Anda di halaman 1dari 18

KORUPSI SEBAGAI SALAH SATU PENGHAMBAT MASUKNYA INVESTASI DI INDONESIA PENDAHULUAN Penanaman modal/investasi di setiap negara jelas sangat

dibutuhkan dalam pembangunan negara. Semua negara selalu berlomba-lomba untuk meningkatkan nilai investasinya, baik itu investasi dalam negeri maupun investasi asing. Pemerintah berupaya untuk mengembalikan citra Indonesia sebagai negara tujuan investasi. Untuk melakukan hal tersebut tentunya tidak mudah karena membutuhkan adanya penyatuan pemahaman seluruh komponen masyarakat dan komponen bangsa tentang arti pentingnya investasi bagi pemulihan perekonomian dan penciptaan lapangan kerja. Keunggulan yang dimiliki Indonesia yaitu potensi sumberdaya alam di berbagai daerah yang luar biasa besar. Selain itu Indonesia adalah negara yang moderat, yang terus membangun. Secara karakter maupun struktur, Indonesia menyimpan banyak potensi yang bisa digali dan pada gilirannya akan memainkan peranan penting. al yang menggembirakan, perusahaan di Indonesia telah kembali ke pasar keuangan dunia. !emang pemulihan kepercayaan terjadi secara bertahap. "palagi pemerintah juga berencana menerbitkan obligasi internasional #$arst, %&&'(. $isisi lain banyak kendala dalam melakukan Investasi di Indonesia. )KP! #%&&*( menginventarisir berbagai hambatan investasi. Kendala-kendala yang ada dibagi dalam dua katagori yaitu kendala internal dan eksternal. Kendala internal adalah kesulitan perusahaan mendapatkan lahan atau lokasi proyek yang sesuai, kesulitan memperoleh bahan baku, kesulitan dana/pembiayaan, kesulitan pemasaran, adanya sengketa atau perselisihan di antara pemegang saham.

Kendala eksternal adalah +aktor lingkungan bisnis, baik nasional, regional dan global yang tidak mendukung serta kurang menariknya insenti+ atau +asilitas investasi yang diberikan pemerintah. )anyak hambatan investasi di luar ke,enangan )KP!. !asalah hukum, keamanan maupun stabilitas politik yang merupakan +aktor eksternal ternyata menjadi +aktor penting bagi investor untuk menanamkan modal di Indonesia. Salah satu kendala yang sangat menjadi perhatian negaranegara investor adalah tingkat korupsi di Indonesia. Korupsi di Indonesia de,asa ini sudah merupakan patologi social #penyakit sosial( yang sangat berbahaya yang mengancam semua aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Korupsi telah mengakibatkan kerugian materiil keuangan negara yang sangat besar. $i Indonesia dapat sendiri antara memang korupsi belum dengan ada penelitian yang menghubungkan -amun, pertumbuhan pertumbuhan investasi. investasi

dipastikan

menurunnya

belakangan ini penyebab utamanya adalah makin parahnya korupsi di Indonesia. .ang jelas terdapat korelasi antara peringkat korupsi Indonesia dengan menurunnya realisasi investasi asing ke Indonesia. Korupsi adalah +aktor utama terjadinya ketidakpastian hukum. Padahal, +aktor utama tinggi-rendahnya pertumbuhan investasi sangat ditentukan oleh +aktor kepastian hukum di samping +aktor stabilitas keamanan. Indikator utama kepastian hukum itu sendiri sangat ditentukan oleh tinggi-rendahnya tingkat korupsi. Semakin tinggi tingkat korupsi di suatu negara maka semakin rendah pula tingkat investasi ke negara yang bersangkutan. Tujuan Penulisan /ujuan dari tulisan ini untuk mengetahui sejauh mana dampak korupsi terhadap kondisi investasi di Indonesia dan upaya pemerintah dalam menaggulangi korupsi guna memperbaiki kondisi iklim investasi di Indonesia.

TINJAUAN PUSTAKA Batasan Ko u!si Korupsi, yang di dalam laporan ini dide+inisikan sebagai penyalahgunaan jabatan publik atau s,asta untuk keuntungan pribadi, merupakan masalah kuno yang dapat ditemukan di dalam semua pemerintahan. al tersebut juga dapat ditemukan di sektor s,asta dan dalam interaksi antara sektor-sektor publik dan s,asta. Pendekatan yang seimbang untuk memerangi korupsi harus membahas kedua sisi secara seimbang dan membuat menjadi lebih sulit dan berbahaya bagi mereka yang ingin memberikan suap dan juga bagi mereka yang ingin menerimanya. )aru-baru ini, telah timbul suatu kombinasi +aktor-+aktor yang kuat di negara-negara bagi upaya donor global dan anti penerima korupsi. yang Pada memberikan ,aktu yang momentum

bersamaan, analisa empiris terakhir menunjukkan bah,a meskipun dampak-dampak korupsi adalah kompleks dan beragam, korupsi secara jelas menimbulkan dampak negati+ pada pembangunan. Sebagai akibatnya, lingkungan di mana bank-bank pembangunan multilateral #!$)( beroperasi telah mengalami perubahan. /ekanan untuk adanya tindakan yang lebih akti+ terhadap penyuapan dan penyogokan tidak lagi tampak terpisah dan sporadis, akan tetapi akan tetap merupakan suatu elemen penting bagi perdebatan yang lebih luas tentang pemerintahan yang baik dan manajemen pembangunan yang dapat dipercaya #"$), 0112( Batasan "o u!si se#a a inte nasional )erdasarkan Kon+erensi !alta #011*( bah,a yang dianggap sebagai korupsi adalah segala hal-ih,al yang bersi+at improbity atau dishonesty alias kecurangan. 3elas bah,a batasan tersebut secara luas mencakup diadopsi tindakan yang bukan saja mela,an hukum atau illegal dalam Malta Conference #011*( itulah yang menjadi acuan namun juga mela,an kepantasan atau improper. )atasan korupsi yang

bagi

perserikatan )angsa )angsa #P))( serta mayoritas pemerintah

negara-negara )arat. )agi 4ol+ensohn, President dari The World Bank, korupsi lebih ditekankan kepada penyalahgunaan kekuasaan publik untuk kepentingan pribadi, ,alaupun korupsi tidak hanya berkembang di kalangan penjabat publik melainkan juga terjadi di kalangan s,asta #5oase dalam 4irya,an, %&&'(. )atasan mengenai korupsi disini sengaja lebih di+okuskan kepada pengertian korupsi secara internasional mengingat tema artikel ini ialah investasi dari luar negri #6$I(. .ang diartikan dengan korupsi disini ialah yang dianut oleh 5oase #0171( agar seimbang. )ukankah dalam Kitab Undang-Undang ukum Pidana disebutkan 8)arangsiapa9: sebagai terjemahan dari 8 Hij die: ataupun ij die: menurut ketentuan Wetboek !an "traftrecht mengenai seseorang yang diduga melakukan pelanggaran pidana tanpa menyebutkan status seseorang sebagai penjabat/pega,ai publik ataukah s,asta; )ahkan secara lebih tegas lagi dalam )uku Pertama tentang "turan Umum )ab I Pasal % disebutkan bah,a 8 "turan pidana dalam undang-undang Indonesia berlaku atas tia! o an$ yang dalam Indonesia melakukan sesuatu tindak pidana: ##e $ndonesische %ettelijk strafbepalingen &ijn toepasselijk op ieder die &ich binnen $ndonesie aan eenig strafbaarfeit sch'ldig gemaakt(. Umumnya, korupsi me,abah dalam negara yang pemerintahannya berkuasa secara mutlak sehingga hukum, terutama ! oses hukumnya, menjadi lemah serta buram #Palombra dan /an<i, dalam 4irya,an, %&&'(. Kemerosotan ekonomi serta pendapatan juga menjadi pemicu sekaligus pemacu korupsi #"lam dalam 4irya,an, %&&'(. 4alaupun demikian, korupsi tidak hanya terjadi di negaranegara dengan sistem hukum lemah seperti itu, sebab di "merika Serikat yang telah memiliki sistem hukum yang baik terjadi pula korupsi yang dilakukan oleh para pemain pasar modal Wall "treet, setidak-tidaknya sepanjang tahun 012&-%&&% # B'siness Week,!ay 0' %&&%(. Skandal yang bersi+at korupti+ di Wall "treet paling tidak terjadi di tahun 012&an #kasus j'nk(bond !ichael !ilken(,

