Disusun Oleh
Kelompok 3
Irmansyah 12140412486
Nurfadila 12140422682
MANAJEMEN DAKWAH
2024
KATA PENGANTAR
Penulis menyadari bahwa dalam proses penyusunan dan penulisan teks ini masih banyak
melakukan kesalahan. Oleh karena itu, penulis mohon maaf atas kesalahan dan
ketidaksempurnaan yang pembaca temukan dalam makalah ini. Penulis juga mengharapkan
kritik dan saran dari pembaca ketika mendeteksi kesalahan dalam makalah ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ................................................................................................................... 9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja ruang lingkup jurnalistik dakwah?
2. Bagaimana contoh-contoh ruang lingkup jurnalistik dakwah?
3. Apa saja bentuk jurnalistik dakwah?
C. Tujuan penulisan
1. Untuk mengetahui ruang lingkup Jurnalistik dakwah.
2. Untuk mengetahui contoh-contoh ruang lingkup jurnalistik dakwah.
3. Untuk mengetahui bentuk jurnalistik dakwah.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
3. Masalah Muamalah dalam Islam menekankan pentingnya seperti masalah ibadah.
Muamalah adalah hubungan sosial antarmanusia yang diatur oleh syariat karena
manusia tidak dapat hidup sendiri. Interaksi manusia memerlukan kesepakatan untuk
kemaslahatan bersama, yang diatur oleh aturan Allah dalam pengelolaan harta benda
dan hubungan sosial.
4. Masalah Akhlak dalam Islam menyoroti budi pekerti, perangai, dan tingkah laku
manusia. Islam mengajarkan agar berbuat baik dengan ukuran yang bersumber dari
Allah SWT. Akhlak positif meliputi sifat-sifat baik seperti amanah, sabar, dan
kejujuran, sementara akhlak negatif meliputi sifat buruk seperti sombong, dengki,
dan khianat. Materi akhlak ditujukan untuk menentukan standar baik dan buruk
dalam hubungan dengan Sang Khalik dan sesama manusia serta lingkungan.1
b. Media
Dalam konteks jurnalistik dakwah, media memiliki peran yang sangat signifikan
dalam menyebarkan pesan-pesan keagamaan dan moral kepada masyarakat dengan cara
yang efektif dan relevan.
1. Media tulisan dalam jurnalistik dakwah merupakan sarana yang sangat penting
dalam menyebarkan pesan-pesan keagamaan. Media tulisan mencakup berbagai
bentuk seperti artikel, esai, buku, dan korespondensi. Artikel dan esai sering
ditemukan dalam publikasi online, situs web, atau majalah yang khusus membahas
topik-topik keagamaan atau moral. Isinya dapat berupa analisis mendalam tentang
ajaran agama, pandangan keagamaan terhadap isu-isu kontemporer, atau inspirasi
kehidupan beragama.
Buku juga merupakan sarana yang sangat efektif dalam mendalami pemahaman
agama atau menyebarkan pesan dakwah secara lebih luas. Buku-buku dakwah dapat
berupa karya-karya teologis yang mendalam, buku panduan praktis tentang berbagai
aspek kehidupan beragama, atau kumpulan cerita inspiratif yang memotivasi
pembaca. Selain itu, korespondensi melalui surat atau email juga digunakan untuk
berinteraksi dengan pembaca secara langsung, memberikan nasihat, atau menjawab
pertanyaan-pertanyaan mengenai agama.
2. Media lisan dalam jurnalistik dakwah melibatkan berbagai bentuk komunikasi
langsung, seperti ceramah, kuliah, diskusi, dan wawancara. Ceramah dan kuliah
1
B. Z. Achmadin, “Studi Islam Konteks Materi Dakwah Islam Perspektif Bahasa Al-Qur‟an,” Muta’allim:
Jurnal Pendidikan Agama Islam 2, no. 1 (2023): 39–43.
