Nama Kelompok:
Istiqlal Sabilillah (04010420010)
Khozinatul Asrori (04010420012)
Dosen Pengampu:
Anwari Nuril Huda, S.Sos.I., M.A.
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kesehatan dan pikiran sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-
nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan rasa syukur yang sangat mendalam dan juga sangat mengapresiasi
semua pihak terkait yang telah membantu penulis untuk menghasilkan sebuah karya makalah
yang berjudul “Dakwah Komunikatif dan Silahturahim ”
Penulis tentu amat menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik serta saran untuk menjadi evaluasi pada diri ini dengan harapan bisa lebih
baik lagi dalam pembuatan makalah. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah
ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Begitu banyak cara dakwah di Indonesia. Dalam dunia dakwah, rang yang berdakwah
biasa disebut Da’i dan orang yang menerima dakwah atau orang yang didakwahi disebut
dengan Mad’u.
dapat disimpulkan bahwa dakwah merupakan suatu aktivitas yang dilakukan oleh
informan (da’i) untuk menyampaikan informasi kepada pendengar (mad’u) mengenai
kebaikan dan mencegah keburukan. Aktivitas tersebut dapat dilakukan dengan menyeru,
mengajak atau kegiatan persuasif lainnya. Dakwah menjadikan perilaku Muslim dalam
menjalankan Islam sebagai agama rahmatan lil’alamin yang harus didakwahkan kepada seluruh
manusia, yang dalam prosesnya melibatkan
unsur: da’i (subyek), maaddah (materi), thoriqoh (metode), wasilah (media), dan mad’u (objek)
dalam mencapai maqashid (tujuan) dakwah yang melekat dengan tujuan Islam yaitu mencapai
kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
Islam sebagai agama merupakan penerus dari risalah-risalah yang dibawa nabi
terdahulu, terutama agama-agama samawi seperti Yahudi dan Nasrani. Islam diturunkan
karena terjadinya distorsi ajaran agama, baik karena hilangnya sumber ajaran agama
sebelumnya ataupun pengubahan yang dilakukan pengikutnya. Dalam agama Nasrani
misalnya, hingga saat ini belum ditemukan kitab suci yang asli. Karena dakwah merupakan
aktivitas amar ma’ruf nahi mungkar, dakwah tidak selalu berkisar pada permasalahan agama
seperti pengajian atau kegiatan yang dianggap sebagai kegiatan keagamaan lainnya. Paling
tidak ada tiga pola yang dapat dipahami mengenai dakwah.
B. Rumusan Masalah
1. Apa penjelasan dakwah dengan pendekatan komunikatif ?
2. Apa penjelasan dakwah dengan pendekatan silahturahim ?
C. Tujuan Masalah
1. Menjelaskan dakwah dengan pendekatan komunikatif
2. Menjelaskan dakwah dengan pendekatan silahturahim
4
BAB II
PEMBAHASAN
Di dalam Islam, hal itu dapat dilihat dari percakapan antaran Tuhan, malaikat,
dan manusia. Di mana percakapan tersebut berisi tetang kelebihan manusia yang
dijelaskan di Kitab Suci Al-Qur’an Surat Al-Baqarah:31-33.
Dengan kata lain. bahwa manusia itu mampu mendeskripsikan apa yang di
sekelilingnya, juga memiliki akal untuk melahirkan ide-ide baru salah satunya adalam
komunikasi.
5
Dalam komunikasi dakwah, prinsip-prinsipnya sama halnya dengan prinsip-
prinsip komunikasi yang pernah diungkapkan oleh Dedy Mulyana. Untuk prinsi-prinsip
komunikasi dakwah itu sendiri di antaranya:
Komunikator
Komunikator ini disebut juga pendakwah. Dalam Islam disebut sebagai D’ai, dalam nasrani
disebut pendakwah atau Pastur. Selain Da’i atau Pendakwah, mereka juga menyebutnya
sebagai Pengkotbah. Tugas komunikator ini adalah menyampaikan suatu informasi atau
kajian mengenai agama untuk para komunikan.
Referensi
6
Referensi atau sumber ini merupakan acuan para pendakwah untuk menyampaikan suatu
informasi kepada komunikan. hal ini diperlukan agar pendakwah menyampaikan informasi
tidak di luar kaidah atau hakikat sebenarnya.
