Anda di halaman 1dari 13

Ii

Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYAsehingga makalah ini
dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami jugamengucapkan banyak terimakasih atas
bantuan dari pihak yang telah berkontribusidengan memberikan sumbangan baik materi
maupun pikirannya.Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi para pembaca. Untuk ke depannya dapat memperbaiki
bentukmaupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.Karena keterbatasan
pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak kekurangan dalam
makalah ini, Oleh karena itu kami sangatmengharapkan saran dan kritik yang membangun
dari pembaca demikesempurnaan makalah ini.Surabaya, 18 OktoberPenyusun

BAB IPENDAHULUAN
A.

Latar BelakangKebijakan merupakan segala sesuatu yang dilakukan ataupun tidakdilakukan


oleh pemerintah untuk masyarakatnya, sebagai serangkaiantindakan untuk mencapai tujuan
dan sasaran program-program pemerintahannya. Maksud dan tujuan kebijakan dibuat
adalah untukmemecahkan masalah publik yang sedang berkembang dimasyarakat
danmasalah yang muncul dalam masyarakat begitu banyak macam, variasi
danintensitasnya. Namun, tidak semua masalah bisa melahirkan kebijakan publik.Oleh
karena itu, untuk menentukan sebuah permasalahan perlu adanya proses pengidentifikasian
masalah atau yang disebut juga dengan perumusan masalah. Bukan pekerjaan yang mudah
untuk mengidentifkasisebuah permasalahan. Terkadang, kita akan salah menginterpretasi
bahwamasalah yang muncul bukan merupakan sebuah permasalahan kebijakan(Dunn,
2000: 209). Perlu adanya kehatian-kehatian dalam proses perumusan permasalahan. Untuk
merumuskan sebuah kebijakan baru,setelah maslah teridentifikasi dengan baik, maka
diperlukan adanya peramalan kebijakan, hal ini dilakukan untuk berhasilnya sebuah
analisiskebijakan dan yang akan memberikan pengaruh bagi perbaikan pembuatankebijakan
itu sendiri. Sehingga melalui peramalan kita akan memperolehvisi yang prospektif, sehingga
dapat memperluas kapasitas kita untukmemahami, mengontrol dan membimbing
masyarakat sebagai pelakukebijakan. Rekomendasi kebijakan akan dapat diberikan setelah
adanyaanalisa kebijakan dilakukan. Dan ketika kebijakan diimplementasikan perluadanya
pemantauan hasil-hasil kebijakan serta evaluasi kinerja kebijakan.Dalam beberapa tahun
belakangan ini, dimana persoalan-persoalan yangdihadapi pemerintah sedemikiankompleks
akibat krisis multidimensional,maka bagaimanapun keadaan ini sudah barang tentu
membutuhkan

5
Perhatian yang besar dan penanganan pemerintah yang cepat namun jugaakurat agar
persoalan-persoalan yang begitu kompleks dan berat yangdihadapi oleh pemerintah segera
dapat diatasi. Kondisi seperti ini padaakhirnya menempatkan pemerintah dan lembaga
tinggi Negara lainnya berada pada pilihan-pilihan kebijakan yang sulit.Kebijakan yang
diambiltersebut terkadang membantu pemerintah dan rakyat Indonesia keluar darikrisis,
tetapi dapat juga terjadi sebaliknya, yakni malah mendelegitimasi pemerintah itu
sendiri.Dalam menyelesaikan persoalan-persoalan yang muncul diperlukan pengambilan
kebijakan yang tepat, sehingga kebijakan tersebut tidakmenimbulkan permasalahan baru.
Pengambilan suatu kebijakan tentunyamemerlukan analisis yang cukup jeli, dengan
menggunakan berbagai modelserta pendekatan yang sesuai dengan permasalahan yang
akandipecahkan. Untuk bisa mengambil kebijakan yang sesuai dengan permasalahan yang
ada, dipandang sangat perlu bagi pengambil kebijakanuntuk mengerti serta memahami
berbagai model dan pendekatan yang dapatdigunakan sebagai dasar dalam pengambilan
suatu kebijakan.B.

Rumusan Masalah1.

Apakah yang dimaksud analisis kebiajkan menurut William N Dunn?2.

Apa saja lingkup dari analisis kebijakan menurut William N Dunn?3.

