Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

EKONOMI POLITIK ANTIDUMPING

DISUSUN OLEH:

1. AMANDUS NAIBESI
2. AMANDA MANUKOA
3. ANANDA SABRINA LADO
4. ALMAIDAH USMAN
5. ADVENTA WOLO
6. ANGRILA JELI DAKA WETANG
7. ANDREA SONIA KALALO

UNIVERSITAS NUSA CENDANA


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PRODI MANEJEMEN
2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
menolong kami dalam menyelesaikan makalah ini dengan penuh
kemudahan, tanpa pertolongan Dia mungkin kami tidak akan sanggup
menyelesaikan dengan baik.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat mengetahui tentang
“Ekonomi Politik Antidumping”. Makalah ini di susun dengan berbagai
rintangan. Baik itu yang datang dari diri kami maupun yang datang dari luar.
Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan
akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak
kekurangan oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun.dan semoga dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat
bagi kami dan teman-teman.

Kupang, Maret 2021

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN DEPAN......................................................................................i

KATA PENGANTAR....................................................................................ii

DAFTAR ISI..................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1

1.1 Latar Belakang..................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah............................................................................1

BAB II PEMBAHASAN................................................................................3

2.1 Ekonomi Poitik Anti Dumping.........................................................3


2.2 Tujuan Politik Dumping...................................................................4
2.3 Jenis – Jenis Politik Dumping...........................................................4
2.4 Restrukturisasi App Dan Vulture Investor ......................................5
2.5Dumping Dan Perdagangan Internasional.........................................6
2.6Contoh Kasus Politik Dumping Di Indonesia...................................7
2.7Cara Mengatasi Politik Dumping......................................................8

BAB III PENUTUP........................................................................................10

3.1Kesimpulan .......................................................................................10
3.2Saran..................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam ilmu ekonomi dumping merujuk kepada politik atau
kebijakan yang dilakukan dengan jalan menjual produk di luar negeri
lebih murah dari pada dalam negeri. Kebijakan dumping ini bertujuan
untuk menguasai pasar di luar negeri dan untuk menghasilkan produk
lama yang mungkin kurang maju. Praktek dumping merupakan praktek
dagang yang tidak fair karenan bagi negara pengimpor, praktek
dumping akan menimbulkan kerugian bagi dunia usaha atau industri
barang sejenis dalam negeri.
Dengan terjadinya banjir barang dari pengekspor yang harganya
jauh lebih murah daripada barang dalam negeri akan mengakibatkan
barang sejenis kalah bersaing, sehingga pada akhirnya akan mematikan
pasar barang sejenis dalam negeri, yang diikuti oleh dampakk
ikutannya seperti pemutusan kerja masal, penganguran dan
bangkrutnya industri barang sejenis didalam negeri. dengan kata lain
hakekat dumping sebagai praktek curang , bukan hanya karena
dumping dipergunakan untuk sebagai sarana untuk merebut pasaran di
negara lain. Tapi bahkan dapat mematikan perusahaan domestik yang
menghasilkan produk sejenis.

1.2Rumusan Masalah
Seperti yang saya uraikan pada latar belakang saya mengambil rumusan
masalah sebagai berikut:
1. Apakah yang dimaksud dengan politik dumping?
2. Apa tujuan politik dumping?

1
3. Apa saja jenis dari politik dumping?
4. Bagaimana kriteria negara yang menggunakan politik dumping?
5. Bagaimanakah pengaruh Anti Dumping dalam perdagangan
Internasional ?
6. Bagaimanakah cara mengatasi politik dumping?

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1Ekonomi Poitik Anti Dumping


Sejarah kebijakan antidumping sebagai instrumen untuk mencegah
perdagangan yang tidak adil (unfair trade) sebenarnya sudah lama
terjadi. Kanada merupakan negara pertama yang mengintroduksi
regulasi antidumping melalui Act to Amend Customs and Tariif, 1897.
Berikutnya, Selandia Baru mengikuti pada 1905, Australia (1906),
Amerika Serikat (1916), dan Inggris Raya (1921) (Finger, 1993; dalam
Debapriya dan Panda, 2006). Dalam perkembangannya, Uni Eropa,
Kanada, Australia, dan Amerika Serikat dianggap sebagai pengguna
tradisional (traditional users) dari kebijakan antidumping tersebut,
karena negara-negara itu dalam kurun waktu 1990-1995 mengoleksi
sekitar 60% dari total inisiasi pemanfaatan kebijakan antidumping
(Debapriya dan Panda, 2006). Secara internasional, kebijakan
antidumping itu juga dilegitimasi dalam Pasal.