Pesan
Pesan inilah yang merupakan sesuatu yang diterima oleh komunikan dari pendakwah.
Pesan ini harus berdasarkan sumber referensi yang terpercaya dan akurat agar tidak sesat isi
dari pesan tersebut.
Komunikan
Istilah komunikan sebagai penerima pesan dakwah ini biasanya disebut sebagai Jema’at
atau Jama’ah. Jama’ah menerima pesan yang terpercaya dari seorang pendakwah, sehingga
mulai memahami apa yang belum mereka pahami sebelumnya.
Dampak
Di dalam komunikasi dakwah, biasanya terdapat pengajuan pertanyaa oleh Jama’ah kepada
Pendakwah. Namun, ada juga yang tidak menerapkan hal ini. Dampak ini
merupakan feedback dari pesan yang diterima oleh Jama’ah. Apakah pesan itu masuk dan
memberikan dampak positif atau negatif. Komunikasi dakwah haruslah memberikan
dampak yang positif sebagai media agama menyebarkan ajaran-ajarannya.
Baca Juga :
Komunikasi dakwah ini sangat penting dalam kehidupan kita yang seringkali menjalani
proses komunikasi. Bagaimana caranya bisa menumbuhkan rasa percaya orang kalin
kepada kita sebagai pendakwah. Di sinilah tujuan komunikasi dakwah harus berjalan.
1. Personabilitas
Jika kita seorang pendakwah, maka kita harus bisa terbuka atau transparan dengan
Jama’aah kita. Karena apa yang kita sampaikan adalah suatu kebenaran. Inilah langkah awal
agar ada Jama’ah yang mau mendengarkan kita.
7
2. Hubungan
Ketika mulai ada Jama’ah yang duduk dan mau mendengarkan kita, maka kita harus
mempertahankan hal itu agar Jama’ah selalu mendengarkan apa yang kita sampaikan.
Sehingga, hubungan yang baik ini merupakan satu di antara tujuan daripada komunikasi
dakwah ini.
3. Kepercayaan
Ketika sesorang mulai mendengarkan kita, maka otomatis dia mulai percaya dengan kita.
Karena dia percaya apa yang kita bicarakan atau kita sampaikan ke dia sebagai bentuk
dakwah penyampai informasi agama.
4. Meyakinkan
Seseorang yang mulai percaya dengan kita, secara tidak langsung komunikasi dakwah ini
berhasil dalam meyakinkan seseorang. Keyakinan itu merupakan keyakinan bahwa apa
yang kita sampaikan itu benar dan sesuai dengan kaidah agama.
5. Perubahan
Dalam berdakwah, pastinya semua pendakwah menginginkan suatu perubahan alias hijrah
pada Jama’ahnya menuju lebih baik lagi dari sebelumnya. Mengambil hal yang baik, dan
meninggalkan hal yang buruk.
Pesan Dakwah
Jika kita sudah mengetahui bagaimana tujuan komunikasi dakwah ini dibentuk dan
diadakan, maka kita perlu mengetahui pesan apa saja yang layak disampaikan dalam
komunikasi dakwah ini. Pesan-pesan itu di antaranya terdapat Pesan Akidah
yang merupakan hakikat-hakikat yang sebenarnya di dalam tataran agama sesuai dengan
Kitab Agama.
Pesan kedua adalah Aturan yang berlaku sesuai dengan apa yang disampaikan Tuhan
kepada hamba-Nya. Selain itu juga terdapat pesan Akhlak atau perbuatan dan sikap yang
baik sebagai makhluk yang beragama.
Walaupun kita bukan pendakwah, setidaknya kita secara tidak langsung sering
memperingatkan atau menganjurkan kepada orang lain. Sehingga secara tidak langsung kita
juga sedang melakukan komunikasi dakwah kepada orang lain. Entah itu pada teman kita
ataupun saudara kita. Manfaat mempelajari komunikasi dakwah ini di antaranya :
8
Dapat menjadikan kita menjadi manusia yang beragama dan beradab.
Menebar kebaikan ke semua orang.
Menjadikan diri kita manusia yang memanusia dengan perikemanusiaan dan sebagai
makluk Tuhan yang berakhlak.
Membuat diri kita menjadi tenang dan rileks.
Sebagai bekal kita hidup di dunia dan akhirat.
