SKRIPSI
Oleh
Pradita Saldi
NIM. 6661150074
Pelaksanaan Kota Layak Anak merupakan upaya pemenuhan hak anak yang harus
dilakukan oleh pemerintah daerah. Masih adanya hambatan dalam pelaksanaan
dilihat dari kelembagaan yang melaksanakannya belum memiliki komitmen dari
sumberdaya yang ada dan kerjasama yang aktif belum terbangun. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui upaya penguatan kelembagaan yang sudah dilakukan
dalam Kota Layak Anak di Kota Serang. Penelitian ini menggunakan teori
pembangunan lembaga oleh Milton J. Esman dalam Eaton (1986). Metode yang
digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik Pengumpulan
data yang digunakan adalah wawancara, observasi dan dokumentasi. Analisis data
yang digunakan adalah model Miles dan Huberman. Hasil Penelitian
menunjukkan bahwa upaya untuk memperkuat lembaga pemerintah, masyarakat
dan dunia usaha agar proaktif dalam memenuhi hak anak yang dilakukan melalui
sosialisasi, fasilitasi sumberdaya ketenagaan, anggaran maupun sarana prasarana
telah dipenuhi, meskipun pada pelaksanaannya komitmen terhadap pemenuhan
hak anak belum sepenuhnya optimal. Saran yang dapat diberikan yaitu
meningkatkan komunikasi yang lebih intensif dan sinkronisasi duduk bersama
menyamakan pandangan tentang urgensi atas pemennuhan hak anak.
ALHAMDULILLAHIRABBIL’ALAMIIN
- Pradita -
KATA PENGANTAR
kemudian sholawat serta salam tak lupa dipanjatkan kepada junjungan Nabi
Muhammad SAW yang telah memberikan rahmat dan karunianya. Tidak lupa
peneliti ucapkan terima kasih yang tak terhingga bagi kedua orang tua, ibu
Salamah dan Bapak Omo Suryadi yang telah mengorbankan waktu, tenaga serta
doa yang tak pernah terputus hingga terselesaikannya skripsi yang berjudul
Penguatan Kelembagaan Kota Layak Anak (KLA) di Kota Serang. Skripsi ini
dibuat sebagai persyaratan untuk memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1)
kasih yang sedalam-dalamnya kepada berbagai pihak yang telah membantu dan
1. Bapak Prof. Dr. H. Sholeh Hidayat, M.Pd., selaku Rektor Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa.
2. Bapak Dr. Agus Sjafari, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
3. Ibu Rahmawati, S.Sos., M.Si., selaku Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Sosial
i
4. Bapak Iman Mukhroman, S.Sos., M.Si., selaku Wakil Dekan II Fakultas
5. Bapak Kandung Sapto Nugroho, S.Sos., M.Si., selaku Wakil Dekan III
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa sekaligus selaku
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
dan juga sebagai penguji yang telah memberikan masukan bagi peneliti
10. Ibu Nikki Prafitri, M.Si., sebagai penguji skripsi yang telah memberikan
11. Seluruh Dosen dan Staff Tata Usaha (TU) Jurusan Administrasi Publik
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
perkuliahan.
ii
12. Bapak Derli Haryanto, SE., MM., Kepala Sub Bidang Sosial
untuk penulis.
13. Ibu Ati Rohayati, S.Pd., M.Pd, Kepala Seksi Pemenuhan Hak Anak
14. Kepada kakakku, Prayoga Saldi dan Geugeut Triana Biha, adik sepupuku
15. Sahabat seperjuangan terdrama, Kecoa (Hadiel), Bude Nila, Anna Rohanah,
Nisa Mameh, Aulia Akrom, Irvan, Raka, Deden, Memed, Ayi, Rizky, dan
Yudi (Lulus Duluan), terceria, Intan Gedey, Chubby Umi, dan Among
(Megablok), Nunuh, Olif dan Tuti (Oray Sawah), Mufti Alam, Madam Dini,
Marisa, Dhila dan Sani yang selalu membantu, memberikan semangat, dan
menjadi teman diskusi yang baik serta tawa yang hangat seperti keluarga.
17. Kepada keluarga di kostan ibu Nining, HIMANE 2016, HIMANE 2017
dan kekeluargaan.
iii
18. Kepada semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu. Terima kasih
Kesempurnaan hanya milik Allah SWT, begitupun pada skripsi ini yang
masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, peneliti berharap kritik dan saran yang
penelitian ini. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi peneliti khususnya dan
Peneliti
Pradita Saldi
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK .......................................................................................................
ABSTRACT.......................................................................................................
LEMBAR PERSETUJUAN.............................................................................
DAFTAR ISI.................................................................................................... v
DAFTAR DIAGRAM...................................................................................... xi
DASAR PENELITIAN.................................................................................... 19
v
2.1 Landasan Teori ................................................................................... 19
vi
3.7.2 Analisis Data ............................................................................... 56
LAMPIRAN ....................................................................................................
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.2 Matriks Rencana Aksi Daerah KLA Kota Serang Program
Tabel 4.3 Peraturan Pemenuhan Hak & Perlindungan Anak Kota Serang 88
Tabel 4.5 Jumlah PATBM Berdasarkan Kecamatan di Kota Serang ...... 100
Tabel 4.6 Keterlibatan Dunia Usaha dalam Pelaksanaan KLA di Kota Serang
Tabel 4.7 Jumlah Anak yang Memiliki Akta Kelahiran Tahun 2017 dan 2018
Tabel 4.8 Jumlah Kematian Bayi Menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin di
Tabel 4.9 Jumlah Balita Gizi buruk, Stunting, dan Wasting di Kota Serang
viii
Tabel 4.10 Daftar Sekolah Ramah Anak Jenjang SD dan SMP Kota Serang
Tabel 4.11 Partisipasi Wajib Belajar 12 Tahun di Kota Serang Tahun 2017 124
Tabel 4.12 Pihak yang Terlibat dalam Pelaksanaan KLA di Kota Serang. 144
Tabel 4.16 Capaian Sumber-sumber Daya KLA Kota Serang .................. 182
Tabel 4.17 Capaian Struktur Intern KLA Kota Serang ............................. 183
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.2 Bagan Struktur Gugus Tugas KLA Kota Serang ..................... 11
Gambar 4.1 Bagan Struktur Gugus Tugas KLA Kota Serang .................... 146
x
DAFTAR DIAGRAM
2017 .......................................................................................... 7
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
BAB I
PENDAHULUAN
Anak sering kali dianggap sebagai asset investasi yang sangat penting
karena anak merupakan modal pembangunan dan kunci awal kemajuan bangsa,
anak menentukan kualitas sumber daya manusia yang akan menjadi pilar utama
tahun 2013 jumlah anak sekitar satu pertiga dari total penduduk Indonesia.
Banyak anak yang beresiko tinggi untuk tidak tumbuh dan berkembang secara
baik, maka dari itu anak perlu mendapat perlindungan dan perhatian khusus yang
terhadap Konvensi Hak Anak (KHA) yang telah disahkan pada 20 November
Keputusan Presiden Nomor 36 Tahun 1990 pada tanggal 25 Agustus 1990 tentang
Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak pada tanggal 22 Oktober 2002 dan telah
1
2
yang aman dan nyaman bagi anak-anak sebagai prasyarat untuk memastikan
bahwa anak-anak tumbuh dan berkembang dengan baik, terlindungi haknya dan
merupakan kebijakan yang berasal dari pusat pertama kali diperkenalkan oleh
Indonesia pada tahun 2005 dan dikembangkan sejak tahun 2006 yang dalam
layak anak apabila seluruh Desa/Kelurahannya layak anak, sampai pada semua
Konvensi Hak Anak (KHA) dari bahasa hukum ke dalam kebijakan pada proses
terpenuhinya hak anak agar anak dapat hidup, tumbuh, berkembang dan
berpartisipasi secara aktif dan optimal pada hakikatnya adalah urusan wajib
Sejak awal dikembangkan pada tahun 2006 dan tahun 2009 diterbitkan
salah satu program prioritas nasional yang mempunyai 2 target kebijakan, yaitu:
2015: 5)
unsur-unsur lembaga terkait, perwakilan anak, dan dapat melibatkan dunia usaha
dan masyarakat.
maupun daerah, lembaga masyarakat peduli anak, dunia usaha, akademisi dan
berikut:
5
Kementerian
Peberdayaan Perempuan
dan Perlindungan Anak
Republik Indonesia
Pemerintah Provinsi
Pemerintah Kecamatan
Lembaga eksekutif,
Pemerintah legislatif, yudikatif,
Kelurahan/Desa
dunia usaha, media, dan
masyarakat.
Keluarga
Anak
terwujudnya KLA. Lembaga Gugus Tugas KLA terdapat pada setiap tingkatan
terdiri dari eksekutif, yudikatif, legislatif, masyarakat, dunia usaha, media massa
dan anak. Terdapat tiga unsur sumber daya dalam pengembangan Kabuaten/Kota
Layak Anak, ialah pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha. Pemerintah berperan
dari kebijakan terutama orang tua berperan dalam memenuhi hak-hak anak,
6
karena masyarakat juga harus mempunyai pergerakan dan turut berperan dalam
dari adanya Asosiasi Perusahaan Sahabat Anak atau disingkat APSAI. APSAI ini
merupakan organisasi independen yang dibentuk atas inisiasi dunia usaha untuk
kebijakan, program dan kegiatan dalam RAD-KLA; dan membuat laporan kepada
kompleks dibanding dengan pengembangan sebuah Kota yang layak untuk anak
di negara lain. Keadaan ini disebabkan oleh kondisi wilayah yang luas dan
Diagram 1.1
Kabupaten/Kota yang telah menginisiasi KLA hingga Desember 2017
Jumlah Kabupaten/Kota
167 yang belum menginisiasi
Kab/Kota KLA
349
Jumlah Kabupaten/Kota
Kab/Kota yang sudah menginisiasi
KLA
tersebar di 34 Provinsi yang ada di Indonesia. Sampai dengan tahun 2017 126
Diagram 1.2
Penerima Penghargaan KLA Berdasarkan Kategori Tahun 2011, 2012, 2013,
2015 dan 2017
100
90
90
80
70
2011
60
50 2012
50
2013
40 36
2015
28
30 25
22 24 2017
20
12
10 6 4 6
3 3 4 3 2
0
Pratama Madya Nindya Utama
Diagram 1.2 di atas sampai dengan tahun 2017 dari 349 Kabupaten/Kota
yang menginisiasi Kota Layak Anak ada 126 Kabupaten/Kota yang sudah
belum ada satu pun daerah yang sudah termasuk kategori Kota Layak Anak.
Kota Layak Anak yang ada dalam Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan
merupakan penilaian tim evaluasi independen yang terdiri dari pakar anak,
akademisi, dan praktisi pemerhati hak anak dari Kementrian PPPA yang dinilai
dari seberapa besar pemenuhan hak anak berdasarkan indikator Kota Layak Anak.
harapan yang belum terwujud adalah mewujudkan Kota Serang sebagai tempat
Oleh karena itu anak-anak harus mendapat perhatian yang serius agar Kota Serang
pengembangan KLA sejak tahun 2011. Pada tahun 2013 telah terbentuk Peraturan
Daerah Kota Serang Nomor 7 Tahun 2013 tentang Perlindungan Anak dan
Perempuan, lalu tahun 2015 telah terbentuk Peraturan Daerah Kota Serang Nomor
6 Tahun 2015 tentang Kota Layak Anak sebagai suatu bentuk penguatan
Layak Anak yang bertujuan untuk: menjamin terpenuhinya hak anak agar dapat
hidup aman dari ancaman, tumbuh dan berkembang dan berpartisipasi secara
peran dan fungsi keluarga sebagai basis pendidikan pertama bagi anak; serta
dasar anak tumbuh dan berkembang secara optimal. Adanya Perda ini juga
melaksanakan KLA di Kota Serang dengan harapan Kota Serang akan semakin
baik dalam upaya pemenuhan harapan bersama yaitu mewujudkan Kota yang
Kota Serang pada tahun 2015 menunjukan kesiapan menuju Kota Layak
Anak dengan memenuhi beberapa kriteria pada tingkat Pratama dengan skor
sebesar 486,46 dan pada tahun 2017 meningkat menjadi 566,65 dan termasuk ke
Berbagai upaya di atas yang telah dilakukan Kota Serang memperoleh apresiasi
dengan predikat Kota Serang sebagai Kota Layak Anak kategori Pratama.
masyarakat dan dunia usaha pada suatu wilayah administrasi pemerintahan agar
proaktif dalam upaya memenuhi hak anak yang dilakukan melalui advokasi,
KLA sangat penting dituangkan dalam bentuk tertulis untuk menjaga agar
pengembangan KLA bukan dilakukan hanya karena desakan atau keperluan sesaat
Kelembagaan KLA Kota Serang tergambar pada Gugus Tugas KLA Kota
Kota Serang telah melalui beberapa kali revisi dan kini telah disesuaikan dengan
kebutuhan 5 klaster hak anak dan perlindungan khusus anak. Secara struktur
Gugus Tugas KLA Kota Serang dapat digambarkan pada bagan berikut:
-Asisten Ekonomi Kepala Bappeda Kota Serang Kepala DP3AKB Kota Serang
Pembangunan Setda Kota
Serang
-Kepala BPKAD Kota
Serang
Anggota
Anggota Anggota
Kepala Dindikbud Kota Serang Kepala Bagian Hukum Setda Kota Serang
Anggota Anggota
(Sumber: Bappeda Kota Serang, 2018)
12
dan literatur yang ada masih terdapat beberapa kekurangan yang bisa dianggap
diantaranya adalah:
Pertama, struktur Gugus Tugas KLA Kota Serang belum ideal dan belum
kelembagaan. Gugus Tugas KLA Kota Serang yang ada saat ini belum melibatkan
sumber daya dari tim teknis dalam pelaksanaan setiap program dan kegiatan,
Gugus Tugas saat ini hanya fokus pada pimpinan OPD terkait dan belum
mencakup secara luas setiap unsur KLA sehingga belum ada rasa tanggungjawab
Sosial Kemasyarakatan Bappeda Kota Serang bahwa struktur Gugus Tugas KLA
merupakan hal penting karena akan lebih menumbuhkan rasa tanggungjawab pada
yang sudah terbentuk. Berdasarkan observasi dan wawancara awal peneliti bahwa
13
menjalankan KLA, dari jumlah 6 Kecamatan yang ada belum satupun yang
memiliki Gugus Tugas KLA tingkat Kecamatan. Pimpinan Kecamatan pun belum
memiliki komitmen yang dapat dinilai dari tidak menghadiri undangan kegiatan
anak (PATBM). Menurut data yang peneliti peroleh dari Bappeda terkait evaluasi
KLA 2018 bahwa baru 2 Kelurahan yang sudah membentuk PATBM, yaitu
terlatih dalam pemenuhan hak anak yang memenuhi standar materi, pendalaman
masalah dan penanganan isu anak berdasarkan konvensi hak anak. Pelaksanaan
KLA di Kota Serang terhambat oleh sumberdaya yang belum semuanya paham
tanggal 4 Mei 2018. Kegiatan tersebut adalah kegiatan pertama yang dilaksanakan
belum diterima oleh semua OPD terkait dalam lembaga Gugus Tugas KLA,
karena OPD yang mengikuti kegiatan tersebut baru beberapa saja pada OPD saja.
