Anda di halaman 1dari 18

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENYUSUNAN PERATURAN TATA

TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN

MUSI BANYUASIN SESUAI DENGAN PP NO 12 TAHUN 2018

A. Latar Belakang

Berbicara mengenai Negara tentu tidak terlepas oleh Hukum. Negara

Hukum menurut UUD 1945 adalah berdasarkan pada kedaulatan hukum,

hukumlah yang berdaulat dan Negara sebagai subjek hukum. Dalam penjelasan

UUD 1945 dikatakan bahwa Negara Indonesia berdasarkan atas hukum bukan

berdasarkan atas kekuasaan belaka, jadi Negara tidak boleh melaksanakan

aktivitasnya atas dasar kekuasaan belaka, melainkan berdasarkan Hukum. 1

Negara merupakan gejala kehidupan umat manusia di sepanjang sejarah

umat manusia. Konsep negara berkembang mulai dari bentuknya yang paling

sederhana sampai ke yang paling kompleks di zaman sekarang. Sebagai bentuk

organisasi kehidupan bersama dalam masyarakat, Negara selalu menjadi pusat

perhatian dan objek kajian bersamaan dengan berkembangnya ilmu

pengetahuan umat manusia. Banyak cabang ilmu pengetahuan yang menjadikan

Negara sebagai objek kajiannya, Salah satunya adanya ilmu hukum. 2

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah adalah lembaga perwakilan rakyat

daerah sebagai unsur penyelenggaraan pemerintahan daerah.2 Jadi, DPRD

merupakan suatu lembaga perwakilan rakyat daerah yang merupakan salah satu

1
C.S.T.Kansil & Christine.Kansil, 2008, Hukum Tata Negara RI, Rinekacipta, Jakarta,
hlm.86
2
Jimly Asshiddiqie, 2010, Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara, PT.Raja Grafindo
Persada, hlm.9
1
2

unsur dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah yang bertugas menampung

aspirasi masyarakat daerah dan membuat peraturan daerah.

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) sebagai lembaga perwakilan

rakyat sekaligus lembaga pengemban amanat demokrasi dan kedaulatan rakyat,

dituntut untuk mampu memperjuangkan aspirasi rakyat, oleh karenanya DPRD

mempunyai tugas, fungsi, wewenang dan kewajiban yang harus dilakukan dan

dipatuhi. DPRD juga merupakan contoh, panutan dan inspirasi dari masyarakat,

oleh karenanya anggota DPRD harus mempunyai sikap, perilaku, tata kerja, tata

hubungan antar penyelenggara pemerintahan dan antar anggota DPRD maupun

pihak lain.3

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) mempunyai fungsi sebagai

berikut :4

a. Fungsi legislasi, diwujudkan dalam membentuk peraturan daerah

yang dilakukan oleh DPRD selaku pemegang kekuasaan bersama kepala

daerah.

b. Fungsi anggaran, dilaksanakan dalam membahas dan menyetujui

rancangan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) bersama kepala

daerah.

c. Fungsi pengawasan, diwujudkan dalam bentuk pengawasan terhadap

pelaksanaan peraturan perundang-undangan, peraturan Bupati/Walikota,

Keputusan Bupati dan kebijakan lain yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah.

3
http://scholar.unand.ac.id/123201/2/BAB%20I.pdf, 10 Februari 2024
4
Pasal 69 Undang-undang No. 17 Tahun 2014 tentang MPR, DPR, DPD dan
DPRD dan Pasal 2 Peraturan Pemerintah No. 12 Tahun 2018 tentang Pedoman
penyusunan tata tertib DPRD Provinsi, Kabupaten, dan Kota
3

Berdasarkan fungsi DPRD di atas dapat dikatakan DPRD memiliki

peran yang sangat penting dalam pemerintahan, karena DPRD akan

menentukan bagaimana pemerintahan akan berjalan, apakah akan berjalan baik

dan semestinya atau berjalan buruk di daerahnya, hal ini tergantung kepada

fungsi DPRD sebagai dewan perwakilan rakyat daerah.

Sebagaimana DPRD yang memiliki peran sangat penting dalam

pemerintahan, agar fungsi, tugas dan wewenang DPRD dapat berjalan baik,

DPRD dibantu oleh unit-unit kerja yang disebut alat kelengkapan DPRD. Alat-

alat kelengkapan DPRD terdiri dari Badan Musyawarah (Bamus), Badan

Anggaran (Banggar), Badan Legislasi Daerah (Balegda), dan Badan

Kehormatan (BK) dan alat kelengkapan lain yang dibentuk berdasarkan rapat

paripurna. Alat kelengkapan dewan ini memiliki peran dan fungsi masing-

masing dalam menjalankan fungsi kedewanan dan sebagai mitra kerja

pemerintah dalam menjalankan roda pembangunan.

DPR merupakan lembaga perwakilan rakyat yang berkedudukan sebagai

lembaga negara. Anggota DPR berasal dari anggota partai politik peserta

pemilu yang dipilih berdasarkan hasil pemilu. DPR berkedudukan di tingkat

pusat, sedangkan yang berada di tingkat provinsi disebut DPRD provinsi dan

yang berada di kabupaten/kota disebut DPRD kabupaten/kota. Berdasarkan UU

Pemilu N0. 7 Tahun 2017 ditetapkan sebagai berikut :5

1. jumlah anggota DPR sebanyak 560 orang;

2. jumlah anggota DPRD provinsi sekurang-kurangnya 35 orang dan

sebanyak-banyak 100 orang;

5
M. Rezky Pahlawan, Dkk, 2020, Hukum Tata Negara, Unpam Press, Banten, hlm. 265
4

3. jumlah anggota DPRD kabupaten/kota sedikitnya 20 orang dan

sebanyakbanyaknya 50 orang.

Keanggotaan DPR diresmikan dengan keputusan presiden. Anggota

DPR berdomisili di ibu kota negara. Masa jabatan anggota DPR adalah lima

tahun dan berakhir pada saat anggota DPR yang baru mengucapkan

sumpah/janji. Sebelum memangku jabatannya, anggota DPR mengucapkan

sumpah/janji secara bersama-sama yang dipandu oleh Ketua Mahkamah Agung

dalam sidang paripurna DPR.

Demi tercapainya pelaksanaan fungsi kinerja DPRD yang maksimal,

maka dibuatlah suatu tata tertib yang harus ditaati dan dipatuhi oleh seluruh

anggota DPRD. Tata tertib ini berfungsi untuk memperjelas pelaksanaan tugas

dan mengatur mekanisme kerja lembaga dan anggota. Tata tertib mempunyai

kaitan yang erat dengan kode etik DPRD. Anggota DPRD dalam melakukan

tugas dan fungsinya diatur oleh tata tertib dan kode etik agar DPRD bekerja

dengan profesional atau sebaik-baiknya, dan melindungi dari perbuatan yang

tidak profesional.6

Pasal 1 dan Pasal 3 Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2018 tentang

Pedoman Penyusunan Tata Tertib DPRD Provinsi, Kabupaten dan Kota,

disebutkan :

Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan:

1. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD

adalah lembaga perwakilan rakyat daerah yang berkedudukan sebagai unsur

penyelenggara pemerintahan daerah.

6
http://scholar.unand.ac.id/123201/2/BAB%20I.pdf, 10 Februari 2024
5

2. Tata Tertib DPRD adalah peraturan yang ditetapkan oleh DPRD yang

berlaku di lingkungan internal DPRD provinsi dan kabupaten/ kota.

Pasal 3

Fungsi pembentukan Perda dilaksanakan dengan cara:

a. menlrusun program pembentukan Perda bersama Kepala Daerah;

b. membahas bersama Kepala Daerah dan menyetujui atau tidak

menyetqiui rancangan Perda; dan

c. mengajukan usul rancangan Perda.

Pasca reformasi setelah berlakunya Undang-Undang Nomor 22 Tahun

1999 tentang Pemerintah Daerah menggantikan UndangUndang Nomor 5 tahun

1974, menimbulkan pergeseran pengertian dan makna DPRD (legislatif

daerah). Berikutnya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 diganti dengan

Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 dan selanjutnya direvisi melalui

Undang-Undang Nomor 23 Tahun2014 tentang Pemerintahan Daerah.7

Menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 pasal 1, Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD adalah lembaga

perwakilan rakyat daerah yang berkedudukan sebagai unsur penyelenggara

Pemerintahan Daerah. Menurut Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 pasal

363 menyebutkan bahwa DPRD kabupaten/kota terdiri atas anggota partai

politik peserta pemilihan umum yang dipilih melalui pemilihan umum.

7
Mintarti Indartini, Dkk, 2019, Peran Dan Fungsi DPRD Dalam Perencanaan Dan Penganggaran
Daerah, Taujih, Kartosuro, hlm. 16
6

Selanjutnya pada pasal 364 menyebutkan bahwa DPRD kabupaten/ kota

merupakan lembaga perwakilan rakyat daerah yang berkedudukan sebagai

unsur penyelenggara pemerintahan daerah kabupaten/kota.8

Pengaturan lembaga-lembaga negara dalam konstitusi sangatlah penting

karena kekuasaan negara harus diterjemahkan ke dalam tugas dan wewenang

lembaga negara.Salah satu indikator keberhasilan tujuan bernegara bergantung

pada pelaksanaan tugas dan wewenang konstitusional lembaga negara serta

hubungan antar lembaga negara tersebut dijalankan.9

Indonesia menganut sistem demokrasi di mana pemilihan wakil rakyat

dilaksanakan melalui pemilu.Pemilu merupakan hak warga negara secara

mutlak di negara demokrasi. Pelaksanaan pemilihan umum di Indonesia

berdasarkan pasal 18 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia 1945 tertulis bahwa “Pemerintahan daerah provinsi, daerah

kabupaten, dan kota memiliki Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang anggota-

anggotanya dipilih melalui pemilihan umum”.

Beberapa hal penting yang membedakan kebijakan desentralisasi di

bawah rezim UU Nomor 22 Tahun 1999 dan UU Nomor 32 Tahun 2004 dan

UU Nomor 23 Tahun 2014 adalah mengenai kedudukan DPRD, pemilihan

kepala daerah, peran gubernur sebagai wakil pemerintahan pusat di daerah, dan

sebagainya. Dalam rezim UU Nomor 32 Tahun 2004, DPRD tidak lagi menjadi

lembaga legislatif daerah yang memiliki kekuasaan yang sangat besar, termasuk

memilih dan memakzulkan kepala daerah tetapi sebagai unsur penyelenggaraan

8
Ibid
9
Ibid, hlm. 17
7

pemerintahan daerah,sebagaimana kepala daerah.Kepala Daerah dan anggota

DPRD dalam UU Nomor 32 Tahun 2004 dipilih secara langsung oleh rakyat.

Kepala Daerah tidak lagi bertanggungjawab kepada DPRD karena mereka

memiliki kedudukan yang setara dan keduanya bertanggung jawab kepada

rakyat yang memilihnya.10

Alat Kelengkapan DPRD Kabupaten/Kota Menurut UU Nomor 17

Tahun 2014, Ketentuan alat kelengkapan DPRD Kabupaten/Kota adalah

sebagai berikut: 11

a. Alat kelengkapan DPRD Kabupaten/kota terdiriatas:

1. pimpinan;

2. Badan Musyawarah;

3. komisi;

4. Badan Legislasi Daerah;

5. Badan Anggaran;

6. Badan Kehormatan; dan

7. alat kelengkapan lain yang diperlukan dan dibentuk oleh rapat

paripurna.

b. Dalam menjalankan tugasnya, alat kelengkapan dibantu oleh sekretariat.

c. Ketentuan mengenai tata cara pembentukan, susunan, serta wewenang dan

tugas alat kelengkapan DPRD kabupaten/kota diatur dalam peraturan

DPRD kabupaten/ kota tentang tata tertib.

10
Ibid, hlm. 18
11
Ibid, hlm. 18
8

Penyusunan Rencana Kerja DPRD Kabupaten tahun 2023 didasari

sejumlah ketentuan, seperti Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2018 tentang

Pedoman Penyusunan Tata Tertib DPRD Provinsi, Kabupaten dan Kota, serta

Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2017 tentang Hak Keuangan dan

Administratif Pimpinan dan Anggota DPRD, serta peraturan perundangan-

undangan terkait lainnya.12

Berdasarkan uraian di atas maka skripsi ini diajukan dengan judul

“TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENYUSUNAN PERATURAN TATA

TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN

MUSI BANYUASIN SESUAI DENGAN PP NO 12 TAHUN 2018”.

B. Permasalahan

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penelitian ini merumuskan

permasalahan sebagai berikut :

a. Bagaimanakah mekanisme pelaksanaan penyusunan rencana kerja


tahun 2023 menurut peraturan tata tertib PP No. 12 Tahun 2018 di
DPRD Kabupaten Musi Banyuasin?
b. Bagaimanakah materi muatan peraturan tata tertib di kaitkan
dengan PP No. 12 Tahun 2018 di DPRD Kabupaten Musi
Banyuasin?
C. Ruang Lingkup dan Tujuan Penelitian

Dalam penelitian ini akan dibahas mengenai mekanisme pelaksanaan

penyusunan rencana kerja tahun 2023 menurut peraturan tata tertib PP No.

