Anda di halaman 1dari 19

Nama: A.

Sabitha Nur Salsabilah


NIM: B011211323
LEMBAGA NEGARA
A. PENGERTIAN LEMBAGA NEGARA
Lembaga negara merupakan organisasi pemerintah yang menjalankan
fungsi-fungsi kenegaraan. 1 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),
lembaga adalah badan organisasi yang tujuannya melakukan suatu
penyelidikan keilmuan atau melakukan suatu usaha.2 Sementara negara
adalah kelompok social yang menduduki wilayah atau daerah tertentu yang
diorganisir di bawah lembaga politik dan pemerintah yang efektif,
mempunyai kesatuan politik, berdaulat sehingga berhak menentukan tujuan
nasionalnya.3 Lembaga negara merupakan lembaga pemerintahan (civiizated
organization) yang dibuat oleh negara, dari negara, dan untuk negara, demi
mencapai tujuan negara4 lembaga negara merupakan institusi-institusi yang
dibentuk berdasarkan hukum untuk menjalankan fungsifungsi negara, baik
fungsi klasik maupun fungsi secara actual. Lembaga negara merupakan satu
kesatuan yang tidak terpisahkan dengan keberadaan negara. Pembentukan
lembaga negara merupakan manifestasi dari mekanisme keterwakilan rakyat
dalam menyelenggarakan pemerintahan dan sistem penyelenggaraan negara
yang didalamnya mencakup mengenai kewenangan dan hubungan
antarlembaga negara. 5
Di Indonesia keberadaan lembaga negara diatur oleh Undang-Undang
Dasar 1945 dan peraturan perundang-undangan lainnya sehingga kedudukan
setiap lembaga negara bergantung pada wewenang, tugas, dan fungsi yang
tertera dalam Undang-Undang Dasar 1945. Sebagai negara demokrasi,
Indonesia menerapkan teori trias politika dalam menlanjankan pemerintahan.
Trias Politik dikenal dengan tiga pembagian kekuasannya, yaitu eksekutif,
legislatif, dan yudikatif. Namun, keberadaan lembaga negara di Indonesia
tidak hanya dibatasi oleh ketiga lembaga tersebut.

B. LEMBAGA NEGARA LAPIS PERTAMA


1. Majelis Permusyawaratan Rakyat
MPR merupakan lembaga negara yang keanggotannya terdiri dari DPR dan
DPD yang anggotanya dipilih melalui pemilihan umum. Sebelum
amandemen Undang-Undnag Dasar 1945, kedaulatan berada di tangan rakyat
dilaksanakan oleh MPR. Namun, setelah amandemen, kedaulatan rakyat
dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar, bukan lagi MPR. Perubahan

1
Muhtadi, Lembaga Negara: makna, kedudukan, dan relasi, Fiat Justitia Jurnal Ilmu Hukum,
Vol. 7 No. 3, Sept-Des 2013, hlm. 268.
2
Kamus Besar Bahasa Indonesia Online.
3
Ibid.
4
Rifda Arum, Pengertian, Fungsi dan Pembagian Lembaga Negara,
https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-dan-fungsi-lembaga-
negara/#Pengertian_Lembaga_Negara, diakses pada tanggal 6 Maret 2022 pukul 20.00.
5
Made Nurmawati, I Nengeh Suantara, dan Luh Gde Astaryani, Hukum Kelembagaan
Negara, (Universitas Udayana: 2017), hlm. 6
tersebut memberikan suatu konsekuensi dasar terhadap sistem ketatanegaraan
Indonesia, lima konsekuensi dasar tersebut ialah: 6
a. Penegasan terhadap prinsip demokrasi yang merupakan wujud
kedaulatanrakyat yang dalam penerapan prinsip demokrasi tersebut
harus berdasarkan prinsip negara hukum yangberpuncak pada
supremasi konstitusi (Negara Demokratis yang berdasarkan Hukum
dan Negara Hukum yang Demokratis).
b. MPR tidak lagi memegang kekuasaan sebagai pelaksanasepenuhnya
kedaulatan rakyat, sehingga dapat di katakan bahwa MPR tidak lagi
menjadi lembaga tertinggi negara.
c. Kedaulatan rakyat dilaksankan oleh organ-organ negara (adalah
lembaga negara yang di bentuk dan di atur secara langsung mengenai
fungsi dan kewenangannya oleh undang-undang Dasar Negara
Republik Indonesia tahun1945 yaitu MPR, DPR, DPD, Presiden, Bank
Sentral, KPU, MA, MK dan KY) sesuai dengan yang ditentukan oleh
UUD NRI 1945,sehingga organ-organ itu tidak dapat lagi dibedakan
kedudukannya secara hierarki, sehingga kedudukan antar organ-organ
konstitusi tersebut dapat di katakan sederajat dan hanya dapat
dibedakan menurut fungsidan wewenang yang diberikan oleh UUD
NRI 1945.
d. Terjadi perubahan mengenai wewenang yang dimiliki oleh lembaga
negara, khususnya MPR.
e. Terjadi perubahan hubungan antara lembaga negara yang lebih
mencerminkan prinsip saling mengawasi dan mengimbangi (check and
Balance).
Adapun tugas dan wewenang MPR tertuang dalam pasal 3 Undang-Undang
Dasar 1945:7
(1) Majelis Permusyawaratan Rakyat berwenang megubah dan
menetapkan Undang-Undang Dasar.
(2) Majelis Permusyawaratan Rakyat melantik presiden dan/atau wakil
presiden.
(3) Majelis Permusyawaratan Rakyat hanya dapat memberhentikan
presiden dan/atau wakil presiden dalam masa jabatannya menurut
Undang-Undang Dasar.

