NIM: 8111421601
1
Ahmad Yani, “Sistem Pemerintahan Indonesia: Pendekatan Teori Dan Praktek Konstitusi Undang-Undang Dasar
1945,” Jurnal Ilmiah Kebijakan Hukum 12, no. 2 (2018): 119.
Memasyarakatkan Ketetapan MPR
Memasyarakatkan Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI dan Bhinneka
Tunggal Ika;
Mengkaji sistem ketatanegaraan Indonesia, UUD NRI Tahun 1945 dan
implementasinya; serta
Menyerap masyarakat, daerah, dan lembaga negara terkait dengan pelaksanaan
UUD NRI Tahun 1945.2
2. Presiden
Berdasarkan UUDNRI 1945:
Presiden memegang kekuasaan membentuk undang- undang dengan persetujuan
Dewan Perwakilan Rakyat.
Presiden memegang kekuasaan tertinggi atas Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan
Angkatan Udara.
Presiden dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat menyatakan perang,
membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara lain.
Presiden mengangkat duta dan konsul serta menerima duta negara lain
Presiden memberi grasi, amnesti, abolisi, dan rehabilitasi
Ad. Grasi adalah pengampunan berupa perubahan, peringanan, pengurangan, atau
penghapusan pelaksanaan pidana kepada terpidana yang diberikan oleh Presiden.3
Ad. Amnesti dan abolisi merupakan suatu konsekuensi yudisial akibat suatu
keputusan politik kekuasaan eksekutif dan legislatif yang melepaskan tanggungjawab
pidana seseorang untuk tidak dituntut, bila belum diadili, atau membebaskan
seseorang (terpidana) dari penghukuman yang sedang dijalaninya.4
Presiden memberi gelaran, tanda jasa ,dan lain-lain tanda kehormatan.
3. Wakil Presiden
Dalam menjalankan pemerintahan, wakil presiden Indonesia memiliki beberapa tugas
secara umum sebagai berikut:
2
Badan Pengkajian and M P R Ri, PEMBENTUKAN UNDANG-UNDANG, 2017.
3
Asep Nursobah, “Prosedur Pengajuan Grasi,” Kepaniteraan Mahkama Agung,
https://kepaniteraan.mahkamahagung.go.id/prosedur-berperkara/permohonan-grasi.
4
Suyogi Imam Fauzi, “Politik Hukum Pemberian Grasi, Amnesti Dan Abolisi Sebagai Konsekuensi Logis Hak
Prerogatif,” ukum & Pembangunan 51, no. 3 (2020): 16.
a. Mendampingi sang presiden jika presiden menjalankan tugas-tugas kenegaraan di
negara
b. Membantu dan mewakili tugas presiden di bidang kenegaraan dan pemerintahan.
c. Membantu presiden dalam mengoordinasikan, menjalankan, dan mengevaluasi
program kerja kabinet. Termasuk dalam fungsi ini, wakil presiden dapat juga sebagai
kepala suatu badan administrasi pemerintahan atau suatu komisi Negara
d. Melaksanakan tugas teknis pemerintahan sehari-hari
e. Menyusun agenda kerja kabinet dan menetapkan fokus atau prioritas kegiatan
pemerintahan yang pelaksanaannya kepada dipertanggungjawabkan presiden.
f. Memegang kekuasaan pemerintahan menurut UUD
g. Bertanggungjawab penuh membantu presiden dalam urusan kenegaraan
h. Menjalankan roda koordinasi dan komunikasi antara lembaga-lembaga di
pemerintahan.5
4. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
DPR dipilih melalui pemilihan umum dengan susunan sesuai dengan Undang-Undang
dan DPR harus melakukan sidang paling sedikit sekali dalam setahun. DPR memiliki
kewenangan legislative yakni sebagai pembentuk Undang-Undang, selain itu DPR juga
memiliki hak
interpelasi, hak angket dan hak menyatakan pendapat.
Berdasarkan Pasal 20A UUDNRI 1945, DPR memiliki tiga fungsi berupa fungsi
legislasi, fungsi anggaran, dan fungsi pengawasan.
