Definisi Kepemimpinan
Kepemimpinan tampaknya lebih merupakan konsep daripada
pengalaman.banyaknya konsep definisi kepemimpinan yang berbeda
hamper sebanyak jumlah orang yang telah berusaha untuk
mendefinisikannya. Sekalipun demikian terdapat banyak kesamaan
diantara definisi tersebut yang memungkinkan adanya skema klasifikasi
secara kasar.
Kepemimpinan sebagai focus proses kelompok
Cooley (1902) menyatakan bahwa pemimpin selalu merupakan inti
dari tendensi dan dilain pihak, seluruh gerakan social bila diuji secara
teliti akan terdiri atas pelbagai tendensi yang mempunyai inti tersebut.
Mumford (1906-1907) memandang bahwa kepemimpinan adalah
keunggulan seseorang atau individu dalam kelompok, dalam proses
mengontrol gejala-gejala social.
Menurut Bernard (1927) pemimoin dipengaruhi oleh kebutuhan
dan harapan dari para anggota kelompok. Pada gilirannya ia
memusatkan perhatian dan pelepasan energi anggota kelompok kearah
yang diinginkan
Smith (1934) menguraikan berdasarkan cirri-ciri kepribadian pemimpin,
yaitu bahwa kelompok social yang mencerminkan kesatuannya dalam
aktivitas yang saling berhubungan selalu terdiri atas dua hal; pusat
aktivitas dan individu yang bertindak sesuai pusat tersebut
Brown (1936) berpendapat bahwa pemimpin tidak dapat dipisahkan dari
kelompok, akan tetapi boleh dipandang sebagai suatu posisi dengan
potensi tinggi di lapangan.
Krech dan Crutcfield (1984) memandang bahwa dengan kebaikan
dari posisinya yang khusus dalam kelompok ia berperan sebagai agen
primer untuk penentuan struktur kelompok,tujuan kelompok, dan
aktivitas kelompok Knickerbockers (1948) mengikuti alur pikiran yang
nampaknya menempatkan dirinya dalam aliran teori pusat kelompok.
Gaya Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan, pada dasarnya mengandung pengertian
sebagai suatu perwujudan tingkah laku dari seorang pemimpin, yang
menyangkut kemampuannya dalam memimpin. Perwujudan tersebut
biasanya membentuk suatu pola atau bentuk tertentu. Pengertian gaya
kepemimpinan yang demikian ini sesuai dengan pendapat yang
disampaikan oleh Davis dan Newstrom (1995). Keduanya menyatakan
bahwa pola tindakan pemimpin secara keseluruhan seperti yang
dipersepsikan atau diacu oleh bawahan tersebut dikenal sebagai gaya
kepemimpinan. Contoh : seperti gaya kepemimpinan soekarno yang
berbeda dengan presiden -presiden lainnya sehingga beliau dapat
diterima masyarakat dan di segani oleh penguasa dunia.
Kekuasaan
”Power is not an institution, and not a structure; neither is it a
certain strength we are endwed with; it it the name that one attributes to
a complex strategical situation in a particular society” (Michel Foucault)
Hampir semua orang membutuhkan kekuasaaan. Sekecil apapun,
sadar atau tidak sadar, kekuasaaan selalu dicari, diperebutkan. Dengan
kekuasaan, orang dapat memerintahkan kemauanya dan mengontrol
kepatuhan orang lain. Dengan kekuasaaan perubahan dapat diciptakan
sehingga pemimpin dapat mewujudkan visi dan obsesinya.
Kekuasaan dekat dengan kepemimpinan, seperti gula dan semut.
Dimana ada gula pasti disitu ada semut. Kekuasaan merupakan
sesuatu yang dinamis sesuai dengan kondisi yang berubah
dan tindakan-tindakan para pengikut.
Keberhasilan seorang pemimpin dalam melaksanakan
fungsinya tidak hanya ditentukan oleh salah satu aspek
semata-mata, melainkan perpaduan antara sifat, perilaku, dan
kekuasaan-pengaruh saling menentukan sesuai dengan situasi
yang mendukungnya. Kekuasaan -pengaruh mempunyai
peranan sebagai daya dorong bagi setiap pemimpin dalam
mempengaruhi, menggerakkan, dan mengubah perilaku yang
dipimpinnya ke arah pencapaian tujuan organisasi.