Selain pasal tersebut, terdapat pula dalam Pasal 8 ayat 2 Undang-Undang


Dasar 19458 “Dalam hal terjadi kekosongan Wakil Presiden, selambat-
lambatnya dalam waktu enam puluh hari, Majelis Permusyawaratan Rakyat
menyelenggarakan sidang untuk memilih Wakil Presiden dari dua calon yang
diusulkan oleh Presiden”
2. Dewan Perwakilan Rakyat

6
Lutfian Ubaidillah, Politik Hukum Keududkan majelis Permusyawaratan Rakyat dalam
Sistem Ketatanegaraan Indonesia berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia 1945, Jurnal Ilmiah Ilmu Hukum, Vol. 15 No. 1, 2015, hlm. 58.
7
Pasal 3 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
8
Ibid.
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) adalah lembaga negara yang
keanggotaannya dipilih oleh rakyat melalui pemilihan umum yang langsung,
bebas, dan rahasia. 9 Pasal 69 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014
menyatakan bahwa DPR mempunyai fungsi: a. legislasi; b. anggaran; c.
pengawasan.10 Fungsi-fungdi tersebut dijalankan dalam kerangka
representasi rakyat dan juga untuk mendukung upya pemerintah dalam
melaksnakan politik luar negeri sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.11 Selanjutnya, dalam Pasal 70 Undang-Undang Nomor
17 Tahun 2014 dijelaskan masing-masing mengenai ketiga fungsi tersebut,
yaitu:
a. Fungsi legislasi, berkaitan mengenai pembentukan undang-undang.
b. Fungsi anggaran, membahas dan memberikan oersetujuan terhadap
RUU tentang APBN yang diajukan presiden.
c. Fungsi pengawasan, melaksanakan pengawasan atas pelaksanaan
undang-undang dan APBN.
Adapun fungsi dan tugas DPR berdasarkan fungsi-fungsinya, yaitu:
a. Fungsi legislasi, DPR memiliki tugas dan wewenang:12
- Menyusun Program Legislasi Nasional (Prolegnas)
- Menyusun dan membahas Rancangan Undang-Undang (RUU)
- Menerima RUU yang diajukan oleh DPD (terkait otonomi daerah;
hubungan pusat dan daerah; pembentukan, pemekaran dan
penggabungan daerah; pengelolaan SDA dan SDE lainnya; serta
perimbangan keuangan pusat dan daerah)
- Membahas RUU yang diusulkan oleh Presiden ataupun DPD
- Menetapkan UU bersama dengan Presiden
- Menyetujui atau tidak menyetujui peraturan pemerintah pengganti
UU (yang diajukan Presiden) untuk ditetapkan menjadi UU

b. Fungsi anggaran, DPR memiliki tugas dan wewenang:13


- Memberikan persetujuan atas RUU tentang APBN (yang diajukan
presiden)
- Memperhatikan pertimbangan DPD atas RUU tentang APBN dan
RUU terkait pajak, pendidikan dan agama
- Menindaklanjuti hasil pemeriksaan atas pengelolaan dan
tanggung jawab keuangan negara yang disampaikan oleh BPK

9
Yusmita, Kelembagaan Negara Republik Indonesia Menurut Undang-Undang Dasar 1945,
Nusantara (Jurnal Ilmu Pnegetahuan Sosial), Vol. 4, Februari 2018, hlm. 59.
10
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat,
Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah.
11
Achmadudin Rajab, Peran Penting keahlian DPR RI dalam Sistem Hukum Pembentukan
Peraturan Perundang-Undangan yang Mendukung Terwujudnya Keadilan untuk
Kedamaian, Jurnal Legislasi Indonesia, Vol. 14 No. 2, Juni 2017, hlm. 237
12
DPR RI, Tugas dan Wewenang, https://www.dpr.go.id/tentang/tugas-wewenang, diakses
pada tanggal 6 Maret 2022 pukul 21.22.
13
Ibid.
- Memberikan persetujuan terhadap pemindahtanganan aset negara
maupun terhadap perjanjian yang berdampak luas bagi kehidupan
rakyat yang terkait dengan beban keuangan negara

c. Fungsi pengawasan, DPR memiliki tugas dan wewenang: 14


- Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan UU, APBN, dan
kebijakan pemerintah.
- Membahas dan menindaklanjuti hasil pengawasan yang
disampaikan oleh DPD (terkait pelaksanaan UU mengenai
otonomi daerah, pembentukan, pemekaran dan penggabungan
daerah, pengelolaan SDA dan SDE lainnya, pelaksanaan APBN,
pajak, pendidikan dan agama)

d. Tugas dan wewenang DPR lainnya, antara lain: 15


- Menyerap, menghimpun, menampun dan menindaklanjuti
aspirasi rakyat.
- Memberikan persetujuan kepada Presiden untuk: (1) menyatakan
perang ataupun membuat perdamaian dengan Negara lain; (2)
mengangkat dan memberhentikan anggota Komisi Yudisial.
- Memberikan pertimbangan kepada Presiden dalam hal: (1)
pemberian amnesti dan abolisi; (2) mengangkat duta besar dan
menerima penempatan duta besar lain
- Memilih Anggota BPK dengan memperhatikan pertimbangan
DPD
- Memberikan persetujuan kepada Komisi Yudisial terkait calon
hakim agung yang akan ditetapkan menjadi hakim agung oleh
Presiden
- Memilih 3 (tiga) orang hakim konstitusi untuk selanjutnya
diajukan ke Presiden

3. Dewan Perwakilan Daerah


Dewan Perwakilan daerah (DPD) adalah lembaga negara yang merupakan
perwakilan daerah yang keanggotaannya dipilih langsung oleh rakyat melalui
pemilihan umum.16 Tugas dan wewenang DPD RI mencakup: 17
a. Dapat mengajukan kepada DPR RI RUU yang berkaitan dengan
otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan dan
pemekaran serta penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya
alam dan sumber daya ekonomi lainnya, serta yang berkaitan dengan
perimbangan keuangan pusat dan daerah.
b. Ikut membahas bersama DPR RI dan Presiden RUU yang berkaitan
dengan hal sebagaimana dimaksud dalam butir (1).

