Anda di halaman 1dari 7

NAMA : Devinda Yusila Putri

NIM : 031056476
JURUSAN : Teknologi Pendidikan (FKIP)

Tugas.2
METODE PENELITIAN

Jelaskan apa yang dimaksud dengan pendekatan penelitian dan deskripsikan secara rinci dan
contoh - contoh yang tepat tentang penggunaan beberapa pendekatan penelitian berikut ini:

- Eksploratoris
- Deskriptif
- Korelasional
- Eksperimental

Jawaban :
- Eksploratoris
Penelitian Eksplanatori adalah penelitian bertujuan untuk menguji suatu teori atau hipotesis
guna memperkuat atau bahkan menolak teori atau hipotesis hasil penelitian yang sudah ada
sebelumnya.
Penelitian eksploratori bersifat mendasar dan bertujuan untuk memperoleh keterangan,
informasi, data mengenai hal-hal yang belum diketahui. Karena bersifat mendasar, penelitian ini
disebut penjelajahan (eksploration). Penelitian eksploratori dilakukan apabila peneliti belum
memperoleh data awal sehingga belum mempunyai gambaran sama sekali mengenai hal yang
akan diteliti. Penelitian eksploratori tidak memerlukan hipotesis atau teori tertentu. Peneliti
hanya menyiapkan beberapa pertanyaan sebagai penuntun untuk memperoleh data primer
berupa keterangan, informasi, sebagai data awal yang diperlukan.

Contoh Penelitian Eksploratori (Eksploratif)

Ketika isu sertifikasi profesi muncul ke permukaan, apa yang dimaksudkan dengan sertifikasi itu
saja masih diperdebatkan orang. Sebagian punya pemahaman tertentu, sebagian lain punya
pemahaman lain lagi. Siapa yang melakukan sertifikasi juga macam-macam pandangan, ada
yang harus si empunya pendidikan akademik terkait, ada yang memandang itu bagian asosiasi
profesi, ada yang memandang dilakukan bersama-sama. Itu yang muncul di media masa dan
ceritera dari mulut ke mulut, ada yang berupa artikel ada pula berita para pejabat.
Salah satu jabatan profesi adalah pustakawan. Menarik karenanya untuk digali (dieksplor)
pemahaman pustakawan dan tenaga perpustakaan mengenainya. Itu yang saya lakukan sekian
tahun yang lalu. Pustakawan yang dijadikan sampel sekedar memperoleh dari berbagai lembaga
(UNY, IAIN/UIN Sunan Kalijaga, UII, dan beberapa sekolah). Tidak banyak, tapi cukup
memberikan gambaran ragam pendapat mengenainya. Pertanyaan diajukan agak terstruktur
lewat angket semi terbuka. Ada tambahan pendapat atau pandangan yang boleh dituliskan
sebagai jawaban atau opini di luar yang dituliskan dalam angket. Laporannya (deskriptif,
kuantitatif hitung-hitung persentase yang berpendapat begini begitu) jadilah sebagai makalah
seminar “Ilmu Pendidikan” di UPI Bandung.

- Deskriptif
Penelitian deskriptif adalah salah satu jenis penelitian yang tujuannya untuk menyajikan
gambaran lengkap mengenai setting sosial atau dimaksudkan untuk eksplorasi dan klarifikasi
mengenai suatu fenomena atau kenyataan sosial, dengan jalan mendeskripsikan sejumlah
variabel yang berkenaan dengan masalah dan unit yang diteliti antara fenomena yang diuji.
Dalam penelitian ini, peneliti telah memiliki definisi jelas tentang subjek penelitian dan akan
menggunakan pertanyaan who dalam menggali informasi yang dibutuhkan.Tujuan dari
penelitian deskriptif adalah menghasilkan gambaran akurattentang sebuah kelompok,
menggambarkan mekanisme sebuah proses atau hubungan, memberikan gambaran lengkap baik
dalam bentuk verbal atau numerikal, menyajikan informasi dasar akan suatu hubungan,
menciptakan seperangkat kategori dan mengklasifikasikan subjek penelitian, menjelaskan
seperangkat tahapan atau proses, serta untuk menyimpan informasi bersifat kontradiktif
mengenai subjek penelitian.

Contoh Metode Penelitian Deskriptif : Studi Perkembangan (Developmental Study)

Studi perkembangan atau developmental study banyak dilakukan oleh peneliti di bidang
pendidikan atau bidang psikologi yang berkaitan dengan tingkah laku. Sasaran penelitian
perkembangan pada umumnya menyangkut variabel tingkah laku secara individual maupun
dalam kelompok. Dalam penelitian perkembangan tersebut peneliti tertarik dengan variabel yang
utamanya membedakan antara tingkat umur, pertumbuhan atau kedewasaan subjek yang diteliti.

Studi perkembangan biasanya dilakukan dalam periode longitudinal dengan waktu tertentu,
bertujuan guna menemukan perkembangan dimensi yang terjadi pada seorang responden.
Dimensi yang sering menjadi perhatian peneliti ini, (CPSC), misalnya: intelektual, fisik, emosi,
reaksi terhadap perlakuan tertentu, dan a adalah perkembangan sosial anak. Studi perkembangan
ini bisa dilakukan baik secara berhasrat cross-sectional atau longitudinal.

Jika penelitian dilakukan dengan model cross-sectional, peneliti pada waktu yang sama dan
simultan menggunakan berbagai tingkatan variabel untuk diselidiki.
Data yang diperoleh dari masing-masing tingkat dapat dideskripsi dan kemudian dikomparasi
atau dicari tingkat asosiasinya. Dalam penelitian perkembangan model longitudinal, peneliti
menggunakan responden sebagai sampel tertentu, misalnya: satu kelas dalam satu sekolah,
kemudian dicermati secara intensif perkem¬bangannya secara kontinu dalam jangka waktu
tertentu seperti 3 bulan, 6 bulan, atau 1 tahun. Semua fenomena yang muncul didokumentasi
untuk digunakan sebagai informasi dalam menganalisis guna mencapai hasil penelitian.

- Korelasional
Penelitian korelasi merupakan suatu penelitian yang melibatkan tindakan pengumpulan data
guna menentukan, apakah ada hubungan dan tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih.
Penelitian ini dilakukan, ketika kita ingin mengetahui tentang ada tidaknya dan kuat lemahnya
hubungan variabel yang terkait dalam suatu objek atau subjek yang diteliti. Adanya hubungan
dan tingkat variabel ini penting, karena dengan mengetahui tingkat hubungan yang ada, peneliti
akan dapat mengembangkannya sesuai dengan tujuan penelitian.

Menurut Gay pengertian penelitian korelasional adalah merupakan salah satu bagian penelitian
expostfacto karena biasanya peneliti tidak memanipulasi keadaan variabel yang ada dan
langsung mencari keberadaan hubungan dan tingkat hubungan variabel yang direfleksikan
dalam koefesien korelasi.

Contoh Penelitian Korelasional

Penelitian dilakukan oleh Rusmini, bidang Manajemen Pendidikan pada tahun 2003, sebagai
berikut:
Judul Penelitian :
Kualitas Pelayanan Karyawan Administrasi Akademik, Survey di Politeknik Kesehatan Jakarta
(2003)
Masalah Penelitian
1.Apakah terdapat hubungan pengetahuan administrasi akademik dengan kualitas pelayaanan
karyawan?
2.Apakah terdapat hubungan komunikasi interpersonal dengan kualitas pelayanan karyawan?
3.Apakah terdapat hubungan kemampuan berpikir mekanik dengan kualitas pelayanan
karyawan?
4.Apakah terdapat hubungan pengetahuan administrasi akademik, komunikasi interpersonal, dan
kemampuan berfikir mekanik dengan kualitas pelayanan karyawan? (Rusmini,2004:5)
Kajian Teoristis
Teori-teori yang dikemukakan dalam penelitian ini menyangkut variabel penelitian yang
meliputi kualitas pelayanan, pengetahuan administrasi akademik, komunikasi interpersonal, dan
kemampuan berfikir mekanik.
Kualitas Pelayanan
Berdasarkan teori-teori yang dideskripsikan, penelitian menyimpulkan bahwa kualitas pelayanan
karyawan adalah “keseluruhan hasil kegiatan karyawan yang dilakukan dengan penuh tanggung
jawab, sesuai dengan pedoman atau peraturan yang telah ditetapkan untuk memenuhi harapan
pelanggan dengan indikator kepedulian karyawan dan kepuasan pelanggan” (Rrusmini,2004:9)
Pengetahuan Administrasi Akademik
Berdasarkan teori-teori yang dideskripsikan, peneliti menyimpulkan bahwa pengetahuan
administrasi akademik adalah “segenap yang diketahui karyawan tentang konsep,fakta, dan
prinsip-prinsip kegiatan dalam pelayanan yang berhubungan dengan administrasi akademik yang
meliputi bidang pengajaran, kemahasiswaan, media kependidikan, perpustakaan,
laboratorium,dan perbengkelan” (Rusmini, 2004:15)
Komunikasi Interpersonal
Komunikasi interpersonal disimpulkan penelitian berdasarkan teori-teori yang dideskripsikan
sebagai “interaksi antara pemberi dan penerima informasi atau pesan baik menggunakan alat
ataupun tanpa bantuan alat yang dapat menunjang kegiatan akademik dengan indikator
penyampaian dan penerima pesan, kerja sama, dan umpan balik”(Rusmini, 2004:18)
Kemampuan Berfikir
Kemampuan berfikir mekanik disimpulkan peneliti berdasarkan kajian teoris sebagai
“kesanggupan seseorang dalam menuangkan gagasan yang berkaitan dengan masalah mekanik
dengan indikator penyusun konsep tentang penggunaan alat-alat mekanik,penerapan prinsip-
prinsip fisika mekanik, dan pemecahan masalah mekanik”(Rusmini, 3004:210)
Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kajian teoristis dan penyusunan kerangka berfikir tentang asumsi hubungan antara
variabel bebas dengan variabel terikat baik secara terpisah maupun secara bersama-sama, maka
peneliti mengajukan hipotesis penelitian sebagai berikut.
a.Terdapat hubungan positif antara pengetahuan administrasi akademik dan kualitas pelayanan
b.Terdapat hubungan positif antara komunikasi interpersonal dan kualitas pelayanan
c.Terdapat hubungan positif antara kemampuan berfkir mekanik dengan kualitas pelayanan
d.Terdapat hubungan positif antara pengetahuan administrasi akademik,komunikasi
interpersonal dan kemampuan berfikir mekanik secara bersama-sama dengan kualitas
pelayanan(Rusmini,2004: 22)
Metodologi Penelitian
Penelitian menggunakan metode survei dengan pendekatan korelasional. Variabel bebas dalam
penelitian ini adalah pengetahuan administrasi akademik (X1), komunikasi interpersonal (X2),
dan kemampuan berpikir mekanik (X3). Sementara itu, variabel terikatnya adalah kualitas
pelayanan (Y).
Penelitian ini dilakukan di politeknik Kesehatan Jakarta II dengan unit analisis karyawan
administrasi akademik. Penelitian ini dilakukan mulai dari bulan januari sampai dengan juli
2003.
Pengambilan sampel sebanyak 60 karyawan dilakukan secara acak dari populasi karyawan
administrasi akademik di Politeknik Kesehatan Jakarta II yang berjumlah 121 orang dengan
tingkat pendidikan SMA.
Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dari keempat variabel adalah daftar
pernyataan dan pertanyaan. Kualitas pelayanan karyawan sebagai variabel terkait didasarkan
pada penilaian mahasiswa, dengan cara masing-masing karyawan dinilai oleh tiga orang
mahasiswa (rater). Rater dipilih secara acak sederhana. Skor kualitas pelayanan karyawan
diperoleh berdasarkan skor rata-rata dari ketiga penilai.
Teknik analisis data korelasi parsial. Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu
dilakukan uji persyaratann analisis berupa uji normalitas dan uji homogenitas.
Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis penelitian, maka temuan penelitian ini adalah sebagai
berikut:
a.Terdapat hubungan positif yang sangat signifikan antara pengetahuan administrasi akademik
dan kualitas pelayanan.
b.Terdapat hubungan positif yang sangat signifikan antara komunikasi interpersonal dan kualitas
pelayanan.
c.Terdapat hubungan positif yang sangat signifikan antara kemampuan berpikir mekanik dengan
kualitas pelayanan.
d.Terdapat hubungan positif yang sangat signifikan antara pengetahuan administrasi akademik,
komunikasi interpersonal, dan kemampuan berfikir mekanik secara bersama-sama dengan
kualitas pelayanan (Rusmini, 2004 :25-29).
Dengan demikian, penelitian menyimoulkan bahwa kualitas pelayanan karyawan di Politeknik
Kesehatan Jakarta II dapat ditingkatkan dengan mengembangkan pengetahuan administrasi
akademik, komunikasi interpersonal, dan berpikir mekanik (Rusmini, 2004:30).

- Eksperimental
Penelitian eksperimen adalah merupakan metode sistematis guna membangun hubungan yang
mengandung fenomena sebab akibat. Penelitian eksperimen merupakan metode inti dari model
penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif. Dalam metode eksperimen, peneliti harus
melakukan tiga persyaratan yaitu kegiatan mengontrol, kegiatan memanipulasi, dan observasi.
Dalam penelitian eksperimen, peneliti membagi objek atau subjek yang diteliti menjadi 2
kelompok yaitu kelompok treatment yang mendapatkan perlakuan dan kelompok kontrol yang
tidak mendapatkan perlakuan.

Penelitian eksperimen (Experimental Research) adalah suatu penelitian yang berusaha mencari
pengaruh variabel tertentu terhadap variabel lainnya dalam kondisi yang terkontrol secara ketat.

Menurut latipun (2002) penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dilakukan dengan
melakukan manipulasi yang bertujuan untuk mengetahui akibat manipulasi terhadap perilaku
individu yang diamati.

Contoh riset eksperimental tanpa control group

Pemerintah daerah berniat menerapkan kebijakan transmigrasi penduduk suatu desa yang
memiliki tingkat kepadatan dan kemiskinan yang tinggi. Sebelum menerapkan kebijakan
tersebut, survey dilakukan untuk mengetahui pendapat masyarakat. Riset eksperimental
dilakukan dengan cara menerapkan treatment atau eksperimen kepada partisipan penelitian, lalu
mengevaluasi hasilnya.

Di sini, pemerintah daerah melakukan eksperimen dengan cara mempertontonkan film tentang
keberhasilan para transmigran untuk menstimulasi keinginan mereka agar mau pindah. Riset
eksperimental dilakukan dengan cara menyelenggarakan pre-test atau survey terlebih dahulu
sebelum partisipan menonton film. Kemudian partisipan yang sama disurvey lagi setelah
menonton film. Analisis data dilakukan dengan cara melihat adakah perbedaan sikap antara
sebelum dan sesudah eksperimen dilakukan.

Secara Umum Penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui
pengaruh pemberian suatu treatment atau perlakuan terhadap subjek penelitian.

Jika terjadi perubahan, maka nonton film tentang keberhasilan transmigran bisa dijadikan
sebuah intervensi untuk mendukung kebijakan transmigrasi agar berjalan mulus.

Riset eksperimen tanpa kontrol grup artinya hanya kelompok warga desa yang akan menjadi
subjek kebijakan saja yang disurvey dan diintervensi. Model penelitian ini memiliki kekurangan
pada tingginya bias hasil analisis. Misalnya, apakah perubahan sikap warga tersebut disebabkan
oleh film yang mereka tonton atau kesadaran bahwa mereka sedang disurvey?

Untuk mengurangi bias semacam ini, model penelitian eksperimen dikembangkan dengan
melibatkan kelompok pembanding atau kontrol group. Misalnya, dengan mensurvey warga desa
lain yang memiliki karakteristik serupa.
Contoh riset eksperimental dengan control group

Pemerintah akan menerapkan kebijakan tentang pengurangan konsumsi rokok. Sekelompok


perokok yang mengonsumsi lebih dari lima batang perhari dikumpulkan. Kemudian mereka
dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok pembanding.
Eksperimen yang dilakukan adalah dengan mempertontonkan gambar atau foto-foto tentang
penyakit akibat merokok.

Hipotesis yang dirumuskan menyatakan bahwa memperlihatkan foto-foto atau gambar penyakit
akibat merokok kepada perokok dapat mengurangi jumlah konsumsi rokok mereka per hari.

Kedua kelompok tersebut disurvey apakah ingin mengurangi konsumsi rokoknya saat ini juga.
Setelah itu, kelompok eksperimen diperlihatkan foto-foto yang menjadi alat eksperimen.
Sedangkan kelompok pembanding tidak. Setelah eksperimen dilakukan, survey dilakukakan
kembali terhadap kedua kelompok tersebut.

Analisis data dilakukan untuk melihat apakah ada perbedaan antara kelompok eksperimen dan
kelompok pembanding. Jika terdapat perbedaan yang signifikan, maka hipotesis yang
dirumuskan bisa diterima.

Sebagaimana telah disebutkan di awal, penelitian sosial umumnya melibatkan lebih dari dua
variabel. Contoh penelitian di atas bisa melibatkan variabel lain, seperti misalnya usia, riwayat
penyakit, dan sebagainya. Bisa jadi, seorang responden dengan riwayat penyakit yang berbeda
akan memiliki respons berbeda terhadap foto penyakit akibat rokok yang diperlihatkan.

Anda mungkin juga menyukai