011&an #kasus price(fi)ing dari *r'dential "ec'rities dan +asda,(, serta yang masih hangat ialah kasus -nron Corp, World.Com, serta Merrill .ynch. anya saja, di ".S kasus demi kasus diperiksa dan diadili dengan sebaikbaiknya untuk kemudian diberikan hukuman yang sesuai dengan tingkat kesalahannya. Korupsi biasanya berupa =pelumas> guna melicinkan permintaan peri<inan agar cepat dan mudah diberikan kepada pemberi suap. )agi /an<i dalam 4irya,an #%&&'(, pemberi suap umumnya bukanlah pebisnis yang tangguh dan e+isien, melainkan pemburu keuntungan sesaat alias rent seekers sematamata. $engan prinsip time !al'e of money mereka lebih suka untuk secara cepat dan tuntas mencari jalan pintas agar bisnis mereka bisa segera terlaksana, ,alau harus melakukan suap dan sebagainya. %o ei$n Di e#t In&est'ent (%DI) 6$I dalam tulisan ini mengacu kepada de+inisi ?ri++in dan Pustay #0111( sebagai in!estmenst made for the p'rpose of acti!ely controlling property, assets, or companies located in host co'ntries/ . $ibedakan antara 6$I dengan portfolio in!estment sebagai bentuk investasi untuk tujuan lain daripada memegang kontrol seperti pada 6$I # 4irya,an, %&&'(. $alam hal 6$I, terdapat istilah home co'ntry sebagai tempat kantor p'sat per'sahaan berdomisili dan istilah host co'ntry sebagai %ilayah negara lain tempat per'sahaan beroperasi. Home co'ntry , sebagai negera asal investor 6$I, akan menilai apakah kasus pidana korupsi akan ditindak di negara penerima dana atau host co'ntry sesuai dengan prinsip hukum yang berlaku di negara asal dana. Sekiranya terdapat perbedaan prinsip hukum yang besar dalam hal penindakan korupsi di antara negara asal dengan negara penerima dana, investor 6$I akan memilih -egara dengan prinsip hukum yang lebih mudah dipahaminya serta menghindar dari negara yang prinsip hukumnya terhadap penindakan korupsi jauh berbeda #$avidson, 012& dalam 4irya,an %&&'(.

$engan bertambah pentingnya dampak korupsi terhadap 6$I, para penelitian mengenai pengaruh negati+ korupsi bagi perekonomian negara. Shlei+er dan @ishny dalam 4irya,an #%&&'(, misalnya, melalui penelitian mereka menemukan bah,a perkembangan ekonomi akan sangat terhambat oleh korupsi. !auro dalam 4irya,an #%&&'( mengaitkan perekonomian menurunkan korupsi tingkat dengan dan berkembangnya membuktikan negara ine+isiensi bagaimana serta kinerja korupsi negara

perekonomian

menumbuhkan

kemiskinan. "rmida "."lisjahbana dan "rie+ "nsory .usu+ dalam 4irya,an #%&&'( menyebutkan korupsi sebagai salah satu dari tiga penyebab utama mengapa kondisi Indonesia belum bisa bangkit kembali.

PEMBAHASAN Kon*isi Ko u!si *i In*onesia K,ik Kian ?ie #%&&'( mengatakan kerusakan oleh korupsi Indonesia sudah tidak lagi terbatas pada perekonomian. Kerusakan oleh korupsi sudah menjelma menjadi kerusakan pemikiran, perasaan, moral, mental, dan akhlak yang selanjutnya membuahkan kebijakankebijakan yang sangat tidak masuk akal. "kibatnya adalah muncul kebijakan yang tidak berpihak kepada rakyat yang memunculkan ketidakadilan dan kesenjangan yang besar antara si kaya dengan si miskin. "da contoh nyata soal itu. !an+aat kekayaan alam Indonesia yang seharusnya bisa diman+aatkan rakyat Indonesia pada umumnya hanya dinikmati segelintir orang karena korupsi. Ko u!si Se+a$ai Pen,e+a+ Ke'e osotan E"ono'i $alam sebuah sistem perekonomian yang dirasuki korupsi, perkembangan pasar yang fair dengan tingkat kinerja yang e+isien menjadi amat terganggu #)oatright dalam 4irya,an, %&&'(. Sebuah sistem perekonomian yang korup membatasi keterbukaan pasar serta menghambat masuknya para pesaing baru masuknya produsen baru mi instan ketika itu. adanya akses kepada kekuasaan. !elalui =pelumas>, segala yang tidak mungkin menjadi mungkin le,at pembayaran suap yang tertutup dengan mengalahkan pertimbangan ekonomis rasional. Korupsi akan mengganggu sistem perekonomian kepentingan masyarakat luas, karena jumlah uang suap umumnya bersi+at rahasia, besarannya sebagai salah satu +aktor penentu yang mengerek harga produksi menjadi tidak terbatas dan tidak mudah ditentukan, ,alaupun pasti mengurangi kemampuan daya saing di pasar bebas yang kompetiti+ Sebagai akibat, investor 6$I sebagaimana terjadi arga barang menjadi semasa Arde )aru dalam hal industri tepung terigu yang menghalangi tinggi sedang kualitas barang menjadi tidak terlalu penting dengan

akan merasa tidak sejalan dengan strategi

ngembangan bisnis

mereka yang berdasarkan good corporate go!ernance serta mungkin akan membatalkan 6$I. 4ells dalam 4irya,an #%&&'( antara lain menyebut +aktor maraknya korupsi sebagai salah satu +aktor pertimbangan keputusan 6$I dari investor asing ke sebuah negara tertentu. )aginya, korupsi dianggap menjadi salah satu sumber dana dari karena sebuah re<im non-demokratis akan dianggap untuk sebagai melanggengkan kolaborator agar kekuasaannya sehingga investor yang baik tidak mau melakukan 6$I kekha,atiran terhindar dari paradigma Pareto-dominate. ?raham dalam 4irya,an, %&&'( sesudah re<im tersebut runtuh melalui pendekatan 0ame( theoretic approach, menyiratkan adanya perilaku pebisnis yang ikut terjerumus korupsi karena mayoritas pebisnis memang telah lebih dulu berkubang di dalamnya. Bebih lanjut digambarkan +enomena itu dengan ilustrasi 89%here the optimal mo!es of these players depend critically 'pon the mo!es taken by the other players:. 4alaupun pada umumnya para peneliti di atas mengaitkan dampak korupsi dengan kemerosotan perekonomian, terdapat pula beberapa peneliti yang beranggapan bah,a secara empiris hal tersebut belum secara konsisten bisa dibuktikan # ines dalam 4irya,an, %&&'(. )oleh jadi kesimpulan mereka itu dipengaruhi oleh latar belakang budaya "sia /imur seperti 5hina, 3epang, Korea, berupa guanCi dimana hubungan bisnis lebih ditekankan pada pendekatan inter-personal secara in+ormal dibandingkan dengan pendekatan )arat yang serba +ormal serta b'siness like. !elalui pendekatan guanCi, timbullah semacam hak-hak serta ke,ajiban-ke,ajiban serta juga pri!ileges tertentu yang hanya berlaku di antara mereka. Dangkaian pendekatan model ini bisa meluas tidak terbatas sebab dapat diberlakukan pula kepada teman dari teman #5hen dalam 4irya,an, %&&'(. Sudah menjadi kebiasaan bah,a pebisnis /iongkok #termasuk /ai,an(, 3epang atau Korea untuk memberikan oleh-oleh jika berkunjung atau dikunjungi oleh rekan bisnis dari luar negeri. Aleh-oleh ini biasanya berharga #setara( puluhan, ratusan, bahkan mungkin ribuan US dollar ataupun lebih

besar lagi nilainya, tergantung dari kedekatan hubungan maupun besarnya transaksi yang telah terjadi atau yang akan terjadi di antara mereka. !enurut .ang dalam 4irya,an #%&&'(, guanCi dilakukan melalui saran-saran yang halus dan tidak dilakukan secara kasar, terbuka dan langsung to the point. )ahkan, sesudah saran disampaikan, saran itu tidak selalu harus diterima, diselesaikan ataupun ditolak saat itu juga oleh si penjabat. )elum tentu pula apaapa yang diminta atau diharapkan langsung disampaikan saat itu kepada si penjabat. Sementara itu, apapun yang diminta atau diharapkan pun belum tentu akan segera dikabulkan oleh penjabat tersebut. Segala sesuatunya berjalan dengan halus dan tidak perlu terburu-buru, bahkan dapat memakan cukup banyak ,aktu dalam pelaksanaannya. Pertemuan pertama mungkin disusul dengan pertemuan ke dua, ke tiga dan seterusnya. Pendekatan model guanCi tidak sertamerta dapat disebut sebagai korupsi. $e ?eorge dalam 4irya,an #%&&'( misalnya menyatakan bah,a sebenarnya di dunia ini tidak mungkin diberlakukan standar etika secara universil sehingga apa-apa yang menjadi kebiasaan lokal seyogyanya diterima dengan melihat sudut pandang etika yang berlaku di tempat itu. )ahkan $e ?eorge lebih jauh melakukan kritik terhadap pemahaman manajemen )arat, khususnya "merika, 8 $t is simple arrogance to ass'me that 1merican %ays of acting are the only morally correct or permissible %ays of cond'cting b'siness/ . Prinsip adaptasi budaya 84hen in Dome: juga didukung, antara lain oleh usted, $o<ier, !c!ahon dan Kattan #011E( yang menemukan adanya perbedaan pandangan tentang moralitas di antara para mahasis,a pascasarjana yang berasal dari "merika, !eCico serta Spanyol. )agi usted adalah penting untuk memahami perbedaan antara relativisme etika dengan pluralisme moralitas sebagai dasar pembenaran timbulnya batasan yang cocok dari dasar-dasar moralitas yang bersi+at +undamentil. !enurut .ang, dengan latarbelakang budaya "sia /imurnya yang lebih cocok, menyebutkan secara tegas bah,a guanCi tak bisa disamakan dengan suap/korupsi, paling sedikit dari tiga

