keyakinan.14
2. Kementrian Agama RI
Ayat As-Sajdah ayat 24 ini menjelaskan bahwa Allah telah menjadikan di antara
Bani Israil yang mengikuti petunjuk-Nya sebagai pemimpin atau pemuka
masyarakat. Beberapa dari mereka ada yang menjadi rasul dan nabi untuk
menyampaikan sebuah petunjuk kebenaran kepada setiap kaumnya, dan di antara
mereka juga ada yang dijadikan pemimpin untuk kaumnya agar menuju ke jalan
yang benar. Hal itu sebagai hadiah karena mereka adalah orang yang bersabar dan
beriman kepada hukum-hukum Allah.15
3. Muhammad Quraish Shihab
Dan Kami mengangkat para pemuka-pemuka agama, yakni dari kalangan Bani
Israil yang memiliki tugas untuk menyampaikan petunjuk-petunjuk Kami terhadap
umat manusia. Para pemuka agama melaksanakan tugas tersebut sebagai suatu
perwujudan dari perintah Kami kepada mereka untuk senantiasa bersabar dalam
mengamalkan ajaran-ajaran Kami.16
4. Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir Al-Bashri Ad-Dimasyqi
Yakni setelah mereka tabah di dalam menjalankan setiap perintah Allah,
membenarkan ajaran yang dibawa rasul-rasul-Nya, meninggalkan segala larangan-

14
Wahbah az-Zuhaili, Tafsir Al-Wajiz.
15
Tafsir Qur’an Kementrian Agama Republik Indonesia.
16
Muhammad Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah.

8
larangan-Nya, serta mengikuti setiap petunjuk yang dibawakan oleh rasul terhadap
mereka, maka di antara mereka terdapat pemimpin yang memberikan petunjuk
terhadap kebenaran dengan mengikuti perintah Allah, memerintahkan kepada
mereka untuk berbuat kebajikan, dan mencegah diri dari kemungkaran. 17

17
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir Al-Bashri Ad-Dimasyqi, Tafsir Ibnu Katsir.

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Sebagai pimpinan atau manajer disebuah perusahaan, tentunya karakter akan menjadi
perhatian yang pertama. Oleh karena itu, manajer harus mempunyai karakter-karakter
yang menunjang kepemimpinannya tersebut. Setelah perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi, banyak sekali dilakukan kajian atau analisis tentang karakteristik
manager. Karena karakteristik dari seorang manajer memang sangat berpengaruh untuk
keberlangsungan perusahaan, atau organisasi yang dipimpinnya. Namun, sebenarnya
jauh dari peradaban ilmu pengetahuan seperti zaman sekarang, rupanya agama Islam
sudah mengatur itu semua jauh sebelumnya. Sebagian kecil diantara Al-Qur’an seperti
surah Al Hujurat:6 yang menyerukan kepada umat manusia untuk selalu selektif dalam
memilah informasi, surat Ad-Zariyat:55 menyerukan untuk memberi peringatan, dan
surat As-Sajadah:24 yang menyerukan untuk memberi pengarahan. Melihat dari
konteks keislaman tersebut, tentunya seorang manajer harus bisa menerapkan
karakteristik seperti yang diterangkan dalam al-qur’an barusan.

B. Saran
Sebagai manusia yang berpendidikan dan beragama. Sudah sepatutnya kita
mempelajari aspek-aspek karakter yang sudah disebutkan dalam Al-Qura’an. Apalagi
semua manusia akan menjadi pemimpin baik untuk organisasinya, maupun untuk
dirinya pribadi.

10
DAFTAR PUSTAKA

Chuah Osman, Abdullah, dkk. 2012.“Conceptual Framework Of Good Mangement From The
Islamic Persepective”, International Journal Of Business and Mangement Studies, Vol, 4,
No, 1.
Sahadi, dkk,2020: “Karakter Kepemimpinan Ideal dalam Organisasi” Jurnal Moderat, Vol,
06, No, 03.
Yudiatmaja,Fridayana.2013:“Kepemimpinan: Konsep, Teori dan Karakternya” Media
Komunikasi FIS Vol. 12, No 2.
Faeni,Dewi. “Karakteristik Manajer, Pembaruan SDM, Strategi Pemasaran, Motivasi
Bermitra, Orientasi Kerja, Standarisasi Kerja, Terhadap Ketahanan Bisnis UKM dalam
Persaingan usaha: Study UKM di Jakarta Indonesia.
Dwi Edy, Kurniati,2014: “Pengaruh Karakteristik Manajer Pemilik Usaha, Karakteristik
Organisasi dan Lingkungan Eksternal Terhadap Kapasitas Inovasi dan Kinerja Usaha”
Jurnal Organisasi dan Manajemen, Vol, 10, No, 2.
Zamin Rana,Abbas,dkk,2012: “Managerial Ethics In Islamic Framework” International
Journal Of Business and Social Sciene, Vol,3, No,7.
Siregar,Mawardi.2017:“Tafsir Tematik Tentang Seleksi Informasi,” Jurnal At Tibyan, Vol,2,
No.1.
Departemen Agama RI, Al-Qur’an Tajwid dan Terrjemahannya (Bandung: PT Syaamil
Cipta Media, 2006), 65.
Muhammad bin Shalil Asy-Syawi, Tafsir An-Nafahat Al-Makkiyah.

Az-Zuhaili,Wahbah. Tafsir Al-Wajiz.

Tafsir Qur’an Kementrian Agama Republik Indonesia.


Quraish Muhammad,Shihab. Tafsir Al-Mishbah.
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir Al-Bashri Ad-Dimasyqi, Tafsir Ibnu Katsir.
Tafsir Al Khassaf, Al-Zamakhsyaris
Tafsir Al-Azhar, Prof.Dr,Hamka
Tafsir Al-Misbach, Prof.DR. M.Quraish Shihab
Tafsir Al-Munir, Wahbah al-Zuhaili
Tafsir Ibnu Katsir, Ibnu Katsir

11

Anda mungkin juga menyukai