14
Ibid.
15
Ibid.
16
Yusmiati, Loc. Cit.
17
Peraturan Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2012 tentang
Pedoman Pelaksanaan Pengawasan Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia.
c. Ikut membahas bersama DPR RI dan Presiden rancangan undang-
undang yang diajukan oleh Presiden atau DPR RI, yang berkaitan
dengan hal sebagaimana dimaksud dalam butir (1).
d. Memberikan pertimbangan kepada DPR RI atas RUU tentang APBN
dan RUU yang berkaitan dengan pajak, pendidikan, dan agama.
e. Dapat melakukan pengawasan atas pelaksanaan UU mengenai
otonomi daerah, pembentukan, pemekaran, dan penggabungan
daerah, hubungan pusat dan daerah, pengelolaan sumber daya alam
dan sumberdaya ekonomi lainnya, serta terkait pelaksanaan APBN,
pajak, pendidikan, dan agama.
f. Menyampaikan hasil pengawasan atas pelaksanaan undang-undang
mengenai otonomi daerah, pembentukan, pemekaran, dan
penggabungan daerah, hubungan pusat dan daerah, pengelolaan
sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, pelaksanaan
undang-undang APBN, pajak, pendidikan, dan agama kepada DPR
sebagai bahan pertimbangan untuk ditindaklanjuti.
g. Menerima hasil pemeriksaan atas keuangan negara dari BPK sebagai
bahan membuat pertimbangan kepada DPR tentang rancangan
undang-undang yang berkaitan dengan APBN.
h. Memberikan pertimbangan kepada DPR dalam pemilihan anggota
BPK.
i. Ikut serta dalam penyusunan program legislasi nasional yang
berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah,
pembentukan dan pemekaran serta penggabungan daerah,
pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya,
serta yang berkaitan dengan perimbangan keuangan pusat dan daerah.
4. Presiden
Presiden adalah kepala negara dan kepala pemerintahan yang dipilih langsung
oleh rakyat melalui pemilihan umum dan dilantik oleh MPR.18 Tentunya
presiden memiliki tugas yang berbeda sebagai kepala negara dengan sebagai
kepala pemerintahan. Berikut tugas-tugas presiden:19
a. Tugas Presiden sebagai Kepala Negara
- Memegang kekuasaan tertinggi atas Angkatan Darat, Angkatan
Laut, dan Angkatan Udara (Pasal 10).
- Presiden memilih dan memutuskan pengangkatan duta dan konsul
(Pasal 13 ayat 1).
- Menerima dan menempatkan duta negara lain dengan
memerhatikan pertimbangan dari Dewan Perwakilan Rakyat
(DPR) (Pasal 13 ayat 1).

b. Tugas Presiden sebagai Kepala Pemerintahan


- Memegang kekuasaan pemerintahan (Pasal 4 ayat 1)

18
Yusmiati, Op. Cit., hlm. 58
19
Lala Nilawanti, Tugas dan Wewenang Presiden menurut UUD 1945,
https://www.gramedia.com/literasi/tugas-dan-wewenang-presiden/, diakses pada tanggal 6
Maret 2022 pukul 22.00.
- Menetapkan peraturan pemerintahan untuk menjalankan Undang-
Undang sebagaimana mestinya ( Pasal 3 ayat 2).
- Mengangkat dan memberhentikan para menteri ( Pasal 17 ayat 2).
- Mengesahkan rancangan Undang-Undang yang telah disetujui
bersama untuk menjadi Undang-Undang, (Pasal 2 ayat 4).
- Merancang Undang-undang Anggran Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN) yang kemudian diajukan presiden untuk dibahas
bersama DPR dengan memperhatikan pertimbangan DPD (23
ayat 2)
- Meresmikan anggota BPK yang dipilih oleh DPR dengan
memperhatikan pertimbangan DPD (Pasal 23F ayat 1).
- Memberikan persetujuan dan menetapkan Hakim Agung yang
pencalonannya diusulkan oleh komisi yudisial dan DPR (Pasal
24A ayat 3).
- Mengangkat dan memberhentikan anggota yudisial dengan
persetujuan DPR (Pasal 24B ayat 3).
- Menetapkan anggota hakim konstitusi di MK yang diajukan oleh
MA, DPR, dan Presiden(Pasal 24C ayat 3).

Adapaun wewenang presiden, yaitu: 20


a. Berhak mengajukan Rancangan Undang-Undang kepada DPR untuk
akhirnya ditindaklanjuti (Pasal 5 ayat 1).
b. Dapat menyatakan perang,membuat perdamaian dan perjanjian
dengan negara lain melalui persetujuan DPR (Pasal 11 ayat 1).
c. Dapat membuat perjanjian internasional lainnya yang dapat
menimbulkan akibat yang luas dan mendasar bagi kehidupan rakyat
yang terkait dengan beban keuangan negara dan/atau mengharuskan
pembentukan dan perubahan UU dengan persetujuan DPR (Pasal 11
ayat 2).
d. Berwenang menyatakan keadaan bahaya yang syarat-syarat dan
akibatnya dalam keadaan bahaya telah ditetapkan dalam Undang-
Undang, wewenang presiden (Pasal 12).
e. Berwenang memberi grasi dan rehabilitasi dengan memperhatikan
pertimbangan Mahkamah Agung (Pasal 14 ayat 1).
f. Berwenang memberi amnesti dan abolasi dengan memperhatikan
pertimbangan DPR (Pasal 14 ayat 2).
g. Berwenang memberi gelar, tanda jasa, dan tanda kehormatan lainnya
yang telah diatur dalam Undang-Undang, wewenang presiden (Pasal
15).
h. Membentuk suatu dewan pertimbangan yang bertugas memberikan
nasihat dan pertimbangan kepada Presiden yang kemudian telah
diatus dalam Undang-Undang, wewenang presiden (Pasal 16).
i. Berwenang menetapkan peraturan pemerintan penganti Undang-
Undang jika dalam hal genting yang memaksa (Pasal 22 ayat 1).

