Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

DEWAN PERWAKILAN DAERAH


(DPD)
KELOMPOK 7

Guru pembimbing:

Marissa

Nama Anggota:

1. Ayu Zulkhairani
2. M. Hanafi Denof
3. Mutiara Anandita Mulia Putri Nuris
4. Satrio Fathurrahman
5. Suci Ramadhani
KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah Swt. yang telah memberikan
kemudahan dan kesehatan kepada kami sehingga kami mampu menyelesaikan sebuah
makalah kelompok untuk mata pelajaran PPKN dengan judul “Dewan Perwakilan Daerah
(DPD)”.

Kami pun mengetahui jika makalah yang sudah digarap masih jauh dari kata
sempurna. Masih banyak kekurangan sehingga kami sangat berharap saran dan kritiknya
kepada kami agar di kemudian hari kami bisa membuat satu makalah yang lebih
berkualitas.Terakhir, semoga makalah berikut bisa mempunyai dampak dan manfaat
bagi orang-orang di sekitar kita.

1
BAB 1

PENDAHULUAN

1) LATAR BELAKANG
Dewan Perwakilan Daerah (DPD) merupakan lembaga tinggi negara dalam sistem
ketatanegaraan Indonesia. DPD adalah lembaga tergolong baru di Indonesia. Di mana baru
dibentuk pada bulan November 2001 melalui perubahan ketiga UUD 1945. Anggota DPD
merupakan perwakilan daerah atau provinsi di Indonesia. Mereka dipilih secara langsung rakyat
lewat mekanisme Pemilihan Umum (Pemilu) yang berlangsung lima tahun sekali.

DPD dibentuk seiiring dengan tuntutan demokrasi untuk memenuhi rasa keadilan
masyarakat di daerah. Memperluas serta meningkatkan semangat dan kapasitas partisipasi
daerah dalam kehidupan nasional. Selain itu untuk memperkuat Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI). Maka dalam rangka pembaharuan konstitusi, Majelis Permusyawaratan
Rakyat (MPR) membentuk sebuah lembaga perwakilan baru, yakni DPD pada November 2001.
Sejak adanya perubahan tersebut, maka sistem perwakilan dan parlemen di Indonesia berubah
dari sistem unikameral menjadi sistem bikameral. Sistem unikameral adalah sistem
pemerintahan yang hanya memiliki satu kamar pada parlemen atau lembaga legislatif.
Sementara sistem, bikalemar adalah praktik pemerintahan yang menggunakan dua kamar
legislatif atau parlemen. Perubahan tersebut melalui tahap pembahasan yang cukup panjang di
masyarakat maupun MPR. Baca juga: Akibat Sertifikasi Halal Mahal, Anggota DPD Ini Sarankan
Sertifikasi Haram Berkembang kuat jika pandangan tentang perlu adanya lembaga yang
mewakili kepentingan-kepentingan daerah. Itu juga untuk menjaga keseimbangan antar daerah
dan antara pusat dan daerah secara adil dan serasi. Gagasan mendasar pembentukan DPD
adalah keinginan untuk lebih mengakomodasi aspirasi daerah. Memberi peran yang lebih besar
kepada daerah dalam proses pengambilan keputusan politik yang berkaitan dengan
kepentingan daerah.

2) RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana sejarah DPD?
2. Apa dasar hukum DPD?
3. Apa fungsi dari Dewan Perwakilan Daerah?
4. Bagaimana struktur organisasi DPD?
5. Apa tugas dan wewenang Dewan Perwakilan Daerah?

2
BAB 2

PEMBAHASAN

A. Sejarah DPD

Dewan Perwakilan Daerah (DPD) lahir pada tanggal 1 Oktober 2004, ketika 128
anggota DPD yang terpilih untuk pertama kalinya dilantik dan diambil sumpahnya. Pada
awal pembentukannya, masih banyak tantangan yang dihadapi oleh DPD. Tantangan
tersebut mulai dari wewenangnya yang dianggap jauh dari memadai untuk menjadi
kamar kedua yang efektif dalam sebuah parlemen bikameral, sampai dengan persoalan
kelembagaannya yang juga jauh dari memadai. Tantangan-tantangan tersebut timbul
terutama karena tidak banyak dukungan politik yang diberikan kepada lembaga baru ini.

Bila dibandingkan dari segi kelahiran lembaganya, DPD memang jauh lebih muda dari
DPR, karena DPR lahir sejak tahun 1918 (dulu bernama Volksraad). Namun, apabila
dilihat dari segi gagasannya, keberadaan lembaga seperti DPD, yang mewakili daerah di
parlemen nasional, sesungguhnya sudah terpikirkan dan dapat dilacak sejak sebelum
masa kemerdekaan.

B. Dasar Hukum

Dasar hukum DPDDasar hukum DPD diatur dalam Undang-Undang Dasar 1945
termaktub dalam dua pasal. Pertama pada Pasal 22 C ayat 1, 2, 3, 4 dan Pasal 22 D ayat
1, 2, 3, 4. Berikut bunyi ayat dan penjelasan dari pasal-pasal tersebut.

a) Pasal 22 C ayat 1. Pada pasal ini menyebutkan bahwa anggota DPD dipilih dari setiap
provinsi melalui pemilihan umum. Itulah alasan pada 2019, kita memilih anggota DPD
bersama dengan pasangan Presiden.

b) Pasal 22 C ayat 2. Pasal itu menyebutkan bahwa anggota DPR dari setiap provinsi
jumlahnya sama. Jumlah seluruh anggota DPD itu tidak lebih dari satu pertiga jumlah
anggota DPR.

c) Pasal 22 C ayat 3. Berkaitan dengan masa sidang, DPD bersidang minimal sekali
dalam setahun. Pasal ini hanya memberi batasan minimal, artinya DPD bisa beberapa
kali bersidang dalam setahun.

3
d) Pasal 22 C ayat 4. Susunan dan kedudukan DPD diatur dengan UU.

e) Pasal 22 D ayat 1. DPD dapat mengajukan kepada DPR rancangan UU yang berkaitan
dengan otonomi daerah, pembentukan dan pemekaran serta penggabungan daerah,
hubungan pusat dan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi
lain, serta yang berkaitan dengan perimbangan keuangan pusat dan daerah.

f) Pasal 22 D ayat 2. DPD ikut membahas rancangan UU yang berkaitan dengan otonomi
daerah; pembentukan, pemekaran, dan penggabungan daerah; hubungan pusat dan
daerah; pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lain, serta
perimbangan keuangan pusat dan daerah; serta memberikan pertimbangan kepada DPR
atas RUU anggaran pendapatan dan belanja negara dan rancangan undang-undang yang
berkaitan dengan pajak, pendidikan, dan agama.

g) Pasal 22 D ayat 3. DPD dapat melakukan pengawasan atas pelaksanaan undang-


undang mengenai: otonomi daerah, pembentukan, pemekaran dan penggabungan
daerah, pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja negara, hubungan pusat dan
daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, pajak,
pendidikan, dan agama serta menyampaikan hasil pengawasannya itu kepada DPR
sebagai bahan pertimbangan untuk ditindaklanjuti.

h) Pasal 22 D ayat 4. Anggota DPD dapat diberhentikan dari jabatannya, yang syarat-
syarat dan tata caranya diatur dalam UU.

C. Tugas dan wewenang Dewan Perwakilan Daerah

1) Pengajuan Usul Rancangan Undang Undang Mengajukan kepada DPR rancangan


undang-undang yang berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah,
pembentukan dan pemekaran serta penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya
alam dan sumber daya ekonomi lainnya, serta yang berkaitan dengan perimbangan
keuangan pusat dan daerah.

2) Pembahasan Rancangan Undang Undang Ikut membahas rancangan undang-undang


yang berkaitan dengan otonomi daerah; hubungan pusat dan daerah; pembentukan,
pemekaran dan penggabungan daerah; pengelolaan sumber daya alam, dan sumber
daya ekonomi lainnya serta perimbangan keuangan pusat dan daerah.

