Anda di halaman 1dari 26

BAGIAN 1 Prinsip & Konsep

BAB 4

Model Kontemporer
Pembangunan
dan Keterbelakangan

1
PENERBIT ERLANGGA
Bab 4 Model Kontemporer Pembangunan dan Keterbelakangan

Ketidakefisienan dan Rasionalisasi

• Ternyata, orang tetap melakukan hal yang tidak efisien


karena dianggap rasional dan tetap dianggap rasional
sepanjang orang lain juga melakukannya

• Ini bisa menimbulkan masalah fundamental berupa


kegagalan koordinasi

2
Bab 4 Model Kontemporer Pembangunan dan Keterbelakangan

Mengatasi Keterbelakangan

• Terkadang perusahaan dan lembaga ekonomi lainnya


mampu berkoordinasi untuk mencapai ekuilibriurn yang
lebih baik atas kepemilikan mereka

• Namun dalam banyak kasus, kebijakan dan bantuan


pemerintah tetap akan dibutuhkan untuk mengatasi
dampak dari lingkaran setan keterbelakangan

3
Bab 4 Model Kontemporer Pembangunan dan Keterbelakangan

Keterbelakangan
Pemahaman dan Penanganan
Tujuan teori pembangunan ekonomi tidak hanya untuk
memahami keterbelakangan namun juga untuk merancang
kebijakan yang efektif guna menanganinya

4
Bab 4 Model Kontemporer Pembangunan dan Keterbelakangan

Keterbelakangan
Analisis Kegagalan Koordinasi (1)
• Analisis masalah kegagalan koordinasi menawarkan
sejumlah pelajaran penting yang menyeluruh untuk
pembuatan kebijakan

• Analisis ini menunjukkan potensi terjadinya kegagalan


pasar, yang mempengaruhi prospek keberhasilan
pembangunan ekonomi, secara lebih luas dan lebih
dalam daripada yang telah dipahami sebelumnya

5
Bab 4 Model Kontemporer Pembangunan dan Keterbelakangan

Keterbelakangan
Analisis Kegagalan Koordinasi (2)
• Analisis ekonomi konvensional tentang monopoli,
eksternalitas polusi, dan kegagalan pasar yang lain
menyajikan "kerugian segitiga beban baku (deadweight
triangle losses)" yang konsekuensinya relatif kecil

• Masalah kegagalan koordinasi dapat menimbulkan efek


yang lebih jauh jangkauannya dan, sebagai
konsekuensinya, lebih mahal

6
Bab 4 Model Kontemporer Pembangunan dan Keterbelakangan

Keterbelakangan
Analisis Kegagalan Koordinasi (3)
Contoh kasus kegagalan koordinasi:

– Sejumlah investor potensial gagal mempertimbangkan


efek pendapatan dari upah yang mereka bayarkan

– Muncul interaksi dari berbagai perilaku yang sedikit


terdistorsi

– Timbul distorsi yang sangat besar, sampai pada


kegagalan proses industrialisasi secara langsung

7
Bab 4 Model Kontemporer Pembangunan dan Keterbelakangan

Keterbelakangan
Analisis Kegagalan Koordinasi (4)
Pengetahuan mengenai konsekuensi kegagalan koordinasi
ini menimbulkan besarnya manfaat potensial atas peran
aktif pemerintah di dalam konteks ekuilibria jamak

8
Bab 4 Model Kontemporer Pembangunan dan Keterbelakangan

Kegagalan Koordinasi Komplementer


Kebijakan Intervensi Mendalam (1)
• Kegagalan koordinasi yang mungkin timbul dengan
adanya komplementaritas menegaskan kemungkinan
adanya pembuatan kebijakan intervensi yang mendalam

• Logikanya, sekali dorongan besar telah dilakukan,


koordinasi pemerintah mungkin tidak akan diperlukan
lagi

9
Bab 4 Model Kontemporer Pembangunan dan Keterbelakangan

Kegagalan Koordinasi Komplementer


Kebijakan Intervensi Mendalam (2)
• Kebijakan tersebut dapat menggerakkan perekonomian
menuju ekuilibrium yang lebih baik, atau bahkan menuju
tingkat pertumbuhan permanen yang lebih tinggi, yang
pada saatnya nanti dapat mencukupi dirinya sendiri
(self-sustaining)