3
sering disampaikan oleh ulama, dai, atau pemimpin agama untuk memberikan
pengajaran atau pemahaman yang mendalam tentang ajaran agama kepada audiens
dalam format yang formal. Ceramah bisa dilakukan di masjid, pusat kegiatan
keagamaan, atau acara-acara umum lainnya, sementara kuliah sering disampaikan di
institusi pendidikan atau keagamaan sebagai bentuk pengajaran formal yang
menyampaikan informasi agama kepada para pelajar atau penganut agama.
Diskusi dan wawancara juga sering diadakan sebagai sarana untuk berbagi
pemikiran, pengalaman, atau pengetahuan mengenai agama antara narasumber dan
audiens. Diskusi bisa dilakukan di kelompok kecil atau dalam forum yang lebih
besar, sementara wawancara bisa dilakukan secara langsung atau melalui media
seperti radio atau televisi.
3. Media cetak dalam jurnalistik dakwah mencakup surat kabar, majalah, buletin, dan
buklet. Surat kabar dan majalah agama menyediakan platform untuk menyajikan
berita, opini, analisis, dan artikel-artikel yang berkaitan dengan agama atau moral. Isi
dari surat kabar dan majalah ini bisa mencakup liputan tentang peristiwa-peristiwa
keagamaan, profil ulama atau tokoh agama, analisis keagamaan tentang isu-isu
kontemporer, atau artikel-artikel inspiratif yang memotivasi pembaca dalam
kehidupan beragama mereka. Buletin dan buklet sering kali digunakan untuk
menyampaikan pesan-pesan dakwah secara spesifik kepada komunitas atau
kelompok tertentu dalam bentuk yang lebih ringkas dan mudah dipahami. Biasanya,
buletin dan buklet ini disebarkan di masjid, pusat kegiatan keagamaan, atau acara-
acara keagamaan lainnya.
4. Media sosial telah menjadi sarana yang sangat penting dalam jurnalistik dakwah
modern. Platform-platform seperti Facebook, Twitter, Instagram, dan YouTube
digunakan untuk menyebarkan konten-konten dakwah dalam berbagai bentuk,
seperti tulisan, gambar, audio, dan video. Melalui media sosial, dakwah dapat
mencapai audiens yang lebih luas dan dapat berinteraksi secara langsung dengan
mereka melalui komentar, pesan, atau obrolan langsung.
Selain itu, media sosial juga memungkinkan pembaca untuk berbagi konten dakwah
dengan mudah kepada teman-teman mereka, sehingga pesan-pesan agama dapat
tersebar dengan cepat dan luas. Selain platform-platform yang disebutkan di atas,
ada juga platform-platform khusus yang dikembangkan untuk keperluan dakwah,
seperti aplikasi mobile atau situs web yang menyediakan konten-konten agama,
4
ceramah-ceramah, atau panduan ibadah yang dapat diakses oleh pengguna dengan
mudah.2
c. Masyarakat
Penyampaian pesan yang baik, benar, dan bermutu oleh seorang jurnalis dakwah
sangat penting karena informasi yang disampaikan akan berpengaruh langsung pada
pemahaman dan sikap masyarakat. Jika informasi yang disampaikan berkualitas dan
sesuai dengan prinsip-prinsip kebenaran, kebaikan, dan keindahan, maka masyarakat
cenderung akan menerima pesan tersebut dengan baik dan bahkan dapat menjadi lebih
baik dalam praktek kehidupan sehari-hari mereka.
2
Aminudin, “Media Dakwah,” Al-Munzir 9, no. 2 (2018): 349–54.
5
Dalam kategorisasi konsep masyarakat sebagai obyek jurnalistik dakwah, terdapat
beragam segmen yang perlu dipertimbangkan, antara lain: sasaran yang berkaitan
dengan aspek sosial, struktur kelembagaan, aspek sosial-kultural, usia, profesi atau
pekerjaan, status ekonomi, jenis kelamin, dan kelompok khusus. Dengan
memperhatikan berbagai segmen tersebut, seorang jurnalis dakwah dapat lebih efektif
dalam menyampaikan pesan-pesan dakwah kepada masyarakat sesuai dengan konteks
dan karakteristik masyarakat yang menjadi targetnya.3
a. News
1. Berita. Dalam konteks jurnalistik dakwah, berita dapat mencakup liputan tentang
berbagai kegiatan keagamaan seperti acara pengajian, seminar agama, peringatan
hari besar agama, atau kegiatan sosial yang dilakukan oleh organisasi keagamaan.
Liputan ini tidak hanya memberikan informasi faktual tentang kegiatan tersebut,
tetapi juga memperlihatkan dampak atau pesan keagamaan yang ingin disampaikan
melalui kegiatan tersebut.
2. Feature. Fitur atau feature dalam jurnalistik dakwah dapat mengambil bentuk narasi
mendalam tentang tokoh-tokoh agama yang memiliki pengaruh besar dalam
masyarakat, profil komunitas agama yang unik, atau peristiwa-peristiwa khusus yang
memiliki nilai-nilai keagamaan yang menarik untuk dibahas. Feature ini bertujuan
untuk menginspirasi dan mengedukasi pembaca tentang berbagai aspek kehidupan
keagamaan.
b. Views
1. Editorial. Dalam konteks jurnalistik dakwah dapat berupa tajuk rencana yang
mengomentari isu-isu keagamaan atau moral yang sedang hangat diperbincangkan
dalam masyarakat. Editorial ini biasanya memberikan pandangan atau penilaian dari
sudut pandang redaksi terhadap suatu isu, seringkali dengan menghadirkan
perspektif keagamaan yang relevan.
3
Asna Istya Marwantika, “Potret Dan Segmentasi Mad‟u Dalam Perkembangan Media Di Indonesia,” Al-
Adabiya: Jurnal Kebudayaan Dan Keagamaan 14, no. 01 (2019): 3–4.
6
2. Kolom. Dalam jurnalistik dakwah dapat diisi dengan pendapat-pendapat dari penulis
atau kolumnis yang memiliki pemahaman mendalam tentang ajaran agama dan
mampu mengaitkannya dengan isu-isu kontemporer. Kolom ini dapat mencakup
berbagai topik, mulai dari praktik keagamaan, nilai-nilai moral, hingga perdebatan
etis dalam masyarakat.
3. Artikel. Dalam jurnalistik dakwah bisa berupa tulisan-tulisan yang mendalam
tentang ajaran agama, praktek keagamaan, atau isu-isu yang berkaitan dengan nilai-
nilai keagamaan dalam masyarakat. Artikel semacam ini bertujuan untuk
memberikan pemahaman yang lebih baik kepada pembaca tentang berbagai aspek
kehidupan keagamaan dan moral, serta mendorong refleksi dan introspeksi diri
terhadap nilai-nilai tersebut.4
a. Berita dakwah adalah laporan tentang peristiwa, kegiatan, atau inisiatif yang berkaitan
dengan penyebaran pesan-pesan agama Islam kepada masyarakat. Berita ini memiliki
karakteristik khusus yang mengutamakan nilai-nilai keagamaan, edukatif, dan inspiratif.
Tujuannya adalah untuk memberikan informasi yang aktual dan relevan tentang dakwah
kepada masyarakat.
b. Artikel dakwah adalah tulisan yang membahas berbagai aspek kehidupan berdasarkan
ajaran agama Islam. Artikel ini ditulis dengan tujuan untuk memberikan pemahaman
yang lebih dalam tentang nilai-nilai keagamaan, moralitas, dan etika Islam kepada
pembaca. Artikel dakwah mencakup topik-topik seperti tafsir Al-Quran, hadis, fiqh,
akhlak, dan nasihat-nasihat kehidupan sehari-hari. Tujuannya adalah untuk memberikan
pemahaman dan inspirasi kepada pembaca tentang ajaran Islam.5
c. Ceramah jurnalistik adalah pengajaran agama yang disampaikan melalui media audio
atau video, seperti radio, televisi, atau platform online seperti YouTube atau podcast.
Ceramah ini bisa berupa tafsir Al-Quran, hadis, kisah-kisah islami, atau nasihat-nasihat
kehidupan. Tujuannya adalah untuk memberikan pemahaman yang lebih dalam
mengenai ajaran agama kepada pendengar atau penonton.
4
Ahmad Qorib and Yoserizal Sarigih, Jurnalistik Dakwah (bogor: Guepedia, 2019), 29–30.
5
Asep Syamsul M. Romli, Jurnalistik Dakwah Visi Dan Misi Dakwah Bil Qalam (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2003), 65–80.
7
d. Liputan acara keagamaan mencakup berbagai kegiatan seperti pengajian, kajian Islam,
seminar-seminar agama, dan acara keagamaan lainnya. Melalui liputan ini, masyarakat
yang tidak dapat menghadiri acara tersebut secara langsung masih bisa mendapatkan
manfaat dari pesan-pesan agama yang disampaikan oleh para ulama atau pendakwah.
e. Wawancara dengan ulama atau pendakwah merupakan bentuk jurnalisme dakwah yang
bertujuan untuk mendapatkan pandangan atau nasihat dari para tokoh agama tentang
berbagai isu-isu keagamaan atau kehidupan. Wawancara ini dapat disiarkan melalui
media televisi, radio, atau dimuat dalam media cetak.
f. Infografis dan grafis dakwah adalah bentuk jurnalisme dakwah yang menggunakan
gambar, diagram, atau ilustrasi untuk menyampaikan pesan-pesan agama secara visual.
Infografis ini biasanya disebarkan melalui media sosial, situs web, atau aplikasi pesan
instan untuk menjangkau khalayak yang lebih luas.
g. Program-program televisi atau radio yang didedikasikan untuk pendidikan agama Islam,
yang mencakup pembahasan tentang tafsir Al-Quran, fiqh, akhlak, dan sejarah Islam.
Program ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam mengenai
ajaran agama kepada masyarakat melalui penyampaian yang interaktif dan menarik.
h. Rubrik keagamaan dalam surat kabar atau majalah merupakan bentuk jurnalisme
dakwah yang menyediakan konten-konten keagamaan secara berkala. Rubrik ini
biasanya berisi artikel-artikel, wawancara, atau nasihat-nasihat kehidupan berdasarkan
ajaran agama Islam untuk memberikan inspirasi dan pemahaman kepada pembaca.
Semua bentuk jurnalisme dakwah ini memiliki tujuan yang sama, yaitu
menyampaikan pesan-pesan agama kepada masyarakat dengan cara yang informatif,
persuasif, dan edukatif untuk meningkatkan pemahaman dan keimanan mereka terhadap
ajaran agama Islam.6
6
Sutirwan Eka Ardhana, Jurnalistik Dakwah (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1995), 40–43.
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
9
DAFTAR PUSTAKA
Achmadin, B. Z. “Studi Islam Konteks Materi Dakwah Islam Perspektif Bahasa Al-Qur‟an.”
Muta’allim: Jurnal Pendidikan Agama Islam 2, no. 1 (2023): 39–43.
Marwantika, Asna Istya. “Potret Dan Segmentasi Mad‟u Dalam Perkembangan Media Di
Indonesia.” Al-Adabiya: Jurnal Kebudayaan Dan Keagamaan 14, no. 01 (2019):
3–4.
Qorib, Ahmad, and Yoserizal Sarigih. Jurnalistik Dakwah. bogor: Guepedia, 2019.
Romli, Asep Syamsul M. Jurnalistik Dakwah Visi Dan Misi Dakwah Bil Qalam. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2003.
10