vembriaulia@umg.ac.id
https://doi.org/10.31603/ce.4961
Abstrak
Pandemi Covid-19 membawa tantangan sekaligus ancaman baru bagi keberlanjutan
bisnis pengusaha wanita (womenpreneur). Protokol kesehatan mempengaruhi proses
bisnis, penjualan dan pendapatan usaha womenpreneur. Sementara lain, keterampilan
womenpreneur terbatas dan membutuhkan keterampilan bisnis tambahan untuk
mendukung resiliensi dan adaptasi di era new normal. Tujuan pengabdian masyarakat
ini adalah berkontribusi bagi womenpreneur dengan kegiatan berbagi pengetahuan dan
pengalaman. Pendampingan partisipatif terhadap mitra dengan melibatkan peran
akademi, praktisi, womenpreneur dari mahasiswa dan UMKM adalah bentuk metode
pengabdian. Materi sosialisasi dan edukasi yang disampaikan adalah tentang perilaku
inovasi bisnis new normal dan legalitas produk. Hasil akhir pengabdian menunjukkan
bahwa mitra memperoleh inspirasi bisnis disertai pengetahuan dan pengalaman baru
untuk mendukung kemajuan bisnisnya. Kegiatan berbagi ilmu pada pengabdian
masyarakat secara implisit menyiratkan makna tentang begitu pentingnya sinergi pelaku
usaha, praktisi dan womenpreneur, baik dari UMKM maupun mahasiswa untuk
mendukung keberlanjutan usaha.
Kata Kunci: Womenpreneur; Resiliensi; Adaptasi; Sinergi
1139
Community Empowerment
1. Pendahuluan
Pandemi Covid-19 dibarengi pembatasan sosial masyarakat telah membawa fenomena
baru dengan istilah new normal, yaitu bentuk sikap dan tindakan menyesuaikan diri
akibat terjadinya kondisi atau peristiwa tertentu. Instruksi pemerintah untuk
menjalankan konsep new normal tentu membutuhkan dukungan semua pihak demi
ketuntasan permasalahan atas wabah di Indonesia. Dampak new normal ini berimbas
pada dunia usaha, antara lain mempengaruhi proses bisnis, penjualan, pendapatan
masyarakat dan tentunya kesejahteraan masyarakat. Begitu juga bagi mereka
pengusaha berskala UMKM, seperti: pengusaha wanita.
Peran wanita sebagai pengusaha secara gender dianggap mampu menjadi stimulus
bagi ekonomi keluarga (Istiqomah, 2018), karena wanita dianggap memiliki wawasan
yang luas dalam meningkatkan taraf pendidikan bagi anak. Diketahui temuan di
lapangan bahwa wanita memiliki kontribusi mendukung ekonomi keluarga
(Hasbullah, 2018). Terdapat beberapa penyebutan kata populer untuk gender wanita
dan profesi wirausaha, seperti: womenpreneur, mompreneur, dan ladypreneur. Namun,
apapun nama populer disandangkan atas penamaan terhadap pelaku bisnis wanita,
tetapi kembali lagi pada tujuan tentang bagaimana mencapai kesuksesan dan
kontribusi bisnis wanita. Keterlibatan womenpreneur pada level bisnis UMKM di
Indonesia yang mampu bertahan di masa krisis ekonomi terbukti cukup besar,
sehingga keberadaannya patut untuk dikembangkan (Hendratni & Ermalina, 2018).
Wanita dipilih sebagai subyek pengamatan, karena dinilai memiliki kemampuan
mengerjakan peran ganda dalam kehidupan, baik sebagai perempuan bekerja maupun
perempuan wirausaha. Selain itu, berdasarkan data BPS tahun 2020 menunjukkan
bahwa jumlah populasi perempuan di Kecamatan Gresik cenderung lebih banyak
daripada populasi laki - laki, yaitu sebesar: 37.915 jiwa pada laki - laki, dan 38.432 jiwa
pada perempuan. Jumlah populasi dan diimbangi dengan produktivitas wanita adalah
potensi untuk wanita menjadi produktif, jika dilakukan pemberdayaan kompetensi
sumber daya manusia secara efektif. Akan tetapi, di masa pandemi pemberdayaan
wanita untuk meningkatkan kompetensi wirausaha membutuhkan inovasi metode,
diantaranya pemanfaatan teknologi informasi untuk mendukung praktik pada aplikasi
bisnis womenpreneur (Pancasasti & Khaerunnisa, 2017). Kemunculan era new normal di
Indonesia juga merupakan peluang baru untuk mendukung keterlaksanaan capaian
kemajuan bisnis pada situasi pandemi.
Pada umumnya kendala bisnis oleh womenpreneur UMKM di masa pandemi, meliputi
beberapa keterbatasan sumber daya manusia, jumlah modal, jejaring bisnis,
keterampilan teknologi, dan pengetahuan hukum bisnis (Aramia & Rochland, 2020).
