Anda di halaman 1dari 8

A.

Pengertian Lembaga Negara


Lembaga negara adalah sebuah lembaga yang dibuat oleh pemerintah. Lembaga
ini memiliki tanggung jawab yang berbeda beda tergantung dari tujuan
dibentuknya lembaga tersebut. kewenangan dan tugas dari tiap lembaga negara
diatur di dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
serta peraturan perundangan yang lainnnya.

B. Pembagian Lembaga Negara Indonesia


Indonesia menganut sistem yang disebut trias politika. Trias politika sendiri berarti
pemisahan kekuasaan pemerintah yang dibagi menjadi tiga bagian dengan posisi
yang sejajar. Pemisahan ini bukan berarti ketika kategori lembaga tidak
bersinggungan sama sekali, namun masih menjalankan koordinasi satu dengan
yang lain.

1. Lembaga Eksekutif
Lembaga yang masuk dalam kategori lembaga eksekutif adalah presiden dan wakil
presiden termasuk Menteri-menteri yang berada di bawahnya.

2. Lembaga Legislatif
Lembaga yang masuk dalam kategori legislatif adalah Dewan Perwakilan Rakyat,
DPD dan Majelis permusyawaratan Rakyat. Fungsi utama kategori legislatif adalah
membuat undang-undang.

3. Lembaga Yudikatif
Sama dengan penamaannya, yudikatif berhubungan dengan penegakan hukum,
dimana didalam kategori ini terdapat Mahkamah Agung(MA), Mahkamah Konstitusi
(MK), dan Komisi Yudisial.

C. Tugas dan Wewenang Lembaga-lembaga Negara


Indonesia
1. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)
MPR atau Majelis Permusyawaratan Rakyat anggotanya terdiri dan DPR dan juga
DPD, aturan ini tercantum dalam Pasal 2 ayat (1) UUD 1945. MPR memiliki anggota
sebanyak 550 dan DPD berjumlah 4x provinsi anggota DPD (UU Nomor 22 tahun
2003)
Majelis Permusyawaratan Rakyat bukan merupakan lembaga tertinggi negara,
namun lembaga tinggi negara dalam sistem ketatanegaraan Indonesia. Pada
zaman orde lama hingga kepemilihan megawati sebagai presiden Indonesia,
sistem yang digunakan adalah pemilihan presiden melalui MPR, karena ketika itu
MPR memilki keduudkan sebagai lembaga tertinggi negara.

Hal tersebut dirubah karena rawan akan KKN (kolusi, korupsi dan nepotisme).
Sehingga pemilihan presiden dibuat langsung dipilih oleh rakyat.

MPR memiliki tugas tersendiri, berbeda dengan lembaga negara lainnya. Tugas
dan wewenang dari MPR antara lain adalah berwenang untuk mengubah dan
menetapkan UUD, hal ini bisa dilakukan apabila ada permasalahan yang yang
memang harus diatur didalam undang-undang. Selain itu MPR juga melakukan
pelantikan Presiden dan/atau wakil Presiden.

Menurut UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sesuai Pasal 3 ayat (1), ayat
(2), dan ayat (3), MPR memiliki hak untuk memberhentikan Presiden dan Wakil
Presiden dalam masa jawabatnnya. Selain itu, Majelis Permusyawaratan Rakyat
memiliki hak dan kewajiban lain seperti yang diatur dalam UU Nomor 22 tahun
2003 tentang Susunan dan Kedudukan MPR, DPR, DPD dan DPRD.

2. Presiden & Wakil Presiden


Presiden merupakan salah satu lembaga negara yang paling dikenal oleh
masyarakat selain DPR. Sejak tahun 1955, Presiden dan wakil presiden dilipih
langsung oleh rakyat, di tahun tersebutlah pemilu pertama kali diselenggarakan di
Indonesia.

Sebelumnya kedudukan presiden dan wakil presiden dipilih oleh Majelis


Permusyaratan Rakyat. Pemilihan oleh MPR dilakukan karena ketika zaman orde
lama, Majelis Permusyawaratan Rakyat dianggap sebagai Lembaga Tertinggi
negara, jadi bukan sekedar lembaga tinggi negara.

Presiden dan wakil presiden dipilih oleh rakyat baru terjadi ketika amandemen
Undang-undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia yang keempat.

a. Syarat-syarat Presiden
Menjadi presiden dan wakil presiden tentunya memiliki syarat, syarat tersebut
diatur dalam UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 6 ayat (2) UUD NRI
Tahun 1945.

Dalam Pasal 6A dituliskan, bahwa ;


 Presiden dan Wakil Presiden dipilih dalam satu pasangan secara langsung
oleh rakyat.
 Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden diusulkan oleh partai politik
atau gabungan partai politik peserta pemilihan umum sebelum pelaksanaan
pemilihan umum.
 Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden yang mendapatkan suara lebih
dari lima puluh persen (50 persen) dari jumlah suara dalam pemilihan
umum dengan sedikitnya dua puluh persen (20 persen) suara di setiap
provinsi yang tersebar di lebih dari setengah jumlah provinsi di Indonesia,
dilantik menjadi Presiden dan Wakil Presiden.
 Dalam hal tidak ada pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden terpilih,
dua pasangan calon yang memperoleh suara terbanyak pertama dan kedua
dalam pemilihan umum dipilih oleh rakyat secara langsung dan pasangan
yang memperoleh suara rakyat terbanyak dilantik sebagai Presiden dan
Wakil Presiden.

Aturan mengenai syarat menjadi presiden dan wakilnya tidak hanya tertera dalam
Undang-undang dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia. Namun juga tertera
dalam UU No.7 Tahun 2017.

Pasa Pasal 169 ditukiskan adalah sebagai berikut:

Persyaratan menjadi calon presiden dan calon wakil presiden adalah:

 Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa


 Warga Negara Indonesia sejak kelahirannya dan tidak pernah menerima
kewarganegaraan lain atas kehendaknya sendiri.
 Suami atau istri calon Presiden dan suami atau istri calon Wakil Presiden
adalah Warga Negara Indonesia.
 Tidak pernah mengkhianati negara serta tidak pernah melakukan tindak
pidana korupsi dan tindak pidana berat lainnya.
 Mampu secara rohani dan jasmani untuk melaksanakan tugas dan
kewajiban sebagai presiden dan wakil presiden serta bebas dari
penyalahgunaan narkotika.

b. Kekuasaan Presiden Menurut UUD 1945


Presiden dan Wakil presiden memiliki 12 kekuasaan yang bisa ia lakukan.
kekuasaan tersebut menurut UUD Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun
1945 adalah :

 Membuat Undang-Undang bersama DPR. Aturan tersebut termuat pada


Pasal 5 ayat (1) dan Pasal 20. Jadi Bisa dikatakan bahwa presiden memiliki
koordinasi yang kuat dengan Dewan Perwakilan Rakyat. Dia tidak bisa
membuat undang-undang sendiri agar tidak terjadi penyalahgunaan
kekuasaan.
 Menetapkan Peraturan Pemerintah yang terdapat dalam Pasal 5 (2).
 Memegang kekuasaan tertinggi atas angkatan darat, laut dan udara (Pasal
10). Disini bisa dikatakan bila presiden yang berwenang untuk
mengendalikan pasukan bersenjata Indonesia. Hal ini dimaksudkan apabila
ada kegentingan yang terjadi dan membutuhkan tenaga bersenjata untuk
menyelesaikannya.
 Menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara
lain atas persetujuan DPR (Pasal 11). Bisa kita lihat apabila dalam hal ini
presiden tidak menentukannya sendiri, namun masih harus berdiskusi
dengan DPR.
 Menyatakan keadaan bahaya pada Pasal 12. Keadaan bahaya ini bisa terjadi
akibat perang atau karena bencana alam. Disini presiden dan wakil presiden
berhak untuk menyatakan keadaan bahaya.
 Mengangkat dan menerima duta dan konsul dengan memperhatikan
pertimbangan DPR (Pasal 13). Pertimvangan ini menjadi sebuah insight
untuk presiden dalam mengambil keputusan.
 Memberi grasi dan rehabilitasi dengan memperhatikan pertimbangan MA,
aturan ini terdapat dalam Pasal 14 ayat (1). Biasanya tahanan yang
memenuhi syarat dapat mendapatkan grasi atau rehabilitasi (untuk kasus
tertentu).
 Memberi amnesti dan abolisi dengan memperhatikan pertimbangan DPR
(Pasal 14 ayat (2)). Apabila dalam kasus grasi presiden mendapat
pertimbangan dengan Mahkamah Agung, maka dalam hal amnesti dan
abolisi presiden dan wakilnya mendapatkan pertimbangan dari presiden.
 Memberi gelar, tanda jasa, dan lain-lain tanda kehormatan (Pasal 15).
Seperti kepala negara lainnya, gelar ini bisa di berikan ke warga negara atau
yang lainnya.
 Membentuk dewan pertimbangan yang bertugas memberikan
pertimbangan dan nasihat kepada presiden (Pasal 16). Biasanya mereka
menjadi staff khusus.
 Mengangkat dan member hentikan menteri-menteri negara (Pasal 17).
Seperti yang kita tahu, biasanya akan dilakukan pengenalan menteri setelah
pengangkatan presiden.
 Mengajukan RUU APBN (Pasal 23)

3. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)


Seperti yang sudah kalian ketahui, anggota Dewan Perwakilan Rakyat atau DPR
dipilih menggunakan sistem pemilu. pemilu sendiri sering diartikan pesta rakyat
karena hampir semua rakyat berkontribusi dalam kegiatan pemilihan umum ini.
Pemilihan ini dilakukan oleh seluruh masyarakat Indonesia. Peraturan ini
tercantum dalam Pasal 19 ayat (1) UUD NRI Tahun 1945. Pemilihan ini dilakukan
dengan sistem seperti itu agar ke sistem demokrasi bisa dilakukan dengan lebih
baik.

a. Fungsi DPR
Pada Pasal 20 ayat (1) UUD NRI Tahun 1945 dijelaskan bahwa fungsi DPR adalah
fungsi legalitas, fungsi anggaran, dan fungsi pengawasan.

1) Fungsi Legalitas
Fungsi legalitas memiliki banyak penjabaran tugas dan wewenang. Tugas dan
wewenang tersebut antara lain adalah :

 Menyusun Program Legislasi Nasional (Prolegnas)


 Menyusun dan membahas Rancangan Undang-Undang (RUU)
 Menerima RUU yang diajukan oleh DPD (terkait otonomi daerah; hubungan
pusat dan daerah; pembentukan, pemekaran dan penggabungan daerah;
pengelolaan SDA dan SDE lainnya; serta perimbangan keuangan pusat dan
daerah)
 Membahas RUU yang diusulkan oleh Presiden ataupun DPD
 Menetapkan UU bersama dengan Presiden
 Menyetujui atau tidak menyetujui peraturan pemerintah pengganti UU
(yang diajukan Presiden) untuk ditetapkan menjadi UU

2). Fungsi Anggaran


Sedangkan fungsi anggaran, Dewan Perwakilan Rakyat memiliki penjabaran tugas
dan wewenang sebagai berikut :

 Memberikan persetujuan atas RUU tentang APBN (yang diajukan Presiden)


 Memperhatikan pertimbangan DPD atas RUU tentang APBN dan RUU terkait
pajak, pendidikan dan agama
 Menindaklanjuti hasil pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggung jawab
keuangan negara yang disampaikan oleh BPK
 Memberikan persetujuan terhadap pemindahtanganan aset negara maupun
terhadap perjanjian yang berdampak luas bagi kehidupan rakyat yang
terkait dengan beban keuangan negara.
3). Fungsi Pengawasan
Selanjutnya adalah penjabaran dari fungsi pengawasan, yaitu :

 Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan UU, APBN dan kebijakan


pemerintah
 Membahas dan menindaklanjuti hasil pengawasan yang disampaikan oleh
DPD (terkait pelaksanaan UU mengenai otonomi daerah, pembentukan,
pemekaran dan penggabungan daerah, pengelolaan SDA dan SDE lainnya,
pelaksanaan APBN, pajak, pendidikan dan agama)

b. Hak-hak DPR
Selain tugas, anggota DPR juga memiliki beberapa hak, hak tersebut antara lain
adalah hak interpelasi, hak angket dan hak pertanyaan, hak menyampaikan usul/
pendapat dan hak imunitas.

1). Hak Interpelasi


Hak interpelasi adalah hak yang didapat DPR untuk meminta keterangan kepada
pemerintah mengenai kebijakan pemerintah. Kebijakan yang dimaksud adalah
kebijakan yang luas dan juga strategisdan berdampak luas untuk kehidupan
bermasyarakat, bebangsa, dan bernegara.

2). Hak Angket


Hak angket adalah hak DPR untuk melakukan penyelidikan. Penyelidikan ini
dilakukan terhadap pelaksanaan undang-undang atau kebijakan pemerintah.
Penyelidikan ini karena ada dugaan bahwa undang-undang atau kebijakan
pemerintah tidak berbangsa dan bernegara.

4. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)


Badan Pemeriksa Keuangan atau BPK merupakan salah satu lembaga negara yang
bebas dan mandiri. Tanggung jawabnya pun bukan main-main, yaitu memeriksa
pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara sesuai dengan isi dari Pasal 23E
ayat (1) UUD NRI Tahun 1945.

