1
Muhtadi, Lembaga Negara: makna, kedudukan, dan relasi, Fiat Justitia Jurnal Ilmu Hukum,
Vol. 7 No. 3, Sept-Des 2013, hlm. 268.
2
Kamus Besar Bahasa Indonesia Online.
3
Ibid.
4
Rifda Arum, Pengertian, Fungsi dan Pembagian Lembaga Negara,
https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-dan-fungsi-lembaga-
negara/#Pengertian_Lembaga_Negara, diakses pada tanggal 6 Maret 2022 pukul 20.00.
5
Made Nurmawati, I Nengeh Suantara, dan Luh Gde Astaryani, Hukum Kelembagaan
Negara, (Universitas Udayana: 2017), hlm. 6
tersebut memberikan suatu konsekuensi dasar terhadap sistem ketatanegaraan
Indonesia, lima konsekuensi dasar tersebut ialah: 6
a. Penegasan terhadap prinsip demokrasi yang merupakan wujud
kedaulatanrakyat yang dalam penerapan prinsip demokrasi tersebut
harus berdasarkan prinsip negara hukum yangberpuncak pada
supremasi konstitusi (Negara Demokratis yang berdasarkan Hukum
dan Negara Hukum yang Demokratis).
b. MPR tidak lagi memegang kekuasaan sebagai pelaksanasepenuhnya
kedaulatan rakyat, sehingga dapat di katakan bahwa MPR tidak lagi
menjadi lembaga tertinggi negara.
c. Kedaulatan rakyat dilaksankan oleh organ-organ negara (adalah
lembaga negara yang di bentuk dan di atur secara langsung mengenai
fungsi dan kewenangannya oleh undang-undang Dasar Negara
Republik Indonesia tahun1945 yaitu MPR, DPR, DPD, Presiden, Bank
Sentral, KPU, MA, MK dan KY) sesuai dengan yang ditentukan oleh
UUD NRI 1945,sehingga organ-organ itu tidak dapat lagi dibedakan
kedudukannya secara hierarki, sehingga kedudukan antar organ-organ
konstitusi tersebut dapat di katakan sederajat dan hanya dapat
dibedakan menurut fungsidan wewenang yang diberikan oleh UUD
NRI 1945.
d. Terjadi perubahan mengenai wewenang yang dimiliki oleh lembaga
negara, khususnya MPR.
e. Terjadi perubahan hubungan antara lembaga negara yang lebih
mencerminkan prinsip saling mengawasi dan mengimbangi (check and
Balance).
Adapun tugas dan wewenang MPR tertuang dalam pasal 3 Undang-Undang
Dasar 1945:7
(1) Majelis Permusyawaratan Rakyat berwenang megubah dan
menetapkan Undang-Undang Dasar.
(2) Majelis Permusyawaratan Rakyat melantik presiden dan/atau wakil
presiden.
(3) Majelis Permusyawaratan Rakyat hanya dapat memberhentikan
presiden dan/atau wakil presiden dalam masa jabatannya menurut
Undang-Undang Dasar.
6
Lutfian Ubaidillah, Politik Hukum Keududkan majelis Permusyawaratan Rakyat dalam
Sistem Ketatanegaraan Indonesia berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia 1945, Jurnal Ilmiah Ilmu Hukum, Vol. 15 No. 1, 2015, hlm. 58.
7
Pasal 3 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
8
Ibid.
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) adalah lembaga negara yang
keanggotaannya dipilih oleh rakyat melalui pemilihan umum yang langsung,
bebas, dan rahasia. 9 Pasal 69 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014
menyatakan bahwa DPR mempunyai fungsi: a. legislasi; b. anggaran; c.
pengawasan.10 Fungsi-fungdi tersebut dijalankan dalam kerangka
representasi rakyat dan juga untuk mendukung upya pemerintah dalam
melaksnakan politik luar negeri sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.11 Selanjutnya, dalam Pasal 70 Undang-Undang Nomor
17 Tahun 2014 dijelaskan masing-masing mengenai ketiga fungsi tersebut,
yaitu:
a. Fungsi legislasi, berkaitan mengenai pembentukan undang-undang.
b. Fungsi anggaran, membahas dan memberikan oersetujuan terhadap
RUU tentang APBN yang diajukan presiden.
c. Fungsi pengawasan, melaksanakan pengawasan atas pelaksanaan
undang-undang dan APBN.
Adapun fungsi dan tugas DPR berdasarkan fungsi-fungsinya, yaitu:
a. Fungsi legislasi, DPR memiliki tugas dan wewenang:12
- Menyusun Program Legislasi Nasional (Prolegnas)
- Menyusun dan membahas Rancangan Undang-Undang (RUU)
- Menerima RUU yang diajukan oleh DPD (terkait otonomi daerah;
hubungan pusat dan daerah; pembentukan, pemekaran dan
penggabungan daerah; pengelolaan SDA dan SDE lainnya; serta
perimbangan keuangan pusat dan daerah)
- Membahas RUU yang diusulkan oleh Presiden ataupun DPD
- Menetapkan UU bersama dengan Presiden
- Menyetujui atau tidak menyetujui peraturan pemerintah pengganti
UU (yang diajukan Presiden) untuk ditetapkan menjadi UU
9
Yusmita, Kelembagaan Negara Republik Indonesia Menurut Undang-Undang Dasar 1945,
Nusantara (Jurnal Ilmu Pnegetahuan Sosial), Vol. 4, Februari 2018, hlm. 59.
10
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat,
Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah.
11
Achmadudin Rajab, Peran Penting keahlian DPR RI dalam Sistem Hukum Pembentukan
Peraturan Perundang-Undangan yang Mendukung Terwujudnya Keadilan untuk
Kedamaian, Jurnal Legislasi Indonesia, Vol. 14 No. 2, Juni 2017, hlm. 237
12
DPR RI, Tugas dan Wewenang, https://www.dpr.go.id/tentang/tugas-wewenang, diakses
pada tanggal 6 Maret 2022 pukul 21.22.
13
Ibid.
- Memberikan persetujuan terhadap pemindahtanganan aset negara
maupun terhadap perjanjian yang berdampak luas bagi kehidupan
rakyat yang terkait dengan beban keuangan negara
14
Ibid.
15
Ibid.
16
Yusmiati, Loc. Cit.
17
Peraturan Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2012 tentang
Pedoman Pelaksanaan Pengawasan Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia.
c. Ikut membahas bersama DPR RI dan Presiden rancangan undang-
undang yang diajukan oleh Presiden atau DPR RI, yang berkaitan
dengan hal sebagaimana dimaksud dalam butir (1).
d. Memberikan pertimbangan kepada DPR RI atas RUU tentang APBN
dan RUU yang berkaitan dengan pajak, pendidikan, dan agama.
e. Dapat melakukan pengawasan atas pelaksanaan UU mengenai
otonomi daerah, pembentukan, pemekaran, dan penggabungan
daerah, hubungan pusat dan daerah, pengelolaan sumber daya alam
dan sumberdaya ekonomi lainnya, serta terkait pelaksanaan APBN,
pajak, pendidikan, dan agama.
f. Menyampaikan hasil pengawasan atas pelaksanaan undang-undang
mengenai otonomi daerah, pembentukan, pemekaran, dan
penggabungan daerah, hubungan pusat dan daerah, pengelolaan
sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, pelaksanaan
undang-undang APBN, pajak, pendidikan, dan agama kepada DPR
sebagai bahan pertimbangan untuk ditindaklanjuti.
g. Menerima hasil pemeriksaan atas keuangan negara dari BPK sebagai
bahan membuat pertimbangan kepada DPR tentang rancangan
undang-undang yang berkaitan dengan APBN.
h. Memberikan pertimbangan kepada DPR dalam pemilihan anggota
BPK.
i. Ikut serta dalam penyusunan program legislasi nasional yang
berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah,
pembentukan dan pemekaran serta penggabungan daerah,
pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya,
serta yang berkaitan dengan perimbangan keuangan pusat dan daerah.
4. Presiden
Presiden adalah kepala negara dan kepala pemerintahan yang dipilih langsung
oleh rakyat melalui pemilihan umum dan dilantik oleh MPR.18 Tentunya
presiden memiliki tugas yang berbeda sebagai kepala negara dengan sebagai
kepala pemerintahan. Berikut tugas-tugas presiden:19
a. Tugas Presiden sebagai Kepala Negara
- Memegang kekuasaan tertinggi atas Angkatan Darat, Angkatan
Laut, dan Angkatan Udara (Pasal 10).
- Presiden memilih dan memutuskan pengangkatan duta dan konsul
(Pasal 13 ayat 1).
- Menerima dan menempatkan duta negara lain dengan
memerhatikan pertimbangan dari Dewan Perwakilan Rakyat
(DPR) (Pasal 13 ayat 1).
18
Yusmiati, Op. Cit., hlm. 58
19
Lala Nilawanti, Tugas dan Wewenang Presiden menurut UUD 1945,
https://www.gramedia.com/literasi/tugas-dan-wewenang-presiden/, diakses pada tanggal 6
Maret 2022 pukul 22.00.
- Menetapkan peraturan pemerintahan untuk menjalankan Undang-
Undang sebagaimana mestinya ( Pasal 3 ayat 2).
- Mengangkat dan memberhentikan para menteri ( Pasal 17 ayat 2).
- Mengesahkan rancangan Undang-Undang yang telah disetujui
bersama untuk menjadi Undang-Undang, (Pasal 2 ayat 4).
- Merancang Undang-undang Anggran Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN) yang kemudian diajukan presiden untuk dibahas
bersama DPR dengan memperhatikan pertimbangan DPD (23
ayat 2)
- Meresmikan anggota BPK yang dipilih oleh DPR dengan
memperhatikan pertimbangan DPD (Pasal 23F ayat 1).
- Memberikan persetujuan dan menetapkan Hakim Agung yang
pencalonannya diusulkan oleh komisi yudisial dan DPR (Pasal
24A ayat 3).
- Mengangkat dan memberhentikan anggota yudisial dengan
persetujuan DPR (Pasal 24B ayat 3).
- Menetapkan anggota hakim konstitusi di MK yang diajukan oleh
MA, DPR, dan Presiden(Pasal 24C ayat 3).
20
Ibid.
5. Badan Pemeriksa Keuangan
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) adalah lembaga negara dengan tugas dan
tanggung jawab keuangan negara yang hasil pemeriksaannya diberitahukan
kepada DPR, DPD, dan DPRD sesuai dengan kewenangannya. 21 Badan ini
mandiri terlepas dari oengaruh dan kekuasaan pemerintah tetapi tidak berdiri
di atas pemerintah.22
BPK bertugas memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara
yang dilakukan oleh:23
a. Pemerintah Pusat;
b. Pemerintah Daerah
c. Lembaga Negara lainnya;
d. Bank Indonesia
e. Badan Usaha Miliki Negara;
f. Badan Layanan Umum (BLU);
g. Badan Usaha Milik Daerah; dan
h. Lembaga atau badan lain yang mengelola keuangan.
Adapun tugas dan wewenang BPK menurut Pasal 9 ayat 1: 24
a. Menentukan objek pemeriksaan, merencanakan dan melaksanakan
pemeriksaan, menentukan waktu dan metode pemeriksaan serta
menyusun dan menyajikan laporan pemeriksaan.
b. Meminta keterangan dan/atau dokumen yang wajib diberikan oleh
setiap orang, unit organisasi Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah,
Lembaga Negara lainnya, Bank Indonesia, Badan Usaha Milik
Negara, Badan Layanan Umum, Badan Usaha Milik Daerah,dan
lembaga atau badan lain yang mengelola keuangan negara.
c. Melakukan pemeriksaan di tempat penyimpanan uang dan barang
milik negara, di tempat pelaksanaan kegiatan, pembukuan dan tata
usaha keuangan negara, serta pemeriksaan terhadap perhitungan-
perhitungan, surat-surat, bukti-bukti, rekening koran,
pertanggungjawaban, dan daftar lainnya yang berkaitan dengan
pengelolaan keuangan negara.
d. Menetapkan jenis dokumen, data, serta informasi mengenai
pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara yang wajib
disampaikan kepada BPK.
e. Menetapkan standar pemeriksaan keuangan negara setelah konsultasi
dengan Pemerintah Pusat/Pemerintah Daerah yang wajib digunakan
dalam pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan
negara.
f. Menetapkan kode etik pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab
keuangan negara.
21
Yusmiati, Op. Cit., hlm. 60.
22
Ibid.
23
Andini Rahmayanti Pontoh, Tugas dan Wewenang BPK dalam Pengawasan Pengelolaan
BUMN/D, Lex Administratum, Vol. 1 No. 1, Jan-Mar 2013, hlm. 135.
24
Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan.
g. Menggunakan tenaga ahli dan/atau tenaga pemeriksa di luar BPK
yang bekerja untuk dan atas nama BPK.
h. Membina jabatan fungsional pemeriksa. memberi pertimbangan atas
Standar Akuntansi.
i. Memberi pertimbangan atas Standar Akuntansi Pemerintah
j. Memberi pertimbangan atas rancangan sistem pengendalian intern
Pemerintah Pusat/Pemerintah Daerah sebelum ditetapkan oleh
Pemerintah Pusat/Pemerintah Daerah.
Selain yang disebutkan diatas tugas dan wewenang BPK juga tertera dalam
Pasal 10-11 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006.Tugas dan wewenang
BPK dalam pemeriksaan pengawasan pengelolaan keuangan negara dan
pemeriksaan tanggung jawab mengenai keuangan negara berdasarkan pada
UUD 1945 dan Undang-undang yang terkait BPK dalam menjalankan
tugasnya bebas dan mandiri25
6. Mahkamah Konstitusi
MK merupakan salah satu lembaga negara pelaku kekuasaan kehakiman yang
merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan
keadilan. 26 MK mempunyai empat kewenangan, yaitu menguji Undang-
Undang terhadap Undang-Undang Dasar, memutus sengketa kewenangan
lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh Undang-Undang Dasar,
memutus pembubaran partai politik, dan memutus perselisihan hasil
pemilihan umum. Serta satu kewajiban yaitu Mahkamah Konstitusi wajib
memberikan putusan atas pendapat Dewan Perwakilan Rakyat mengenai
dugaan pelanggaran oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden menurut Undang-
Undang Dasar. Pelanggaran dimaksud sebagaimana disebutkan dan diatur
dalam ketentuan Pasal 7A UUD 1945 yaitu melakukan pelanggaran hukum
berupapenghianatan terhadap negar, korupsi, penyuapan, tindak pidana
lainnya, atau perbuatan tercela, dan/atau tidak lagi memenuhi syarat sebagai
Presiden dan/atau Wakil Presiden sebagaimana dimaksud dalam UUD
Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 27
7. Mahkamah Agung
Mahkamah Agung adalah sebuah lembaga negata yang berwenang mengadili
pada tingkat kasasi, menguji peraturan perundang-undangan di bawah
undang-undang terhadap undang-undang, dan mempunyai wewenang lainnya
yang diberikan oleh undang-undang. 28 MA adalah lembaga tinggi negara
25
Andini Rahmayanti Pontoh, Op. Cit., hlm. 146.
26
Mahkamah Konstitusi RI, Kedudukan dan Kewenangan,
https://www.mkri.id/index.php?page=web.ProfilMK&id=3&menu=2, diakses pada 6 Maret
pukul 23.12.
27
Ibid.
28
Pasal 24A Angka 1 Undang-Undang Dasar 1945.
dalam sistem ketatanegaraan Indonesia yang merupakan pemegang
kekuasaan kehakiman bersama-sama dengan MK. 29
MA memiliki beberapa fungsi beserta tugas dan wewenangnya, berikut
rinciannya:30
a. Fungsi Peradilan
(1) Sebagai Pengadilan Negara Tertinggi, Mahkamah Agung merupakan
pengadilan kasasi yang bertugas membina keseragaman dalam
penerapan hukum melalui putusan kasasi dan peninjauan kembali
menjaga agar semua hukum dan undang-undang diseluruh wilayah
negara RI diterapkan secara adil, tepat dan benar.
(2) Disamping tugasnya sebagai Pengadilan Kasasi, Mahkamah Agung
berwenang memeriksa dan memutuskan pada tingkat pertama dan
terakhir.
- Semua sengketa tentang kewenangan mengadili
- Permohonan peninjauan kembali putusan pengadilan yang telah
memperoleh kekuatan hukum tetap.
- Semua sengketa yang timbul karena perampasan kapa lasing dan
muatannya oleh kapal perang RI berdasarkan peraturan yang
berlaku
(3) Erat kaitannya dengan fungsi peradilan ialah hak uji materiil, yaitu
wewenang menguji/menilai secara materiil peraturan perundangan
dibawah Undang-undang tentang hal apakah suatu peraturan ditinjau
dari isinya (materinya) bertentangan dengan peraturan dari tingkat
yang lebih tinggi (Pasal 31 Undang-undang Mahkamah Agung Nomor
14 Tahun 1985).
b. Fungsi Pengawasan
(1) Mahkamah Agung melakukan pengawasan tertinggi terhadap
jalannya peradilan di semua lingkungan peradilan dengan tujuan agar
peradilan yang dilakukan Pengadilan-pengadilan diselenggarakan
dengan seksama dan wajar dengan berpedoman pada azas peradilan
yang sederhana, cepat dan biaya ringan, tanpa mengurangi kebebasan
Hakim dalam memeriksa dan memutuskan perkara (Pasal 4 dan Pasal
10 Undang-undang Ketentuan Pokok Kekuasaan Nomor 14 Tahun
1970).
(2) Mahkamah Agung juga melakukan pengawasan:
- Terhadap pekerjaan pengadilan dan tingkah laku para hakim dan
perbuatan pejabat pengadilan dalam menjalankan tugas yang
berkaitan dengan pelaksanaan tugas pokok kekuasaan kehakiman,
yakni dalam hal menerima, memeriksa, mengadili, dan
menyelesaikan setiap perkara yang diajukan kepadanya, dan
meminta keterangan tentang hal-hal yang bersangkutan dengan
29
Kevin Angkouw, Fungsi Mahkamah Agung Sebagai Pengawas Internal Tugas Hakim
dalam Proses Peradilan, Lex Administratum, Vol. 2 No. 2, Apr-Jun 2014, hlm. 131.
30
Mahkamah Agung RI, Tugas Pokok dan Fungsi,
https://www.mahkamahagung.go.id/id/tugas-pokok-dan-fungsi, diakses pada tanggal 6
Maret 2022 pukul 23.30.
teknis peradilan serta memberi peringatan, teguran, dan petunjuak
yang diperlukan tanpa mengurangi kebebasan hakim (Pasal 32
Undang-Undang Mahkamah Agung Nomor 14 Thaun 1985.
- Terhadap penasehat hukum dan notaris sepanjang yang
menyangkut peradilan (Pasal 36 Undang-Undang Mahkamah
Agung Nomor 14 Tahun 1985).
c. Fungsi Mengatur
(1) Mahkamah Agung dapat mengatur lebih lanjut hal-hal yang
diperlukan bagi kelancaran penyelenggaraan peradilan apabila
terdapat hal-hal yang belum cukup diatur dalam Undang-undang
tentang Mahkamah Agung sebagai pelengkap untuk mengisi
kekurangan atau kekosongan hukum yang diperlukan bagi kelancaran
penyelenggaraan peradilan (Pasal 27 Undang-undang No.14 Tahun
1970, Pasal 79 Undang-undang No.14 Tahun 1985).
(2) Mahkamah Agung dapat membuat peraturan acara sendiri bilamana
dianggap perlu untuk mencukupi hukum acara yang sudah diatur
Undang-undang.
d. Fungsi Nasehat
(1) Mahkamah Agung memberikan nasihat-nasihat atau pertimbangan-
pertimbangan dalam bidang hukum kepada Lembaga Tinggi Negara
lain (Pasal 37 Undang-undang Mahkamah Agung No.14 Tahun 1985).
Mahkamah Agung memberikan nasihat kepada Presiden selaku
Kepala Negara dalam rangka pemberian atau penolakan grasi (Pasal
35 Undang-undang Mahkamah Agung No.14 Tahun 1985).
Selanjutnya Perubahan Pertama Undang-undang Dasar Negara RI
Tahun 1945 Pasal 14 Ayat (1), Mahkamah Agung diberikan
kewenangan untuk memberikan pertimbangan kepada Presiden selaku
Kepala Negara selain grasi juga rehabilitasi. Namun demikian, dalam
memberikan pertimbangan hukum mengenai rehabilitasi sampai saat
ini belum ada peraturan perundang-undangan yang mengatur
pelaksanaannya.
(2) Mahkamah Agung berwenang meminta keterangan dari dan memberi
petunjuk kepada pengadilan disemua lingkunga peradilan dalam
rangka pelaksanaan ketentuan Pasal 25 Undang-undang No.14 Tahun
1970 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman.
(Pasal 38 Undang-undang No.14 Tahun 1985 tentang Mahkamah
Agung).
e. Fungsi Administratif
(1) Badan-badan Peradilan (Peradilan Umum, Peradilan Agama,
Peradilan Militer dan Peradilan Tata Usaha Negara) sebagaimana
dimaksud Pasal 10 Ayat (1) Undang-undang No.14 Tahun 1970
secara organisatoris, administrative dan finansial sampai saat ini
masih berada dibawah Departemen yang bersangkutan, walaupun
menurut Pasal 11 (1) Undang-undang Nomor 35 Tahun 1999 sudah
dialihkan dibawah kekuasaan Mahkamah Agung.
(2) Mahkamah Agung berwenang mengatur tugas serta tanggung jawab,
susunan organisasi dan tata kerja Kepaniteraan Pengadilan (Undang-
undang No. 35 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas Undang-undang
No.14 Tahun 1970 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Kekuasaan
Kehakiman).
f. Fungsi Lain-Lain
Selain tugas pokok untuk menerima, memeriksa dan mengadili serta
menyelesaikan setiap perkara yang diajukan kepadanya, berdasar
Pasal 2 ayat (2) Undang-undang Nomor 14 Tahun 1970 serta Pasal 38
Undang-undang Nomor 14 Tahun 1985, Mahkamah Agung dapat
diserahi tugas dan kewenangan lain berdasarkan Undang-undang.
8. Komisi Yudisial
Secara structural kedudukan KY diposisikan sederajat dengan MA dan MK.
Namun demikian perlu dicatat bahwa, meskipun secara structural
kedudukannya sederajat tetapi secara fungsional, perannya bersifat
penunjang (auxiliary) terhadap lembaga kekuasaan kehakiman. Meskipun
fungsinya terkait dengan kekuasaan kehakimantetapi bukan merupakan
pelaku kekuasaan kehakiman. KY bukan lembaga penegak norma hukum
(code of law), melainkan lembaga penegak norma etik Icode of ethicd)..31
Dalam pasal 24B ayat 1 UU1945 dijelaskan bahwa Komisi Yudisial bersifat
mandiri yang berwenang mengusulkan pengangkatan hakim agung dan
mempunyai wewenang lain dalam rangka menjaga dan menegakkan
kehormatan, keluhuran martabat, serta perilaku hakim. 32
Dalam pasal 13 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2011 tentang komisi
Yudisial menjelaskan bahwa KY mempunyai wewenang: 33
a. Mengusulkan pengangkatan hakim agung dan hakim ad hoc di
Mahkamah Agung kepada DPR untuk mendapatkan persetujuan.
b. Menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, serta
perilaku hakim.
c. Menetapkan Kode Etik dan/atau Pedoman Perilaku Hakim bersama-
sama dengan Mahkamah Agung.
d. Menjaga dan menegakkan pelaksanaan Kode Etik dan/atau Pedoman
Perilaku Hakim.
Dalam melaksanakan wewenang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13
huruf a, yaitu mengusulkan pengangkatan hakim agung dan hakim ad hoc di
Mahkamah Agung kepada DPR untuk mendapatkan persetujuan, maka
Komisi Yudisial mempunyai tugas:34
a. Melakukan pendaftaran calon hakim agung;
31
Suparto, Kedudukan dan Kewenangan komisi Yudisial Rebuplik Indonesia dan
Perbandingannya dengan Komisi Yudisial di Beberapa Negara Eropa, Jurnal Hukum &
Pembangunan, Vol. 47 No. 4, 2017, hlm. 500.
32
Pasal 24B ayat 1 Undang-Undang Dasar 1945.
33
Pasal 13 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2011 tentang Komisi Yudisial.
34
Komisi Yudisial RI, Wewenang dan Tugas,
https://www.komisiyudisial.go.id/frontend/static_content/authority_and_duties/about_ky,
diakses pada 6 Maret 2022 pukul 23.50.
b. Melakukan seleksi terhadap calon hakim agung;
c. Menetapkan calon hakim agung; dan
d. Mengajukan calon hakim agung ke DPR.
Dalam Pasal 20 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2011 mengatur bahwa:
(1) Dalam rangka menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran
martabat, serta perilaku Hakim, Komisi Yudisial mempunyai tugas:
a. Melakukan pemantauan dan pengawasan terhadap perilaku Hakim;
b. Menerima laporan dari masyarakat berkaitan dengan pelanggaran
Kode Etik dan/atau Pedoman Perilaku Hakim;
c. Melakukan verifikasi, klarifikasi, dan investigasi terhadap laporan
dugaan pelanggaran Kode Etik dan/atau Pedoman Perilaku Hakim
secara tertutup;
d. Memutuskan benar tidaknya laporan dugaan pelanggaran Kode Etik
dan/atau Pedoman Perilaku Hakim; dan
e. Mengambil langkah hukum dan/atau langkah lain terhadap orang
perseorangan, kelompok orang, atau badan hukum yang merendahkan
kehormatan dan keluhuran martabat Hakim.
