Anda di halaman 1dari 13

Kelompok : 1 (Satu)

Nama
:
Mashuri Akbar
(140903003)
Riana
(140903005)
Delfi Ulan Dari
(140903015)
Marlina
(140903020)
Indah Permatasari
(140903024)
Muhammad Khairuddin
(140903030)
Fadhilah Nur Yuslima Alfarisi S (140903039)
Ika Handayani Br.Marpaung (140903043)
Dewi Kumala Sari
(140903049)
Sal Sabila
(140903056)
AndrySidiq
Syahputra Lbs

(140903139)

Tema : REFORMA AGRARIA


Judul : Konflik Petani Dengan
Perhutani
(Studi Kasus di Desa Genteng
Kecamatan Sukasari Kabupaten
Sumedang)

Reforma agraria pada prinsipnya untuk


mengatasi persoalan sosial ekonomi pedesaan
yang terkait dengan penguasaan tanah dan
sumber daya alam. Restrukturisasi
penguasaan, penggunaan dan pemanfaatan
tanah dan kekayaan alam adalah unsur
penting dari program reforma agraria.
Tujuannya, agar tidak terjadi konsentrai
penguasaan dan pemaafaatan tanah dan
kekayaan alam, memastikan hak rakyat atas
tanah dan kekayaan alam serta menjamin
keberlangsungan dan kemajuan sistem
produksi rakyat.

Konsep reforma agraria adalah suatu konsep


untuk menjawab permasalahan yang dihadapi
oleh petani dan rakyat miskin yaitu kesenjangan
akses dan kepemilikan tanah. Reforma agraria
dilakukan dengan mendistribusikan tanah kepada
petani yang tidak memiliki tanah atau yang
tanahnya sempit. Reforma agraria berkaitan erat
dengan reforma ekonomi politik suatu Negara,
walaupun seakan-akan konsep tersebut hanya
untuk menjawab permasalahan petani miskin,
tetapi pengimplementasian konsep tersebut akan
mempengaruhi seluruh elemen masyarakat,
terutama para pemilik modal dan Negara.

Terdapat Empat Model Utama Dalam Reforma Agraria,


Yaitu :
1.Radikal landreform, tanah milik pemilik modal diambil
alih Negara tanpa ganti rugi, model ini diterapkan di
Negara-negara komunis seperti Rusia.
2.Land colonization, tanah pemilik modal diduduki oleh
petani seperti yang terjadi di Brazil.
3.Land right restitution, tanah-tanah yang dulu diambil
alih oleh warga kulit putih diambil alih lagi oleh warga
kulit hitam seperti yang terjadi di Afrika Selatan.
4.Market based/assisted land reform, model ini
diterapkan dengan tujuan untuk menghindari sentakansentakan politik.

Terselenggaranya Reforma Agraria tentu memiliki


maksud dan tujuan tertentu. Adapun maksud dan
tujuan tersebut adalah sebagai berikut:
Maksud Reforma Agraria
Menciptakan sumber sumber kesejahteraan
masyarakat yang berbasis agraria
Menata kehidupan masyarakat yang lebih berkeadilan
Meningkatkan berkelanjutan sistem kemasyarakatan
kebangsaan dan kenegaraan indonesia, serta
Meningkatkan harmoni kemasyarakatan

Tujuan Reforma Agraria


Reforma agraria (landreform) juga memiliki beberapa
tujuan, diantaranya sebagai berikut:
1. Menata kembali ketimpangan struktur penguasaan
dan penggunaan tanah ke arah yang lebih adil.
2.Mengurangi kemiskinan.
3.Menciptakan lapangan kerja.
4.Memperbaiki akses rakyat kepada sumber-sumber
ekonomi (terutama tanah).
5.Mengurangi sengketa dan konflik pertanahan.
6.Memperbaiki dan menjaga kualitas lingkungan hidup.
7.Meningkatkan ketahanan pangan.

Program Reforma Agraria yang dicanangkan


pemerintah merupakan suatu program yang terdiri dari
kegiatan-kegiatan pengembangan kapasitas subyek
Reforma Agraria (petani miskin). Pengembangan
kapasitas subyek Reforma Agraria dapat diartikan
sebagai upaya meningkatkan kemampuan masyarakat
untuk dapat mengatasi keterbatasan yang membatasi
kesempatan hidup mereka, sehingga memperoleh hak
yang sama. Melalui pengembangan kapasitas,
masyarakat akan lebih mandiri dalam meningkatkan
kualitas hidup dan kesejahteraannya.

Sedangkan yang menjadi obyek dari


Reforma Agraria yaitu tanah. Tanah
merupakan
komponen
dasar
dalam
Reforma Agraria. Pada dasarnya tanah
yang ditetapkan sebagai obyek Reforma
Agraria adalah tanah-tanah Negara dari
berbagai sumber yang menurut peraturan
perundang-undangan
dapat
dijadikan
sebagi obyek Reforma Agraria.

Studi Kasus Konflik Petani dengan Perhutani di Desa


Genteng Kecamatan Sukasari Kabupaten Sumedang
konflik yang terjadi diakibatkan oleh perbedaan
kepentingan lahan antara petani Desa Genteng
dengan Perhutani. Petani yang menginginkan lahan
Perhutani dikelola, khususnya pengelolaan secara
intensif yang dilatarbelakangi oleh motif ekonomi.
Berbeda dengan Perhutani, mereka ingin menjaga
hutan agar tetap lestari demi generasi yang akan
datang. Perhutani juga tidak ingin kerusakan hutan
yang ada di Timur Manglayang semakin rusak parah
karena bisa berdampak pada orang lain, seperti banjir
atau erosi tanah.

Petani yang ada di Desa Genteng


membutuhkan tanah untuk bertani karena
mereka hanya punya kamampuan bertani
untuk menyambung hidup. Perhutani juga
bertanggung jawab untuk menjaga hutan
agar tetap lestari. Kedua kepentingan ini
menjadikan sebuah konflik antara petani
yang ada di Desa Genteng dengan
Perhutani.

ada di Desa Genteng ada dua caranya, yaitu yang


pertama adalah menjalankan landreform. Bila
memang landreform menjadi solusi yang akan
dijalankan oleh pemerintah maka ada hal yang
harus diperhatikan yaitu kondisi hutan. Hutan
yang semakin tergerus ekologinya menjadi
pertimbangan utama agar tidak terjadi banjir
disaat musim hujan dan kekeringan di saat
kemarau.Kedua adalahpetani yang ada di Desa
Genteng terkhusus yang berkaitan langsung
dengan konflik bisa dialih profesikan. Selama ini
masyarakat hanya berfokus pada pertanian dan
membuat kebutuhan lahan juga sangat tinggi.
Dengan pengembangan potensi yang dimiliki
oleh masyarakat maka ketergantungan terhadap
lahan juga semakin berkurang sehingga konflik
antara
petani
dengan
Perhutani
dapat

Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai