B. Formulation (Perumusan)
1. Bagaiamana alternatif kebijakan dembankan
Pengembangan Alternatif Kebijakan yaitu menunjuk pada upaya mencari
alternative kebijakan yang dapat diambil pemerintah untuk menyelesaikan
masalah publikdengan mempertimbangkan aspek rasionalitas, politis, dengan
mendasarkan diri untuk berpikir lebih maju dan kreatif dan pro pada public.
Patton dan Sawicki (1987 : 182-185) Mengindentifikasikan beberapa
metode yang dapat digunakan pembuat kebijakan untuk Mengembangkan
Alternative Kebijakan sebagai berikut :
a. Metode Status Quo
Suatu alternative dipilih apabila klien, Pemegang Otoritas, Kelompok
Masyarakat /instansi merasa bahwa masalah yang ada dapat diperbaiki
dengan alternative yang bersangkutan. Untuk memilih alternative yang
akan di adopsi perlu dilakukan evaluasi terhadap setiap alternative.
Alternative dengan Status Quo ini dipilih dengan alasan :
1) Tidak cukup dana untuk membuat alternative kebijakan baru
2) Dengan kebijakan status quo dapat mengurangi tindakan resiko
3) Dengan kebijakan status quo dapat mencapai sasaran kebijakan
/program.
4) Status Quo merupakan solusi yang bterbaik dikarenakan masalahnya
sangat pelik sehingga tidak ada solusi yang optimal
b. Metode Survai Cepat (Quick Surveys)
Analisis kebijakan dapat menanyakan kepada teman atau kelompok
tertentu mengenai suatu masalah dan minta saran bagaimana memecahkan
masalah tersebut. Ini dimaksud untuk mendapatkan berbagai ide yanag
baik dalam memecahkan masalah. Metode ini dapat menghasilakan
serangkaian daftar saran alternative kebijakan untuk kemudian diolah oleh
analis kebijakan.
c. Tinjauan Pustaka (Literature Review)
Berbagai sumber literature seperti bukun dan jurnal berisi pengetahuan
teoritik dan kasus dari berbagai bidang, seperti bidang
perumahan,pendidikan, perpajakan,polusi dan sebagainya. Semuanya ini
dapat digunakan sebagai sumber informasi untuk menawarkan alternative
kebijakan dalam memecahklan masalah.
d. Perbandingan dengan Pengalaman Nyata (Comparison Of Real-Worls
Experiences)
Tujuan utama metode ini adalah untuk mengetahui pengalaman yang
memperlihatkan bahwa suatu alternative dapat diimplementasikan.
Contoh : belajar dari pengalaman pembangunan di Negara-negara dunia
ketiga baik diAsiamaupun Amerika Latin pada tahun 1950-1960-an,
kebijakan pembangunan yang tersentral tidak dapat mengatasi kemiskinan
dan ketimpangan yang ada dalam masyarakat. Oleh karenanya mulai
dasawarsa 1970 banyak Negara berkembang mengadopsi decentralized
planning approach.
e. Metode Analogy, Metaphor, and Synetics
Analogi dan Metaphor digunakan untuk memecahkan masalah baik
dalam hal mendefinisikan masalah maupun untuk membentu analis dalam
mengindentifikasikan kemungkinan alternative. Sedangkan Synetics adalah
metode pemecahan masalah dalam kelompok melalui diskusi sehingga
kesempatan untuk menemukan alternatifnya meningkat.
f. Curah Pendapat (Brainstorming)
Metode ini dapat dilakukan melalui konferensi yang kreatif guna
menghasilkan serangkaian daftar (checklist) ide/gagasan untuk
memecahkan masalah. Brainstorming menunjuk pada diskusi kelompok
tentang masalah dan berbagai kemungkinan alternative pemecahannya.
D. Implementasi
Implementasi kebijakan merupakan suatu tahap dimana kebijakan yang telah
diadopsi dilaksanakan oleh unit-unit administrasi tertentu dengan memobilisasikan
sumber dana dan sumber daya lainnya, pada tahap ini monitoring dilakukan, menurut
Godon (1986) dalam Keban (1999) implementasi berkenaan dengan berbagai
kegiatan yang diarahkan untuk realisasi program, dalam hal ini administrator
mengatur cara untuk mengorganisir, menginterpretasikan, dan menerapkan
kebijakan-kebijakan yang telah diseleksi. Mengorganisir berarti mengatur sumber
daya , unit-unit dan metode-metode untuk melaksanakan program, melakukan
interpretasi berkaitan dengan menterjemahkan bahasa atau istilah-istilah program ke
dalam rencana dan petunjuk yang dapat diterima dan feasible. Menerapkan berarti
menggunakan instrument-instrument, melakukan pelayanan rutin, pembayaran-
pembayaran atau merealisasikan tujuan-tujuan program.
Lebih lanjut Effendi (2001) mendefinisikan implementasi adalah apa yang
terjadi setelah suatu peraturan perundangan ditetapkan dengan memberikan otorisasi
pada suatu program, kebijakan, manfaat atau suatu bentuk output yang jelas
( tangible), sedangkan tugas implementasi kebijakan itu sendiri adalah menjadi
penghubung yang memungkinkan tujuan-tujuan kebijakan mencapai hasil
(outcomes) melalui aktivitas-aktivitas
2. Apa yan harus dilakukan agar suatu kebijakan publik menimbuan efek ?
Inti permasalahan dalam implementasi kebijakan adalah bagaimana
kebijakan yang dibuat disesuaikan dengan sumber-daya yang tersedia.
Menurut Brian W. Hoogwood dan Lewis A. Gun (dalam Nugroho, 2003:170-
174), syarat-syarat untuk melakukan implementasi kebijakan agar efektif
antara lain:
a. Jaminan bahwa kondisi eksternal yang dihadapi oleh lembaga/badan
pelaksana tidak akan menimbulkan masalah yang besar.
b. Ketersediaan sumberdaya yang memadai, termasuk sumberdaya waktu
untuk melaksanakannya.
c. Keterpaduan sumber-sumber yang diperlukan.
d. Kehandalan hubungan kausal yang mendasari kebijakan yang akan
diimplementasikan.
e. Intensitas dan frekuensi hubungan kausalitas yang terjadi.
f. Hubungan saling ketergantungan (interdependensi) kebijakan.
g. Permohonan yang mendalam dalam kesepakatan terhadap tujuan.
h. Tugas-tugas telah dirinci dan ditempatkan dalam urutan yang benar.
i. Komunikasi dan koordinasi yang sempurna.
j. Pihak-pihak yang memiliki wewenang kekuasaan dapat menuntut dan
mendapatkan kepatuhan yang sempurna.