Fungsi Legislasi
Fungsi legislasi adalah fungsi utama DPR sebagai lembaga negara berupa fungsi
untuk membentuk undang-undang. Menurut Jimly Asshiddidie, fungsi legislasi
memiliki empat bentuk kegiatan yaitu:
a. prakarsa pembuatan undang-undang;
b. pembahasan rancangan undang-undang; pengesahan
c. persetujuan atas rancangan UU
5
Maria Prisilia Mamesah, “Tugas Dan Fungsi Wakil Presiden Dalam Kegiatan Pemerintahan Di Indonesia,” Lex
Administratum VI, no. 2 (2018): 88–98, https://news.detik.com/berita/2999768/peran-dan-.
d. pemberian persetujuan pengikatan atau ratifikasi atas perjanjian atau persetujuan
internasional dan dokumen-dokumen hukum yang mengikat lainnya.6
Fungsi Anggaran
Fungsi ini adalah untuk menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(APBN) serta menetapkan undang-undnag APBN setiap tahun anggaran (1 Januari –
31 Desember). APBN berisi daftar sistematis dan terperinci yang memuat rencana
penerimanaan dan pengeluaran negara selama satu tahun anggaran. APBN,
Perubahan APBN, dan pertanggungjawaban APBN setiap tahun ditetapkan dengan
undang-undang. Setelah APBN ditetapkan dengan undang-undang, pelaksanaan
APBN dituangkan lebih lanjut dengan Peraturan Presiden. Berdasarkan Pasal 15 ayat
(1) Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, pemerintah
pusat diharuskan mengajukan RUU tentang APBN disertai nota keuangan dan
dokumen-dokumen pendukung kepada DPR pada bulan Agustus tahun sebelumnya.
Fungsi Pengawasan
Fungsi pengawasan ialah DPR dapat mengusulkan kepada MPR untuk meminta
pertanggungajawaban kepada Presiden bila Presiden melakukan pelanggaran terhadap
suatu ketentuan. fungsi pengawasan DPR memiliki hak interpelasi, hak angket, dan
hak menyarakat pendapat. Pengawasan (kontrol) pada dasarnya diarahkan untuk
menghindari adanya kemungkinan penyelewengan atau penyimpangan atas tujuan
yang akan dicapai.7
5. Dewan Perwakilan Daerah (DPD)
Wewenang DPD tersebut diatur dalam Pasal 22 D ayat (1), (2), dan (3) UUD 1945. DPD
memiliki tiga fungsi tetapi terbatas bersifat konsultatif dan subordinat terhadap fungsi
yang sama yang dilakukan oleh DPR. Semua fungsi yang dimiliki DPD berakhir dan
bermuara pada DPR. Fungsi-fungsi DPD antara lain:
1) Fungsi Legislasi
o Mengajukan rancangan UU kepada DPR berkenaan dengan otonomi daerah,
hubungan pusat dan daerah, pembentukan dan pemekaran serta penggabungan
6
Jimly Asshiddiqie, Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2009, hlm. 300
7
Sugiman, “Fungsi Legislasi DPR Pasca Amandemen UUD NKRI 1945,” Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara 10, no. 2
(2020): 173–182.
daerah, pemberdayaan sumber daya alam dan sumber daya manusia serta
sumber daya ekonomi lainnya berkaitan dengan perimbangan keuangan pusat
dan daerah.
o Ikut membahas pada tingkat I atas rancangan undangundang yang berkaitan
dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan dan
pemekaran serta penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan
sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, serta yang berkaitan
dengan perimbangan keuangan pusat dan daerah.
o Memberikan pertimbangan kepada Dewan Perwakilan Rakyat atas rancangan
undang-undang yang berkaitan dengan anggaran pendapatan dan belanja
negara, pajak, pendidikan, dan agama.
2) Fungsi Pengawasan pelaksanaan UU mengenai otonomi daerah, hubungan pusat
dan daerah, pembentukan dan pemekaran serta penggabungan daerah,
pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi
lainnya, pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja negara, pajak, pendidikan,
dan agama, berdasarkan laporan yang diterima dari BPK, aspirasi dan pengaduan
masyarakat, keterangan tertulis pemerintah, dan temuan monitoring di lapangan.
Hasil pengawasan tersebut disampaikan kepada Dewan Perwakilan Rakyat
sebagai bahan pertimbangan untuk ditindaklanjuti
3) Fungsi Nominasi, memberikan pertimbangan kepada DPR dalam pemilihan
anggota BPK yang dilakukan oleh DPR8
6. Kementerian Negara
Kementerian Negara diatur dalam Pasal 17 UUD 1945. Adapun tugas dari kementrian
Negara adalah membatu presiden. Setiap menteri membidangi urusan tertentu dalam
pemerintahan dan menteri-menteri diangkat dan diberhentikan oleh presiden.9
Kementerian Negara terbagi menjadi:
Kementerian Sekretariat Negara
8
I Gusti Bagus Suryawan, FUNGSI DAN WEWENANG DEWAN PERWAKILAN DAERAH PERSPEKTIF IUS
CONSTITUENDUM Suatu Sumbangan Pemikiran Mengenai Model Ideal Pengaturan Fungsi Dan Wewenang DPD
Secara Konstitusional, 2020.
9
Asri Agustiwi, “Keberadaan Lembaga Negara Pasca Amandemen Undang-Undang Dasar 1945 Di Indonesia,”
Journal Rechstaat 8, no. 1 (2014): 1–10.
Kementerian Dalam Negri
Kementerian Luar Negri
Kementerian Pertahanan
Kementerian Hukum dan HAM
Kementerian Keuangan
Kementerian Energi dan SDM
Kementerian Perindustrian
Kementerian Perdagangan
Kementerian Pertanian
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Kementerian Perhubungan
Kementerian Kelautan dan Perikanan
Kementerian Ketenagakerjaan
Kementerian PU dan Perumahan Rakyat
Kementerian Kesehatan
Kementerian Sosial
Kementerian Agama
Kementerian Kebudayaan dan Pendidikan Dasar dan Menengah
Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Kementerian Pariwisata
Kementerian Komunikasi dan Informatika
Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional
Kementerian Agraria dan Tata Ruang
Kementerian Badan Usaha Milik Negara
Kementerian Pemuda dan Olahraga10
7. Mahkamah Agung (MA)
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009, Mahkamah agung merupakan
pengadilan negara tertinggi dari badan peradilan yang berada di dalam keempat
lingkungan peradilan (Peradilan Umum, Peradilan Agama, Peradilan Militer, dan
Peradilan Tata Usaha Negara) dan bersifat merdeka atau terbebas dari kekuasaan
pemerintah.
Pasal 20 (2) Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 menyebutkan wewenang Mahkamah
Agung berupa :
a. Mengadili pada tingkat kasasi terhadap putusan yang diberikan pada tingkat
terakhir oleh pengadilan di semua lingkungan peradilan yang berada di bawah
Mahkamahh Agung, kecuali undang-undang menentukan lain
b. Menguji peraturan perundang-undangan di bawah undang-undang terhadap
undang-undang; dan
c. Kewenangan lainnya yang diberikan undang-undang.
10
Dewan Perwakilan Rakyat, “No Title,” Sekretariat Jenderal DPR RI, last modified 2016,
https://www.dpr.go.id/index/link.
11
Pasal 20-22 Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 Tentang Kekuasaan Kehakiman
b. memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya
diberikan oleh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945;
c. memutus pembubaran partai politik;
d. memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum; dan
e. kewenangan lain yang diberikan oleh undang-undang
2) Selain kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Mahkamah Konstitusi
wajib memberikan putusan atas pendapat Dewan Perwakilan Rakyat bahwa
Presiden dan/atau Wakil Presiden diduga telah melakukan pelanggaran hukum
berupa pengkhianatan terhadap negara, korupsi, penyuapan, tindak pidana berat
lainnya atau perbuatan tercela, dan/atau tidak lagi memenuhi syarat sebagai
Presiden dan/atau Wakil Presiden.12
9. Komisi Yudisial (KY)
Kedudukan secara struktural dari Komisi Yudisial dengan Mahkamah Agung atupun
Mahkamah Konstitusi adalah sederajat. Namun demikian, perlu diketahui peranan
Komisi Yudisial secara fungsional hanya sebagai penunjang terhadap lembaga kekuasaa
kehakiman. Komisi Yudisial bukanlah lembaga penegak norma hukum, melainkan
lembaga yang menegakkan norma etik.13
Pasal 24B Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menegaskan
bahwa Komisi Yudisial bersifat mandiri yang berwenang mengusulkan pengangkatan
hakim agung dan mempunyai wewenang lain dalam rangka menjaga dan menegakkan
kehormatan, keluhuran martabat, serta perilaku Hakim. Pasal 20 Undang-Undang Nomor
18 Tahun 2011 mengatur bahwa dalam rangka menjaga dan menegakkan kehormatan,
keluhuran martabat, serta perilaku Hakim, KY mempunyai tugas melakukan pemantauan
dan pengawasan terhadap perilaku Hakim;
Menerima laporan dari masyarakat berkaitan dengan pelanggaran Kode Etik dan
Pedoman Perilaku Hakim (KEPPH);
12
Pasal 29 Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 Tentang Kekuasaan Kehakiman
13
Helmi Nuky Nugroho, “Dinamika Wewenang Komisi Yudisial Ditinjau Dari Perspektif Undang-Undang Komisi
Yudisial,” Jurnal Kosmik Hukum 17, no. 2 (2017): 95–105.
Melakukan verifikasi, klarifikasi, dan investigasi terhadap laporan dugaan
pelanggaran KEPPH secara tertutup;
Memutus benar tidaknya laporan dugaan pelanggaran KEPPH,
Mengambil langkah hukum dan/atau langkah lain terhadap orang perseorangan,
kelompok orang, atau badan hukum yang merendahkan kehormatan dan keluhuran
martabat Hakim.14
10. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006 BPK adalah lembaga negara yang
bebas dan mandiri. BPK berkedudukan di Ibukota negara dan memiliki perwakilan di
setiap provinsi.
Berdasarkan Pasal 9 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006, dalam melaksanakan
tugasnya, kewenangan BPK antara lain :
1) Menentukan objek pemeriksaan, merencanakan dan melaksanakan pemeriksaan,
menentukan waktu dan metode pemeriksaan serta menyusun dan menyajikan laporan
pemeriksaan;
2) Meminta keterangan dan/atau dokumen yang wajib diberikan oleh setiap orang, unit
organisasi Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Lembaga Negara lainnya, Bank
Indonesia, Badan Usaha Milik Negara, Badan Layanan Umum, Badan Usaha Milik
Daerah, dan lembaga atau badan lain yang mengelola keuangan negara;
3) Melakukan pemeriksaan di tempat penyimpanan uang dan barang milik negara, di
tempat pelaksanaan kegiatan, pembukuan dan tata usaha keuangan negara, serta
pemeriksaan terhadap perhitungan-perhitungan, surat-surat, bukti-bukti, rekening
koran, pertanggungjawaban, dan daftar lainnya yang berkaitan dengan pengelolaan
keuangan negara;
4) Menetapkan jenis dokumen, data, serta informasi mengenai pengelolaan dan
tanggung jawab keuangan negara yang wajib disampaikan kepada BPK;
14
Komisi Yudisial, “Tugas KY Bukan Cuma Mengawasi, Tapi Juga Melindungi Hakim,” Komisiyudisial.Go.Id, last
modified 2022, accessed September 19, 2022, https://komisiyudisial.go.id/frontend/news_detail/15072/tugas-ky-
bukan-cuma-mengawasi-tapi-juga-melindungi-hakim#:~:text=Pasal 20 Undang-Undang Nomor,Kode Etik dan
Pedoman Perilaku.
