Anda di halaman 1dari 22

Manajemen Publik

Oleh: Dr. Hj. Anastasia Murdyastuti, MSi

Dasar pemikiran
-Administrasi negara muncul dalam masyarakat terorganisir dan mempunyai sistem
pemerintahan.
-Semua kegiatan untuk mencapai tujuan didasarkan perhitungan daya guna dan hasil guna
yang setinggi-tingginya
-Tujuan yang dicapai adaalah terpenuhinya kebutuhan publik/barang publik bagi masyarakat
dalam segala aspek kehidupan.
-Sejak abad 19 administrasi mulai dikembangkan perlunya dipelajari secara sistematis untuk
melahirkan pengetahuan obyektif tentang azas, pedoman, prinsip untuk mencapai tujuan
efektif dan efisien yaitu melalui manajemen publik
-Perkembangan kedepan perlu pemikiran menghadapi perubahan yang menuntut sikap dan
perilaku birokrasi yang sesuai tuntutan masyarakat yang terus berkembang.

Sejarah perkembangan
-Old public administration
-New public management (NPM)
-New public service (NPS)

Old public administration


-Konsep administrasi sejak pra sejarah (Seperti karya Zincke) membahas administrasi
pertanian dimana peradaban pertanian diperlukan model-model yang komplek, desa bisa
berkembang karena pengaruh luar atau kota sehingga konsep komunitas budaya dan elit serta
budaya desa penting dalam pendekatan antropologis, namun berakibat menimbulkan
kesenjangan.
-Babbage abad 18 dalam buku The Economy of Manufacture menekankan pentingnya
efisiensi dalamusaha mencapai tujuan.
-Goodnow dan White menekankan bahwa politik harus merumuskan kebijakan dan
administrasi untuk diimplementasikan secara tidak memihak. Namun berakibat tidak
menguntungkan atau menekan administrasi negara harus mengikuti politik.
-Lahir gerakan management ilmiah Scientific Management Modern dipelopori Taylor tahun
1911 yang memperjuangkan ilmu administrasi sebagai cabang ilmu pengetahuan.
-Tahun1916 oleh fayol dikembangkan sebagai teori administrasi modern dengan menetapkan
prinsip, dalil, hukum administrasi yang sangat ketat/ilmiah dan rasional dalam mencapai
tujuan melalui POSDCORB (planning, organizing, staffing, directing, coodinating,
reporting, budgeting) dan Tery dengan POAC (planning, organizing, actuating, controling).
-Old public administration dapat difahami melalui birokrasi karya Weber sebagai titik awal
praktek administasi administrasi berdasarkan dua komponen yaitu struktur/kerangka
oragnisasi dan cara-cara yang digunakan untuk mengatur sumberdaya organisasi yang
rasional artinya perilaku yang konsisten dengan tujuan yang diinginkan, didasarkan
seperangkat aturan (ordnung) adalah instrisik (sesuatu yang hakiki) bagi organisasi, Atruran
sebagai tatanan administrasi (verwaltungsordung) ditentukan siapa dan diperintah siapa
adalah jelas.

Revolusi pemikiran neo-klasik


-Teori Keynes berpendapat bahwa individu berperilaku saling bersaing mengejar kepentingan
masing-masing sebagai perjuangan klas yang diarahkan oleh invisible hand untuk mencapai
hasil optimal.
-Tujuan akan tercapai jika sumberdaya digunakan secara efisien untuk memenuhi kebutuhan
dengan karakteristik persaingan bebas dan segala persoalan akan akan dapat terselesaikan
dengan dalil/hukum administrasi yang ada.
-Teori Keynes mengiringi depresi ekonomi berkepanjangan melalui nilai-nilai surplus dan
tenaga kerja sebagai komoditi sehingga kekuatan birokrasi melekat dan cenderung dalam tata
susunan masyarakat kapitalis yang mampu menguasai alat-alat produksi.
-Hegel berpendapat administrasi negara (birokrasi) sebagai jembatan yang menghubungkan
antara negara (pemerintah) dengan masyarakatnya, namun birokrasi disini bukan mewakili
kepentingan umum tetapi lebih mewakili kepentingan kepentingan partikular yang
mendominasi kepentingan partikular lainnya.

Konsep administrasi seperti diatas menunjukkan kekuasaan tidak saja ditangan birokrasi
pemerintah atau sebaliknya diserahkan bebas kepada individu untuk besaing dalam
mendapatkan kekuasaan, ketika pihak-pihak tidak mampu menyediakan kebutuhan
masyarakat atau pasar dalam keadaan resesi kondisi menjadi tidak terkendali, inflasi dan
sebagainya. Muncul pemikiran perlunya keterlibatan pemerintah untuk pemecahan persoalan
publik melalui manajemen publik yang baik, perlu suntikan dana yang cukup atau adanya
kebijakan.

Kondisi yang muncul


-Tingkat efisiensi administrasi birokrasi berubah menurut bobot birokrasi sendiri
-Sistemnya memusat
-Rendah efisiensi
-Mudah tergelincir dalam penyalahgunaan pengelolaan dan kecurangan administrasi
-Pemborosan karena biaya sosial yang besar untuk setiap unit

Bagaimana seharusnya?
-Administrasi publik dalam pemerintahan seharusnya tidak terpaku pada aturan legalistik,
tetapi berorientasi dinamis untuk melaksanakan aturan legal.
-Persoalan administrasi publik bersumber pada persoalan masyarakat sehingga administrasi
publik harus mampu menjawab persoalan-persoalan masyarakat yang dinamis.
-Kontrol masyarakat menjadi perhatian penting dalam memenuhi kebutuhan masyarakat
dengan membiasakan desentralisasi kekuasaan agar kebutuhan masyarakat terpenuhi.
-Kontrol publik akan berdampak pada usaha reformasi birokasi pemerintahan.

Reformasi administrasi
-Ceiden menyatakan reformasi dianggap sebagai the artificial inducement of administrative
transformation against yang mengandung implikasi:1) reformasi administrasi merupakan
kegiatan yang dibuat oleh manusia (man made) tidak bersifat eksisdental, otomatis maupun
alamiah. 2) Reformasi administrasi merupakan proses. 3) Resistensi beriringan dengan proses
reformasi administrasi.
-Terry menyatakan orthodoxy of reform yang melahirkan gerakan penyadaran dalam tubuh
administrasi publik secara berkesinambungan.
-Agenda reformasi ditandai dengan: muncunya nilai-nilai humanistik,desentralisasi dan
pemerintahan demoktatis yang efektif, efisien dan ekonomis serta berkeadilan sosial.
-Reformasi administrasi dalam perkembangannya dapat menentukan manajemen publik
dalam dalam memberikan pemenuhan kebutuhan publik.

Tujuan reformasi
-Menurut Zauhar adalah: melakukan perubahan inovatif terhadap kebijakan dan program
pelaksanaan, meningkatkan aktivitas administrasi, meningkatkan kualitas personil dan
melakukan antisipasi terhadap kemungkinan kritik dan keluhan pihak luar.

Manajemen publik
-Manajemen adalah suatu usaha merencanakan, mengorgansisi, mengarahkan ,
mengkoordinir serta mengawasi kegiatan dalam suatu organisasi agar tercapai tujuan
organisasi secara eisiensi dan efektif.(Sukanto Reksohadiprojo)
-Manajemen adalah suatu usaha /kegiatan yang dilaksanakan secara efisiensi dan efektif
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu dengan menggunakan bantuan
orang lain. (Alex Nitisemito).
-Publik: orang banyak atau umum (kamus besar bhs indonesia)
-Publik: segala sesuatu yang diperuntukkan orang banyak di suatu negara

-Manajemen publik: ilmu yang mempelajari bagaimana melaksanakan kegiatan-


kegiatan/aktivitas organisasi secara efektif dan efisien untuk memenuhi kebutuhan publik
bagi masyarakat suatu negara.

Barang publik
-Barang publik global harus memenuhi kriteria: 1) Sifat menonjol dari barang publik global
adalah manfaatnya tidak dapat dikhususkan dan tanpa persaingan (nonrival) dalam
pemakaiannya.Kedua ciri tersebut sebagai kategori barang publik secara umum. 2)
Maslahat barang tersebut bersifat universal bagi hubungan bangsa-bangsa (lebih dari satu
negara), masyarakat (generasi sekarang dan yang akan datang) dalam pemenuhan kebutuhan
-Barang semi publik adalah barang publik murni dan barng murni swasta/privat. Bang yang
hanya memenuhi satu atau dua kriteria sebagaimana disebutkan diatas.Bersifat lebih umum,
separo tanpa persaingan dan separo tidak dapat dikhususkan.

Permasalahan barang publik


-Permasalahan persediaan
-Sering mengalami kegagalan pasar

-Manajemen publik berupaya untuk memecahkan masalah tersebut sehingga kebutuhan


barang publik bagi masyarakat terpenuhi dan terciptanya stabilitas pasar.

Organisasi penyelenggara
Organisasi publik Serving making
Organisasi bisnis. Profit making

Performance yang melekat pada organisasi publik:


Masalah AP berorientasi pada kepentingan publik (public oriented) dan masalah-masalah
publik (public affairs)

-Birokrasi untuk melaksanakan penyelenggaraan negara, penyelenggaraan pemerintahan dan


pelayanan umum, menjadi tanggung jawab aparatur pemerintah dalam organisasi.

Karakteristik barang public (publik murni)


Intrageneration:
-Global:
-,Membersihkan polusi laut
-,Ramalan cuaca
-,Stasiun pemantau
-,Mahkamah internasional

-Regional:
-,Pencegahan kebakaran hutan
-,Mengontrol penyakit hewan
-,Mengontrol banjir

Antargenerasi:
-Global:
-,Perlindungan lapisan ozon
-,Pencegahan pemanasan global
-,Penciptaan pengetahuan
-,Pencegahan penyakit

-Regional:
-,Membersihkan danau
-,Membersihkan limbah racun
-,Pemeliharaan tanah basah

Eksternalitas
-Muncul ketika seseorang atau perusahaan mengambil suatu tindakan tetapi tidak terbebani
suatu biaya (eksternalitas negatif) atau mengambil segala manfaat dari tindakan tersebut
(eksternalitas positif). Jadi eksternalitas merupakan hasil dari aktivitas tertentu dalam
lingkungan tertentu.

Public good
-Barang dan jasa yang umumnya digunakan secara bersama-sama dan tidak mungkin
mencegah siapapun untuk menggunakannya sehingga pengguna pada umumnya akan
bersedia membayar berapapun tanpa dipaksa untuk memperoleh barang tersebut. Misalnya:
jalan raya, keamanan, dll

AP dalam pemerintahan yang baik harus


-Merumuskan tujuan dan sasaran organisasi secara jelas dan rinci.
-Tujuan dan sasaran tersebut dijabarkan dalam bentuk kebijaksanaan dan strategi yang
operasional
-Dilaksanakan dengan penuh peran serta semua pihak baik berupa kerjasama maupun
koordinasi
-Pelaksanaan tersebut terus dikehendaki, semuanya dianalisis kemudian ditindaklanjuti
berupa perbaikan atau penyempurnaan secara terus menerus.

Kelemahannya AP
-Hanya saja AP sebagai penyedia barang publik adalah: kadang terdogma dengan kepatuhan,
mempunyai hak memaksa, dengan persoalan yang rumit dan banyak serta dana yang terbatas
memaksa perlunya prioritas dalam pengerjaan pekerjaan, sehingga dituntut kemampuan
menjabarkan kebijakan yang berkualitas yang terkadang mengindahkan hak azazi manusia

Faktor tekanan yang menyebabkan AP atau management publik melakukan


perubahan paradigma menuju management baru
-Kegagalan AP atau management publik tradisional dalam mencapai tujuan secara efektif dan
efisiensi sehingga perlu dirubah kearah pencapaian kinerja dan akuntabilitas.
-Dorongan untuk mengganti tipe birokrasi klasik yang kaku ke arah yang luwes.
-Penerapan tujuan organisasi dan kepentingan pribadi secara jelas berdasarkan indikator
kinerja.
-Perlunya komitmen politik pada pemerintahan dari pada bersikap netral
-Fungsi organisasi perlu berorientasi tuntutan publik dan pasar
-Kecenderungan mereduksi peran dan fungsi pemerintah melalui kontrak kerja dengan pihak
lain atau privatisasi.
-Semakin membesanya anggaran pemerintahan
-Rendahnya mutu kinerja pemerintahan
-Adanya nilai ideologi yang bersifat kualitatif terhadap perubahan paradigma pemerintahan
-Terjadinya perubahan nilai ekonomi
-Adanya pengaruh globalisasi terhadap sektor publik.
-Banyak tekanan yang muncul dalam AP dan tidak mudah diatasi
-Disisi lain tekanan harus diatasi karena tidak bisa ditunda lagi
-Segera melakukan perubahan paradigma yang diikuti dengan pelaksanaan penyediaan
barang publik dalam praktek di sektor publik.
-Sehingga mampu menjawab persoalan yang muncul di masyarakat.
-AP baru merupakan upaya mereformasi sektor publik ke sektor bisnis atau privat dan society
sehingga dapat merealisir tujuan secara efektif, efisien, ekonomis serta demokratis dalam
penyediaan barang dan jasa kolektif.
-Ini merupakan kondisi hubungan antara negara, pasar dan society/masyarakat yang harus
disikapi secara arif agar dapat memenuhi tuntutan publik.

Hambatan AP
-Keterbatasan kemampuan SDM baik kualitas maupun kuantitas
-Keterbatasan sumberdaya finansiil
-Lemahnya menghadapi persaingan dalam memberikan pelayanan publik
-Kurang efisien, pengurangan pajak yang rendah atau lemahnya perlindungan hak-hak publik
secara proporsional.
-Lemahnya tanggungjawab terhadap kebutuhan pelayanan publik
-Keterbatasan lainnya

New Public Management (NPM)


-Perubahan peran baru bagi AP adalah menstransfer konsep-konsep usaha kedalam organisasi
publik.
-Birokrasi dalam menjalankan perannya bersikap dan berperilaku selayaknya wirausaha yang
menghargai warga masyarakat baik sebagai pemilik modal maupun pengguna barang/jasa
sehingga membawa hasil.
-Budaya kerja dan kinerjanya sama layaknya wirausaha yang berhasil dengan tujuan
mengejar kemakmuran.
-Prinsip kewirausahaan adalah kemandirian atau keberdikarian birokrasi dalam penyediaan
barang publik dan tidak begantung pada pihak lain.
-Paradigma baru adalah kembalinya peran dasar birokrasi sebagai penyedia barang publik,
sehingga kegiatan-kegitan yang menyangkut penerimaan dan pengeluaran berorientasi pada
pemenuhan kebutuhan barang publik.
-Model ini mengakibatkan adanya inovasi dan pembaharuan terus menerus dimunculkan
untuk memenuhi kebutuhan barang publik.
-Penyediaan barang publik yang baik , daya saing yang tinggi dan mudah dijangkau
masyarakat secara otomatis akan dapat mengembangkan diri dan berinteraksi dengan
lingkungan sebagai pengembangan kapasitas.

Program yang disusun sesuai perspektif NPM diukur berdasarkan:


-penekanan pada pengendalian out-put
-menciptakan persaingan disektor publik (Contract Based Copetitive) .
-menekankan pengadopsian gaya manajemen sektor bisnis kedalam sektor publik.
-penekanan pada disiplin dan penghematan dalam penggunaan sumberdaya.

Konsep NPM
-Lahir dengan istilah berbeda-beda yaitu managerialism (Pollitt,1990). New Public
Management (Hood,1991) yang menekankan penggunaan prinsip-prinsip managemen bisnis
ke sektor publik. Market-based public administration (Lane and Rosenbloom, 1992 yaitu
organisasi publik yang menekankan usaha efisiensi dan responsif lewat persaingan.
Entrepeneurial Government (Osborne and Gaebler, 1992) yang menekankan pergeseran
kultur dari pemerintahan birokratik menuju pemerintahan wirausaha yang kompetitif dan
berorientasi kebutuhan publik dan masalah publik.
-Konsep NPM berusaha mereformasi nilai-nilai administrasi klasik yang lebih melayani diri
sendiri dengan ide-ide dari sektor privat.
-NPM berusaha memperbaiki kinerja organisasi publik dengan menggunakan metode yang
biasa digunakan sektor privat dan melalui mekanisme pasar. (Prasojo,2007)

Garson (1983:275) menyatakan bahwa New Public Management adalah


-An interdisciplinary study of the genetic aspects of administration a blend of the planning,
organizing, and controlling functions of management with the management of human,
financial, physical, information and political resource.
- (Studi interdisipliner mengenai aspek-aspek genetik pemerintahan. Sebuah campuran
antara fungsi perencanaan, pengorganisasian dan pengawasan dari manajemen dengan
manajemen sumberdaya manusia, sumber daya keuangan, sumberdaya fisik, sumber daya
informasi dan sumberdaya lainnya).

Pengertian NPM
-NPM merupakan konsep modern dengan ciri efisiensi, kompetisi dan berfokus pada
pelanggan.
-Makna NPM adalah pasar dan manajemen. Pasar berarti persaingan, agar bertahan hidup
harus terus meningkatkan kualitas produk. Manajemen berarti aktvitas untuk mengorganisir
rencana-recana, orang-orang dan tehnologi untuk mencapai tujuan.
-NPM merupakan pendekatan administrasi publik dengan memanfaatkan pengetahuan dan
pengalaman yang didapat dalam manajemen bisnis dan disiplin ilmu lain untuk meningkatkan
efisiensi, efektivitas dan kinerja birokrasi serta kualitas layanan publik untuk mewujudkan
good governance.

Hood (1991) dalam Islamy (2003:62) menetapkan tujuh doktrin dasar dari NPM yaitu:
-Pembagian sektor publik menjadi sejumlah unit korporat berdasarkan produk.
-Provisi kompetitif berbasis kontrak, dengan pasar internal dan kontrak.
-Pertimbangan pada gaya praktek manajemen sektor privat.
-Peduli dengan disiplin dan frugalitas penggunaan sumberdaya.
-Emphasis pada top-management.
-Standart terukur formal yang eksplisit untuk pengukuran kinerja dan kesuksesannya.
-Emphasis besar pada kontrol output.

NPM menurut Osborne dikembangkan melalui istilah Reinventing Government meliputi


10 karakteristik pokok sbb :
-Catalic Government: Streering Rather Than Rowing, Pemerintahan Katalis: Mengarahkan
dari pada mengayuh.
-Community Owned Government: Empowering Rather Than Serving, Pemerintahan Milik
Masyarakat: Memberdayakan/memberi wewenang dari pada melayani.
-Competitive Government: Injecting Competition into Service Delivery, Pemerintahan yang
kompetitif: Menyuntikkan persaingan kedalam pemberian pelayanan.
-Mission-driven: Transforming Rule-Driven Organization, Pemerintah yang digerakkan oleh
misi: Mengubah organisasi yang digerakkan oleh peraturan.
-Results Oriented Government: Funding outcomes, not input, Pemerintahan yang
berorientasi pada hasil: Membiayai hasil bukan masukan atau mengejar input.
-Costumer-Driven Government: Meeting the need of the custumer not the bureaucracy,
Pemerintah yang digerakkan oleh pelanggan untuk memenuhi kebutuhan langganan dan
bukan kebutuhan birokrasi.
-Enterprising Government: Earning rather than spending, Pemerintahan wirausaha.
Mendapat penerimaan dari pada membelanjakan.
-Anticipatory Government: Privention rather than cure, Pemerintahan yang antisipatif:
Mencegah lebih baik dari pada mengobati.
-Decentralized Government: From hierarchy to participation and Teamwork, Pemerintahan
yang didesentralisasikan, jauhkan hierarki dan kembangkan partisipasi manajemen dari tim
kerja.
-Market Oriented Government: Leveraging Change through the Market, Pemerintahan yang
berorientasi pasar: Mendongkrak perubahan melalui pasar.

Karakteristik NPM menurut C. Hood sbb:


-Hands-on professional Management, pelaksanaan tugas manajemen pemerintahan
diserahkan kepada para manajer profesional.
-Explicit standards and measures of performance, adanya standart atau ukuran kinerja yang
jelas.
-Greater emphasis on output controls, lebih ditekankan pada kontrol hasil/keluaran.
-A shift to dissagregation of units in the public sector, pembagian tugas ke dalam unit-unit
yang ada dibawah.
-A shift to greater competition in the public sector, ditumbuhkannya persaingan di tubuh
sektor publik.
-A stress on private sector styles of management practice, lebih menekankan pada
kedisiplinan yang tinggal dan tidak boros dalam menggunakan berbagai sumber. Sektor
publik seyogyanya bekerja lebih keras dengan sumber-sumber yang terbatas ( to do more
with less ).

Karakteristis NPM menurut Michael Barzeley meliputi:


-Pergeseran dari kepentingan publik menjadi fokus pada hasil dan citizens value.
-Pergeseran dari efisiensi menjadi fokus pada kualitas dan value (efektivitas).
-Pergeseran dari administrasi menjadi produksi pelayanan.
-Pergeseran dari ketaatan pada aturan (norma) ke fokus pada pengendalian.
-Pergeseran dari penentuan fungsi, otoritas dan struktur menjadi fokus pada misi, pelayanan
pelanggan dan out-comes.
-Pergeseran dari pertimbangan pembiayaan menjadi fokus pada pemberian nilai (value).
-Pergeseran dari memaksakan tanggung jawab menjadi membangun tanggung jawab.
-Pergeseran dari mengikuti atruran dan prosedur menjadi berfokus pada pemahaman dan
penerapan norma, identifikasi dan penyelesaian masalah serta perbaikan proses secara
berkelanjutan.
-Pergeseran dari pemenuhan kebutuhan sistem administratif menjadi fokus pada pelayanan
dan pengendalian, memperluas pilihan publik, mendorong tindakan kolektif, pemberian
insentif, pengukuran dan analisis hasil kinerja serta pemberian feedback.

Perdebatan
-Reinventing Government yang dipopulerkan David Osborne dan Ted Gaebler dianggap
relevan di negara berkembang termasuk Indonesia, namun belum keseluruhan karakteristik
bisa diaplikasikan. Artinya masih menunjukkan karakteristik terbatas dalam menerapkan
prinsip-prinsip manajemen bisnis di sektor publik keberhasilannya akan diwarnai
karakteristiknya yang berbeda.
-Banyak permasalahan yang dihadapi daerah misal gerakannya masih dibatasi oleh aturan
yang dibuat pemerintah atasnya atau memang keterbatasan kemampuan daerah itu sendiri
untuk menerapkan konsep NPM dalam organisasi publik
-perjalanan NPM tidak harus selalu sama namun diharapkan bertujuan sama misalkan
mewujudkan efektivitas, efisiensi sektor publik, meningkatkan daya respon lembaga publik
terhadap klien, mengurangi pengeluaran dan sebagainya.
-Untuk menjadikan sektor publik lebih manajerial dengan karakteristik NPM bukan hal
mudah, diperlukan seorang manajer publik yang mempunyai cara berpikir seperti seorang
usahawan. Untuk menumbuhkan cara berpikir birokrasi kearah berpikir wirausahawan
diperlukan berbagai bentuk dorongan

Metode wirausaha yang dipakai dalam sektor publik adalah:


-Mengubah laba menjadi penggunaan publik dengan esensi mencetak laba dengan perjanjian
pembangunan/pelayanan.
-Menghasilkan uang melalui pembebanan biaya, cara aman untuk menghasilkan pendapatan
diluar pajak dengan membebani dan atau memungut publik yang menggunakan pelayanan
birokrasi pemerintah.
-Membelanjakan untuk menabung, yaitu investasi untuk mendapatkan hasil.

New Publik Service (NPS)


-Didasarkan pemikiran: kewarganegaraan dan demokratis penting dalam teori politik dan
sosial untuk aktif dan partisipatif.
-Ada yang menekankan hak dan kewajiban penduduk sebagaimana ditetapkan dalam sistem
hukum seperti status hukum. Pandangan lain kewarganegaraan sebagai komunitas politik
termasuk isue-isue seperti hak dan tanggung jawab penduduk apapun sistem hukumnya. Hal
tersebut terkait kemampuan individu untuk mempengaruhi sistem politik.
-Dalam negara demokratis menganggap pemerintah ada untuk meningkatkan kepentingan
kebutuhan komunitas dan individu-individu yang ada dalam komunitas. Hubungan negara
dan penduduk didasarkan ide kepentingan diri. Sandel (1996): model menonjol dari
hubungan antara negara dan penduduk bisa membuat pilihan-pilihan yang sesuai dengan
kepentingan dirinya dengan menjamin prosedu-prosedur tertentudan hak-hak individu. Peran
pemerintah unuk memastikan bahwa pengaruh dari kepentingan individu berjalan secara
bebas dan adil. Bahkan Sandel menawarkan pandangan lebih jauh alternatif kewarganegaraan
demokrasi dimana orang jauh terlibat secara aktif dalam pemerintahan. Mereka berbuat
melebihi kepentingan diri sendiri menuju kepentingan publik yng lebih besar.
-Manabridge menegaskan bahwa hal tersebut tidak selalu berjalan baik karena ada
kemungkinan elit poltik memanipulasi spirit publikmelalui induktrinasi atau karisma untuk
membatasi ekspresi atau perdebatan publik sehingga tantangan terhadap kekuasaan dapat
dihindari

Bukti yang dapat dilihat dari pendapat Manabridge


-Alternatif kewarganegaraan tidak menunjukkan eliminasi kepentingan diri individu atau
motif sosial melalui spirit gagasan publik
-Setiap peningkatan tuntutan pembaharuan kewarganegaraan selalu didasarkan pada
kepentingan sipil bukan kepentingan diri sendiri
-Maka oleh Evans dan Boyte mengembangkan pemikiran tersebut seiring peningkatan
tuntutan pembaharuan kewarganegaraan yang didasarkan kepentingan sipil bukan
kepentingan diri sendiri. Penduduk akan berfokus kepentingan publik luas, mereka aktif dan
partisipatif serta memberikan tanggung jawab kepada orang lain. Artinya mereka akan
melakukan apa yang harus mereka lakukan dalam sebuah demokrasi, akan menjalankan
pemerintahan. Mereka akan memberikan kontribusi tidak hanya untuk kebaikan masyarakat
tetapi juga kepada pertumbuhan mereka sebagai manusia yang aktif dan bertanggung jawab.

Ciri komunitas
-Didasarkan kepedulian
-Saling percaya
-Teamwork yang ditentukan sebuah sistem kuat dan efektif bagi komunikasi dan
penyelesaian konflik.
-Sifat interaktif dari komunitas memberikan mediasi antara individu dengan kolektif.

Humanisme organisasional
-Akar teoritis penting administrasi publik baru adalah humanisme organisasional.
-Penulis administrasi publik lama seperti Dimock, Dahl dan Waldo, Argyris, Weber dll
berpandangan perilaku rasional dalam alat dan tujuan dan tidak terkait kebebasan dan
keadilan, tetapi menekankan bagaimana orang memfokuskan pada bagaimana orang bisa
secara efisien menyelesaikan pekerjaannya dalam organisasi. Atau rasional memfokuskan
pada aktivitas berpikir yang konsisten, terpogram, terorganisir dari manusia yang
memberikan keunggulan terhadap perilaku yang terkait dengan dengan tujuan dan
menentukan tujuan tanpa bertanya bagaimana tujuan tersebut dikembangkan.
-Pemikiran baru menekankan bahwa orang tidak selalu bertindak rasional atau mendekati
perilaku rasional, mereka mengabaikan pertimbangan politik dan emosional secara
komprehensif.
-Kompleknya masalah-masalah kontemporer membutuhkan keahlian dari administrator
terletih secara profesional dan ahli tehnis sehingga harus ada orang yang mau menghadapi
tantangan tersebut, bahkan ada pengakuan dari nilai administrasi publik.

Isue layanan publik baru


-Isue layanan publik berkembang pesat dan memerlukan segera pemikiran dan penanganan
atas permasalahan kewarganegaraa,komunitas dan masyarakat atau organisasi.
-Ahli kewarganegaraan, komunitas dan masyarakat sipil, humanisme organisasional dan
administrasi publik baru terkait dengan manajemen publik baru serta post modernisme
bersama membahas layanan publik baru.
-Masih terdapat perbedaan, namun banyak kesepakatan.
-Pelajaran ini tidak eksklusif tetapi sangat menguatkan karena terdapat pelajaran praktis yang
digagas oleh layanan publik baru dan administrasi publik lamamaupun administrasi publik
baru.
-Menghasilkan ide-ide baru

Muncul ide-ide baru sesuai NPS diantaranya:


-Melayani penduduk bukan konsumen: kepentingan publik sebagai hasil dialog mengenai
nilai-nilai bersama, bukan kumpulan kepentingan individu sehingga pegawai tidak merespon
tuntutan konsumen tetapi berfokus pada pengembangan hubungan saling percaya dan
kolaborasi dengan dan antar penduduk.
-Mencari kepentingan publik: administrator harus memberikan kontribusi terhadap
pembangunan gagasan kolektif bersama dari kepentingan publik. Tujuannya bukan
menemukan solusi tepat yang didorong oleh pilihan-pilihan individu, tetapi merupakan
penciptaan dari kepentingan dan tanggung jawab bersama.
-Menilai penduduk lebih dari kewirausahaan: kepentingan publik lebih baik dikembangkan
oleh pegawai dan penduduk yang berkomitmen untuk memberikan kontribusi bermakna
kepada masyarakat dibandingkan oleh manajer kewirausahaan yang bertindak seolah-olah
uang publik adalah miliknya.
-Berpikir strategis, bertindak demokratis: kebijakan dan program yang memenuhi kebutuhan
publik bisa dicapai dengan paling efektif melalui usaha-usaha kolektif dan proses kolaborasi.
-Menyadari bahwa akuntabilitas itu tidak sederhana: Pegawai harus perhatian lebih dari
perhatiannya terhadap pasar, harus memenuhi hukum atau undang-undang, nilai komunitas,
norma politik, standart profesional dan kepentingan penduduk.
-Melayani bukan menyetir: dengan kepemimpinan berbasis nilai bersama dalam membantu
penduduk memenuhi kepentingan bersama dan tidak berusaha mengontrol atau menyetir
masyarakat menuju arah baru.
-Menilai orang, bukan hanya produktivitas : organisasi publik dan jaringan tempat
berpartisipasi cenderung berhasil dalam jangka panjang jika dijalankan melalui proses
kolaborasi dan kepemimpinan bersamma yang didasarkan pada penghargaan terhadap semua
orang.

Isu-isu manajemen publik


-Menurut area:
-,Isu global
-,Isu nasional
-,Isu regional
-Menurut kasusnya:
-,Menyangkut kebutuhan publik
-,Menjadi perhatian publik dan memerlukan penanganan oleh organisasi pemerintah untuk
diupayakan terpenuhi
-,Mendasarkan pada fungsi atau prinsip manajemen
-,Memerlukan kebijakan sebagai dasar aplikasi pelaksanaan fungsi manajemen
-,Dilaksanakan secara efisien dan efektif menuju pencapaian tujuan

Bagaimana manajemen dapat diaplikasikan


-manajemen
-Perencanaan, Pengorganisasian, penyusunan, personalia, pengarahan, pengawsan
-anggota organisasi (bawahan)
-tujuan organisasi
Aktivitas manajemen publik
-Aktivitas menentukan sasaran dalam rangka mencapai tujuan organisasi
-Menetapkan bagaimana cara yang tepat untuk mencapai tujuan
-Melaksanakan pekerjaan
-Mengendalikan kegiatan
-Mengevaluasi pelaksaan tugas

Apakah proses manajemen publik itu?


-Mengatur dan mengendalikan proses agar mekanisme kegiatan publik dapat berjalan tertib,
lancar, tepat sasaran dan memenuhi kebutuhan publik yang memuaskan.
-Kepuasan sebagai kriteria keberhasilan fungsi manajemen merupakan wujud kinerja
organisasi
-Proses manajemen publik mempunyai unsur: maksud, tujuan, sistem/prosedur, kegiatan dan
pelaksana.
-Pelaksanaan memerlukan koordinasi dengan berbagai pihak dengan tujuan: 1) memberikan
kemudahan bagi masyarakat dalam memproses jenis kebutuhan terkait dengan kewenganan
instansi. 2) mendapatkan proses manajemen yang lebih sederhana dan terkoordinasi dalam
satu instansi tertentu. 3) publik dapat terhindar dari ketidakefektifan

Dimensi manajemen publik


-Dimensi kebutuhan dan hak-hak atas kebutuhan dan hak-hak lain yang mendasar bagi
kehidupannya
-Dimensi kebebasan bagi semua orang atas kesempatan yang dimiliki
-Dimensi partisipasi bagi masyarakat dalam segala aktivitas sesuai kebijakan yang berlaku
-Dimensi produksi sebagai bentuk keadilan atas ketidaksamaan sehingga menguntungkan
-Dimensi keadilan dalam kewajiban sesuai tanggungjawab dan kemampuannya

Tantangan manajemen publik


-Terciptanya ekonomi pasar dan integrasi ekonomi regional dan global
-Perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi
-Meningkatnya tuntutan dan penyempurnaan metode dan mekanisme kerja birokrasi terutama
tuntutan akan keterbukaan (tranparansi) dan kebertanggungjawaban (accountabilitas) atas
setiap kebijakan atau kegiatan birokrasi
-Tuntutan kualitas kinerja lembaga atau individu dalam birokrasi
-Meningkatnya tuntutan desentralisasi

Perlu reformasi manajemen publik


-Reformasi merupakan kegiatan yang dibuat oleh manusia
-Reformasi merupakan suatu proses
-Resistensi beriringan dengan proses reformasi
-Reformasi sebagai spiritualitas ortodoksi yaitu orthodoxy of reform yang melahirkan
gerakan penyadaran dalam tubuh manajemen publik secara berkesinambungan
-Reformasi akan berhasil jika: berhubungan dengan penerimaan para elit dan semua
konstituensnya, mempersoalkan ketersediaan pelaku kebijakan terutama aktor-aktor
kunciyang akan mengimplementasikannya, berkaitan dengan kredibiltas dan septabilitas para
stacheholder.

Aspek yang diperjuangkan dalam reformasi


-Transformasi dan penyesuaian kembali fungsi-fungsi manajemen
-Reformasi dan readaptasi struktur kekuasaan dan sruktur organisasi
-Reformasi manajemen personalia
-Proses dan mekanisme operasional manajemen publik
-Adopsi metode-metode scientific modern serta perangkat tehnologi maju dalam manajemen
publik
-Reformasi berbagai sub-sistem manajemen publik

Contoh isu perbaikan manajemen pelayanan publik sesuai aspirasi reformasi


-Surat Menko
-,Wasbangpan No.
-,56/MK.Waspan/6/98
-,Perihal:
-,Langkah-langah nyata Perbaikan Pelay Masy Sesuai aspirasi reformasi

-Kepada:
-,Pera menteri
-,Pimpinan lain yang terlibat
-,Gubernur
-,Bupati/wali kota
Yaitu dgan
-Dlm wkt secepat-cepatnya mengambil langkah-langkah perbaikan mutu Pelayanan Di lingk
masing-msg
-langkah-langkah
-Perbaikan dengan:
-,memberikan pel scr cepat, tepat, dan langsung bagi pel. Yang sifatnya sesaat.
-,bagi pel yg memerlukan proses waktu:
-,,Pedoman informasi pel yg transparan
-,,Menempatkan petugas yang bertanggung Jawab melakukan pengecekan berkas
permohonan setuju atau ditolak
-,,Ada kepastian biaya (penghapusan biaya tambahan /pungli)
-,,Menyelesaikan permohonan tepat waktu
-,,Menerapkan pola pel terpadu (satu atap)
-,,Melakkan survey kepuasan masya/pelanggan

Pelaksanaan reformasi manajemen pelayanan publik


-Koordinasi dengan instansi pemerintah pusat dan daerah untuk:
-,mengambil langkah-langkah deregulasi aturan-aturan di bidang pelayanan masyarakat untuk
disesuaikan dengan aspirasi reformasi berupa: perbaikan prosedur dan persyaratan pelayanan,
memberikan kepastian waktu dan biaya.
-,melakukan pembinaan dan perbaikan sarana prasarana penunjang, termasuk lingkungan
yang menjamin keamanan dan kenyamanan.
-Saat ini telah berkoorndinasi dengan pemerintah DKI untuk paket: KTP,catatan sipil, IMB,
IMB terpadu (satu atap), kesehatan dan kas daerah. Akan diekspose Gubernur DKI kepada
masyarakat disaksikan oleh Menko Wasbangpan pada waktu yang telah ditentukan
-Diharapkan akan diikuti pemda lain termasuk instansi pusat

Kebijakan perbaikan manajemen pelayanan publik


-Hasil siding reformasi pelayanan
-perbaikan kinerja aparatur
-kebijakan transparansi
-Pengawasan efektif
-pelayanan prima
1
2
3
4
5

Kebijakan dan Pilihan Publik


-Banyaknya isu yang melanda manajemen publik di indonesia sehingga diperlukan kebijakan
yang tepat untuk dijadikan pilihan publik yaitu privatisasi.
-Perlu dikenali lebih baik posisi kebijakan, pilihan publik dan privatisasi sebagai salah satu
implementasi kebijakan dari model rasional yang diharapkan memberikan pilihan-pilihan
publik yang menguntungkan berbagi pihak.
-Kebijakan adalah serangkaian tindakan yang dipilih dan dalokasikan secara sah oleh
pemerintah/ negara kepada seluruh aggota masyarakat yang mempunyai tujuan tertentu demi
kepentingan publik. Implikasi kebijakan tersebut:
-,kebijakan publik itu berbentuk pilihan-pilihan tindakan pemerintah.
-,tindakan-tindakan pemerintah itu dialokasikan kepada seluruh masyarakat sehingga bersifat
mengikat.
-,tindak-tindakan pemerintah itu mempunyai tujuan-tujuan tertentu.
-,tindakan-tindakan pemerintah itu selalu dioreientasikan terhadap terpenuhinya kepentingan
publik.

Metode dan langkah untuk menentukan pilihan alternatif kebijakan


-Mengidentifikasi masalah
-Merumuskan tujuan dan menyususn dalam jenjang tertentu
-Mengidentifikasikan semua alternatif kebijakan
-Meramalkan atau memprediksi akibat-akibat dari tiap laternatif.
-Membandingkan akibat-akibat tersebut dengan mengacu pada tujuan
-Memilih alternatif terbaik

Sumber ketegangan dan kontroversi keputusan kebijakan


-Tujuan
-,Bersifat obyektif, ekonomis
-,Berupa jasa/barang, moneter
-,konkrit
-,kuantitatif/terukur
-,Mewujud dalam bentuk terget/sasaran
-,Seperti angka rupiah persentasi

-Nilai
-,bersifat subyektif, normatif
-,moral, agama, etis, estetica, historis, sosiologis
-,Abstrak
-,Kuantitatif
-,Mewjud dalam bentuk saran, peringatan-peringatan
-,Seperti kerugan moral, sosial dan bahaya-bahaya/malapateka jika dilanggar

Privatisasi
-Merupakan salah satu bentuk model rasional dari kebijakan publik, maka privatisasi
merupakan pilihan publik yang paling mengedepan.
-Privatisasi merupakan kebijakan pblik yang menonjol berbagai macam pilihan-pilihan
publik dan sengaja dibuat untuk meningkatkan penampilan pemerintah.
-Privatisasi adalah kunci untuk pemerintah yang terbatas (ukuran, ruang lingkup, kekuasaan
relatif terhadap institusi2 lain dari masyarakat) dan lebih baik ( kebutuhan masyarakat
dipuaskan secara lebih efisien, efektif dan adil)
-Hasil privatisasi: pemerintah lebih kecil dan tangkas, sebaliknya masyarakat lebih kokh dan
dapat disesuaikan
-Pemerintah sebagai pengemudi yang mengarahkan dan mengintrol dan bukan pelaksana
langsung dari suatu aktivitas karena bertumpu pada institusi privat masyarakat dan kurang
bertumpu untuk memuaskan masyarakat.

Pengaturan dasar untuk menghasilkan variasi alternatif (pemerintah, perusahaan,


konsumen dan sosial sukarela) demi keinginan masyarakat
-Jasa pemerintah
-Penjualan keliling pemerintah
-Persetujuan antar pemerintah
-Kontrak
-Waralaba
-Hibah/bentuan
-Voucer
-Pasar
-Jasa sukarela
-Swalayan.

Setiap pengaturan yang berbeda dapat untuk menyediakan barang yang berbeda. Setiap
barang dapat diberikan melalui lebih dari satu pengaturan institusional. Namun setiap jenis
pengaturan juga mempunyai keterbatasan dalam penyediaan barang.

Kekuatan-kekuatan di belakang privatisasi


-kekuatan pragmatis yang bertujuan supaya pemerintah yang lebih baik yang akan
mengakibatkan Privatisasi yang bijaksana mengarah menuju manajemen publik yang lebih
efektif
-Kekuatan Ideologi yang bertujuan supaya pengurangan peran pemerintah yang akan
mengakibatkan Pemerintah terlalu besar, terlalu kuat mengganggu kehidupan rakyat maka
merupakan satu bahaya terhadap demokrasi.
-Kekuatan komersial yang bertujuan supaya lebih banyak bisnis yang akan mengakibatkan
Pengeluaran pemerintah merupakan sebagian yang luas dari itu hendaknya diarahkan kepada
perusahaan-perusahaan privat, perusahaan yang dimiliki negara dan aset-aset dapat
dipergunakan secara lebih baik oleh sektor privat.
-Kekuatan penduduk yang bertujuan supaya masyarakat yang lebih baik yang akan
mengakibatkan Rakyat hendaknya mempunyai pilihan yang lebih baik/banyak dalam
menejemen publik. Mereka hendaknya diberikan kekuasaan untuk mendefinisikan dan
menyampaikan kebutuhan-kebutuhan umum dan membangun suatu perasaan bermasyarakat
dengan lebih banyak bertumpu pada keluarga, lingkungan, tetangga, asosiasi etnis, dan
sukarela serta kurang pada struktur birokrasi yang renggang.

Tekanan pragmatik
-Bila menghadapi tekanan hebat yaitu ketika biaya kegiatan pemerintah meningkat, tetapi
perlawanan terhadap pajak-pajak yang lebih tinggi juga meningkat. Shg pegawai publik
mencari pemecahan yang memberikan harapan baik terhadap kesulitan mereka.
-Cara yang dilakukan:
-,pembukuan kreatif yang menutupi besarnya perbedaan antara pendapatan dan pengeluaran.
-,meminjam untuk menutupi kesenjangan itu.
-Karena negara lain sulit memberi bantuan pada negara yang boros, maka secara alami
memotong atau menghapus kegiatan pemerintah menjadi tidak populer, maka meningkatkan
produktivitas rupanya lebih menarik secara politis.
-Usaha lain untuk meningkatkan penerimaan dengan mensentralisasi, mendesentralisasi,
mengorganisasikan kembali, memperkenalkan penampilan anggaran, pilihan menejemen,
pelatihan kepekaan, pengembangan organisasi, insentif, tabungan, dll.

Privatisasi adalah pendekatan strategis untuk meningkatkan produktivitas biro-biro


pemerintah maka untuk memberikan rakyat lebih banyak uang . Dengan demikian
privatisasi mengarah pada peningkatan yang luas dan efisien.

Tekanan ideologis
-Dasar pemikirannya dari filsafat politik dan ekonomi.
-Lebih banyak pendapat rakyat diambil oleh pemerintah sebagai keputusan tentang
penempatan uang-uang dalam organisasi, sehingga membuat renggang dan tidak responsif
dan kehilangan kebebasan.
-Institusi-institusi pemerintah dapat menjadi lalim dalam masyarakat demokratis, karena akan
menggerakkan dukungan mayoritas dengan sangsi2 paksaanuntuk menghalangi golongan
minoritas. Maka perlu konstitusi kolektif untuk melindungi kemerdekaan individu.
-Kemerdekaan, keadilan, dan efisiensi adalah esensial semuanya dan masing-masing
bercampur, namun sering berbeda bahkan bertujuan masing2. Maka perlu keseimbangan,
saling tukar menukar kebebasan dan lebi adil dan pemerintahlah sebagai alat untuk
menemukan keseimbangan tanpa melampaui batas dan tanpa mengancam tujuan serta jangan
sampai menimbulkan ancaman terbesar yaitu ketidakpercayaan pemerintah.
-Dalam pertimbangan ekonomi: bahwa kesesjahteraan masyarakat jangka panjang akan
dimaksimalkan jika keputusan-keputusan ekonomi sebagian besar ditinggalkan di pasar
(pemerintah menjamin bahwa tak seorangpun ditinggalkan tanpa kebutuhan dan kehidupan).
Hak tersebu sering mengakibatkan pertentangan secara politis.

Tekanan komersial
-Pengeluaran pemerintah terbesar adalah gaji pegawai dan jauh dari kepentingan komersial.
Pendukung privatiasi mengharap kegiatn pemerintahan lebih banyak diarahkan melakukan
pekerjaan sebagimana dilakukan oleh bisnis2 privat dan pembayar pajak.
-Sektor privat melihat kesempatan bisnis yang kokoh dalam proyek modal pemerintah
bagaikan penjara tanpa kebebasan menentukan kebijakan. Maka seharusnya privat dapat
diberi kesempatan untuk membiayai, membangun atau mengoperasikan proyek/fasilitas
sebagai pilihan pemerintah karena tidak mampu membiayai dengan perhitungan hasil
sebagaimana disepakati untuk meningkatkan kesesjahteraan rakyat.
Kebijakan privatisasi dalam mewujudkan tujuan sesuai pilihan publik
-Pemerintah lebih baik dalam arti lebih efektif biaya
-Pengurangan peranan pemerintah, karena peranan tersebut mulai diambil alih dan
diperankan institusi privat
-Lebih banyak orientasi kegiatan pemerintah pada bisnis
-Penduduk mempunyai pilihan pilihan yang lebih besar dalam menejemen publik dan
berkuasa mendefiniskan kebutuhan-kebutuhan umum mereka
Manajemen Publik dan Kinerja Keorganisasian:
Sebuah Agenda untuk Penelitian
George A. Boyne, Kenneth J. Meier, Laurence J. OToole, Jr. dan Richard M. Walker

Pengantar Manajemen Publik dan Kinerja Keorganisasian


Bagaimana meningkatkan kinerja pelayanan publik?
Pertama, bagaimana cara yang tepat untuk mengukur kinerja organisasi publik? Kedua,
seberapa besar peran manajemen dalam meningkatkan atau menghambat kinerja? Ketiga,
bagaimana konteks dari program-program dan organisasi-organisasi, baik di bidang politik
maupun keorganisasian, menciptakan kontingensi yang dapat meningkatkan atau menekan
berbagai faktor penentu dari kinerja?

Teori
Teori ditandai dengan presisi dan melalui generasi proposisi sehingga akan membuat temuan
empiris ke dalam bentuk yang koheren dan jelas, dan juga akan menunjukkan jalan menuju
penelitian masa depan. Teori harus dibangun dengan kuat dan dapat dikembangkan lebih
lanjut sehingga dapat diterjemahkan menjadi suatu penambahan studi empiris.

Manajemen Publik sebagai agenda Penelitian

Beberapa Kelemahan Teori dalam manajemen publik diantaranya adalah (1) Penelitian
bersifat diskursif dan spekulatif tanpa tes empiris yang sistematis, dan tanpa petunjuk-
petunjuk yang empiris. Selain itu kebanyakan Cakupan deskriptif Konstruksi teori tidak
memuat argumen logis yang kuat, untuk menghasilkan hipotesis.
ContohGagasan teori ekonomi Choi dan Heinrich tentang efisiensi sebagai nilai yang kecil
dalam memprediksi atau menjelaskan kinerja sistem kontrak pemerintah, Prinsip Provan,
Milward dan Analisis dokumen Asett yang digunakan dalam memahami kinerja
Syarat Teori yang baik dalam Manajemen Publik

1. Teori yang tepat, memiliki suatu karakteristik yang berguna dalam penyelidikan
manajemen publik dan peranannya dalam penyediaan layanan publik.
2. Memiliki presisi dan selalu berusaha untuk memperoleh kesetaraan.
3. Memiliki variabel dan implikasi yang kompleks sehingga perlu dikurangi jumlah
variabel dan fokus
4. Membatasi hubungan yang sederhana, linear , dan aditif antar variabel.
5. (O'TToole dan Meier 1999), Memilih pada fokus yang menunjukkan hasil yang
produktif dalam bentuk pertanyaan empiris.
6. Untuk menghindari pemalsuan data pada analissi perlu mengurangi variabel yang di
uji statistik.

Selain itu juga Teori harus didasarkan pada klasifikasi yang tepat dari suatu studi yang masih
berlaku.
Rancangan teori yang baik mengidentifikasi dan mengklasifikasi informasi untuk
menentukan hubungan dan bentuk fungsional dari hubungan tersebut,.

1. Mengidetifikasi fitur-fitur (indikator) Pelayanan publik


Pelayanan publik yang dapat mempengaruhi variabel seperti manajemen yang dapat
meningkatkan kinerja keorganisasian. Contoh: Penelitian Kinerja kesehatan, kinerja
dalam otoritas lokal Welsh, lembaga federal AS, pemerintah nasional Australia,
negara bagian Wisconsin, sekolah di distrik-distrik Texas, serta dalam bentuk eksplisit
lintas nasional dalam bidang pendidikan dan e-government menunjukkan bahwa tidak
hanya kinerja keorganisasian yang bervariasi dalam konteks perbedaan dan lokasi
kejadian, tetapi bahwa hubungan antar variabel diharapkan dapat bervariasi pada
subjek kontingensi.
2. Prediksi yang tepat terhadap Manajemen publik,
Misalnya, reformasi New Public Management yang akan dilakukan di negara ini, tapi
tidak di negara yang lain. Kita perlu untuk menentukan karakteristik atau kontingensi
yang mempengaruhi hubungan antara manajemen atau faktor-faktor lain dengan
kinerja pelayanan publik. Teori tersebut harus memiliki presisi untuk dapat
menentukan bahwa, misalnya, gaya manajemen yang melibatkan jaringan kerja
dengan pelaku-pelaku eksternal akan meningkatkan hubungan positif antara sumber
daya dan kinerja.
3. Ilustrasi kontingensi (Situasional)
Beberapa teori telah mengungkapkan bahwa manajemen mempengaruhi kinerja
melalui serangkaian interaksi non-linieritas (O'Toole dan Meier 1999), dan bukti
dalam buku ini menunjukkan non-linearities tertentu yang tampaknya telah menjadi
sebuah karya. Beberapa di antaranya, seperti kegiatan Red Tape birokrasi dan
kinerja oleh Pandey dan Moynihan, tidak hanya menegaskan pentingnya suatu
kontingensi, tetapi juga menunjukkan adanya kebijaksanaan konvensional, yang
dalam hal ini mengenai efek negatif kinerja yang ditimbulkan dari adanya pita merah
birokrasi.

Dengan demikian perlu membangun Infrastruktur Intelektual yang menyangkut kinerja


pelayanan publik
Kami menawarkan tiga proposal:

dua yang bisa dimanfaatkankan pada studi individu dan juga pada penelitian umum
masyarakat dengan meningkatkan sistematika fokus tentang pengukuran dan
menghasilkan varians melalui pendekatan-pendekatan metodologis,
satu yang dapat menghasilkan manfaat, terutama untuk investasi masyarakat yang
lebih luas.

Kinerja Keorganisasian: Sebuah Agenda untuk Penelitian

Setiap ukuran empiris dari Pengukuran Kinerja terdiri dari dua bagian, yaitu;

1. nilai sebenarnya dari konsep yang sedang diukur dan


2. beberapa kesalahan dari hasil pengukuran seperti bias baik mengenai diskriminasi ras
(Andrews dkk. 2005) atau mencerminkan kepentingan diri manajer (Brewer) juga
ujian standarisasi tidak sepenuhnya mengukur hal yang menyangkut pendidikan
(Smith 2003),

Pengukuran Kinerja bersifat objective


Pengukuran Objektif menggunakan Efek instrumentasi, yaitu alat yang digunakan untuk
mengukur berbagai interaksi kinerja dengan berbagai proses organisasi yang dapat
memperjelas pengukuran mengenai kinerja.
Efek instrumentasi umum adalah perpindahan tujuan, sebagai organisasi tentunya berusaha
untuk menghasilkan berbagai sistem akuntabilitas dan mengabaikan berbagai aspek pekerjaan
yang tidak diukur oleh sistem akuntabilitas tersebut (Blau 1956).

Disfungsi Pengukuran (indikator) Kinerja Organisasi Secara Objektif

1. Ketidakjujuran; menafsirkan jumlah pada pemilihan kasus-kasus pada suatu lembaga


untuk mengukur kinerja staf akan menghasilkan angka-angka yang memungkinkan
salah (Blau 1956), atau melaporkan data yang salah (Bohte dan Meier 2000).
2. Ada pengaruh tekanan politik ketika para pejabat politik berusaha untuk mencampuri
program yang dilakukan.
3. Boyne (2002) mengidentifikasi dimensi kinerja organisasi publik yang meliputi;
kejujuran, partisipasi, akuntabilitas, dan biaya per unit dari hasil demokrasi
(Moynihan dan Ingraham 2003).
4. Bidang Pemerintahan menggunakan data kinerja untuk membuat kebijakan,
(Ingraham 2005).
5. Indikator kinerja hanyalah sebatas informasi umpan balik untuk pengambilan
keputusan.
6. Pengendalian kinerja tergantung dari manajemen. Kenis menunjukkan bahwa "kontrol
lembaga" tidak dapat diabaikan dalam pengendalian kinerja

Manajemen Publik
Variabel Manajemen paling mempengaruhi kinerja yang terkait dengan fungsi-fungsi
manajerial
Variabel manajemen masih jarang diteliti berkaitan dengan kinerja karena dampak dari bias
disiplin ilmu ekonomi (berfokus pada insentif dan hasil) dan ilmu politik (berkaitan dengan
faktor-faktor lingkungan eksternal pada tiap unit organisasi). Sebelum manajemen publik
dapat menjadi suatu desain ilmu yang benar (Simon 1996), di mana salah satu tujuannya
untuk meningkatkan kinerja, pertama-tama kita harus mampu mengukur aspek-aspek yang
relevan pada sistematika manajemen baik besar maupun kecil, yang dapat diandalkan dan
valid

Manajemen Sumber Daya Manusia


Praktek manajemen dapat memotivasi karyawan, mengurangi pergantian karyawan, dan
mungkin mempengaruhi kinerja secara keseluruhan (Rainey 2003).

Dalam Penelitian praktek Manajemen perlu

1. Mengembangkan ukuran efisien


2. Mengembangkan seperangkat langkah-langkah manajemen sumber daya manusia
yang berlaku umum.
3. Menganalisis secara sistematis kinerja organisasi,
4. Memanipulasi variabel yang berkaitan dengan kinerja pelayanan publik.

Beberapa Pendekatan dalam Penelitian Manajemen Publik dan Kinerja Keorganisasian

1. Melalui metode empiris, melalui Studi kualitatif dan Kuantitatif


2. Metode eksperimental, meskipun akan sulit menggeneralisasi menurut Whitford dan
Miller (2002)
3. Metode Survei oleh Chin dkk. 2000 dalam organisasi-organisasi politik
4. Menggunakan studi empiris, simulasi komputer untuk menilai perbedaan taktik
manajerial.
5. Pemodelan matematika, untuk melihat implikasi dari argumen teoritis atau bahkan
untuk menunjukkan validitas logis dari suatu teori (O'Toole dan Meier 1999, March
dan Simon 1958)

Catatan
Singkatnya, studi sistematis menyangkut kinerja pelayanan publik tidak akan banyak
memiliki kemajuan tanpa peningkatan yang signifikan dalam studi manajemen publik.
Seperangkat Data Hybrid
Ilmu manajemen publik tidak tersedia data secara luas, sehingga perlu ada data campuran
karena:

Pemerintah memberikan sumber data tentang indikator kinerja, tetapi sedikit dan tidak
ada hubungan dengan ukuran manajemen.
Sumber data dari perangkat struktur organisasi yang tidak terdokumentasikan secara
jelas sehingga Data arsip atau perangkat pemerintah tersebut perlu digabung dengan
data survei struktur manajemen, kemudian menambah dan menggabungkan variabel-
variabel lainnya.
Data-data gabungan tersebut perlu dilengkapi dengan wawancara, kunjungan
lapangan dan pengumpulan data melalui metode kualitatif untuk memberikan
penjelasan dan menemukan adanya hubungan.
Untuk membangun teori dalam bidang manajemen publik dan kinerja organisasi,
dengan data campuran maka perlu dianalisis triangulasi untuk membuat pernyataan
kausal yang meyakinkan, untuk menarik kesimpulan dan rekomendasi

Metode-metode penelitian Manajemen Publik dan Kinerja Keorganisasian


Pada pembahasan ini akan fokus pada tiga item metode, yaitu; kausalitas, non linearitas, dan
berbagai masalah yang terkait dengan beberapa tujuan dalam sebuah organisasi, program
tunggal, atau jaringan kerja.
Kausalitas. Analisis Kausalitas digunakan untuk mengubah faktor-faktor yang akan
meningkatkan kinerja, bukan hanya untuk menjelaskan kinerja.
Suatu perubahan dalam variabel independen secara konsisten akan menghasilkan perubahan
berikutnya dalam variabel dependen hanya jika hubungan kausal itu ada.
Non-Linearitas

1. bentuk fungsional, berupa pertanyaan apakah ada atau tidak ada hubungan antara dua
variabel yang dirangkum oleh garis lurus atau dengan perkiraan non linier.
2. variabel mungkin berinteraksi satu sama lain dan dalam proses menghasilkan
hubungan yang sangat berbeda untuk beberapa organisasi.
3. hubungan antara dua variabel mungkin berbeda-beda pada tiap organisasi atau pada
organisasi yang sama pada waktu yang berbeda.

Beberapa Tujuan yang Saling Terkait


Tujuan penelitian Mungkin jenis metode yang paling bermanfaat dari penelitian ini adalah
bagaimana perubahan kinerja pada program A dibandingkan dengan perubahan kinerja pada
program B dan bagaimana rasio ini dapat dijelaskan oleh variabel lain. Jenis analisis program
elastisitas pada dasarnya akan menciptakan variabel dependen baru dari tahun ke tahun
perubahan dalam berbagai program. Analisis seperti juga bisa menentukan desain sistem di
mana program kinerja pada satu tujuan menghasilkan eksternalitas positif untuk tujuan-tujuan
yang lainnya.
Desain struktural yang mempengaruhi kinerja,
a. sentralisasi yang bertentangan dengan desentralisasi,
b. produksi bersama,
c. rentang kendali,
d. pencampuran berbagai tipe karyawan,
e. jumlah kantor-kantor lapangan
Struktur program adalah variabel yang hilang dalam studi kinerja organisasi. Aspek ini hanya
satu di antara banyak dimensi pada struktur yang mungkin berhubungan dengan kinerja.
Provan dan Milward (1995), misalnya, jaringan-jaringan kerja tampil lebih baik ketika
mereka mengambil beberapa aspek struktural hirarki yang lebih tradisional.

Kesimpulan
Peneliti peduli akan kinerja, tetapi tidak menjadikannya sekedar pemikiran akan suatu
estetika atau intelektual berpikir, akan tetapi karena menyangkut hasil-hasil pelayanan publik
dan memiliki nilai-nilai publik.
Sebagai konsekuensinya, bila terfokus pada peningkatan pelayanan publik, maka perlu
menangani beberapa metode pertanyaan dari perspektif yang agak terpisah dari ilmu sosial
lainnya.
Meningkatkan pelayanan publik berarti meningkatkan nilai-nilai publik, melibatkan
perbaikan-perbaikan desain. Sebagai ilmu desain, manajemen publik perlu menerapkan
teknik baru yang dikembangkan untuk menentukan bagaimana memperkuat dampak kinerja.
Demikian pula, beberapa perbaikan metodologis dapat mendapatkan pengaruh pada masalah
kontingensi dan non linearities yang jelas merupakan bagian penting dari suatu pemecahan
masalah.
Metode canggih lainnya juga dapat membawa perbaikan praktis yang memungkinkan kita
untuk menilai prospek dan tingkat sebuah tujuan atau, sebaliknya, sinergi dalam berbagai
program publik yang lebih kompleks.

Anda mungkin juga menyukai