Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS IMPLEMENTASI KEWENANGAN DPRD DKI

JAKARTA DALAM HAL PENGAWASAN APBD DKI JAKARTA


TAHUN 2015

Fiyona Sanda Verhomal

ABSTRAK
Penyusunan APBD dilakukan secara integrasi untuk seluruh jenis belanja guna melaksanakan
kegiatan pemerintahan yang didasarkan pada prinsip efesiensi alokasi dana. Dalam upaya
mewujudkan hal tersebut perlu adanya penguatan kapasitas aparatur yang terlibat langsung
dalam penyusunan angggaran maupun anggota DPRD yang mengawal perjalanan penyusunan
APBD dan pengawasan pelaksanaannya. Tujuan analisis ini adalah untuk mengetahui
kewenangan DPRD dalam pengawasan terhadap anggaran daerah DKI Jakarta untuk mengetahui
implementasi kewenangan DPRD dalam pengawasan terhadap anggaran daerah DKI Jakarta.

Kata Kunci: DPRD, Implementasi, APBD, Fungsi Pengawasan


PENDAHULUAN laporan keuangan oleh Badan Pemeriksa

Negara hukum merupakan suatu Keuangan.

negara yang dimana penyelenggaraan Kegiatan pengawasan bukanlah

kekuasaan dan pemerintahannya disusun tujuan dari suatu kegiatan pemerintah, akan

dalam bentuk konstitusi yang berlandaskan tetapi sebagai salah satu sarana untuk

atas dasar aturan yang bersifat mengikat menjamin tercapainya tujuan pelaksanaan

sehingga seluruh yang berada dalam negara suatu perbuatan atau kegiatan. Dalam

tersebut harus tunduk dan patuh pada hukum hukum tata negara dan hukum pemerintahan

yang berlaku. Menurut Undang-Undang berarti untuk menjamin segala sikap tindak

1945 Pasal 1 Ayat (3) yang berbunyi Negara lembaga-lembaga kenegaraan dan lembaga-

Indonesia adalah Negara hukum, dengan lembaga pemerintahan (Badan dan Pejabat

demikian tidak adanya salah satu pihak yang Tata usaha Negara) berjalan sesuai dengan

dapat bertindak sewenang-wenangnya hukum yang berlaku. Mengenai tugas dan

dikarenakan adanya penyetaraan derajat di wewenang DPRD diatur dalam Undang-

dalam hukum. Undang Nomor 17 Tahun 2014 Tentang

Di dalam Undang-Undang Nomor Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan

23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan

Daerah Pasal 208 Ayat (1) menyatakan Daerah, Dan Dewan Perwakilan Rakyat

“Kepala daerah dan DPRD dalam Daerah. Pasal 317.

menyelenggarakan Urusan Pemerintahan Hubungan pusat dengan daerah

dibantu oleh Perangkat Daerah”. Dari menyangkut pembagian kekuasaan dalam

ketentuan Pasal tersebut diatas, DPRD pemerintahan. Hak mengenai keputusan

mempunyai fungsi salah satunya adalah mengenai anggaran pemerintah bagaimana

pengawasan. Dalam hal pengawasan, DPRD memperoleh dan membelanjakannya

melaksanakan pengawasan terhadap merupakan unsur yang sangat penting untuk

pelaksanaan Perda dan peraturan perundang- menjalankan kekuasaan. 1. Pada hakikatnya

undangan lainnya, peraturan kepala daerah, APBD merupakan perwujudan amanat

APBD, kebijakan pemerintah daerah dalam rakyat kepada pemerintah melalui Dewan

melaksanakan program pembangunan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dalam

daerah, dan pengawasan terhadap meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan

pelaksanaan tindak lanjut hasil pemeriksaan pelayanan kepada masyarakat. 2. Peran