perbedaan yang ada di antara keduanya F #0( pada kasus suap, perhitungan untung-rugi sangat menonjol, sedangkan pada guanCi tidak terlalu didominasi oleh perhitungan untung-rugi, #%( pendekatan guanCi dipelihara untuk jangka-,aktu lebih lama dan tidak bersi+at sekali-jadi, sedangkan pada suap hampir selalu bersi+at seketika dan instan, dan #'( pada guanCi dapat terbangun hubungan emosionil, dan hubungan ini bahkan bisa menjadi lebih penting dibandingkan dengan unsur materi yang dilibatkan, sedangkan pada kasus suap hubungan emosionil jarang sekali timbul. Para penga,as korupsi de,asa ini terdapat beberapa institusi yang berperan untuk melakukan monitoring, mengungkapkan, membongkar dan menindak perbuatan korupsi di mancanegara. $i tingkat internasional, dikenal misalnya Transparency $nternational #/I( yang memiliki misi untuk #0( mencegah penjabat yang korup,dan #%( memberikan keyakinan kepada calon investor bah,a korupsi bisa dikendalikan. Bembaga /I ini mengeluarkan angka indeks tingkat korupsi di banyak negara yang disebut Corr'ption *erception $nde) #5PI( "da lagi lembaga lain, seperti *olitical 2isk "er!ice dan World -conomic 3or'm. anya saja, metode pengukuran /I umpamanya, lebih diarahkan kepada persepsi mengenai korupsi dan bukan dari kasus korupsi itu. /I secara berkala menerbitkan angka indeks dari 0&& negara mulai dari yang paling korup sampai yang paling tidak korup dengan skala mulai dari 0 hingga 0&. Sejak didirikannya /I di tahun 011G kalangan akademis maupun perusahaan banyak mempergunakan angka indeks 5PI sebagai salah satu bahan dasar pengkajian yang mereka lakukan, baik di tataran ilmiah maupun bisnis praktis. $i Indonesia, Undang-Undang -o %2 tahun 0111 telah memerintahkan pembentukan 8Komisi Pemeriksa Kekayaan

Penyelenggara -egara: #KPKP-(, sedangkan UU -o '0 tahun 0111 juga memberikan dasar khusus untuk menyelidiki kasus korupsi yang dilakukan oleh penjabat publik serta sekaligus dasar pembentukan komisi anti korupsi. Kemudian Presiden "bdurrahman 4ahid pun

10

menerbitkan Keppres -o ** tahun %&&& untuk mendirikan sebuah 8Komisi Ambudsman -asional: #KA-( dalam bulan !aret %&&&, yang terdiri dari sembilan orang anggota. !emang terdapat /"P !PD -o HI/ 0112 mengenai pemerintahan bersih dan bebas KK-, namun karena sejak diberlakukannya "mandemen I@ atas Undang-Undang $asar 01*G /"P !PD#S( tidak lagi menjadi salah satu sumber hukum positi+ maka disini tidak disebutkan. Selain dari badan/lembaga resmi yang dibentuk pemerintah berdasarkan kekuatan undang-undang yang berlaku, terdapat pula organisasi kemasyarakatan yang cukup banyak jumlahnya yang secara sukarela bertindak sebagai lembaga %atch dog masyarakat yang ingin memberantas korupsi. 3uga terdapat peranserta yang cukup besar dari para cr'saders anti korupsi seperti massmedia, perorangan dan kelompok press're gro'p #dalam kasus perbankan s,asta seperti )ank )ali dan )ank Bippo, kasus privatisasi )U!-/Indosat, kasus !anuli+e dan masih ada lagi lainnya(. Kehadiran organisasi, mass-media, perorangan serta kelompok yang bekerja keras memerangi korupsi juga dianggap positi+ oleh para #calon( investor 6$I serta merupakan salah sebuah variabel signi+ikan dari keseriusan negara penerima 6$I dalam menindak korupsi. Sepintas lalu, timbul kesadaran dalam diri pemerintah Indonesia akan pentingnya pembenahan korupsi sebagai sebuah usaha menarik 6$I. Sebagaimana diungkapkan oleh 5aves dalam 4irya,an #%&&'(, investor 6$I pada umumnya berusaha untuk mempelajari resiko yang akan dihadapinya jikalau melakukan 6$I, terutama di negara-negara sedang berkembang. Para investor ini juga berkeinginan kuat untuk meminimalisir, mengurangi, serta membatasi dampak negati+ terhadap investasi 6$I yang mereka lakukan, termasuk terhadap resiko korupsi yang mengganggu kinerja mereka kelak. Sesuai hipotesis )usse, Ishika,a,!itra, Primmer, Surjadinata dan .averoglu dalam 4irya,an #%&&'( bah,a, ,alaupun terdapat yang inkonsistensi pada karena +aktor dapat perbedaan negara-negara diteliti, umumnya

dikatakan bah,a 6$I akan meningkat sekiranya investor percaya bah,a pemerintah akan menindak para koruptor, seperti halnya di

11

DD5 di masa pemerintah Ihu Dong 3i yang tegas menghukum mati koruptor yang telah terbukti bersalah di pengadilan. Sebaliknya, 6$I akan merosot sekiranya investor beranggapan bah,a pemerintah tidak mau ataupun tidak mampu membasmi para koruptor secara sungguhsungguh #)usse et al. dalam 4irya,an, %&&'(. Kinerja pemberantas korupsi di Indonesia !ike 4aslin #%&&'( menyebutkan lemahnya penegakan hukum, korupsi serta situasi keamanan membuat Indonesia sulit bersaing merebut 6$I dibandingkan dengan negara-negara emerging markets lainnya seperti misalnya 5hina. )ahkan untuk mengharapkan agar level 6$I bisa kembali ke saat sebelum krisis tahun 0117 saja akan sulit dilakukan. $alam tahun %&&%, persetujuan 6$I merosot dari Pembenahan korupsi akan menarik arus investasi J 1.7 milyar tahun %&&0 menjadi J G.0 milyar, atau setara dengan penurunan sebesar 'GK. Sekedar catatan, pada periode sama pun terdapat penurunan investasi domestik dari Dp G2.E milyar menjadi Dp %G.' milyar, yang berarti lebih besar lagi angka penurunannya yaitu G7K. !emang sejauh ini belum ada studi yang mengungkapkan bah,a penurunan investasi 6$I maupun domestik itu secara signi+ikan berkorelasi langsung dengan korupsi yang masih marak di Indonesia. -amun demikian, perlu disimak hasil karya pemberantasan korupsi melalui penelitian yang dilakukan di mancanegara oleh King, amiltonart serta artikel tentang hasil-hasil pemberantasan korupsi di Indonesia oleh Sherlock, "mir Syamsuddin dan !edia Indonesia dalam 4irya,an #%&&'(. Pada hakekatnya, mereka secara terpisah menyimpulkan bah,a tindakan pemberantasan korupsi sejauh ini adalah mengece,akan. !engenai Indonesia secara khusus Sherlock dalam 4irya,an, #%&&'( menyimpulkan 8-arly optimism that post("oeharto go!ernments %o'ld lead a systematic campaign against corr'ption has largely been disappointed:. !enurutnya, pemerintahan "bdurrahman 4ahid memulai kinerja dengan menerbitkan -asional, Keppres tentang beberapa pembentukan Komisi Ambudsman mengadili

12

=tokoh> seperti )ob tindakannya itu

asan serta juga

utomo !andala Putera. $engan 4ahid sebenarnya telah

Presiden

"bdurrahman

memulai debut membuka momentum pemberantasan anti korupsi. Sayangnya, demikian menurut Sherlock momentum tersebut terganjal oleh kesibukan Presiden ?us $ur kemudian ketika pada a,al tahun %&&0 ia disibukkan oleh perjuangan mempertahankan dirinya terhadap serangan politik di $PD/!PD untuk menjatuhkan dari kursi kepresidenan. !engenai kinerja Presiden !ega,ati sebagai pengganti ?us $ur, Sherlock menulis bah,a 8!ega,ati has made a n'mber of statements committing her go!ernment to combating corr'ption, b't they ha!e remained at the le!el of general promises and e)hortations to the nation to abstain from corr'pt acti!ities. There are no indications that she has de!eloped a comprehensi!e anticorr'ption strategy or that she has serio'sly tho'ght abo't ho% to de!elop one :. Sherlock memberikan beberapa contoh penegakan hukum yang mengambang serta bagaimana pembentukan sebuah komisi anti korupsi yang diperintahkan le,at UU -o '0/0111 belum dilakukan. $emikian pula, DUU untuk meningkatkan status KA- melalui kekuatan UU, dan bukan cuma melalui Keppres, tetap masih macet di pemerintah. Sherlock memberikan argumentasi bah,a lemahnya penegakan pemberantasan korupsi utamanya karena ketiadaan kemauan politik #political %ill( di kalangan elit politik, matisurinya re+ormasi terhambat oleh kekuasaan peradilan, militer serta para anggota legislati+ yang harus ikut serta apabila pemberantasan korupsi akan sungguh-sungguh dilakukan. $engan menggunakan indeks 5PI /I sebagai tolak ukur, "mir Syamsuddin menyimpulkan bah,a 8 Indonesia masih tidak berubah al ini tentunya :)aginya, posisi sebagai salah satu negara paling korup di dunia. belum menampakkan hasil yang

merupakan indikasi bah,a upaya pemberantasan KK- di negeri ini menggembirakan pemberantasan korupsi di Indonesia menjadi makin sulit dilakukan karena apatisme masyarakat yang kian tidak peduli dengan

13

upaya-upaya yang dilakukan, bahkan juga timbul upaya sebagian masyarakat yang mendistorsinya dengan misalnya membubarkan KPKP- dan menunda pembentukan Komisi "nti Korupsi. Padahal, demikian menurut "mir Syamsuddin dalam 4irya,an #%&&'(, komisi seperti itu sudah berdiri di !alaysia dan Korea Selatan sesuai kesepakatan P)) yang menetapkan pendirian ,adah anti korupsi sebagai high priorities in economic and social de!elopment plans. $alam skala 0-0& #makin kecil makin jelek(, untuk tahun %&&%, indeks 5PI dari /I mengenai persepsi korupsi Indonesia hanya mencapai 0.1. /ingkat indeks ini menempatkan Indonesia sebagai negara terkorup di "sia bersama-sama )angladesh #indeks 0.%( Indeks kecil lainnya terdiri dari "ngola #0.7(, !adagaskar #0.7(, Paraguay #0.7( serta -igeria #0.E(. /abel 0. Corr'ption *erseption $nde) by Co'ntry
-ount , Ran" -ount , 2G ?eorgia Ukraine @ietnam 22 21 )olivia 5ameroon Lcuador aiti 1' 1G 1E 12 !oldova Uganda "<erbaijan Indonesia Kenya "ngola Paraguay 0&0 0&% -igeria -PI .//. s#o e %.* %.* %.* %.% %.% %.% %.% %.0 %.0 %.& 0.1 0.1 0.7 0.7 0.E Su &e,s Stan*a * use* *e&iation ' E 7 * E * 7 ' * * * 0% G ' ' ' E G &.7 &.7 &.2 0.0 &.* &.7 &.' 0.7 &.E &.' &.' &.E &.' &.% &.7 &.% &.E &.7 Hi$01lo2 Ran$e 0.7 - %.1 0.7 - '.2 0.G - '.E 0.7 - '.1 0.7 - %.1 0.7 - '.% 0.7 - %.E &.2 - *.& 0.7 - '.& 0.1 - %.E 0.7 - %.* &.2 - '.& 0.7 - %.G 0.E - %.& 0.' - %.G 0.G - %.& &.1 - %.G &.' - %.&

Ka<akhstan %.'

!adagascar 0.7

)angladesh 0.%

14

Sumber F ,,,.transparency.org $alam konteks Indonesia, sekiranya investor menunggu la% enforcement pemerintah tentang pemberantasan korupsi 2 mayoritas 6$I diharapkan datang dari negara-negara "sia /imur dengan +ilsa+at guanCi-nya, barangkali dampak korupsi tidak akan terlalu banyak mengurangi keinginan mereka melakukan 6$I di Indonesia, ceteris paribus keamanan, stabilitas pemerintahan, nilai tukar uang asing dan lainnya berada pada level yang baik. -amun, jika 6$I sebagian terbesar diharapkan akan datang dari negara-negara )arat, peringatan yang disampaikan oleh dapat dijadikan abib dan Iura,icki dalam 4irya,an #%&&'( 83oreign in!estors may sh'n pedomanF

corr'ptionbeca'se they belie!e it is morally %rong. Perbedaan sudut pandang diakibatkan oleh latar belakang berbeda. -egara barat melihat kasus korupsi darisudut etis, ekonomis maupun legal, tidak dapat menerima korupsi dan menganggap korupsi harus diberantas sebagai bagian dari proses investasi 6$I mereka. )eberapa budaya "sia /imur melihat 8korupsi: dengan tanda petik adalah bagian dari sistem kemasyarakatan yang dikenal dengan istilah guanCi sehingga tidak hitam-putih harus diberantas. 4alaupun demikian, DD5 sebagai salah satu negara dengan budaya guanCi yang pekat #.ang dalam 4irya,an, %&&'( telah melakukan tindakan drastis dengan menghukum para pelakunya, bahkan dengan hukuman mati sebagai capital p'nishment, untuk memberantas korupsi karena dianggap sebagai penghalang masuknya 6$I ke negara tsb. Salah sebuah pendapat yang beranggapan bah,a korupsi itu dipicu dan dipacu antara lain oleh rendahnya pendapatan al ini tidak sepenuhnya benar dalam konteks Indonesia. $i Indonesia perbuatan korupsi juga telah melibatkan pribadi-pribadi yang berkedudukan amat tinggi seperti mantan menteri, ketua lembaga tinggi negara, pimpinan bank sentral dan masih banyak lagi pejabat setara lainnya. $engan posisi yang demikian tinggi serta pendapatan yang baik mereka tetap saja diduga melakukan korupsi. Sekiranya

15

mayoritas

6$I

diharapkan

datang

dari

negara-negara

)arat,

pemerintah Indonesia mau tidak mau harus meningkatkan secara maksimal tindakan pemberantasan korupsi karena sudah merupakan salah satu determinan resiko yang signi+ikan terhadap keberhasilan dan keamanan sebuah 6$I di mata negara-negara barat umumnya. U

16

PENUTUP Sulit mempercayai bah,a masalah korupsi di Indonesia dapat terus memburuk, tetapi itulah yang terjadi. $ari sisi positi+nya, survei mengungkapkan bah,a rata-rata tingkat korupsi tahun ini lebih rendah dibandingkan tahun lalu. -amun, masalah korupsi di Indonesia tetap terlalu sulit untuk diberantas. $i satu sisi Indonesia memiliki tumpukan utang besar. Utang dalam negeri pemerintahan saja mencapai Dp 7&& triliun. Utang luar negeri mencapai 7E miliar dollar "S. -amun, di sisi lain, sumber daya alam yang seharusnya bisa membuat Indonesia terhindar dari utang tidak diman+aatkan. $ana negara yang seharusnya bisa menjadi +aktor pendorong pertumbuhan ekonomi telah bocor dari dari salurannya. Kekayaan negara yang cukup besar itu tidak kunjung bisa menyelamatkan perekonomian dari resesi panjang. $ana yang seharusnya menjadi peruntukan rakyat telah dialirkan ke perbankan yang dihancurkan oleh para tersangka korupsi. al tersebut merupakan suatu contoh betapa korupsi merusak prioritas program-program pemerintah. Selanjutnya hal itu merusak potensi dan kemampuan untuk menolong kehidupan puluhan juta rakyat di Indonesia modalnya dan kepercayaan negara asing perlu untuk dilakukan menanamkan oleh pihak di Indonesia. 5ara yang

pemerintah adalah kerja sama internasional di bidang pemberantasan korupsi sebagaimana kerja sama internasional di bidang antiterorisme dan anti pencucian uang. memulihkan Indonesia. atau al ini dilakukan sebagai upaya terpadu iklim investasi yang menarik di memberikan

17

DA%TAR PUSTAKA

"sian development )ank. 0112. Kebijakan "nti korupsi #PemerintahanF !anajemen Pembangunan .ang $apat $ipercaya( Baporan $arst, $avid !. %&&'. Kami Siap !enjual Indonesia. ,,,.Indo-house.org !alta 5on+erence. 011*. Deport o+ the -etherlands !inistry o+ 3ustice. Proceedings o+ the 01th 5on+erence o+ the Luropean !inisters o+ ustice. Ba @aletta, 0*-0Gth o+ 3une 011*. StrasbourgF 5ouncil o+ europe Publishing. Saragih, S. %&&'. !erampas ,,,.kompas.com ak Dakyat, !erusak Lkonomi.

4irya,an, - 3. %&&'. $ampak Korupsi /erhadap Penanaman !odal # 3oreign #irect $n!estment $n!estment( F Sebuah ( Studi Biteratur $engan 5atatan Perbandingannya $i Indonesia. !ajalah Usaha,an -o. &E /h HCCii 3uni %&&'. ,,,.bkpm.go.id. %&&*. Baporan Kepala )adan Koordinasi Penanaman !odal. ,,,.surabayapost.co.id . %&&%. DI Paling Korup di "sia

18

Anda mungkin juga menyukai