Anda di halaman 1dari 8

UNIVERSITAS JEMBER FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PPROGRAM MAGISTER ILMU ADMINISTRASI (MIA) =========================================== Mata

kuliah Dosen Sifat : Teori Politik Pembangunan : Drs. Himawan Bayu Patriadi, MA., Ph.D. : Take home exam! Dikumpulkan dalam bentuk soft-file melalui Koordinator Pak Sigit dan diemailkan ke saya (hbpatriadi@yahoo.com) paling lambat hari Kamis, 17 Januari 2013.

Soal-soal Ujian Akhir Semester (UAS) : 1. Pada tahun 1950-an terdapat optimisme yang tinggi tentang prospek model pembangunan yang berorientasi pada pertumbuhan ekonomi (growth). Namun dalam perkembangannya model growth tidak bisa sepenuhnya menjawab permasalahan pembangunan di dunia ketiga. Jelaskan substansi model pembangunan yang berorientasi pada growth tersebut dan jelaskan pula model-model pembangunan alternatif lainnya yang muncul sebagai kritik terhadap model growth tersebut! 2. Bagaimana perubahan pandangan terhadap kaum miskin berkaitan dengan pembangunan? Dan apa argumen untuk membantu kaum miskin dalam konteks pembangunan secara umum? Jelaskan dengan disertai contoh! 3. Pembangunan juga dipengaruhi oleh globalisasi. Sementara globalisasi mempunyai sisi positif maupun negatif bagi pembangunan. Bagaimana pandangan anda terhadap globalisasi dikaitkan dengan pembangunan? Jelaskan secara argumentatif disertai contoh!

1.

Pada tahun 1950-an terdapat optimisme yang tinggi tentang prospek model pembangunan yang berorientasi pada pertumbuhan ekonomi ( growth). Namun dalam perkembangannya model growth tidak bisa sepenuhnya menjawab permasalahan pembangunan di dunia ketiga. Jelaskan substansi model pembangunan yang berorientasi pada growth tersebut ! a. Substansi Growth model pembangunan yang lebih menekankan pada pertumbuhan ekonomi mendasarkan pada pendapatan nasional perkapita dilakukan melalui pembentukan modal asing dan industrialisasi agar dapat setara dengan negara maju, Tingkat pendapatan perkapita tidak sepenuhnya mencerminkan tingkat kesejahteraan dan tingkat pembangunan suatu negara, karena statistis dalam menghitung pendapatan perkapita dalam nilai mata uang sendiri maupun mata uang asing, terjadi penafsiran yang salah / terlalu rendah terhadap negara miskin karena jenis-jenis kegiatan di negara miskin terdiri dari unit-unit kecil dan tersebar di berbagai pelosok sehingga tidak dimasukkan dalam variabel perhitungan, nilai tukar resmi mata uang suatu negara dengan valuta asing tidak mencerminkan perbandingan harga kedua negara, walaupun dalam teori dikatakan nilai tukar ini menyatakan harga Substansi model pembangunan ini dimaksudkan keinginan negara untuk mengejar ketinggalan, pertumbuhan penduduk, adanya keharusan negara maju untuk membantu Negara yang sedang berkembang, dan adanya perikemanusiaan terhadap Negara yang sedang berkembang. Substansi Growth model pembangunan yang lebih menekankan pada pertumbuhan ekonomi dengan meningkatnya GDP riil perkapita diharapkan masalah-masalah kemiskinan, pengangguran dan ketimpangan distribusi pendapatan dapat terpecahkan dengan sendirinya (trickle down effect). Kelemahan pada substansi ini dikarenakan lemahnya statistic Negara terbelakang yaitu statistis dalam menghitung pendapatan perkapita dalam nilai mata uang sendiri maupun mata uang asing, serta beberapa hal yang usaha yang memaksakan dan tidak mencerminkan potensi yang sebenarnya dimiliki oleh Negara tersebut. Model ini tidak berhasil, karena begitu kompleksnya permasalahan ekonomi sosial, politik dan kemanan yang dihadapi pemerintah dan ingin diselesaikan secara bersama-sama dan simultan.

