Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYAsehingga makalah ini
dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami jugamengucapkan banyak terimakasih atas
bantuan dari pihak yang telah berkontribusidengan memberikan sumbangan baik materi
maupun pikirannya.Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi para pembaca. Untuk ke depannya dapat memperbaiki
bentukmaupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.Karena keterbatasan
pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak kekurangan dalam
makalah ini, Oleh karena itu kami sangatmengharapkan saran dan kritik yang membangun
dari pembaca demikesempurnaan makalah ini.Surabaya, 18 OktoberPenyusun
BAB IPENDAHULUAN
A.
5
Perhatian yang besar dan penanganan pemerintah yang cepat namun jugaakurat agar
persoalan-persoalan yang begitu kompleks dan berat yangdihadapi oleh pemerintah segera
dapat diatasi. Kondisi seperti ini padaakhirnya menempatkan pemerintah dan lembaga
tinggi Negara lainnya berada pada pilihan-pilihan kebijakan yang sulit.Kebijakan yang
diambiltersebut terkadang membantu pemerintah dan rakyat Indonesia keluar darikrisis,
tetapi dapat juga terjadi sebaliknya, yakni malah mendelegitimasi pemerintah itu
sendiri.Dalam menyelesaikan persoalan-persoalan yang muncul diperlukan pengambilan
kebijakan yang tepat, sehingga kebijakan tersebut tidakmenimbulkan permasalahan baru.
Pengambilan suatu kebijakan tentunyamemerlukan analisis yang cukup jeli, dengan
menggunakan berbagai modelserta pendekatan yang sesuai dengan permasalahan yang
akandipecahkan. Untuk bisa mengambil kebijakan yang sesuai dengan permasalahan yang
ada, dipandang sangat perlu bagi pengambil kebijakanuntuk mengerti serta memahami
berbagai model dan pendekatan yang dapatdigunakan sebagai dasar dalam pengambilan
suatu kebijakan.B.
Rumusan Masalah1.
Tujuan1.
7
Biokrat dan kelompok yang memiliki kepentingin (Hogwood dan Gunn,1984; Grindledan
Thomas, 1991).e. Kunt (1971), dalam Solichin (2012), yang memberikan batasan tentang
analisis
Kebijakan sebagai : “the kind of sy
Stematic disciplined analytical, scholarship, creativestudy where primary motivation is to
produce well-supported recommendation foractions dealing with concrete political
problems (sejenis studi yang sistematis, berdisiplin, analitis, cerdas, dan kreatif yang
dilakukan dengan maksud untukmenghasilkan rekomendasi kebijakan andal, beberapa
tindakan untuk memecahkanmasalah-masalah politik yang konkret).Pada dasarnya
pengertian analisis kebijakan kesehatan tidak berbeda jauhdengan pengertian analisis
kebijakan publik. Sebagaimana yang dijelaskan Walt (2004)dan Buse Mays & Walt (2012),
bahwa analisis kebijakan kesehatan adalah suatu pendekatan multi-disiplin dalam kebijakan
publik yang bertujuan menjelaskan interaksiantara institusi, kepentingan, dan ide dalam
proses pengembangan kebijakan kesehatan.Analisis kebijakan pada bidang kesehatan juga
meruapakan satu bentuk risetterapan yang dilaksanakan untuk memperoleh pemahaman
yang lebih mendalammengenai masalah kesehatan masyarakat secara utuh sehingga
dengan pemahamantersebut dapat mengarahkan pada alternatif solusi untuk masalah
tersebut. Sebagaiaktivitas intelektual, analisis kebijakan dilakukan dengan menciptakan,
menilai, danmengomunikasikan pengetahuan (yang relevan dengan kebijakan) dalam satu
atau lebihtahapan proses pembuatan kebijakan.Karena merupakan suatu riset terapan,
salah satu aspek penting dalam analisiskebijakan adalah enyediaan informasi yang relevan
terkait masalah dan unsur sistemdalam kebijakan. Informasi yang dimaksud menjadi data
yang disiapkan,dikomunikasikan dan lalu digunakan oleh para pembuat kebijakan untuk
memahami permasalahan serta mencari alternatif solusi untuk permasalahan
tersebut.Analisis kebijakan juga dapat dipandang sebagai proses beraumentasi dan
debatuntuk mengkaji secara kritis permaslahan kebijakan. Itulah sebabnya, analisis
kebijakan
Sering kali juga didefinisikan sebagai “pengkomunikasian” dan penilaian kritis, pengetahuan
(yang relevan dengan kebijakan)”. Kualitas analisis kebijakan
(pengetahuan, informasi, penilaian kritis) adalah penting untuk memperbaiki kebijakandan
hasilnya. Namun di sisi lain terdapat pernyataan Dunn yang menarik sebagai berikut.
8
“.............................tetapi analisis kebijakan yang baik (berkualitas) belum tentu
Dimanfaatkan oleh pemakainya, dan jikapun analisis kebijakan digunakan belummenjamin
kebijakan yang lebih baik. Pada kenyataannya, ada jarak yang amat lebarantara pembuatan
analisis kebijakan dan pemanfaatannya dalam proses pembuatan
Kebijakan.”
Dengan demikian, analisis kebijakan pada dasarnya adalah awal, bukan akhir,dari upaya
untuk meningkatkan proses pengembangan kebijakan.
2.3
Informasi. “ sebaliknya
Penelitian
Kebijakan berkenaan dengan semua studi yang menggunakan metode ilmiah untuk
Menerangkan fenomena dan/atau menentukan hubungan di antara mereka”.
9
Analisi prospektif acapkali menimbulkan jurang pemisah yang besarantara pemecahan
masalah yang di unggulkan dan upaya-upaya pemerintahuntuk memecahkannya. Misalnya
pakar ilmu politik
Graham Alison
Memperkirakan mungkin tidak lebih dari 10 persen dari kerja yang di perlukanuntuk
mencapai seperangkat hasil kebijakan yang di kendaki di peroleh
Sebelum
Aksi kebijakan di mulai:Itu bukan berarti bukan berarti bahwa kita mempunyai terlalu
banyaksolusi analitis yang baik terhadap masalah. Melainkan, kita mempunyai lebih banyak
solusi yang baik ketimbang mempunyai aksi yang analis kebijakan berbeda dengan macam-
macam pertanyaan yang secara tradisional di tanyakan.
2. Analisis Kebijakan Retrospektif
Analisis Kebijakan Retrospektif adalah sebagai penciptaan dan transformasiinformasi
sesudah aksi kebijakan dilakukan. Terdapat 3 tipe analis berdasarkankegiatan yang
dikembangkan oleh kelompok analis ini yakni analis yang berorientasi pada:
a.
10
Yang mungkin dapat dimanipulasikan untuk mencapai tujuan dansasaranpeningkatan
program UKS oleh puskesmas.c.
11
Analisis yang terintegrasi dapat digambarkan dengan mempertentangkanantara evaluasi-
evaluasi retrospektif terhadap kebijakan publik, dan eksperimen-eksperimen program
kebijakan. Evaluasi restrospektif terhadap kebijakan dan program di dalam sejumlah bidang
seperti pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraansosial secara khusus menilai kinerja
kebijakan dan program-program yang
Sedangberjalan.
Sebaliknya eksperimen kebijakan dan program menilai kinerja programdan kebijakan
Baru
Dalam hal hasil nyatanya. Untuk menilai bentuk-bentuk barudari aksi kebijakan di bawah
kondisis politik dan administrasi yang realistis, perlusekali untuk menciptakan informasi
pada setiap tahap analisis kebijakan: perumusan masalah, peramalan, rekomendasi,
pemantauan dan evalusi. Anilisiskebijakan prospektif dan retrospektif, meskipun memulai
dan mengakhiri analisis pada waktu yang berbeda, mengharuskan analis melengkapi bagian
dari lingkarananalisis.Analisis kebijakan yang terintegrasi mempunyai semua kelebihan
yangdimiliki oleh semua metodologi analisis prospektif dan retrospektf, tetapi tidaksatupun
dari kelemahan mereka. Analisis yang terintegrasi melakukan pemantauandan evaluasi
kebijakan secara terus menerus sepanjang waktu. Tidak demikianhalnya dengan analisis
prospektif dan retrospektif, yang menyediakan lebih sedikitinformasi. Sebagai contoh,
analisis kebijakan prospektif cenderung lemah dalamhal keterbatasannya dan
ketidakcukupan informasi yang dihasilkannya menyangkut perubahan nilai tujuan dan
sasaran yang terjadi setelah suatu kebijakandiimplementasikan. Sebaliknya, analisis
kebijakan retrospektif dalam halketidakmampuannya untuk mengarahkan aksi-aksi kebijkan,
karena sebagian besarterikat pada informasi yang pasif mengenai konsekuensi kebijakan
setelahdiimplementasikan. Akhirnya, analisis yang terintegrasi dibangun diatas
kekuatandisiplin yang menspesialisasikan pada analisis prospektif (seperti ekonomi,
tekniksistem, riset operasi), dan yang menekankan pada analisis retrospektif (seperti ilmu
poitik, sosiologi, dan hukum). Oleh karena itu, analisis yang terintegrasi adalahmultidisiplin
di dalam arti yang sebenarnya.
12
2.4
13
Adalah dengan mengenali situasi atau mengenali masalah. Pengenalansituasi ini akan
menghasilkan situasi masalah. Dari situasi masalahkemudian dikembangkan dengan proses
pencarian masalah yang lebih detildan membentuk sebuah meta masalah.Dengan demikian,
meta masalah adalah masalah diatas masalah,
Atau dikenal juga sebagai “tumpukan masalah yang belum terstruktur”. Dari
Meta masalah ini dilakukan pendefinisian atau pengklasifikasian masalah,sehingga
menghasilkan masalah substantif. Dari sejumlah masalahsubstantif yang ada, kemudian
ditentukan beberapa masalah yang akansegera ditangani sesuai dengan kemampuan
pemerintah.
Dalam bentuk siklus, model perumusan masalah William Dunn dapatdilihat sebagai berikut
14
2.
Ekstrapolasi
-
Teoritik
-
Penilaian Pendapat
Forecasting (Dunn,1994b)
Preferensi Cookie
Dukungan
Bantuan / Pertanyaan Umum
Aksesibilitas
Bantuan pembelian
AdChoices
Penerbit
Sosial
Instagram
Instagram
Twitter
Twitter
Facebook
Facebook
Pinterest
Pinterest
Dapatkan aplikasi gratis kami
Buku
Buku audio
Majalah
Podcast
Lembar Musik
Dokumen
Snapshots
Direktori
Bahasa:
Bahasa Indonesia
Hak cipta © 2022 Scribd Inc.
Apa itu Scribd?Perluas bagian Apa itu Scribd? Jutaan judul di ujung jari Anda Hanya
Rp70,000/bulan. Batalkan kapan saja. Baca gratis selama 30 hari Pelajari selengkapnya
Navigasi cepat Beranda Buku Buku audio Dokumen, aktif