APBD dalam penentuan arah dan kebijakan melaksanakan tata pemerintahan yang baik
Pemerintah Daerah, tidak terlepas dari dan demokratis.
kemampuan APBD dalam mencapai tujuan
Pemerintah Daerah sebagai penyelenggara Perumusan Masalah
pelayanan publik. Oleh karena itu, Bagaimana implementasi kewenangan
Pemerintah Daerah perlu memperhatikan DPRD DKI Jakarta dalam hal pengawasan
bahwa pada hakikatnya APBD merupakan APBD DKI Jakarta Tahun 2015?
perwujudan amanat rakyat kepada pihak
eksekutif dan legislatif untuk meningkatkan PEMBAHASAN
kesejahteraan dan pelayanan umum kepada Tidak jauh berbeda dengan
masyarakat dalam batas otonomi daerah Undang-Undang sebelumnya yaitu Undang-
yang dimilikinya. Dalam pelaksanaannya Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang
agar tidak terjadi penyimpangan dan Pemerintahan Daerah, Undang-Undang
penyelewengan diperlukan adanya Nomor 23 Tahun 2014, posisi DPRD dibuat
pengawasan yang kuat. sejajar dan menjadi mitra dengan
Pengawasan terhadap APBD akan Pemerintah Daerah. Salah satu kewenangan
efektif jika seluruh anggota DPRD betul- DPRD adalah melaksanakan pengawasan
betul menempatkan diri sebagai pengawas terhadap pelaksanaan APBD. Ada tiga aspek
sesuai dengan fungsi DPRD. Fungsi utama yang mendukung keberhasilan
pengawasan APBD oleh DPRD akan otonomi daerah, yaitu pengawasan,
semakin efektif jika masyarakat memberi pengendalian dan pemeriksaan, ketiga hal
dukungan dalam hal informasi dan data tersebut pada dasarnya berbeda baik
penyimpangan pelaksanaan APBD di konsepsi maupun aplikasinya. pengawasan
lapangan. Berbagai kasus yang terjadi mengacu pada tindakan atau kegiatan yang
dilingkungan DPRD belakangan ini dilakukan di luar pihak eksekutif (yaitu
mengindikasikan bahwa kredibilitas DPRD masyarakat dan DPRD) untuk mengawasi
sebagai lembaga pengawasan politik kinerja pemerintahan. pengendalian
diragukan. Salah satu penyebab utamanya (control) adalah mekanisme yang dilakukan
adalah bahwa banyak kelompok dalam oleh pihak eksekutif (Pemerintah Daerah)
DPRD itu sendiri belum mampu untuk menjamin dilaksanakannya sistem dan
kebijakan manajemen sehingga tujuan
organisasi dapat tercapai. pemeriksaan (3) Dalam rangka melaksanakan fungsi
(audit) merupakan kegiatan oleh pihak yang sebagaimana dimaksud pada ayat (1), DPRD
memiliki independensi dan memiliki provinsi menjaring aspirasi masyarakat.
kompetensi professional untuk memeriksa Berdasarkan Pasal tersebut, DPRD dalam
apakah hasil kinerja pemerintah daerah telah menjalankan ketiga fungsi yaitu
sesuai dengan standar atau kriteria yang ada. pembentukan Perda, anggaran dan
Kerangka dasar pengawasan oleh pengawasan, DPRD menjaring semua
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yaitu aspirasi masyarakat yang diwakilinya.
“Dengan atau melalui tata tertib Dewan Karena anggota DPRD adalah representasi
Perwakilan Rakyat Daerah telah secara rakyat yang ada di daerahnya. Kemudian
gamblang mengatur mekanisme lebih lanjut Pasal 100 menyatakan bahwa:
pengawasan, hampir semua Dewan (1) Fungsi pengawasan sebagaimana
Perwakilan Rakyat Daerah menyebutkan dimaksud dalam Pasal 96 ayat (1) huruf c
bahwa pengawasan seringkali masuk pada diwujudkan dalam bentuk pengawasan
aspek yang sangat teknis”. Misalnya, Dewan terhadap:
Perwakilan Rakyat Daerah melakukan a. pelaksanaan Perda provinsi dan
pengawasan terhadap pembangunan gedung peraturan gubernur;
atau fasilitas infrastruktur lain. Pengawasan b. pelaksanaan peraturan perundang-
seperti ini telah menimbulkan hubungan undangan lain yang terkait dengan
yang kurang harmonis dengan pemerintah penyelenggaraan Pemerintahan
daerah. Berdasarkan Pasal 96 Undang- Daerah provinsi; dan
Undang Nomor 23 tahun 2014 menyatakan c. pelaksanaan tindak lanjut hasil
bahwa: pemeriksaan laporan keuangan oleh
(1) DPRD provinsi mempunyai fungsi: Badan Pemeriksa Keuangan.
a. pembentukan Perda provinsi; (2) Dalam melaksanakan pengawasan
b. anggaran; dan terhadap pelaksanaan tindak lanjut hasil
c. pengawasan. pemeriksaan laporan keuangan oleh Badan
(2) Ketiga fungsi sebagaimana dimaksud Pemeriksa Keuangan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dijalankan dalam kerangka pada ayat (1) huruf c, DPRD provinsi berhak
representasi rakyat di Daerah provinsi. mendapatkan laporan hasil pemeriksaan
keuangan yang dilakukan oleh Badan Jakarta. Sebab tidak ada satu aturan hukum
Pemeriksa Keuangan. pun yang memberi kewenangan tersebut
(3) DPRD provinsi melakukan pembahasan kepada DPRD. DPRD yang dimaksud
terhadap laporan hasil pemeriksaan laporan meliputi pimpinan dan anggota DPRD
keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat maupun alat kelengapan DPRD seperti
(2). Badan Anggaran (Banggar) atau Komisi.
(4) DPRD provinsi dapat meminta Kewenangan yang tertulis secara gamblang
klarifikasi atas temuan laporan hasil atas kata “wewenang” atau tugas atau
pemeriksaan laporan keuangan kepada ditafsirkan sebagai hak atau kewajiban.
Badan Pemeriksa Keuangan. Aturan dan ketentuan hukum
Akan tetapi dalam praktik, tidak meliputi undang-undang yang terkait
selalu DPRD menjalankan fungsinya dalam diantaranya UU MD3 atau UU
bidang pengawasan. Contoh konkrit yang Pemerintahan Daerah; Peraturan
terjadi ialah Pengakuan DPRD DKI Jakarta Pemerintah; Peraturan Menteri Dalam
bahwa pihaknya dapat mengajukan anggaran Negeri dan Peraturan DPRD sendiri yang
sampai Satuan Tiga atau kegiatan dan jenis bernama Tata Tertib DPRD. Dari semua
belanja rinci. aturan tersebut tidak ada satu ketentuan yang
DPRD DKI Jakarta dalam hal ini memberi kewenangan DPRD untuk
telah melampaui wewenangnya dalam mengusulkan suatu jenis kegiatan tertentu
pengawasan APBD DKI Jakarta beserta besaran alokasi anggaran dalam
sebagaimana salah satu fungsi DPRD adalah rancangan APBD.
fungsi pengawasan. Salah satu penyebab terjadinya
DPRD tidak berwenang memberi pelanggaran kewenangan tersebut, adanya
usulan rincian jenis kegiatan beserta besaran persepsi yang keliru atas kedudukan DPRD
alokasi anggaran (satuan tiga) dalam dengan DPR. Kedudukan DPRD dan DPR
rancangan APBD. Contoh usulan yang berbeda dalam melaksanakan fungsi, tugas
dimaksud berupa proyek pengadaan dan wewenang yang dimilikinya. DPRD
Uninterruptible Power Supply (UPS) SMKN sebagai bagian dari unsur pemerintah daerah
35 senilai Rp 5.832.750.000. atau bahasa dalam melaksanakan fungsi, tugas dam
media sekarang disebut “anggaran siluman” wewenangnya selain berdasarkan undang-
atau titipan proyek dari anggota DPRD DKI undangjuga harus berpedoman pada
kebijakan operasional berupa Norma, Dalam Tatib DPRD yang disadur
Standar, Prosedur, dan Kriteria (NSPK). dari PP 16/2010, tugas komisi DPRD hanya
NSPK yang ditetapkan oleh pemerintah sebatas “melakukan pengawasan terhadap
sebagai tatanan, patokan, dasar, dan acuan pelaksanaan peraturan daerah dan APBD
dalam penyelenggaraan pemerintahan sesuai denganruang lingkup tugas Komisi”.
daerah. NSPK yang dimaksud dapat berupa Atau “melakukan pembahasan terhadap
peraturan pemerintah, peraturan presiden, rancangan peraturan daerah dan rancangan
ataupun peraturan menteri/lembaga tinggi keputusan DPRD”.
lainnya. Sedangkan DPR tidak terikat dan Bila dikaitkan bahwa rancangan
tidak tunduk pada NSPK. APBD juga adalah wujud dari rancangan
Satu contoh penerapan norma UU Perda. Dalam kasus di DKI Jakarta,
MD3 dan UU Pemda, DPRD mengacu masuknya “anggaran siluman” berkaitan
kepada Peraturan Pemerintah (PP). dengan lingkup kerja Komisi D yang
Diantaranya PP No.16 tahun 2010 tentang menaungi bidang pendidikan. Namun
Pedoman Penyusunan Peraturan Dewan Komisi D DPRD DKI Jakarta tidak
Perwakilan Rakyat Daerah tentang Tata berwenang memberi usulan proyek
Tertib Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. pengadaan Uninterruptible Power Supply
Semua Peraturan DPRD tentang Tata Tertib (UPS) SMKN 35 senilai Rp 5.832.750.000
DPRD mengacu kepada PP No. 16 Tahun karena Tata Tertib DPR tidak memberi
2010. Hampir bisa dikatakan isi dari PP 16 kewenangan itu.
tahun 2010 di copy paste oleh seluruh Salah persepsi yang saya maksud
DPRD seluruh Indonesia dalam menyusun diatas, karena meniru kewenangan yang
dan melaksanakan Tata Tertib DPRD. dimiliki oleh DPR.Dalam Pasal 58 ayat (2)
Relevansinya dengan topik tulisan Tatib DPR menyebutkan secara gamblang
ini, dalam melaksanakan fungsi, tugas dan tugas komisi dalam bidang anggaran.
wewenangnya, DPRD mengacu kepada Tata Diantaranya dalam huruf c “ membahas dan
Tertib DPRD (berupa Peraturan DPRD) menetapkan alokasi anggaran untuk fungsi
yang dibuatnya sendiri. Dalam Tatib DPRD dan programkementerian/lembaga yang
tersebut, berisi sejumlah tugas dan menjadi mitra kerja komisi “. Tugas di huruf
kewenangan komisi dan Banggar dalam e “membahas dan menetapkan alokasi
pembahasan rancangan APBD. anggaran untuk fungsi dan program
kementerian/lembaga yang menjadi mitra Pengawasan DPRD Terhadap Penggunaan
kerja komisi berdasarkan hasil sinkronisasi APBD Oleh pemerintah daerah dalam
alokasi anggaran kementerian/lembaga oleh rangka otonomi daerah di Indonesia selain
Badan Anggaran; Tugas di huruf g “ dilakukan oleh pengawas intern pemerintah,
membahas dan menetapkan alokasi DPRD juga mempunyai kewenangan dalam
anggaran per program yang bersifat tahunan melakukan pengawasan. Tetapi Baik dalam
dan tahun jamak yang menjadi mitra komisi tingkat Undang- Undang sampai Peraturan
bersangkutan. Frasa “menetapkan alokasi Pemerintah fungsi pengawasan DPRD ini
anggaran per program” disebut secara tidak diatur secara jelas sehingga tujuan dari
jelas.Apa yang dinyatakan dalam Tatib DPR proses kegiatan yang ditujukan untuk
tersebut merupakan turunan atau salinan dari menjamin agar pemerintahan daerah
Pasal 98 ayat 2 UU MD3. Sehingga berjalan secara efisien dan efektif sesuai
kewenangan komisi di DPR cakupannya dengan rencana tidak berjalan dengan
begitu luas, hingga dapat memberi usulan semestinya.
alokasi anggaran per program. Sementara 2. Bahwa pengawasan dititik
kewenangan komisi di DPRD tidak. beratkan kepada Tindakan evaluasi serta
koreksi terhadap hasil yang telah dicapai,
KESIMPULAN dengan maksud agar hasil tersebut sesuai