Sementara lain permasalahan womenpreneur pada komunitas UKM di Kecamatan
Gresik dan Kebomas banyak pula terdampak akibat wabah, padahal beberapa
diantaranya merupakan tulang punggung keluarga karena posisi mereka sebagai
janda yang harus menghidupi anak. Masih sangat memungkinkan untuk memajukan
UKM di Indonesia bila diantara anggota komunitas UMKM saling bekerja sama, akan
tetapi temuan di lapangan menyatakan bahwa kelompok UMKM yang terbentuk
justru kurang menyatu setelah memiliki jumlah anggota yang semakin bertambah,
yaitu masing–masing anggota berbisnis dengan berjalan mandiri. Situasi demikian
terjadi akibat kurangnya komunikasi terstruktur oleh pemimpin komunitas UMKM
1140
Community Empowerment
2. Metode
Kegiatan pengabdian masyarakat diawali dengan metode observasi lapangan yang
dilakukan sejak bulan Januari 2021. Namun, pelaksanaan kegiatan inti pengabdian,
meliputi kegiatan berbagi pengetahuan dan kolaborasi UMKM dilaksanakan pada
tanggal 10 Maret 2021. Jauh sebelum diadakan observasi lapangan, maka sebelumnya
(akhir Oktober 2020), mitra pengabdi diundang untuk saling berbagi pengalaman
tentang permasalahan dan kendala bisnis yang dialami UMKM selama pandemi.
Diketahui mitra pengabdian adalah womenpreneur (pengusaha wanita) dengan bidang
usaha ekonomi kreatif, khususnya kuliner dan juga bidang kegiatan menjahit pakaian
(permak) yang memiliki lokasi usaha di Kabupaten Gresik, yaitu Kecamatan Kebomas
dan Kecamatan Gresik. Sebagian besar mitra pengabdi merupakan pengusaha wanita
kelas mikro yang belum memiliki asosiasi bisnis, akan tetapi terdapat pula mitra
pengabdi dari womenpreneur yang tergabung dalam Asosiasi UMKM “Gading Mas”
yang merupakan binaan Diskoperindag Kabupaten Gresik.
Mengingat kegiatan pengabdian masyarakat bertujuan untuk mengolaborasikan
antara UMKM dari mahasiswa, dan dari ibu rumah tangga, sehingga mitra dipilih dari
bidang usaha ekonomi kreatif, yaitu terutama bidang kuliner dan produk olahan
bahan mentah. Dalam hal ini, terdapat UMKM dari mahasiswa, yaitu mereka yang
memiliki usaha kuliner dengan cara pemasaran secara online. Permasalahan yang
dihadapi womenpreneur UKM serta seluruh potensi yang dimiliki oleh mitra menjadi
pertimbangan bagi akademisi untuk menetapkan beberapa metode yang akan
diterapkan pada kegiatan pengabdian masyarakat. Pertimbangan atas potensi para
UKM dilihat dari sudut pandang segala kemampuan, baik ditinjau dari material,
kompetensi, dan kesempatan dari pengusaha wanita tersebut. Sinergi antara pelaku
usaha, akademisi dan mahasiswa dalam kegiatan pengabdian masyarakat dilakukan
dengan metode–metode sebagai berikut:
1141
Community Empowerment
1142
Community Empowerment
1143
Community Empowerment
dipahami. Salah satu kunci kesuksesan bisnis adalah kemampuan pengusaha untuk
mampu mengelola mental menghadapi setiap tantangan perjalanan bisnis. Berikut ini
adalah beberapa kegiatan pengabdian masyarakat yang melibatkan womenpreneur:
3.1. Sosialisasi Kegiatan Berbagi
Perwakilan pelaku usaha wanita diundang untuk datang pada laboratorium
kewirausahaan program studi di kampus untuk mensosialisasikan kegiatan berbagi
pengetahuan dan pengalaman. Pada kegiatan sosialisasi, terdapat womenpreneur
UMKM di bidang kuliner membawa contoh produk usahanya dan menyampaikan
beberapa harapan dan juga keluhan yang dihadapi selama masa pandemi. Harapan
womenpreneur UMKM adalah tersedianya dukungan dana demi penguatan modal
pengusaha, karena penjualan menurun dan sementara lain pembelian bahan tetap
dilakukan untuk produksi. Keluhan dari womenpreneur UMKM, antara lain:
keterbatasan kemampuan pengusaha dalam beradaptasi menggunakan media digital
sebagai sarana pemasaran.
Saat kunjungan mitra di laboratorium menyampaikan bila tidak memiliki kemampuan
membuat proposal bisnis untuk pengajuan dana. Dosen selaku pihak pengabdi
berusaha menampung seluruh keinginan dan permasalahan dari mitra, sembari
merancang perencanaan kegiatan pengabdian masyarakat yang sesuai dengan
kebutuhan UMKM. Penyusunan konsep pelaksanaan rencana kegiatan melibatkan
koordinasi beberapa pihak yang akan dilibatkan untuk pelaksanaan acara inti
pengabdian masyarakat, di mana pada praktiknya koordinasi dilakukan secara per
individu atau melalui media pesan “whatsapp”. Tampak pada Gambar 2. adalah
kunjungan mitra UMKM.
1144
Community Empowerment
bergantian. Sesekali juga akademisi juga membeli produk atau memesan jasa untuk
produk non konsumsi.
1145
Community Empowerment
1146
Community Empowerment
4. Kesimpulan
Seluruh tahapan kegiatan pengabdian masyarakat kepada mitra telah terlaksana
dengan lancar, meskipun pada situasi pandemi saat ini masih dalam suasana
keterbatasan fisik yang tidak memungkinkan untuk mengundang banyak
womenpreneur UMKM di satu ruang publik bersama. Respon positif dari mitra terlihat
dari antusiasme mitra untuk menghadiri undangan sosialisasi dan menyimak materi
pelatihan oleh tim pengabdi. Kendala mengadakan kegiatan pengabdian masyarakat
dengan peserta pelaku usaha wanita UMKM adalah permasalahan ketepatan waktu
kehadiran peserta yang cenderung mengalami keterlambatan akibat kerepotan sebagai
ibu rumah tangga dan alasan pesanan mendadak atas penjualan bisnis, akan tetapi
sejauh ini sasaran kegiatan cukup berjalan kondusif.
Kolaborasi antara womenpreneur UMKM dan womenpreneur mahasiswa membawa
atmosfer baik untuk membangkitkan kembali semangat untuk tetap produktif di era
new normal, di mana kondisi ekonomi sedang menurun dan mempengaruhi
pendapatan UMKM. Solusi mengatasi resiliensi di masa pandemi bagi pelaku usaha
UMKM adalah melakukan adaptasi di era new normal dengan cara membangun
sinergi dan kolaborasi mutualisme antara akademisi dan juga pengusaha. Peran
mahasiswa untuk membantu pengembangan bisnis UMKM, misalkan: mendampingi
womenpreneur dalam mengelola manajemen usaha dengan pemanfaatan sarana digital.
Begitupun sama penting terhadap peran akademisi memfasilitasi penguatan bisnis
womenpreneur UMKM, melalui pengenalan legalitas produk.
Dalam rangka untuk mengidentifikasi tingkat keberhasilan program pengabdian
masyarakat, maka setiap aktivitas kegiatan yang direncanakan akan dilakukan
pencatatan atas respon, kendala, dan output dari mitra. Setiap hasil pencatatan akan
dijadikan bahan evaluasi terhadap metode pengabdian tentang tingkat kelayakan
untuk dapat ditinjau kembali. Kemungkinan lain yang dapat dijalankan oleh mitra
adalah tindaklanjut untuk program pengembangan UMKM dalam wadah binaan atas
instansi atau perusahaan yang memiliki kapasitas untuk mendukung kemajuan
UMKM.
1147
Community Empowerment
Acknowledgement
Apresiasi dan penyampaian rasa terima kasih kami selaku tim dosen pengabdi
terhadap LPPM dan Kaprodi Teknologi Pangan dari Universitas Muhammadiyah
Gresik dan mitra pengabdi, berikut seluruh pihak yang terlibat pada pelaksanaaan
kegiatan berbagi pengetahuan dan pengalaman bersama womenpreneur UMKM dalam
upaya mewujudkan ketercapaian output dan outcome dari pengabdian masyarakat
dengan pendanaan internal kampus.
Daftar Pustaka
Agustina, T. S. (2020). Pengaruh Perilaku Inovatif pada Keberhasilan Womenpreneur
Etnis Madura sebagai Pedagang Pakaian Jadi. INOBIS: Jurnal Inovasi Bisnis
Dan Manajemen Indonesia, 3(2), 153–161.
https://doi.org/10.31842/jurnalinobis.v3i2.127
Aramia, F., & Rochland, Y. (2020). Keunggulan Kompetitif Spesial sebagai Strategi
Keberlanjutan UKM di Era New Normal. Prosiding Seminar Stiami, 7(2), 104–
110.
Hasbullah, H. (2018). Kontribusi Perempuan Pengrajin Tenun Terhadap Ekonomi
Keluarga Di Desa Bukit Batu. Kafa`ah: Journal of Gender Studies, 8(2), 213–225.
https://doi.org/10.15548/jk.v8i2.204
Hendratni, T. W., & Ermalina, E. (2018). Womenpreneur, Peranan Dan Kendalanya
Dalam Kegiatan Dunia Usaha. Liquidity, 2(2), 170–178.
https://doi.org/10.32546/lq.v2i2.119
Istiqomah, T. (2018). Analisis Gender Peran Wanita Sebagai Stimulator Ekonomi
Keluarga Nelayan di Pesisir Kabupaten Sidoarjo. Fish Scientiae, 8(1), 25–37.
Pancasasti, R., & Khaerunnisa, E. (2017). Mengelola Perilaku Kewirausahaan
Mompreneur Berbasis Teknologi, Informasi Dan Komunikasi Di Kota
Tangerang Selatan. Tirtayasa Ekonomika, 12(1), 113–123.
https://doi.org/10.35448/jte.v12i1.4440
1148