PUBLIC RELATION
Sedangkan menurut The British Institute Of Public Relations (Teguh Meinanda, 1989 : 36) :
Public Relations adalah Keseluruhan upaya yang dilangsungkan secara terencana dan
berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara niat baik dan saling
pengertian antara suatu organisasi dengan segenap khalayaknya.
Adapun fungsi dari Public Relations menurut Bettrand R. Canfield ( 1964 : 6 ) adalah sebagai
berikut :
a. Mengabdi kepada kepentingan umum
Jika tidak untuk kepentingan publik baik itu internal maupun eksternal, maka tidak mungkin
akan tercipta suatu hubungan yang menyenangkan. Sebaliknya suatu badan / perusahaan akan
dapat sukses apabila segala tindakannya adalah sebagai pengabdian kepada kepentingan
umum.
Pada perencanaan ini dikenal pula istilah perumusan 7 C, yaitu suatu penilaian terhadap
hubungan komunikator dengan komunikan, perumusan itu adalah :
a. Credibility, yaitu nilai kepercayaan public terhadap pihak komunikator.
b. Context, yaitu factor yang menghubungkan isi dari pesan dengan kenyataan pada
lingkungannya.
c. Content, yaitu makna dan arti yang terdapat dalam pesan yang dapat dipahami oleh
komunikan.
d. Clarity, yaitu factor kesedrhanaan dan kejelasan tidaknya suatu perumusan di dalam pesan
yang disampaikan.
e. Continuity dan Consistency, yaitu factor ada tidaknya pertentangan atau perbedaan dalam
pesan.
f. Capability, yaitu factor kemampuan untuk memberikan penjelasan.
3. Communication
Tahapan ini adalah tahapan penyampaian. Damana pada tahapan ini sangat menentukan satu
planning dan programming. Sebab jika penyampaiannya dilakukan secara berlainan, maka
dapat menimbulkan efek yang berlainan. Pada tahapan ini menurut Joseph Klepper perlu
diperhatikan tiga factor yang perlu mendapat perhatian, yaitu :
a. Group membership.
b. Selective processes.
c. Predispotion.
4. Evaluation
Pada tahapan yang terakhir ini dilakukan perbaikan perbaikan untuk menciptakan hubungan
yang harmonis diantara public suatu badan / lembaga / perusahaan.
Karyawan sebuah perusahaan merupakan aset yang cukup penting, karena karyawan itu
sendiri terkait dengan status atau kedudukan yang saling berbeda antara satu dengan yang
lainnya tapi pada prinsipnya memiliki keinginan yang sama terhadap pimpinan atau
perusahaan.
Menurut Frank Jefkins dalam bukunya Public Relations (1995), Hubungan publik internal
sama pentingnya dengan hubungan publik eksternal, karena kedua bentuk hubungan publik
tersebut diumpamakan sebagai dua sisi mata uang yang mempunyai arti sama dan saling
terkait satu sama lain.
Dengan demikian dapat juga diartikan bahwa hubungan kepegawaian ( Employee Relations )
tersebut tidak dilihat dalam pengertian yang sempit, yaitu sama dengan hubungan industrial
yang hanya menekankan pada unsur dua proses produksi & upah yang terkait dengan
lingkungan kerja pengertiannya lebih dari itu, hubungan tersebut dipengaruhi oleh
hubungan komunikasi internal antar karyawan dengan karyawan lainnya atau hubungan
karyawan dengan manajemen perusahaan yang efektif (Cutlip & Center, 1982, hal. 292).
Pelaksanaan program Employee Relations ( hubungan publik internal ) yang tepat bagi suatu
perusahaan merupakan sarana teknis atau suatu kegiatan metode komunikasi yang memiliki
kekuatan mengelola sumber daya manusia demi pencapaian tujuan perusahaan. Kemudian
pada akhirnya hal tersebut bermuara pada peningkatan produktivitas perusahaan, baik secara
kualitas maupun kuantitas. Bentuk produk, barang atau pemberian jasa yang ditawarkan
kepada publik sasarannya.
Keberhasilan pelaksanaan program kerja Public Relations Internal dalam membina bagian
employee relations tersebut, akan menghasilkan kualitas teknis produk barang yang lebih
baik dan dapat memberikan kepuasan terhadap pemakai barang atau pelanggan serta
peningkatan citra.
Hubungan Public Internal ( internal Public Relations ) dalam suatu perusahaan, terdiri dari :
1. Hubungan dengan pekerja atau karyawan ( employee relations ) pada umumnya beserta
keluarga karyawan pada khususnya.
2. Hubungan dengan pihak jajaran pimpinan dalam manajemen perusahaan ( management
relations ).
3. Hubungan dengan pemilik perusahaan atau pemegang saham ( stockholders relations ).
Dengan demikian Public Relations Internal berupaya melakukan hubungan komunikasi yang
efektif melalui suri tauladan yang dimulai dari pihak atasan ( pimpinan ).
Selain itu Public Relations internal juga menjadi corong informasi dari para karyawan kepada
pihak perusahaan atau sebaliknya, mampu bertindak sebagai mediator dari perusahaan
( pimpinan ) terhadap para karyawan, mampu mempertemukan atau menyampaikan tujuan
tujuan dan keinginan keinginan dari pihak karyawan kepada perusahaan atau sebaliknya
(Colin Coulson Thomas, 2005, hal. 14).
Berkaitan dengan tugas, hubungan antara manajemen dan karyawan umumnya merupakan
hubungan formal yang kaku dan birokratis. Terdapat beberapa jenjang dan jalur yang
membatasi komunikasi sehingga menjadi kurang efektif dan panjang. Hal ini seringkali
menimbulkan salah pengertian dan penafsiran karyawan terhadap kebijakan yang diambil
oleh manajemen karena kurang efektifnya hubungan tersebut.
Dalam rangka mengatasi kesenjangan hubungan manajemen dan karyawan, dapat dilakukan
hubungan secara informal. Hubungan informal dapat mereduksi jenjang birokrasi dan jalur
komunikasi, sehingga hubungan komunikasi dapat berlangsung secara lebih cepat, tepat dan
efektif. Jalur informal dapat dilakukan melalui pertemuan informal antara manajemen dan
karyawan (Colin Coulson Thomas, 2005, hal. 14).
Saat ini perkembangan dalam dunia kerja telah menimbulkan masalah yang serius dalam
hubungan antara manajemen dan karyawan. Karena jumlah karyawan meningkat, maka garis
hubungan antara manajemen dan karyawan menjadi semakin renggang. Itu semua disebabkan
karena komunikasi yang kurang baik, sehingga pada akhirnya menimbulkan kesalahpahaman
anta kedua belah pihak dan karyawan merasa tidak memiliki cukup kesempatan untuk
menyatakan pendapatnya.
Untuk membina hubungan yang lebih baik perusahaan harus membentuk Public Relations
untuk merekrut, memilih, menempatkan, melatih karyawan, mendengar keluhan,
merundingkan perjanjian serta memberikan upah dan keuntungan.
Pada dasarnya dalam memelihara hubungan yang baik antara manajemen dan karyawan
meliputi :
1. Upaya untuk meningkatkan kualitas kehidupan kerja ( quality of work life ) yang lebih
baik.
2. Bagaimana manajemen dan Public Relations mempengaruhi kualitas kehidupan kerja.
3. Bagaimana peran Public Relations dalam berkomunikasi.
Salah satu segi hubungan antara manajemen dengan karyawan lazim dikenal dengan istilah
hubungan karyawan. Pemeliharaan hubungan karyawan dalam rangka keseluruhan proses
manajemen Pubic Relations berkisar pada pemikiran bahwa hubungan yang serasi dan
harmonis antara manajemen dan karyawan yang terdapat dalam perusahaan perlu
ditumbuhkan, dijaga dan dipelihara demi kepentingan bersama dalam perusahaan.
Hubungan kerja merupakan hubungan kerjasama antara semua pihak yang berada dalam
proses produksi disuatu perusahaan. Penerapan hubungan kerja merupakan perwujudan dan
pengakuan atas hak dan kewajiban karyawan sebagai partner manajemen yang menjamin
kelangsungan hidup dan keberhasilan suatu perusahaan. Semua pihak baik manajemen,
karyawan dan pemerintah pada dasarnya mempunyai kepentingan atas keberhasilan dan
keberlangsungan hidup suatu perusahaan.
Perusahaan dan karyawan mempunyai kepentingan yang sama atas kelangsungan hidup dan
keberhasilan suatu perusahaan. Kegagalan perusahaan berarti kehilangan tempat kerja dan
sumber penghasilan bagi pengusaha dan karyawan. Atas dasar persamaan kepentingan
tersebut, maka saran saran dan pendapat karyawan untuk membangun perusahaan perlu
didengar.Demikian pula dalam berbagai tingkat pengambilan keputusan, karyawan atau wakil
perlu diikut sertakan. Didorong oleh adanya kepentingan yang sama antara manajemen dan
karyawan dalam memajukan perusahaan dimungkinkan akan muncul hubungan kerja yang
baik antara kedua belah pihak, serta terciptanya suasana kerja yang nyaman.