20
Ibid.
5. Badan Pemeriksa Keuangan
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) adalah lembaga negara dengan tugas dan
tanggung jawab keuangan negara yang hasil pemeriksaannya diberitahukan
kepada DPR, DPD, dan DPRD sesuai dengan kewenangannya. 21 Badan ini
mandiri terlepas dari oengaruh dan kekuasaan pemerintah tetapi tidak berdiri
di atas pemerintah.22
BPK bertugas memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara
yang dilakukan oleh:23
a. Pemerintah Pusat;
b. Pemerintah Daerah
c. Lembaga Negara lainnya;
d. Bank Indonesia
e. Badan Usaha Miliki Negara;
f. Badan Layanan Umum (BLU);
g. Badan Usaha Milik Daerah; dan
h. Lembaga atau badan lain yang mengelola keuangan.
Adapun tugas dan wewenang BPK menurut Pasal 9 ayat 1: 24
a. Menentukan objek pemeriksaan, merencanakan dan melaksanakan
pemeriksaan, menentukan waktu dan metode pemeriksaan serta
menyusun dan menyajikan laporan pemeriksaan.
b. Meminta keterangan dan/atau dokumen yang wajib diberikan oleh
setiap orang, unit organisasi Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah,
Lembaga Negara lainnya, Bank Indonesia, Badan Usaha Milik
Negara, Badan Layanan Umum, Badan Usaha Milik Daerah,dan
lembaga atau badan lain yang mengelola keuangan negara.
c. Melakukan pemeriksaan di tempat penyimpanan uang dan barang
milik negara, di tempat pelaksanaan kegiatan, pembukuan dan tata
usaha keuangan negara, serta pemeriksaan terhadap perhitungan-
perhitungan, surat-surat, bukti-bukti, rekening koran,
pertanggungjawaban, dan daftar lainnya yang berkaitan dengan
pengelolaan keuangan negara.
d. Menetapkan jenis dokumen, data, serta informasi mengenai
pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara yang wajib
disampaikan kepada BPK.
e. Menetapkan standar pemeriksaan keuangan negara setelah konsultasi
dengan Pemerintah Pusat/Pemerintah Daerah yang wajib digunakan
dalam pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan
negara.
f. Menetapkan kode etik pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab
keuangan negara.

21
Yusmiati, Op. Cit., hlm. 60.
22
Ibid.
23
Andini Rahmayanti Pontoh, Tugas dan Wewenang BPK dalam Pengawasan Pengelolaan
BUMN/D, Lex Administratum, Vol. 1 No. 1, Jan-Mar 2013, hlm. 135.
24
Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan.
g. Menggunakan tenaga ahli dan/atau tenaga pemeriksa di luar BPK
yang bekerja untuk dan atas nama BPK.
h. Membina jabatan fungsional pemeriksa. memberi pertimbangan atas
Standar Akuntansi.
i. Memberi pertimbangan atas Standar Akuntansi Pemerintah
j. Memberi pertimbangan atas rancangan sistem pengendalian intern
Pemerintah Pusat/Pemerintah Daerah sebelum ditetapkan oleh
Pemerintah Pusat/Pemerintah Daerah.
Selain yang disebutkan diatas tugas dan wewenang BPK juga tertera dalam
Pasal 10-11 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006.Tugas dan wewenang
BPK dalam pemeriksaan pengawasan pengelolaan keuangan negara dan
pemeriksaan tanggung jawab mengenai keuangan negara berdasarkan pada
UUD 1945 dan Undang-undang yang terkait BPK dalam menjalankan
tugasnya bebas dan mandiri25

6. Mahkamah Konstitusi
MK merupakan salah satu lembaga negara pelaku kekuasaan kehakiman yang
merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan
keadilan. 26 MK mempunyai empat kewenangan, yaitu menguji Undang-
Undang terhadap Undang-Undang Dasar, memutus sengketa kewenangan
lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh Undang-Undang Dasar,
memutus pembubaran partai politik, dan memutus perselisihan hasil
pemilihan umum. Serta satu kewajiban yaitu Mahkamah Konstitusi wajib
memberikan putusan atas pendapat Dewan Perwakilan Rakyat mengenai
dugaan pelanggaran oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden menurut Undang-
Undang Dasar. Pelanggaran dimaksud sebagaimana disebutkan dan diatur
dalam ketentuan Pasal 7A UUD 1945 yaitu melakukan pelanggaran hukum
berupapenghianatan terhadap negar, korupsi, penyuapan, tindak pidana
lainnya, atau perbuatan tercela, dan/atau tidak lagi memenuhi syarat sebagai
Presiden dan/atau Wakil Presiden sebagaimana dimaksud dalam UUD
Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 27

7. Mahkamah Agung
Mahkamah Agung adalah sebuah lembaga negata yang berwenang mengadili
pada tingkat kasasi, menguji peraturan perundang-undangan di bawah
undang-undang terhadap undang-undang, dan mempunyai wewenang lainnya
yang diberikan oleh undang-undang. 28 MA adalah lembaga tinggi negara

25
Andini Rahmayanti Pontoh, Op. Cit., hlm. 146.
26
Mahkamah Konstitusi RI, Kedudukan dan Kewenangan,
https://www.mkri.id/index.php?page=web.ProfilMK&id=3&menu=2, diakses pada 6 Maret
pukul 23.12.
27
Ibid.
28
Pasal 24A Angka 1 Undang-Undang Dasar 1945.
dalam sistem ketatanegaraan Indonesia yang merupakan pemegang
kekuasaan kehakiman bersama-sama dengan MK. 29
MA memiliki beberapa fungsi beserta tugas dan wewenangnya, berikut
rinciannya:30
a. Fungsi Peradilan
(1) Sebagai Pengadilan Negara Tertinggi, Mahkamah Agung merupakan
pengadilan kasasi yang bertugas membina keseragaman dalam
penerapan hukum melalui putusan kasasi dan peninjauan kembali
menjaga agar semua hukum dan undang-undang diseluruh wilayah
negara RI diterapkan secara adil, tepat dan benar.
(2) Disamping tugasnya sebagai Pengadilan Kasasi, Mahkamah Agung
berwenang memeriksa dan memutuskan pada tingkat pertama dan
terakhir.
- Semua sengketa tentang kewenangan mengadili
- Permohonan peninjauan kembali putusan pengadilan yang telah
memperoleh kekuatan hukum tetap.
- Semua sengketa yang timbul karena perampasan kapa lasing dan
muatannya oleh kapal perang RI berdasarkan peraturan yang
berlaku
(3) Erat kaitannya dengan fungsi peradilan ialah hak uji materiil, yaitu
wewenang menguji/menilai secara materiil peraturan perundangan
dibawah Undang-undang tentang hal apakah suatu peraturan ditinjau
dari isinya (materinya) bertentangan dengan peraturan dari tingkat
yang lebih tinggi (Pasal 31 Undang-undang Mahkamah Agung Nomor
14 Tahun 1985).
b. Fungsi Pengawasan
(1) Mahkamah Agung melakukan pengawasan tertinggi terhadap
jalannya peradilan di semua lingkungan peradilan dengan tujuan agar
peradilan yang dilakukan Pengadilan-pengadilan diselenggarakan
dengan seksama dan wajar dengan berpedoman pada azas peradilan
yang sederhana, cepat dan biaya ringan, tanpa mengurangi kebebasan
Hakim dalam memeriksa dan memutuskan perkara (Pasal 4 dan Pasal
10 Undang-undang Ketentuan Pokok Kekuasaan Nomor 14 Tahun
1970).
(2) Mahkamah Agung juga melakukan pengawasan:
- Terhadap pekerjaan pengadilan dan tingkah laku para hakim dan
perbuatan pejabat pengadilan dalam menjalankan tugas yang
berkaitan dengan pelaksanaan tugas pokok kekuasaan kehakiman,
yakni dalam hal menerima, memeriksa, mengadili, dan
menyelesaikan setiap perkara yang diajukan kepadanya, dan
meminta keterangan tentang hal-hal yang bersangkutan dengan

29
Kevin Angkouw, Fungsi Mahkamah Agung Sebagai Pengawas Internal Tugas Hakim
dalam Proses Peradilan, Lex Administratum, Vol. 2 No. 2, Apr-Jun 2014, hlm. 131.
30
Mahkamah Agung RI, Tugas Pokok dan Fungsi,
https://www.mahkamahagung.go.id/id/tugas-pokok-dan-fungsi, diakses pada tanggal 6
Maret 2022 pukul 23.30.
teknis peradilan serta memberi peringatan, teguran, dan petunjuak
yang diperlukan tanpa mengurangi kebebasan hakim (Pasal 32
Undang-Undang Mahkamah Agung Nomor 14 Thaun 1985.
- Terhadap penasehat hukum dan notaris sepanjang yang
menyangkut peradilan (Pasal 36 Undang-Undang Mahkamah
Agung Nomor 14 Tahun 1985).
c. Fungsi Mengatur
(1) Mahkamah Agung dapat mengatur lebih lanjut hal-hal yang
diperlukan bagi kelancaran penyelenggaraan peradilan apabila
terdapat hal-hal yang belum cukup diatur dalam Undang-undang
tentang Mahkamah Agung sebagai pelengkap untuk mengisi
kekurangan atau kekosongan hukum yang diperlukan bagi kelancaran
penyelenggaraan peradilan (Pasal 27 Undang-undang No.14 Tahun
1970, Pasal 79 Undang-undang No.14 Tahun 1985).
(2) Mahkamah Agung dapat membuat peraturan acara sendiri bilamana
dianggap perlu untuk mencukupi hukum acara yang sudah diatur
Undang-undang.
d. Fungsi Nasehat
(1) Mahkamah Agung memberikan nasihat-nasihat atau pertimbangan-
pertimbangan dalam bidang hukum kepada Lembaga Tinggi Negara
lain (Pasal 37 Undang-undang Mahkamah Agung No.14 Tahun 1985).
Mahkamah Agung memberikan nasihat kepada Presiden selaku
Kepala Negara dalam rangka pemberian atau penolakan grasi (Pasal
35 Undang-undang Mahkamah Agung No.14 Tahun 1985).
Selanjutnya Perubahan Pertama Undang-undang Dasar Negara RI
Tahun 1945 Pasal 14 Ayat (1), Mahkamah Agung diberikan
kewenangan untuk memberikan pertimbangan kepada Presiden selaku
Kepala Negara selain grasi juga rehabilitasi. Namun demikian, dalam
memberikan pertimbangan hukum mengenai rehabilitasi sampai saat
ini belum ada peraturan perundang-undangan yang mengatur
pelaksanaannya.
(2) Mahkamah Agung berwenang meminta keterangan dari dan memberi
petunjuk kepada pengadilan disemua lingkunga peradilan dalam
rangka pelaksanaan ketentuan Pasal 25 Undang-undang No.14 Tahun
1970 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman.
(Pasal 38 Undang-undang No.14 Tahun 1985 tentang Mahkamah
Agung).
e. Fungsi Administratif
(1) Badan-badan Peradilan (Peradilan Umum, Peradilan Agama,
Peradilan Militer dan Peradilan Tata Usaha Negara) sebagaimana
dimaksud Pasal 10 Ayat (1) Undang-undang No.14 Tahun 1970
secara organisatoris, administrative dan finansial sampai saat ini
masih berada dibawah Departemen yang bersangkutan, walaupun
menurut Pasal 11 (1) Undang-undang Nomor 35 Tahun 1999 sudah
dialihkan dibawah kekuasaan Mahkamah Agung.
(2) Mahkamah Agung berwenang mengatur tugas serta tanggung jawab,
susunan organisasi dan tata kerja Kepaniteraan Pengadilan (Undang-
undang No. 35 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas Undang-undang
No.14 Tahun 1970 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Kekuasaan
Kehakiman).
f. Fungsi Lain-Lain
Selain tugas pokok untuk menerima, memeriksa dan mengadili serta
menyelesaikan setiap perkara yang diajukan kepadanya, berdasar
Pasal 2 ayat (2) Undang-undang Nomor 14 Tahun 1970 serta Pasal 38
Undang-undang Nomor 14 Tahun 1985, Mahkamah Agung dapat
diserahi tugas dan kewenangan lain berdasarkan Undang-undang.
8. Komisi Yudisial
Secara structural kedudukan KY diposisikan sederajat dengan MA dan MK.
Namun demikian perlu dicatat bahwa, meskipun secara structural
kedudukannya sederajat tetapi secara fungsional, perannya bersifat
penunjang (auxiliary) terhadap lembaga kekuasaan kehakiman. Meskipun
fungsinya terkait dengan kekuasaan kehakimantetapi bukan merupakan
pelaku kekuasaan kehakiman. KY bukan lembaga penegak norma hukum
(code of law), melainkan lembaga penegak norma etik Icode of ethicd)..31
Dalam pasal 24B ayat 1 UU1945 dijelaskan bahwa Komisi Yudisial bersifat
mandiri yang berwenang mengusulkan pengangkatan hakim agung dan
mempunyai wewenang lain dalam rangka menjaga dan menegakkan
kehormatan, keluhuran martabat, serta perilaku hakim. 32
Dalam pasal 13 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2011 tentang komisi
Yudisial menjelaskan bahwa KY mempunyai wewenang: 33
a. Mengusulkan pengangkatan hakim agung dan hakim ad hoc di
Mahkamah Agung kepada DPR untuk mendapatkan persetujuan.
b. Menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, serta
perilaku hakim.
c. Menetapkan Kode Etik dan/atau Pedoman Perilaku Hakim bersama-
sama dengan Mahkamah Agung.
d. Menjaga dan menegakkan pelaksanaan Kode Etik dan/atau Pedoman
Perilaku Hakim.
Dalam melaksanakan wewenang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13
huruf a, yaitu mengusulkan pengangkatan hakim agung dan hakim ad hoc di
Mahkamah Agung kepada DPR untuk mendapatkan persetujuan, maka
Komisi Yudisial mempunyai tugas:34
a. Melakukan pendaftaran calon hakim agung;

