Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
telah memberikan kekuatan dan kemampuan sehingga makalah ini bisa selesai
tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas Makalah dengan judul
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah.........................................................................1
B. Perumusan Masalah................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................5
A. Pengaturan fungsi pengawasan DPRD terhadap pelaksanaan
Perda APBD...........................................................................................
B. Implementasi fungsi pengawasan DPRD terhadap pelaksanaan
Perda APBD...........................................................................................
BAB III PENUTUP.........................................................................................10
A. Kesimpulan..........................................................................................10
B. Saran.....................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam mewujudkan pelaksanaan pemerintahan daerah tentunya harus
diatur dalam suatu peraturan perundang-undangan yang berlaku, dalam hal ini
adalah Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah.
Dalam menjalankan fungsi-fungsi pemerintahan daerah adalah lembaga
pemerintahan daerah dalam hal ini pemerintah daerah dan Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah. Hubungan antara pemerintah daerah dan DPRD merupakan
hubungan kerja yang kedudukannya setara dan bersifat kemitraan, artinya bahwa
diantara lembaga pemerintahan daerah tersebut memiliki kedudukan yang sama
atau sejajar dan tidak saling membawahi.
Adapun tujuan dibentuknya Undang-Undang pemerintahan daerah ini
adalah agar daerah dapat secara mandiri menyelenggarakan pemerintahan daerah
dalam mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas
otonomi dan tugas pembantuan dalam system dan prinsip Negara Kesatuan
Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam UndangUndang Dasar
Negara Republik Indonessia Tahun 1945 Pasal 18 ayat (1) Negara kesatuan
Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi itu
dibagi atas kebupaten dan kota, yang tiap-tiap provinsi, kabupaten, dan kota itu
mempunyai pemerintahan daerah yang diatur dengan undang-undang. Pasal 18
ayat (2) pemernitahan daerah provinsi, daerah kabupaten, dan kota mengatur dan
lembaga
legislatif
dan
eksekutif,
serta
meningkatkan
kualitas,
pemerintahan
pengawasan
DPRD
seharusnya
memberikan
suatu
tujuan
tercapainya pemerintahan yang baik dan berjalan sesuai dengan tujuan yang
hendak dicapai. Kepala daerah untuk melaksanakan Perda dan atas kuasa
peraturan perundangundangan, kepala daerah menetapkan peraturan kepala
daerah dan atau keputusan kepala daerah. DPRD dalam menjalankan fungsi
pengawasannya jika ada suatu peraturan kepala daerah yang bertentangan dengan
Perda, DPRD tidak mempunyai kewenangan untuk mencabut atau membatalkan
peraturan kepala daerah tersebut. dengan kata lain fungsi pengawasan tidak
didukung dengan tindakan penegakan hukum. Seharusnya fungsi pengawasan
DPRD juga harus bersifat pengawasan represif, sebagai pengawasan yang
menggunakan cara memaksa dan mengancam dengan sanksi untuk mencapai
tujuannya.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut dirumuskan permasalahan
sebagai berikut:
1.
2.
BAB II
PEMBAHASAN
kepala
daerah, APBD,
kebijakan
pemerintah
daerah
dalam
keputusan,
sehingga peran
legeslatif
daerah dalam
dan daerah selain itu juga untuk menjamin pemerintahan yang berdaya guna dan
berhasil guna. Dalam melaksanakan fungsi pengawasan terhadap APBD, DPRD
dapat melakukan pengawasan preventif yaitu ketika penyusunan Rencana
Anggaran Pendapatan Daerah (RAPBD) dan pengawasan represif yaitu ketika
pertanggungjawaban Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Dalam
pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan daerah prosedur pengelolaan
keuangan daerah ditetapkan kepala daerah sesuai Perda dan kepala daerah
mempertanggungjawabkan pengelolaan keuangan daerah kepada dewan.
Partisipasi masyarakat tersebut dapat dilihat pada saat Perumusan APBD
yakni melalui perwakilan tokoh-tokoh masyarakat atau ketua ormas maupun
LSM lainya dan partisipasi pada saat Proses penganggaran yakni melalui system
hearing dimana DPRD lebih pro aktif untuk mengundang publik bila ada
proyekproyek yang akan dibangun. APBD adalah dokumen publik artinya publik
dalam hal ini masyarakat berhak mempengaruhinya melalui DPRD, meski tidak
terlibat dalam Tim Teknis Anggaran. Pengaruh publik tersebut tidak saja
membuat pemerintah dan DPRD bisa memperoleh masukan dari masyarakat,
namun merupakan bentuk keseriusan dari pemerintah dan DPRD dalam
melaksankan akuntabilitas publik, transparansi anggaran sekaligus menjadi suatu
uji publik. Bentuk konsultasi yang dilakukan publik terhadap draft perencanaan
dan pemanfaatan APBD bukan untuk mewujudkan penyetujuaan melainkan lebih
mengarah dan mempengaruhi pada keputusan pengambil kebijakan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Paradigma pengawasan politik telah mengakibatkan fungsi pengawasan
yang sesungguhnya terabaikan, sehingga hasil pengawasan kurang memberikan
manfaat bagi pengelolaan pemerintahan daerah. Pengawasan yang dilakukan,
belum memberikan umpan balik (feed back) yang substansial bagi pengelolaan
pemerintahan daerah, Pengawasan belum mampu untuk mencegah terjadinya
penyimpangan dan melakukan koreksi perbaikan. Saluran melalui para wakilnya
tidak mampu masuk dan menembus gedung parlemen. Sementara keberanian
masyarakat untuk langsung menyarakan haknya ke pemerintahan masih belum
muncul karena takut atau apatis. Hak masyarakat untuk mengawasi belum
sepenuhnya diberikan atau dijamin oleh negara, sementara DPRD sebagai wakil
rakyat,
belum
optimal
mengkoordinasikan
serta
menyalurkan
hak-hak
pengawasan masyarakat.
Pengawasan DPRD terhadap pelaksanaan peraturan daerah terdapat dalam
Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 pasal 42 huruf c Undang-Undang Nomor
32 tahun 2004 menyatakan bahwa: Tugas dan wewenang DPRD melaksanakan
pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan daerah dan peraturan perundangundangan lainya peraturan Kepala Daerah, APBD, Kebijakan Pemerintah Daerah
dalam melaksanakan program pembangunan daerah dan kerjasama Internasional
di daerah. Tanpa dirinci lebih lanjut tentang batas kewenangan serta cara
pengawasan. Akibatnya masing-masing DPRD menjabarkan fungsi pengawasan
10
sesuai dengan apa yang diinginkanya. Adanya tumpang tindih terhadap kegiatan
pengawasan siapa yang seharusnya disebut aparat pengawasan didaerah? adanya
BPK ini dikenal sebagai pemeriksaan ekstren.
B. Saran
Pengawasan dilaksanakan selama ini terkesan sporadis dan reaktif, tanpa
program Pengawasan lebih banyak terfokus dan terjebak pada aktivitas
pemeriksaan yang berupa kunjungan kerja. Akibatnya, permasalahan masyarakat
tak terselesaikan dan sering tak muncul jalan keluar menuju perbaikan yang
diharapkan oleh masyarakat. Upaya tindak lanjut itu dapat efektif, jika
monitoring terus dilakukan oleh DPRD secara berkelanjutan. DPRD juga dapat
menggunakan hak angket dan interpelasinya dalam memantau dan mendorong
tindak lanjut hasil pengawasannya.
Dalam rangka penguatan peran DPRD di bidang pengawasan, sebaiknya
DPRD
secara
institusional
melakukan
meningkatkan
kemampuan
dan
11
DAFTAR PUSTAKA
Arief Sidaharta, Bernard. 1999. Refleksi Tentang Struktur Ilmu Hukum,
Mandar Maju: Bandung.
Asmara, Galang. 2005. Ombudsman Nasional dalam Sistem Pemerintahan
Negara Republik Indonesia, Laksbang Pressindo: Yogyakarta.
Djumhana, Muhamad. 2007. Pengantar Hukum Keuangan Daerah dan
Himpunan peraturan Perundang-undangan di Bidang Keungan
Daerah, PT. Citra Aditya Bakti: Bandung.
Fachrudin, Irfan. 2004. Pengawasan Peradilan Adminstrasi Terhadap
Tindakan Pemerintah, P.T Alumni: Bandung.
Mahmud Marzuki, Peter. 2010. Metode Penelitian Hukum, Kencana: Jakarta.
Muchsan. 2007. Sistem Pengawasan Terhadap Perbuatan Aparat Pemerintah
dan Peradilan Tata Usaha Negara di Indonesia, Liberty:
Yogyakarta.
12