Model-model pembangunan alternatif lainnya yang muncul sebagai kritik terhadap model growth 1) Model Pembangunan Kebutuhan Dasar/Kesejateraan (Basic Needs) Model ini mencoba memecahkan masalah kemiskinan secara langsung dengan memenuhi segala kebutuhan dasar masyarakat khususnya masyarkat miskin misal dengan memenuhi kebuthan sandang, pangan, perumahan, serta akses terhadap pelayanan publik seperti pendidikan, kesehatan, air bersih, transportasi, dll. Contoh : Perumahan ex. KPR BTN, Pendidikan ex. Wajib belajar 9 tahun SD Inpres (imbas dari top Down), Kesehatan ex. Puskesmas 2) Model Pembangunan yang Berpusat pada Manusia (People Centered) Fokus sentral proses pembangunan peningkatan perkembangan manusia dan kesejahteraan manusia, persamaan dan sustainability. Model ini berwawasan lebih jauh dari sekedar angka pertumbuhan GNP atau pengadaan pelayanan sosial. Ex. Empowering/pemberdayaan. Peranan pemerintah sebagai fasilitator: menciptakan`lingkungan sosial yang memungkinkan manusia untuk`berkembang, yaitu lingkungan sosial yang mendorong`perkembangan manusia dan aktualisasi potensi manusia secara lebih besar. 3) Model Pertumbuhan dan Pemerataan (Growth and Equity) Pendekatan ini memiliki aspek umum, yakni semuanya berkembang dari kepercayaan bahwa model pembangunan tradisional yang bertumbu pada pertumbuhan GNP tidak akan memberi keuntungan segera pada mereka. Kemiskinan yang terjadi bukan disebabkan karena kesalahan si miskin tersebut, melainkan karena elit-elit pemerintah yang sedang berkuasa. Oleh sebab itu dimensi sosial politik sangat penting untuk diperhatikan dalam pembangunan 4) Model Pembangunan Teori Kritik Pandangan Teori Kritik yang meletakkan masyarakat sebagai subyek perubahan sosial dan pembangunan telah memberi pengaruh pada pandangan yang meletakkan masyarakat sebagai subyek pendidikan, serta penelitian sosial. Atas dasar prinsip tersebut telah lahir berbagai metodologi partisipatori dalam berbagai aspek, seperti pengembangan masyarakat model partisipatif, yakni suatu proses kombinasi pendidikan, penelitian dan aksi sosial yang meletakkan masyarakat sebagai subyeknya

5) Teori Ketergantungan (Dependency) Para teoritisi ketergantungan berpendapat bahwa pembangunan pada hakekatnya merupakan sebuah proses yang menciptakan ketidakseimbangan, sementara bangsabangsa kaya semakin kaya dan makmur, sementara bangsa-bangsa lainnya secara tak terelakkan bertambah miskin. Teori ketergantungan memahami keterbelakangan sebagai hal yang tertanam secara kuat di dallam struktur-struktur politik tertentu. Berbagai kebijakan perbaikan yang dibela oleh modernisasi tidak pernah dapat berfungsi karna kebijakan-kebijakan tersebut tidak menangani berbagai hal penyebab yang menjadi akar masalah yang bersangkutan 6) Model pembangunan Neo-Liberal Ekonomi neoliberal mengacu pada filosofi ekonomi-politik akhir-abad keduapuluhan, sebenarnya merupakan redefinisi dan kelanjutan dari liberalisme klasik yang dipengaruhi oleh teori perekonomian neoklasik yang mengurangi atau menolak faktor penghambat oleh pemerintah dalam ekonomi domestik karena akan mengarah pada penciptaan Distorsi dan High Cost Economy yang kemudian akan berujung pada tindakan koruptif. Paham ini memfokuskan pada pasar bebas danperdagangan bebas merobohkan hambatan untuk perdagangan internasional dan investasiagar semua negara bisa memperoleh keuntungan dari meningkatnya standar hidupmasyarakat atau rakyat sebuah 2. dengan pembangunan Jawab: Perubahan pandangan dari objek pasif menjadi aktor independen, 1). Hampir tidak tersentuh dalam konsep teori Dimana meningkatkan income bukan merupakan tujuan akan tetapi lebih sebagai sarana untuk memperbaiki human welfare atau kesejahteraan manusia dengan meningkatkan kemampuan, skill masyarakat miskin sehingga mereka dapat mandiri dengan kesempatan kerja, kemampuan dan skil yang dimiliki dapat meningkatkan income mereka, atau menempatkan manusia terutama sebagai input dari proses produksi. Dengan kata lain pembangunan itu dilaksanakan oleh masyarakat. Tanpa partisipasi masyarakat tidak ada negara dan modernisasi melalui peningkatan efisiensiperdagangan dan mengalirnya investasi. Bagaimana perubahan pandangan terhadap kaum miskin berkaitan

pembangunan.