(2) Selain tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Komisi Yudisial
juga mempunyai tugas mengupayakan peningkatan kapasitas dan
kesejahteraan Hakim.
(3) Dalam rangka menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran
martabat, serta perilaku hakim sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf a Komisi Yudisial dapat meminta bantuan kepada aparat
penegak hukum untuk melakukan penyadapan dan merekam
pembicaraan dalam hal adanya dugaan pelanggaran Kode Etik
dan/atau Pedoman Perilaku Hakim oleh Hakim.
(4) Aparat penegak hukum wajib menindaklanjuti permintaan Komisi
Yudisial sebagaimana dimaksud pada ayat (3).
C. LEMBAGA NEGARA LAPIS KEDUA
1. Menteri Negara
Menteri negara adalah pembantu presiden yang berada di bawah dan
bertanggung jawab langsung kepada presiden. 35 Dalam Pasal 7 Undang-
Undang Nomor 39 Tahun 2008 dijelaskan bahwa kementrian mempunyai
tugas menyelenggarakan urusan tertentu dalam pemerintahan untuk
membantu presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara. Suatu
kementerian negara mempunyai kekuasaan atau wewenang, antara lain:36
35
Pasal 1 Keputusan Presiden Nomor 101 Tahun 1998 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi,
Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Menteri Negara.
36
Tim VOI, Beberapa Hal yang Harus Anda Pahami dari Kementerian Negara: TUgas,
Fungsi, dan Wewenangnya, https://voi.id/berita/44354/beberapa-hal-yang-harus-anda-
pahami-dari-kementerian-negara-tugas-fungsi-dan-wewenangnya, diakses pada tanggal 7
Maret 2022 pukul 00.03.
b. Melaksanakan tugas tertentu yang dilimpahkan dari Presiden.
c. Menjalankan urusan dalam kekuasaannya dengan wewenang
eksekutif yang ada.
d. Kewenangan lain yang disesuaikan dengan ketetapan dan peraturan
Undang-Undang yang sudah dibuat dan berlaku.
e. Mempunyai wewenang atau kekuasaan dalam bentuk kekuasaan
eksekutif, yaitu kekuasaan sebagai pelaksana hukum.
f. Karena kekuasaan eksekutif yang ada, kementerian negara
mempunyai kewenangan sebagai berikut:
g. Menjalankan peraturan perundang-undangan yang sudah ditetapkan
dan ditentukan oleh lembaga yang memegang kekuasaan legislatif.
h. Melakukan penyelenggaraan pemerintahan bersama presiden dan
wakil presiden.
i. Melaksanakan tata tertib negara baik di dalam ataupun di luar negeri.
37
Pasal 4 ayat 1 Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia.
38
Ibid., Pasal 6 ayat 1
39
Ibid., Pasal 7 ayat 1
Kepolisian adalah segala hal-ihwal yang berkaitan dengan fungsi dan
lembaga polisi sesuai dengan peraturan perundang-undangan.40 Tugas pokok
kepolisian Negara Republlik Indonesia adalah:41
a. Memelihara kemanan dan ketertiban masyarakat;
b. Menegakkan hukum
c. Memberikan perlindungan, pengyoman, dan pelayanan kepada
masyarakat.
4. Komisi Pemilihan Umum
KPU adalah lembaga penyelenggara pemilihan umum. Komisi Pemilihan
Umum mempunyai tugas kewenangan sebagai berikut: 42
40
Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara
Republik Indonesia.
41
Ibid., Pasal 13.
42
KPU Kabupaten Kubu Raya, Tugas dan Wewenang, https://kpu-
kuburayakab.go.id/page/tugas-dan-wewenang, diakses pada 7 Maret 2022 pukul 00.31.
Dewan Perimbangan Presiden adalah lembaga pemerintah yang bertugas
memberikan nasihat dan pertimbangan kepada presiden.43 Adapun tugas dan
fungsi dewan pertimbangan presiden, yaitu:44
State Auxiliary Organ yaitu lembaga negara yang memiliki fungsi sebagai
penunjang dari fungsi lembaga negara yang termasuk dalam alat kelengkapan
negara. 48 Lembaga yang dimaksud adalah: