ISSU KEBIJAKAN
AGENDA SETTING
PERUMUSAN KEBIJ. PUBLIK
Kebijakan publik dalam sebuah negara merupakan produk dari berbagai
aktivitas yang melewati berbagai tahapan, dan diantara tahapan-tahapan
tersebut saling terkait satu sama lain
Pembuatan kebijakan publik merupakan fungsi penting dari sebuah
pemerintahan. Karenanya, kemampuan dan pemahaman yang memadai
dari pembuat kebijakan terhadap proses pembuatan kebijakan menjadi
sangat penting bagi terwujudnya kebijakan publik yang cepat, tepat dan
memadai.
Charles Lindblom menyatakan bahwa proses perumusan kebijakan
publik merupakan proses politik yang sangat kompleks, analitis, dan
tidak mengenal saat dimulai dan diakhirinya, dan batas-batas dari proses
tersebut sangat tidak pasti.
Raymond Bouer: proses transformasi atau pengubahan input politik
menjadi output politik. Pandangan ini sangat dipengaruhi oleh Teori
Analisis Sistem David Easton.
Don K. Price: proses yang melibatkan interaksi antara kelompok
ilmuwan, pemimpin organisasi profesional, administrator dan para
politisi.
Amitai Etzioni : proses penerjemahan oleh para aktor politik mengenai
komitmen masyarakat yang masih kabur dan abstrak kedalam komitmen
yang lebih spesifik, kemudian menjadi tindakan dan tujuan yang konkrit.
Chief Jo. Udoji : keseluruhan proses yang menyangkut: pendefinisian
masalah, perumusan kemungkinan pemecahan masalah, penyaluran
tuntutan/aspirasi, pengesahan dan pelaksanaan/implementasi, monitoring
dan peninjauan kembali (umpan balik)
Fremont J. Lyden, George Shipman dan Robert Wilkinson, menyatakan
bahwa istilah proses pembuatan kebijakan publik biasanya mengacu pada
langkah-langkah yang teratur mengenai interaksi antara pihak pemerintah
dan pihak swasta yang memperbicangkan atau berdebat, serta usaha-usaha
untuk mencapai kesepakatan bersama tentang ruang lingkup dan jenis-jenis
tindakan pemerintah yang dirasa tepat untuk menangani masalah sosial
tertentu. Proses kebijakan publik tersebut meliputi, pencarian informasi yang
tepat untuk merumuskan masalah sosial tersebut; mengembangkan alternatif
pemecahan masalah; dan mencapai kesepakatan pendapat mengenai
alternatif yang terbaik untuk mencapai masalah tersebut.
Yehezkiel Dror menjelaskan bahwa pembuatan kebijakan publik adalah
suatu proses yang sangat kompleks dan dinamis yang terdiri dari berbagai
unsur yang satu sama lain kontribusinya berbeda-beda terhadap pembuatan
kebijakan publik tersebut. Pedoman-pedoman umum tersebut dimaksudkan
untuk mencapai kepentingan umum dengan cara sebaik mungkin.
Anderson menyatakan bahwa perumusan kebijakan berhubungan dengan
upaya-upaya menjawab pertanyaan bagaimana berbagai alternatif disepakati
untuk masalah-masalah yang dikembangkan dan siapa yang berpartisipasi.
Perumusan kebijakan merupaka proses yang secara spesifik ditujukan untuk
menyelesaikan persoalan-persoalan.
ANTARA PEMBUATAN KEPUTUSAN dan
PEMBUATAN KEBIJAKAN
(DECISION MAKING Vs POLICY MAKING)
Tri W. Utomo, memberikan pendapat bahwa keputusan dapat diartikan
sebagai suatu pengakhiran atau pemutusan dari suatu proses pemikiran
untuk menjawab suatu pertanyaan, khususnya mengenai suatu masalah
atau problema.
Pengambilan keputusan adalah proses pendekatan yang sistematis
terhadap suatu masalah, mulai dari identifikasi dan perumusan masalah,
pengumpulan dan penganalisaan data dan informasi, pengembangan dan
pemilihan alternatif, serta pelaksanaan tindakan yang tujuannya untuk
memperbaiki keadaan yang belum memuaskan.
Dari pengertian tersebut nampak bahwa pengambilan keputusan
bukanlah merupakan kegiatan yang sepele atau mudah. Artinya, suatu
keputusan mestilah lahir dari suatu proses panjang yang rumit, dimana
di dalamnya terjadi diskusi-diskusi intensif, saling tukar pemikiran dan
brain storming yang mendalam dengan analisis-analisis yang tajam dan
interdisipliner
William R. Dill (Islamy:22) bahwa keputusan adalah suatu pilihan
terhadap berbagai macam alternatif
Glosary of Public Administration (Islamy:23), pembuatan
keputusan adalah suatu proses dimana pilihan-pilihan dibuat
untuk mengubah (atau tidak mengubah) suatu kondisi yang ada,
memilih serangkaian tindakan yang paling tepat untuk mencapai
suatu tujuan yang diinginkan, dan untuk mengurangi resiko-resiko,
ketidakpastian dan pengeluaran sumber-sumber dalam rangka
mencapai tujuan.
Dill lebih lanjut menyatakan bahwa pembuatan keputusan
administrasi biasanya sulit diartikan sebagai suatu pilihan tunggal
di antara alternatif-alternatif. Kebanyakan keputusan-keputusan
seperti itu sebenarnya terdiri dari serangkaian pilihan-pilihan dan
ikatan-ikatan yang telah ditetapkan secara berurutan. (ISLAMY:23)
Nigro dan Nigro, juga tidak membedakan antara pembuatan
keputusan dan pembuatan (perumusan) kebijakan. Menurut
mereka, tidak ada perbedaan yang mutlak dapat dibuat antara
pembuatan keputusan (decision making) dan pembuatan kebijakan
(policy making), karena setiap penentuan kebijakan adalah
merupakan suatu keputusan. Tetapi kebijakan-kebijakan
membentuk rangkaian-rangkaian tindakan yang mengarahkan
banyak macam keputusan yang dibuat dalam rangka melaksanakan
tujuan-tujuan yang telah dipilih. (ISLAMY 24)
Tjokroamidjojo mengikuti pendapat Anderson (ISLAMY 24),
membedakan pengertian pembuatan keputusan dan pembuatan
kebijakan, dengan menyatakan bahwa pembentukan kebijakan
(policy formulation) atau policy making berbeda dengan
pengambilan keputusan (decision making).
Pengambilan keputusan adalah pengambilan pilihan sesuatu
alterntaif dari berbagai alternatif yang bersaing mengenai sesuatu
hal dan selesai. Sedangkan pembuatan keputusan meliputi
banyak tindakan pengambilan keputusan. Jadi, jika pemilihan
alternatif dilakukan dan selesai, maka kegiatan itu disebut
pembuatan keputusan; sebaliknya bila pemilihan alternatif itu
terus menerus dilakukan, maka kegiatan tersebut dinamakan
perumusan kebijakan.
Utomo membedakan pembuatan keputusan dan perumusan
kebijakan. Pembuatan keputusan merupakan suatu tindakan
untuk menentukan pilihan dari berbagai alternatif mengenai
suatu hal dan selesai, sedangkan perumusan kebijakan
merupakan rangkaian tindakan yang meliputi banyak
pengambilan keputusan dan dilakukan dengan memilih alternatif
secara terus menerus
Thomas R. Dye (Widodo, 2007) memberikan pendapat tentang Proses
Kebijakan Publik yang terdiri atas:
1. Identifikasi masalah kebijakan (Identification of policy problem) →
dilakukan melalui identifikasi apa yang menjadi tuntutan (demands)
atas tindakan pemerintah.
2. Penyusunan Agenda (Agenda Setting) → merupakan aktivitas
memfokuskan perhatian pada pejabat publik dan media masa atas
keputusan apa yang akan diputuskan terhadap masalah publik
tertentu.
3. Perumusan Kebijakan (policy formulation) → tahapan pengusulan
rumusan kebijakan melalui inisiasi dan penyusunan usulan kebijakan
melalui organisasi perencanaan kebijakan, kelompok kepentingan,
birokrasi pemerintah, presiden dan lembaga legislatif
4. Pengesahan Kebijakan (legitimating of policies) → melalui tindakan
politik oleh partai politik, kelompok penekan, presiden dan kongres;
5. Implementasi Kebijakan (Policy implementation) → dilakukan melalui
birokrasi, anggaran publik dan aktivitas agen eksekutif yang
terorganisasi;
6. Evaluasi kebijakan (poliy evaluation) → dilakukan oleh lembaga
pemerintah sendiri, konsultan dari luar pemerintah, pers, dan
masyarakat (publik)
Perumusan KP sebagai Proses (Thomas Dye)
Proses Aktivitas Peserta
Evaluasi Kebijakan Melaporkan output dari program Departemen dan badan; komite
pemerintah; mengevaluasi dampak pengawasan kongres; media
kebijakan kepada kelompok sasaran dan massa; pemikir
bukan sasaran; mengusulkan perubahan
dan reformasi
Proses Kebijakan Publik (James Anderson)
Terminolo Tahap 1: Tahap 2: Tahap 3: Tahap 4: Tahap 5:
gi Agenda Perumusan Adopsi Implementa Evaluasi
Kebijakan Kebijakan Kebijakan Kebijakan si Kebijakan Kebijakan
Definisi Sejumlah Pengembangan Pengembanga Aplikasi Upaya
permasalahan usulan akan n dukungan kebijakan pemerintah
diantara banyak tindakan yang terhadap oleh mesin untuk
permasalahan terkait dan sebuah administrasi menentuka
lainnya yang dapat diterima proposal pemerintah n apakah
mendapat untuk tertentu kebijakan
perhatian serius menangani sehingga efektif,
dari pejabat permasalahan sebuah serta
publik publik kebijakan mengapa
dapat efektif atau
dilegitimasi tidak efektif
atau disahkan
Common Membuat Apa yang Membuat Aplikasi Apakah
sense pemerintah diusulkan untuk pemerintah kebijakan kebijakan
untuk dilakukan untuk pemerintah bekerja
mempertimbang terhadap menerima terhadap baik?
kan tindakan masalah solusi tertentu masalah
terhadap terhadap
masalah masalah
Tahapan Perumusan KP (Charles Jones)
No Aktivitas Pertanyaan-pertanyaan
2. Organisasi Kelompok
Jumlah (extent): Berapa banyak anggota yang terdapat dalam
kelompok yang terlibat? Apakah komitmen kelompok tersebut?
Struktur: Apakah hubungan antara anggota dengan pemimpinnya
(Hirarkis/Demokratis)? Apakah terdapat staf-staf yang
professional?
Kepemimpinan : Bagaimana pemimpinnya dipilih? Berapa besar
kekuasaan yang mereka miliki? Apakah mereka itu agresif?
3. Kemudahan Akses
Perwakilan: Apakah mereka yang akan terkena akibat kebijakan
telah terwakili dalam posisi pembuatan kebijakan?
Empati: Apakah mereka yang ada dalam posisi pembuat
kebijakan mau berempati (menaruh perhatian) kepada mereka
yang akan terkena dampak kebijakan?
Dukungan: Dapatkah mereka yang akan terkena dampak
kebijakan memperoleh dukungan?
4. Proses Kebijakan
Struktur: Bagaimana hubungan antara pemeran kebijakan
dengan mereka yang terlibat/terkena pengaruh kebijakan
tersebut (hirarkis-demokratis-berdasarkan bargaining)? Apakah
syarat-syarat formal dari pembuatan kebijakan?
Daya Tanggap (Responsiveness): Bagimana tanggapan para
pemeran kebijakan terhadap mereka yang terlibat atau terkena
dampak kebijakan? Bagaimana nilai/tradisi yang ada dalam
menanggapi hal seperti ini?
Kepemimpinan: Bagaimana pemimpinnya dipilih? Berapa besar
kekuasaan yang mereka miliki? Apakah mereka itu agresif.