Anda di halaman 1dari 6

Penguatan Fungsi Legislasi Dewan Perwakilan Daerah ....(Lenny M.L.

Sipangkar)

PENGUATAN FUNGSI LEGISLASI DEWAN PERWAKILAN DAERAH


(STRENGTHENING THE LEGISLATIVE FUNCTION OF REGIONAL
REFRESENTATIVE COUNCIL)

Lenny M.L. Sipangkar


Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Sumatera Utara
Jl. Putri Hijau No. 4 Medan, Sumatera Utara, Indonesia
E-mail: sipangkarlenny83@yahoo.com
(Naskah diterima 25/08/2016, direvisi 26/09/2016, disetujui 29/09/2016)

Abstrak
Dibentuknya lembaga Dewan Perwakilan Daerah adalah bertujuan untuk mengimbangi Dewan Perwakilan Rakyat
dalam hal pelaksanaan fungsi legislasi dengan menerapkan sistem perwakilan dua kamar atau bikameral. Tetapi,
pada kenyataannya kewenangan Dewan Perwakilan Daerah dalam bidang legislasi hanya sebagai co-legislator
bagi Dewan Perwakilan Rakyat. Hal ini dikarenakan rancangan undang-undang yang diajukan Dewan Perwakilan
Daerah dianggap sebagai inisiatif Dewan Perwakilan Rakyat pada saat pembahasan. Hal ini menunjukkan bahwa
fungsi legislasi ini harus lebih dikuatkan agar dapat mengimbangi fungsi legislasi Dewan Perwakilan Rakyat. Hal
ini mendapat titik terang setelah keluarnya Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 92/PUU-X/2012, di mana
rancangan undang-undang yang diajukan menjadi rancangan inisiatif Dewan Perwakilan Daerah dan Dewan
Perwakilan Daerah diikutsertakan dalam penyusunan Program Legislasi Nasional. Untuk lebih menguatkan
fungsi legislasi Dewan Perwakilan Daerah, ke depannya Dewan Perwakilan Daerah harusnya diberikan juga
kewenangan dalam hal pembentukan undang-undang yang bersifat umum serta ikut dalam semua proses
pembentukan undang-undang mulai dari perencanaan sampai dengan pembahasan dan persetujuan bersama
suatu undang-undang.
Kata Kunci: Penguatan, Legislasi, Dewan Perwakilan Daerah

Abstract
The establishment of the Regional Representative Council is the institution aims to offset the parliament in terms of
the implementation of a legislative function by applying a two-room system or bicameral representative. However,
in reality, the authority of the Regional Representatives Council in the field of legislation only as co-legislator for the
House of Representatives. This is because the draft law proposed the Regional Representative Council is considered
as an initiative of the House of Representatives during the discussion. This shows that the function of this legislation
should be strengthened in order to compensate for the legislative function of the Parliament. It’s got a bright spot
after the discharge of the Constitutional Court Decision No. 92 / PUU-X / 2012, where the draft legislation introduced
into the draft initiative of the Regional Representative Council and the Regional Representative Council participate
in the preparation of the National Legislation Program. To further strengthen the legislative function of the Regional
Representatives Council, the future of the Regional Representatives Council should be given also the authority in
terms of the formation of the laws of a general nature and participate in all the process of the formation of laws from
the planning through to the discussion and approval along with a law.
Keyword: Strengthening, Legislation, Regional Representative Council

A. Pendahuluan mengimbangi dan mengawasi Dewan Perwakilan


Dewan Perwakilan Daerah adalah lembaga Rakyat berdasarkan prinsip checks and
negara baru dalam struktur ketatanegaraan balance.1 Selain itu, tujuan dibentuknya Dewan
Indonesia, yang merupakan hasil dari Perwakilan Daerah adalah untuk memperkuat
amandemen Undang-Undang Dasar 1945. peran daerah dalam proses penyelenggaraan
Keberadaan Dewan Perwakilan Daerah, dianggap negara yang merupakan salah satu elemen
sebagai perwujudan dari sistem perwakilan penting dalam pemeliharaan Negara Kesatuan
dengan struktur dua kamar atau bikameral di Republik Indonesia.2
dalam sistem pemerintahan Presidensiil. Oleh Menurut Ramlan Surbakti, beberapa
karena itu seharusnya Dewan Perwakilan Daerah pertimbangan Indonesia membentuk Dewan
juga diberikan kekuasaan legislatif agar dapat Perwakilan Daerah yaitu: Pertama, distribusi