Berdasarkan pemaparan dengan rencana. Jadi fungsi pengawasan

keseluruhan penjelasan dalam bab-bab oleh DPRD adalah kontrol politis terhadap

sebelumnya, maka penulis mengambil pemerintah daerah. Kemudian dihubungkan

kesimpulan tentang Pengawasan DPRD dengan fungsi pengawasan DPRD terhadap

Terhadap APBD DKI Jakarta adalah sebagai Perda APBD dan Peratuan Kepala Daerah

berikut: dilihat dari segi kemanfaatan (opportunitas)

1. Tidak jauh berbeda dengan yaitu pengawasan yang dimaksudkan untuk

Undang-Undang sebelumnya yaitu Undang- menilai segi kemanfaatan nya

Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang (doelmatigheid) juga tidak berjalan

Pemerintahan Daerah, Undang- Undang sebagaimana mestinya.

Nomor 23 Tahun 2014, posisi DPRD dibuat


sejajar dan menjadi mitra dengan DAFTAR PUSTAKA
Pemerintah Daerah. Mekanisme
Adrian Sutedi, 2009, Implikasi Hukum Atas
Sumber Pembiayaan Daerah Dalam
Kerangka Otonomi Daerah, Sinar Grafika,
Jakarta.
Agung Djojosoekarto, 2004, Dinamika dan
Kapasitas Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah dalam Tata Pemerintahan
Demokratis, Konrad Adeneur Stiftung,
Jakarta.
Bahder Johan Nasution, 2008, Metode
Penelitian I lmu Hukum, Mandar Maju,
Bandung.
Galang Asmara, 2005, Ombudsman,
Nasional dalam Sistem Pemerintahan
Negara Republik Indonesia, Laksbang
Pressindo, Yogyakarta.

JURNAL
Claudius V. Boekan, Optimalisasi Sinergi
DPRD-Mitra Media, Disampaikan pada
Seminar Nasional tgl 13 Juli 2013 di Hotel
Aryaduta, Jakarta.
Ero Ha. Roshidy Dalam Tim Pengkaji. 2003.
Kajian Sistem Pengawasan, Lembaga Riset
dan Advokasi Independen (LeRAI),
Bappenas. Kajian.

Anda mungkin juga menyukai