5) Menetapkan standar pemeriksaan keuangan negara setelah konsultasi dengan
Pemerintah Pusat/Pemerintah Daerah yang wajib digunakan dalampemeriksaan
pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara;
6) Menetapkan kode etik pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan
negara;
7) Menggunakan tenaga ahli dan/atau tenaga pemeriksa di luar BPK yang bekerja untuk
dan atas nama BPK;
8) Membina fungsional jabatan Pemeriksa;
9) Memberi pertimbangan atas Standar Akuntansi Pemerintahan; dan
10) Memberi pertimbangan atas rancangan sistem pengendalian intern Pemerintah
Pusat/Pemerintah Daerah sebelum oleh ditetapkan Pemerintah Pusat/Pemerintah
Daerah.15
11. Pemerintahan Daerah
Pemerintahan Daerah berdasarkan Pasal 18 ayat (2) dan ayat (5) UUD 1945 berwenang
untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan
tugas pembantuan, serta diberikan otonomi seluas-luasnya untuk mempercepat
peningkatkan kesejahteraan, masyarakat melalui pelayanan, pemberdayaan, dan
peranserta masyarakat.
Berdasarkan Pasal 2 ayat (2) PP No. 38 Tahun 2007 Tentang pembagian Urusan
Pemerintaha, pemerintahan dibagi menjadi tiga tingkatan, yakni:
1) Pemerintah
2) Pemerintah Provinsi
3) Pemerintah Kabupaten/Kota
12. Bank Sentral
Berdasarkan Pasal 29 Ayat (1) Undang-Undang No. 10 Tahun 1998, BI mempunyai tugas
dalam hal pembinaan dan pengawasan bank. Pembinaan adalah upaya-upaya yang
dilakukan dengan cara menetapkan peraturan yang menyangkut aspek kelembagaan,
kepemilikan, pengurusan, kegiatan usaha, pelaporan serta aspek lain yang berhubungan
15
Surya Kusuma, “Tanggung Jawab Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) Dalam Melaksanakan Pemeriksaan
Pengelolaan Keuangan Negara Untuk Mewujudkan Pemerintahan Yang Baik Dan Bersih,” Lex Administratum 6, no.
3 (2019): 78–86.
dengan kegiatan operasional bank. Apa yang dimaksud dengan pengawasan dalam ayat
(1) ini meliputi pengawasan dini melalui penelitian, analisis, dan evaluasi laporan bank,
dan pengawasan langsung dalam bentuk pemeriksaan yang disusul dengan tindakan-
tindakan perbaikan. Dalam Undang-Undang No. 23 Tahun 1999 Tentang BI yang telah
diubah dengn Undang-Undang No. 3 Tahun 2004, kewenangan dan tugas BI ialah
meliputi pengaturan dan pengawasan bank.16
13. Tentara Nasional Indonesia
Tugas pokok TNI adalah menegakkan kedaulatan negara, mempertahankan keutuhan
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, serta melindungi
segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dari ancaman dan gangguan
terhadap keutuhan bangsa dan negara.
Tugas pokok sebagaimana dimaksud dilakukan dengan:
a. Operasi militer untuk perang;
b. Operasi militer selain perang, yaitu untuk:
1. Mengatasi gerakan separatis bersenjata;
2. Mengatasi pemberontakan bersenjata;
3. Mengatasi aksi terorisme;
4. Mengamankan wilayah perbatasan;
5. Mengamankan objek vital nasional yang bersifat strategis;
6. Melaksanakan tugas perdamaian dunia sesuai dengan kebijakan politik
luar negeri;
7. Mengamankan Presiden dan Wakil Presiden beserta keluarganya;
8. Memberdayakan wilayah pertahanan dan kekuatan pendukungnya secara dini
sesuai dengan system pertahanan semesta;
9. Membantu tugas pemerintahan di daerah;
10. Membantu Kepolisian Negara Republik Indonesia dalam rangka
tugas keamanan dan ketertiban masyarakat yang diatur dalam undang-undang;
16
Evanlie Robot, “KEWENANGAN BANK INDONESIA PASCA TERBENTUKNYA OTORITAS JASA KEUANGAN MENURUT
UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 20111,” Lex Et Societatis VII, no. 6 (2019): 68–75.
11. Membantu mengamankan tamu negara setingkat kepala negara dan
perwakilan pemerintah asing yang sedang berada di Indonesia;
12. Membantu menanggulangi akibat bencana alam, pengungsian, dan pemberian
bantuan kemanusiaan;
13. Membantu pencarian dan pertolongan dalam kecelakaan (search and rescue);
serta
14. Membantu pemerintah dalam pengamanan pelayaran dan penerbangan
terhadap pembajakan, perompakan, dan penyelundupan.17
14. Kepolisian Negara Republik Indonesia
Kedudukan dan tanggungjawab Kepolisian menurut hukum positif di Indonesia minimal
ada empat instrumen hukum yang mengatur tentang kedudukan Polri yakni:
1) Menurut Ketetapan MPR No. VII/MPR/2000. Di dalam Ketetapan MPR RI No.
VII/MPR/2000 tentang Peran Tentara Nasional Indonesia dan Peran Kepolisian
Negara Republik Indonesia ada lima Pasal yang mengatur tentang kepolisian, yakni
dirumuskan dalam Pasal 6, Pasal 7, Pasal 8, Pasal 9 dan Pasal 10.
2) Menurut Keputusan Presiden No. 89 Tahun 2000. Di dalam Keputusan Presiden No.
89 Tahun 2000, kedudukan Kepolisian Negara Republik Indonesia dirumuskan dalam
Pasal 2 ayat (1) yang menyebutkan, bahwa “Kepolisian Negara Republik Indonesia
berkedudukan langsung di bawah Presiden”, dan ayat (2) menyebutkan, bahwa
“Kepolisian Negara Republik Indonesia dipimpin oleh Kepala Kepolisian Republik
Indonesia yang dalam pelaksanaan tugasnya bertanggungjawab langsung kepada
Presiden”
3) Menurut Undang-Undang No. 2 Tahun 2000.
4) 2002. Keluarnya Undang-Undang No. 2 Tahun 2002 ini sebagai amanat dan tindak
lanjut Ketetapan MPR RI No. VII/MPR/2000 dan Pasal 30 ayat (5) UUD 1945. Di
dalam Pasal 11 Tap MPR RI No. VII/MPR/2000 diamanatkan, bahwa ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam ketetapan ini diatur lebih lanjut dengan undang-
undang, dan Pasal 30 ayat (5) UUD 1945, mengamanatkan, bahwa susunan dan
17
Juwita, “ANALISIS YURIDIS PENGATURAN KEWENANGAN TNI SELAKU PENEGAK KEDAULATAN NKRI DALAM
MENGATASI AKSI TERORISME,” Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia 5 (2020).
kedudukan Kepolisian Negara Republik Indonesia lebih lanjut di atur dalam undang-
undang.
5) Menurut Keputusan Presiden No. 70 Tahun 2002. Secara umum Keputusan Presiden
No. 70 Tahun 2002 mengatur tentang organisasi tata kerja Kepolisian Negara
Republik Indonesia, akan tetapi dalam Pasal 1 menegaskan tentang kedudukan
kepolisian, yang substansinya, bahwa “Kepolisian Negara Republik Indonesia
disingkat Polri merupakan Kepolisian Nasional yang berada di bawah Presiden”.18
15. Dewan Pertimbangan Presiden
Dewan Pertimbangan Agung yang saat ini dikenal sebagai Dewan Pertimbangan Presiden
bukanlah hal yang baru di Indonesia. Dahulu lembaga penasehat serupa pada masa
pemerintahan kolonial Hindia-Belanda di Indonesia sudah pernah ada, lembaga tersebut
memiliki fungsi yang tidak jauh berbeda dari lembaga penasehat saat ini. Pada masa itu
lembaga penasehat tersebut bernama Raad Van Nederlandsch Indie yang memiliki tugas
dan kewenangan yang mencangkup, antara lain:
a. Memberikan nasehat atau pertimbangan-pertimbangan kepada Gubernur Jenderal
mengenai hal-hal yang wajib dimintakan nasehatnya oleh Gubernur Jenderal.
b. Memberikan nasehat mengenai hal-hal tertentu yang dianggap penting oleh Gubernur
Jenderal.