12 Tahun 2018 di DPRD Kabupaten Musi Banyuasin.

Penelitian ini bertujuan untuk :

12
https://www.mubaonline.com/berita/dprd-muba-sahkan-rencana-kerja-tahun-2023-
muba252o410 Februari 2024
9

a. Mengetahui bagaimanakah mekanisme pelaksanaan penyusunan


rencana kerja tahun 2023 menurut peraturan tata tertib PP No. 12
Tahun 2018 di DPRD Kabupaten Musi Banyuasin.
b. Mengetahui bagaimanakah materi muatan peraturan tata tertib di
kaitkan dengan PP No. 12 Tahun 2018 di DPRD Kabupaten Musi
Banyuasin.
D. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah penelitian

hukum Empiris (Sosiologis). Istilah penelitian hukum empiris berasal dari bahas

Inggris, yakni empirical legal research, dalam bahasa Belanda disebut dengan

istilah empirisch juridisch ondrezoek, sedangkan dalam bahasa Jermannya disebut

dengan empirische juristische recherche. Penelitian hukum empiris merupakan

salah satu jenis penelitian hukum yang menganalisis dan mengkaji bekerjanya

hukum di dalam masyarakat.

Menurut Soerjono Soekanto dan Sri Mamuji menjelaskan, bahwa

penelitian hukum empiris atau sosiologis adalah penelitian hukum yang dilakukan

dengan cara meneliti data primer.13

Penelitian terhadap efektivitas hukum merupakan penelitian yang

membahas bagaimana hukum beroperasi dalam masyarakat.14

2. Sumber Data

Sumber data yang dipergunakan dalam penelitian ini yaitu :15

a. Data Primer yaitu data yang secara langsung diperoleh melalui

penelitian lapangan melalui wawancara langsung maupun tidak

langsung;
13
Ishaq, 2017, Metode Penelitian Hukum, Bandung : Alfabeta, hlm. 70.
14
Zainuddin Ali, 2010, Metode Penelitian Hukum, Jakarta : Sinar Grafika, hlm.31.
15
Ibid, hlm.23-24.
10

b. Data Sekunder yang dititik beratkan pada penelitian kepustakaan

dengan cara mengkaji :

1) Bahan hukum primer, yaitu bahan-bahan hukum yang mempunyai

kekuatan mengikat, yang terdiri dari peraturan perundang-

undangan : Undang-Undang dasar negara Republik Indonesia

tahun 1945 dan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2018

tentang Pedoman Penyusunan Tata Tertib DPRD Provinsi,

Kabupaten dan Kota

2) Bahan hukum sekunder, yaitu bahan-bahan yang memberikan

penjelasan mengenai bahan hukum primer dan dapat membantu

menganalisis dan memahami bahan hukum primer, meliputi hasil

karya ilmiah para sarjana, serta literatur-literatur ;

3) Bahan hukum tersier, yaitu bahan yang memberikan petunjuk

maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder,

meliputi majalah-majalah dan jurnal yang memuat tulisan ilmiah

yang relevan serta kamus hukum.

3. Sifat Penelitian

Spesifikasi penelitian yang digunakan deskriptif analistis,

yaitumenggambarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku

secaramenyeluruh dan sistematis yang kemudian dilakukan analisis

pemecahanmasalahnya yang timbul.16

4. Teknik Pengumpulan data

16
Ibid, hlm.13
11

Data di dalam penelitian hukum empiris terdiri atas data primer dan data

sekunder. Data primer metode pengumpulannya dilakukan dengan

menggunakan observasi, wawancara, dan kuesioner. Pengumpulan data

primer dengan wawancara, kuesioner harus berpedoman pada rumusan

masalah, pokok bahasan, rincian sub-pokok bahasan, dan tujuan penelitian.

Sedangkan data sekunder metode pengumpulannya dilakukan dengan cara

membaca di perpustakaan atau literatur, mengutip yang mempunyai

hubungannya dengan permasalahan penelitian.17

5. Pengolahan Data

Analisis data yang dipergunakan dalam penelitian hukum empiris dapat

dilakukan secara kualitatif. Secara kualitatif, yakni menguraikan data secara

berkualitas dan komprehensif dalam bentuk kalimat yang teratur, logis, tidak

tumpang tindih, dan efektif, sehingga memudahkan pemahaman dan

interpretasi data.18

E. Sistematika Penulisan

Penulisan skripsi ini akan terdiri dari :

Bab I Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, permasalahan,


ruang lingkup dan tujuan, metode penelitian, sistematika
penulisan

Bab II Tinjauan pustaka yang terdiri dari tugas dan fungsi, DPRD,
Tata Tertib DPRD, Rencana Kerja.

Bab III Pembahasan-pembahasan tentang

17
Ishaq, Op.Cit, hlm. 73
18
Ibid, hlm. 73
12

a. Mekanisme pelaksanaan penyusunan rencana


kerja tahun 2023 menurut peraturan tata tertib
PP No. 12 Tahun 2018 di DPRD Kabupaten
Musi Banyuasin
b. Materi muatan peraturan tata tertib di kaitkan
dengan PP No. 12 Tahun 2018 di DPRD
Kabupaten Musi Banyuasin

Bab IV Penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran

Daftar Pustaka
Lampiran

DAFTAR PUSTAKA

C.S.T.Kansil & Christine.Kansil, 2008, Hukum Tata Negara RI, Rinekacipta, Jakarta.

Ishaq, 2017, Metode Penelitian Hukum, Bandung : Alfabet.


13

Jimly Asshiddiqie, 2010, Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara, PT.Raja Grafindo
Persada.

M. Rezky Pahlawan, Dkk, 2020, Hukum Tata Negara, Unpam Press, Banten.

Zainuddin Ali, 2010, Metode Penelitian Hukum, Jakarta : Sinar Grafika.

Mintarti Indartini, Dkk, 2019, Peran Dan Fungsi DPRD Dalam Perencanaan Dan
Penganggaran Daerah, Taujih, Kartosuro

Undang-Undang dasar negara Republik Indonesia tahun 1945 dan

Undang-undang nomor 23 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah

Undang-undang No. 17 Tahun 2014 tentang MPR, DPR, DPD dan DPRD

Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2018 tentang Pedoman Penyusunan


Tata Tertib DPRD Provinsi, Kabupaten dan Kota

http://scholar.unand.ac.id/123201/2/BAB%20I.pdf, 10 Februari 2024

https://www.mubaonline.com/berita/dprd-muba-sahkan-rencana-kerja-tahun-2023-muba252o410
Februari 2024
14

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENYUSUNAN PERATURAN TATA TERTIB DEWAN


PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN

SESUAI DENGAN PP NO 12 TAHUN 2018

PROPOSAL RENCANA PENELITIAN


Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Hukum (S.H.)
Pada
Program Studi Ilmu Hukum
FAKULTAS HUKUM
Oleh:
Muhammad Fikri Naupal
NIM : 201321012

Dosen Pembimbing:
Dr. Wandi Subroto, SH, MH.
H. Syaiful Bahri, SH, MH.
PROGRAM STUDI S1 ILMU HUKUM
FAKULTAS HUKUM
INSTITUT RAHMANIYAH SEKAYU
SEKAYU
2024
15

HALAMAN PENGESAHAN

Judul Proposal : TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENYUSUNAN


PERATURAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN
RAKYAT DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN
SESUAI DENGAN PP NO 12 TAHUN 2018

Nama : Muhammad Fikri Naupal

NIM : 201321012

Program Studi : S1 Ilmu Hukum

Menyetujui,
Dosen pembimbing,

Dr. Wandi Subroto, S.H.,M.H. H. Syaiful Bahri, S.H.,M.H.


Pembimbing Pertama Pembimbing Kedua

Mengetahui,

Ketua Program Studi, Dekan Fakultas Hukum,

Muhammad Rhogust, S.H.,M.H Dr. H. Syaparuddin, S.H., M.H.


NIDN. 0213087803 NIDN. 0212026901
16

DAFTAR ISI

ii

HALAMAN JUDUL.......................................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN.............................................................................................. ii

DAFTAR ISI....................................................................................................................

...................................................................................................................................iii

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1

B. Permasalahan ..................................................................................... 5

C. Ruang Lingkup dan Tujuan Penelitian.................................................. 6

D. Metode Penelitian............................................................................... 6

E. Sistematika Penulisan.......................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA
17

PROGRAM STUDI S1 ILMU HUKUM

FAKULTAS HUKUM iii

INSTITUT RAHMANIYAH SEKAYU

KARTU BIMBINGAN SKRIPSI

Nama : Muhammad Fikri Naupal

NIM : 201321012

Dosen Pembimbing 1 : Dr. Wandi Subroto, S.H., M.H.

Dosen Pembimbing 2 : H, Syaiful Bahri, S.H., M.H.

Judul Skripsi : TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENYUSUNAN PERATURAN


TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN
SESUAI DENGAN PP NO 12 TAHUN 2018

Tanggal Dosen Dosen


No. URAIAN / SARAN PERBAIKAN
Bimbingan PB 1 PB 2
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Sekayu, ............................... 2024

Ketua Program Studi, Dosen Pembimbing I,


18

Muhammad Rhogust, S.H., M.H. Dr. Wandi Subroto, S.H., M.H.

NIDN. 0213087803 NIDN. 0222067701

Anda mungkin juga menyukai