31
Suparto, Kedudukan dan Kewenangan komisi Yudisial Rebuplik Indonesia dan
Perbandingannya dengan Komisi Yudisial di Beberapa Negara Eropa, Jurnal Hukum &
Pembangunan, Vol. 47 No. 4, 2017, hlm. 500.
32
Pasal 24B ayat 1 Undang-Undang Dasar 1945.
33
Pasal 13 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2011 tentang Komisi Yudisial.
34
Komisi Yudisial RI, Wewenang dan Tugas,
https://www.komisiyudisial.go.id/frontend/static_content/authority_and_duties/about_ky,
diakses pada 6 Maret 2022 pukul 23.50.
b. Melakukan seleksi terhadap calon hakim agung;
c. Menetapkan calon hakim agung; dan
d. Mengajukan calon hakim agung ke DPR.
Dalam Pasal 20 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2011 mengatur bahwa:
(1) Dalam rangka menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran
martabat, serta perilaku Hakim, Komisi Yudisial mempunyai tugas:
a. Melakukan pemantauan dan pengawasan terhadap perilaku Hakim;
b. Menerima laporan dari masyarakat berkaitan dengan pelanggaran
Kode Etik dan/atau Pedoman Perilaku Hakim;
c. Melakukan verifikasi, klarifikasi, dan investigasi terhadap laporan
dugaan pelanggaran Kode Etik dan/atau Pedoman Perilaku Hakim
secara tertutup;
d. Memutuskan benar tidaknya laporan dugaan pelanggaran Kode Etik
dan/atau Pedoman Perilaku Hakim; dan
e. Mengambil langkah hukum dan/atau langkah lain terhadap orang
perseorangan, kelompok orang, atau badan hukum yang merendahkan
kehormatan dan keluhuran martabat Hakim.

(2) Selain tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Komisi Yudisial
juga mempunyai tugas mengupayakan peningkatan kapasitas dan
kesejahteraan Hakim.
(3) Dalam rangka menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran
martabat, serta perilaku hakim sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf a Komisi Yudisial dapat meminta bantuan kepada aparat
penegak hukum untuk melakukan penyadapan dan merekam
pembicaraan dalam hal adanya dugaan pelanggaran Kode Etik
dan/atau Pedoman Perilaku Hakim oleh Hakim.
(4) Aparat penegak hukum wajib menindaklanjuti permintaan Komisi
Yudisial sebagaimana dimaksud pada ayat (3).
C. LEMBAGA NEGARA LAPIS KEDUA
1. Menteri Negara
Menteri negara adalah pembantu presiden yang berada di bawah dan
bertanggung jawab langsung kepada presiden. 35 Dalam Pasal 7 Undang-
Undang Nomor 39 Tahun 2008 dijelaskan bahwa kementrian mempunyai
tugas menyelenggarakan urusan tertentu dalam pemerintahan untuk
membantu presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara. Suatu
kementerian negara mempunyai kekuasaan atau wewenang, antara lain:36

a. Melakukan koordinasi pemberian pelayanan kerumahtanggaan dan


keprotokolan kepada Presiden dan wakil Presiden.

35
Pasal 1 Keputusan Presiden Nomor 101 Tahun 1998 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi,
Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Menteri Negara.
36
Tim VOI, Beberapa Hal yang Harus Anda Pahami dari Kementerian Negara: TUgas,
Fungsi, dan Wewenangnya, https://voi.id/berita/44354/beberapa-hal-yang-harus-anda-
pahami-dari-kementerian-negara-tugas-fungsi-dan-wewenangnya, diakses pada tanggal 7
Maret 2022 pukul 00.03.
b. Melaksanakan tugas tertentu yang dilimpahkan dari Presiden.
c. Menjalankan urusan dalam kekuasaannya dengan wewenang
eksekutif yang ada.
d. Kewenangan lain yang disesuaikan dengan ketetapan dan peraturan
Undang-Undang yang sudah dibuat dan berlaku.
e. Mempunyai wewenang atau kekuasaan dalam bentuk kekuasaan
eksekutif, yaitu kekuasaan sebagai pelaksana hukum.
f. Karena kekuasaan eksekutif yang ada, kementerian negara
mempunyai kewenangan sebagai berikut:
g. Menjalankan peraturan perundang-undangan yang sudah ditetapkan
dan ditentukan oleh lembaga yang memegang kekuasaan legislatif.
h. Melakukan penyelenggaraan pemerintahan bersama presiden dan
wakil presiden.
i. Melaksanakan tata tertib negara baik di dalam ataupun di luar negeri.

2. Tentara Nasional Indonesia


TNI merupakan nama angkatan bersenjata negara Indonesia. TNI terdiri dari
atas TNI Angkatan Darat, TNI Angkatan Laut, dan TNI Angkatan Udara yang
melaksanakan tugasnya secara matra atau gabungan di bawah pimpinan
Panglima.37 Jati diri TNI adalah tentara rakyat, tentara pejuang, tentara
nasional, dan tentara profesional. TNI berperan sebagai alat pertahanan. TNI
sebagai alat pertahanan negara berfungsi sebagai: 38

a. penangkal terhadap setiap bentuk ancaman militer dan ancaman


bersenjata dari luar dan dalam negeri terhadap kedaulatan, keutuhan
wilayah, dan keselamatan bangsa;
b. penindak terhadap setiap bentuk ancaman sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf a; dan
c. pemulih terhadap kondisi keamanan negara yang terganggu akibat
kekacauan keamanan.

Adapun tugas pokok TNI adalah menegakkan kedaulatan


negara,mempertahankan keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, serta melindungi segenap bangsa dan
seluruh tumpah darah Indonesia dari ancaman dan gangguan terhadap
keutuhan bangsa dan negara. 39 Tugas pokok yang dimaksud dilakukan
dengan operasi militer untuk perang dan selain perang.
3. Kepolisian Negara Republik Indonesia

37
Pasal 4 ayat 1 Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia.
38
Ibid., Pasal 6 ayat 1
39
Ibid., Pasal 7 ayat 1
Kepolisian adalah segala hal-ihwal yang berkaitan dengan fungsi dan
lembaga polisi sesuai dengan peraturan perundang-undangan.40 Tugas pokok
kepolisian Negara Republlik Indonesia adalah:41
a. Memelihara kemanan dan ketertiban masyarakat;
b. Menegakkan hukum
c. Memberikan perlindungan, pengyoman, dan pelayanan kepada
masyarakat.
4. Komisi Pemilihan Umum
KPU adalah lembaga penyelenggara pemilihan umum. Komisi Pemilihan
Umum mempunyai tugas kewenangan sebagai berikut: 42

a. merencanakan dan mempersiapkan pelaksanaan Pemilihan Umum;


b. menerima, meneliti dan menetapkan Partai-partai Politik yang berhak
sebagai peserta Pemilihan Umum;
c. membentuk Panitia Pemilihan Indonesia yang selanjutnya disebut PPI
dan mengkoordinasikan kegiatan Pemilihan Umum mulai dari tingkat
pusat sampai di Tempat Pemungutan Suara yang selanjutnya disebut
TPS;
d. menetapkan jumlah kursi anggota DPR, DPRD I dan DPRD II untuk
setiap daerah pemilihan;
e. menetapkan keseluruhan hasil Pemilihan Umum di semua daerah
pemilihan untuk DPR, DPRD I dan DPRD II;
f. mengumpulkan dan mensistemasikan bahan-bahan serta data hasil
Pemilihan Umum;
g. memimpin tahapan kegiatan Pemilihan Umum. Dalam Pasal 2
Keputusan Presiden Nomor 16 Tahun 1999 terdapat tambahan : tugas
dan kewenangan lainnya yang ditetapkan dalam Undang-undang
Nomor 3 Tahun 1999 tentang Pemilihan Umum.
h. Sedangkan dalam Pasal 11 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1999
tersebut juga ditambahkan, bahwa selain tugas dan kewenangan KPU
sebagai dimaksud dalam Pasal 10, selambat-lambatnya 3 (tiga) tahun
setelah Pemilihan Umum dilaksanakan, KPU mengevaluasi sistem
Pemilihan Umum.

5. Dewan Pertimbangan Presiden

40
Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara
Republik Indonesia.
41
Ibid., Pasal 13.
42
KPU Kabupaten Kubu Raya, Tugas dan Wewenang, https://kpu-
kuburayakab.go.id/page/tugas-dan-wewenang, diakses pada 7 Maret 2022 pukul 00.31.
Dewan Perimbangan Presiden adalah lembaga pemerintah yang bertugas
memberikan nasihat dan pertimbangan kepada presiden.43 Adapun tugas dan
fungsi dewan pertimbangan presiden, yaitu:44

(1) Dewan pertimbangan presiden bertugas memberikan nasihat dan


pertimbangan kepada presiden dalam menjalankan kekuasaan
pemerintahan negara.
(2) Pemberi nasihat dan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) wajib dilakukan oleh dewan pertimbangan presiden baik diminta
maupun tidak diminta oleh presiden.
(3) Nasihat dan pertimbangan sebgaimana dimaksud pada ayat (2)
disampaikan baik secara perorangan maupun sebagai satu kesatuan
nasihat dan pertimbangan seluruh anggota dewa.
6. Bank Sentral

Bank sentral di Indonesia dipegang oleh Bank Indonesia. Bank Indonesia


adalah lembaga negara yang independent, bebas dari campur tangan
pemerintah dan atau pihak-pihak lainnya, kecuali untuk hal-hal yang secara
tegas diatur dalam Undang-Undang ini. 45 fungsi bank sentral adalah sebagai
bank dari pemerintah dan sebagai bank dari bank umum (banker’s bank),
sekaligus untuk mencapai dan memlihara kestabilan rupiah. 46
Adapun tugas pokok bank sentral yang tercantum dalam tuga pilar utama BI,
antara lain:47

a. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter.


b. Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran.
c. Mengatur dan mengawasi bank.

D. LEMBAGA NEGARA BANTU SEBAGAI LAPIS KETIGA (STATE


AUXILIARY ORGAN)

State Auxiliary Organ yaitu lembaga negara yang memiliki fungsi sebagai
penunjang dari fungsi lembaga negara yang termasuk dalam alat kelengkapan
negara. 48 Lembaga yang dimaksud adalah:

1. Lembaga dengan nama ‘Badan’


a. Badan Amil Zakat Nasional
b. Badan Standarisasi Nasional Pendidikan.
43
Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2006 tentang Dewan Pertimbangan
Presiden.
44
Ibid. Pasal 4
45
Pasal 4 ayat 2 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia.
46
Ismawanto, Panduan Materi Sukses Olimpiade Sains Ekonomi – Makro dan Mikro
SMA/MA Jilid 1, (Jakarta Timur: Bina Prestasi Insani, 2017), hlm. 392.
47
Ismawanto, Ibid.
48
Kelik Iswandi dan Nanik Prasetyoningsih, Kedudukan State Auxiliary Organ dalam Sistem
Ketatanegaraan di Indonesia, Vol. 1 No. 2, September 2020, hlm. 147.
c. Badan Koordinasi Penanaman Modal.
d. Badan Perlindungan Konsumen Nasional.
e. Dll.
2. Lembaga dengan nama ‘Dewan’
a. Dewan Masjid Indonesia.
b. Dewan Koperasi Indonesia.
c. Dewan Pertimbangan Otonimi Daerah.
d. Dewan Teknologi Informasi dan Komunikasi Nasional.
e. Dll.
3. Lembaga degan nama ‘Komisi’
a. Komisi Pemberantasan Korupsi.
b. Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap perempuan.
c. Komisi Nasional Hak Asasi Manusia.
d. Komisi Hukum Nasional
e. Dll.
4. Lembaga dengan nama ‘Komite’
a. Komite Nasional Keuangan Syariah.
b. Komite Nasional Keselamatan Transportasi.
c. Komite Standar Akuntansi pemerintah.
d. Komite Kebijakan Sektor Keuangan.
e. Dll.
5. Lembaga dengan nama ‘Lembaga’
a. Lembaga Sensor Film.
b. Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban.
c. Lembaga Perlindungan Konsumen.
d. Lembaga Kerja Sama Bipartit.
e. Dll.
6. Lembaga dengan Nama Lain
a. Otoritas Jasa Keuangan.
b. Tim Nasional Pembakuan Nama Rupabumi.
c. Konsil Tenaga Kesehatan Indonesia.
d. Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan.
e. Dll.
DAFTAR PUSTAKA

