Anda di halaman 1dari 1

Mungkin kita sering menjumpai pedagang asongan sewaktu kita sedang berjalan di

jalanan, di persimpangan lampu merah, di terminal, di stasiun dan tempat-tempat


keramaian lainnya. Pedagang asongan pun menjual berbagai macam dagangan dengan
harga yang sedikit lebih murah dibanding di warung ataupun toko. Biasanya yang
mereka jual adalah rokok, permen, minuman ringan. Ada juga yang berjualan makanan,
seperti lontong, nasi dan beberapa gorengan.Dengan adanya pedagang asongan, orang
yang membutuhkan dagangan mereka pun ikut merasa beruntung. Contoh, kita sedang
naik mobil dan kehausan kemudian berhenti ketika lampu merah sedang menyala.
Disaat itu pula ada pedagang asongan yang menghampiri dan menjajakan dagangan air
mineral kepada kita. Sehingga kita tidak perlu repot-repot untuk berhenti dan turun dari
kendaraan untuk sekedar membeli air mineral.

Mereka harus menjual barang dagangannya paling tidak hingga balik modal agar
esoknya bisa berjualan lagi. Mendapat keuntungan sedikit saja mungkin mereka susah
senang karena bisa mencukupi kebutuhannya masing-masing. Belum lagi mereka harus
"kucing-kucingan" dengan petugas Pamong Praja. Karena kehadiran pedagang asongan
mengurangi keindahan jalanan yang seharusnya bebas dari pedagang dan pengemis.
Pedagang asongan pun banyak beseliweran di sekitar persimpangan sehingga dapat
menyebabkan kemacetan. Tentunya ini juga membahayakan pengendara ataupun
pedagang asongan itu sendiri.
Banyaknya pedagang yang ada di kota-kota besar membuat persaingan antara pedagang
asongan pun kian ketat. Tak jarang mereka berebutan lahan untuk berjualan sehingga
bisa menimbulkan cek-cok sesama pedagang asongan. Maka diperlukan suatu peraturan
ataupun etika yang mengatur para pedagang asogan. Walaupun profesi pedagang
asongan ini bersifat informal namun perlu adanya suatu etika untuk sesama pedagang
asongan.
* Tidak menggangu pengendara yang sedang melaju.
* Menempati lahan berjualan yang tetap, jadi tidak pindah-pindah lahan.
* Menghormati lahan berjualan pedagang lain.
* Tidak menyerobot lahan berjualan pedagang lain.
* Menawarkan dagangan secara baik kepada konsumen dan tidak memaksa untuk
membeli dagangannya.
Sebenarnya, Pemkot ataupun Pemda sudah menerapkan aturan atau etika kepada
pedagang asongan, yaitu dilarang berjualan di sekitar bahu jalan ataupun persimpangan
lampu merah. Nah, jika pada saat dilakukan razia lalu masih terlihat pedagang asongan
berjualan di bahu jalan atau persimpangan lampu merah maka mereka akan diamankan
serta barang dagangan mereka akan di sita oleh petugas. Makanya, jangan heran tibatiba ada razia dari Pemkot, para pedagang asongan pun kocar kacir melarikan diri dari
kejaran petugas demi menyelematkan barang dagangannya.
Begitu sulitnya kehidupan para pedagang asongan untuk memenuhi kebutuhannya.
Tidak jarang mereka mengalami kerugian karena barang dagangannya kebasahan, di
minta paksa oleh preman sekitar tempat mereka berjualan dan tertangkap oleh petugas
yang sedang melakukan razia. Itulah sekelumit tentang profesi pedagang asongan
berikut etikanya dalam berjualan.

http://herdiananantaputra.blogspot.co.id/2011/04/mungkin-kita-seringmenjumpai-pedagang.html

Anda mungkin juga menyukai