Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS KARAKTERISTIK KEPRIBADIAN EKSTROVERT

GURU DI TK PERTIWI SETDA KOTA PONTIANAK

Siti Hatijah, Yuline, Desni Yuniarni


Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini
Email : shity_4111@yahoo.co.id

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik kepribadian


ekstrovert guru seperti lancar berbicara, bebas dari kecemasan, tidak lekas malu,
menyukai data obyektif dan ramah dan suka berteman. Penelitian ini dilakukan
dengan metode penelitian kualitatif menggunakan pendekatan penelitian
deskriptif. Sampel penelitian ini adalah 12 orang guru yang mengajar di TK
Pertiwi Setda Kota Pontianak. Hasil analisis data menunjukkan bahwa 10 guru
dapat memenuhi indikator kepribadian ekstrovert seperti lancar berbicara, bebas
dari kecemasan, tidak lekas malu, menyukai data obyektif dan ramah serta suka
berteman.
Kata Kunci: Kepribadian, Ekstrovert,Guru
Abstract: This study aimed to determine characteristics such as teacher
extroverted personality articulate, free from anxiety, irritability no shame, like the
objective data and the friendly and gregarious. This research was conducted using
qualitative research using descriptive research approach. The sample was 12
teachers who teach in kindergarten Pertiwi Setda Pontianak. Results of data
analysis showed that 10 teachers can meet extroverted personality indicators such
as articulate, free from anxiety, irritability not ashamed, like hospitable and
objective data and gregarious.
Keywords: Personality, Extrovert, Teacher

G uru adalah orang tua di sekolah, layaknya orangtua dirumah guru mengasihi
anak tanpa perbedaan antara satu dengan yang lain. Guru mengajari tentang
semua hal yang harus diketahui oleh siswanya. Segala hal yang dilakukan oleh
guru akan selalu di ikuti oleh siswa. Mereka belajar dan mengamati semua
tingkah laku guru. Guru yang baik tentunya akan selalu bersikap dan bertingkah
laku yang baik pula di lingkungan sekolah maupun dilingkungan masyarakat.
Tingkah laku dan sikap guru merupakan cermin dari kepribadian guru tersebut.
Menurut Menurut Djaali, (2009: 3-4) mengemukakan bahwa “kepribadian
merupakan suatu proses dinamis di dalam diri yang terus menerus dilakukan
terhadap sistem psikofisik (fisik dan mental), sehingga membentuk pola
penyesuaian diri yang unik atau khas pada setiap orang pada lingkungan” Hal ini
jelas bahwa kepribadian guru sangat diperhatikan karena dapat berpengaruh
dengan keprofesionalannya dalam melaksanakan profesinya. Witheringtin (dalam
Suwadah, 2011: 37) mengungkapkan kepribadian adalah seluruh tingkah laku
seseorang yang di integrasikan, sebagaimana yang tampak pada orang lain