18
Christy Karina Babay, “KEDUDUKAN DAN TANGGUNGJAWAB KEPOLISIAN DALAM ORGANISASI NEGARA DI
INDONESIA MENURUT UNDANG-UNDANG NO. 2 TAHUN 2002 TENTANG KEPOLISIAN RI,” Lex Et Societatis VI, no. 2
(2018): 168–176.
"Untuk mengawasi pelaksanaan Undang-undang ini dibentuk Komisi Pengawas
Persaingan Usaha yang selanjutnya disebut Komisi"
6. Komisi Informasi
Pasal 23 UU No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik:
"Komisi Informasi adalah lembaga mandiri yang berfungsi menjalankan Undang-Undang
ini dan peraturan pelaksanaannya menetapkan petunjuk teknis standar layanan Informasi
Publik dan menyelesaikan Sengketa Informasi Publik melalui Mediasi dan/atau Ajudikasi
nonlitigasi."
28. Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam
Pasal 7 ayat (1) UU No. 36 Tahun 2000 jo UU no. 44 Tahun 2007 tentang Penetapan PP
Pengganti UU No. 1 Tahun 2000 tentang Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan
Bebas Menjadi UU:
"Dewan Kawasan membentuk Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan
Pelabuhan Bebas yang selanjutnya disebut Badan Pengusahaan. "
29. Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Karimun
Pasal 7 ayat (1) UU No. 36 Tahun 2000 jo UU no. 44 Tahun 2007 tentang Penetapan PP
Pengganti UU No. 1 Tahun 2000 tentang Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan
Bebas Menjadi UU:
"Dewan Kawasan membentuk Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan
Pelabuhan Bebas yang selanjutnya disebut Badan Pengusahaan. "
30. Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Bintan
Pasal 7 ayat (1) UU No. 36 Tahun 2000 jo UU no. 44 Tahun 2007 tentang Penetapan PP
Pengganti UU No. 1 Tahun 2000 tentang Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan
Bebas Menjadi UU:
"Dewan Kawasan membentuk Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan
Pelabuhan Bebas yang selanjutnya disebut Badan Pengusahaan. "
1. Komisi Kejaksaan
Pasal 38 UU No. 16 tahun 2004 tentang Kejaksaan Republik Indonesia:
"Untuk meningkatkan kualitas kinerja kejaksaan, Presiden dapat membentuk sebuah
komisi yang susunan dan kewenangannya diatur oleh Presiden"
2. Komisi Nasional Lanjut Usia
Pasal 25 Ayat (2) UU No. 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia:
"Koordinasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diwujudkan dalam satu wadah yang
bersifat nonstruktural dan keanggotaannya ditetapkan dengan Keputusan Presiden"
19
“LNS Yang Dibentuk Berdasarkan Undang-Undang,” KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA REPUBLIK INDONESIA,
last modified 2022, https://www.setneg.go.id/view/index/lns_yang_dibentuk_berdasarkan_undang_undang_1.
20
“LNS Yang Dibentuk Berdasarkan Keputusan Presiden,” KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA REPUBLIK
INDONESIA, https://www.setneg.go.id/view/index/lns_yang_dibentuk_berdasarkan_keputusan_presiden_1.
Daftar Pustaka
Agustiwi, Asri. “Keberadaan Lembaga Negara Pasca Amandemen Undang-Undang Dasar 1945 Di
Indonesia.” Journal Rechstaat 8, no. 1 (2014): 1–10.
Babay, Christy Karina. “KEDUDUKAN DAN TANGGUNGJAWAB KEPOLISIAN DALAM ORGANISASI NEGARA
DI INDONESIA MENURUT UNDANG-UNDANG NO. 2 TAHUN 2002 TENTANG KEPOLISIAN RI.” Lex Et
Societatis VI, no. 2 (2018): 168–176.
Dewan Perwakilan Rakyat. “No Title.” Sekretariat Jenderal DPR RI. Last modified 2016.
https://www.dpr.go.id/index/link.
Evanlie Robot. “KEWENANGAN BANK INDONESIA PASCA TERBENTUKNYA OTORITAS JASA KEUANGAN
MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 20111.” Lex Et Societatis VII, no. 6 (2019): 68–
75.
Imam Fauzi, Suyogi. “Politik Hukum Pemberian Grasi, Amnesti Dan Abolisi Sebagai Konsekuensi Logis
Hak Prerogatif.” ukum & Pembangunan 51, no. 3 (2020): 16.
Juwita. “ANALISIS YURIDIS PENGATURAN KEWENANGAN TNI SELAKU PENEGAK KEDAULATAN NKRI
DALAM MENGATASI AKSI TERORISME.” Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia 5 (2020).
Komisi Yudisial. “Tugas KY Bukan Cuma Mengawasi, Tapi Juga Melindungi Hakim.” Komisiyudisial.Go.Id.
Last modified 2022. Accessed September 19, 2022.
https://komisiyudisial.go.id/frontend/news_detail/15072/tugas-ky-bukan-cuma-mengawasi-tapi-
juga-melindungi-hakim#:~:text=Pasal 20 Undang-Undang Nomor,Kode Etik dan Pedoman Perilaku.
Kusuma, Surya. “Tanggung Jawab Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) Dalam Melaksanakan
Pemeriksaan Pengelolaan Keuangan Negara Untuk Mewujudkan Pemerintahan Yang Baik Dan
Bersih.” Lex Administratum 6, no. 3 (2019): 78–86.
Nugroho, Helmi Nuky. “Dinamika Wewenang Komisi Yudisial Ditinjau Dari Perspektif Undang-Undang
Komisi Yudisial.” Jurnal Kosmik Hukum 17, no. 2 (2017): 95–105.
Nursobah, Asep. “Prosedur Pengajuan Grasi.” Kepaniteraan Mahkama Agung.
https://kepaniteraan.mahkamahagung.go.id/prosedur-berperkara/permohonan-grasi.
Pengkajian, Badan, and M P R Ri. PEMBENTUKAN UNDANG-UNDANG, 2017.
Prisilia Mamesah, Maria. “Tugas Dan Fungsi Wakil Presiden Dalam Kegiatan Pemerintahan Di Indonesia.”
Lex Administratum VI, no. 2 (2018): 88–98. https://news.detik.com/berita/2999768/peran-dan-.
Sugiman. “Fungsi Legislasi DPR Pasca Amandemen UUD NKRI 1945.” Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara 10,
no. 2 (2020): 173–182.
Suryawan, I Gusti Bagus. FUNGSI DAN WEWENANG DEWAN PERWAKILAN DAERAH PERSPEKTIF IUS
CONSTITUENDUM Suatu Sumbangan Pemikiran Mengenai Model Ideal Pengaturan Fungsi Dan
Wewenang DPD Secara Konstitusional, 2020.
Yani, Ahmad. “Sistem Pemerintahan Indonesia: Pendekatan Teori Dan Praktek Konstitusi Undang-
Undang Dasar 1945.” Jurnal Ilmiah Kebijakan Hukum 12, no. 2 (2018): 119.
“LNS Yang Dibentuk Berdasarkan Keputusan Presiden.” KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA REPUBLIK
INDONESIA.
https://www.setneg.go.id/view/index/lns_yang_dibentuk_berdasarkan_keputusan_presiden_1.
“LNS Yang Dibentuk Berdasarkan Undang-Undang.” KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA REPUBLIK
INDONESIA. Last modified 2022.
https://www.setneg.go.id/view/index/lns_yang_dibentuk_berdasarkan_undang_undang_1.