Itulah sekilah tentang komunikasi dakwah yang memiliki tujuan baik. Siapapun bisa
menerapkan komunikasi dakwah ini asalh memiliki ilmu yang setara apa yang diucapkan
atau disampaikan kepada orang lain agar kita dan orang yang mendegarkan pesan kita tidak
tersesat.
Selain bermakna kasih sayang, kata al-rahim juga mempunyai arti sebagai peranakan
(rahim) atau kekerabatan yang masih ada pertalian darah (persaudaraan). Sehingga dengan
begitu kata silaturrahmi dapat diartikan pula sebagai hubungan atau menghubungkan
kekerabatan atau
persaudaraan. Dari sini, silaturrahmi secara bahasa adalah menjalin hubungan kasih sayang
dengan sudara dan kerabat yang masih ada hubungan darah (senasab) dengan kita2.
1
Muhammad Habibillah, Raih Berkah Harta Dengan Sedekah dan Silaturrahmi (Cet. I; Jogjakarta: Sabil,
2013), h. 123.
2
Nurlaela Isnawati, Rahasia Sehat dan Panjang Umur dengan Sedekah, Tahajud, Baca Al-Qur’an, dan
Puasa Senin Kamis(Cet. I; Jogjakarta: Sabil, 2014), h. 49.
3
Hussein Bahresi, Hadits Shohih Bukhari-Muslim (Surabaya : Karya Utama, t.th), h. 140.
9
Jadi kata silaturrahim sendiri kurang lebih berarti hubungan antar seseorang dengan
penuh kelembutan dan kasih sayang. Bukan hanya kepada sanak saudara dan kerabat, tetapi
silaturrahmi juga dapat dijalin dengan siapa saja di antara sesama manusia, baik mereka
yang seiman dengan kita maupun mereka yang tidak seiman selama mereka tidak
memusuhi dan memerangi kita.4
ۚ س ۤا اء
َ ث ِم ْن ُه َما ِر َج ااال َك ِثي اْرا َّو ِن
َّ احدَةٍ َّو َخلَقَ ِم ْن َها زَ ْو َج َها َو َب
ِ ي َخلَقَ ُك ْم ِم ْن نَّ ْف ٍس َّو ْ اس اتَّقُ ْوا َربَّ ُك ُم الَّ ِذ
ُ َّٰٓياَيُّ َها الن
ّٰللاَ َكانَ َعلَ ْي ُك ْم َرقِ ْيباا
ام ۗ ا َِّن ه َ س ۤا َءلُ ْونَ بِ ٖه َو ْاالَ ْر َح ْ ّٰللاَ الَّ ِذ
َ َي ت َواتَّقُوا ه
Wahai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakanmu dari diri
yang satu (Adam) dan Dia menciptakan darinya pasangannya (Hawa). Dari keduanya Allah
memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Bertakwalah kepada Allah
yang dengan nama-Nya kamu saling meminta dan (peliharalah) hubungan kekeluargaan.
Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasimu.
Ayat ini menegaskan bahwa Nabi Adam a.s. dan Hawa tidak diciptakan melalui
proses evolusi hayati seperti makhluk hidup lainnya, tetapi diciptakan secara khusus
seorang diri, lalu diciptakanlah pasangannya dari dirinya. Mekanismenya tidak dapat
dijelaskan secara sains. Selanjutnya, barulah anak-anaknya lahir dari proses biologis secara
berpasangan-pasangan sesuai kehendak-Nya.
4
A. Darussalam, WAWASAN HADIS TENTANG SILATURAHMI. Program Studi Ilmu Hadis Fakultas Ushuluddin
Filsafat dan Politik Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, hal 120
5
Qur’an Kemenag MSWord
10
sifatnya dan bahasa-bahasanya. Selanjutnya Allah berfirma, bertaqwalah kamu kapada Allah
yang kamu mempergunakan nama-Nya dalam percakapan, bertanya dan meminta satu
kepada yang lain. Dan peliharalah hubungan silaturrahmi. Dan sesungguhnya Allah
mengawasi segala perbuatan dan tindak-tindukmu.
Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dari Qatadah bahwa Ibnu Abbas r.a. berkata:
“Perempuan itu diciptakan oleh Allah dari tulang rusuk orang laki, maka keserakaannya
tertuju kepada orang laki, sedang orang laki diciptakan oleh Allah dari tanah, maka
keserakaannya tertuju kepada tanah. Karenanya seimpanlah perempuan-perempuanmu".6
Kata al-arham adalah bentuk jamak dari rahim, yaitu tempat peranakan. Di sanalah
benih anak tinggal, tumbuh dan lahir, selanjutnya berkembang biak. Rahim adalah yang
menghubungkan seseorang dengan lainnya, bahkan melalui rahim persamaan sifat, fisik
dan psikis yang tidak dapat diingkari, kalaupun persamaan itu tidak banyak tetapi ia pasti
ada. Rahim ibu yang mengandung pertemuan sperma bapak dan indung telur ibu, dapat
membawa gen dari nenek dan kakeknya yang dekat atau yang jauh. Betapapun, dengan
rahim telah terjalm hubungan yang erat, atau tepatnya Allah menjalin hubungan yang erat
antar manusia. Karena itu, Allah mengancam siapa yang memutuskan dan menjanjikan
keberkahan dan usia yang panjang bagi siapa yang memeliharanya. “Rahim tergantung di
smggasana Ilahi (Arsy), di sana ia berkata: “Siapa yang menyambungku akan disambung
Allah (dengan rahmat-Nya) dan siapa yang memutuskanku akan diputuskan Allah (rahmat-
Nya)” (HR. Muslim melalui Aisyah ra.) Di kali lain Rasul saw. bersabda: “Siapa yang
senang diperluas rezekinya dan diperpanjang usianya, maka hendaklah ia menyambung
hubungan rahim/kekeluargaannya” (HR. Bukhari melalui Abu Hurairah).
Di sisi lain, dengan jalinan rahim seseorang akan merasa sangat dekat, sehingga atas
nama-Nya seorang saling bantu membantu dan tolong menolong. Bacaan populer dari kata
al-arham adalah “fathah” al-arfcama sehingga ia dipahami sebagai bagian yang mengikuti
(ma’thuf) dari objek takm. Yakni bertakwalah kepada Allah dan al-arham. Sebagaimana
diketahui kata takwa dari segi bahasa berarti memelihara. Bertakwa kepada Allah berarti
memelihara diri dari siksa-Nya akibat pelanggaran atas perinfah-Nya, dan bertakwa dalam
kaitannya dengan al-arham adalah memeliharanya agar tidak putus akibat perlakuan yang
tidak wajar7
6
H. Salim dan H. Said. Tafsir Ibnu Katsir. Surabaya: PT. Bina Ilmu Jilid 5, 2002. Hal 302.
7
M. Quraish Shihab. Tafsir Al-Mishbah : Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur’an. Vol 2. Jakarta: Lentera Hati,
2002. Hal 334-335.
11
Tafsir Surat Al-Baqarah ayat 27
Ayat lain yang berkaitan dengan dakwah melalui silaturahmi adalah Al-Baqarah ayat
27:
ۤ َ ّٰللاِ ِم ْۢ ْن َب ْع ِد ِم ْيثَا ِق ٖ ٖۖه َو َي ْق
ۗ ِ ص َل َويُ ْف ِسد ُْونَ ِفى ْاالَ ْر
ض اُولىِٕكَ ُه ُم َ ّٰللاُ ِب ٖ ٰٓه ا َ ْن ي ُّْو
طعُ ْونَ َما ٰٓ ا َ َم َر ه الَّ ِذيْنَ َي ْنقُض ُْونَ َع ْهدَ ه
َْالخس ُِر ْون
8
Qur’an Kemenag MSWord
9
Tafsir Jalalain, https://tafsirq.com/2-al-baqarah/ayat-27
12
Menurut Asmuni Syukir (1983: 160), metode dakwah dengan mengunjungi rumah
objek dakwah atau disebut dengan metode silaturahmi (home visit). Lebih lanjut, Syukir
menjelaskan bahwa kelebihan dakwah menggunakan metode silaturahmi antara lain;
Dalam gerakan dakwah ini, pada dasarnya ada enam prinsip (ushūl alsittah) yang
diajarkan oleh Maulanū Ilyas, yaitu 1) Merealisasikan kalimat Laa Ilaaha Illallah
Muhammadar Rasulullah; 2) Salat dengan khusyu’ dan khudu’; 3) Ilmu dan zikir; 4)
Ikramul Muslimin; 5) Tashihun niat; dan 6) Dakwah khuruj fi sabilillah (Al-Ahzami, 1972:
5).
10
Shahīh Muslim, no. 4636
11
Shahīh Muslim, no. 4638
12
Ali Mustafa. DAKWAH MELALUI METODE SILATURAHMI: Sebuah Tinjauan Reflektif terhadap Aktivitas Jaulah
Khushushi Jamaah Tabligh. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Gajah Putih Takengon. Hal 2.
13
Dalam prakteknya, prinsip-prinsip tersebut di atas diaplikasikan dalam beberapa
aktivitas dakwah yang dilakukan oleh Jamaah Tabligh, antara lain:
1. Khurūj, yaitu meluangkan waktu beberapa hari, meninggalkan rumah tangga dan
sanak keluarga, bahkan tanah air demi menjalankan tugas dakwah.
2. Jaulah, yaitu berkeliling dari satu pintu ke pintu yang lain untuk mengajak
masyarakat yang ada di sekitar masjid untuk melaksanakan salat berJamaah di masjid dan
kemudian mendengarkan bayan (ceramah) yang disampaikan.
3. Bayān, yaitu ceramah yang disampaikan setelah salat berJamaah dengan materi-
meteri yang menitik beratkan pada iman dan amal saleh.
4. Ta‘līm wa Ta‘lūm, yaitu suatu kegiatan pengajaran dan dakwah yang terus menerus
dilakukan baik saat khurūj, di kampung sendiri (maqami), maupun di dalam rumah tangga
bagi keluarga.
5. Khidmat, yaitu sikap dan perilaku memuliakan, yang terdiri dari khidmat terhadap
amir (pemimpin) Jamaah; khidmat terhadap sesama anggota; khidmat terhadap diri sendiri
dengan menjaga diri dari tutur kata yang tidak bermanfaat, menjaga diri dari dosa, dan
memperbanyak amal saleh; khidmat terhadap tempat seperti memuliakan masjid; dan
khidmat makhluk dengan memelihara tumbuhan dan lingkungan sekitar (Nurdan, 2010:
36-39).13
13
Ali Mustafa. DAKWAH MELALUI METODE SILATURAHMI: Sebuah Tinjauan Reflektif terhadap Aktivitas Jaulah
Khushushi Jamaah Tabligh. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Gajah Putih Takengon. Hal 3-4.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Demikian makalah yang dapat kami sampaikan, tentunya dalam penyusuanan
makalah ini masih banyak kata-kata atau penyampaian yang kurang jelas ataupun dalam
penyajiannya yang kurang lengkap. Sehingga saran dan kritik sangat kami harapkan untuk
menjadikan pelajaran pada masa mendatang. Semoga makalah ini memberikan manfaat
bagi kita semua dan bisa menjadi awal yang baik sat di UIN SUNAN AMPEL
SURABAYA. Sekian terima kasih.
15
DAFTAR PUSTAKA
Rejeki, Sri. Dakwah Pada Masyarakat Petani: studi tindakan komunikatif masyarakat desa Siwalan
kecamatan Panceng kabupaten Gresik dalam tradisi sedekah bumi. Diss. UIN Sunan Ampel Surabaya, 2019.
Fatoni, Uwes, and Annisa Nafisah Rais. "Pengelolaan Kesan Da’i dalam Kegiatan Dakwah
Pemuda Hijrah." KOMUNIKA: Jurnal Dakwah dan Komunikasi 12.2 (2018): 211-222.
Muklis, Ceng. Pendekatan forum silaturahmi lembaga dakwah kampus Bandung Raya terhadap anak jalanan.
Diss. UIN Sunan Gunung Djati Bandung, 2014.
Warisno, Andi. "Tradisi Tahlilan Upaya Menyambung Silaturahmi." Riayah: Jurnal Sosial dan
Keagamaan 2.02 (2017): 69-97.
Habibillah, Muhammad. Raih Berkah Harta Dengan Sedekah dan Silaturrahmi. Cet. I; Jogjakarta: Sabil,
2013.
Isnawati, Nurlaela. Rahasia Sehat dan Panjang Umur dengan Sedekah, Tahajud, Baca Al-Qur’an, dan
Puasa Senin Kamis. Cet. I; Jogjakarta: Sabil, 2014.
H. Salim, H. Said. Tafsir Ibnu Katsir. Surabaya: PT. Bina Ilmu Jilid 5, 2002.
Shihab, M Quraish. Tafsir Al-Mishbah : Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur’an. Vol 2. Jakarta:
Lentera Hati, 2002.
16