1. Lembaga Eksekutif
Lembaga yang masuk dalam kategori lembaga eksekutif adalah presiden dan wakil
presiden termasuk Menteri-menteri yang berada di bawahnya.
2. Lembaga Legislatif
Lembaga yang masuk dalam kategori legislatif adalah Dewan Perwakilan Rakyat,
DPD dan Majelis permusyawaratan Rakyat. Fungsi utama kategori legislatif adalah
membuat undang-undang.
3. Lembaga Yudikatif
Sama dengan penamaannya, yudikatif berhubungan dengan penegakan hukum,
dimana didalam kategori ini terdapat Mahkamah Agung(MA), Mahkamah Konstitusi
(MK), dan Komisi Yudisial.
Hal tersebut dirubah karena rawan akan KKN (kolusi, korupsi dan nepotisme).
Sehingga pemilihan presiden dibuat langsung dipilih oleh rakyat.
MPR memiliki tugas tersendiri, berbeda dengan lembaga negara lainnya. Tugas
dan wewenang dari MPR antara lain adalah berwenang untuk mengubah dan
menetapkan UUD, hal ini bisa dilakukan apabila ada permasalahan yang yang
memang harus diatur didalam undang-undang. Selain itu MPR juga melakukan
pelantikan Presiden dan/atau wakil Presiden.
Menurut UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sesuai Pasal 3 ayat (1), ayat
(2), dan ayat (3), MPR memiliki hak untuk memberhentikan Presiden dan Wakil
Presiden dalam masa jawabatnnya. Selain itu, Majelis Permusyawaratan Rakyat
memiliki hak dan kewajiban lain seperti yang diatur dalam UU Nomor 22 tahun
2003 tentang Susunan dan Kedudukan MPR, DPR, DPD dan DPRD.
Presiden dan wakil presiden dipilih oleh rakyat baru terjadi ketika amandemen
Undang-undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia yang keempat.
a. Syarat-syarat Presiden
Menjadi presiden dan wakil presiden tentunya memiliki syarat, syarat tersebut
diatur dalam UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 6 ayat (2) UUD NRI
Tahun 1945.
Aturan mengenai syarat menjadi presiden dan wakilnya tidak hanya tertera dalam
Undang-undang dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia. Namun juga tertera
dalam UU No.7 Tahun 2017.
a. Fungsi DPR
Pada Pasal 20 ayat (1) UUD NRI Tahun 1945 dijelaskan bahwa fungsi DPR adalah
fungsi legalitas, fungsi anggaran, dan fungsi pengawasan.
1) Fungsi Legalitas
Fungsi legalitas memiliki banyak penjabaran tugas dan wewenang. Tugas dan
wewenang tersebut antara lain adalah :
b. Hak-hak DPR
Selain tugas, anggota DPR juga memiliki beberapa hak, hak tersebut antara lain
adalah hak interpelasi, hak angket dan hak pertanyaan, hak menyampaikan usul/
pendapat dan hak imunitas.
Nantinya, hasil dari pemeriksaan pengelolaan keuangan negara ini, seperti yang
sudah dijelaskan dalam Pasal 23E ayat (2) UUD NRI Tahun 1945, diserahkan kepada
DPR, DPD dan DPRD.
5. Mahkamah Agung (MA)
Selain dalam dunia keuangan negara, tentunya negara juga membutuhkan
lembaga negara dengan kekuasaan kehakiman tertinggi, itulah Mahkamah Agung.
Menurut Pasal 24 ayat (2) UUD NRI Tahun 1945, MA (Mahkamah Agung)
membawahi peradilan di Indonesia. Kekuasaan kehakiman yang dipegang penuh
oleh Mahkamah Agung ini merupakan kekuasaan merdeka untuk
menyelenggarakan peradilan guna menegakan hukum dan keadilan sesuai dengan
isi pasal Pasal 24 ayat (1) UUD NRI Tahun 1945.
Mahkamah agung menjadi opsi terakhir untuk melakukan proses perhakiman yang
terjadi.
Kewenangan Mahkamah Konstitusi menurut Pasal 24C ayat (1) UUD NRI Tahun
1945 adalah :
mengadili pada tingkat pertama dan terakhir UU terhadap UUD NRI Tahun
1945,
memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya
diberikan oleh UUD NRI Tahun 1945,
memutus pembubaran partai politik,
memutus hasil perselisihan tentang Pemilu
Menurut Pasal 24C ayat (2) UUD NRI Tahun 1945 tugas Mahkamah Konstitusi juga
meliputi memberikan putusan atas pendapat DPR mengenai pelanggaran Presiden
dan/atau Wakil Presiden menurut UUD.
Anggota dari Mahkamah Konstitusi adalah sembilan orang, dengan rincian 3
anggota diajukan MA, 3 anggota diajukan DPR dan tiga anggota diajukan Presiden.
Wewenang Komisi Yudisial dilihat dari Pasal 24 ayat (1) UUD NRI Tahun 1945 adalah
mengusulkan pengangkatan hakim agung serta menjaga dan menegakkan
kehormatan, keluhuran martabat, dan perilaku hakim.