Kepada

masyarakat

juga

harus

ditanamkan

kesadaran,

bahwa

pembangunan itu oleh dan untuk masyarakat. 2). Sebagai objek pasif atau client Selama ini masyarakat tidak pernah dilibatkan dalam proses pembangunan dari mulai perencanaan sampai dengan evaluasi. Kalaupun terlibat seringkali hanya dalam proses pelaksanaannya saja, itupun terbatas hanya pada kelompok masyarakat tertentu (tokoh, kaum laki laki dan sebagainya). Menjadikan mereka lebih sebagai objek, atau sebagai patner mitra kerja yang memiliki kemampuan dengan peningkatan kemampuan berpikir dan ketrampilan yang dimiliki. 3). Dianggap visible and living Pembangunan lebih banyak dilakukan oleh pihak luar (pemerintah dan lembaga lain). Sehingga masyarakat hanya menjadi objek (sasaran) pembangunan, tetapi tidak diberi kesempatan untuk membangun, sehingga dalam ini perubahan anggapan bahwa kaum miskin yang dahulunya dianggap terbelakang, objek pasif, tidak terlihat dan sesuatu yang hidup dan berguna dengan menghargai keunikan, kemampuan yang dimiliki setiap masyarakat. Dalam masyarakat yang belum maju atau karena keadaan alam yang tidak memungkinkan adanya inisiatif langsung dari masyarakat, diperlukan adanya initiatif dari pemerintah, namun penyelenggaraannya juga atas nama masyarakat dan karena itu harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat sebagai pemilik negara. Dalam proses selanjutnya harus diupayakan menjadi bagian dari kehidupan masyarakat. Pembanguna juga untuk masyarakat, karena proses pelaksanaan dan hasil dari pembangunan itu tidak boleh bertentangan dengan kepentingan mereka. Dengan kata lain, dalam model pembangunan yang berpusat pada manusia ini, manusia ditempatkan sebagai subjek, yang sekaligus juga sebagai objek pembangunan Dan apa argumen untuk membantu kaum miskin dalam konteks pembangunan secara umum? Jelaskan dengan disertai contoh! Jawab: Dengan memperbaiki akses yang dimiliki pada pelayanan dasar, seperti akses pelayanan pendidikan, karena pendidikan penting karena dengan mengingat manfaatnya dalam jangka panjang yang merupakan cara efektif bagi kaum miskin untuk keluar dari kemiskinan,

melalui pendidikan gratis atau beasiswa bagi masyarakat miskin. Selain pendidikan juga akses terhadap pelayanan kesehatan, status kesehatan baik akan meningkatkan produktivitas dalam bekerja dan berusaha bagi masyarakat miskin, hal ini memungkinkan mereka lebih meningkatkan pendapatan tinggi. Memberdayakan penduduk miskin menjadi sangat penting untuk meningkatkan efektivitas dan keberlanjutan penanggulangan kemiskinan, melalui pembangunan inklusif yang mengikutsertakan dan sekaligus memberi manfaat kepada seluruh masyarakat, dengan mengikutsertakan masyarakat didalamnya melalui organisasi dan partisipasi dalam semua aspek yaitu aspek politik, ekonomi dan sosial. Pembangunan produktif kaum miskin melalui pengenalan orientasi sesuai keahlian yang dimiliki, karena kita ketahui tidak semua mampu menggunakan teknologi tinggi sehingga banyak diantara mereka menganggur sehingga kemiskinan yang semakin meningkat. Penciptaan titik-titik pertumbuhan dipedesaan, dengan menyalurkan dana pemerintah pusat bagi pemerintah daerah (sepertu DAU, DAK dll) agar dana tersebut dapat dilaksanakan dan tepat sasaran melalui bimbingan teknis oleh pemerintah pusat melalui propram-program yang disesuaikan dengan karakteristik yang dimiliki masyarakat didaerah tersebut. Memasukkan usaha-usaha didaerah pedesaan pinggir kota kedalam daerah perkotaan, melalui produktivitas non pertanian didaerah pedesaan, karena kreativitas yang dimiliki pedesaan bernilai ekonomis tentu dalam hal ini juga perlu bantuan dari masyarakat demi tercapainya keberhasilan. Contoh : Penciptaan titik-titik pertumbuhan dipedesaan, dengan menyalurkan dana pemerintah pusat bagi pemerintah daerah (sepertu DAU, DAK dll) agar dana tersebut dapat dilaksanakan dan tepat sasaran melalui bimbingan teknis oleh pemerintah pusat melalui propram-program yang disesuaikan dengan karakteristik yang dimiliki masyarakat didaerah tersebut. Seperti membangun pusat pasar pedagang kaki lima yang didukung oleh infrastruktur yang memadai, ifrastruktur diperlukan untuk mendukung berjalannya titik-titk pertumbuhan ekonomi. Bisa juga dengan memberikan ketersediaan teknologi pertanian dengan harga yang terjangkau sehingga masyarakat dapat meningkatkan produktivitasnya.

3.

Bagaimana pandangan anda terhadap globalisasi dikaitkan dengan pembangunan? Jelaskan secara argumentatif disertai contoh! Globalisasi mengandung beberapa pengartian : Liberalisasi: Globalisasi juga diartikan dengan semakin diturunkankan batas antar negara, misalnya hambatan tarif ekspor impor, lalu lintas devisa, maupun migrasi. Universalisasi: Globalisasi juga digambarkan sebagai semakin tersebarnya hal material maupun imaterial ke seluruh dunia. Pengalaman di satu lokalitas dapat menjadi pengalaman seluruh dunia. Westernisasi: Westernisasi adalah salah satu bentuk dari universalisasi dengan semakin menyebarnya pikiran dan budaya dari barat sehingga mengglobal. Hubungan transplanetari dan suprateritorialitas: Arti kelima ini berbeda dengan keempat definisi di atas. Pada empat definisi pertama, masing-masing negara masih mempertahankan status ontologinya. Pada pengertian yang kelima, dunia global memiliki status ontologi sendiri, bukan sekadar gabungan negara-negara. Globalisasi jika dilihat sebagai sarana dari perkembangan teknologi informasi dan pengetahuan, dimana dengan adanya globalisasi masyarakat menjadi semakin berkembang ke arah yang lebih baik dan maju, tentu globalisasi menjadi hal yang positif atau baik. Namun apabila ternyata keberadaan globalisasi malah menggerus identitas masyarakat tersebut dan atau lebih buruk mengganggu eksistensi maupun kedaulatan, maka globalisasi menjadi hal yang negative karena menjadikan mereka semakin bergantung satu sama lain. Menurut saya globalisasi merupakan kapitalisme yang terselubung, dimana Negara-negara yang kuat dan kaya merupakan pengendalinya sedangkan Negara-negara kecil menjadi semakin tidak berdaya karena mereka tidak mampu bersaing didalamnya, karena apa globalisasi cenderung memiliki dampak besar terhadap perekonomian dunia secara luas. Hubungan internasional Efek dari globalisasi juga luas berdampak pada bidang-bidang lain yaitu lingkungan, budaya dan agama. Pembangunan dalam konteks global merupakan pembangunan komprehensif tanpa menapikan salah satu bagian yang ada di sekitarnya, termasuk masyarakat didalamnya. Pembangunan yang menyeluruh harus didirikan dan member manfaat bahwa kebangkitan tidak mungkin terjadi jika mematikan salah satu di antaranya. Dalam pembangunan fisik, sering kali sangat parsial, terlebih jika isu ini ditarik pada wilayah-wilayah lokal. Maka ironisme ini akan sangat nampak jelas ketika wacana

pembangunan yang dikedepankan, namun bagi pihak lain adalah merupakan kematian. Pembangunan yang sangat parsial ini bagi sebagian kalangan sesungguhnya bukan kemajuan tetapi justru kemunduran, bukan pembangunan tetapi kehancuran, tidak konstruktif tetapi destruktif. Khususnya lingkungan melalui pembangunan fisik yang mengendahkan akibat kedepannya. Di luar konteks politik dan bisnis, pembangunan seharusnya diperuntukan bagi kepentingan masyarakat. Akan tetapi banyak untuk kepentingan penguasa yang jumlahnya hanya beberapa gelintir orang. Tidak peduli dengan aspirasi dan masa depan rakyat, yang penting bagaimana supaya dirinya dapat untung besar dari sebuah pembangunan yang telah menapikan sisi-sisi lingkungan dan kepentingan masyarakat banyak ke depannya, sehingga masyarakat yang tidak tau menau terkena imbasnya, lagi-lagi dalam hal ini masyarakat menjadi korbannya. Ini merupakan dampak negative globalisasi menurut saya, akan tetapi tidak seluruhnya globalisasi memiliki dampak negatif tetapi juga memiliki dampak positif. Contoh : Pembangunan fisik disuatu daerah yang mengabaikan pertumbuhan lingkungan yang berdampak panjang. Seperti pembangunan mall-mall disuatu daerah tentunya memerlukan lahan yang sangat luas sehingga terkadang menambah luas dengan memotong siklus yang ada seperti menyulap lahan agraris, sawah dan lain sebagainya guna menambah luas bangunan fisik, sehingga apa pembangunan fisik harus ditebus dengan kematian lingkungan yang sudah dipelihara sejak puluhan bahkan ratusan tahun lalu, menggusur keramahan lingkungan yang tertanam sejak lama dan jelas-jelas telah memberikan kontribusi sangat besar bagi kelangsungan hidup manusia. Juga lahan-lahan perkebunan dan pegunungan hanya menjadi menjadi objek bisnis dengan tanpa mengindahkan masa depannya. Masyarakat tidak menjadi penikmat alam, justru mereka menjadi bagian yang terkena imbas dari eksploitasi alam tersebut, baik berupa banjir, longsor, dan bencana-bencana lainnya.

Anda mungkin juga menyukai