1
Menurut Suwadah, (2011:38) “Kepribadian adalah modal yang harus
dipupuk dan dibina secara terus menerus agar tidak keluar dari jaluryang telah
ditetapkan”. Kepribadian sebagai penentu keakraban hubungan guru dengan anak
didik akan tercermin dalam model pembinaan dan bimbingan yang diberikan
setiap waktu. Kepribadian dapat dikatakan sesuatu yang holistik (menyeluruh)
dalam diri individu. Para ahli menggolongkan kepribadian menjadi beberapa
kelompok, ada yang menggolongkannya kedalam kelompok introvert, ekstrovert
dan ambivert. Kepribadian ekstrovert termasuk kedalam kepribadian positif yang
harus dimiliki guru. Menurut Eysenck (dalam Subini, 2012:33) “ kepribadian
ekstrovert mempunyai ciri-ciri sifat sosiabilitas, bersahabat, menikmati
kegembiraan, aktif bicara, impulsif, menyenangkan, spontan, ramah serta aktif
dalam kegiatan sosial”. Orang dengan kepribadian ekstrovert menurut Eysenck
adalah orang yang minat nya ditujukan seluruhnya kepada apa yang di luar dirinya
(bersikap terbuka).
Darmadi, (2010: 55) mengungkapkan bahwa “guru harus mempunyai
kepribadian terbuka sifat terbuka guru dapat diwujudkan dengan menerapkan
proses belajar mengajar yang demokratis”. Guru harus senantiasa berusaha untuk
memperbaiiki suasana sekolah yang berdasarkan kebutuhan dan tuntutan dari
berbagai pihak. Prilaku guru yang ekstrovert dapat dilihat dari sikap yang terbuka,
suka berinteraksi dan bekerjasama dengan banyak orang, memiliki semangat yang
tinggi dalam melakukan sesuatu dan ramah pada semua orang.
Kepribadian guru sangat diperhatikan oleh para orang tua murid. Para
orang tua tentunya menginginkan anaknya di didik oleh orang yang memiliki
kepribadian yang baik. Kepribadian yang sangat diperhatikan orang tua seperti
penyayang, sabar, semangat, dan dapat membuat anak nyaman dan aman apabila
berada di sekolah. Selain itu guru yang ideal harus mempunyai empat kompetensi
yang meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial,
dan kompetensi profesional.
Kenyataan yang dilihat pada guru kelas B di TK Pertiwi Sekda Kota
Pontianak secara umum dapat dilihat guru selalu menampakkan wajah yang ceria,
suka berinteraksi dengan anak, tidak lekas malu jika salah di depan anak
walaupun anak-anak kadang mengejek guru tersebut dikarenakan salah menjawab
pertanyaan anak dan selalu ramah terhadap anak, orang tua siswa dan sesama
teman sejawatnya. Namun secara spesifik karakteristik guru yang mempunyai
kepribadian ekstrovert tersebut belum dapat disimpulkan secara ilmiah bahwa
guru tersebut benar bersifat ekstrovert atau tidak.
Guru dapat dikatakan ekstrovert jika guru bersikap ceria setiap berinteraksi
dengan anak, ramah terhadap siapa pun, senang bekerja sama dan mudah
beradaptasi dengan berbagai lingkungan.
Berdasarkan uraian yang diungkapkan diatas penelitian ini akan mengangkat
tentang karakteristik kepribadian ekstrovert guru dalam mengajar anak usia 5-6
tahun di TK Pertiwi Sekda Kota Pontianak.

METODE
Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang
telah di tetapkan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

2
deskriptif. Menurut Nasir (2011:54) metode deskriptif adalah suatu metode dalam
meneliti sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem
pemikiran atau suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Pada penelitian ini
peneliti akan mengkaji karakteristik kepribadian ekstrovert guru di TK Pertiwi
Setda Kota Pontianak. Penggambaran mengenai hal-hal yang terjadi dalam situasi
tertentu akan disusun secara terperinci dan jelas sehingga data yang diperoleh
dapat disajikan secara lengkap. Sehingga peneliti ingin menggambarkan secara
faktual serta obyektif mengenai karakteristik kepribadian ekstrovert guru di TK
Pertiwi Setda Kota Pontianak. Sedangkan pendekatan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Penggunaan pendekatan ini dilakukan
mengingat yang diteliti mengenai karakteristik kepribadian ekstrovert guru.
Subyek dalam penelitian ini adalah guru taman kanak-kanak di TK Pertiwi Sekda
Kota Pontianak. TK Pertiwi Sekda terdiri dari TK Pertiwi 1 dan TK Pertiwi 2
Kota Pontianak. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 12 orang dan sampel
dalam penelitian ini adalah berjumlah 12 orang.
Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti di dalam
penelitian ini adalah observasi langsung, wawancara dan dokumentasi. Peneliti
menggunakan beberapa intrumen penelitian untuk mendapatkan hasil penelitian
yang obyektif. Peneliti mengadakan wawancara dengan guru yang mengajar di
TK Pertiwi Setda Kota Pontianak, menyusun pedoman observasi berupa check list
dan catatan lapangan untuk mencatat aktivitas yang di lakukan guru selama
melaksanakan pembelajaran di kelas dan dokumentasi.
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data
kualitatif, mengikuti konsep Miles and Huberman yaitu dimulai dengan
pengumpulan data (data collection), reduksi data (data reduction), penyajian data
(data display), dan penarikan kesimpulan/ verifikasi (conclusion drawing/
verification). Empat tahap analisis ini dilakukan secara interaktif dan berlansung
terus menerus pada setiap penelitian.
Prosedur dalam penelitian ini terdiri dari 4 tahap analisis data yaitu
sebagai berikut.
Pengumpulan Data (Data Collection)
Data atau informasi yang berhasil dikumpulkan dari proses penelitian
biasanya berupa narasi yang jumlahnya bisa ratusan halaman. Informasi yang
telah dikumpulkan tersebut “bahan mentah” ini membingungkan peneliti, maka
perlu dibentuk uraian atau laporan terinci dan jelas agar dapat menjawab
pertanyaan penelitian tentang karakteristik kepribadian ekstrovert guru di TK
Pertiwi Setda Kota Pontianak sehingga dalam tahap selanjutnya dilakukan reduksi
data.
Reduksi Data (Data Reduction)
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Pada tahap ini
pemeriksaan kembali data-data yang sudah terkumpul baik dari hasil wawancara,
catatan lapangan, maupun daftar cek. Data-data yang telah dikumpulkan akan
direduksi untuk memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai hasil
penelitian.Sehingga akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan
mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya dan

3
mencarinya bila diperlukan. Aspek yang direduksi adalah karakteristik
kepribadian ekstrovert guru di TK Pertiwi Setda Kota Pontianak. Peneliti
mengelompokkan berdasarkan kategori yang telah ditetapkan sebelumnya. Aspek
yang di teliti harus jelas sehingga pada saat mereduksi data tidak terjadi kesalahan
dalam pengelompokan.
Penyajian Data (Data Display)
Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk
uraian singkat, bagan hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya.
Penyajian data dilakukan guna untuk mempermudah dalam memahami apa yang
terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami
tersebut. Penyajian pada penelitian ini berbentuk penggambaran tentang
karakteristik kepribadian ekstrovert guru di TK Pertiwi Setda Kota Pontianak.
Karakteristik kepribadian ekstrovert tersebut terbagi menjadi beberapa kategori ini
akan di gambarkan secara jelas pada penyajian ini. Penyajian data ini dilakukan
agar hasil penelitian yang dilakukan dapat ditarik kesimpulan dan di perbaiki jika
terdapat kesalahan atau kekurangan data.
Pengambilan Keputusan dan Verifikasi (Conclusion Drawing/ veryfing)
Data yang telah disajikan untuk tahap selanjutnya di cek kembali
(verifikasi). Sebelum akhirnya ditarik kesimpulan akhir atau pengambilan
keputusan tentang hal yang dibahas. Pengambilan keputusan dalam penelitian
kualitatif adalah merupakan temuan baru yang sebelumnya belum ada.
Pengambilan kesimpulan tentang karakteristik kepribadian ekstrovert berdasarkan
data yang telah di kumpulkan dilapangan dan teori yang telah di ungkapakan para
ahli. Setiap karakteristik akan dianalisis dan selanjutnya di verifikasi agar
penelitian ini jelas dan dapat menjawab pertanyaan penelitian yang telah
ditetapkan sebelumnya.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada dua taman kanak-kanak di Kota
Pontianak yaitu TK Pertiwi I dan TK Pertiwi II Setda Kota Pontianak.
Karakteristik kepribadian yang dimaksudkan didalam penelitian ini teridiri dari
beberapa kategori yaitu lancar berbicara, bebas dari kecemasan, tidak lekas malu,
menyukai data obyektif dan ramah serta suka berteman.
Guru dengan kepribadian ekstrovert lancar dalam berbicara dari hasil
wawancara menunjukkan bahwa guru menyatakan jika mereka dapat menjelaskan
pelajaran dengan artikulasi dan intonasi yang jelas. Data observasi berupa check
list yang dilakukan oleh peneliti terhadap guru ketika guru melakukan kegiatan
disekolah maka di ketahui bahwa semua guru memenuhi indikator lancar
berbicara.Indikator tersebut terdiri dari guru tidak gagap ketika berbicara dengan
anak, guru berbicara di depan kelas dengan artikulaasi dan intonasi yang jelas
ketika menyampaikan pelajaran atau menjelaskan pelajaran didepan kelas dan
guru menjawab pertanyaan anak dengan bahasa yang dimengerti oleh anak. Selain
data check list dan juga di lengkapi dengan data hasil catatan lapangan yang
didapat peneliti saat guru melasanakan pembelajaran di kelas. Data ini

4
menyatakan bahwa guru menjelaskan pelajaran didepan kelas dengan artikulasi
dan intonasi yang jelas sehingga penjelasan yang di ungkapkan oleh guru dapat
mudah dipahami oleh anak. Guru juga kadang-kadang menjelaskan seperti
bercerita sehingga anak tertarik mendengar penjelasan yang disampaikan oleh
guru.
Guru dengan kepribadian ekstrovert bebas dari kecemasan dari hasil
wawancara peneliti dengan semua guru yang mengajar di TK pertiwi Setda Kota
Pontianak diketahui bahwa semua guru menyatakan dapat membuat suasana kelas
santai dan tidak tegang pada saat pembelajaran berlangsung dan guru selalu bisa
memperoleh cara agar anak tidak bosan pada saat pembelajaran berlangsung. Hal
ini dapat dilakukan dengan cara guru menunjukkan wajah yang santai dan tidak
tegang karena sebagian guru merasa jika ia menunjukkan wajah yang tegang maka
anak-anak juga ikut tegang. Selain itu guru mengajak anak bernyanyi, bercanda
dan membuat permainan agar suasana kelas santai dan tidak tegang sehingga
anak kembali bersemangat untuk melanjutkan kegiatan kembali setelah suasana
ceria dan anak bersemangat. Sedangkan dari hasil observasi dapat terlihat bahwa
ada 2 orang guru yang tidak dapat menunjukkan wajah yang ceria dan masih
kurang bersemangat saat berinteraksi dengan anak serta guru juga tidak bisa
membuat suasana yang santai dan tidak tegang saat melaksanakan kegiatan
pembelajaran. Hal ini mengakibatkan anak kurang bersemangat saat guru tersebut
mengajar. Data hasil catatan lapangan yang peneliti lakukan di setiap kelas di TK
Pertiwi Setda Kota Pontianak. Data hasil catatan lapangan juga sama dengan data
hasil check list. Pada saat pembelajaran berlangsung guru kurang menunjukkan
wajah yang ceria dan membuat suasana santai di kelas. Guru lebih banyak diam
dan kurang semangat mengikuti kegiatan pembelajaran.
Guru dengan kepribadian ekstrovert tidak lekas malu dari hasil wawancara
yang dilakukan oleh peneliti dengan para guru diketahui bahwa semua guru
pernah dikritik oleh anak karena kesalahan menyebutkan kata-kata atau nama
benda.Sikap anak yang kritis memungkinkan anak untuk menunjukkan aksi protes
terhadap kesalahan yang guru. Saat hal tersebut terjadi maka sikap yang
ditunjukkan guru adalah meminta maaf atas kesalahan yang dilakukan dan
memperbaiki kesalahannya tersebut namun tidak jarang guru bertanya pada anak
tentang bagaimana jawaban yang benar maka anak-anak akan memberikan
jawaban yang benar. Guru tidak malu untuk mengakui kesalahannya didepan anak
dan meminta maaf pada anak. Hal ini akan dapat membuat anak belajar mengenai
sikap guru tersebut.
Hasil observasi berupa check list yang dilakukan peneliti terhadap semua
guru di TK Pertiwi Setda Kota Pontianak adalah semua guru dapat memenuhi
indikator tidak lekas malu yang telah di tetapkan oleh peneliti seperti guru tidak
marah jika di tegur anak saat menjawab pertanyaan yang salah, guru tidak malu
mengakui kesalahannya didepan anak dan guru tidak malu ketika di kritik anak
ketika salah dalam menjelaskan pelajaran. Hal ini peneliti perkuat dengan
observasi hasil catatan lapangan yang peneliti kumpulkan dari setiap kelas saat
guru mengajar. Guru tidak malu untuk mengakui kesalahannya saat guru salah
menyebutkan sesuatu, guru lantas meminta maaf pada anak dan memperbaiki
ucapannya.