• Pasar yang tidak lagi mendapatkan bantuan pemerintah


itu sering kali dapat mempertahankan proses
industrialisasi sekali proses tersebut telah dicapai,
bahkan ketika pasar tersebut tidak dapat memulai atau
melengkapi proses industrialisasi tersebut

10
Bab 4 Model Kontemporer Pembangunan dan Keterbelakangan

Kegagalan Koordinasi Komplementer


Kebijakan Intervensi Mendalam (3)
• Sebagai contoh, dalam beberapa kasus, adanya buruh
anak-anak mencerminkan suatu jenis ekuilibrium yang
buruk di antara keluarga-keluarga yang anak-anaknya
bekerja

• Setelah sukses menghilangkan buruh anak-anak, dalam


sejumlah kasus, regulasi buruh anak tidak perlu lagi
ditegakkan untuk mencegah munculnya buruh anak
kembali

11
Bab 4 Model Kontemporer Pembangunan dan Keterbelakangan

Kegagalan Koordinasi Komplementer


Kebijakan Intervensi Mendalam (4)
• Jika tidak terdapat dorongan untuk kembali ke perilaku
yang terkait dengan ekuilibrium yang buruk, maka
pemerintah tidak perlu lagi melanjutkan intervensi yang
dirancang untuk mengatasinya

• Alih-alih, pemerintah kemudian dapat memusatkan daya


upayanya pada masalah krusial yang lain, yang
memerlukan peran esensialnya

12
Bab 4 Model Kontemporer Pembangunan dan Keterbelakangan

Kegagalan Koordinasi Komplementer


Kebijakan Intervensi Mendalam (5)
Di antara implikasi-implikasi yang lain, prospek adanya
intervensi yang mendalam dapat berarti bahwa:

– Biaya penerapan kebijakan dapat dikurangi

– Bantuan pembangunan yang ditargetkan secara


saksama dapat memberikan hasil yang lebih efektif

13
Bab 4 Model Kontemporer Pembangunan dan Keterbelakangan

Kegagalan Koordinasi Komplementer


Kebijakan Intervensi Mendalam (5)
Karakter penyembuhan-sekali-jadi dari beberapa masalah
ekuilibria jamak sangat menarik perhatian, karena dapat
membuat kebijakan pemerintah sangat ampuh dalam
mengatasi permasalahan pembangunan ekonomi

14
Bab 4 Model Kontemporer Pembangunan dan Keterbelakangan

Kebijakan Intervensi Mendalam


Kegagalan Pemerintah (1)
• Di lain pihak, intervensi mendalam menyebabkan
potensi biaya dari peran publik juga menjadi jauh lebih
besar

• Konsekuensi pilihan kebijakan menjadi lebih berat,


karena kebijakan buruk yang dibuat pada masa kini
dapat menjerumuskan perekonomian ke dalam
ekuilibrium yang buruk selama beberapa tahun ke depan

• Kebijakan yang buruk bahkan dapat menggerakkan


perekonomian ke dalam ekuilibrium yang lebih buruk
daripada semula

15
Bab 4 Model Kontemporer Pembangunan dan Keterbelakangan

Kebijakan Intervensi Mendalam


Kegagalan Pemerintah (2)
Hal buruk dari intervensi mendalam bisa terjadi misalnya
karena:

– Pemerintah mungkin merupakan bagian terbesar dari


masalah dan memainkan peran kunci dalam
melestarikan ekuilibrium yang buruk, misalnya sebuah
rezim yang sangat korup

– Sejumlah pejabat pemerintah dan politisi mungkin


mendapatkan keuntungan pribadi dari kebijakan terkait

16
Bab 4 Model Kontemporer Pembangunan dan Keterbelakangan

Kebijakan Intervensi Mendalam


Kegagalan Pemerintah (3)
Adalah sangat naif dan bahkan berbahaya jika berharap
pemerintah akan menjadi sumber reformasi yang dapat
menggerakkan perekonomian menuju ekuilibrium yang
lebih baik di negara-negara di mana pemerintahnya justru
merupakan bagian dari kaitan kompleks ekuilibrium yang
buruk

17
Bab 4 Model Kontemporer Pembangunan dan Keterbelakangan

Kebijakan Intervensi Mendalam


Kegagalan Pemerintah (4)
• Bahkan bila pemerintahnya tidak korup, dampak
potensial dari kebijakan pemerintah—yang sebenarnya
bermaksud baik namun mengandung banyak
kelemahan—dapat sangat besar

• Ini terjadi ketika kebijakan tersebut mendorong


perekonomian menuju ekuilibrium yang secara
fundamental berbeda, yang akan sulit untuk dibalik

18
Bab 4 Model Kontemporer Pembangunan dan Keterbelakangan

Kebijakan Intervensi Mendalam


Kegagalan Pemerintah (5)
Dalam banyak kasus, inilah problema "pentingnya sejarah"
dalam perekonomian yang sedang berkembang—yaitu
ketika kondisi-kondisi masa lalu menentukan apa yang
mungkin terjadi hari ini

19
Bab 4 Model Kontemporer Pembangunan dan Keterbelakangan

Kebijakan Intervensi Mendalam


Sektor Publik dan Swasta
• Kegagalan pemerintah maupun kegagalan pasar adalah
hal yang nyata, namun kontribusi sektor publik dan
swasta terhadap pembangunan juga merupakan hal
yang vital

• Oleh karena itu, kita harus bekerja membangun institusi


yang mendorong para pelaku di dalam sektor publik dan
swasta untuk bekerja bersama (langsung maupun tidak
langsung) sedemikian rupa sehingga dapat menciptakan
kondisi yang dibutuhkan untuk mematahkan jebakan
kemiskinan

20
Bab 4 Model Kontemporer Pembangunan dan Keterbelakangan

Kebijakan Intervensi Mendalam


Komunitas Internasional
Dalam mematahkan jebakan kemiskinan, komunitas
internasional juga mempunyai peran penting, yaitu
memberikan gagasan, model, serta berfungsi sebagai
katalis perubahan, dan juga menyediakan dana yang
dibutuhkan

21
Bab 4 Model Kontemporer Pembangunan dan Keterbelakangan

Model-model Baru Pembangunan


Kontribusi (1)
• Kontribusi model-model baru pembangunan mencakup
pemahaman yang lebih baik terhadap berbagai
penyebab dan efek jebakan kemiskinan

• Pemahaman itu diperoleh dengan cara:


– Memberi penekanan yang lebih rinci terhadap peran
jenis-jenis komplementaritas strategis yang berbeda
– Menjelaskan peran ekspektasi
– Menyoroti cakupan potensial intervensi mendalam
– Memperbaiki pemahaman kita tentang potensi peran
pemerintah dan kendala terhadap efektivitas peran
tersebut
22
Bab 4 Model Kontemporer Pembangunan dan Keterbelakangan

Model-model Baru Pembangunan


Kontribusi (2)
Pendekatan baru dengan lebih jernih menunjukkan potensi
kontribusi yang sesungguhnya dari:

– Bantuan pembangunan dari luar yang melampaui


penyediaan modal

– Pemodelan cara-cara baru untuk mengerjakan sesuatu

23
Bab 4 Model Kontemporer Pembangunan dan Keterbelakangan

Model-model Baru Pembangunan


Keterbatasan
• Keterbatasan utama model baru hingga sekarang
mungkin adalah bahwa analisis model tersebut memang
mendalam, namun implikasinya pada kebijakan praktis
masih belum diketahui

• Namun, mungkin memang masih terlalu awal untuk


mengharapkan rekomendasi kebijakan yang terinci dari
pendekatan-pendekatan ini

24
Bab 4 Model Kontemporer Pembangunan dan Keterbelakangan

Pemahaman Jebakan Pembangunan


(1)
Seiring dengan semakin meluasnya pemerintahan yang
demokratis di seluruh dunia, pemahaman baru terhadap
jebakan pembangunan dapat memberikan panduan bagi
rancangan kebijakan yang lebih efektif daripada beberapa
tahun yang lalu

25
Bab 4 Model Kontemporer Pembangunan dan Keterbelakangan

Pemahaman Jebakan Pembangunan


(2)
Dengan cerdas, Karla Hoff dan Joseph Stiglitz
menyimpulkan:

"Dalam kondisi demokratis pun, pemerintah bisa gagal,


demikian pula pasar. Namun perkembangan positif yang
terjadi pada tahun-tahun terakhir ini adalah untuk
mencoba intervensi yang lebih terbatas demi
memanfaatkan imbasan antarlembaga, dan untuk
mencoba merancang tahapan-tahapan reformasi
kebijakan yang akan mempermudah tercapainya
ekuilibria yang baik.”

26

Anda mungkin juga menyukai