Bagaimana proses tahapan analisis kebijakan menurut William N Dunn?C.

Tujuan1.

Untuk mengetahui pengertian dari analisis kebiajkan menurut William N Dunn2.

Untuk mengetahui ruang lingkup analisis kebijakan menurut William NDunn3.

Untuk mengetahui tahapan analisis kebijakan menurut William N Dunn


6
BAB IIPEMBAHASAN
2.1

Sejarah Analisis Kebijakan


Dunn mengemukakan bahwa analisis kebijakan bermula ketika politik praktisharus
dilengkapi dengan pengetahuan agar dapat memecahkan masalah public. India barangkali
merupakan asal muasal tradisi ini, ketika Kautilia menulis
Arthashastra
diIndia pada tahun 300 SM yang antara lain berisi tuntutan pembuatan kebijakan.
Kautiliaadalah penasehat kerajaan Mauyan di India Utara. Analisi kebijakan mendapatkan
tempatyang terhormat pada abad pertengahan ketika muncul profesi spesialis kebijakan
yangdiangkat para raja dan bangsawan untuk memberikan nasehat teknis kebijakan dimana
para raja dan bangsawan tersebut tidak mampu. Impaknya, pembuatan kebijakan
semakinmemerlukan ahli-ahli penasehat kebijakan.
2.2

Pengertian Analisis Kebijakan

Pengertian mengenai analisis kebijakan telah dikembangkan dan dirumuskan sejaklama.


Sejumlah pakar bahkan telah memiliki definisi tersendiri mengenai analisiskebijakan, antara
lain :a. Carl W. Patton dan David S. Savicky. Menurut kedua pakar tersebut analisis
kebijakanadalah tindakan yang diperlukan untuk dibuatnya sebuah kebijakan, baik kebijakan
yang baru sama sekali atau kebijakan yang diubah sebagai konsekuensi dari kebijakan
yanglama. B. William Dunn, yang menyatakan bahwa analisis kebijakan adalah disiplin Ilmu
Sosialterapan yang menerapkan beberapa metode analisis, dalam konteks argumentasi
dandebat publik untuk menciptakan secara kritis kegiatan penaksiran, serta
pengkomunikasian pengetahuan yang relevan dengan kebijakan tersebut.c. Quade (1982)
yang mendefinisikan analisis kebijakan sebagai bentuk aplikasi penelitianyang ditujukan
untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam terhadap isu-isusosial-teknis dan
diarahkan untuk memeroleh pemahaman yang lebih baik.d. Grindle dan Thomas (1991)
memberikan pengertian yang cenderung bersandar padaaktor (pelaku kebijakan) dengan
menyatakan bahwa analisis kebijakan pada dasarnya berfokus pada (aspek) kenegaraan-
pada sektor pemerintahan atau publik pada politisi,

7
Biokrat dan kelompok yang memiliki kepentingin (Hogwood dan Gunn,1984; Grindledan
Thomas, 1991).e. Kunt (1971), dalam Solichin (2012), yang memberikan batasan tentang
analisis
Kebijakan sebagai : “the kind of sy
Stematic disciplined analytical, scholarship, creativestudy where primary motivation is to
produce well-supported recommendation foractions dealing with concrete political
problems (sejenis studi yang sistematis, berdisiplin, analitis, cerdas, dan kreatif yang
dilakukan dengan maksud untukmenghasilkan rekomendasi kebijakan andal, beberapa
tindakan untuk memecahkanmasalah-masalah politik yang konkret).Pada dasarnya
pengertian analisis kebijakan kesehatan tidak berbeda jauhdengan pengertian analisis
kebijakan publik. Sebagaimana yang dijelaskan Walt (2004)dan Buse Mays & Walt (2012),
bahwa analisis kebijakan kesehatan adalah suatu pendekatan multi-disiplin dalam kebijakan
publik yang bertujuan menjelaskan interaksiantara institusi, kepentingan, dan ide dalam
proses pengembangan kebijakan kesehatan.Analisis kebijakan pada bidang kesehatan juga
meruapakan satu bentuk risetterapan yang dilaksanakan untuk memperoleh pemahaman
yang lebih mendalammengenai masalah kesehatan masyarakat secara utuh sehingga
dengan pemahamantersebut dapat mengarahkan pada alternatif solusi untuk masalah
tersebut. Sebagaiaktivitas intelektual, analisis kebijakan dilakukan dengan menciptakan,
menilai, danmengomunikasikan pengetahuan (yang relevan dengan kebijakan) dalam satu
atau lebihtahapan proses pembuatan kebijakan.Karena merupakan suatu riset terapan,
salah satu aspek penting dalam analisiskebijakan adalah enyediaan informasi yang relevan
terkait masalah dan unsur sistemdalam kebijakan. Informasi yang dimaksud menjadi data
yang disiapkan,dikomunikasikan dan lalu digunakan oleh para pembuat kebijakan untuk
memahami permasalahan serta mencari alternatif solusi untuk permasalahan
tersebut.Analisis kebijakan juga dapat dipandang sebagai proses beraumentasi dan
debatuntuk mengkaji secara kritis permaslahan kebijakan. Itulah sebabnya, analisis
kebijakan
Sering kali juga didefinisikan sebagai “pengkomunikasian” dan penilaian kritis, pengetahuan
(yang relevan dengan kebijakan)”. Kualitas analisis kebijakan
(pengetahuan, informasi, penilaian kritis) adalah penting untuk memperbaiki kebijakandan
hasilnya. Namun di sisi lain terdapat pernyataan Dunn yang menarik sebagai berikut.

8
“.............................tetapi analisis kebijakan yang baik (berkualitas) belum tentu
Dimanfaatkan oleh pemakainya, dan jikapun analisis kebijakan digunakan belummenjamin
kebijakan yang lebih baik. Pada kenyataannya, ada jarak yang amat lebarantara pembuatan
analisis kebijakan dan pemanfaatannya dalam proses pembuatan
Kebijakan.”
Dengan demikian, analisis kebijakan pada dasarnya adalah awal, bukan akhir,dari upaya
untuk meningkatkan proses pengembangan kebijakan.
2.3

Lingkup Analisis Kebijakan1. Analisis Kebijakan Prospektif


Analisis Kebijakan Prospektif yang berupa produksi dan transformasiinformasi sebelum aksi
kebijakan dimulai dan diimplementasikan. Analisiskebijakan disini merupakan suatu alat
untuk mensintesakan informasi untukdipakai dalam merumuskan alternatif dan preferensi
kebijakan yang dinyatakansecara komparatif, diramalkan dalam bahasa kuantitatif dan
kualitatif sebagailandasan atau penuntun dalam pengambilan keputusan kebijakan.Secara
konseptual tidak termasuk
Mengumpulkan

Informasi. “ sebaliknya
Penelitian
Kebijakan berkenaan dengan semua studi yang menggunakan metode ilmiah untuk
Menerangkan fenomena dan/atau menentukan hubungan di antara mereka”.

9
Analisi prospektif acapkali menimbulkan jurang pemisah yang besarantara pemecahan
masalah yang di unggulkan dan upaya-upaya pemerintahuntuk memecahkannya. Misalnya
pakar ilmu politik
Graham Alison
Memperkirakan mungkin tidak lebih dari 10 persen dari kerja yang di perlukanuntuk
mencapai seperangkat hasil kebijakan yang di kendaki di peroleh
Sebelum
Aksi kebijakan di mulai:Itu bukan berarti bukan berarti bahwa kita mempunyai terlalu
banyaksolusi analitis yang baik terhadap masalah. Melainkan, kita mempunyai lebih banyak
solusi yang baik ketimbang mempunyai aksi yang analis kebijakan berbeda dengan macam-
macam pertanyaan yang secara tradisional di tanyakan.
2. Analisis Kebijakan Retrospektif
Analisis Kebijakan Retrospektif adalah sebagai penciptaan dan transformasiinformasi
sesudah aksi kebijakan dilakukan. Terdapat 3 tipe analis berdasarkankegiatan yang
dikembangkan oleh kelompok analis ini yakni analis yang berorientasi pada:

a.

Analis yang berorientasi pada berorientasi Disiplin,


Lebih terfokus pada pengembangan dan pengujian teori dasar dalam disiplin keilmuan,
danmenjelaskan sebab akibat kebijakan. Contoh: Upaya pencarian teori dankonsep
kebutuhan serta kepuasan tenaga kesehatan di Indonesia, dapatmemberi kontribusi pada
pengembangan manajemen SDM original berciriIndonesia (kultural). Orientasi pada tujuan
dan sasaran kebijakan tidakterlalu dominan. Dengan demikian, jika ditetapkan untuk dasar
kebijakanmemerlukan kajian tambahan agar lebih operasional. B.

Analisis berorientasi masalah,


Menitikberatkan pada aspek hubungansebab akibat dari kebijakan, bersifat terapan, namun
masih bersifat umum.Contoh: Pendidikan dapat meningkatkan cakupan layanan
kesehatan.Orientasi tujuan bersifat umum, namun dapat memberi variabel kebijakan

10
Yang mungkin dapat dimanipulasikan untuk mencapai tujuan dansasaranpeningkatan
program UKS oleh puskesmas.c.

Analisis beriorientasi Aplikasi,


Menjelaskan hubungan kausalitas, lebihtajam untuk mengidentifikasi tujuan dan sasaran
dari kebijakan dan para pelakunya. Informasi yang dihasilkan dapat digunakan untuk
mengevaluasihasil kebijakan khusus, merumuskan masalah kebijakan, membangunalternatif
kebijakan yang baru, dan mengarah pada pemecahan masalah praktis. Contoh: analis dapat
memperhitungkan berbagai faktor yangmempengaruhi keberhasilan atau kegagalan
pelayanan KIA di Puskesmas.Informasi yang diperoleh dapat digunakan sebagai dasar
pemecahanmasalah kebijakan KIA di puskesmas.Tentu saja ketiga tipe analisisretrospektif ini
terdapat kelebihan dan kelemahan.
3.Analisis Kebijakan Yang Terintegrasi
Analisis kebijakan yang terintegrasi merupakan bentuk analisis yangmengkombinasikan gaya
operasi para praktisi yang menaruh perhatian pada penciptaan dan transformasi informasi
sebelum dan sesudah tindakan kebijakandiambil. Analisis kebijakan yang terintegrasi tidak
hanya mengharuskan para analisuntuk mengkaitkan tahap penyelididkan retrospektif dan
perspektif, tetapi jugamenuntut para analis untuk secara terus menerus menghasilkan
danmenstransformasikan informasi setiap saat. Hal ini berarti bahwa analis dapatterlibat
dalam transformasi komponen-komponen infornasi-kebijakan searahdengan putaran jarum
jam berulangkali sebelum akhirnya pemecahan masalahkebijakan yang memuaskan
ditemukan. Analis yang terintegrasi dengan begitu bersifat terus menerus, berulang-ulang,
tanpa ujung, paling tidak dalam prinsipnya.Analisis dapat memulai penciptaan dan
transformasi informasi pada setiap titik darilingkaran analisis, baik sebelum dan sesudah
aksi. Selanjutnya, hubungan antara
Dua “tahap” analisis kebijakan –
Misalnya antara perumusan masalah dan peramalan-
Dapat dipandang sebagai “titik” dialektis
, di mana tidak mungkin untukmenyatakan dengan pasti di mana penggunaan metode
analisis kebijakan dimulaidan berakhir.
Scribd
Dipercayai oleh lebih dari 1 juta anggota
Coba Scribd GRATIS selama 30 hari untuk mengakses lebih dari 125 juta judul tanpa iklan
atau gangguan!

Mulai Coba Gratis


Batalkan Kapan Saja.

11
Analisis yang terintegrasi dapat digambarkan dengan mempertentangkanantara evaluasi-
evaluasi retrospektif terhadap kebijakan publik, dan eksperimen-eksperimen program
kebijakan. Evaluasi restrospektif terhadap kebijakan dan program di dalam sejumlah bidang
seperti pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraansosial secara khusus menilai kinerja
kebijakan dan program-program yang
Sedangberjalan.
Sebaliknya eksperimen kebijakan dan program menilai kinerja programdan kebijakan
Baru
Dalam hal hasil nyatanya. Untuk menilai bentuk-bentuk barudari aksi kebijakan di bawah
kondisis politik dan administrasi yang realistis, perlusekali untuk menciptakan informasi
pada setiap tahap analisis kebijakan: perumusan masalah, peramalan, rekomendasi,
pemantauan dan evalusi. Anilisiskebijakan prospektif dan retrospektif, meskipun memulai
dan mengakhiri analisis pada waktu yang berbeda, mengharuskan analis melengkapi bagian
dari lingkarananalisis.Analisis kebijakan yang terintegrasi mempunyai semua kelebihan
yangdimiliki oleh semua metodologi analisis prospektif dan retrospektf, tetapi tidaksatupun
dari kelemahan mereka. Analisis yang terintegrasi melakukan pemantauandan evaluasi
kebijakan secara terus menerus sepanjang waktu. Tidak demikianhalnya dengan analisis
prospektif dan retrospektif, yang menyediakan lebih sedikitinformasi. Sebagai contoh,
analisis kebijakan prospektif cenderung lemah dalamhal keterbatasannya dan
ketidakcukupan informasi yang dihasilkannya menyangkut perubahan nilai tujuan dan
sasaran yang terjadi setelah suatu kebijakandiimplementasikan. Sebaliknya, analisis
kebijakan retrospektif dalam halketidakmampuannya untuk mengarahkan aksi-aksi kebijkan,
karena sebagian besarterikat pada informasi yang pasif mengenai konsekuensi kebijakan
setelahdiimplementasikan. Akhirnya, analisis yang terintegrasi dibangun diatas
kekuatandisiplin yang menspesialisasikan pada analisis prospektif (seperti ekonomi,
tekniksistem, riset operasi), dan yang menekankan pada analisis retrospektif (seperti ilmu
poitik, sosiologi, dan hukum). Oleh karena itu, analisis yang terintegrasi adalahmultidisiplin
di dalam arti yang sebenarnya.

12
2.4

Proses Analisa Kebijakan


Tahap-tahap dalam Proses Analisa Kebijakan
Penggunaan prosedur analisis kebijaksanaan seperti: perumusan masalah,
peramalan,rekomendasi, pemantauan, evaluasi. Memungkinkan analisis
mentransformasikan satu tipeinformasi ke informasi lainnya. Informasi dan prosedur
bersifat saling tergantung merekaterkait di dalam proses dinamis transformasi informasi
kebijakan. Oleh karena itukomponen-komponen informasi-kebijakan (seperti masalah-
masalah kebijakan, masadepan kebijakan, aksi kebijakan, hasil kebijakan, kinerjan kebijakan)
ditransformasikandari satu ke yang lainnya dengan menggunakan prosedur analisi-
kebiajakan. Seluruh prosesdiatur melalui perumusan masalah yang diletakkan pada pusat
kerangka kerja.1.

Perumusan MasalahPerumusan masalah (definisi) menghasilkan informasi mengenai


kondisi-kondisiyang menimbulkan masalah kebijakan. Masalah kebijakan adalah kebutuhan,
nilai-nilai, atau kesempatan-kesempatan yang tidak terealisasi tetapi dapat dicapaimelalui
tindakan publik. Memahami masalah kebijakan merupakan hal yang penting, karena para
analis kebijakan terlihat lebih sering gagal karenamemecahkan masalah yang salah. Ciri-ciri
masalah adalah
Interdependence, subjectivity, artificiality, dynamics.
Langkah awal dalam perumusan masalah

13
Adalah dengan mengenali situasi atau mengenali masalah. Pengenalansituasi ini akan
menghasilkan situasi masalah. Dari situasi masalahkemudian dikembangkan dengan proses
pencarian masalah yang lebih detildan membentuk sebuah meta masalah.Dengan demikian,
meta masalah adalah masalah diatas masalah,
Atau dikenal juga sebagai “tumpukan masalah yang belum terstruktur”. Dari
Meta masalah ini dilakukan pendefinisian atau pengklasifikasian masalah,sehingga
menghasilkan masalah substantif. Dari sejumlah masalahsubstantif yang ada, kemudian
ditentukan beberapa masalah yang akansegera ditangani sesuai dengan kemampuan
pemerintah.

Dalam bentuk siklus, model perumusan masalah William Dunn dapatdilihat sebagai berikut

14
2.

