Anda di halaman 1dari 19

PEMBANGUNAN

EKONOMI PEDESAAN
BERLANDASKAN
AGRIBISNIS (PEPEBA)
Anggota :
Sinta Sintiya ( 193401164 )
Ari Fajar ( 193401166 )
Helby Imam ( 193401167 )
Irfan Maulana ( 193401169 )
Rizki Nur Aprilianti ( 193401170 )
PENGERTIAN PEMBANGUNAN

01 EKONOMI PEDESAAN
BERLANDASKAN AGRIBISNIS
(PEPEBA)
7 KEBIJAKAN KOMPREHENSIF
02 UNTUK MEWUJUDKAN
PEDESAAN MANDIRI,
DIANTARANYA :

PEMBAHASAN 1. Pembangunan Infrastruktur Ekonomi Pedesaan


2. Pengembangan Sistem Inovasi Pertanian
3. Pengembangan Kelembagaan Petani
4. Organisasi Sumber Daya Berkelanjutan
5. Konsolidasi Agribisnis
6. Pemacuan Investasi
7. Kebijakan Insentif

03 KESIMPULAN
PENGERTIAN PEMBANGUNAN
EKONOMI PEDESAAN
BERLANDASKAN AGRIBISNIS
(PEPEBA)

Pembangunan ekonomi pedesaan yang berlandaskan


agribisnis merupakan usaha untuk mewujudkan pedesaan
yang mandiri pangan. Agribisnis itu sendiri merupakan bisnis
berbasis usaha pertanian atau bidang lain yang mendukungnya
baik disektor hulu maupun hilir. Objek agribisnis dapat berupa
tumbuhan, hewan, ataupun organisme lainnya.
7 KEBIJAKAN KOMPREHENSIF UNTUK
MEWUJUDKAN PEDESAAN MANDIRI

Ketujuh program utama tersebut merupakan satu kesatuan yang saling


komplomenter dan sinergis. Dengan bidang cakupan yang demikian luas,
jelas kiranya bahwa penanggung pelaksanaan program-program tersebut
berada dalam departemen dan dinas pemerintahan yang berbeda. Oleh
karena itu, koordinasi, integrasi, dan singkronisasi merupakan kunci utama
untuk keberhasilan operasionalisasi paket program tersebut.
1. PEMBANGUNAN
INFRASTRUKTUR EKONOMI
PEDESAAN
Adanya infrastruktur ekonomi yang memadai
merupakan prakondisi bagi tumbuh kembangnya
kegiatan agribisnis dan perekonomian secara umum di
pedesaan. Infrastruktur esensial bagi agribisnis dan
perekonomian pedesaan secara umum mencakup
sistem pengairan, pasar komoditas pertanian, jalan
raya, kelistrikan dan jaringan telekomunikasi.
Pembangunan infrastruktur merupakan tanggung jawab
pemerintah yang paling strategis dalam operasionalisasi
paradigma PEPEBA dalam membangun desa mandiri
pangan.
2. PENGEMBANGAN SISTEM
INOVASI PERTANIAN

Satu-satunya sumber pertumbuhan agribisnis yang paling memungkinkan


adalah inovasi teknologi. Inovasi teknologi bermanfaat meningkatkan
kapasitas produksi dan produktivitas sehingga dapat memacu pertumbuhan
produksi yang sekaligus meningkatkan daya saing. Inovasi teknologi juga
diperlukan dalam perkembangan produk dalam rangka meningkatkan nilai
tambah, diversifikasi produk, dan transformasi produk yang sesuai dengan
preferensi konsumen. Sistem inovasi teknologi dibangun melalui
pengembangan jaringan terpadu interaktif antara peneliti-penyuluh-
petani/pelaku agribisnis.
3. PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN
PETANI

Memberdayakan petani sehingga dapat tumbuh kembang secara mandiri


merupakan langkah kunci untuk mewujudkan strategi pembangunan
perekonomian desa berbasis agribisnis. Salah satu cara yang tepat untuk
itu ialah menggalang persatuan di antara petani melalui pembentukan
organisasi petani lokal.

