Anda di halaman 1dari 2

"KOMITMEN NEGARA TERHADAP WILAYAH

PERBATASAN"
Komitmen Negara Terhadap Wilayah Perbatasan, begitulah tema besar yang diakat pada Rapat
Evaluasi Kerja Nasional yang diadakan oleh Himpunan Mahasiswa Ilmu Politik Indonesia di
Auditorium Untan, dengan Narasumber Basuki Ahmads S.IP, selasa (21/02/2017).

Dalam seminar tersebut hadir sejumlah mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dari
berbagai Universitas yang ada di Indonesia, dan dihadiri juga oleh Rektor Universitas
Tanjungpura dalam kesempatan kali ini diwakili oleh Pembantu Dekan III Fisip Untan, Bapak
Drs.M.Sabran Achyar, M.Si. Tidak hanya mahasiswa Prodi Ilmu politik yang hadir dalam
seminar nasional dengan tema besar Rapat Evaluasi Kerja Nasional, mahasiswa lain juga ikut
berpartisipasi dalam kegiatan tersebut. Seperti Mahasiswa Prodi Ilmu Administrasi Negara yang
turut meramaikannya. Semangat dari mahasiswa menunjukan kesadaran mereka terhadap
pentinganya daerah perbatasan. Makna dari kegiatan ini adalah meningkatkan kepedulian
mahasiswa dan pemerintah khususnya terhadap wilayah perbatasan. Wilayah perbatasan menjadi
prioritas utama yang harus diperhatikan oleh pemerintah, baik SDM dan SDA, maupun
infrastruktur. Dalam kesempatan kali ini, menurut narasumber , "Ada 5 kabupaten yang
berbatasan langsung dengan Malaysia, yaitu Kabupaten Sambas, Kabupaten Bengkayang,
Kabupaten Sanggau, Kabupaten Sintang, dan Kabupaten Kapuas Hulu yang berada di Propinsi
Kalimantan Barat. Kata Basuki Agmads. Beliau menyampaikan pentingnya pembagunan
dengan skala prioritas yang luas terhadap wilayah perbatasan. "Perbatasan merupakan area yang
jauh dari pusat pemerintahan, sehingga sangat memungkinkan adanya ketimpangan pemerataan
infrastruktur, baik fisik maupun non fisik. Sebagai contoh akses jalan yang masih mengunakan
tanah, minimnya pendidikan dan kesehatan, serta patok batas yang masih dalam daftar hilang. "
Tandasnya kembali. Letak yang jauh dari pusat pasar, sangat memungkinkan warga perbatasan
membeli kebutuhan pokok mereka ke negara tetangga. Seperti yang saya kutip dari Basuki
Ahmads, warga indonesia membeli kebutuhan pokok mereka ke Malaysia, barang Indonesia
mahal. Sedangkan kebutuhan yang dipasarkan Malaysia relatif lebih murah. Oleh karena itu
solusi yang kongkrit sangat dibutuhkan untuk daerah perbatasan.

Anda mungkin juga menyukai