5
Guru dengan kepribadian ekstrovert menyukai data konkret dari hasil
wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan para guru di ketahui bahwa guru
akan berusaha memberikan pelajaran secara konkret. Guru membawa bahan dan
alat peraga kedalam kelas agar anak memperoleh pengalaman konkret dari
kegiatan yang dilaksanakan oleh guru. Hal ini dilakukan guru dengan beberapa
cara seperti membawa gambar, membawa benda aslinya misalnya tanaman, daun
dan lain sebagainya, guru juga membawa anak ke taman sekolah, kemuseum atau
tempat-temapt lainnya yang dapat membuat anak memperoleh pengalaman
konkret. Pengalamman konkret sangat dibutuhkan oleh anak karena pada usia ini
anak sangat kritis dan rasa ingin tahu anak cukup besar. Guru hendaknya
menyediakan fasilitas yang dapat menunjang pengetahuan anak tersebut sehingga
rasa ingin tahu anak dapat terpenuhi.
Hasil observasi berupa check list dapat diketahui bahwa semua guru di TK
Pertiwi Setda Kota Pontianak menyukai data obyektif hal ini terbukti semua guru
dapat memenuhi indikator menyukai data obyektif yang di tetapkan oleh peneliti
seperti guru memberikan pembelajaran yang bersifat konkret dan guru membawa
alat peraga kedalam kelas untuk menunjang kegiatan pembelajaran. Hasil catatan
lapangan juga menunjukkan hal yang demikian guru membawa alat peraga
kedalam kelas seperti gambar dan lukisan. Pada saat pembelajjaran di kelas
peneliti melihat guru membawa gambar saat menjelaskan peristiwa terjadinya
longsor sehingga anak tertarik dengan penjelasan guru tersebut. Anak-anak akan
lebih cepat mengerti jika guru membawa alat peraga dibanding guru hanya
menjelaskan tanpa membawa alat peraga.
Guru dengan kepribadian ekstrovert ramah dan suka berteman dari hasil
wawancara yang dilakukan peneliti dengan para guru TK Pertiwi Setda Kota
Pontianak diketahui bahwa guru cukup dekat dengan anak. Guru tidak malu untuk
bermain dengan anak di dalam kelas maupun di luar kelas. Bahkan sebagian guru
dapat menjadi teman curhat yang cukup dipilih anak. Anak telah merasa dekat
dengan guru sehingga anak tidak ragu untuk mercerita atau bermanja-manja
dengan guru. Guru tidak merasa risih mendengar rengekan anak dan tidak merasa
malas untuk menemani anak bermain di lapangan. Sikap ramah guru pada anak-
anak membuat guru menjadi rebutan anak-anak. Anak-anak lebih merasa aman
dan tenang saat berada di dekat gurunya.
Hasil observasi berupa check list menunjukkan bahwa semua guru ramah
dan suka berteman dengan anak. hal ini ketika guru memenuhi indikator yang
telah ditetapkan oleh peneliti yaitu guru menunjukkan sikap ramah kepada semua
anak. Hal ini juga diperkuat dengan fakta yang peneliti tulis pada catatan lapangan
bahwa guru mau bermain dengan anak. Guru tidak menolak jika diajak bermain
bersama anak atau hanya menemani anak bermain di lapangan. Pada saat anak
berkelahi saat bermain bersama temannya guru selalu berusaha menjadi penengah
yang baik bagi anak, guru tidak membela salah satu dari mereka akan tetapi guru
bertindak adil di depan anak.

Pembahasan
Penelitian ini dilaksanakan mulai minggu ke dua bulan mei hingga tanggal
29 Juni 2013 di TK Pertiwi I dan TK Pertiwi II Setda Kota Pontianak.

6
Kepribadian ini memungkinkan seorang guru mengajar dan berinteraksi dengan
anak secara total masuk kedunia anak. Yusuf dan Sugandi (2012:143)
mengungkapkan “interaksi guru dan siswa dianalisis melalui perilaku bahasanya”.
Interaksi permulaan antara guru dan siswa seperti mengenalkan tentang topik dari
materi pelajaran akan dibahas pada saat itu sehingga guru harus menjelaskan
secara lancar dan jelas. Hal ini ditambahkan dengan pendapat Ma’mur,
(2010:186) yang menyatakan ”beberapa komunikasi nonverbal harus dilatih agar
sesuai yaitu kontak mata, ekspresi wajah, gerak tubuh dan nada suara”. Selain
komunikasi verbal, komunikasi non verbal juga harus diperhatikan oleh guru.
Komunikasi nonverbal dapat menjadi modal utama untuk guru agar dapat
mengajar anak secara total sehingga anak dapat berkembang secara optimal. Guru
dengan kepribadian ekstrovert memiliki indikator lancar berbicara hal ini terbukti
dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti di TK Pertiwi Setda Kota Pontianak.
Data yang dikumpulkan dari hasil wawancara, observasi dan catatan lapangan
menunjukkan bahwa semua guru di TK Pertiwi Setda Kota Pontianak lancar
berbicara. Hal ini terlihat saat pembelajaran dikelas guru menjelaskan dengan
lancar, guru tidak ada yang gagap dalam menjelaskan, artikulasi dan intonasi guru
dalam berbicara cukup jelas serta guru dapat menjawab pertanyaan dengan bahasa
yang dapat dimengerti oleh anak. hal ini menunjukkan bahwa komunikasi verbal
guru sudah dapat terlatih dengan baik. Guru dapat berkomunikasi dengan baik
saat berinteraksi dengan anak. Jika guru menjelaskan pembelajaran dengan baik
maka anak-anak akan lebih semangat untuk mengikuti kegiatan pembelajaran di
kelas. Penjelasan guru yang terlalu panjang juga tidak di minati oleh anak karena
pada usia ini anak mudah bosan untuk duduk lama untuk mendengarkan ceramah
dari guru. Guru dengan kepribadian ekstrovert cenderung lancar berbicara dari
pada menulis, guru lebih bersikap aktif dalam menjelaskan pembelajaran.
Ma’mur, (2010: 185) “guru dapat belajar membuat ice breaker (pemecah
kebekuan) berupa cerita konyol, teka-teki dan kelakuan lucu lainnya agar dapat
memecahkan kebuntuan otak siswa dan mengmbalikan lagi daya konsentrasi
siswa”. Hal ini sesuai dengan indikator kepribadian ekstrovert menurut Crow and
Crow yang mengungkapkan bahwa salah satu adalah bebas dari kecemasan. Guru
yang memiliki kepribadian ekstrovert ini akan selalu menunjukkan raut wajah
yang ceria dan bersemangat ketika berinteraksi dengan anak baik saat
pembelajaran berlangsung maupun saat berinteraksi dengan anak pada saat
istirahat. Hal ini diamati oleh peneliti dan peneliti kelompokkan kedalam
indikator bebas dari kecemasan pada guru dengan kepribadian ekstrovert. Aapnak
akan merasa senang belajar jika situasi kelas yang kondusif. Guru dapat
menciptakan situasi kondusif di mulai dari dirinya sendiri seperti menunjukkan
wajah yang ceria, bersemangat saat berinteraksi dengan anak dan membuat
suasana kelas menjadi santai dan tidak tegang dengan cara menngajak anak
bermain, bernyanyi dan kegiatan lain yang dapat membuat anak tidak tegang.
Selain itu tidak lekas malu merupakan aspek yang diamati pada penelitian
ini. Guru dengan kepribadian ekstrovert selalu menyikapi dengan bijaksana jika
ditegur oleh anak apabila menjawab keliru menjawab pertanyaan, guru juga tidak
malu mengakui kesalahan didepan anak, dan guru juga tidak malu ketika dikritik
anak karena salah dalam menjelaskan pelajaran. Anak bertanya adalah hal yang