Angkouw, K. (2014). Fungsi Mahkamah Agung Sebagai Pengawas Internal


Tugas Hakim Dalam Proses Peradilan. Lex Administratum. 2(2). 131–
140.
Arum, Rifda. Pengertian, Fungsi dan Pembagian Lembaga Negara.
https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-dan-fungsi-lembaga-
negara/#Pengertian_Lembaga_Negara. Diakses pada tanggal 6 Maret
2022 pukul 20.00.
Dewan Perwakilan Rakyat RI. Tugas dan Wewenang,
https://www.dpr.go.id/tentang/tugas-wewenang. Diakses pada tanggal 6
Maret 2022 pukul 21.22.
Ismawanto. Panduan Materi Sukses Olimpiade Sains Ekonomi – Makro dan
Mikro SMA/MA Jilid 1. (Jakarta Timur: Bina Prestasi Insani, 2017).
Iswandi, K., & Prasetyoningsih, N. (2020). Kedudukan State Auxiliary Organ
dalam Sistem Ketatanegaraan di Indonesia. Jurnal Penegakan Hukum
Dan Keadilan, 1(2), 138–165.
Kamus Besar Bahasa Indonesia Online
Komisi Yudisial RI. Wewenang dan Tugas.
https://www.komisiyudisial.go.id/frontend/static_content/authority_and
_duties/about_ky. Diakses pada 6 Maret 2022 pukul 23.50.
KPU Kabupaten Kubu Raya. Tugas dan Wewenang. https://kpu-
kuburayakab.go.id/page/tugas-dan-wewenang. Diakses pada 7 Maret
2022 pukul 00.31.
Kurnia Warman. 2009. Pengaturan Sumberdaya Agraria Pada Era
Desentralisasi Pemerintahan di Sumatera Barat. 623.
Nilawanti, Lala. 2022. Tugas dan Wewenang Presiden menurut UUD 1945,
https://www.gramedia.com/literasi/tugas-dan-wewenang-presiden/,.
Diakses pada tanggal 6 Maret 2022 pukul 22.00.
Mahkamah Agung RI. Tugas Pokok dan Fungsi.
https://www.mahkamahagung.go.id/id/tugas-pokok-dan-fungsi. diakses
pada tanggal 6 Maret 2022 pukul 23.30.
Mahkamah Konstitusi RI. Kedudukan dan Kewenangan.
https://www.mkri.id/index.php?page=web.ProfilMK&id=3&menu=2.
Diakses pada 6 Maret pukul 23.12.
Muhtadi, M. 2015. Lembaga Negara : makna, kedudukan dan relasi. FIAT
JUSTISIA:Jurnal Ilmu Hukum. 7(3). 262–269..
Nurmawati, M., Suantra, I. N. and Astaryani, L. G. 2017. Hukum
Kelembagaan Negara. Bali: Universitas Udayana.
Pemerintah Indonesia. 1998. Keputusan Presiden Nomor 101 Tahun 1998
tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi, dan Tata
Kerja Menteri Negara.
Pemerintah Indonesia. 1999. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang
Bank Indonesia.
Pemerintah Indonesia. 2002. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2
Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia.
Pemerintah Indonesia. 2004. Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004
tentang Tentara Nasional Indonesia.
Pemerintah Indonesia. 2006. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15
Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksaan Keuangan.
Pemerintah indonesia. 2006. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2006 tentang
Dewan Pertimbangan Presiden.
Pemerintah Indonesia. 2011. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18
Tahun 2011 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 18 Tahun
2004 tentang Komisi Yudisial.
Pemerintah Indonesia. 2012. Peraturan Dewan Perwakilan Daerah Republik
Indonesia Nomor 6 Tahun 2012 tentang Pedoman Pelaksanaaan
Penagawasan Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia.
Pemerintah Indonesia. 2014. Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 17
Tahun 2014 tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan
Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah.
Pontoh, Andini Rahmayanti. 2013. Tugas dan Wewenang BPK dalam
Pengawasan Pengelolaan BUMN/D Lex Administratum. 1(1)
Rajab, A. 2017. Peran Penting Badan Keahlian Dpr Ri Dalam Sistem Hukum
Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan Yang Mendukung
Terwujudnya Keadilan Untuk Kedamaian. Journal Legislasi
Indonesiaurnal Legislasi Indonesia. 14(02). 233–244.
Suparto. (2017). Kedudukan dan Kewenangan Komisi Yudisial Republik
Indonesia dan Perbandingannya dengan Komisi Yudisial di beberapa
Negara Eropa. Jurnal Hukum dan Pembangunan. 47(4). 497–516.
Tim VOI. Beberapa Hal yang Harus Anda Pahami dari Kementerian
Negara: Tugas, Fungsi, dan Wewenangnya.
https://voi.id/berita/44354/beberapa-hal-yang-harus-anda-pahami-dari-
kementerian-negara-tugas-fungsi-dan-wewenangnya. Diakses pada tanggal 7
Maret 2022 pukul 00.03.
Ubaidillah, L. 2017. Politik Hukum Kedudukan Majelis Permusyawaratan
Rakyat dalam Sistem Ketatanegaraan Indonesia Berdasarkan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945. Fairness and Justicia,
15(1), 56–69.
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Yusmiati, Y. (2018). Kelembagaan Negara Republik Indonesia Menurut
Undang-Undang Dasar 1945. NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan
Sosial, 4(1), 56-62.

Anda mungkin juga menyukai