VI aturan GATT/WTO yang mengizinkan penggunaan instrumen


tersebut. Jadi, instrumen antidumping memang diijinkan dan
dilegitimasi oleh organisasi perdagangan dunia. Persoalannya adalah,
meskipun secara jelas antidumping dapat dipakai sebagai instrumen
melawan kebijakan perdagangan yang tidak adil, namun dalam
implementasinya kebijakan itu mudab disalahgunakan sebagai
instrumen proteksi terselubung demi melindungi ekonomi domestik
yang takluk dalam perdagangan internasional (Sapir, 2006).
Sinyalemen ini sangat mungkin terjadi mengingat terdapat beberapa
titik celah pemanfaatan kebijakan antidumping sebagai instrumen
proteksi. Seperti kasus yang dialami oleh industri pulp and paper di

3
Indonesia, AS bisa langsung mengenakan kebijakarn BMAD, padahal
Tim Panel WTO belum selesai melakukan investigasi Pada posisi ini,
industri pulp and paper di Indonesia sangat dirugikah karena
keunggulan komparatifnya menjadi hilang. Artinya, tingkat kompetisi
produknya menjadi turun sehingga tidak bisa melakukan ékspor dalam
jumlah besar. Modus inilah yang memungkinkan instrumen
antidumping berubah menjadi proteksi terselubung.a
2.2 Tujuan Politik Dumping
1. untuk menguasai bangsa pasar luar negeri,
2. mencapai target pemasaran,
3. cuci gudang. Cuci gudang ini dikarenakan lebih baik menjual
barang dengan harga murah dari pada menimbun barang dan
tidak menghasilkan uang.
2.3 Jenis – jenis Politik Dumping
Menurut Jacob Viner, pengamat dan ahli ekonomi dari Kanada
mengatakan, dumping ada tiga bentuk, yaitu :
1. Sporadic Dumping,
Merupakan dumping yang bersifat tidak tetap.
2. Dumping as Intermitent,
Bersifat tidak tetap, tidak berkesinambungan dan dilakukan dalam
kurun waktu yang singkat.
3. Dumping as persistent,
Bersifat tetap dan terus menerus, yang berarti merupakan dumping
bentuk merugikan dan mengandung unsur dan bersifat sengaja dan
direncanakan untuk merebut pangsa pasar produsen barang sejenis
negara tuan rumah. Dan bentuk ketiga inilah yang benar-benar
mengancam produsen dalam negeri.

4
2.4 Restrukturisasi App Dan Vulture Investor
Vulture investor pada dasarnya adalah para investor yang membeli
surat berharga perusahaan-perusahaan yang sedang mengalami
kesulitan finansial atau bahkan yang mengalami kebangkrutan dengan
harga diskon dan kemudian menuai hasil dari investasi tersebut setelah
perusahaan direstrukturisasi atau dari hasil penjualan aset-aset
perusahaan yang bangkrut. Ada empat kata kunci untuk memahami
aktivitas mereka yaitu surat berharga, harga diskon, restrukturisasi, dan
kebangkrutan.
 Sebagaimana kita ketahui, perusahaan-perusahan yang mengalami
kesulitan finansial semasa krisis yang baru lalu pada akhirnya harus
masuk BPPN. Perusahaan tersebut pada umumnya terbelit utang
baik dalam bentuk kredit maupun dalam bentuk surat utang jangka
pendek dan jangka panjang. Karena depresiasi kurs serta jatuhnya
permintaan dan harga produk, jumlah utangnya menjadi tidak
sustainable. Pasak tiba-tiba menjadi lebih besar dari tiang. Pemilik
perusahaan memiliki tiga pilihan: menyatakan perusahaannya
bankrut dan kemudian melikuidasi aset-asetnya,
 melakukan upaya restrukturisasi dan reorganisasi supaya
perusahaan bisa berjalan normal kembali, dan
 menyerahkan perusahaan kepada kreditor atau kepada investor.
Kreditor juga memiliki tiga pilihan serupa yakni menempuh
prosedur kebangkrutan, restrukturisasi atau menjual kreditnya.

Investor pada dasarnya adalah pihak yang berupaya untuk


mengambil keuntungan sebesar-besarnya dari ketiga alternatif proses
tersebut baik melalui cara yang legal maupun ilegal. Vulture secara
aktif akan membeli saham dan atau surat utang dengan harga miring.
Dalam keadaan tertentu kreditur memandang bahwa proses

5
restrukturisasi dan kebangkrutan terlalu rumit dan penuh ketidakpastian
sehingga mereka rela untuk mejual kreditnya kepada vulture dengan
harga 10 sampai 20 cent untuk setiap satu dolar nilai nominalnya.
Artinya, vulture melakukan spekulasi atas nilai sesungguhnya dari
kredit atau surat berharga perusahaan yang mengalami distress. Tapi
tentunya mereka melakukan kalkulasi investasi yang sangat cermat dan
terukur terhadap segala kemungkinan.

2.5Dumping dan perdagangan internasional


Dalam hasil perundingan uruguay dumping diatur dalam annex 1A
yang menjadi bagian intergral dan tidak terpisahkan dari persetujuan
umum tentang perdagangan GATT 1994 dan karenanya harus ditaati
oleh semua negara yang telah meratifikasinya.
Pengertian dumping diatur dalam pasal 2 paragraf 2.1 yaitu for the
purpose of the agreement,a product is to be concidered of being
dumped i.e introcduced into the commerce of another country a less in
than is normal value.terjemahan bebas dari arti tersebut adalah untuk
persetujuan ini,suatu produk dianggap sebagai dumping misalnya dijual
dalam perdagangan negara lain di bawah dari nilai normalnya.
Pengertian dumping dalam kamus ekonomi diartikan sebagai praktek
dagang yang dilakukan ekportir dengan menjual komoditi di pasaran
Internasional dengan harga kurang dari nilai wajar atau lebih rendah
dari pada harga barang tersebut di negerinya sndiri dari pada di jual ke
negara lain pada umumnya praktek ini dinilai tidak adil karena merusak
pasaran dan merugikan negara pesaing di negara pengimpor. Jadi
secara singkta dumping dapat dikatakan barang yang diimport dengan
tingkat harga eksport yang lebih rendah dari nilai normalnya di negara
pengekport.

Suatu negara dapat dikatakan dumping apabila nyata-nyata melakukan :

6
 Adanya produk import yang dijual dengan harga dumping
 Timbulnya kerugian atau ancaman kerugian
 Adanya hubungan secara langsung antar kerugian yang tibul
dengan produk yang dijual dengan harga dumping.

Ketiga persyaratan tersebut harus terpenuhi agar penyelidikan


dumping dapat ditindaklajuti,sekalipun demikian tidak ada yang salah
terhadap dumping apabila terbukti bahwa hanya dumping satu-satunya
bukti,maksudnya meskipun telah menjadi produk import dengan harga
dumping apabila tidak menimbulkan kerugian pada produk-produk
sejenis di negara pengimport tindakan dumping tidak dapat dikenakan
terhadap barang dengan harga dumping tersebut.Bahkan sebasliknya
konsumen diuntungkan karna dapat memilih produk-produk alternatif
lainnya dengan harga relatif lebih murah.

2.6 Contoh Kasus Politik Dumping di Indonesia


Para pengekspor cina mengekspor barang dengan harga yang lebih
rendah dari harga pasar di Indonesia untuk jenis barang yang sama.
Harga pasaran karpet buatan Indonesia seharga Rp.50.000, cina bisa
menjual karpet tersebut dengan harga Rp. 25.000. Harga yang lebih
rendah ini akan menguntungkan Negara pengekspor karena secara
rasional produknya akan digemari di Indonesia dan ini akan
memberikan multiplier yang positif dan besar bagi perekonomian
Negara pengekspor.

Indonesia jelas dirugikan dengan politik ini. Akan tetapi kalau


Indonesia melakukan politik dumping ke Negara lain, seumpama
Indonesia mengekspor barang ke Australia dan menerapkan politik

7
dumping, Indonesia sendiri pun diuntungkan. Karena dalam hal ini
Indonesia menjadi Negara pengekspor.

Indonesia sendiri tidak lepas dari isu dumping. Pada pertengahan


tahun 2010, isu politik dumping soal lembaran kaca bening (certain
clean loat glass) dituduhkan Australia pada tiga perusahaan kaca di
Indonesia, yaitu PT. Ashahimas Flat Glass, PT. Tossa Sakti dan PT.
Mulia Glass. Ketiga perusahaan ini dituduh sebagai penyebab kerugian
perusahaan kaca Australia. Indonesia pun dikenakan bea anti dumping,
tapi itu tidak menjadi masalah bagi Indonesia karena Indonesia
menguasai 25% pangsa pasar kaca di Australia dengan nilai $USD 442
dan kuantitasnya mencapai 4.500 ton per hari.

Kementerian Perdagangan membantah menggunakan politik


dumping pada harga komoditas dan pangan. Hal itu dibuktikan dengan
adanya UU Perdagangan pada pasal 67 sampai 72 mengenai
perlindungan pengamanan perdagangan.Pemerintah pun akan bersikap
tegas melakukan tindakan antidumping dan countervailing duty. Hal itu
untuk mengatasi praktik perdagangan tidak sehat.

2.7Cara mengatasi politik dumping


Di Indonesia dibuat Undang-Undang kepabeanan (UU No 10
Thn 1995) dalam pasal 18,19 dan 20 untuk mengatur dumping. Dalam
pasal 18 adanya bea masuk anti dumping yang dikenakan terhadap
barang impor. Dalam pasal 19 mengatur besar kecilnya bea masuk
yang dikenakan tersebut sebesar selisih antara nilai normal dengan
harga ekspor dari barang tersebut. Sedangkan pasal 20 mengenai
ketentuan pesyaratan dan tata cara pengenaan bea masuk. Dan bea
masuk sendiri terbagi atas dua, Yaitu :
A. Bea Masuk Anti Dumping

8
Bea Masuk Anti dumping dikenakan terhadap barang dumping yang
menyebabkan kerugian bagi industri dalam negeri. Besarnya Bea
Masuk Antidumping adalah setinggi-tingginya sama dengan margin
dumping yaitu selisih antara nilai normal dengan harga ekspor dari
barang dumping. Nilai normal adalah harga yang sebenarnya dibayar
atau akan dibayar untuk barang sejenis di pasar domestik negera
pengekspor untuk tujuan konsumsi.
B. Bea Masuk Imbalan
Bea Masuk Imbalan dikenakan terhadap barang yang mengandung
subsidi yang menyebabkan kerugian bagi industri dalam negeri
Besarnya Bea Masuk Imbalan adalah setinggi-tingginya sama
dengan subsidi neto. Subsidi neto adalah selisih antara subsidi
dengan :
 Biaya permohonan, tanggungan atau pungutan lain yang
dikeluarkan untuk memperoleh subsidi, dan/atau
 Pungutan yang dikenakan pada saat ekspor untuk pengganti
subsidi yang diberikan kepada barang ekspor tersebut dsalam hal
importasi barang yang bersangkutan dapat dikenakan bea masuk
anti dumping dan bea masuk imbalan secara bersamaan, maka
harus dikenakan salah satu yang tertinggi.

9
BAB III

PENUTUP

3.1Kesimpulan
Politik dumping merupakan salah satu jenis kebijakan dari
pelaksanaan perdagangan internasional. Negara yang menggunakan dan
mengenalkan politik dumping adalah Jepang. Tidak banyak negara
yang menggunakan kebijakan politik dumping, karena kebijakan ini
memiliki banyak tidak disenangi oleh banyak negara karena dapat
merugikan negara yang menjadi sasarannya. Politik dumping
merupakan masalah global yang sampai sekarang ini masih membudaya
di kalangan pengindustrian dunia, Penjualan dengan harga lebih murah
di negara lain dari pada di negara sendiri adalah ciri yang paling
menonjol pada politik dumping.
Berbagai peraturan telah di buat oleh negara-negara di dunia untuk
meminimalisir maraknya politik dumping, berbagai cara dan upaya pun
dilakukan untuk mencari efek jera dan menumbuhkan kesadaran
kepada oknum-oknum tersebut bahwa politik dumping merupakan
politik yang sangat merugikan, baik merugikan secara finansial maupun
merugikan kedaulatan suatu produk dalam negeri.

3.2 Saran
Menurut kami, seharusnya kita sadar atas praktek politik dumping
yang sangat merugikan. alangkah baiknya apabila kita lebih
mengahargai, membanggakan, dan membeli produk yang dihasilkan
dari dalam negeri sendiri dibandingkan dengan produk impor yang pada
kenyataannya kualitas yang diberikan tidak sesuai dengan standar
keamanan, kesehatan, dan keawetannya. Indonesia merupakan negara
yang kaya akan Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Alamnya,

10
tentunya hal itu dapat membuat negara ini menjadi negara yang lebih
baik lagi dalam mengembangkan perekonomian dan kesejahteraan
rakyatnya.Jangan langsung tergiur dengan harga barang yang murah
hanya karena ingin memuaskan hasrat konsumtif anda, perhatikanlah
selalu kualitas dari produk tersebut dan mari kita bangun negara ini agar
potensi dalam negeri berkembang dan dapat bersaing dalam
perdagangan internasional.

11
DAFTAR PUSTAKA

https://www.kompas.com/skola/read/2020/11/12/130000769/definisi-dan-
regulasi-antidumping-di-indonesia?page=all

Yustika ,Ahmad. 2020. EKONOMI POLITIK Pijakan Teoritis dan Kajian


Empiris. Jawa Timur: Intrans Publishing

12

Anda mungkin juga menyukai