Nantinya, hasil dari pemeriksaan pengelolaan keuangan negara ini, seperti yang
sudah dijelaskan dalam Pasal 23E ayat (2) UUD NRI Tahun 1945, diserahkan kepada
DPR, DPD dan DPRD.
5. Mahkamah Agung (MA)
Selain dalam dunia keuangan negara, tentunya negara juga membutuhkan
lembaga negara dengan kekuasaan kehakiman tertinggi, itulah Mahkamah Agung.

Dalam pasa 24A ayat 1 yang berbunyi :

Mahkamah Agung berwenang mengadili pada tingkat kasasi, menguji peraturan


perundang-undangan di
bawah undang-undang terhadap undang-undang, dan mempunyai wewenang
lainnya yang diberikan
oleh undang-undang.*** )

Kekuasaan kehakiman ini berdiri di samping mahkamah konstitusi (Pasal 24 ayat


(2) UUD NRI Tahun 1945). Kekuasan kehakiman tertinggi ini memiliki fokus yang
berbeda antara Mahkamah Agung dengan Mahkamah Konstitusi.

Menurut Pasal 24 ayat (2) UUD NRI Tahun 1945, MA (Mahkamah Agung)
membawahi peradilan di Indonesia. Kekuasaan kehakiman yang dipegang penuh
oleh Mahkamah Agung ini merupakan kekuasaan merdeka untuk
menyelenggarakan peradilan guna menegakan hukum dan keadilan sesuai dengan
isi pasal Pasal 24 ayat (1) UUD NRI Tahun 1945.

Mahkamah agung menjadi opsi terakhir untuk melakukan proses perhakiman yang
terjadi.

6. Mahkamah Konstitusi (MK)


Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, Mahkamah konstitusi memang
menjalankan suatu proses peradilan, sama dengan Mahkamah Agung, namun
memiliki objek yang berbeda.

Kewenangan Mahkamah Konstitusi menurut Pasal 24C ayat (1) UUD NRI Tahun
1945 adalah :

 mengadili pada tingkat pertama dan terakhir UU terhadap UUD NRI Tahun
1945,
 memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya
diberikan oleh UUD NRI Tahun 1945,
 memutus pembubaran partai politik,
 memutus hasil perselisihan tentang Pemilu

Menurut Pasal 24C ayat (2) UUD NRI Tahun 1945 tugas Mahkamah Konstitusi juga
meliputi memberikan putusan atas pendapat DPR mengenai pelanggaran Presiden
dan/atau Wakil Presiden menurut UUD.
Anggota dari Mahkamah Konstitusi adalah sembilan orang, dengan rincian 3
anggota diajukan MA, 3 anggota diajukan DPR dan tiga anggota diajukan Presiden.

7. Komisi Yudisial (KY)


KY atau singkatan dari komisi yudisial menurut Pasal 24B ayat (3) UUD Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 adalah lembaga negara yang mandiri bentukan
dari Presiden dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat.

Wewenang Komisi Yudisial dilihat dari Pasal 24 ayat (1) UUD NRI Tahun 1945 adalah
mengusulkan pengangkatan hakim agung serta menjaga dan menegakkan
kehormatan, keluhuran martabat, dan perilaku hakim.

8. Dewan Perwakilan Daerah (DPD)


DPD atau kepanjangan dari Dewan Perwakilan Daerah merupakan hasil dari
pemilu (pemilihan umum) atau yang biasa disebut dengan pesta rakyat yang
dilaksanakan di setiap provinsi di Indonesia. Seperti yang sudah dibahas di atas,
DPD merupakan keanggotaan dari MPR. Yang berarti DPD merupakan perwakilan
dari tiap provinsi.

Pada Undang-undang Nomor 22 tahun 2003, dijelaskan bahwa anggota DOD


berdomisili di daerah pemilihannya, atau daerah dia dipilih sebagai anggota DPD.
Namun selama sidang, akan bertempat tinggal di ibukota negara, untuk saat ini
adalah Jakarta.

Dewan Perwakilan Daerah memiliki hak untuk mengajukan rancangan undang-


undang. Rancangan undang-undang ini adalah rancangan yang berhubungan
dengan otonomi daerah dan tentunya berkaitan dengan daerahnya, daerah
tempat anggota DPD dipilih.

Itulah lembaga-lembaga negara negara menurut UUD 1945. Lembaga negara


memang memiliki tugas dan kewenangan masing-masing, namun tentunya
lembaga lembaga negara ini memiliki tujuan utama yang sama. Yaitu agar
Indonesia menjadi negara yang lebih baik lagi.

Anda mungkin juga menyukai