Segala puji syukur kita panjatkan kepada Allah swt., sebab kerena
limpahan rahmat hidayahnya kami mampu untuk menyelesaikan Makalah kami
dengan judul “Konsep Dasar Analisis Kebijakan” ini. Shalawat serta salam tidak
lupa kita kirimkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad saw., sebagai “King
of the King, King of the World” yang telah menggulung tikar-tikar kejahiliaan dan
mampu membentangkan tikar–tikar kebenaran. Berdasarkan petunjuk dan hidayah
dari sang Pencipta yaitu Allah swt., yang maha pemurah lagi maha penyayang.
Selanjutnya dengan rendah hati kami memohon kritik dan saran dari
pembaca apabila terdapat hal yang ganjil, agar selanjutnya dapat kami revisi
kembali. Karena kami menyadari bahwa kesempurnaan hanya milik sang Pencipta
yaitu Allah swt. Kami ucapkan terimakasih yang sebanyak–banyaknya kepada
setiap pihak yang telah mendukung serta membantu kami selama proses
menyeleseikan makalah saya hingga rampungnya makalah ini.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 3
C. Tujuan Penulisan 3
BAB II PEMBAHASAN
A. Simpulan 15
B. Saran 16
DAFTAR RUJUKAN 17
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara konseptual kebijakan tersebut memberikan ’angin segar’ dan
harapan yang optimistik bagi kemajuan pendidikan di Indonesia. Namun ada
beberapa hal yang perlu dicermati, terutama terkait dengan dampak perubahan
status tersebut yang kenyataannya menyisakan banyak persoalan terkait dengan
struktur organisasi, manajemen, rekrutmen mahasiswa dan urusan finansial.
Berbagai permasalahan tersebut diduga terjadi karena ada sesuatu yang tidak tepat
dalam perumusan (formulasi) kebijakan. Dugaan ini berdasarkan pemikiran
bahwa “More important in terms of the process of implementation is the fact that
decisions made at the design or formulation stage have considerable impact on
how implementation proceeds (Grindle, 1980: 8). Selain itu pada tahap
perumusan kebijakan, sebagaimana dikemukakan oleh Nugroho (2008: 355)
ditetapkan batas-batas kebijakan yang menyangkut sumberdaya waktu,
kemampuan sumberdaya manusia, kelembagaan, dan dana atau anggaran.
Kebijakan merupakan hasil dari politik, atau hasil dari alokasi nilai, yakni
apa yang dipilih pemerintah untuk dikerjakan, termasuk untuk tidak dikerjakan
(Dye, 1976: 1). Sehubungan dengan itu kebijakan (termasuk kebijakan
pendidikan) merupakan perangkat operasional, atau pedoman-pedoman bagi
pemerintah untuk melaksanakan keputusan-keputusan yang ditetapkan oleh
lembaga politik (Makmun, 2008). Dengan merujuk pendapat pakar (Kerr, 1976;
Wildavsky, 1979; Monahan dan Hengst, 1982; Harman, 1984; MacRae dan
Wilde, 1985; Anderson, 1988; dan Guba, 1991) dapat disimpulkan bahwa
kebijakan pendidikan adalah serangkaian keputusan dan/atau tindakan pemerintah
yang memiliki tujuan khusus untuk menyelesaikan permasalahan atau urusan di
bidang pendidikan dan hasilnya memiliki dampak terhadap orang banyak.
Sehubungan dengan itu kebijakan pendidikan perlu disusun secara cermat, jelas
1
dan tegas guna mengatur penyelenggaraan pendidikan sehingga dapat
meningkatkan kinerja pendidikan nasional.1
1
Asmad, Konsep Dasar Kebijakan, http://ejournal.kopertais4.or.id ( diakses pada 25
Maret 2021 )
2
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
3
BAB II
PEMBAHASAN
kesimpulan”. Hal ini berarti bahwa dalam menganalisis peneliti melakukan kajian
terhadap suatu objek riset dengan terlebih dahulu memecahnya ke dalam beberapa
negara atau apa yang sesungguhnya dibuat oleh pemerintah secara riil untuk
warga negara.”. Hal ini berarti bahwa pemerintah dalam membuat suatu kebijakan
masyarakat.
4
atau keputusan yang dibuat oleh pemerintah, dimana tindakan atau keputusan
Sehubungan dengan hal-hal yang dikemukakan oleh pendapat para ahli di atas,
Kebijakan tersebut dibuat sesuai dengan masalah yang sedang dihadapi. Analisis
penerapan kebijakan.
kebijakan”.
2
Bernadus luankali, Analisis Kebijakan Publik Dalam Pengambilan Keputusan, (penerbit
Amelia Press), hal.6-7
3
William N.Dunn, Pengantar Analisis Kebijakan Public edisi kedua, (penerbit Gadjah
mada University press) hal.43
5
Definisi analisis kebijakan di atas dapat disimpulkan bahwa analisis
penyelidikan sebuah sebab akibat dari suatu kebijakan yang mampu memberikan
jalan keluar dari berbagai macam alternatif program serta kinerja kebijakan.
Pada dasarnya terdapat tiga hal pokok dalam menganalisis kebijakan yaitu:
berbeda.4
Joko Widodo dalam bukunya yang berjudul Analisis Kebijakan Publik, bahwa
4
Asmad, Konsep Dasar Analisis Kebijakan, http://ejournal.kopertais4.or.id (diakses pada
25 maret 2021)
6
Adapun penjelasan dari ciri-ciri analisis kebijakan di atas sebagai berikut:
yaitu
aktivitas yang berkaitan dengan learning and thinkity. Aktivitas tersebut hanya
sebagai salah satu aspek dari proses kebijakan (policy process), artinya masalah
tersebut akan melibatkan berbagai pihak, baik pihak yang setuju maupun yang
kolektif sehingga merupakan hasil aktivitas kolektif. Analisis pada tataran awal
hanya bisa dilakukan secara individual. Analisis lebih tepat dipahami sebagai
kebijakan harus dikaji melalui aktivitas dari sejumlah analisis. Aplikasi sederhana
tidak semua masalah masuk ranah publik bahkan ketika masalah tersebut
5
Joko widodo, Analisis kebijakan publik, (penerbit Banyumedia publishing, 2008) cet.2,
hal.22-23
7
Terdapat lima elemen penting yang harus dipertimbangkan secara logis
1. Tujuan-Tujuan
2. Alternatif-alternatif
3. Dampak-dampak
8
berdampak menguntungkan terhadap pencapaian tujuan. Beberapa yang
4. Kriteria
dampak.
5. Model
Model tidak lebih dari serangkaian generalisasi atau asumsi tentang dunia,
dampak apakah yang mungkin timbul dan sampai seberapa jauh tujuan
bisa tercapai. Peran ini diisi oleh sebuah model. Sebuah model mungkin
atau pihak yang memiliki kewenangan di tempat lembaga pendidikan itu ada ( ada
6
Liestyodono B.irianto, Administrasi public dan kebijakan publik,
http://liestyodono.blogspot.com ,(diakses pada 25 maret 2021)
9
lembaga pendidikan negeri dan swasta ). Dengan melakukan analisis kebijakan,
kita akan dapat memplajari dan memahami kebijakan pemerintahan atau pihak
terkait sebagai pengelola pendidikan dengan akurat, antara lain :) we can describe
educational policy- we can learn what government is doing ( and not doing ) ini
welfare defence, education, civil right, health, energy, texation, and so on; 2) we
pendidikan sebagai satu bagian dari dimensi kehidupan manusia yang punya
pengaruh besar bagi kehidupan manusia baik secara individual maupun sosial.
Oleh karena itu berbagi upaya yang dilakukan pemerintah atau publik yang
yang sangat luas bagi kehidupan manusia dalam jangka pendek dan jangka
panjang. Untuk itu, analisis kebijakan pendidikan perlu didasarkan pada suatu
penyelenggara pendidikan. Hal ini tentu saja memerlukan suatu pendekatan ilmiah
yang objektif dan akurat. Dalam hubungan ini analisis kebijakan pendidikan
menjadi penting guna memahami dan memperbaiki kebijakan apabila hasil analisi
berbangsa dan bernegara, guna membantu menentukan pilihan tepat atas suatu
khususnya dalam aspek pendidikan. Policy analisys is the use of reason and
10
evidence to make the best policiy choice, artinya dalam melakukan analisis
yang akan dijadikan objek kebijakan agar terhindar dari kesalahan pemilihan
alternatif kebijakan yang keliru ( Duncan MacRae, 1985 ). Disamping itu, ada
saat ini dan strategik yang mungkin akan terjadi dimasa yang akan datang
orang tua siswa dan masyarakat ( Badjuri dan Yuwono, 2002 ).7
7
Arwildayanto,Arifin Suking, Warni Tune Sumar, Analisis Kebijakan Pendidikan,
( penerbit CV cendeka press) hal 16-20
11
Pembuatan kebijakan di bidang pendidikan memperhatikan faktor lingkungan
eksternal, masukan ( input ), proses (process), keluaran (output), dan umpan balik
(feedback) dari kebijakan itu sendiri. Analisis kebijakan pendidikan lakukan untuk
pedoman bertindak, dalam mengarahkan kegiatan pendidikan, organisasi sekolah
atau lembaga pendidikan sebagai penyelenggara dapat mencapai tujuan yang telah
direncanakan.
Pedoman untuk bertindak bagi pengambil keputusan dari analisis
kebijakan pendidikan yang dilaksanakan berfungsi mencapai ketertiban layanan
pendidikan , menjamin hak asasi setiap warga mendapatkan layanan pendidikan,
program layanan pendidikan berjalan efektif, faktor pendidikan dapat
melaksanakan pendidikan, tertib administrasi bisa diwujudkan.
Sedangkan fungsi lainya dari analisis kebijakan pendidikan antara lain :
1. fungsi alokasi untuk pengembangan dan kajian tingkatan makro
2. fungsi inkuiri, seriap bahasan isu dan masalah pendidikan integral dengan
isu strategis lainya, misalnya analisis metodologi dan subtansi, evaluasi
dan meta analisis kebijakan dan argumentasi kebijakan
3. fungsi komunikasi bagi pihak terkait misalya pembuat keputusan,
perencanaan dan pengelola, peneliti, pelaksana dan masyarakat sebaai
pelanggan pendidikan.
F. Karakteristik Analisis Kebijakan
Analisis kebijakan pendidikan, dapat diidentifikasi beberapa karakteristik,
antara lain:
1. Suatu proses atau kegiatan sintesis dari berbagain informasi tentang
layanan pendidikan. analisis kebijakan pendidikan memadukan berbagi
informasi yang masuk, diantaranya hasil penelitian yang dilakukan para
ahli tentang layanan pendidikan, sehingga diperoleh kesimpulan yang
selaras dengan rekomendasi penelitian tersebut. Hal ini berarti objek
analisi kebijakn pendidikan adalah proses penyusunan beserta paket
kebijakan pendidikan itu sendiri. Kegiatan utama analisis kebijakan
pendidikan terdiri dari pengumpulan informasi selengkapnya, penarikan
12
kesimpilan dnegan prinsip logis, dengan kaidah ini, analisis kebijakan bisa
dikategorikan didasari teori ilmiah.
2. Informasi menjadi sumber utama kajian analisis kebijakan yakni keluaran
hasil penelitian. Hasil- hasil peneliatian analisis kebijakan merupakan
output dari proses pengolahan data penelitian yang siap digunakan
membantu pengambilan keputusan serta desain kebijakan pendidikan,
itulah pertimbangannya, analisis kebijakan menjadi salah satu bentuk
desiminasi hasil penelitian.
3. Keluaran (output) analisis kebijkan berupa rekomendasi pilihan (opsional)
keputusan bisa juga dalam bentuk desain kebijakan. Ouput kebijakn
pendidikan lainya berupa nasihat,petunjuk teknis standar operasional
procedural (SOP) berupa bahan, alur, urutan dan target pengambilan
keputusan tentang pendidikan. oleh Karena itu, analisis kebijakan
pendidikan haruslah ditampilkan dalam bentuk laporan yan jelas, singkat,
padat dan lengkap serta saksama.
4. Klien ( pengguna ) analisis kebijakan pendidikan adalah para pengambil
keputusan dan kelompok yang berkepentingan (integrest groups) terhadap
kebijakan yang ada. Umumnya klien ( pengguna ) analisis kebijakan
pendidikan bersifat spesifik ( khusus). Kaitanya berhubungan langsung
dengan output analisis kebijakan pendidikan berupa nasihat, arahan,
pedoman tentang kebijakan itu sendiri.
5. Orientasi analisis kebijakan terhadap klien ( client oriented ) pertimbangan
ini menjadi impilikasi dari karakteristik analisis kebijakan pendidikan
tidak akan mungkin siap guna. Ini berarti analisis kebijakan pendidikan
harus didasarkan pada dari, oleh dan untuk pengguna (kliens). Analisis
kebijkan pendidikan bisa dilakukan bila ada permintaan atau patut duga
dengan pertimbangan benar-benar di butuhkan pengguna. Sehingga
kehadiran analisis kebijakan pendidikan tentunya atas dorongan kebutuhan
mendesak pengguna atau client’s need push. 8
8
Arwildayanto,Arifin Suking, Warni Tune Sumar, Analisis Kebijakan Pendidikan,
( penerbit CV cendeka press) hal 21-25
13
14
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
penelitian atau penyelidikan sebuah sebab akibat dari suatu kebijakan yang
15
pendidikan dapat melaksanakan pendidikan, tertib administrasi bisa
diwujudkan
B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan jauh
berpedoman pada banyak sumber yang dapat dipertanggung jawabkan. Maka dari
itu penulis mengharapkan kritik dan saran mengenai pembahasan makalah dalam
kesimpulan di atas
16
DAFTAR RUJUKAN
17