PeramalanPeramalan kebijakan merupakan hal yang sangat penting dalam proses


pembuatan kebijakan. Para pembuat serta penganalisa kebijakan harusmengetahui
bagaimana cara meramalkan suatu kebijakan, tujuan serta manfaatsebuah peramalan
kebijakan. Sehingga, seperti yang telah tersampaikansebelumnya, apabila peramalan
kebijakan dapat dilakukan dengan baik, makaakan diperoleh visi yang baik, sehingga dapat
memperluas kapasitas kita untukmemahami, mengontrol dan membimbing masyarakat
sebagai pelakukebijakan.Peramalan kebijakan terkait menjadi satu dengan proses
analisakebijakan. Karena didalam menganalisa kebijakan, untuk menformulasikansebuah
rekomendasi kebijakan baru, maka diperlukan adanya peramalan- peramalan atau prediksi
mengenai kebijakan yang akan diberlakukan dimasayang akan datang. Menurut Dunn,
peramalan kebijakan (
Policy forecasting
)merupakan suatu prosedur untuk membuat informasi factual tentang situasisocial masa
depan atas dasar informasi yang telah ada tentang masalahkebijakan. (Dunn, 2000: 291)
Suatu prosedur untuk membuat informasi factualtentang situasi sosial masa depan atas
dasar informasi yang telah ada tentangmasalah kebijakan. Ramalan mempunyai tiga bentuk
utama, yaitu:
-

Ekstrapolasi
-

Teoritik
-

Penilaian Pendapat
Forecasting (Dunn,1994b)

Bagikan dokumen Ini


Bagikan atau Tanam Dokumen
Opsi Berbagi
Bagikan di Facebook, terbuka di jendela baruBagikan di Twitter, terbuka di jendela
baruBagikan di LinkedIn, terbuka di jendela baruBagikan dengan Email, membuka klien
emailCopy Text
Anda mungkin juga menyukai
ANALISIS KEBIJAKAN PUBLIK
ANALISIS KEBIJAKAN PUBLIK
R. Khairil Adi S.Hut
Resume Kerangka Model Analisis Kebijakan Menurut William N
Resume Kerangka Model Analisis Kebijakan Menurut William N
Al Afdal Permana
Posisi Dan Peran Sistem Administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia
Posisi Dan Peran Sistem Administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia
Yusi Ika Merlin
Majalah
Podcast
Lembar Musik
Pengertian Sosiologi Pembangunan
Pengertian Sosiologi Pembangunan
Risalah Kerinduan
Unsur Yang Menentukan Kewarganegaraan
Unsur Yang Menentukan Kewarganegaraan
Ali Akbar Nagh Chietose
Review Buku William n Dunn
Review Buku William n Dunn
Hannin Pradita
ANALISIS KEBIJAKAN PEMERINTAH
ANALISIS KEBIJAKAN PEMERINTAH
Aris Rahman
PERUMUSAN MASALAH KEBIJAKAN
PERUMUSAN MASALAH KEBIJAKAN
Christopher Adhyatma
Rmk Kelompok 3 – Analisa Lingkungan Eksternal
Rmk Kelompok 3 – Analisa Lingkungan Eksternal
Pande Mahardika Pande
SIKLUS KEBIJAKAN
SIKLUS KEBIJAKAN
Adiah Adith
Etika Kebijakan Publik
Etika Kebijakan Publik
Hedicupiadi
AAUPB
AAUPB
Mat’s Matulessie
Tampilkan lebih banyak
Menu Footer
Kembali ke atas
Tentang
Tentang Scribd
Media
Blog kami
Bergabunglah dengan tim kami!
Hubungi Kami
Undang teman
Hadiah
Scribd untuk perusahaan
Hukum
Syarat
Privasi
Hak Cipta

Preferensi Cookie
Dukungan
Bantuan / Pertanyaan Umum
Aksesibilitas
Bantuan pembelian
AdChoices
Penerbit
Sosial
Instagram
Instagram
Twitter
Twitter
Facebook
Facebook
Pinterest
Pinterest
Dapatkan aplikasi gratis kami
Buku
Buku audio
Majalah
Podcast
Lembar Musik
Dokumen
Snapshots
Direktori
Bahasa:
Bahasa Indonesia
Hak cipta © 2022 Scribd Inc.
Apa itu Scribd?Perluas bagian Apa itu Scribd? Jutaan judul di ujung jari Anda Hanya
Rp70,000/bulan. Batalkan kapan saja. Baca gratis selama 30 hari Pelajari selengkapnya
Navigasi cepat Beranda Buku Buku audio Dokumen, aktif

Anda mungkin juga menyukai