1 Siahaan, Pataniari, 2012. Politik Hukum Pembentukan Undang-Undang Pasca Amandemen UUD 1945, Konstitusi Press, Jakarta, hlm.
320-321.
2 Ghaffar, Janedjri M., dkk, (Edt.), 2003. DPD dalam Sistem Ketatanegaraan RI, Sekretariat Jenderal MPR dan UNDP, Jakarta, hlm. 4.

235
Vol. 13 N0. 03 - September 2016 : 235 - 240

penduduk Indonesia menurut wilayah sangat undangan. Di mana dalam penyusunan


timpang dan terlampau besar terkonsentrasi program legislasi nasional, Dewan Perwakilan
di Pulau Jawa, Kedua, sejarah Indonesia Daerah sama sekali tidak dilibatkan dan hanya
menunjukkan aspirasi kedaerahan yang sangat melibatkan Presiden dan Dewan Perwakilan
nyata dan mempunyai basis materiil yang sangat Rakyat. Selain itu, rancangan undang-undang
kuat, yaitu adanya pluralisme daerah otonom yang diajukan Dewan Perwakilan Daerah pada
seperti daerah istimewa daerah khusus.3 saat pembahasan menjadi usul inisiatif Dewan
Berdasarkan ketentuan dalam Pasal Perwakilan Rakyat.
22DUndang-Undang Dasar 1945, Dewan Jika demikian, maka tujuan dari
Perwakilan Daerah dalam pembentukan undang- pembentukan Dewan Perwakilan Daerah sebagai
undang memiliki 3 (tiga) peranan sebagai berikut: penyeimbang bagi Dewan Perwakilan Rakyat
a. Dapat mengajukan rancangan undang- dalam prinsip checks and balances tidak tercapai.
undang yang berkaitan dengan otonomi Keluarnya putusan Mahkamah Konstitusi Nomor
daerah, hubungan pusat dan daerah, 92/PUU-X/2012 mengembalikan fungsi legislasi
pembentukan dan pemekaran serta Dewan Perwakilan Daerah sejajar dengan
penggabungan daerah, pengelolaan sumber Presiden dan Dewan Perwakilan Rakyat sesuai
daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya dengan ketentuan dalam Undang-Undang Dasar
serta yang berkaitan dengan perimbangan Tahun 1945.
kekuasaan pusat dan daerah; Untuk mewujudkan prinsip checks and
b. Ikut membahas rancangan undang-undang balances, perlu dilakukan upaya-upaya lebih
yang berkaitan dengan otonomi daerah, untuk menguatkan fungsi legislasi Dewan
hubungan pusat dan daerah, pembentukan Perwakilan Daerah agar lebih memiliki peran
dan pemekaran serta penggabungan daerah, dalam sistem ketatanegaraan Indonesia.
pengelolaan sumber daya alam dan sumber
daya ekonomi lainnya serta yang berkaitan B. Pembahasan
dengan perimbangan kekuasaan pusat dan B.1. Tahapan Proses Pembentukan Undang-
daerah; Undang
c. Memberikan pertimbangan kepada Dewan Proses pembentukan undang-undang pada
Perwakilan Rakyat atas rancangan undang- dasarnya dapat dibagi dalam 3 (tiga) tahap yaitu
undang anggaran pendapatan dan belanja tahap pra-legislasi, tahap legislasi dan tahap
negara serta yang berkaitan dengan pajak, pasca legislasi. Pada tahap pra-legislasi akan
pendidikan dan agama. dilalui proses (i) perencanaan pembentukan
Dengan fungsi yang demikian itu, Dewan undang-undanga, (ii) persiapan penyusunan
Perwakilan Daerah menurut Jimly Asshiddiqie rancangan undang-undang yang terdiri dari
disebut sebagai co-legislator atau hanya selaku pengkajian, penelitian dan penyusunan
pendamping Dewan Perwakilan Rayat dalam naskah akademik, (iii) teknik dan mekanisme
melakukan pembentukan peraturan perundang- penyusunan rancangan undang-undang dan (iv)
undangan.4 penyusunan rancangan undang-undang. Tahap
Akan tetapi pada kenyataannya, legislasi akan melalui proses (i) pembahasan oleh
kewenangan Dewan Perwakilan Daerah dalam Dewan Perwakilan Rakyat dan pemerintah dan (ii)
bidang legislasi yang terbatas hanya dapat pengesahan, penetapan dan pengundangannya.
mengajukan dan membahas rancangan undang- Sedangkan tahap pasca legislasi akan melalui
undang bidang-bidang tertentu dibatasi lagi proses (i) pendokumentasian undang-undang,
dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 (ii) penyebarluasan undang-undang, (iii)
tentang Pembentukan Peraturan Perundang- penyuluhan dan (iv) penerapan. 5

3 Tutik,Titik Triwulan, 2011. Konstruksi Hukum Tata Negara Indonesia Pasca Amandemen UUD 1945, Kencana, Jakarta, hlm. 196.
4 Asshiddiqie, Jimly, 2012. Hukum Acara Pengujian Undang-Undang, Sinar Grafika, Jakarta, hlm. 125.
5 Siahaan, Pataniari, 2012. Politik Hukum Pembentukan.........., Op. Cit., hlm. 431-432.

236
Penguatan Fungsi Legislasi Dewan Perwakilan Daerah ....(Lenny M.L. Sipangkar)

Dalam Pasal 1 angka 1 Undang-Undang pendapat mini fraksi, pendapat mini Dewan
Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Perwakilan Daerah dan hasil pembicaraan tingkat
Peraturan Perundang-undangan disebutkan I, (ii) pernyataan persetujuan atau penolakan
bahwa pembentukan peraturan perundang- dari tiap-tiap fraksi dan anggota secara lisan
undangan adalah pembuatan peraturan yang diminta oleh pimpinan rapat paripurna dan
perundang-undangan yang mencakup tahapan (iii) penyampaian pendapat akhir Presiden yang
perencanaan, penyusunan, pembahasan, dilakukan oleh menteri yang ditugasi.
pengesahan atau penetapan dan pengundangan. Tahapan selanjutnya yaitu tahap pengesahan
Dari ketentuan tersebut disimpulkan bahwa rancangan undang-undang menjadi undang-
tahapan proses pembentukan undang-undang undang. Di mana rancangan undang-undang
melalui (i) perencanaan, (ii) penyusunan, (iii) yang sudah disetujui bersama antara Presiden
pembahasan, (iv) pengesahan atau penetapan dan Dewan Perwakilan Rakyat disampaikan
dan (v) pengundangan. oleh pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat kepada
Tahap perencanaan dilakukan dalam Presiden untuk disahkan menjadi undang-
program legislasi nasional di mana penyusunan undang. Tahapan terakhir adalah pengundangan,
program legislasi nasional dilaksanakan oleh dan pengundangan ini dilakukan oleh menteri
Dewan Perwakilan Rakyat dan Pemerintah. yang mempunyai tugas dibidang hukum.
Tahapan selanjutnya adalah penyusunan, B.2. Fungsi Legislasi Dewan Perwakilan Daerah
di mana pada tahap ini adalah tahapan dalam Undang-Undang Dasar 1945
pengajuan rancangan undang-undang baik
Selain perubahan proses pembentukan
dari Dewan Perwakilan Rakya maupun dari
dan pengesahan undang-undang, ketentuan
Presiden. Dewan Perwakilan Daerah juga bisa
lain dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasca
mengajukan rancangan bidang tertentu kepada
perubahan adalah adanya peran Dewan
Dewan Perwakilan Rakyat. Semua rancangan
Perwakilan Daerah dalam pembentukan
yang diajukan harus disertai dengan naskah
undang-undang. Dewan Perwakilan Daerah
akademis.
memiliki peran mengajukan, ikut membahas
Tahapan selanjutnya adalah pembahasan dan memberikan pertimbangan atas rancangan
rancangan undang-undang untuk disahkan undang-undang tertentu dalam lingkup
menjadi undang-undang. Dalam tahapan kewenangannya. 6

pembahasan, diikuti oleh Presiden dan Dewan Menurut Mahfud MD, kewenangan legislasi
Perwakilan Rakyat serta Dewan Perwakilan yang termuat dalam Pasal 22 ayat (1) dan (2)
Daerah khusus rancangan undang-undang Undang-Undang Dasar 1945, menjadikan Dewan
tertentu yang menjadi kewenangan Dewan Perwakilan Daerah tidak memiliki peran yang
Perwakilan Daerah. Tetapi, keberadaan berarti, sebab peran Dewan Perwakilan Daerah
Dewan Perwakilan Daerah hanya sampai pada sangat terbatas pada hal-hal berikut:7
pembicaraan tingat I, di mana pada tahap a. Dewan Perwakilan Daerah dapat mengajukan
pembahasan ini ada 2 (dua) tingkat pembahasan rancangan undang-undang. Hal ini berarti
yaitu pembicaraan tingkat I dan Pembicaraan Dewan Perwakilan Daerah hanya boleh
Tingkat II. Pembicaraan tingkat I terdiri dari (i) mengajukan rancangan undang-undang
pengantar musyawarah, (ii) pembahasan daftar tanpa adanya kewenangan untuk turut serta
inventarisasi masalah dan (iii) penyampaian dalam menetapkan dan memutus;
pendapat mini. Dalam pembicaraan tingkat I ini b. Ikut membahas rancangan undang-undang.
pun, Dewan Perwakilan Daerah hanya terlibat Kewenangan ikut membahas rancangan
pada pengantar musyawarah dan penyampaian undang-undang ini terbatas pada rancangan
pendapat mini. Pembicaraan tingkat II terdiri undang-undang yang berkaitan dengan
dari (i) penyampaian laporan yang berisi proses, otonomi daerah;

6 Gaffar, Janedjri M., 2012. Demokrasi Konstitusional; Praktik Ketatanegaraan Indonesia setelah Perubahan UUD 1945, Konstitusi
Press, Jakarta, hlm. 157.
7 Mahfud MD, Moh., 2007. Perdebatan Hukum Tata Negara Pasca Amandemen Konstitusi, LP3ES, Jakarta, hlm. 68.