Organisasi petani yang perlu dikembangkan meliputi :


1. Organisasi untuk mengatur sumber daya bersama
2. Organisasi bisnis kooperatif
3. Organisasi lobi politik-ekonomi.
4. ORGANISASI SUMBER DAYA
BERKELANJUTAN

Usaha pertanian pada dasarnya berbasis pada sumber daya alam yang
meliputi tanah, air, iklim dan genetika. Apabila tidak dikelola dengan
bijaksana, eksploitasi sumber daya tersebut dapat merusak kapasitas
pemiliknya sehingga potensi produksinya akan menurun dan basis produksi
usaha pertanian akan menurun pula. Dengan perkataan lain usaha pertanian
tidak dapat bertahan secara berkelanjutan oleh karena itu pengelolaan
sumber daya pertanian haruslah dilakukan secara optimal.
Optimasi sumber daya berkelanjutan ialah pola pemanfaatan sumber daya alam
berdasarkan prinsip dasar yaitu pertumbuhan, efisiensi stabilitas, keberlanjutan dan
keadilan yang merata. Dengan adanya prinsip dasar tersebut, agribisnis akan dapat tumbuh
kembang secara berkelanjutan. Optimasi sumber daya berkelanjutan ini tak lain adalah
pembangunan agribisnis berkelanjutan (Sustainable Agribusiness Development).
Kelima prinsip dasar tersebut dapat diwujudkan dengan menyusun kebijakan pemanfaatan
sumber daya alam pertanian nasional yang komprehensif dan dilaksanakan secara ketat.
Pokok-pokok kebijakan pemanfaatan sumber daya tersebut adalah :
1. Pengaturan dan pengukuhan kepemilikan sumber daya (Property Right).
Dalam hal ini perlu diatur milik pribadi, kolektif, atau komunal dan
masyarakat.
2. Penyusunan pola eksploitasi sumber daya alam nasional jangka panjang
yang dilaksanakan dan diawasi ketat dengan melibatkan masyarakat luas.
3. Menciptakan aturan efektif menginternalkan dampak lingkungan kegiatan
agribisnis. Setiap perusahaan harus menanggung ongkos dampak lingkungan
yang ditimbulkan.
5. KONSOLIDASI AGRIBISNIS

Strategi yang tepat untuk mendorong perkembangan


agribisnis di pedesaan ialah konsolidasi vertikal. Usaha
tani skala kecil dikonsolidasikan oleh suatu usaha
agroindustri atau pemasaran dalam suatu organisasi usaha
kemitraan sehingga tercipta satu “Unit Agribisnis
Industrial". Secara teoritis, sebagai kemitraan berdasarkan
prinsip ekonomi, unit agribisnis industrial dapat tumbuh
dan berkembang secara alamiah dengan dorongan
kekuatan pasar.
Mengingat pasar tidak sepenuhnya sempurna dan ada informasi
mengenai karakteristik pihak-pihak yang akan bermitra maka
pembentukan unit agribisnis berdasarkan mekanisme pasar
bebas akan berjalan lambat atau bahkan tidak efektif sama
sekali. Oleh karena itu, pembentukan unit agribisnis industrial
haruslah dipacu melalui peran aktif pemerintah yang bertindak
sebagai inisiator gagasan mediator, fasilitator pelindung dan
regulator yang jujur adil dan bijaksana
6. PEMACUAN INVESTASI

Investasi pada usaha agribisnis di pedesaan pada umumnya relatif kurang


menarik bagi pengusaha dibandingkan dengan bidang usaha lainnya. kebijakan
pemerintah yang dapat memacu investasi di bidang agribisnis di pedesaan,
antara lain :
1. Penyediaan kredit investasi jangka panjang
2. Penyediaan modal awal (Seed Capital)
3. Pengembangan modal ventura
4. Pengembangan kelembagaan perkreditan pedesaan dan bank khusus
agribisnis.
7. KEBIJAKAN INTENSIF

Secara umum, pengusaha agribisnis dan penduduk pedesaan


memiliki kekuatan politik yang relatif rendah dibandingkan dengan
pengusaha non agribisnis dan penduduk perkotaan. Kebijakan harga,
perdagangan, fiskal, serta moneter seringkali merugikan dan
menghambat pertumbuhan agribisnis, lebih-lebih yang berlokasi di
pedesaan. perpaduan antara dampak kebijakan pemerintah dan sifat
intristik agribisnis menyebabkan nilai tukar petani dan agribisnis
secara umum cenderung menurun secara sekuler sehingga
menghambat pertumbuhan agribisnis di pedesaan.
Oleh karena itu, Salah satu agenda kebijakan pemerintah
yang sangat diperlukan untuk mendorong perkembangan
agribisnis di pedesaan ialah mencegah penurunan nilai
tukar pertanian dan agribisnis secara umum. Kebijakan
harga, perdagangan, fiskal dan moneter haruslah sedapat
mungkin diarahkan untuk memacu pertumbuhan
agribisnis di pedesaan. Penghapusan subsidi dan dukungan harga
yang selama ini dinikmati petani harus dilaksanakan dengan
seksama dan bijaksana. Dalam hal ini, prinsip dasar yang
sebaiknya dilakukan adalah :
1. Multifungsi pertanian
2. Imbal kebijakan
3. Bertahap
ANY
QUESTION??
KESIMPULAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai