PENDAHULUAN
1 Prof. Drs. Budi Winarno, MA, PhD.Etika Pembangunan, (Yogyakarta: Center for
Academic Publishing Service,2013), hlm. 220
pendaftaran Rp 35.000/Orang dengan iuran Rp 5.000/bulan, dengan iming-iming harus
membayar karena kuota sudah penuh, supaya bisa sisipan masyarakat harus membayar supaya
bisa menjadi anggota KIS. Kenyataannya sampai sekarang, KIS belum diterima oleh warga.
Mata pencaharian hampir seluruh keluarga di Desa ini adalah sebagai pemulung,
walaupun mereka bekerja menjadi pemulung, semangat mereka untuk menyekolahkan anak
mereka sangat luar biasa, hal ini bisa dilihat karena semua anak-anak di Desa ini bersekolah
dan pendidikan paling rendah adalah SMA, walaupun mereka bekerja sebagai pemulung
mereka juga menyekolahkan anak-anak mereka ke perguruan tinggi negri, hal yang sangat
disayangkan disini kurangnya perhatian pemerintah dalam memberikan bantuan dana BOS ke
pada anak-anak pemulung ini, Karena berdasarkan hasil Survei wawancara, anak yang
sekolah di Desa ini tidak pernah mendapatkan Bantuan Dana Bos oleh pemerintah.
Hal yang paling disedihkan adalah ketika instansi pemerintah yang memiliki tujuan
politik yang menjelang pilkada datang ke Desa ini dengan memberikan janji-janji palsu akan
memberikan KIS, KIP, Raskin, uang untuk modal berternak, tapi tidak pernah sampai
ketangan masyarakat di Desa ini. Contohnya saja Hary Tano memberikan kartu identitas
kepada masyarakat di Desa ini untuk memilih dia nanti ketika mencalon pemimpin, yang
dijanjikan barang siapa yang memiliki kartu identitas tersebut akan mendapatkan rezeki
berupa uang untuk modal berternak, tetapi semua nya hanya janji-janji palsu.
Menurut masyarakat di Desa ini bantuan dari pemerintah itu pasti ada, tetapi pasti ada
oknum-oknum tertentu yang memiliki kepentingan pribadi yang tidak menyalurkan bantuan
itu kepada Masyarakat, masyarkat di peralat dengan selalu di datangi untuk meminta data dan
tanda tangan, tapi tidak pernah mendapatkan bantuan apapun.
Data dan informasi kemiskinan yang akurat dan tepat sasaran sangat diperlukan untuk
memastikan keberhasilan pelaksanaan serta pencapaian tujuan atau sasaran dari kebijakan
dan program penanggulangan kemiskinan, baik di tingkat nasional, maupun tingkat
kabupaten/kota.
1.2 Rumusan Masalah
2.1 Permasalahan ap saja yang sedang terjadi pada Desa Karya 7 Prasejahtera 1 Kampung
Baru Medan Helvetia?
2.2 Bagaimana Kebijakan Pemerintah Dalam Mengatasi Masalah Kemiskinan?
Nara sumber ibu Juwita Br Purba, ibu Kesni Br Siregar dan ibu-ibu laiinya yang berada pada
saat penelitian.
Permasalahan yang sedang terjadi pada Desa Karya 7 Prasejahtera 1 Kampung Baru Medan
Helvetia adalah:
1.Adanya seorang narasumber yang mengatakan bahwa akan diberikannya bantuan bagi
masyarakat miskin tetapi dengan syarat membawa pas photo,kk,dan ktp, akan tetapi
masyarakat belum tahu dengan jelas dari mana bantuan tersebut diberikan ,dari pemerintah
ataukah dari oknum tertentu. tetapi karena iming-iming adanya bantuan akan disalurkan
untuk membantu masyarakat yang berupa bantuan pakan ternak dan sejumlah dana/uang
banyak masyarakat yang mau ikut dalam pembuatan kartu (KIS). tetapi sampai pada saat ini
bantuan tersebut tidak pernah didapatkan masyarakat. Padahal untuk membuat kartu KIS
tersebut masyarakat yang ingin membuat harus melakukan pendaftaran dengan membayar Rp
35.000 dan dengan iuran Rp 5.000/bulan.
2. Datangnya utusan dari salah satu partai politik yaitu partai perindo kesalah satu rumah
pendukung parpol tersebut yang menyampaikan akan adanya bantuan modal yang diberikan
kepada masyarakat tetapi harus memberikan pas photo, kk, ktp dan kartu rumah tangga
sebagai syarat untuk membuat kartu anggota partai tersebut tetapi setelah semua syarat telah
diberikan masyarakat sampai sekarang belum diberikan modal dan belum ada konfirmasi
dari pihak parpol tentang bantuan tersebut, padahal kartu anggota tersebut telah dibuat
masyarkat dari bulan Desember tahun lalu.
Masyarakat berpendapat bahwa semua itu hanyalah tipu muslihat yang dibuat oleh parpol
tersebut untuk menarik masyarakat masuk dalam permainan politik saja, masyarakat merasa
kecewa dan dibodohin dengan semua iming iming yang diberikan baik dari pemerintah /
oknum tertentu yang hanya mengambil keuntungan ditengah kesusahan mereka.
3. Masih banyak dari masyarakat didesa tersebut yang belum mendapatkan bantuan dari
pemerintah, baik itu dalam bentuk kesehatan, pendidikan dan lainnya, yang mereka dapatkan
hanyalah harapan-harapan palsu yang mengatakan akan adanya bantuan yang akan datang
tapi sampai pada saat ini mereka belum merasakannya.