Anda di halaman 1dari 10

PENDEKATAN PEMECAHAN

MASALAH PEMBANGUNAN

OLEH : JOKO PRIANTO, SE. MT.


PENDEKATAN PEMECAHAN
MASALAH PEMBANGUNAN
EKONOMI
Pendekatan Interdisipliner

Pendekatan
Umum

Teori Lib

Pendekatan
Teori Ekonomi
Pembangunan
Pendekatan Teori Liberal
Sistem perekonomian liberal yaitu setiap individu memilki kebebasan untuk
menguasai faktor-faktor produksi utama baik yang berupa tanah atau sumber daya
alam, tenaga kerja ataupun modal.
Tokoh : Adam Smith, David Ricardo, W.W. Rostow.

Pendekatan Teori Radikal


Tokoh : Penggagas teori radikal (Marxisme-Komunisme) Karl Marx, sebagai
bentuk kritikan dari teori liberal yang telah ada terlebih dahulu. Menurut
pendukung teori radikal, pembangunan kapitalis bukanlah bentuk dari
pembangunan dalam arti yang sebenarnya.
Menurut kelompok radikal, pembangunan yang sebenarnya adalah usaha
maksimal yang digerakkan oleh suatu pemerintahan totaliter dan diktator
proletariat guna mendapatkan kekayaan, dimana alat-alat produksi merupakan
milik bersama, dan barang-barang didistribusikan kepada pekerja sesuai dengan
jasa mereka selama proses produksi.
Todaro (2011) mengungkapkan adanya model ketergantungan kolonial yang
merupakan pendekatan yang muncul dari pemikiran Marxis. Model ini
menghubungkan eksistensi dan langgengnya keterbelakangan terutama pada
evolusi sejarah system kapitalis internasional yang sangat tidak setara dalam
hubungan antara negara kaya dan negara miskin.
Ada empat cabang pendekatan teori radikal yaitu :
1. Teori surplus values,
2. Teori dependensia (ketergantungan)
3. Teori sosialisme demokrat
4. Tteori imprealisme atau neo-imprealisme.

Pendekatan Teori Heterodoks


Tokoh : penggagas teori heterodoks diantaranya yaitu A. Hirchman (AS),
Gunnar Myrdal (Swedia) dan Perroux (Perancis).
Proses adopsi teori dari negara maju yang kemudian diterapkan di
negara berkembang dipandang penganut teori heterodoks sebagai awal
mula masalah yang tak kunjung usai di negara berkembang.
Oleh karenanya teori ini dibangun atas realitas yang terjadi negara
berkembang itu sendiri.
Teori ini menjelaskan bahwasannya pembangunan ekonomi tidak serta
merta berarti menghilangkan atau mengesampingkan budaya dan
struktur sosial yang sudah ada dimasyarakat. Sebaliknya teori ini
mencoba menggabungkan keduanya untuk mencapai tingkat
pembangunan ekonomi yang lebih maju.
Contoh pendekatan teori heterodoks
1) Teori dualisme, dari Boeke dan Perroux.
2) Teori keseimbangan dalam kemiskinan, dari J.K Galbraith
Menurut teori ini ketiadaan kemungkinan investasi, teknik
pertanian yang masih tradisional, dan ketiadaan inovasi dinegara
berkembang adalah sebagai hasil dari rasionalitas kemiskinan,
yaitu suatu perhitungan resiko dari penduduk miskin.
Dibuktikan oleh penemuan Easterly, setelah melakukan penjelajahan di
negara-negara tropis Asia Selatan, Afrika, dan Amerika Selatan, Easterly
menemukan bahwa teori-teori pertumbuhan yang berkembang di Barat
tidak mampu menumbuhkan perekonomian negara dunia ketiga.
penjelasan perkembangan teori pertumbuhan dan ekonomi
pembangunan
Lingkup Pengertian Pemecahan Masalah
Pembangunan
Perumusan kebijakan (policy
formulation) sebagai
pengembangan dan sintesis Masalah Pembangunan
terhadap alternatif-alternatif
Aktor
pemecahan masalah Pembuat
Kebijakan
Perumusan kebijakan
sebagai alternatif yang terus
menerus dilakukan dan tidak Pemecahan Masalah
pernah selesai, perlu Melalui Kebijakan
memahami aktor-aktor yang
terlibat dalam proses
perumusan kebijakan. Alternatif Formulasi Kebijakan
Untuk Pemecahan Masalah
Adanya persaingan antar
alternatif untuk di pilih
sebagai kebijakan dalam
Pilih
rangka untuk memecahkan
Alternatif Kebijakan Terbaik
masalah
Empat Langkah Dalam Proses Pengambilan
Kebijakan Pembangunan
1. Perumusan Masalah (defining problem)
Pemahaman terhadap masalah dapat membantu menemukan asumsi-
asumsi yang tersembunyi, mendiaognosis penyebab-penyebabnya,
memetakan tujuan-tujuan yang memungkinkan, memadukan pandangan
yang bertentangan dan rancangan peluang kebijakan baru.

2. Agenda Kebijakan
Pilihan dan kecondongan perhatian pemuat kebijakan menyebabkan
timbulnya agenda kebijakan.
Agenda sistemik terdiri atas semua isu-isu yang dipandang secara umum
oleh anggota-anggota masyarakat politik sebagai patut memperoleh
perhatian dari publik dan mencakup masalah-masalah yang berada
dalam kewenangan sah setiap tingkat pemerintah masingmasing.
Syarat-syarat Agenda kebijakan
1) Isu tersebut telah mencapai suatu titik tertentu sehingga ia
praktis tidak lagi bisa diabaikan begitu saja.
2) Isu tersebut telah mencapai tingkat partikularitas tertentu yang
dapat menimbulkan dampak (impact) yang bersifat dramatik.
3) Isu tersebut menyamngkut emosi tertentu ilihat dari sudut
kepentingan orang banyak.
4) Isu tersebut menjangkau dampak yang amat luas.
5) Isu tersebut mempermasalahkan kekuasaan dan keabsahan
(legitimasi) dalam masyarakat.
6) Isu tersebut menyangkut suatu persoalan yang fasionable,
dimana posisinya sulit untuk dijelaskan tapi mudah dirasakan
kehadirannya.
3. Pemilihan Alternatif Kebijakan untuk memecahkan Masalah

Para perumus kebijakan akan berhadapan dengan alternatif-


alternatif pilihan kebijakan untuk memecahkan masalah

Proses dalam kegiatan ini meliputi:


1. Mengidentifikasi altenatif.
2. Mendefinisikan dan merumuskan alternatif.
3. Menilai masing-masing alternatif yang tersedia.
4. Memilih alternatif yang memuaskan atau paling mungkin
untuk dilaksanakan.
4. Tahap Penetapan Kebijakan
Setelah salah satu dari sekian alternatif kebijakan diputuskan, untuk
di ambil sebagai cara memercahkan masalah kebijakan, maka tahap
paling akhir dalam pembuat kebijakan adalah penetapan kebijakan,
sehingga mempunyai kekuatan hukum yang mengikat. Proses
pembuatan kebijakan tidak dapat dipisahkan dengan proses
penetapan atau pengesahan kebijakan.

Penetapan Peraturan
Perundangan
UU, PP, Permen K/L, Perda,
Pergub, Perbup, Perwali

Anda mungkin juga menyukai