7
sangat baik, guru dapat menjawab pertanyaan anak dengan kata-kata yang
sederhana yang mudah dimengerti oleh anak. namun jika anak belum mengerti
dengan jawaban yang diberikan oleh guru maka guru dapat meminta maaf pada
anak dan berjanji akan menjawabnya setelah guru menemukan jawab yang dapat
dengaan mudah dimengerti oleh anak. Hal ini menunjukkan bahwa guru peduli
dengan pertanyaan anak dan guru tidak malu untuk mengakui jika guru tidak
dapat menjawab pertanyaan tersebut.
Menurut Isnawati, (2010:126) menyatakan “guru harus senantiasa
menjawab setiap pertanyaan siswa agar semakin memancing rasa ingin tahu para
siswa dan dapat memotivasi mereka untuk rajin belajar”. Guru tidak
diperkenankan untuk mengalihakan pembicaraan atau dengan sengaja tidak ingin
menjawab pertanyaan anak karena hal ini akan melumpuhkan semangat dan rasa
ingin tahu anak. Guru tidak jarang melakukan kesalahan didepan anak, hal
tersebut dapat berupa hal yang disenagaja agar anak kritis untuk memperbaikinya
dan hal yang tidak sengaja dilakukan guru. Hal tersebut dapat terjadi kapan saja
termasuk saat guru menjelaskan pembelajaran dikelas. Guru dapat meminta maaf
pada anak atas kesalahannya tersebut. Hal ini bekaitan dengan karakteristik
kepribadian ekstrovert yaitu tidak lekas malu. Guru dengan kepribadian ekstrovert
memiliki indikator tidak lekas malu dengan sub indikator guru tidak malu ketika
melakukan kesalahan atau salah dalam menjawab pertanyaan anak. Data yang
dikumpulkan oleh peneliti menunjukkan bahwa semua guru tidak lekas malu saat
melakukan kesalahan di depan anak maupun dikritik oleh anak.
Menurut Nurfuadi, (2012:142) menyatakan “dalam proses pembelajaran di
taman kanak-kanak sangat diperlukan proses pembelajaran yang atraktif hal ini
karena umumnya anak usia dini masih cepat bosan belajar”. Pembelajarn atraktif
ini dapat dimulai dengan menciptakan alat dan sarana belajar dan alat permainan
yang di buat oleh guru untuk menunjang kegiatan belajar. Alat peraga adalah hal
yang cukup penting untuk pembembelajaran di kelas karena hal ini dapat menjadi
daya tarik tersendiri untuk anak dalam kegiatan pembelajaran tersebut.
Guru dengan kepribadian ekstrovert cenderung menyukai data obyektif ,
hal ini dapat terlihat dari cara guru memberikan pembelajaran pada anak. Guru
akan memberikan pembelajaran yang bersifat konkret, misalnya guru membawa
anak ke kebun sekolah agar anak dapat mengamati tanaman yang ada di
sekitarnya dan alam sekitarnya serta cara merawat dan menanam tanaman
tersebut. Guru juga dapat membawa anak ke museum untuk melihat benda-benda
peninggalan nenek moyang yang masih terawat hingga sekarang. Selain
membawa anak keluar kelas guru juga dapat membawa dan membuat suasana
taman atau kebun binatang kedalam kelas dengan cara membawa alat peraga.
Guru membawa alat peraga pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung dikelas,
misalnya guru membawa daun agar anak mengetahui macam-macam jenis daun
yang ada di sekitarnya. Guru dapat merancang sendri alat peraga yang ingin
digunakannya dalam pembelajaran. Guru dapat membuatnya dari bahan-bahan
bekas sehingga alat peraga tersebut dibuat dalam jumlah yang banyak sehingga
anak-anak juga dapat menggunakannya. Namun tidak semua guru di TK Pertiwi
Setda melakukan hal tersebut. Hal ini terbukti bahwa semua guru telah

8
memberikan pembelajaran yang bersifat konkret dan membawa alat peraga dalam
mengajar di TK Pertiwi Setda Kota Pontianak.
Ramah dan mudah berteman dengan anak adalah hal yang sangat penting
dimiliki oleh guru. Hal ini memungkinkan guru untuk mudah akrab dengan siapa
pun termasuk dengan anak. Anak akan mencontoh sikap guru yang mudah
berteman dengan siapapun ini sebagai sesuatu yang baik sehinngga anak tidak
akan berlaku sombong dan membeda-bedakan teman serta tidak menghina teman.
Guru dengan kepribadian ekstrovert juga menunjukkan sikap ramah dan suka
berteman dengan siapa pun termasuk dengan anak, orang tua murid dan teman
sejawatnya. Hal ini terbukti dari data yang dikumpulkan peneliti melalui
wawancara, observasi dan catatan lapangan menunjukkan bahwa guru mau
bermain dengan anak saat berada di dalam kelas maupun di luar kelas, guru juga
sering bercakap-cakap tentang perkembangan anak dengan orang tua maupun
dengan guru lainnya saat istirahat dan sebelum maupun setelah pulang sekolah.

SIMPULAN DAN SARAN


Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, disimpulkan bahwa
karakteristik kepribadian ekstrovert guru TK Pertiwi Setda Kota Pontianak adalah
lancar berbicara, bebas dari kecemasan, tidak lekas malu, menyukai data obyektif
dan ramah dan suka berteman. Hal ini dibuktikan dengan fakta-fakta yang peneliti
temukan dilapangan yang mengenai karakteristik-karakteristik yang peneliti
tetapkan sebelumnya. (1) guru dengan kepribadian ekstrovert di TK Pertiwi Setda
Kota Pontianak lancar berbicara yaitu guru tidak gagap ketika berbicara, intonasi
dan artikulasi jelas saat berbicara dengan anak dan guru menjawab pertanyaan
anak dengan bahasa yang dapat dimengerti oleh anak. (2) guru dengan
keepribadian ekstrovert bebas dari kecemasan yaitu tidak semua bebas dari
kecemasan hal ini terbukti ada sebagian kecil masih menunjukkan raut muka
yang kurang ceria, kurang bersemangat, tegang dan tidak memberikan suasana
yang santai saat pembelajaran berlangsung. Guru yang tidak bisa menunjukkan
raut wajah yang ceria ada 2 orang dari 12 orang guru, guru yang tidak
bersemangat saat berinteraksi dengan anak ada 2 orang dari 12 orang guru dan
guru yang tidak bisa membuat suasana santai ada 2 orang dari 12 orang guru. (3)
guru dengan kepribadian ekstrovert tidak lekas malu hal ini dilihat dari ketika
guru melakukan kesalahan didepan anak guru tidak malu untuk mengakui jika ia
salah dan guru juga tidak marah ketika dikritik anak saat melakukan kesalahan
tersebut. (4) guru dengan kepribadian eksrovert menyukai data obyektif, hal ini
terlihat saat guru melaksakan kegiatan di dalam kelas guru dapat membawa alat
peraga dan guru telah berusaha memberikan pembelajaran yang bersifat konkret
kepada anak. (5) guru dengan kepribadian ekstrovert ramah dan suka berteman,
hal ini terlihat saat guru bermain dan bercakap-cakap dengan anak saat istirahat
berlangsung. Guru juga cukup akrab dengan teman sejawaat, hal ini terlihat saat
guru dan orang tua berdiskusi tentang kegiatan dan perkembangan anak.

9
Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh oleh peneliti maka ada
beberapa saran yang akan diberikan oleh peneliti yaitu: (1) sebagian guru masih
ada yang tidak menunjukkan raut wajah yang ceria dan tidak bersemangat saat
berinteraksi dengan anak oleh karena itu guru hendaknya lebih ceria dan
bersemangat. Agar anak juga ikut bersemangat ketika melihat gurunya
bersemangat, (2) guru hendaknya dapat membuat suasana kelas yang santai dan
tidak tegang saat melaksanakan kegiatan. Hal ini dilakukan agar anak merasa
nyaman dan bersemangat ketika mengikuti kegiatan dikelas. Cara membuat
suasana santai dapat diwujudkan dengan bernyanyi, bercanda, membuat
permainan bersama dan lain sebagainya agar anak senang dan bersemangat, (3)
diharapakan guru memberikan pembelajaran yang bersifat konkret seperti pada
saat tema tertentu guru dapat mengajak anak keluar kelas untuk mengamati secara
langsung yang menyangkut tema tersebut agar anak mendapatkan pengalaman
yang konkret, (4) guru hendaknya membawa alat peraga yang lebih bervariasi
ketika melaksanakan kegiatan untuk menarik perhatian anak dan gambar yang di
bawa guru ke kelas hendaknya berwarna tidak hanya gambar hitam putih. Agar
anak tertarik dengan kegiatan pembelajarn yang dilaksanakan oleh guru.
DAFTAR RUJUKAN

Darmadi, Hamid. (2010). Kemampuan Dasar Mengajar. Bandung: Alfabeta


Djaali. (2009). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Isnawati, Nurlaela. (2010). Guru Positif-Motivatif. Jogyakarta: Laksana
Ma’mur, Jamal Asmani. (2010). Buku Pintar Playgroup. Jogyakarta: Buku Biru
Nazir, Moh.(2011). Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.
Nurfuadi. (2012). Profesionalisme Guru. Yogyakarta: STAIN PRESS
Sobur, Alex. (2003). Psikologi Umum dalam Lintasan Sejarah. Bandung: CV
Pustaka Setia
Subini, Nini. (2012). Psikologi Pembelajaran. Yogyakarta: Mentari Pustaka
Suwadah, Siti Rimang. (2011). Meraih Predikat Guru dan Dosen Paripurna.
Bandung: Alfabeta
Yusuf, Syamsu & Nani M. Sugandi. (2012). Perkembangan Peserta Didik.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

10

Anda mungkin juga menyukai