Disusun Oleh:
No. Nam
1. Ika Luswa
2. Olivia Apri
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul Analisis Kebijakan Pemindahan Ibukota
Negara/Pusat Pemerintahan. Dan juga kami berterima kasih pada Bapak Dr.
Ir. A. H. Rahadian, M.Si selaku Dosen mata kuliah Kebijakan Publik yang
telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka
menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai Analisis Kebijakan
Pemindahan Ibukota Negara/Pusat Pemerintahan. Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan
jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik,
saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak
ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun.
Semoga makalah mengenai Analisis Kebijakan Pemindahan Ibukota
Negara/Pusat Pemerintahan ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi
kami sendiri maupun orang yang membacanya. Demikian kami sampaikan,
terimakasih.
Penulis
i
Daftar Isi
Hal
Kata Pengantar.................................................................................................... i
Daftar Isi .............................................................................................................. ii
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang. ......................................................................... 1
1.2 Ruang Lingkup Penulisan.......................................................... 5
1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan .................................................. 6
Bab II Analisis Situasi
2.1 Masalah/Isu Politik.................................................................... 7
2.2 Masalah dan Isu Faktual ......................................................... 10
2.3 Alasan diangkat sebagai isu kebijakan .................................... 14
Bab III Alternatif Kebijakan Pemindahan Ibukota Negara/Pusat
Pemerintahan
3.1 Ibukota Negara dan Pusat Pemerintahan Tetap di Jakarta ......17
3.2 Pusat Pemerintahan dipisahkan dari Ibukota Negara...............19
3.3 Membangun Ibukota Negara dan Pusat Pemerintahan Baru
diluar jakarta ............................................................................20
Bab IV Skenario Terpilih dan Strategi Implementasi
4.1 Skenario Terpilih.......................................................................26
4.2 Strategi Implementasi ...............................................................26
Bab V Penutup
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Kalangan menengah bawah, yang satu atau dua level di atas kaum
miskin kota, hidup dalam ketegangan dan stress yang semakin tinggi di
luar ruang di kota-kota besar (Jakarta, Bandung dan sekitarnya). Hutan di
Jawa pun makin menipis, sehingga menimbulkan ancaman banjir yang
akan semakin mempersulit kehidupan para petani. Sebaliknya, di luar
Jawa cadangan air bersih melimpah, sumber energi berlimpah. Mengapa
kita tidak pindahkan sebagian kawasan industri ke luar Jawa, selain
memindahkan juga ibu kota pemerintahan. Itulah alasan-alasan
merekomendasikan pemindahan ibu kota ke luar Jawa.
Jadi masalah yang dihadapi ketika kita menghitung daya dukung itu
adalah sangat tergantung seberapa jauh kita bisa memasukkan teknologi.
Dan fungsi teknologi ini juga bergantung pada financial. Semakin canggih
teknologinya, semakin mahal biayanya.
Beban disini bisa jadi jumlah penduduknya yang terlalu banyak dan
jumlah bangunannya terlalu banyak pula. Fakta bahwa kemudian Jakarta
ini menjadi tidak layak, sebenarnya adalah hal yang wajar. Di masa lalu,
sebagian besar wilayah Jakarta adalah rawa-rawa yang sebenarnya tidak
tepat untuk dijadikan pemukiman. Seperi Rawa Mangun, Rawa Angke,
Rawa Gede. Hal tersebut sebenarnya menunjukkan bahwa beberapa
wilayah Jakarta sebenarnya secara alami tidak tepat dijadikan wilayah
pemukiman atau pusat kota.
Dan argument apakah perlu dipindah atau tidak ini juga akan
tergantung dari pendapat dari para ahli yang mana. Jika kita bertanya
pada engineer dari Belanda, tentu jawabannya adalah terdapat banyak
teknologi yang dapat diterapkan untuk mengatasi banjir Jakarta. Jika
diberikan kekuasaan dan uang, para teknisi ini mampu mengatasi
persoalan teknis seperti banjir di Jakarta. Dari pandangan tersebut maka
Ibukota tak perlu dipindah.
Kemacetan dan banjir yang kian lama kian bertambah parah terjadi di
Ibukota Jakarta menjadikan wacana pemindahan ibukota ke kota lain
menghangat kembali. Meskipun demikian, tak sedikit pula warga yang
berpendapat sebaliknya. Berbagai permasalahan maupun segala kelebihan
yang ada di Jakarta membuat pro dan kontra pemindahan ibukota menjadi
topik menarik untuk ditelisik. Ada tiga skenario yang bisa dipilih. Pertama,
ibukota tetap di Jakarta tetapi dibenahi secara total. Kedua, ibukota tetap di
Jakarta tetapi pusat pemerintahan pindah ke lokasi lain. Ketiga, dibangunnya
ibukota yang sama sekali baru.
3.1 Ibukota Negara dan Pusat Pemerintahan Tetap di Jakarta
Skenario pertama ini merupakan skenario yang paling realistis, dimana
ibukota negara dan pusat pemerintahan tetap di Jakarta, namun
dengan pilihan kebijakan untuk menata, membenahi, dan memperbaiki
berbagai persoalan Jakarta, seperti kemacetan, urbanisasi, degradasi
lingkungan, kemiskinan urban, banjir, maupun tata ruang wilayah.
Kebijakan ini juga harus diikuti dengan desentralisasi fiskal dan
penguatan otonomi daerah untuk mengurangi kesenjangan antar daerah.
Menurut Marco Kusumawijaya, salah seorang pakar yang sering
dimintai komentar soal tata kota ini berpendapat bahwa pemindahan ibukota
dari Jakarta tidak perlu. Masalah-masalah Jakarta dapat diperbaiki dengan
biaya lebih kecil daripada ongkos memindahkan ibukota jika tujuannya
adalah untuk membuat pemerintahan nasional berfungsi lebih baik. Fungsi
yang dimaksud Marco adalah fungsi mengelola kepadatan Jakarta. Jakarta
tidak lebih padat dari Tokyo, namun terbukti ibukota Jepang ini berhasil
mengelola lalu lintasnya sehingga tidak seruwet Jakarta. Marco juga
menyebut, Jepang yang merupakan salah satu negara terpadat di dunia
itu