sumberdaya Gugus Tugas KLA adalah sosialisasi dan kegiatan pertemuan rutin
Gugus Tugas KLA berupa rapat kecil sebanyak lebih dari lima kali dan rapat
besar sebanyak dua kali selama setahun. (Sumber: Wawancara dengan Kasubid
berinteraksi dengan anak dan memberikan dampak baik langsung ataupun tidak.
layanan dalam tumbuh kembang dan perlindungan anak, dan/atau dana. Seperti
hal nya kebijakan pencegahan penggunaan tenaga kerja anak, produksi makanan
yang aman, penyediaan tempat bermain, penitipan anak, pojok ASI dan Telepon
Sahabat Anak atau TESA. Adapun Peraturan Daerah Kota Serang terkait CSR
belum berjalan secara optimal. Banyak kendala yang dihadapi. Berikut ini adalah
data peranan dunia usaha yang diketahui oleh Bappeda dalam pengembangan
Tabel 1.1
Bentuk Keterlibatan Intsansi Swasta dalam Pengembangan Kota Layak
Anak di Kota Serang
Nama Instansi Bentuk Keterlibatan
Rumah Sakit Sari Asih Menyediakan pojok ASI dan wahana bermain bagi
anak
Rumah Sakit Budi Asih Ikut serta dalam kegiatan pencegahan dan
penanganan pekerja terburuk anak
Carrefour cabang Serang Mengadakan kegiatan lomba mewarnai untuk anak
dan adanya TBM Mall
PT Telkom Indonesia Mendirikan taman digital di Alun-alun Kota Serang
Bank BJB Memberikan sumbangan dalam bentuk perbaikan
sarana dan prasarana di wilayah perkampungan
(Sumber: Bappeda Kota Serang, Dokumen Evaluasi Kota Layak Anak 2018)
Tabel 1.1 di atas, dapat dilihat bahwa peranan dunia usaha yang ada di
Kota Serang yang baru diketahui oleh pihak Bappeda sebagai penilaian capaian
Kota Layak Anak hanya beberapa instansi swasta dan belum sepenuhnya berjalan
bahwa selebihnya peran dunia usaha hanya sebatas memberi bantuan untuk
Selain itu tidak ada inisiatif dan kurangnya pemahaman pelaku usaha di Kota
Serang terkait KLA, sehingga untuk memenuhi undangan pun tidak ada yang
koordinasi yang terjalin antara Pemerintah Kota Serang dengan dunia usaha
Sahabat Anak tingkat Kota pun belum terbentuk, hal ini yang merupakan tugas
upaya penguatan kelembagaan kota layak anak meskipun memperoleh skor yang
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijabarkan di atas menjadi alasan
dalam upaya penguatan kelembagaan KLA di Kota Serang. Lokus penelitian ini di
Kota Serang, di DP3AKB Kota Serang, BAPPEDA Kota Serang, Forum Anak
Kota Serang, pihak swasta sebagai dunia usaha di Kota Serang, lembaga
gugus tugas KLA. Waktu penelitian dilaksanakan mulai dari bulan September
2018.
rumusan masalah yang akan dikaji adalah sebagai berikut. Bagaimana upaya
Kelembagaan yang sudah dilakukan dalam Kota Layak Anak di Kota Serang.
Manfaat yang ingin diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
administrasi publik
2. Manfaat Praktis
DASAR PENELITIAN
Teori dalam sebuah penelitian adalah sesuatu yang sangat penting dan
Pengertian teori menurut Cooper dan Schindler (2003) dalam Basrowi dan
Maka pada bab ini peneliti akan menjelaskan beberapa teori yang
berkaitan dengan masalah penelitian yang telah peneliti identifikasi, yaitu: teori
konsep KLA.
diartikan sebagai “the way state power is used in managing economic and social
gambaran bahwa governance dapat dimaknai sebagai suatu cara, yakni cara
19
20
daya ekonomi dan sosial guna pembangunan masyarakat. Cara disini lebih
tata kelola pemerintah yang baik dan bersih dari praktik korupsi, kolusi dan
keterlibatan dan sinergi dari ketiga pilar tersebut. Negara dalam hal ini tidak lagi
menjalankan peran yang dominan dalam pemerintahan, namun peran serta sektor
swasta dan masyarakat menjadi sangat penting dan saling berkesinambungan. Hal
ini ditujukan dalam rangka menciptakan suatu tata kelola pemerintahan yang baik
(good governance).
21
Pemeri nt ah
S wa s t a Masyarakat
Gambar 2.1
Interaksi Antar Pelaku dalam Kerangka Kepemerintahan
(Sumber: Sedamaryanti, 2012:38)
hubungan dan saling menguatkan satu sama lain. Meskipun perspektif good
adanya tuntutan yang demikian kuat agar peranan pemerintah dikurangi dan
1. Partisipasi (Participation)
Sebagai pemilik kedaulatan, setiap warga negara mempunyai hak dan
kewajiban untuk mengambil bagian dalam proses bernegara,
berpemerintahan serta bermasyarakat. Partisipasi tersebut dapat dilakukan
secara langsung maupun melalui institusi intermediasi, seperti Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah, Lembaga Swadaya Masyarakat, dan lain
sebagainya, sesuai dengan kepentingan dan aspirasinya masing-masing.
2. Aturan hukum (Rule of Law)
Salah satu syarat kehidupan demokrasi adalah adanya penegakan hukum
yang adil dan dilaksanakan tanpa pandang bulu. Tanpa penegakkan
hukum, orang secara bebas berupaya mencapai tujuannya sendiri tanpa
mengindahkan kepentingan orang lain, termasuk menghalalkan segala
cara.
3. Transparansi (Transparency)
Keterbukaan tersebut mencakup semua aspek aktivitas yang menyangkut
kepentingan publik mulai dari proses pengambilan keputusan, penggunaan
dana - dana publik sampai pada tahapan evaluasi. Transparansi harus
dibangun dalam rangka kebebasan.
4. Daya Tanggap (Responsiveness)
Sebagai konsekuensi dari keterbukaan, maka setiap komponen yang
terlibat dalam proses pembangunan good governance perlu memiliki daya
tanggap terhadap keinginan maupun keluhan para pihak yang
berkepentingan (stakeholder).
5. Berorientasi Konsensus (Consensus Orientation)
Di dalam good governance, pengambilan keputusan maupun pemecahan
masalah bersama lebih diutamakan berdasarkan konsensus yang
dilanjutkan dengan kesediaan untuk konsisten melaksanakan konsensus
yang telah diputuskan bersama. Inilah nilai dasar kita dalam memecahkan
masalah persoalan bangsa adalah melalui musyawarah untuk mufakat.
6. Keadilan (Equity)
Melalui prinsip good governance, setiap warga negara memiliki
kesempatan yang sama untuk memperoleh kesejahteraan. Akan tetapi,
karena kemampuan masing-masing warga negara yang berbeda-beda,
maka sektor publik perlu memainkan peranan agar kesejahteraan dan
keadilan dapat berjalan sesuai dengan seiring sejalan.
23
yang sama dan diikat oleh suatu prosedur yang sengaja diciptakan untuk
(evaluasi) kebijakan.
Ekowati & Casmiwati (2015: 38) adalah suatu perangkat peraturan dan organisasi
suatu hubungan yang teratur. Sedangkan Oetomo dalam Ekowati & Casmiwati
(2015: 39) mengatakan bahwa lembaga adalah suatu bentuk kesatuan unsur
dari suatu entitas terntentu, untuk menghasilkan dan atau melindungi perubahan.
merupakan hasil dari pembangunan lembaga, maka ketika melihat dan menilai
suatu lembaga tidak bisa dipisahkan dari proses pembangunan lembaga itu
oleh kondisi sosial budaya masyarakat setempat. Lembaga yang telah terbentuk
perlu didukung dengan adanya pembiayaan secara internal dan eksternal untuk
perkembangan lembaga itu sendiri agar dapat bekerja optimal. (Ekowati &
dalam Ekowati & Casmiwati (2015: 22) bahwa lembaga mempunyai unsur
struktur organisasi, tugas pokok fungsi, mekanisme dalam organisasi dan dampak
organisasi sehingga dalam penelitian ini organisasi akan dianggap sebagai sebuah
lembaga.
pemerintah.
pembangunan lembaga dapat disusun dalam bentuk bagan seperti di bawah ini:
Gambar 2.2
Konsep Pembangunan Lembaga
(Sumber: Eaton (1986:24)
Kerangka pada gambar 2.3 di atas pada bagan 1 digunakan sebagai cara
membantu orang atau organisasi baru dalam praktek atau membimbing dan secara
a. Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah kelompok yang secara aktif terlibat dalam
merumuskan doktrin dan program lembaga, mengarahkan aktifitas-
aktifitas lembaga serta menetapkan dan membina hubungan-hubungan
dengan lingkungannya. Pemimpin yang dibutuhkan setidaknya harus
memiliki 4C, yaitu, concept, competence, commitment, consistent.
b. Doktrin
Doktrin merupakan nilai-nilai, tujuan-tujuan atau metode-metode
operasional yang mendasari tindakan sosial yang menggambarkan citra
dan harapan-harapan yang dituju. Doktrin dipandang sebagai sederetan
tema yang memproyeksi baik dalam organisasi itu sendiri maupun
lingkungan eksternalnya, seperangkat citra dan harapan mengenai tujuan
lembaga serta termasuk gaya dan tindakan. Doktrin dikatakan berhasil
apabila mampu memengaruhi pilihan nilai-nilai orang yang terdoktrin.
27
c. Program
Program merujuk tindakan-tindakan tertentu yang berhubungan degan
pelaksanaan dari fungsi-fungsi dan jasa-jasa yang merupakan output dari
lembaga tersebut. Sehingga program adalah terjemahan dari doktrin ke
dalam pola tindakan yang nyata dan alokasi sumber-sumber daya lainnya
di dalam lembaga itu sendiri dan yang berhubungan dengan lingkungan
ekstern. Program juga merupakan setiap kegiatan pemerintahan yang
dirancang untuk mewujudkan kesejahteraan publik melalui pengelolaan
barang dan layanan publik yang memenuhi hak-hak dasar manusia.
d. Sumber-sumberdaya
Sumber-sumber daya adalah masukan-masukan keuangan, fisik, manusia,
teknologi dan penerangan dari lembaga tersebut. Masukan dibutuhkan oleh
lembaga dalam menjalankan aktifitasnya. Sumberdaya pada umumnya
adalah yang dituding menjadi kendala dalam pelaksanaan program.
e. Struktur Intern
Struktur intern dirumuskan sebagai struktur dan proses-proses yang
diadakan untuk bekerja dan pemeliharaan lembaga tersebut. Pembagian
dari peranan-peranan di dalam organisasi tersebut, pola-pola kewenangan
internnya dan sistem-sistem komunikasi, komitmen dari orang-orangnya
pada doktrin dan program dari organisasi tersebut akan mempengaruhi
kemampuan untuk melaksanakan komitmen-komitmen yang sudah ada.
Dengan demikian yang dimaksud dengan struktur intern adalah pola
hubungan antar pelaku dalam pemerintahan untuk menyediakan program
layanan publik yang diemban lembaga.
“Manusia sebagai jiwa atau roh struktur kelembagaan agar dapat bekerja
secara efektif dan efisien diperlukan kepemimpinan yang dapat diterima
dengan baik seluruh lapisan manusia yang menduduki jabatan yang
ditetapkan dalam struktur kelembagaan, itulah sebabnya bahwa peranan
kepemimpinan harus memiliki kemampuan untuk membimbing,
mengarahkan, dan memengaruhi para pengikutnya untuk melaksanakan
perintah pimpinan yang berdasarkan dengan ketentuan kelembagaan itu
sendiri”
manusia untuk memimpin dengan baik. Sejalan dengan pendapat Mulyadi (2015:
dan kelembagaan adalah 3 hal yang berbeda maknanya dalam penelitian ini
kelembagaan dalam KLA dilihat dari variabel lembaga menurut Esman (dalam
Saleh, et.al. 2013: 44). Pengembangan kapasitas menurut Grindle (dalam Saleh,
et.al. 2013: 37) bahwasanya inti dari pada pengembangan kapasitas itu adalah
efektivitas dan responsivitas dari kinerja individu, kelompok atau organisasi serta
Kota Layak Anak merupakan istilah yang diperkenalkan pertama kali oleh
kebijakan Kota Layak Anak. Dalam kebijakan tersebut digambarkan bahwa Kota
strategi, dan intervensi pembangunan seperti kebijakan, intuisi, dan program yang
layak anak.
kota yang menjamin hak setiap anak sebagai warta kota. Sebagai warga kota,
mereka tentang kota yang mereka inginkan, dapat berperan serta dalam kehidupan
keluarga, komuniti, dan sosial, menerima pelayanan dasar seperti kesehatan dan
pendidikan, emdapatkan air minum segar dan mempunyai akses terhadap sanitasi
yang baik, melindungi dari eksploitasi, kekejaman, dan perlakuan salah, aman
33
berjalan di jalan, bertemu dan bermain dengan temannya, mempunyai ruang hijau
untuk tanaman dan hewan, hidup dilingkungan yang bebas polusi, berperan serta
dalam kegiatan budaya dan sosial, dan setiap warga secara seimbang dapat
hak-hak anak dan mekanisme implementasi hak anak oleh negara pihak yang
merativikasi KHA tersebut. Materi hukum mengenai hak-hak anak dalam KHA
yang mengarah pada upaya transformasi Konvensi Hak Anak dari kerangka
untuk mencapai Kabupaten/Kota yang layak bagi anak harus memenuhi 5 Klaster.
Klaster Hak Anak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) huruf b meliputi:
meliputi latar belakang KLA, Pengertian KLA, Tujuan KLA, prisnip, strategi, dan
ruang lingkup KLA, alur pikir KLA dan langkah-langkah pengembangan KLA,
Layak Anak untuk mengukur pemenuhan hak anak dan perlindungan khusus anak
diantaranya, yaitu:
a. Penguatan Kelembagaan
1. Adanya peraturan perundang-undangan dan kebijakan untuk pemenuhan
hak anak
2. Presentase anggaran untuk pemenuhan hak anak termasuk anggaran untuk
penguatan kelembagaan
3. Jumlah peraturan perundang-undangan, kebijakan, program dan kegiatan
yang mendapatkan masukan dari forum anak dan kelompok anak lainnya
4. Tersedia sumberdaya manusia terlatih KHA dan mampu menerapkan hak
anak ke dalam kebijakan, program dan kegiatan
5. Tersedia data anak terpilah menurut jenis kelamin, umur, dan kecamatan
6. Keterlibatan lembaga masyarakat dalam pemenuhan hak anak
7. Keterlibatan dunia usaha dalam pemenuhan hak anak
b. Hak Sipil Dan Kebebasan
8. Akta Kelahiran
9. Informasi Layak Anak
10. Partisipasi Anak
c. Lingkungan Keluarga Dan Pengasuhan Alternatif
11. Perkawinan Anak
12. Lembaga Konsultasi bagi Orangtua/Keluarga
13. Lembaga kesejahteraan sosial anak
d. Kesehatan Dasar Dan Kesejahteraan
14. Angka kematian bayi
15. Prevalensi Gizi balita
16. ASI eksklusif
17. Pojok ASI
18. Imunisasi dasar lengkap
19. Layanan kesehatan reproduksi dan mental
20. Akses peningkatan kesejahteraan
21. Akses air bersih
22. Kawasan Tanpa Rokok
36
keseluruhannya menaruh perhatian pada anak. Berikut ini beberapa aspek yang
Aspek Sosiologis
1. kondisi yang tidak kondusif bagi tumbuh kembang anak, terutama
media massa dan politik.
2. Pada kehidupan keluarga terjadi pelunturan nilai-nilai
kekeluargaan, merenggangnya hubungan antara anak dan orang
tua, anak dengan anak dan antar keluarga atau tetangga.
3. Sikap permisif terhadap nilai-nilai sosial yang selama ini telah
dianut mulai ditinggalkan.
Aspek Antropologis
1. Memudarnya nila-nilai kebersamaan, paguyuban dan kekerabatan
merupakan faktor yang membuat menurunnya nilai-nilai yang
selama ini memberikan rasa nyaman bagi anak dalam masyarakat.
2. Perubahan global mengancam tata nilai, agama, sosial dan budaya
lokal.
Aspek Perlindungan
1. Terbatasnya tempat yang aman bagi anak.
2. Masih banyaknya anak yang menjadi korban kekerasan, pelecehan,
diskriminasi dan perlakuan salah.
37
Aspek Kelembagaan
1. Kebijakan, program dan kegiatan pembangunan anak masih pasrial
dan segmentatif.
2. Belum semua daerah menempatkan pembangunan anak sebagai
prioritas.
1. Non diskriminasi
2. Kepentingan terbaik untuk anak.
3. Hak untuk hidup, tumbuh dan berkembang.
4. penghargaan terhadap pendapat anak.
dikelompokan ke dalam:
anak. merujuk pada implementasi KLA selama ini, pengembangan KLA dapat
a. Pendekatan Bottom-up
b. Pendekatan Top-down
Kabupaten/Kota.
c. Pendekatan Kombinasi
layak bagi anak yang dimulai dari tingkat keluarga, atau RT/RW, atau
hasil penelitian terdahulu yang peneliti pernah baca yang tentunya sejenis.
masalah dalam penelitian ini yang meskipun tidak sama. Berikut adalah hasil
belum terpenuhinya hak anak meskipun Kota Tangerang Selatan telah menerima
ini adalah pada teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori
implementasi Kebijakan model Van Hornd dan Van Meter yang terdiri dari 6
lain juga terletak pada pembahasan yaitu pada semua klaster, sedangkan peneliti
40
peneliti lakukan.
Jurnal Bina Praja Volume 7 Nomor 2 Edisi Juni 2015 149 – 160 di Badan
Upaya Mewujudkan Kota Layak Anak di Surakarta dan Makassar. Penelitian ini
anak. penelitian ini juga menggambarkan upaya yang dilakukan pemerintah Kota
Surakarta dan Makassar dalam mewujudkan KLA beserta faktor pendukung dan
terletak pada metode yang digunakan, yaitu metode penelitian kualitatif deskriptif.
dilakukan di dua Kota yaitu Surakarta dan Makassar, sedangkan peneliti hanya di
satu lokasi yaitu Kota Serang. Perbedaan selanjutnya adalah bahasan penelitian
dimana dalam jurnal ini dilakukan penelitian terkait upaya pada keseluruhan
Universitas Gadjah Mada pada tahun 2016 dengan judul Penguatan Kapasistas
hubungan antar variabel yang disusun dari berbagai teori yang telah
pemerintah masyarakat dan dunia usaha yang terencana secara menyeluruh dan
berkelanjutan. Indikator yang akan dibahas pada penelitian ini adalah indikator
yang kuat, karena kelembagaan merupakan aspek yang umum dalam kebijakan
dengan konsep pebangunan lembaga oleh Milton J. Esman yang dimana hasil
dalam artian belum diterima dan didukung oleh lingkungan eskternnya berarti
Permasalahan Penelitian
1. Struktur Gugus Tugas KLA Kota Serang belum ideal
2. Belum adanya komitmen pada lembaga penopang KLA baik tingkat Kecamatan maupun
Kelurahan
3. Masih terdapat sumberdaya di Kota Serang yang belum terlatih PUHA
4. Keterlibatan dunia usaha terhadap Pengarusutamaan Hak Anak masih minim dan belum
signifikan
Memperoleh gambaran terkait upaya penguatan kelembagaan Kota Layak Anak di Kota Serang
Gambar 2.3
Proses Kerangka Berpikir Penelitian
(Sumber: Peneliti, 2018)
44
menginisiasi KLA sejak tahun 2013, mengesahkan Peraturan Daerah terkait KLA
sejak tahun 2015, namun demikian pelaksanaan baru dimulai pada tahun 2017
memiliki kekurangan . Sehingga harus ada upaya agar kebijakan KLA di Kota
pembangunan lembaga serta informasi yang diperoleh dari hasil wawancara awal
benar berkaitan dengan pelaksanaan Kota Layak Anak di Kota Serang masih
memiliki banyak hambatan baik dari lembaga Gugus Tugas KLA itu sendiri
bahwa penguatan kelembagaan Kota Layak Anak di Kota Serang masih belum
METODOLOGI PENELITIAN
Metode penelitian dikatakan efektif ketika metode tersebut sesuai dengan objek
serta situasi dan kondisi dalam penelitian. Metode penelitian yang digunakan
Serang adalah metode deskriptif dan dipadu dengan pendekatan kualitatif, karena
bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek
penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll., secara holistik dan
dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks
45
46
yang dipilih. Lokasi penelitian ini dilakukan di Kota Serang dimana lebih spesifik
Tugas Kota Layak Anak di Kota Serang sesuai dengan Keputusan Walikota
Serang adalah ibukota dari Provinsi Banten dan merupakan daerah otonom yang
berdiri pada tahun 2007 dan telah menginisiasi KLA tahun 2013, merintis Perda
tentang KLA pada tahun 2015 dan memperoleh penilaian yang rendah pada
2017 dan Kota Serang, di tahun tersebut telah memenuhi kriteria tingkat pratama
sebab kota Serang secara bertahap terus melakukan upaya terutama dalam
akhir yang disebut kelembagaan yang mana hasil akhir ini dapat digunakan
hak anak.
Tabel 3.1
Kisi-kisi Operasionalisasi Penelitian
Fokus
Sub-sub Fokus Penelitian Kisi-kisi
Penelitian
Kepemimpinan - Kompetensi pemimpin
Mengamati fenomena mengenai (keterampilan, sikap dan prilaku)
kepemimpinan dalam lembaga yang public oriented
Gugus Tugas KLA di Kota - Kemampuan menggerakkan
Serang. - Komitmen dan konsistensi
(loyalitas) dalam menjalankan
tugas
Doktrin - Tujuan lembaga
Mengamati indikator dari doktrin - Nilai yang dijunjung dalam
yang dikatakan mampu organisasi (Kepentingan terbaik
memengaruhi pilihan orang-orang bagi anak)
Seperti yang diungkapkan oleh Moleong bahwa, pencari tahu alamiah (peneliti)
dalam mengumpulkan data lebih banyak bergantung pada dirinya sendiri sebagai
Proses penyusunan data, sumber data yang digunakan dalam penelitian ini
meliputi data primer dan data sekunder. Adapun data primer adalah data yang
diperoleh peneliti langsung dari sumber data baik melalui proses wawancara tatap
Sedangkan data sekunder diperoleh dari studi dokumentasi dan studi kepustakaan
Adapun alat pengumpulan data yang peneliti gunakan dalam penelitian ini
1. Buku catatan
sumber data.
2. Handphone Recorder
3. Handphone Camera
1. Studi Kepustakaan
2. Observasi
Kota Layak Anak di Kota Serang melalui rangkaian slide dan foto
pelaksanaan.
3. Wawancara
sifatnya terbuka untuk menggali informasi yang lebih dalam dan tetap
“kehabisan pertanyaan”.
52
4. Dokumentasi
memahami informasi objek penelitian sebagai pelaku maupun orang lain yang
Kota Serang ini, peneliti menentukan informan dengan teknik purposive, yaitu
dipilih dengan pertimbangan dan tujuan tertentu yang memahami fokus penelitian.
yaitu key informan dan secondary informan. Key informan sebagai informan
Tabel 3.2
Informan Penelitian
keputusan luar yang dapat dibuat tentang konsistensi dari prosedurnya dan
1. Triangulasi
triangulasi teknik.
dan mengecek balik informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat
cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang
2. Member Check
diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data. Selain
itu member check dilakukan agar informasi yang diperoleh dan akan
induktif abstraktif. Antara kegiatan pengumpulan data dan analisis data tidak bisa
membentuk siklus. Maka analisis data dilakukan sejak data pertama dikumpulkan
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model
siklus Huberman dan Miles (dalam Bungin (2011: 145) yang memperlihatkan
sifat interaktif pengumpulan data dengan analisis data. Siklus tersebut diantaranya
melalui tiga tahap, yaitu reduksi data, penyajian data dan verifikasi. Ketiga
tahapan tersebut berlangsung secara simultan. Analisis data ini dapat digambarkan
sebagai berikut:
Pengumpulan Penyajian Data
Data
Gambar 3.1
Model Proses Analisis Data
(Sumber: Bungin 2011: 145)
a. Pengumpulan Data
b. Reduksi Data
adalah pada temuan. Oleh karena itu, jika peneliti dalam melakukan
penelitian menemukan segala sesuatu yang terlihat aneh, asing, tidak dikenal
dan belum memiliki pola, justru inilah yang harus dijadikan perhatian peneliti
c. Penyajian Data
bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori dan selanjutnya, yang
adalah dengan teks yang bersifat naratif. Dengan mendisplay data, maka
d. Simpulan Verifikasi
bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti kuat
yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Akan tetapi, jika
kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal telah didukung oleh bukti-
bukti yang valid dan konsisten saat kita kembali ke lapangan mengumpulkan
rumusan masalah yang telah dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga
tidak karena masalah dan rumusan masalah pada penelitian kualitatif masih
sekali jadi. Saat mengumpulkan data peneliti akan dengan sendirinya melakukan
tajam pisau analisis yang dipakai saat mengumpulkan data itu sendiri. Pisau
analisis yang dimaksud adalah kepekaan dan ketajaman daya lacak peneliti itu
dalam penelitian kualitatif dapat diartikan sebagai pengelolaan data mulai dari
pemilahan ke dalam satuan konsep tertentu, kategori tertentu, atau tema tertentu.
sehingga terlihat sosoknya secara lebih utuh. Hal ini sangat diperlukan untuk
Tabel 3.3
Jadwal Penelitian
Waktu
No Kegiatan Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei
2018 2018 2018 2018 2018 2019 2019 2019 2019 2019
1. Pengajuan Judul
Perizinan dan
2.
Observasi awal
Penyusunan
3.
Proposal Skripsi
4. Seminar Proposal
Revisi proposal dan
5.
acc lapangan
Proses pencarian
6.
data di lapangan
7. Pengolahan data
Penyusunan laporan
8.
hasil penelitian
9. Sidang skripsi
10. Revisi skripsi
(Sumber: Peneliti, 2018)
61
BAB IV
HASIL PENELITIAN
yang meliputi lokasi penelitian yang diteliti dan memberikan gambaran umum
Kota Serang dan gambaran umum Gugus Tugas KLA Kota Serang serta
Keluarga Berencana (DP3AKB) Kota Serang sebagai leading sector dalam KLA
Kota Serang terbentuk pada tanggal 10 Agustus 2007 yang tak lepas
Provinsi Banten. Kota Serang adalah hasil pemekaran dari Kabupaten Serang
Kota Serang Madani adalah slogan yang dimiliki oleh Kota Serang
perdamaian dan kedamaian, persatuan, etika politik, hak dan kewajiban warga
keadilan.
selatan dan 106°07’ 106°25’ bujur timur. Kota Serang terletak di sebelah utara
Provinsi Banten dengan luas wilayah sebesar 266,74 km2. Batas wilayah
administratif Kota Serang adalah sebelah utara teluk Banten, sebelah timur,
barat dan selatan: Kabupaten Serang. Kota Serang memiliki 6 Kecamatan dan
67 Kelurahan.
Visi :
berikut:
memiliki sektor basis ekonomi berupa sektor bangunan, sektor jasa, sektor
4.1.2 Gambaran Umum Gugus Tugas Kota Layak Anak Kota Serang
Pengembangan Kota Layak Anak Kota Serang, berikut ini adalah susunan
atas memiliki tugas yang diatur dalam Keputusan Walikota sebagai berikut:
Pembina:
- Menetapkan kebijakan dalam hal penyelenggaraan Pengembangan
Kota Layak Anak;
- Mengkoordinir Gugus Tugas Pengembangan Kota Layak Anak dalam
penyusunan kebijakan Pengembangan Kota Layak Anak.
Pengarah:
- Menggalang sumber daya dan mitra potensial dalam Pengembangan
Kota Layak Anak;
- Merencanakan, mengembangkan, mengimplementasikan dan
memonitor program Pengembangan Kota Layak Anak.
Ketua:
- Mengkoordinasikan program-program dari Organisasi Perangkat
Daerah yang terkait dengan anak dalam Pengembangan Kota Layak
Anak;
- Memberikan arahan teknis kepada gugus tugas Kota Layak Anak
terkait Pengembangan Kota Layak Anak;
- Mengkoordinir Gugus Tugas Kota Layak Anak dalam menyusun
kerangka dasar dan kerangka kebijakan Pengembangan Kota Layak
Anak di Kota Serang;
- Mengkoordinir Gugus Tugas Kota Layak Anak dalam melaksanakan
evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan terkait Pengembangan
Kota Layak Anak.
Wakil Ketua:
- Membantu Ketua dalam hal mengkoordinasikan program-program
dari Organisasi Perangkat Daerah yang terkait dengan Pengembangan
Kota Layak Anak;
- Melakukan monitoring pelaksanaan program yang terkait dengan
Pengembangan Kota Layak Anak;
- Mengkoordinasikan penganggaran program yang terkait dengan
Pengembangan Kota Layak Anak;
- Membantu Ketua gugus tugas dalam menyusun arahan teknis kepada
personil tim terkait dan Pengembangan Kota Layak Anak di Kota
Serang;
- Membantu Ketua dalam mengkoordinir gugus tugas terkait
penyusunan kerangka dasar dan kerangka kebijakan Pengembangan
Kota Layak Anak di Kota Serang;
- Membantu Ketua dalam mengkoordinir gugus tugas Kota Layak Anak
terkait evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan Pengembangan
Kota Layak Anak di Kota Serang.
66
Sekretaris:
- Membantu Ketua dalam penyusunan kerangka dasar dan kerangka
kebijakan Pengembangan Kota Layak Anak di Kota Serang;
- Membantu Ketua dalam mengkoordinir gugus tugas Kota Layak Anak
terkait evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan Pengembangan
Kota Layak Anak di Kota Serang.
Koordinator Kluster;
- Mengkoordinir penyusunan program yang terkait dengan
Pengembangan Kota Layak Anak sesuai dengan bidangnya;
- Mengkoordinir pelaksanaan pelayanan sesuai dengan bidangnya
terkait Pengembangan Kota Layak Anak;
- Melaksanakan monitoring dan evaluasi pelaksanaan program terkait
Pengembangan Kota Layak Anak sesuai dengan bidangnya.
Anggota:
- Menyusun program yang terkait dengan Pengembangan Kota Layak
Anak sesuai dengan bidangnya;
- Melaksanakan pelayanan sesuai dengan bidangnya terkait
Pengembangan Kota Layak Anak;
- Melaksanakan monitoring dan evaluasi pelaksanaan program terkait
Pengembangan Kota Layak Anak sesuai dengan bidangnya.
Sekretariat:
- Membantu gugus tugas dalam penyiapan bahan penyelenggaraan
program dan kegiatan Pengembangan Kota Layak Anak Kota Serang;
- Membantu gugus tugas dalam penyiapan bahan monitoring dan
evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan Pengembangan Kota
Layak Anak.
Serang
a. Kepala Dinas;
b. Sekretariat, membawahkan:
1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;
2. Sub Bagian Keuangan;
3. Sub Bagian Program, Evaluasi dan Pelaporan.
c. Bidang Pengendalian Penduduk Dan Advokasi Penggerakan Dan
Informasi membawahkan :
1. Seksi Advokasi Dan Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE);
2. Seksi Penggerakan Dan Pendayagunaan Penyuluh KB (PlKB)
Dan Kader KB;
68
Kota Serang sehingga kelembagaan Kota Serang terbentuk dan menjadi kuat.
dalam pencarian data yang diperlukan peneliti sesuai dengan latarbelakang jabatan
berikut:
didapatkan dari hasil observasi dan wawancara yang dilakukan oleh peneliti
diterima dan didukung oleh lingkungan eksternnya. (Eaton, 1986: 40), yaitu:
a. Kepemimpinan
b. Doktrin
c. Program
d. Sumber-sumberdaya
e. Struktur Intern
71
dan kalimat dari hasil wawancara, observasi, serta data atau dokumentasi
dengan cara dicatat dan tertulis. Untuk menganalisa data kualitatif tersebut,
peneliti menggunakan siklus Huberman dan Miles dalam Bungin (2011: 145)
yang melalui tiga tahap, yaitu reduksi data, penyajian data dan verifikasi.
melakukan reduksi data dengan memberikan kode pada aspek tertentu, yaitu:
kesimpulan apabila peneliti sudah menemukan data jenuh, artinya telah ada
masalah penelitian.
Deskripsi hasil penelitian ini merupakan penjabaran data dan fakta yang
peneliti peroleh langsung dari hasil observasi dan wawancara yang disesuaikan
dengan teori yang peneliti gunakan, yaitu teori pembangunan lembaga menurut
Milton J. Esman (dalam Eaton, 1986: 24). Dalam teori model tersebut
72
perubahan dan mencapai hasil akhir yang diinginkan, yaitu kelembagaan yang
telah diterima dan didukung oleh lingkungan eksternnya dengan kata lain
intern.
Selain pada teori yang digunakan juga merujuk pada indikator umum Kota
hak anak; presentase anggaran untuk pemenuhan hak anak, termasuk anggaran
program dan kegiatan yang mendapatkan masukan dari Forum Anak dan
kelompok anak lainnya; tersedia SDM terlatih KHA dan mampu menerapkan hak
anak ke dalam kebijakan, program dan kegiatan; tersedia data anak terpilah
dalam pemenuhan hak anak; dan keterlibatan dunia usaha dalam pemenuhan hak
anak.
4.4.1 Kepemimpinan
komitmen bersama.
langkah pokok, dalam langkah pertama terdapat persiapan yang mana harus
Serang bahwa:
“Kita Perda sudah ada Perda Kota Serang No 6 Tahun 2015 tentang
KLA dan Perda Kota Serang No 7 Tahun 2013 tentang Perlindungan
Anak dan Perempuan juga Perda Kota Serang No 3 Tahun 2013
tentang Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau. Selain itu kita ada Perwal
No 48 tahun 2017 tentang Rencana Aksi Daerah Pengembangan Kota
Layak Anak Kota Serang dan ada SK untuk Tim Gugus Tugas
Pengembangan KLA. Hanya saja untuk Gugus Tugas tingkat
Kecamatan dan Kelurahan belum terbentuk, intinya sih komitmen
mereka terhadap Kota Layak Anak. Kita kan ngejar SK tiap
kecamatan. Kalau tindakan bisa ngikutin ya minimal SK dulu yang
nilainya besar, walaupun belum seberapa tindakannya kalau ada SK
74
bukan dilakukan hanya karena desakan atau keperluan sesaat saja. Begitupula
yang diungkapkan oleh Kepala Bagian Hukum Setda Kota Serang, bahwa:
Layak Anak dan kemudian telah membentuk Gugus Tugas KLA Kota Serang
Kota Serang. Sosialisasi telah dilakukan oleh Bappeda dan DP3AKB sebagai
pionir KLA di Kota Serang, seperti yang dikatakan oleh Kasubid Sosial
“Sudah, tiap tahun kita evaluasi pasti kita lakukan, kordinasi pun kita
sudah rutin.” (Wawancara dengan Bapak Derli Haryanto, 4 Maret
2019, pukul 09.22 WIB, di kantor Bappeda Kota Serang).
“Kalau untuk ke Gugus Tugas itu sudah karena kita ada yang
namanya RAD yang dibahas di rapat forum SKPD yang rutin
dilaksanakan dan pembahasan mengenai KLA dilaksanakan setiap
tahun.” (Wawancara dengan Ibu Ati Rohayati, 19 Februari 2019,
pukul 10.58 WIB, di kantor DP3AKB Kota Serang).
komitmen bersama untuk mencapai tujuan. Di sisi lain, upaya yang dilakukan
dunia usaha dan masyarakat selaku tiga pilar Good Governance, yaitu
diungkapkan juga oleh Kepala Seksi Pemenuhan Hak Anak DP3AKB Kota
Serang, bahwa:
Gugus Tugas KLA Kota Serang sebagai koordinator klaster hak sipil dan
kebebasan, bahwa:
“Pihak dunia usaha ada yang pemerhati layak anak, mereka juga
kami libatkan. Salah satunya rumah sakit swasta. Kita juga dalam
pembuatan KIA ada perjanjian kerjasama, itu ada kebijakan atau
perjanjian kerja bersama agar ana dapat fasilitas ketika anak itu
punya KIA datang dia ke KFC dan MCD itu akan dapat potongan
harga.” (Wawancara dengan Bapak H. Syafaat, 26 Februari 2019,
pukul 09.15 WIB, di kantor DISDUKCAPIL Kota Serang).
Masyarakat juga ikut berperan dalam pelaksanaan KLA dengan terlibat dalam
melibatkan masyarakat usia dewasa dan anak yang dibentuk oleh pemerintah.
di masyarakat.
daerah pada level Kota dalam menjalankan tugas belum ditunjukan dalam
keterangan dari Kepala Seksi Pemenuhan Hak Anak DP3AKB Kota Serang,
menambahkan:
yang sudah memulai menata dari segi fasilitas dan kegiatan yang mengarah
pada Kecamatan Layak Anak, yaitu dengan adanya ruang bermain anak dan
dan arahan pemerintah pada tingkat Kota. Berikut ini pernyataan dari, Kasi
Anak. Hambatan yang ditemui adalah kurangnya inisiatif dan doktrin dari
“Wong dari pemkotnya kaya gitu aja. Gebrakan sekali udah terusnya
gaada kelanjutannya jadinya melempem lagi kelurahannya, gaada
tindak lanjutnya kedepannya.” (Wawancara dengan Bapak Ahmadi,
26 Februari 2019, pukul 11.20 WIB, di kantor Kelurahan Kasemen).
ini:
Kelurahan Layak Anak, yaitu Kelurahan Pipitan, sesuai pernyataan Plt Lurah
inisiasi dan kesuksesan sebuah program dalam kelembagaan. Tentunya hal ini
anggotanya. Seperti yang dijelaskan oleh Kepala Bagian Hukum Setda Kota
Serang pada level pemerintah Kota belum tegas dalam pelaksanaan KLA. Hal
“Penekanannya kepada tiap OPD itu kurang tegas sehingga visi misi
beliau tidak tersentuh, karena doktrinnya tidak betul-betul.”
(Wawancara dengan Ibu Ati Rohayati, 19 Februari 2019, pukul 10.58
WIB, di kantor DP3AKB Kota Serang).
dan program dari lembaga, sehingga ini merupakan bentuk proses perubahan
Layak Anak pemerintah Kota Serang menyusun RAD (Rencana Aksi Daerah)
Kota Layak Anak yang dituangkan ke dalam bentuk dokumen yang berisikan
program dan kegiatan yang disusun oleh OPD terkait, berisikan jangka waktu
dan target yang ingin dicapai. Dokumen tersebut dibuat dalam bentuk
Peraturan Walikota Serang. Berikut ini merupakan matriks RAD KLA Kota
Tabel 4.2 Matriks RAD KLA Kota Serang Program Penguatan Kelembagaan
RPJMD Kota Serang dan dibuat dalam bentuk Peraturan Walikota, memiliki
jangka waktu 5 tahun dan disusun berdasarkan indikator dalam KLA. Setiap
program yang tercantum dalam RAD merupakan program OPD terkait yang
anak tidak hanya dibuat di tingkat daerah saja tetapi juga sampai pada
tingkat Kecamatan dan Kelurahan. Peneliti melihat dari data yang terlampir
Serang pun belum semua memiliki dan membuat peraturan pemenuhan hak
yang ramah anak mulai dari lingkungan yang paling dekat dengan anak di
“Prodak hukum yang telah dibuat sudah saya berikan ke Bappeda. Kita
bantu berkaitan aturan yang menyangkut bagaimana perlindungan
terhadap anak dan perempuan, kita sudah buat perda dan
ditindaklanjuti oleh perwalnya. Kalau dari sisi aturan saya rasa sudah
mencukupi apa yang diperlukan untuk KLA.” (Wawancara dengan
Bapak Yudi Suryadi, 8 Maret 2019, pukul 13.58 WIB, di kantor Setda
Kota Serang).
terkait peraturan dan kebijakan terkait pemenuhan hak anak di Kota Serang
sudah cukup banyak dan telah mencukupi untuk KLA. Komitmen dengan
telah berkomitmen baik untuk meuju Kota Serang Layak Anak. Selanjutnya
adalah lembaga Gugus Tugas KLA Kota Serang mendorong agar semua
sudah baik dalam hal penyediaan peraturan, hanya saja masih belum optimal
hak anak, khususnya Gugus Tugas KLA Kota Serang sampai pada lembaga
“Kita belum hitung ya, itupun kalau kita minta ke OPD mereka belum
paham, jadi selama ini yang ngitung dari kita. Jadi kita lihat semua
anggaran OPD yang terkait kita masukan. Jadi belum di akumulasi sih
Cuma kalau dilihat lumayan banyak, kan gak hanya berbunyi anak,
seperti pembangunan jalan kan gaada anaknya.” (Wawancara dengan
Bapak Derli Haryanto, 4 Maret 2019, pukul 09.22 WIB, di kantor
Bappeda Kota Serang).
perhitungan secara mandiri, beberapa OPD justru masih ada yang belum
91
paham terkait program dalam kebijakan KLA sehingga hal ini menjadi
dari pihak Bappeda adalah sebesar Rp. 273.970.000,00 untuk 2 kali rapat
Data evaluasi KLA pada tahun 2018 yang peneliti peroleh juga
menyebutkan ada anggaran khusus untuk tim Gugus Tugas KLA yang
Rincian kegiatan honor tim lintas instansi OPD dan untuk rapat rutin tim
kali, yaitu pada awal tahun dalam rangka koordinasi KLA tingkat Kota
Serang dan pada akhir tahun dalam rangka evaluasi KLA Kota Serang.
selalu leading sector KLA di Kota Serang, dari Kasi Pemenuhan Hak Anak,
beliau juga hanya menjelaskan anggaran yang ada pada instansinya saja,
“Tahun 2018 itu untuk kota layak anak kita hanya diberikan 108 juta.
Kedepannya saya ingin ada perubahan mudah-mudahan anggaran
lebih besar sehingga terfasilitasi untuk KLA di DP3AKB. Anggaran
kita di sini untuk penguatan kelembagaan, sosialisasi UU 35, dan
pemenuhan hak anak.” (Wawancara dengan Ibu Ati Rohayati, 19
Februari 2019, pukul 10.58 WIB, di kantor DP3AKB Kota Serang).
92
sector KLA. Anggaran yang berkaitan dengan pemenuhan hak anak pada
DP3AKB adalah yang berkaitan dengan kegiatan forum anak Kota Serang.
Hak Anak untuk KLA adalah sebesar Rp. 350.000.000,00 untuk kegiatan
pembentukan kegiatan forum anak, pembinaan forum anak dan bintek KLA,
kegiatan Hari Anak Nasional tingkat Kota Serang, dan pembinaan sekolah
ramah anak.
pemenuhan anggaran untuk KLA sudah terwujud hanya saja belum terdata
kelompok lainnya.
program dan kegiatan yang mendapat masukan dari forum anak di Kota
Serang adalah terdapat pada hasil musrenbang Kota Serang dan musrenbang
93
anak di Kota Serang. Pemerintah Kota Serang melalui Bappeda Kota Serang
Data yang peneliti peroleh terkait evaluasi KLA Kota Serang tahun
ini peraturan yang mendapat masukan dari forum anak adalah pada
Serang yang mana juga merupakan upaya pelaksanaan Perda Kota Serang
Tabel 4.4 Usulan yang Disuarakan Oleh Perwakilan Forum Anak Kota
Serang Berdasarkan Indikator dan Klaster Kota Layak Anak
Kebebasan Kecamatan
- Perpustakaan keliling bisa menjangkau seluruh wilayah
Kecamatan
- Menjadikan dan membangun situ Ciwaka yang terletak
di Kecamatan Walantaka sebagai salah satu destinasi
objek wisata di Kota Serang
Lingkungan - Stop pernikahan anak di bawah 18 tahun
Keluarga dan
Pengasuhan
Alternatif
Kesehatan Dasar dan - Tersedianya Puskesmas Ramah Anak di semua wilayah
Kesejahteraan Kecamatan
- Setiap Kantor Kecamatan dan kantor Kelurahan agar
membuat spanduk kawasan bebas asap rokok
- Memperbaiki sarana dan prasarana umum di semua
wilayah Kecamatan
- Adanya pemilihan sampah organik dan anorganik di
setiap Kecamatan
Pendidikan, - Memohon agar merehabilitasi bagi sekolah yang rusak
Pemanfaatan Waktu di semua wilayah Kecamatan
Luang & Kegiatan - Adanya transportasi ramah anak dan tersedianya rute
Budaya aman sekolah di semua wilyah Kecamatan
- Pemerintah Kecamatan melalui OPD terkait agar
memberikan pelatihan bagi anak-anak jalanan dan
mampu menyekolahkan kembali anak-anak dari
keluarga kurang mampu yang telah putus sekolah
Perlindungan - Memohon kepada pemerintah kota serang agar stop
Khusus pekerja anak dan kekerasan terhadap anak
(Sumber: Bappeda Kota Serang, 2018)
yang kemudian disuarakan pada saat musrenbang dan usulan tersebut harus
mengkonfirmasi kepada Ketua forum anak Kota Serang tahun 2018, yang
“Waktu itu kita minta kurangi asap rokok, mulai dari individu pada
pemerintahan sendiri, sampai saat ini sih yang saya rasakan udah
mulai sedikit aware sama larangan merokok di tempat tempat tertentu.
Di Kecamatan pun juga begitu, malahan udah ada Puskesmas ramah
anak. setiap kita ikut terlibat dalam kegiatan OPD kita selalu
mengupayakan hak-hak anak, alhamdulillah si udah pada ngerti.”
95
secara langsung dirasakan oleh anak itu sendiri. Sama halnya seperti yang
sebagai berikut:
dari pelaksanaan hak sipil dan kebebasan anak, yaitu dengan memfasilitasi
96
atau yang bekerja dengan anak perlu mendapatkan pelatihan tentang hak
dilaksanakan pada tahun 2018, sehingga belum semua SDM yang terlibat
baik dalam struktur Gugus Tugas KLA maupun tenaga/petugas teknis yang
Bappeda Kota Serang terkait pelatihan untuk SDM di Kota Serang, beliau
mengatakan bahwa:
materi KHA belum menyentuh semua SDM yang terlibat dalam penguatan
ini yang telah dilakukan oleh lembaga Gugus Tugas KLA Kota Serang
DP3AKB Kota Serang terkait kondisi SDM yang terlatih PUHA dalam
yang masih menjadi alasan utama dalam pengadaan pelatihan terkait KHA
terhadap OPD dalam lembaga Gugus Tugas KLA dan stakeholder terkait.
secara optimal karena belum menyentuh semua sasaran dan terhitung baru
persoalan.
kecamatan.
telah terpilah menurut jenis kelamin, umur, dan wilayah kecamatan. Data
dan pembangunan anak secara luas. Dengan dimilikinya data anak, besaran
Bappeda sebagai ketua Gugus Tugas KLA Kota Serang. Seperti yang
Serang dengan bekerjasama dengan pihak perguruan tinggi. Data anak yang
telah dihimpun kemudian disusun dalam bentuk Buku Profil Gender dan
anak.
perlindungan anak
pembentukan PATBM, sampai dengan tahun 2019 ini dari jumlah sebanyak
Kecamatan.
Tabel 4.5 di atas diketahui bahwa dari 6 Kecamatan yang ada di Kota
lainnya di Kota Serang adalah dengan adanya sarana bagi pemenuhan hak
dilakukan di tiap Kecamatan seperti data yang peneliti peroleh dari hasil
101
Kasemen, bahwa:
“Paling kita bekerjasama dengan LPA Kota dan Provinsi. Dengan LPA
kita bergandengan tangan untuk pemenuhan hak anak.” (Wawancara
dengan Ibu Ati Rohayati, 19 Februari 2019, pukul 10.58 WIB, di kantor
DP3AKB Kota Serang).
utama. Namun LPA Kota Serang sendiri tidak termasuk ke dalam struktur
Gugus Tugas KLA Kota Serang karena merupakan lembaga yang masih
terbilang baru terbentuk. Lembaga lainnya yang berperan adalah forum anak
anak.
Serang telah melibatkan salah satu aktor good governance yaitu masyarakat
tumbuh kembang dan perlindungan anak dan atau dana. Pemerintah Kota
Berdasarkan data yang peneliti peroleh dari hasil evaluasi KLA tahun
2018 dunia usaha di Kota Serang berperan dalam KLA melalui kebijakan
perusahaan yang peduli anak, produk ramah anak, dan sarana prasarana.
Berikut ini adalah keterlibatan dunia usaha yang terdata oleh Bappeda dala
PT. Fastfood Indonesia, Program paket khusus bagi anak yang memiliki
Tbk (KFC Serang) Kartu Identitas Anak
Bank BJB Memberikan sumbangan dalam bentuk perbaikan
sarana dan prasarana di wilayah perkampungan
(Sumber: Bappeda Kota Serang, Dokumen Evaluasi KLA 2018)
dalam pelaksanaan KLA sudah ada namun belum terintegrasi dan terdata
“Sosialisasi tapi kalau ke dunia usaha sampai saat ini masih kecil
sekali. Kita belum advokasi ke dunia usaha.” (Wawancara dengan Ibu
Ati Rohayati, 19 Februari 2019, pukul 10.58 WIB, di kantor DP3AKB
Kota Serang).
105
pelaksanaan KLA tetapi pihak terkait tidak menyadari akan hal tersebut.
dunia usaha dengan menanyakan kepada pihak LPA Kota Serang yang
“Saya sih tidak pernah secara langsung berdiskusi dengan unsur dunia
usaha terkait KLA. Bisa jadi ada cuman saya belum pernah dengar ada
keterlibatan secara langsung. Tapi kalau sifatnya mendukung kegiatan
terkait anak itu udah banyak. Contohnya McD kalau kita ada acara
anak MCD ini suka ngasih bantuan biasanya berupa makanan,
minuman, ada juga dari bank CIMB Niaga, BJB, itu bahkan mereka
memberikan fasilitas kebersihan kepada sekolah. Kalau yang dimaksud
dengan peran dunia usaha itu ya sudah terlihat walaupun mungkin
masih banyak yang belum. Satu kurang terdata, yang kedua mungkin
gaungnya kurang kelihatan, tapi sebenarnya banyak kok yang peduli.
Itu mungkin juga pemerintah butuh satu design semacam perkumpulan
dunia usaha khusus untuk perlindungan anak. kalau misalnya
pemerintah bisa mendorong agar APSAI terbentuk mungkin akan lebih
baik, karena akan ada banyak sekali yang bisa gabung.” (Wawancara
dengan Bapak Andrian Nirmansah, 12 Maret 2019, Pukul 13.54 WIB,
di McDonald’s Kota Serang).
koordinasi antara Gugus Tugas KLA dan dunia usaha menjadi penyebab
program dari dunia usaha yang berkaitan dengan ramah anak belum dapat
terintegrasi.
usaha terkait KLA, pelaksanaan kebijakan CSR di Kota Serang juga belum
berjalan dengan baik. Hal ini dibenarkan oleh Kepala Bagian Hukum Setda
“Terkait dunia usaha ada Perda CSR, tetapi kurang efektif. Karena
OPD mungkin belum paham. Bagiannya ada penanaman modal, bagian
ekonomi, perdaginkop.” (Wawancara dengan Bapak Yudi Suryadi, 8
Maret 2019, pukul 13.58 WIB, di kantor Setda Kota Serang).
keterlibatan dunia usaha belum signifikan karena Perda yang ada pun belum
untuk komitmen dan dukungan dari pemimpin sudah terbentuk dan dari
107
Kota Serang masih kurang, hal tersebut karena kapasitas sumberdaya dalam
4.4.2 Doktrin
dalam UUD 1945 Pasal 28B ayat 2 yang berbunyi “setiap anak berhak atas
perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi”. Sehingga dalam hal ini nilai
108
anak. Indonesia telah memiliki komitmen yang kuat untuk memenuhi hak
yang sudah dipenuhi oleh pemerintah Kota Serang yang sebelumnya juga
terkait tujuan dibentuknya Gugus Tugas KLA Kota Serang berikut ini:
bahwa:
“Untuk pembagian tugas aja biar memudahkan kita apa yang harus
kita laksanakan”. (Wawancara dengan Ibu Mulyawati, 06 Maret
2019, pukul 10.02 WIB, di Puskesmas Kasemen).
pembagian tugas.
tujuan dan metode operasional kepada para aktor good governance tidak
Serang berikut:
ini:
belum dilakukan oleh Gugus Tugas KLA Kota Serang. Hal ini dibenarkan
oleh Kepala Seksi Pemenuhan Hak Anak DP3AKB Kota Serang, beliau
mengatakan bahwa:
“Dengan cara sosialisasi, tapi kalau ke dunia usaha sampai saat ini
masih kecil sekali, di Kota Serang CSR sangat2 kecil.”(Wawancara
dengan Ibu Ati Rohayati, 19 Februari 2019, pukul 10.58 WIB, di
kantor DP3AKB Kota Serang).
berikut ini:
keterlibatan dunia usaha dalam pemenuhan hak anak berada pada koordinasi
“Kalau dunia usaha dengan kemitraan dari sekolah, kalau kita kan
mendorong sekolah sekolah agar bekerjasama atau kemitraan
dengan dunia usaha. CSR sekolah langsung dengan dunia usaha,
karena terkadang CSR bersentuhan langsung dengan objek ke kita
tidak ada tembusan, harusnya ke kepala dinas dulu baru kita tahu,
tapi kita tidak tolak alhamdulillah mangga. Paling kalau kita ke
lapangan ada laporan.” (Wawancara dengan Ibu Hj. Diah Patriasih,
08 Maret 2019, pukul 08.03 WIB, di Kantor Dindikbud Kota
Serang).
ketika peneliti menyakan keterlibatan dunia usaha dalam KLA masih minim
anak.
di Kota Serang belum secara ideal sesuai dengan kebutuhan anak. Demikian
“Tentu secara ideal belum semua. Tapi arah ke sana tetap ada,
mereka punya semangat yang sama, sehingga kalau maksimal tentu
belum, karena kami paham PR Kota Serang itu banyak banget.”
(Wawancara dengan Bapak Andrian Nirmansah, 12 Maret 2019,
Pukul 13.54 WIB, di McDonald’s Kota Serang).
menilai bahwa sudah terlihat upaya untuk mencapai harapan, yaitu nilai-
bentuk sosialisasi, namun belum sampai menyentuh pada semua aktor good
governance dan belum terinternalisasi dalam artian baru sampai pada tahap
4.4.3 Program
dalam Eaton (1986: 25) merupakan terjemahan dari doktrin ke dalam pola-
pola tindakan yang nyata dan alokasi sumberdaya yang ada di dalam
output dari lembaga tersebut. Lebih luas, program adalah setiap aktifitas
manusia.
OPD dan lembaga yang terlibat di dalam struktur Gugus Tugas KLA.
(Rencana Aksi Daerah Kota Layak Anak) yang terintegrasi dan terukur serta
dilakukan dalam jangka waktu tertentu. RAD KLA ini menjabarkan dan
kelembagaan dan lima klaster hak anak. Program yang telah disusun
114
“Kita ada yang namanya rapat mitra bidang, tiap tahun ada ini
untuk memantau program itu sudah berdasarkan Perwal atau belum,
jangan sampai mubazir lah intinya, kita ingatkan disitu. Jadi
sebelum menyusun benar-benar matang itu kita evaluasi lagi lah
intinya. Nah untuk pelaksanaan kan waktu pembuatan dulu OPD
yang ngisi, itu mereka bikin target terlalu berat makanya yang berat
berat dihapuskan, karena kasian juga gabakal tercapai. Ini aja 2
tahun jalan banyak yang ga tercapai. Target capaian biar ga terlalu
tinggi.”
(Wawancara dengan Bapak Derli Haryanto, 4 Maret 2019, pukul
09.22 WIB, di kantor Bappeda Kota Serang).
pemantauan dilakukan secara rutin oleh Gugus Tugas KLA dalam hal ini
setiap program dan kegiatan pemenuhan hak di Kota Serang yang dilakukan
115
Serang berikut:
“Kita bingung dengan data ini darimana siapa yang isi. Ini saya ga
ngerti ini angka yang disini itu apa siapa yang menentukan”
(Wawancara dengan Bapak Latip, 4 Maret 2019, pukul 11.51 WIB,
di Kantor DisperdaginkopUKM Kota Serang).
Kota Serang selaku perangkat daerah yang terkait dengan program tersebut
semenjak bidang UMKM terbentuk pada tahun 2017, data terkait program
dan kegiatan pemenuhan hak anak di Kota Serang belum pernah dihimpun
usaha dalam pemenuhan hak anak di Kota Serang selama ini belum ada di
yang berisikan gambaran kinerja yang dicapai atas pelaksanaan program dan
sarannya adalah anak, hal ini dibenarkan oleh Kepala Seksi Pembinaan dan
mengatakan bahwa:
dalam penelitian ini kaitannya dengan anak yaitu merujuk pada hak-hak
anak yang harus dipenuhi. Satu diantaranya adalah program yang dilakukan
hak sipil anak oleh Pemerintah Kota Serang dilakukan melalui pelayanan
akta kelahiran dan Kartu Identitas Anak dengan sistem jemput bola selain
anak Kota Serang, karena forum anak Kota Serang sendiri tergabung ke
dalam struktur Gugus Tugas KLA pada klaster hak sipil dan kebebasan.
“Pihak dunia usaha ada yang pemerhati layak anak, mereka juga
kami libatkan. Salah satunya rumah sakit swasta. Kita juga dalam
pembuatan KIA ada perjanjian kerjasama, itu ada kebijakan atau
perjanjian kerja bersama agar anak dapat fasilitas ketika anak itu
118
punya KIA datang dia ke KFC dan MCD itu akan dapat potongan
harga. Kalau pendanaan memang belum ada kita hanya
mengandalkan APBD.” (Wawancara dengan Bapak H. Syafaat, 26
Februari 2019, pukul 09.15 WIB, di kantor DISDUKCAPIL Kota
Serang).
mengalami kenaikan jumlah anak yang memiliki akta kelahiran dari tahun
2017 sampai tahun 2018. Berikut ini adalah data jumlah anak yang memiliki
akta kelahiran.
Tabel 4.7 Jumlah Anak yang Memiliki Akta Kelahiran Tahun 2017 dan
2018 di Kota Serang
Jumlah Anak Belum
Anak Memiliki Akta
No Tahun Anak Memiliki Akta
0-18 Jumlah % Jumlah %
2017 209.265 133.176 63,64 76.089 36,36
1
2 2018 209.272 162.604 77,70 46.668 22,30
(Sumber: Disdukcapil Kota Serang, 2018)
kenaikan 14% jumlah anak yang memiliki akta kelahiran. Namun angka
Kematian Bayi) yang juga ada dalam RAD KLA Kota Serang. AKB di Kota
tabel berikut.
pada bayi baru lahir atau neonatal yakni bayi usia 0-28 hari. Jumlah
dari masyarakat (kader atau dukun bayi) tetapi tidak termasuk dari Rumah
Sakit dan sarana kesehatan swasta lainnya. Jumlah kematian bayi di Kota
Serang pada tahun 2018 sebesar 21 kasus dari 13.136 kelahiran hidup. Bila
di hitung dengan formula Angka Kematian Bayi per 1000 kelahiran hidup,
120
hidup. Angka tersebut jauh melewati target MDG’s (23 kematian bayi per
Hal tersebut tak lepas dari program yang dilakukan oleh pemerintah Kota
Serang yang juga ada dalam RAD KLA Kota Serang, program tersebut
sarana dan prasarana kesehatan yang ramah anak melalui Puskesmas Ramah
berkaitan dengan gizi pada balita. Penderita gizi buruk kebanyakan adalah
anak-anak. Berkaitan dengan hal tersebut orang tua lah yang berperan dalam
pemenuhan gizi pada anak. Penyebab anak mengalami gizi buruk berkaitan
orang tua pun dapat menjadi penyebab seorang anak tidak terpenuhi gizinya.
Jumlah balita gizi buruk di Kota Serang terdapat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.9 Jumlah Balita Gizi buruk, Stunting, dan Wasting di Kota
Serang berdasarkan Kecamatan Tahun 2018
Status Gizi Status Gizi BB/TB
Status Gizi
TB/U (Sangat (Sangat
No Kecamatan BB/U (Buruk)
Pendek/stunting) Kurus/wasting)
L P L P L P
1 Cipocok Jaya 8 13 3 5 2 0
2 Curug 90 95 79 83 7 1
3 Kasemen 113 93 282 241 12 13
4 Serang 142 134 131 118 8 4
5 Taktakan 16 17 8 11 6 3
6 Walantaka 31 32 32 34 3 3
Jumlah 400 384 535 492 38 24
(Sumber: Dinas Kesehatan Kota Serang, 2019)
atas menunjukkan bahwa masih banyak balita yang status gizinya buruk.
