TINJAUAN PUSTAKA
suatu perbandingan dengan penelitian lain yang terkait dengan fenomena atau
fokus penelitian yang sama dalam sudut pandang yang berbeda sehingga dapat
Penelitian yang pertama yaitu penelitian berupa skripsi dari Yogy Trio
wawancara. Teori yang digunakan dalam penelitian ini ialah menggunakan teori
dari Nugroho (2011) mengenai lima aspek efektivitas kebijakan yaitu tepat
kebijakan, tepat pelaksana, tepat target, tepat lingkungan, dan tepat proses. Hasil
secara efektif karena kontribusi dari pihak pelaksana dan pengelola program
Alasan penelitian yang dilakukan oleh Yogy Trio Mulya dijadikan sebagai
penelitian, teori yang digunakan serta metode penelitian. Penelitian dari Yogy
menggunakan teori dari DeLone dan McLean (2003). Metode penelitian Yogy
Kerja Dalam Negeri (BBPLKDN) Bandung ini membahas mengenai aplikasi Kios
Teori yang digunakan ialah teori dari Xuetao Guo dan Jie Lu yang mengatakan
bahwa efektifitas e-government dapat dilihat melalui beberapa aspek yaitu aspek
kualitas sistem, aspek kualitas informasi, aspek kualitas kehadiran website, aspek
kualitas tampilan web, aspek kepuasan pengguna internal dan aspek kepuasan
pengguna eksternal.
penelitian ini dikarenakan memiliki fokus kajian yang sama yaitu mengenai
yaitu terletak pada teori yang digunakan serta pada metode yang digunakan.
Penelitian Alfisyahrin menggunakan teori dari Xuetao Guo dan Jie Lu sedangkan
penelitian penulis menggunakan teori dari DeLone dan Mc Lean (2003). Metode
kuantitatif.
Studi Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
mengenai fenomena paspor online yang dilaksanakan oleh Kantor Imigrasi Klas I
Bandung. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan teknik
dalam fokus penelitian yaitu mengenai efektivitas dan juga sebagai referensi
untuk teori yang penulis gunakan dalam penelitian ini. Teori tersebut merupakan
teori dari DeLone dan McLean yang melihat efektivitas dari kualitas informasi,
Hutabarat dengan penelitian penulis adalah terletak pada lokus penelitian dan
pada metode penelitian. Objek penelitian dalam penelitian penulis adalah pada
penelitian kuantitatif digunakan oleh penulis untuk mencegah terjadinya bias dan
Maheshwari, Vinod Kumar, Uma Kumar dan Vedmani Sharan yang merupakan
mahasiswa dari dua universitas berbeda yaitu University of Windsor dan Carleton
literatur.
Jurnal dari Bharat Maheshwari, Vinod Kumar, Uma Kumar dan Vedmani
Sharan dijadikan sebagai referensi oleh penulis karena di dalam jurnal membahas
fokus penelitian yang sama dengan penelitian penulis yaitu mengenai efektivitas
e-government. Selain itu penelitian ini memiliki delapan faktor kunci yang dapat
dijadikan sebagai pembanding dengan teori yang penulis gunakan yaitu teori dari
DeLone dan McLean (2003). Delapan faktor kunci yang terdapat dalam kerangka
pada era global seperti saat ini telah menyebabkan terjadinya perubahan tata cara
memberikan pengaruh terhadap tiga aspek organisasi yaitu efisiensi, kualitas dan
transparansi :
1. Efisiensi, terbagi menjadi dua elemen yaitu efisiensi waktu dan efisiensi
biaya. Efisiensi waktu merupakan hasil dari percepatan proses kerja
sebagai hasil dari pengolahan dan pengadaan informasi yang dipercepat.
Sedangkan efisiensi biaya merupakan pemberian manfaat TIK terhadap
peningkatan produktivitas, peningkatan arus kas, biaya operasional lebih
rendah, mengurangi tenaga kerja, meningkatkan kepuasan kerja , kepuasan
klien dan meningkatkan citra organisasi.
2. Kualitas, penggunaan TIK dibandingkan dengan pekerjaan manual akan
memberikan manfaat optimalisasi pengetahuan administrasi, optimalisasi
pemangku kepentingan, dan mengurangi kesalahan dan menciptakan serta
mengubah proses menjadi lebih baru.
3. Transparansi, dengan penggunaan TIK akan meningkatkan transparansi
secara keseluruhan baik dari transparansi biaya, transparansi sumber daya,
dan transparansi kinerja. (Scherngell et al, 2003:11)
terlihat bahwa TIK memiliki keterkaitan atau hubungan yang erat terhadap
dengan administrasi publik. TIK dalam administrasi publik saat ini sudah mulai
menyerupai dengan TIK dalam bisnis. Sebelumnya TIK dalam administrasi publik
Keterkaitan TIK dengan administrasi publik dapat dilihat dari dampak atau
bahwa TIK memiliki keterkaitan yang erat dalam segala aspek yang berkaitan
meningkatkan mutu kinerja program. Salah satu bentuk evaluasi program adalah
organization’s objectives, not only in terms of quantity but also quality” (dalam
Bovaird, T and Loffler, E., 2003 : 96). Dari pendapat Erridge tersebut maka
efektivitas dapat dikatakan bukan hanya terfokus pada kuantitas atau (output)
yang dihasilkan oleh suatu program organisasi melainkan menekankan juga pada
kualitas (outcome).
yaitu sebagai :
hanya pada output melainkan juga pada outcome yang diharapkan oleh organisasi.
Program merupakan salah satu unsur penting yang harus ada dalam
terdapat berbagai aspek yang berguna dalam pelaksanaan kegiatan yaitu tujuan
yang ingin dicapai, kegiatan apa saja yang direncanakan untuk diambil dalam
mencapai tujuan, berbagai jenis aturan dan prosedur yang harus dipegang sebagai
dengan adanya program maka akan menciptakan rencana yang lebih mudah untuk
Kata program sendiri berasal dari bahasa Inggris yaitu “programe” yang
memiliki arti sebagai acara atau rencana. Menurut Kamus Besar Bahasa
asas serta usaha yang akan dijalankan oleh individu atau kelompok tertentu.
sebagai berikut :
hakekatnya menyelenggarakan dua jenis fungsi utama yaitu fungsi pengaturan dan
Istilah pelayanan sendiri berasal dari kata “layan” yang artinya membantu
dalam menyediakan segala kebutuhan baik berupa barang atau jasa yang
dilakukan oleh satu pihak untuk pihak lain. Berdasarkan Keputusan Menteri
inti pelayanan publik yang menjadi tugas pemerintah dan pemerintah daerah
yaitu :
merupakan segala bentuk jasa pelayanan baik dalam bentuk barang publik
maupun jasa publik yang merupakan tanggung jawab dari pemerintah baik
pemerintah pusat, pemerintah daerah, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan
Badan Usaha Milik Daerah untuk memenuhi kebutuhan warga sebagai bentuk
penyusunan standar pelayanan publik yang dapat menjadi tolak ukur pelayanan
dengan barang, jasa, proses, manusia dan lingkungan yang memenuhi atau
beberapa sudut pandang, seperti menurut Brown bahwa terdapat beberapa prinsip
sumber daya manusia di dalam organisasi atau dari setiap aparat pemerintah
Salah satu bentuk reformasi administrasi publik adalah terjadinya transisi dari
pemerintah.
muncul sejak akhir tahun 1990-an, tetapi sejarah komputasi dalam organisasi
pemerintah dapat ditelusuri sejak awal adanya sejarah komputer yaitu sejak tahun
Di dalam konsep e-government yang menjadi fokus utama bukan pada “e”
memindahkan prosedur atau layanan yang ada ke internet, tetapi lebih pada
Definisi yang ada saat ini pada umumnya memiliki kesamaan yaitu dalam hal
merupakan :
“Uses digital tools and systems to provide better public services to citizens
and businesses. Effective e-government can provide a wide variety of
benefits including more efficiency and savings for governments and
businesses, increased transparency, and greater participation of citizens
in political life. ICTs are already widely used by government bodies, as it
happens in enterprises, but e-Government involves much more than just
the tools. It also involves rethinking organisations and processes, and
changing behaviour so that public services are delivered more efficiently
to people. Implemented well, e-government enables citizens, enterprises
and organizations to carry out their business with government more
easily, more quickly and at lower cost. (Penggunaan alat digital dan sistem
untuk memberikan pelayanan publik yang lebih baik untuk warga dan
bisnis. E-government yang efektif dapat memberikan berbagai manfaat
termasuk efisiensi dan penghematan bagi pemerintah dan bisnis,
meningkatkan transparansi, dan partisipasi yang lebih besar dari warga
dalam kehidupan politik. TIK sudah banyak digunakan oleh badan-badan
pemerintah, seperti yang terjadi di perusahaan, tetapi e-government
melibatkan lebih dari sekedar alat. Hal ini juga melibatkan memikirkan
kembali organisasi dan proses, dan mengubah perilaku sehingga pelayanan
publik yang disampaikan lebih efisien untuk masyarakat. Diterapkan
dengan baik, e-government memungkinkan warga negara, perusahaan dan
organisasi untuk melaksanakan bisnis mereka dengan pemerintah secara
lebih mudah, lebih cepat dan biaya lebih rendah) ” (EC, 2014)
Apabila dilihat dari dua definisi diatas, kedua definisi tersebut
pemerintah untuk memberikan pelayanan publik yang lebih baik untuk warga dan
dari sektor pemerintah, masyarakat dan juga bisnis. Menurut Zhou (2001),
interaksi antara pemerintah pusat dan daerah, interaksi antar departemen dan
G2C meliputi layanan informasi (kebijakan, aturan dan peraturan dan pedoman),
sekolah umum, rumah sakit, perpustakaan, taman. B2G meliputi berbagai jenis
pajak, tender untuk proyek pemerintah dan pengadaan barang dan jasa, public
banyak dan memiliki proses yang cukup rumit sehingga dibutuhkan suatu tahapan
Inpres Nomor 3 Tahun 2003 yang menyebutkan bahwa berdasarkan sifat transaksi
informasi dan layanan publik yang disediakan oleh pemerintah melalui jaringan
yaitu :
berbagai faktor baik faktor yang berasal dari dalam organisasi pemerintah maupun
yang berasal dari luar organisasi pemerintah. Menurut Zhou (2001), terdapat
beberapa faktor yang mempengaruhi kesuksesan perkembangan e-government
yaitu :
membaginya menjadi pulling factors (faktor penarik) dan pushing factors (faktor
E-Government Performance
dalam organisasi dan dari lingkungan di luar organisasi. Hambatan yang berasal
dari dalam organisasi yaitu hambatan pada sumber daya manusia yang kurang
e-government dan juga ketersediaan sumber daya baik berupa anggaran maupun
infrastruktur. Sedangkan hambatan yang berasal dari luar organisasi adalah
salah satu upaya dalam menemukan dan mendapatkan informasi tentang sejauh
mana manfaat dan dampak yang ditimbulkan oleh program kepada penerima
program. Hal ini juga menjadi suatu acuan untuk menentukan dapat atau tidaknya
(bagian belakang). Yang dimaksud dengan bagian depan adalah sistem yang dapat
adalah sistem yang terjadi tidak seluruhnya terlihat secara langsung oleh
pengguna); faktor usability (kegunaan) yang terdiri dari efficiency (efisiensi) dan
business; dan faktor content strategy (strategi konten) yang terdiri dari content
terkendali).
Untuk menilai tingkat efektivitas dalam Program Pesan Singkat Penduduk
program e-government dari DeLone dan McLean yang disebut sebagai Model
D&M. Model D&M yang digunakan dalam penelitian ini merupakan Model
D&M yang telah diperbarui (Model D&M, 2003) dari Model D&M sebelumnya
Perbedaan antara Model D&M (1992) dengan Model D&M yang telah
system quality dan information quality merupakan prediktor yang signifikan bagi
yang signifikan untuk intended use dan individual impact. Intended use juga
Sedangkan seperti yang terlihat dalam Gambar II.4, Model D&M (2003)
elemen, aspek, atau faktor pengukuran dari Model D&M ini adalah :
Model D&M (1992) dengan Model D&M (2003), dimana Model D&M yang
diperbarui memiliki satu aspek tambahan yaitu net benefits. Net benefits
merupakan hal yang penting untuk mengetahui dampak negatif dan positif yang
dirasakan oleh seluruh stakeholder yang terlibat dalam sistem tersebut. Hal inilah
yang menjadi dasar peneliti untuk menggunakan Model D&M yang sudah
diperbarui (Model D&M 2003). Model D&M yang sudah diperbarui dirasa oleh
peneliti merupakan model yang cocok untuk digunakan untuk mengukur tingkat
efektivitas dari salah satu program berbasis e-government yang dibentuk oleh
Berikut ini akan dijelaskan secara lebih lengkap dan jelas mengenai dimensi atau
dikaitkan dengan konsep data, dimana data merupakan masukan dan informasi
merupakan data yang telah diolah sehingga memberikan suatu makna tertentu
government. Pengukuran kualitas informasi dilihat dari konten web yang harus
2003 : 25)
mengenai sistem itu sendiri dimana kualitas sistem merujuk pada seberapa baik
kemampuan perangkat keras dan lunak serta kebijakan dan prosedur dari sistem
karena yang menggunakan aplikasi e-government saat ini bukan hanya dari pihak
internal organisasi melainkan juga pihak eksternal yaitu masyarakat dan bisnis.
Oleh karena itu apabila kualitas pelayanan tidak bagus maka akan mempengaruhi
empathy (empati) dan responsiveness (respon). (DeLone dan McLean, 2003 : 26)
aspek yaitu aspek nature of use (sifat pemakaian), navigation patterns (pola-pola
navigasi), number of site visits (jumlah situs yang dikunjungi) dan number of
2003 : 26)
dapat diukur dengan mengukur dan melihat aspek repeat purchases (pembelian
kembali), repeat visits (kunjungan kembali) dan user surveys (survei pengguna).
yang paling penting karena manfaat-manfaat bersih mengukur dampak positif dan
maupun pihak bisnis dan bahkan dampaknya bagi negara. Untuk melakukan
oleh DeLone dan McLean lebih cocok untuk organisasi swasta dibandingkan
internasional
Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional
Namun dalam fakta yang terjadi di lapangan terdapat beberapa masalah dan
oleh pemerintah Kota Cimahi adalah Program Pesan Singkat Penduduk (Pesduk).
Keberadaan pesduk bertolak dari Undang-undang Dasar Tahun 1945 pasal 28F
Berangkat dari pasal 28F UUD 45 tersebut, Pemeritah Kota Cimahi semakin
Pedoman ini dijadikan dasar agar pemeritah dapat memberikan pelayanan prima
pesan singkat penduduk atau Pesduk kedalam suatu Surat Keputusan Walikota
Dalam penelitian ini penulis menggunakan Model D&M dari Delone dan
McLean (2003) untuk mengukur tingkat efektivitas program Pesduk. Model D&M
atau faktor pengukuran dari Model D&M ini yaitu Information Quality (Kualitas
Pelayanan), Intention to Use (Minat untuk Memakai) dan Use (Pemakaian), User
dari informasi yang melekat mengenai sistem yang merujuk pada seberapa baik
kemampuan perangkat keras dan lunak serta kebijakan dan prosedur dari sistem
dan McLean (2003) yang digunakan sebagai teori dasar dalam penelitian ini.
Gambar II.6 memberikan gambaran hipotesis yang akan diuji berdasarkan Model
DeLone dan McLean (2003) untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang
peneliti. Hipotesis-hipotesis ini mewakili suatu hubungan proses dan kausal dari
Model DeLone dan McLean (2003) yang digunakan dalam penelitian ini.
pengaruh mutual dari pemakaian (use) dan kepuasan pemakai (user satisfaction),
sehingga pengaruh mutual seperti ini tidak bisa diuji secara bersamaan dan harus
diuji dua kali yaitu menjadi model 1 seperti pada Gambar II.7 yang