http://journal.trunojoyo.ac.id/agriekonomika
Agriekonomika Volume 8, Nomor 2, 2019
ABSTRAK
Permasalahan ketenagakerjaan pertanian kita yaitu perubahan struktur demografi yang
kurang menguntungkan sektor pertanian yang mengarah pada penuaan petani. Petani
berusia tua jumlahnya semakin meningkat, sedangkan yang berusia muda semakin
berkurang. Semakin tingginya tingkat pendidikan pemuda di perdesaan, maka semakin
selektif dalam memilih pekerjaan. Mereka enggan bekerja di pedesaan karena adanya
ketidakcocokan antara ketrampilan dan tingkat pendidikan yang dimiliki dengan ketersediaan
pekerjaan di perdesaan. Padahal Indonesia membutuhkan petani-petani produktif untuk
memaksimalkan produksi pangan. Tujuan makalah ini menjelaskan perubahan struktural
tenaga kerja pertanian dilihat dari fenomena aging farmer dan menurunnya jumlah tenaga
kerja usia muda sektor pertanian di Indonesia, menjelaskan faktor penyebab perubahan
struktural tenaga kerja pertanian dan keengganan tenaga kerja usia muda masuk ke sektor
pertanian, menjelaskan kebijakan yang diperlukan untuk mendukung tenaga kerja muda
masuk ke sektor pertanian. Metode yang digunakan adalah studi literatur dan deskriptif.
Hasilnya adalah masalah krisis petani muda harus ditanggulangi supaya tidak mengancam
ketahanan pangan Indonesia.
Kata kunci: Krisis, Petani, Regenerasi,Tenaga Kerja
adanya insentif seperti pelatihan akan ke kalangan petani muda lain di desanya.
semakin menarik banyak generasi muda Kegiatan penumbuhan karakter
untuk beraktivitas di sektor pertanian. Selain minat pada sektor pertanian pada
itu, dukungan alat mesin modern membuat anak juga perlu dimulai sejak usia dini
generasi muda tertarik dengan pertanian dengan cara mengajak anak tersebut
karena kemudahan dalam pengelolaan untuk terjun langsung dalam mengolah
komoditas. Penelitian yang dilakukan usaha pertanian. Mengajarkan hal-hal
oleh Pardian dkk. (2017), menunjukkan kecil yang mampu menumbuhkan minat
bahwa dengan adanya pelatihan dapat mereka dalam berusahatani. Kurikulum
memberikan presepsi dan minat petani ekstrakurikuler di sekolah mulai dari TK
muda terhadap cara budidaya sehingga sampai dengan SMA perlu ditingkatkan
petani muda memiliki kemauan untuk lebih guna memacu ketertarikan mereka
mendalami dan menggelutinya. Selain di dunia pertanian menuju wirausaha
itu, peran komunitas sangat berpengaruh pertanian. Menyadarkan para orangtua
terhadap keinginan petani muda untuk mengenai keberlanjutan pertanian itu
bertahan di sektor pertanian (May dkk., penting demi ketahanan pangan di
2019). Selain itu, pertanian Indonesia Indonesia dan demi keberlanjutan usaha
yang cenderung sebagai pertanian pertanian keluarga. Adanya sosialasi
keluarga yang turun temurun sangat yang tepat dan berkelanjutan guna
penting untuk keberlangsungan pertanian menumbuh kembangkan minat petani
di masa yang akan datang (Graeub dkk., muda dalam berusahatani dan menekuni
2016). Dukungan keluarga dan pengaruh bidang pertanian. Penyuluh dan para
keluarga juga dapat memberikan pengaruh petani muda harus saling bersinergi
untuk memutuskan pengembangan dalam pengembangan usaha pertanian.
usaha pertanian kedepannya (Hansson Diperlukan kerjasama yang tepat yang
dkk., 2013; Pechrová dkk., 2018). Selain mampu menyadarkan para petani muda
dari keluarga dukungan kelompok juga supaya tetap berminat di usaha pertanian.
sudah baik karena petani mendapatkan Aplikasi teknologi baru juga sangat
motivasi, teman berdiskusi, bantuan, dan diperlukan guna mendukung usaha
kekerabatan yang erat. pertanian dan untuk menarik minat kaum
Adanya kebijakan pemberian insentif muda. Selain itu, dalam mengatasi kondisi
kepada petani muda dalam hal penguasaan lingkungan yang tidak menentu perlu adanya
tanah. Kegiatan pemberian sertifikat tanah teknologi pertanian digital sesuai dengan
pertanian perlu dilanjutkan. Terutama bagi zamannya. Sehingga memungkinkan per-
petani muda yang mampu menunjukkan kiraan dalam peningkatan hasil pertanian
prestasinya di usaha pertanian. Menurut dalam menghadapi dampak lingkungan
Suratha (2013), adanya kompensasi hidup yang sekarang ini. Diperlukan pula
dari pihak pemerintah terhadap petani pengembangan usaha agribisnis yang
sangat penting terutama yang bersedia berkelanjutan di desa sehingga di desa
melakukan usaha pertanian. Selain itu tidak hanya berpaku pada kegiatan on
diperlukan adanya pemetaan yang tepat farm tapi juga sampai ke kegiatan yang
sehingga tanah pertanian tidak tergerus bersifat pengolahan hasil pertanian.
oleh adanya modernisasi dengan adanya Munculnya desa wisata dan pabrik-pabrik
pembangunan perumahan, pertokoan, pengolahan hasil pertanian dan pasar-
dan sebagainya. Kompetensi petani muda pasar di desa akan dapat menunjang
di bidang pertanian juga perlu ditingkatkan perekonomian desa dan dapat menarik
dengan mengirim petani muda berprestasi minat paraa pemuda untuk menjadi
ke luar negeri dan mengikutsertakan pada petani yang berhasil di desanya serta
kegiatan diklat - diklat pertanian yang ada mampu memperluas lapangan kerja yang
di dalam negeri guna mengembangkan ada di desa. Selain itu, pemberian kredit
potensi diri dan mampu menyebarluaskan usaha seperti di JASINDO sangatlah
178 | Eri Yusnita Arvianti dkk., Gambaran Krisis Petani Muda di Indonesia
bagus dan perlu dilanjutkan, apalagi secara ekonomi, dan terbatasnya akses
prosesnya dipermudah supaya petani bisa dukungan layanan pembiayaan (modal)
menghadapi resiko apabila terjadi gagal bagi petani muda, sedangakan faktor
panen. eksternalnya yaitu dukungan keluarga dan
Dalam menarik minat pemuda di- lingkungan masyarakat. Kebijakan yang
butuhkan intervensi pemerintah untuk me- perlu dilakukan untuk menarik generasi
ngintegrasikan pengembangan kapasitas muda masuk ke sektor pertanian yaitu
sumber daya manusia melalui pelatihan, adanya kebijakan intensif kepada petani
dukungan fasilitas, dan pendampingan muda dalam hal penguasaan lahan,
atau monitoring yang berkelanjutan peningkatan kompetisi di bidang pertanian,
dalam aspek teknis maupun keuangan. kegiatan penumbuhan karakter minat
Selain itu penghargaan bagi petani muda bertani pada anak sejak dini,menyadarkan
yang berprestasi juga perlu dilakukan orangtua pentingnya keberlanjutan
untuk mendorong petani muda semakin pertanian, sosialisasi yang tepat dan
mengembangkan usahataninya. Selain berkelanjutan untuk mengembangkan
itu, dibutuhkan pendekatan terpadu yang minat petani muda, pengembangan
mempertimbangkan keragaman aspirasi usaha agribisnis yang berkelanjutan di
dari pemuda dan kemampuan, minat, desa, dan pemberian kredit usaha untuk
serta tantangan yang terkait dengan akses mempermudah petani muda dalam
ke sumber daya serta permasalahan di menghadapi resiko.
sektor pertanian. Kemitraan yang kuat
antara masyarakat pedesaan, akademisi, UCAPAN TERIMAKASIH
penelitian, dan sektor swasta untuk Ucapan terimakasih kepada :
peningkatan pembangunan pertanian 1. Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
yang berkelanjutan juga penting untuk di tempat studi penulis
lakukan. Masyarakat pedesaan sangat 2. Beasiswa BUDI DN
penting untuk memberikan dorangan moral 3. Universitas Trunojoyo Madura
bagi petani muda untuk berusahatani di DAFTAR PUSTAKA
pertanian serta bersama-sama membangun
pertanian berkelanjutan. Akademisi dan Arimbawa, I. P. E., & Rustariyuni, S.
peneliti juga diperlukan untuk memacu D. (2018). Respon Anak Petani
petani muda melakukan inovasi-inovasi Meneruskan Usaha Tani Keluarga di
dan memberikan pendampingan dalam Kecamatan Abiansemal. E-Jurnal EP
usahataninya. Pendampingan tersebut Unud, 7(7), 1558–1586.
dapat berupa memberikan pelatihan, Arvianti, E. Y., Asnah, & Prasetyo, A.
monitoring, dan konsultasi. Sedangkan (2015). Minat Pemuda Tani terhadap
sektor swasta dapat memberikan bantuan Transformasi Sektor Pertanian di
dalam bidang input (saprodi) ataupun Kabupaten Ponorogo. Buana Sains,
output (pemasaran). 15(2), 181–188.