3) Pertimbangan Atas Rancangan Undang-Undang dan Pemilihan Anggota BPK


Pertimbangan atas rancangan undang-undang anggaran pendapatan dan belanja negara

4
dan rancangan undangundang yang berkaitan dengan pajak, pendidikan dan agama.
Serta memberikan pertimbangan kepada DPR dalam pemilihan anggota BPK.

4) Pengawasan Atas Pelaksanaan Undang - Undang Pengawasan atas pelaksanaan


undang-undang mengenai otonomi daerah, pembentukan, pemekaran dan
penggabungan daerah, hubungan pusat dan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan
sumber daya ekonomi lainnya, pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja negara,
pajak, pendidikan dan agama serta menyampaikan hasil pengawasannya itu kepada DPR
sebagai bahan pertimbangan untuk ditindaklanjuti.

5) Penyusunan Prolegnas Menyusun Program Legislasi Nasional (Prolegnas) yang


berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan dan
pemekaran serta penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber
daya ekonomi lainnya, serta yang berkaitan dengan perimbangan keuangan pusat dan
daerah.

6) Pemantauan dan Evaluasi Ranperda dan Perda Melakukan pemantauan dan evaluasi
atas rancangan Peraturan daerah (Raperda) dan Peraturan daerah (Perda)

5
D. Struktur Organisasi

Struktur organisasi DPD (Dewan Perwakilan Daerah) yang lebih terstruktur dapat
dijelaskan sebagai berikut:

1. Ketua DPD: Seorang Ketua DPD yang dipilih dari dan oleh anggota DPD. Ketua DPD
memiliki peran utama dalam memimpin lembaga ini, mengkoordinasikan aktivitas, dan
mewakili DPD dalam hubungannya dengan lembaga-lembaga lain.

2. Wakil Ketua DPD: Biasanya terdapat beberapa Wakil Ketua DPD, yang juga dipilih dari
dan oleh anggota DPD. Mereka membantu Ketua DPD dalam tugas-tugasnya dan dapat
memimpin DPD jika Ketua berhalangan.

6
3. Badan Pekerja DPD: Badan ini terdiri dari Ketua DPD, Wakil Ketua DPD, dan beberapa
anggota DPD lainnya. Mereka memiliki tanggung jawab dalam merancang program
kerja, mengawasi pelaksanaan tugas DPD, serta membuat keputusan penting lainnya.

4. Komite-Komite DPD: DPD memiliki berbagai komite yang berfokus pada berbagai
bidang, seperti ekonomi, sosial, politik, hukum, dan lain-lain. Anggota DPD dapat
bergabung dalam komite-komite ini sesuai dengan minat dan keahlian mereka. Setiap
komite memiliki ketua dan anggota yang memimpin diskusi dan pekerjaan di bidang
mereka.

5. Sekretariat DPD: Sekretariat DPD adalah unit administratif yang mendukung


operasional DPD sehari-hari. Mereka membantu dalam penyusunan agenda,
dokumentasi, komunikasi, dan administrasi lainnya.

6. Anggota DPD: Setiap provinsi di Indonesia memiliki empat anggota DPD yang dipilih
melalui pemilihan umum. Anggota DPD ini bertugas mewakili kepentingan provinsi
mereka dalam proses legislasi nasional.

E. Implementasi Kerja

Dewan Perwakilan Daerah (DPD) adalah lembaga perwakilan daerah dalam sistem
ketatanegaraan Indonesia. Implementasi kerja DPD melibatkan beberapa aspek, seperti
berikut:

1. Perumusan Pandangan dan Sikap

Anggota DPD dari setiap provinsi di Indonesia bertugas untuk merumuskan pandangan
dan sikap yang berkaitan dengan kepentingan daerahnya. Pandangan dan sikap ini
kemudian diwujudkan dalam bentuk laporan resmi yang disampaikan kepada Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR).

7
2. Pengawasan Terhadap Kebijakan Pemerintah Pusat

DPD memiliki wewenang untuk mengawasi kebijakan yang diambil oleh pemerintah
pusat yang berdampak langsung pada kepentingan daerah. Anggota DPD mengikuti
pembahasan dan pengambilan keputusan di DPR terkait kebijakan nasional yang
berkaitan dengan otonomi daerah.

3. Mendorong Pembentukan Undang-Undang yang Mengakomodasi Kepentingan


Daerah

Salah satu tugas utama DPD adalah memastikan bahwa kepentingan daerah
terakomodasi dalam proses pembentukan undang-undang. Anggota DPD terlibat dalam
diskusi dan pembahasan di DPR untuk menyampaikan pandangan dan usulan perubahan
pada rancangan undang-undang agar dapat lebih memperhatikan kepentingan daerah.

4. Menyelenggarakan Pertemuan Dengan Pimpinan Daerah

DPD dapat menyelenggarakan pertemuan dengan pimpinan daerah dari setiap provinsi
untuk membahas isu-isu yang penting bagi daerah. Pertemuan ini dapat melibatkan
berbagai pihak, seperti masyarakat, organisasi masyarakat, dan pemangku kepentingan
daerah lainnya.

5. Mengawal Dana Otonomi Khusus dan Dana Bagi Hasil

DPD juga memiliki peran penting dalam mengawal dana otonomi khusus dan dana bagi
hasil yang diterima oleh daerah. DPD berperan mengawasi penggunaan dana tersebut
agar sesuai dengan kepentingan daerah, serta memastikan adanya transparansi dan
akuntabilitas dalam pengelolaannya.

6. Mengadakan Pertemuan dengan Masyarakat Daerah

Selain pertemuan dengan pimpinan daerah, DPD juga dapat mengadakan pertemuan
dengan masyarakat daerah untuk mendengarkan aspirasi, keluhan, dan masalah yang
dihadapi oleh masyarakat. Pertemuan ini memungkinkan DPD untuk memahami secara
langsung kebutuhan dan kepentingan masyarakat daerah yang mereka wakili.

8
Implementasi kerja DPD ini merupakan bagian dari upaya untuk menjaga keseimbangan
dan kepentingan regional dalam sistem politik Indonesia. Melalui perannya, DPD
berusaha memastikan bahwa kepentingan daerah terjamin dan diperhatikan dalam
pembuatan kebijakan nasional.

9
BAB 3

SIMPULAN

DPD adalah salah satu lembaga legislatif di Indonesia yang memiliki peran penting dalam
menjaga prinsip-prinsip desentralisasi, otonomi daerah, dan representasi daerah.

Struktur organisasi DPD terdiri dari anggota DPD, pimpinan DPD (Ketua dan Wakil
Ketua), Badan Pekerja DPD, komite-komite yang fokus pada berbagai bidang, dan
Sekretariat DPD.

DPD memiliki tugas utama dalam mengawasi dan memberikan saran terhadap kebijakan
pemerintah yang berkaitan dengan daerah-daerah. Mereka juga terlibat dalam proses
legislasi nasional dan berkontribusi dalam pembuatan undang-undang.

Pemilihan anggota DPD dilakukan melalui pemilihan umum di setiap provinsi, sehingga
DPD memiliki representasi dari seluruh wilayah Indonesia.

Meskipun DPD memiliki potensi besar untuk memperjuangkan kepentingan daerah,


tantangan seperti koordinasi dengan DPR (Dewan Perwakilan Rakyat), pemahaman yang
lebih mendalam mengenai isu-isu daerah, dan optimalisasi peran DPD dalam sistem
politik Indonesia masih menjadi perdebatan.

DPD memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan antara kebijakan nasional
dan kepentingan daerah, serta mendukung proses desentralisasi di Indonesia.

Simpulan ini mencerminkan pentingnya DPD dalam konteks politik dan pemerintahan
Indonesia serta menekankan peran mereka dalam mewakili daerah-daerah di tingkat
nasional.

10

Anda mungkin juga menyukai