237
Vol. 13 N0. 03 - September 2016 : 235 - 240

c. Memberi pertimbangan. hanya dilibatkan dalam tahap penyusunan dan


Kewenangan memberikan pertimbangan pembahasan.
ini yaitu atas rancangan undang-undang Pada tahap penyusunan, Dewan Perwakilan
tentang APBN, pajak, pendidikan dan Daerah dapat mengajukan rancangan undang-
agama; undang dalam lingkup kewenangannya
Ketentuan ini dapat dilihat dalam Pasal 22D kepada Dewan Perwakilan Rakyat. Rancangan
Undang-Undang Dasar 1945 sebagai berikut: undang-undang dari Dewan Perwakilan Daerah
(1) Dewan Perwakilan Daerah dapat disampaikan secara tertulis kepada Pimpinan
mengajukan kepada Dewan Perwakilan Dewan Perwakilan Rakyat dan harus disertai
Rakyat rancangan undang-undang dengan naskah akademik.
yang berkaitan dengan otonomi Pada tahap pembahasan rancangan
daerah, hubungan pusat dan daerah, undang-undang, Dewan Perwakilan Daerah
pembentukan dan pemekaran serta diikutsertakan dalam pembahasan rancangan
penggabungan daerah, pengelolaan undang-undang yang menjadi lingkup
sumber daya alam dan sumber daya kewenangan Dewan Perwakilan Daerah. Dalam
ekonomi lainnya serta yang berkaitan tahap pembahasan pun, Dewan Perwakilan
dengan perimbangan keuangan pusat Daerah hanya sampai pembicaraan tingkat
dan daerah; I, yaitu dalam pengantar musyawarah dan
(2) Dewan Perwakilan Daerah ikut penyampaian pendapat mini.
membahas rancangan undang-undang
B.4. Fungsi Legislasi Dewan Perwakilan Daerah
yang berkaitan dengan otonomi
Pasca Putusan Mahkamah Konstitusi
daerah, hubungan pusat dan daerah,
Ketentuan dalam Undang-Undang Nomor
pembentukan dan pemekaran serta
12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
penggabungan daerah, pengelolaan
Perundang-undangan diajukan pengujiannya
sumber daya alam dan sumber daya
oleh Dewan Perwakilan Daerah ke Mahkamah
ekonomi lainnya serta yang berkaitan
Konstitusi. Dalam putusan Mahkamah Konstitusi
dengan perimbangan keuangan
Nomor 92/PUU-X/2012 menyatakan Pasal 43
pusat dan daerah; serta memberikan
ayat (1) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011
pertimbangan kepada Dewan Perwakilan
tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
Rakyat atas rancangan undang-
undangan sepanjang tidak dimaknai, “Rancangan
undang anggaran pendapatan dan
Undang-Undang dapat berasal dari DPR,
belanja negara dan rancangan undang-
Presiden, atau DPD”. Kemudian Pasal 65 ayat (3)
undang yang berkaitan dengan pajak,
sepanjang tidak dimaknai “Keikutsertaan DPD
pendidikan dan agama;
dalam pembahasan Rancangan Undang-Undang
B.3. Fungsi Legislasi Dewan Perwakilan Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan
Berdasarkan Undang-Undang Nomor pada seluruh tingkat pembahasan”. Putusan
12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Mahkamah Konstitusi tersebut mengembalikan
Peraturan Perundang-Undangan kedudukan Dewan Perwakilan Daerah menjadi
Sesuai dengan Pasal 1 angka 1 Undang- sejajar dengan Dewan Perwakilan Rakyat dan
Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Presiden dalam proses pembentukan undang-
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan undang.
bahwa pembentukan peraturan perundang- Dalam tahapan perencanaan melalui
undangan adalah pembuatan peraturan penyusunan program legislasi nasional
perundang-undangan yang mencakup tahapan dilaksanakan oleh Dewan Perwakilan Rakyat,
perencanaan, penyusunan, pembahasan, Dewan Perwakilan Daerah dan Pemerintah yang
pengesahan atau penetapan, dan pengundangan. semula hanya disusun oleh Dewan Perwakilan
Dari semua tahapan pembentukan undang- Daerah dan Presiden. Kemudian dalam tahap
undang tersebut, Dewan Perwakilan Daerah penyusunan, pengajuan rancangan undang-

238
Penguatan Fungsi Legislasi Dewan Perwakilan Daerah ....(Lenny M.L. Sipangkar)

undang juga berasal dari 3 (tiga) pintu yaitu Akan tetapi, untuk lebih meningkatkan
Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan fungsi legislasi Dewan Perwakilan Daerah,
Daerah dan Presiden. Di mana semula rancangan seyogianya proses persetujuan rancangan
undang-undang dari Dewan Perwakilan Daerah undang-undang melibatkan juga Dewan
dalam pembahasan dianggap sebagai rancangan Perwakilan Daerah bersama Dewan Perwakilan
inisiatif dari Dewan Perwakilan Rakyat. Rakyat serta Presiden. Atau untuk mencapai
Selanjutnya dalam tahap pembahasan, tujuan dari pembentukan Dewan Perwakilan
Dewan Perwakilan Daerah harus diikutsertakan Daerah sebagai lembaga penyeimbang Dewan
dalam dua proses pembicaraan yaitu Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah
pembicaraan tingkat I dan pembicaraan tingkat harusnya diikutsertakan dalam semua proses
II. Selain itu, pada saat pembicaraan tingkat I pembentukan undang-undang secara umum,
Dewan Perwakilan Daerah juga ikut membahas bukan hanya undang-undang yang berkaitan
daftar inventarisasi masalah yang semula hanya dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan
dibahas oleh Presiden dan Dewan Perwakilan daerah, pembentukan dan pemekaran serta
Rakyat. Dalam pembicaraan tingkat II, Dewan penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya
Perwakilan Daerah harus diikutsertakan alam dan sumber daya ekonomi lainnya serta
kecuali dalam hal persetujuan atau penolakan yang berkaitan dengan perimbangan keuangan
rancangan undang-undang menjadi domain pusat dan daerah saja.
Dewan Perwakilan Rakyat dan Presiden.

B.5. Penguatan Fungsi Legislasi Dewan C. Penutup


Perwakilan Daerah Bahwa sesuai dengan tujuan pembentukan
Jika dilihat secara konstitusional, ada 2 (dua) Dewan Perwakilan Daerah adalah sebagai
aspek kelemahan wewenang Dewan Perwakilan lembaga penyeimbang bagi Dewan Perwakilan
Daerah. Pertama, ruang lingkup bidang yang Rakyat khususnya dalam pelaksaan fungsi
menjadi wilayah garapan kekuasan Dewan legislasi. Akan tetapi, pada akhirnya Dewan
Perwakilan Daerah masih sangat terbatas. Perwakilan Daerah hanya diikutsertakan dalam
Dewan Perwakilan Daerah hanya mempunyai proses pembentukan undang-undang yang
wewenang yang berkaitan dengan persoalan berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan
daerah saja. Kedua, Dewan Perwakilan Daerah pusat dan daerah, pembentukan dan pemekaran
tidak memiliki wewenang untuk turut dalam serta penggabungan daerah, pengelolaan sumber
proses pengesahan sebuah rancangan undang- daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya
undang menjadi undang-undang melainkan serta yang berkaitan dengan perimbangan
sekadar mengusulkan dan memiliki kewenangan keuangan pusat dan daerah. Ketentuan ini
terbatas dalam proses pembahasan. Jadi, pada juga mengalami pengikisan dalam ketentuan
hakikatnya Dewan Perwakilan Daerah tidak Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
memiliki kekuasaan legislasi.8 Pembentukan Peraturan Perundang-undangan.
Dengan keluarnya putusan Mahkamah Dalam rangka mencapai tujuan
Konstitusi Nomor 92/PUU-X/2012, maka fungsi pembentukan Dewan Perwakilan Daerah sebagai
legislasi Dewan Perwakilan Daerah kembali penyeimbang Dewan Perwakilan Rakyat dalam
sesuai dengan yang diatur dalam Undang- pelaksanaan fungsi legislasi, seyogianya Dewan
Undang Dasar Tahun 1945. Di mana, Dewan Perwakilan Daerah diikutsertakan dalam semua
Perwakilan Rakyat ikut serta dalam semua proses pembentukan undang-undang secara
tahapan proses pembentukan undang-undang, umum. Akan tetapi, jika kewenangan untuk ikut
baik dalam pembicaraan tingkat I maupun serta dalam semua proses pembentukan undang-
pembicaraan tingkat II, dan tidak ikut serta undang secara umum tidak bisa diberikan, maka
dalam proses persetujuan suatu rancangan Dewan Perwakilan Daerah harus diikutsertakan
undang-undang menjadi undang-undang. dalam semua proses pembentukan undang-

8 Yuda AR, Hanta, 2010. Presidensialisme Setengah Hati; Dari Dilema ke Kompromi, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, hlm. 291.

239
Vol. 13 N0. 03 - September 2016 : 235 - 240

undang yang mencakup kewenangannya sesuai Mahfud MD, Moh., 2007, Perdebatan Hukum
dengan Pasal 22D Undang-Undang Dasar 1945. Tata Negara Pasca Amandemen Konstitusi,
LP3ES, Jakarta.
Siahaan, Pataniari, 2012. Politik Hukum
Pembentukan Undang-Undang Pasca
Amandemen UUD 1945, Konstitusi Press,
Daftar Pustaka
Jakarta.
Tutik, Titik Triwulan, 2011. Konstruksi Hukum
Asshiddiqie, Jimly, 2012. Hukum Acara Pengujian Tata Negara Indonesia Pasca Amandemen
Undang-Undang, Sinar Grafika, Jakarta. UUD 1945, Kencana, Jakarta.
Gaffar, Janedjri M., dkk (Edt.), 2003. DPD dalam Yuda AR, Hanta, 2010, Presidensialisme Setengah
Sistem Ketatanegaraan RI, Sekretariat Hati; Dari Dilema ke Kompromi, Gramedia
Jenderal MPR dan UNDP, Jakarta. Pustaka Utama, Jakarta.

240

Anda mungkin juga menyukai