SIMPULAN Bednarikofa, Z., Bavorov, M., & Ponkina,
Perubahan struktural tenaga kerja E. V. (2016). Migration Motivation
pertanian disebabkan karena citra buruk of Agriculturally Educated Rural
sektor pertanian serta perubahan persepsi Youth : The case of Russian Siberia.
generasi muda seiring arus modernisasi Journal of R, 45, 99–111. https://doi.
sehingga sektor pertanian bukan org/10.1016/j.jrurstud.2016.03.006
merupakan pilihan utama bagi mereka.
Faktor yang menyebabkan perubahan
struktural tenaga kerja dan kengganan
generasi muda yaitu faktor internal yaitu
luas lahan sempit, pendidikan, keuntungan
Agriekonomika, 8(2) 2019: 168-180 | 179
Coxhead, I., & Shrestha, R. (2016). Could May, D., Arancibia, S., Behrendt, K., &
a Resource Export Boom Reduce Adams, J. (2019). Preventing Young
Workers ’ Earnings ? The Labour Farmers from Lleaving the Farm :
Market Channel in Indonesia. Bulletin Investigating the Farm Effctiveness
of Indonesian Economics Studies, of the Young Farmer Payment
4918(May). https://doi.org/10.1080/0 Using a Behavioural Approach.
0074918.2016.1184745 Land Use Policy, 82(2019), 317–
327. https://doi.org/10.1016/j.
Graeub, B. E., Chappell, M. J., & Wittman,
landusepol.2018.12.019
H. (2016). The State of Family Farms
in the World. World Development, Mishra, A. K. (2016). Determinants of
87, 1–15. https://doi.org/10.1016/j. decisions to enter the u . S . Farming
worlddev.2015.05.012 sector. Journal of Agricultural and
Applied Economics, 1, 73–98. https://
Hansson, H., Ferguson, R., Olofsson, C.,
doi.org/10.1017/aae.2015.25
& Rantamäki-lahtinen, L. (2013).
Farmer’s Motives for Diversifying Nugroho, A. D., & Waluyati, L. R. (2018).
their Farm Business e the Influence Upaya Memikat Generasi Muda
of Family Journal of Rural Studies, Bekerja pada Sektor Pertanian di
32(2013), 240–250. https://doi. Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurnal
org/10.1016/j.jrurstud.2013.07.002 Ilmu Pemerintahan Dan Sosial Politik
UMA, 6(1), 76–95.
Karlina, E., & Arif, M. (2017). Pengaruh
Bekerja di Luar Negeri terhadap Oktaviani, L., Azhar, & Usman, M. (2017).
Tingkat Ekonomi dan Perceraian. Analisis Pendapatan dan Faktor-
Social Science Education Journal, faktor yang Mempengaruhi Minat
4(1), 54–60. https://doi.org/10.15408/ Petani Terhadap Usahatani Padi
sd.v4i1.4342.Permalink/DOI Sawah Kecamatan Meureubo
Kabupaten Aceh Barat. Jurnal Ilmiah
Kementrian Pertanian. (2015). Rencana
Pertanian Unsyiah, 2(1), 191–199.
Strategis Kementrian Pertanian
Tahun 2015-2019. Jakarta Selatan: Pardian, P., Rasmikayati, E., Djuwendah,
Kementrian Pertanian RI. E., & Saefudin, B. R. (2017).
Persepsi dan Minat Petani Muda
Kontogeorgos, A., Michailidis, A.,
dalam Budidaya Sayuran Swiss
Chatzitheodoridis, F., & Loizou,
Chard Organik. Jurnal Aplikasi Ipteks
E. (2014). “New Farmers” a
untuk Masyarakat, 6(3), 163–166.
Crucial Parameter for the Greek
Primary Sector : “New Farmers” a Pechrová, M. Š., Šimpach, O., Medonos,
Crucial Parameter for the Greek T., Spěšná, D., & Delín, M. (2018).
Primary Sector : Assessments and Agris on-line Papers in Economics
Perceptions. Procedia Economics and Informatics What Are the
and Finance, 14(November), 333– Motivation and Barriers of Young
341. https://doi.org/10.1016/S2212- Farmers to Enter the Sector ? Agris
5671(14)00721-7 Online Papers in Economics and
Informatics, X(4), 79–87. https://
Mahudin, F. N., & Shabahati, I. (2017).
doi.org/10.7160/aol.2018.100409.
Krisis Petani Muda Masa Depan.
Introduction.
Kinerja Logistik Indonesia Hingga
Kini, 2(21), 3–8. Prawesti, N., Witjaksono, R., & Raya, A. B.
(2010). Motivasi Anak Petani menjadi
Matthews, A. (2013). Wasting Money on
Petani. Agro Ekonomi, 17(1), 11–18.
Young Farmers. Retrieved from
http://capreform.eu/wasting-money-
on-young-farmers/.
180 | Eri Yusnita Arvianti dkk., Gambaran Krisis Petani Muda di Indonesia