Dari balita yang ditimbang sebanyak 46.950 balita di Kota Serang terdapat
62 balita gizi buruk, yaitu yang tergolong sangat kurus dan paling banyak di
kegiatan dala mengurangi gizi buruk, hal ini sesuai dengan yang diutarakan
122
berikut:
Selain itu, program pemenuhan hak anak lainnya juga terdapat pada
bahwa:
oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Serang harus dilihat dari
berbagai sisi, baik fisik maupun non fisik terkait pemenuhan hak anak di
lingkungan sekolah. Berikut ini daftar sekolah ramah anak jenjang Sekolah
Dasar dan Sekolah Menengah Pertama tahun 2018 di Kota Serang yang
Tabel 4.10 Daftar Sekolah Ramah Anak Jenjang SD dan SMP Kota
Serang Tahun 2018
No Kecamatan SD SMP Jumlah
1 Cipocok Jaya 4 1 5
2 Serang 11 2 13
3 Taktakan 4 2 6
4 Kasemen 3 - 3
5 Walantaka 2 1 3
6 Curug 1 1 2
Jumlah 25 7 32
(Sumber: Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Serang, 2019)
sudah tidak ada anak yang putus sekolah yang artinya Angka Partisipasi
Kota Serang hanya menjalankan progra untuk sekolah jenjang SD dan SMP,
Data presentase wajib belajar 12 tahun tertera pada tabel berikut ini.
Tabel 4.11 di atas terlihat bahwa tingginya rata-rata APM, APK dan
APS di Kota Serang pada pendidikan 12 tahun di Kota Serang pada tahun
Serang. Namun berdasarkan data yang peneliti peroleh dari hasil wawancara
bahwa:
125
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Ketua forum anak Kota
Serang bahwa:
“Di Kota Serang masih banyak anak putus sekolah, salah satu suara
yang kita bacain juga mohon untuk menyekolahkan kembali anak-
anak yang putus sekolah. Jawaban mereka emang gaada lagi tapi
faktanya masih banyak banget. Bahkan kalau ke Kasemen yang
dibilangnya zona merah masih banyak anak-anak yang seharusnya
belajar malah gak sekolah.” (Wawancara dengan Rosmiati, 13
Maret 2019, pukul 14.17 WIB, di Kantor DP3AKB Kota Serang).
data pernyataan dan data dilapangan maupun data yang dikeluarkan oleh
luang serta menjadi media ekspresi yang berada di luar sekolah. Terdapat
fasilitas kreatif dan rekreatif di Kota Serang yang dikelola oleh masyarakat,
bahwa:
forum anak Kelurahan Pipitan. Tujuan taman tersebut dibuat adalah sebagai
unsur masyarakat selain PKK, yaitu LPA Kota Serang. Seperti yang
Lain daripada itu LPA Kota Serang juga memiliki kegiatan sendiri
“Bagus karena kan ada forum anak. kami libatkan dalam setiap
kegiatan yang menyangkut anak.” (Wawancara dengan Ibu
Mulyawati, 06 Maret 2019, pukul 10.02 WIB, di Puskesmas
Kasemen).
mengatakan bahwa:
129
anak di Kota Serang sudah cukup bagus namun belum maksimal, sehingga
perlu ada pembekalan untuk anak itu sendiri, sebagaimana yang diutarakan
anak sebagai bentuk kepuasan atas program yang telah dilakukan. Seperti
perkataan Kasi Pemenuhan Hak Anak DP3AKB Kota Serang berikut ini:
pemenuhan hak anak yang sesuai dengan RAD KLA Kota Serang yang
telah dibuat. Selain itu pelaksanaan program pemenuhan hak anak di Kota
4.4.4 Sumber-sumberdaya
pengetahuan serta komitmen yang harus ada pada manusia tersebut agar
komitmen dalam diri stafnya adalah suatu fungsi yang terus-menerus dari
“Kita dari APBD tidak ada dari yang lain.” (Wawancara dengan
Bapak Derli Haryanto, 4 Maret 2019, pukul 09.22 WIB, di kantor
Bappeda Kota Serang).
masukan belum dibantu oleh sumber lain baik dari dunia usaha maupun
“Sejauh ini sih tidak ada, kita hanya APBD, untuk proposal tapi di
tingakat kecamatan dan kelurahan saya pernah menyarankan
pengajuan ke pabrik pabrik terdekat di sekitar wilayahnya.
Pengajuan tidak harus selalu mengharapkan uang nya deh, minta
fasilitas tempat atau alat, kalau seperti itu saya pikir siapa sih yang
gak ngasih, karena kan mindsetnya juga belum begitu mementingkan
masyarakat ya. Paling kita bekerjasama dengan LPA Kota dan
133
dalam pemenuhan hak anak sesuai kebutuhan dan kendala dalam fasilitasi
“Kita belum hitung ya, itupun kalau kita minta ke OPD mereka
belum paham, jadi selama ini yang ngitung dari kita. Jadi kita lihat
semua anggaran OPD yang terkait kita masukan. Jadi belum di
akumulasi sih Cuma kalau dilihat lumayan banyak, kan gak hanya
berbunyi anak, seperti pembangunan jalan kan gaada anaknya.”
(Wawancara dengan Bapak Derli Haryanto, 4 Maret 2019, pukul
09.22 WIB, di kantor Bappeda Kota Serang).
yang diungkapkan oleh Kepala Seksi Pemenuhan Hak Anak DP3AKB Kota
Serang:
melekat dalam pemahaman yang kemudian terwujud dalam kota yang layak
“Kita sudah mengundang OPD sebagai Gugus Tugas tapi masih ada
yang belum paham, anggapan yang belum paham ini KLA itu
program baru. Padahal kan enggak, jadi beberapa OPD kurang ada
dukungan.” (Wawancara dengan Bapak Derli Haryanto, 4 Maret
2019, pukul 09.22 WIB, di kantor Bappeda Kota Serang).
“Cuma yang jadi masalah itu ketika kita undang itu selalu beda
beda orangnya, jadi pemahamannya beda-beda. Kemarin yang
sudah paham ternyata yang datang lagi yang baru lagi nah jadi
terhambat. Susahnya mungkin mereka tidak mentransfer infonya jadi
hanya disimpan aja jadi kadang-kadang programnya gak nyambung.
Gugus Tugas kan disitu langsung kepala OPD bunyinya jadi kita
kirim undangan ke Kepala, Kepala menugaskannya paling ke yang
gaada kerjaan waktu itu, harusnya kan ke kasi yang menanganinya
ya jadi lebih nyambung.” (Wawancara dengan Bapak Derli
Haryanto, 4 Maret 2019, pukul 09.22 WIB, di kantor Bappeda Kota
Serang).
dan lembaga lain yang relevan. Sumber daya yang melaksanakan juga
136
berkompeten di bidangnya, hal ini tergambar pada Gugus Tugas KLA Kota
Serang dan RAD Kota Serang yang dibentuk berdasarkan tugas pokok dan
memenuhi lima klaster hak anak namun belum semua sesuai kebutuhan.
“Tahun ini mungkin akan direvisi lagi SK nya. Sekarang kan hanya
kepala OPD yang disebut mungkin nanti akan langsung ke teknisnya
disebutkan juga Kasi yang menangani. Ketika ada tugas pun kita
langsung bisa nunjuk, kemarin kan masih rancu nah nanti kita ingin
sebutkan. Mudah-mudahan sih setiap OPD bekerja sesuai
tupoksinya, fokus ke programnya kita siap mendampingi dan
mungkin terkait data perlu juga didukung. Secara struktur sudah
memenuhi lima klaster tapi belum sesuai dengan kebutuhan.
Makanya kita memasukan yang benar-banar terlibat dan mengarah
langsung. Untuk penguatan kelambagaan secara khusus sih kita
gaada ya, belum ada rencana juga karena dari pusat pun belum
mengarah kesitu. Penting sih hanya non urusan jadi tidak langsung
ke pelayanan.” (Wawancara dengan Bapak Derli Haryanto, 4 Maret
2019, pukul 09.22 WIB, di kantor Bappeda Kota Serang).
manusia dalam Gugus Tugas KLA saat ini masih diperlukan untuk
menambahkan anggota karena yang tertera saat ini belum mencakup sampai
terbangun lebih baik. Hal senada juga disampaikan oleh Kepala Seksi
peran lebih spesifik dan mencakup semua bidang yang melayani kebutuhan
anak. Sumberdaya yang sudah ada ini juga perlu upaya penguatan agar lebih
terintegrasi.
pendukung KLA di Kota Serang yang belum memenuhi hak anak, hal ini
mengatakan bahwa:
baik pemerintah maupun dunia usaha harus ramah anak, kriteria ramah anak
bermain anak dan laktasi. Begitupun yang dikatakan oleh Kepala Bidang
anak. Di Kota Serang sendiri fasilitas ramah anak memang masih minim
bermain anak dan laktasi, yaitu Kecamatan Taktakan. Hal ini dibenarkan
oleh Kepala Seksi Pemenuhan Hak Anak DP3AKB Kota Serang, beliau
mengatakan bahwa:
Terbuka Hijau (RTH) yang juga menjadi usulan dari forum anak Kota
dan prasarana atas permintaan atau masukan dari forum anak tengah
usulan belum terealisasi maka akan diusulkan lagi pada tahun anggaran
berikutnya. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan dari Ketua forum anak
“Waktu musrenbang tahun 2017 kita minta RTH yang ramah anak,
dan udah ada di Pipitan namanya taman kreatif. Disitu bisa bener-
bener nunjang hak anak di klaster 4, ZoSS juga sudah ada di
beberapa sekolah, bus sekolah yang sudah direncanakan, Perda
KTR, pokonya usulan yang belum terealisasi diusulkan lagi.”
(Wawancara dengan Rosmiati, 13 Maret 2019, pukul 14.17 WIB, di
Kantor DP3AKB Kota Serang).
masukan dari forum anak sudah ada beberapa yang ditindaklanjuti dan
“Karena potensi di Kota Serang kan perdagangan dan jasa ya. Kita
ingin meningkatkan peran CSR dan ingin ada APSAI. Kita ingin
belajar seperti apa prosesnyta ke Surabaya karena mereka sudah
ada. Perda CSR juga belum jalan. Sebenarnya ada beberapa
perusahaan di kita yang tergabung dalam APSAI pusat cuma apakah
konek gak dengan di daerah kalau ga konek berarti harus bikin lagi
yang baru di tingkat kota.” (Wawancara dengan Bapak Derli
Haryanto, 4 Maret 2019, pukul 09.22 WIB, di kantor Bappeda Kota
Serang).
Kota Serang belum berjalan karena Peraturan Daerah terkait CSR tidak
maksimal, hal ini dibenarkan oleh Kepala Seksi Pemenuhan Hak Anak
dihitung secara ril berapa besaran yang dikeluarkan untuk KLA sehingga
143
minim, belum memahami betul terkait aturan dan intruksi yang harus
lebih banyak lagi bidang terkait serta pelatihan yang berkelanjutan untuk
prasarana yang ramah anak di Kota Serang masih minim, terutama dalam
intern ini adalah pola hubungan antar pelaku dalam pemerintahan untuk
pelaksana dalam Gugus Tugas KLA Kota Serang. Struktur organisasi KLA
Kota Serang adalah Struktur Gugus Tugas KLA Kota Serang yang
usaha, media massa dan anak. Gugus Tugas KLA Kota Serang telah
mengalami tiga kali perubahan atau revisi pada struktur dan susunannya.
dengan klaster hak anak. Peneliti melakukan identifikasi pihak yang terlibat
saja tetapi juga masyarakat dan dunia usaha yang harus sama-sama
maka jika melihat Struktur Gugus Tugas KLA di Kota Serang saat ini belum
dapat dikatakan ideal. Berikut ini gambaran mengenai bagan struktur Gugus
Anggota Anggota
Kota Serang saat ini sudah disesuaikan dengan 5 klaster hak anak, tetapi
dan media massa sehingga belum bisa mewadahi semua pihak yang
seharusnya dilibatkan.
Layak Anak. Khususnya dengan pihak dunia usaha hambatan lainnya adalah
anggota dalam setiap klaster adalah mereka yang menjadi pimpinan pada
“Gugus Tugas kan disitu langsung kepala OPD bunyinya jadi kita
kirim undangan ke Kepala, Kepala menugaskannya paling ke yang
gaada kerjaan waktu itu, harusnya kan ke kasi yang menanganinya
ya jadi lebih nyambung. Mungkin nanti akan langsung ke teknisnya
disebutkan juga Kasi yang menangani. Ketika ada tugas pun kita
langsung bisa nunjuk, kemarin kan masih rancu nah nanti kita ingin
sebutkan.” (Wawancara dengan Bapak Derli Haryanto, 4 Maret
2019, pukul 09.22 WIB, di kantor Bappeda Kota Serang).
saat ini belum ideal karena belum memenuhi kebutuhan dalam pelaksanaan
dan harus dipenuhi sehingga harus merujuk langsung pada tataran teknis.
Hal senada juga dituturkan oleh Kepala Seksi Pemenuhan Hak Anak
tim teknis, dalam artian yang sebelumnya fokus pada pimpinan harus
yang terlibat dalam Gugus Tugas KLA sudah dilakukan dengan baik dan
masing. Demikian pula peran yang dimiliki selaku ketua Gugus Tugas yang
penuturan dari Kepala Seksi Pemenuhan Hak Anak DP3AKB Kota Serang
berikut ini:
ramah anak yang juga disampaikan oleh Kepala Seksi Peserta Didik dan
terhitung satu setengah tahun LPA Kota Serang dibentuk, namun sudah
penjelasan dari Sekretaris LPA Kota Serang terkait keterlibatan dan peran
dimiliki LPA tidak begitu besar, dalam artian belum terlibat dalam
Serang juga tidak tercantum dalam Gugus Tugas KLA Kota Serang karena
LPA yang baru terbentuk pada akhir tahun 2017, sebagaimana pernyataan
secara signifikan karena tidak termasuk ke dalam Gugus Tugas KLA Kota
Serang. Hal tersebut selain karena LPA yang belum lama terbentuk juga
karena kinerjanya yang masih tumpang tindih dengan organisasi lain, sesuai
“Kita punya LPA tapi secara kerjaan masih tumpang tindih dengan
FA, DP3AKB. Kerja udah bagus cuma kurang kordinasi aja.”
(Wawancara dengan Bapak Derli Haryanto, 4 Maret 2019, pukul
09.22 WIB, di kantor Bappeda Kota Serang).
semua aktifitas dan usaha. Adanya sistem komunikasi yang baik maka
dari setiap pihak yang terkait dengan kebijakan tersebut. Bila dilihat dari hal
tersebut koordinasi jelas sangat dibutuhkan agar tidak ada tumpang tindih
tugas pokok dan fungsi dari setiap pihak yang terkait. Sistem komunikasi
yang dilakukan oleh Bappeda untuk mencapai koordinasi yang baik adalah
153
dengan melakukan rapat atau pertemuan rutin Gugus Tugas KLA. Hal
“Rapat Gugus Tugas. Kalau di Bappeda ada rapat besar dua kali
kalau rapat kecil bisa lima kali diluar rapat besar. Itu kita selalu
rutin pertemuan.” (Wawancara dengan Bapak Derli Haryanto, 4
Maret 2019, pukul 09.22 WIB, di kantor Bappeda Kota Serang).
bahwa:
“Karena ini kan program, sudah ada tugas pokok dan fungsinya,
kita berkumpul mengadakan rapat membahas itu semua. Fungsi
saya sebagai pemenuhan hak sipil membahas inovasi yang kita
jalankan saya informasikan itu pada tim. Koordinasi sudang
terbangun.” (Wawancara dengan Bapak H. Syafaat, 26 Februari
2019, pukul 09.15 WIB, di kantor DISDUKCAPIL Kota Serang).
disebabkan oleh kurangnya pemahaman sumber daya manusia dalam hal ini
154
oleh Kepala Seksi Pemenuhan Hak Anak DP3AKB Kota Serang bahwa:
“Gugus Tugas kan disitu langsung kepala OPD bunyinya jadi kita
kirim undangan ke Kepala, Kepala menugaskannya paling ke yang
gaada kerjaan waktu itu, harusnya kan ke kasi yang menanganinya
ya jadi lebih nyambung, yang jadi masalah itu ketika kita undang itu
selalu beda beda orangnya, jadi pemahamannya beda-beda.
Kemarin yang sudah paham ternyata yang datang lagi yang baru
lagi nah jadi terhambat. Susahnya mungkin mereka tidak
mentransfer infonya jadi hanya disimpan aja jadi kadang-kadang
programnya gak nyambung.” (Wawancara dengan Bapak Derli
Haryanto, 4 Maret 2019, pukul 09.22 WIB, di kantor Bappeda Kota
Serang).
muncul untuk mencapai koordinasi yang baik justru ada pada sumberdaya
dunia usaha pun belum berjalan baik. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan
berikut ini:
inilah yang menjadi salah satu penyebab keterlibatan dunia usaha terhadap
melibatkan dunia usaha dalam setiap program maupun kegiatan KLA adalah
Serang, bahwa:
“Sebenernya kita sudah ada Perwal disitu kita sudah sosialisasi kan
ada target tiap tahun, nah OPD untuk perencanaan ke depan itu
harusnya gampang komitmen mereka harusnya melihat dari
lampiran target tersebut. Tapi terkadang di kita masih ego sektor,
jadi walikota sudah mengeluarkan beberapa peraturan tapi
gapernah dilihat, jadi targetnya tuh meleset. Kalau komitmen sudah
ada kan data dalam perwal itu OPD mau ngapain lima tahun ke
depan mereka yang isi. Tapi ketika pelaksanaan mereka bilang tidak
ada anggaran padahal mereka yang nulis mereka harus
tangungjawab dong.” (Wawancara dengan Bapak Derli Haryanto, 4
Maret 2019, pukul 09.22 WIB, di kantor Bappeda Kota Serang).
suatu kebijakan. Di sisi lain kurangnya pemahaman para pihak yang terlibat
akan tugas dan fungsinya juga membuat koordinasi sulit dibangun dengan
157
4.5 Pembahasan
pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha yang terencana secara menyeluruh dan
terpenuhinya hak anak. Berdasarkan hasil penelitian di atas dan juga hasil
4.5.1 Kepemimpinan
komitmen tertulis dari kepemimpinan Kota Serang yang penting untuk menjaga
agar pelaksanaan KLA bukan hanya dilakukan karena desakan atau keperluan
sesaat saja. Pemimpin dan orang yang dipimpin harus memiliki komitmen yang
sosialisasi kepada perangkat daerah terkait yang terlibat dalam Gugus Tugas
KLA Kota Serang. Upaya lain pun telah dilakukan oleh pemerintah Kota Serang
158
untuk melibatkan dunia usaha dan masyarakat begitupun anak itu sendiri dalam
pemenuhan hak-haknya.
tindakan pada pemimpin maupun orang yang dipimpin. Pimpinan tiap level
masing. Hal tersebut dirasakan oleh anggota dalam kelembagaan KLA Kota
Serang, yaitu OPD terkait. Padahal komitmen dalam bentuk tindakan sangat
dan rotasi pegawai yang terjadi begitu cepat. Kondisi sumberdaya manusia
pelaksana KLA di Kota Serang masih banyak yang belum mendapat pelatihan
sumberdaya yang sudah terlatih digantikan oleh sumberdaya baru yang belum
tercapai. Pemimpin dalam hal ini adalah orang yang berada pada pusat kendali
hak anak. Peraturan pemenuhan hak anak di Kota Serang telah terbentuk sampai
pada tingkat Kelurahan, namun belum terbentuk Gugus Tugas pada tingkat
dibuat di tingkat Kota saja tetapi juga sampai di tingkat Kecamatan dan
Kelurahan. Peraturan yang sudah ada tersebut terbilang cukup banyak dan telah
menciptakan lingkungan yang ramah anak mulai dari lingkungan yang paling
dekat dengan anak di tingkat RT/RW sampai pada tingkatan KLA dilaksanakan.
peraturan, hanya saja masih belum menguat pada lembaga Kecamatan maupun
pemenuhan hak anak diusulkan oleh OPD terkait yang melaksanakan, termasuk
sector dan Bappeda sebagai ketua Gugus Tugas KLA. Adapun presentase yang
dialokasikan untuk KLA di Kota Serang belum diketahui secara pasti karena
KLA Kota Serang pada tahun 2017. Sementara anggaran DP3AKB khususnya
pada Kasi Pemenuhan Hak Anak untuk KLA adalah sebesar Rp. 350.000.000,00
161
untuk kegiatan pembentukan kegiatan forum anak, pembinaan forum anak dan
bintek KLA, kegiatan Hari Anak Nasional tingkat Kota Serang, dan pembinaan
Data evaluasi KLA Kota Serang 2018 juga menunjukan adanya anggaran
untuk penguatan kelembagaan, yaitu anggaran khusus untuk Gugus Tugas KLA
dan Anak dan pertemuan rapat setahun minimal 5 kali dan pada kegiatan besar
dilaksanakan minimal 2 kali, yaitu pada awal tahun dalam rangka koordinasi
KLA tingkat Kota Serang dan pada akhir tahun dalam rangka evaluasi KLA
kegiatan yang mendapatkan masukan dari forum anak dan kelompok lainnya.
Masukan anak untuk peraturan, program maupun kegiatan dari forum anak
untuk KLA terfasilitasi dengan adanya musrenbang anak di Kota Serang. Selain
itu, forum anak juga dilibatkan dalam musrenbang pada tingkat Kelurahan
sampai musrenbang tingkat Kota. Usulan yang disuarakan forum anak pada saat
usulan atau permintaan forum anak Kota Serang terkait penyediaan sekretariat
transportasi ramah anak dengan bekerjasama dengan provinsi, tetapi dari segi
angkutan umum di Kota Serang yang masih semrawut belum dapat diatasi oleh
dengan memenuhi salah satu bagian dari pelaksanaan hak sipil dan kebebasan
tingkat kota serta secara bertahap menindaklanjuti apa yang menjadi usulan dari
Tersedia SDM terlatih KHA dan mampu menerapkan hak anak ke dalam
Hak Anak (KHA) yang dimaksudkan dalam peraturan tersebut adalah SDM
mengadakan pelatihan terkait KLA pada tahun 2018 yang mana pelatihan
tersebut merupakan yang pertama kalinya diadakan dan belum dapat menyentuh
KLA Kota Serang. Sehingga perlu diadakan lagi pelatihan terkait KLA tersebut.
Lain daripada itu sosialisasi telah dilakukan kepada gugus tugas KLA Kota
terkait KLA. Adapun dalam hal ini yang menjadi masalah dalam pengadaan
163
kepemimpinan di Kota Serang dalam ketersediaan SDM yang terlatih KHA telah
oleh SDM yang mampu menguatkan kelembagaan KLA agar dapat berjalan dan
pemenuhan hak dan pembangunan anak secara luas. Ketersediaan data anak di
dihimpun oleh Bappeda ke dalam sebuah bentuk buku Profil Gender dan Anak.
dengan pihak akademisi yaitu dari Universitas Sultan Ageng Tirtayasa sebagai
pihak ketiga. Untuk menghimpun data anak tersebut pemerintah Kota Serang
dalam bentuk sosialisasi, relawan SDM, serta sarana dan prasarana. Tersedianya
anak lainnya yang melibatkan masyarakat yaitu pada penyediaan sarana bermain
dalam pelaksanaan KLA di Kota Serang, diantaranya adalah LPA Kota Serang.
lembaga yang menangani urusan anak, dan pemberi masukan serta dilibatkan
Kota Serang telah berupaya melibatkan masyarakat dalam pemenuhan hak anak
masyarakatnya.
sebagai Kota yang ramah anak. Beberapa dunia usaha telah terlibat dalam
adalah RS Sari Asih, RS Budi Asih, Carrefour, PT Telkom Indonesia, Bank BJB
dan KFC Serang. Tetapi pada pelaksanaanya beberapa peran dunia usaha lainnya
di Kota Serang tidak disadari oleh mereka bahwa hal tersebut mendukung
usaha serta advokasi yang belum dilakukan. Pemerintah Kota Serang sendiri
165
belum membentuk APSAI pada tingkat kota sehingga kebijakan dan program
terkait CSR pun belum berjalan secaran efektif karena kurangnya pemahaman
dan keseriusan pemerintah Kota Serang terkait hal tersebut. Dengan demikian
4.5.2 Doktrin
nilai-nilai yang ditransformasikan oleh lembaga Gugus Tugas KLA Kota Serang
terkait pemahaman masyarakat dan dunia usaha untuk pemenuhan hak anak.
Untuk itu pemerintah Kota Serang membuat kebijakan dan peraturan perundang-
nilai, tujuan dan metode opersional yang mendasari tindakan sosialnya. Tujuan
dibentuknya lembaga Gugus Tugas KLA Kota Serang juga termasuk ke dalam
Gugus Tugas KLA adalah selain sebagai bentuk komitmen dalam pelaksanaan
koordinasinya.
166
dunia usaha telah dilakukan dalam bentuk sosialisasi, namun belum berjalan
maksimal pada dunia usaha. Hasil daripada penyaluran nilai-nilai tersebut adalah
dilakukan sesuai dengan kebutuhan anak. Namun tentu belum sepenuhnya sesuai
yang sangat dekat dengan anak itu sendiri. Maka masyarakat diharapkan dapat
telah berjalan dalam lingkup pemerintahan. Namun hal tersebut belum sampai
anak di masyarakat, dalam artian masyarakat belum ikut terdorong dan secara
4.5.3 Program
KLA, program yang dilakukan oleh pemerintah Kota Serang melalui OPD yang
terlibat dalam Gugus Tugas disusun dalam sebuah dokumen berupa peraturan
walikota tentang Rencana Aksi Daerah KLA di Kota Serang. RAD KLA ini
kelembagaan dan lima klaster hak anak. Program yang telah disusun kemudian
terlaksana dengan baik adalah program pelibatan dunia usaha dalam setiap
program dan kegiatan pemenuhan hak di Kota Serang yang dilakukan oleh
bahwa OPD tersebut bahkan tidak mengetahui adanya program dalam RAD
disusun oleh OPD terkait yang mengusulkan dan menentukan target programnya
Serang yang berkaitan dengan pemenuhan hak anak adalah program pengawasan
yang ada pada klaster hak anak, diantaranya adalah pemenuhan hak identitas
pelayanan akta kelahiran dan KIA dengan sistem jemput bola dan melibatkan
KFC Serang sebagai dunia usaha untuk menarik minat masyarakat dalam
memenuhi hak identitas anak, yaitu menyediakan paket khusus untuk anak yang
anak yang memiliki akta kelahiran meningkat dari tahun 2017 sebesar 63,64%
menjadi 77,70 pada tahun 2018 namun masih berada di bawah rata-rata nasional,
adalah penurunan Angka Kematian Bayi. AKB di Kota Serang sendiri tidak
dan belum termasuk dari pelayanan kesehatan swasta lainnya. AKB tersebut
jauh melewati target MDG’s, yaitu 23 kematian per 1000 kelahiran bayi hidup
pada tahun 2015. Hal tersebut tak lepas dari pelaksanaan program kesehatan
Pemerintah Kota Serang yang juga tertera dalam RAD KLA Kota Serang, yaitu
program kesehatan anak yang mana kegiatan diantaranya adalah Survey Deteksi
dan Intervensi Tumbuh Kembang Anak dumulai dari 0-5 Tahun dan MTBS.
Selain itu terdapat pula program penyedia sarana dan prasarana kesehatan yang
Adanya puskesmas ramah anak juga berperan dalam pemberdayaan keluarga dan
masyarakat agar paham dan mampu memenuhi hak kesehatan anak, menjadi
169
melakukan pelayanan ramah anak maka akan terpenuhinya hak anak atas
permasalahan kesehatan pada anak. Adapun status gizi anak di Kota Serang
dominan baik, namun masih terdapat balita dengan status gizi buruk. Terdata
sebanyak 62 balita yang tergolong sangat kurus dan paling banyak ditemui di
Sekolah Ramah Anak. Sekolah merupakan tempat atau wadah yang bertujuan
anak dari tindak kekerasan fisik, psikis, kejahatan seksual, dan kejahatan lainnya
maupun pihak lain. Sekolah harus menjadi tempat yang aman, nyaman, bersih,
sehat, ramah dan menyenangkan maka perlu dibentuk Sekolah Ramah Anak.
SRA di Kota Serang ditentukan dengan SK Kepala Dindik Kota Serang yang
menginisiasi SRA. Namun belum ada satupun yang sudah memenuhi sekolah
ramah anak.
dilaksanakan, namun masih terdapat anak putus sekolah yang dikonfirmasi oleh
170
forum anak dan aparat Kecamatan tetapi tidak didukung oleh data yang berisikan
jumlah pasti anak yang putus sekolah di Kota Serang. Peneliti tidak memperoleh
data tersebut pada Dindik Kota Serang karena menurut penuturan informan dari
Dindik sudah tidak ada anak putus sekolah. Data angka putus sekolah juga tidak
tercatat dalam buku Profil Gender dan Anak. Hal tersebut menandakan
anak, memanfaatkan waktu luang serta menjadi media ekspresi yang berada di
taman kreatif Pipitan yang dibangun dan dikelola oleh masyarakat sebagai
wadah atau tempat bermasin dan berkreasi sekaligus belajar untuk masyarakat
dan anak-anak.
rumah aman untuk menampung eks korban pada suatu kasus. Pada
LPA Kota Serang juga memiliki kegiatan inovatif yang mendukung pelaksanaan
171
hak anak di Kota Serang juga melibatkan anak itu sendiri melalui forum anak.
sudah cukup baik namun masih diperlukan pembekalan untuk anak agar
memiliki keterampilan yang akan bermanfaat untuk diri sendiri dan sekitarnya.
anak, karena program diartikan sebagai terjemahan dari doktrin ke dalam pola-
terutama untuk mengetahui dan tergabung dalam forum anak Kota Serang
secara merata disebabkan oleh belum semua wilayah terfasilitasi forum anak.
Dengan demikian pada variabel program dapat dikatakan bahwa secara umum
telah mengarah pada pemenuhan hak anak yang juga sesuai dengan rancangan
yang telah dibuat namun dalam pemenuhan target masih banyak yang belum
tercapai karena sumberdaya manusia dan anggaran yang masih dirasa kurang.
4.5.4 Sumber-sumberdaya
fisik, manusia, potensi dan teknologi yang dibutuhkan oleh lembaga dalam
Kota Serang yang dianggarkan oleh OPD terkait yang menjalankan program dan
kegiatan pemenuhan hak anak, tidak ada sumber pemasukan lain. Sumberdaya
keuangan juga dianggap menjadi kendala dalam pemenuhan hak anak dan
manusia yang terlibat dalam KLA. Kendati pun demikian, presentasi alokasi
APBD untuk KLA di Kota Serang belum diketahui jumlahnya, karena belum
semuanya memahami apa itu pemenuhan hak anak dan KLA secara menyeluruh.
oleh anggaran yang belum memenuhi. Fasilitasi pelatihan dan sosialisasi sangat
melekat dalam pemahaman yang kemudian terwujud dalam kota yang layak
yang telah dilakukan juga belum sepenuhnya mengenai sasaran secara langsung
program pemenuhan hak anak telah melibatkan semua unsur, mulai dari lembaga
pemerintah, lembaga masyarakat pemerhati anak, dunia usaha, forum anak dan
lembaga lain yang relevan. Sumber daya yang melaksanakan juga berkompeten
di bidangnya, hal ini tergambar pada Gugus Tugas KLA Kota Serang dan RAD
Kota Serang yang dibentuk berdasarkan tugas pokok dan fungsi masing-masing.
Namun sumberdaya yang ada saat ini dirasa belum mencukupi dari segi
semua sampai pada tataran teknis agar tanggungjawab lebih jelas dan program
memenuhi hak anak. Pada pelayanan baik yang dilakukan pemerintah maupun
tempat bermain untuk anak dan laktasi. Fasilitasi sarana prasarana ini juga
merupakan program yang tercantum dalam RAD KLA. Di Kota Serang sendiri
174
Kecamatan Taktakan yang sudah mulai menata dari segi fasilitas, dengan
hampir tidak ada yang menggunakan, karena lokasi ruang laktasi yang cukup
Adanya Ruang Terbuka Hijau yang juga menjadi usulan dari forum anak
alun Kota Serang yang dilengkapi dengan taman digital yang dibangun oleh PT.
RTH di masing-masing Kecamatan atas usulan forum anak saat ini tengah
Untuk masukan potensi dan teknologi yang ada di Kota Serang belum
yang peneliti peroleh, potensi di Kota Serang sendiri adalah perdagangan dan
jasa, sehingga peningkatan peran CSR akan sangat baik dalam memanfaatkan
Serang masih belum berjalan efektif. Sementara teknologi sampai saat ini belum
175
sebaik mungkin.
dikatakan bahwa masukan secara keseluruhan masih dirasa kurang dan belum
kinerja dari fungsi dan tugas yang ada berjalan baik, dan rekrutmen yang tepat.
Kegiatan tersebut dilakukan agar doktrin terkait hak anak tertanam dalam setiap
yang juga masih minim terutama dalam pelayanan publik oleh pemerintah.
Potensi yang belum optimal pemanfaatannya dan belum ada teknologi yang
gugus tugas KLA Kota Serang sendiri beberapa kali mengalami perubahan dan
176
penyesuaian dengan aturan dari pusat, yaitu telah sesuai dengan klaster hak
ada saat ini belum sepenuhnya sesuai dengan kebutuhan dalam pelaksanaan
KLA yang harus melibatkan banyak pihak baik pemerintah, swasta dan
masyarakat sebagai aktor good governance. Dunia usaha dan masyarakat belum
dilibatkan dalam struktur saat ini, bahkan beberapa OPD pun tidak tercantum
dalam struktur. Hambatan yang ditemui adalah karena kurangnya sosialisasi dan
belum dilaksanakannya advokasi terkait Kota Layak Anak terhadap dunia usaha
Berdasarkan data dan informasi yang peneliti peroleh di lapangan saat ini
struktur gugus tugas KLA Kota Serang hanya mencantumkan kepala atau
pimpinan OPD terkait yang melaksanakan pemenuhan hak anak. Hal ini
tidak langsung tepat sasaran. Sehingga struktur yang ada saat ini bisa dibilang
belum ideal karena belum memenuhi kebutuhan dan belum mewadahi para
pihak yang terlibat dalam pelaksanaan KLA di Kota Serang. Pembagian peran
OPD sesuai dengan bidangnya. Setiap OPD yang terlibat dalam struktur Gugus
Tugas KLA memiliki peranan dalam menyusun rencana aksi KLA dan
tercantum dalam struktur Gugus Tugas KLA Kota Serang namun tetap memiliki
Kelurahan yang layak anak. Maka dari itu penting membangun inisiatif dari
LPA Kota Serang sebagai lembaga non formal yang juga berperan dalam
dianggap tumpang tindih dengan forum anak dan DP3AKB. Hal ini
Terkait pola hubungan atau komunikasi yang dilakukan antar pihak yang
terkait telah terbangun dengan adanya pertemuan rapat kecil dan rapat besar
yang rutin dilaksanakan. Namun ternyata usaha tersebut masih kurang efektif
komunikasi dengan pihak dunia usaha yang belum berjalan baik karena
umum telah mendorong pelaksanaan KLA di Kota Serang. Meskipun di sisi lain
178
yang cenderung membuat koordinasi tidak berjalan dengan baik, demikian juga
pola hubungan dengan dunia usaha yang belum terjalin dengan baik dan
signifikan.
kelembagaan Kota Layak Anak di Kota Serang secara umum sudah dilakukan.
Hal ini terbukti dengan adanya komitmen tertulis yang dibuat pemerintah Kota
masyarakat dan dunia usaha agar proaktif dalam memenuhi hak anak yang
dapat memenuhi tujuan dari kebijakan Kota Layak Anak berdasarkan Peraturan
proaktif dalam upaya memenuhi hak anak, melalui advokasi, sosialisasi dan
yang muncul adalah Kelembagaan dalam konsep Esman (dalam Eaton 1896:40 )
pemerintah Kota Serang dalam Kota Layak Anak yang mengarah pada variabel
a. Kepemimpinan
b. Doktrin
c. Program
d. Sumber-sumber Daya
masing.
e. Struktur Intern
dan tugas-tugas yang ada dan pengaturan struktur mikro yang dilakukan
(1986:25), yaitu kesaling tergantungan yang ada antara suatu lembaga dengan
dunia usaha menjalankan fungsi dan jasa-jasa untuk menyediakan masukan dan
pelaksanaan KLA. Dunia usaha dengan CSR kepada pemerintah pada fasilitas
nilai-nilai yang relevan bagi doktrin dan program dari lembaga tersebut. Salah
lembaga yang memiliki nilai-nilai yang relevan bagi doktrin dan program seperti
supaya lembaga dapat berfungsi sesuai dengan tujuan kebijakan Kota Layak
Anak.
menjadi kunci berjalannya suatu program belum dapat dilakukan dengan baik.
KLA di Kota Serang dapat terus berkembang keberhasilannya jika didorong oleh
Temuan Lapangan
Kepemimpinan
Sikap pemimpim - Pemimpin di Kota Serang telah mengarah pada tujuan membentuk Kota Serang Layak Anak dengan
menginisiasi KLA sejak tahun 2013 dan membentuk beberapa Perda terkait sebagai bentuk penguatan
kelembagaan
Kemampuan - Kepemimpinan di Kota Serang dalam megimplementasikan peraturan-peraturan yang telah terbentuk
menggerakkan masih kurang tegas dalam menggerakkan anggota/bawahannya untuk menjalankan kebijakan sehingga
masih banyak para pelaksana kebijakan di tataran teknis yang masih belum memiliki kesadaran dan rasa
tanggung jawab penuh terhadap tugasnya
Komitmen dan - Peningkatan komitmen pada tataran Kota telah disusun beberapa Perda maupun Perwal mengenai
konsistensi pemenuhan hak-hak anak.
- Secara tindakan komitmen tersebut belum diwujudkan.
- Pada tataran lembaga penopang baik tingkat Kecamatan maupun Kelurahan komitmen baik dalam bentuk
tertulis maupun tindakan belum sepenuhnya terwujud
- Konsistensi berbuah hasil melalui keberhasilan Kota Serang meraih penghargaan KLA tingkat Pratama
pada tahun 2018
- Pelaksanaan pemenuhan indikator penguatan kelembagaan mampu memenuhi semua indikator namun
belum secara maksimal berjalan
- Indikator yang pemenuhannya paling baik adalah pada ketersediaan kebijakan/peraturan terkait
pemenuhan hak anak dan ketersediaan data anak terpilah di Kota Serang
- Kebijakan/peraturan, program dan kegiatan yang mendapat masukan dari anak terdapat pada hasil
musrenbang yang melibatkan anak
Doktrin
Tujuan lembaga - Tujuan dibentuknya Gugus Tugas KLA sebagai lembaga pelaksana KLA adalah untuk mempermudah
koordinasi dan pelaksanaan sesuai tugas pokok dan fungsi masing-masing lembaga yang terlibat dalam
187
- Sumberdaya manusia yang terlibat dalam susunan gugus tugas KLA saat ini dirasa kurang mencukupi
karena belum menyentuh pelaksana teknis
Teknologi dan potensi - Potensi yang ada di Kota Serang belum bisa dimanfaatkan secara optimal untuk mendukung berjalannya
yang dikembangkan program dalam KLA
- Belum ada teknologi yang dikembangkan untuk mendorong percepatan pelaksanaan KLA di Kota Serang
Struktur Intern
Struktur Organisasi - Struktur telah dibuat berdasarkan pedoman dari pusat
- Struktur yang ada belum ideal karena belum secara eksplisit melibatkan tim teknis dan belum mencakup
penguatan kelembagaan sehingga belum memenuhi kebutuhan dalam pelaksanaan KLA
Pembagian peran dan - Pembagian peran dan kewenangan dilakukan sesuai dengan tugas pokok masing-masing lembaga yang
kewenangan terlibat
- Tersedianya data anak terpilah dalam bentuk buku Profil Gender dan Anak Kota Serang yang diperbarui
setiap tahun
Sistem komunikasi - Koordinasi dilakukan dengan pertemuan rapat kecil dan rapat besar yang rutin dan dianggarkan
- Koordinsi pemerintah dengan lembaga masyarakat LPA dan Forum Anak berjalan baik dan dilibatkan
dalam program dan kegiatan
- Koordinasi yang dilakukan dengan OPD terkait kurang efektif dan kurang komunikatif disebabkan oleh
sumberdaya yang kurang komitmen
Komitmen angggota - Komitmen anggota struktur dalam hal ini sebagai pelaksana program belum kuat, dilihat dari target yang
struktur telah ditentukan sendiri tidak tercapai
- Peraturan yang sudah disosialisasikan belum terdoktrin pada anggota struktur
(Sumber: Peneliti, 2019)
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Serang secara umum telah berjalan baik, dilihat dari telah dilakukan upaya upaya
proaktif dalam memenuhi hak anak, meskipun ada beberapa yang harus
diperbaiki.
Kota Layak Anak dengan membetnuk Gugus Tugas KLA sebagai lembaga
Gugus Tugas Pengembangan Kota Layak Anak Kota Serang, serta melaksanakan
bersumber dari APBD Kota Serang. Adapun fasilitasi sarana dan prasarana
189
190
mencapai hasil yang baik, terlihat dari penilaian yang diperoleh dalam evaluasi
pada variabel variabel doktrin dan program, terlihat dari program yang dilakukan
cukup berhasil dan keberhasilan program tersebut buah dari doktrin yang
KLA di Kota Serang masih mengalami hambatan yang disebabkan hal-hal sebagai
berikut.
memahami betul terkait Kota Layak Anak. Begitupun komunikasi dengan aktor
good governance lainnya yang masih belum berkelanjutan terutama dengan dunia
5.2 Saran
1. Walikota Serang dalam membentuk Gugus Tugas Kota Layak Anak harus
pemenuhan hak anak ada pada semua pihak dengan mencantumkan tataran
2. Pembina, pengarah dan ketua Gugus Tugas KLA Kota Serang sebaiknya
pandangan tentang urgensi atas pemenuhan hak anak-anak bagi OPD yang
masing OPD dapat merangkul masyarakat dan dunia usaha agar berperan
FGD ataupun workshop dan memanfaatkan media sosial yang ada di luar
rapat rutin, perlu juga monitoring secara berkala agar pelaksanaan KLA di
dalam kelembagaan dan sistem yang ada dalam pelaksanaan KLA dengan
reformasi kelembagaan.
DAFTAR PUSTAKA
Buku:
193
194
Badan Pusat Statistik. 2015. Kota Serang dalam Angka 2017. Serang: BPS Kota
Serang. No. Publikasi: 36730.1702.
Bahan Advokasi Kebijakan Kabupaten/Kota Layak Anak 2018. Jakarta: Deputi
Bidang Tumbuh Kembang Anak Kementrian PP-PA RI.
Bappeda Kota Serang. 2015. Laporan Kajian Capaian Indikator Kola Layak Anak
Tahun 2015.
Bappeda Kota Serang. 2018. Dokumen Jawaban Pertanyaan Evaluasi KLA 2018.
195
Bappeda Kota Serang. 2018. Profil Gender dan Anak Kota Serang Tahun 2018.
Banten Targetkan seluruh daerah layak anak
http://www.bantenbersatu.co.id/2017/10/banten-targetkan-seluruh-daerah-
layak.html diakses pada Minggu, 25 Maret 2018.
Penelitian Sebelumnya:
Hamudy, Moh Ilham A. 2015. Jurnal Bina Praja Volume 7 Nomor 2 Edisi Juni
2015: 149-160 dengan judul: Upaya Mewujudkan Kota Layak Anak di
Surakarta dan Makassar. Jakarta: Badan Penelitiandan Pengembangan
(BPP) Kementrian Dalam Negeri.
Kepemimpinan
Doktrin
1. Apakah program atau kegiatan pada RAD KLA terlaksana dan termonitori
dengan baik?
2. Bagaimana partisipasi anak di Kota Serang dalam KLA?
3. Apakah anak dilibatkan dalam proses penyusunan peraturan/kebijakan di
Kota Serang?
4. Apakah program sudah sesuai dengan kebutuhan anak?
5. Masukan anak apa saja yang ditindaklanjuti oleh pemerintah Kota Serang?
6. Apakah masyarakat dan anak merasa puas dengan program yg telah
dilaksanakan?
7. Apakah program yang dilaksanakan telah diterima masyarakat/anak secara
merata?
Sumberdaya
Struktur Intern
Wawancara dengan Kasi Kesehatan Keluarga Dinkes Kota Serang dan Kabid Pelayanan
Pencatatan Sipil Disdukcapil Kota Serang
(Sumber: Peneliti 2019)
Fasilitas yang dibangun oleh PT Telkom mendukung pemenuhan hak anak berkaitan dengan ruang
terbuka dan bermain di Kota Serang
(Sumber: Peneliti, 2019)
Pemenuhan hak anak oleh pemerintah dalam ruang partisipasi anak dalam pembangunan melalui
musrenbang dan penyediaan fasilitas bermain anak di Kecamatan Taktakan
(Sumber, Peneliti, 2019)
Bintek KHA dan Pengukuhan PATBM di Kecamatan Kasemen dalam rangka penguatan
kelembagaan KLA di Kota Serang
(Sumber: Bappeda Kota Serang, 2018 dan Nila Ariska, 2019)
Partisipasi dunia usaha dalam kebijakan dan partisipasi masyarakat dalam penyediaan ruang
bermain untuk mendukung pemenuhan hak anak di Kota Serang
(Sumber: Peneliti, 2019)
RIWAYAT HIDUP
Agama : Islam
E-mail : saldipradita30@gmail.com
Pendidikan Formal :
Pengalaman Organisasi: