Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PRESIDEN

Oleh:
 Imamatun Nisa’
 Nur Hasah

STAIHA HASAN JUFRI BAWEAN


PRODI PAI MADIN
2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Presiden dan Wakil Presiden Indonesia (secara bersama-sama disebut lembaga
kepresidenan Indonesia) memiliki sejarah yang hampir sama tuanya dengan sejarah
Indonesia. Dikatakan hampir sama sebab pada saat proklamasi 17 Agustus 1945, bangsa
Indonesia belum memiliki pemerintahan. Barulah sehari kemudian, 18 Agustus 1945,
Indonesia memiliki konstitusi yang menjadi dasar untuk mengatur pemerintahan (UUD 1945)
dan lembaga kepresidenan yang memimpin seluruh bangsa. Dari titik inilah perjalanan
lembaga kepresidenan yang bersejarah dimulai1.
Sejarah perjalanan lembaga kepresidenan Indonesia memiliki keunikan tersendiri,
sebagaimana tiap-tiap bangsa memiliki ciri khas pada sejarah pemimpin mereka masing-
masing. Perjalanan sejarah yang dilalui lembaga kepresidenan diwarnai setidaknya tiga atau
bahkan empat konstitusi. Peraturan di bawah konstitusi hanya mengatur sebagian kecil dan
itupun letaknya tersebar dalam berbagai jenis maupun tingkatan peraturan. Ini berbeda
dengan lembaga legislatif dan lembaga yudikatif yang memiliki undang-undang mengenai
susunan dan kedudukan lembaga itu sendiri. Lain daripada itu masalah tokoh dan periodisasi
juga memerlukan pencermatan lebih lanjut.
Oleh sebab lembaga kepresidenan sebagian besar diatur dalam konstitusi, maka
pembahasan sejarah lembaga ini akan difokuskan menurut pengaturan dalam konstitusi dan
akan dibagi menurut masa berlakunya masing-masing konstitusi. Pembagian inipun tidak
sepenuhnya lepas dari kesulitan di setidaknya dua kurun waktu. Pertama, periode antara
tahun1949-1950 ketika ada dua konstitusi yang berlaku secara bersamaan. Kedua, antara
1999-2002 ketika konstitusi mengalami pembongkaran ulang. Selain itu, karena dinamika
yang masih terus berlangsung, maka pembahasan artikel hanya akan dibatasi sampai tahun
2008 atau setidak-tidaknya pertengahan 2009 2.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian presiden?
2. Apa saja fungsi presiden?
3. Apa saja wewenang, kewajiban, dan hak presiden?

1
https://id.wikipedia.org/wiki/Presiden
2
https://id.wikipedia.org/wiki/Presiden_Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Presiden
Presiden adalah kepala negara sekaligus kepala pemerintahan. Sebagai kepala negara,
Presiden adalah simbol resmi negara Indonesia di dunia. Sebagai kepala pemerintahan,
Presiden dibantu oleh wakil presiden dan menteri-menteri dalam kabinet, memegang
kekuasaan eksekutif untuk melaksanakan tugas-tugas pemerintah sehari-hari. Presiden (dan
Wakil Presiden) menjabat selama 5 tahun, dan sesudahnya dapat dipilih kembali dalam
jabatan yang sama untuk satu kali masa jabatan. Presiden di Indonesia digaji sekitar 60 juta
per bulan3.

B. Fungsi Presiden
Fungsi Presiden secara umum adalah sebagai Kepala Negara dikarenakan Presiden
memegang kekuasaan tertinggi atas Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara.
Dengan persetujuan DPR (Dewan Perwakilan Rakyat) menyatakan perang, membuat
perdamaian dan perjanjian dengan Negara lain. Dalam sistem pemerintahan Indonesia,
presiden mempunyai dua kedudukan sekaligus, yaitu sebagai kepala negara dan kepala
pemerintahan. Dalam setiap kedudukannya, presiden mempunyai tugas dan wewenang yang
berbeda-beda.
1. Fungsi Presiden sebagai Kepala Pemerintahan
 Membentuk Kabinet.

 Mengangkat dan memberhentikan menteri sebagai pembantu Presiden, menetapkan

 Peraturan Pemerintah untuk menjalankan Undang-undang sebagaimana mestinya.

 Melaksanakan APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara), program


pembangunan.
 Melaksanakan TAP MPR.

2. Fungsi Presiden sebagai Kepala Negara


 Presiden sebagai Kepala Negara dikarenakan Presiden memegang kekuasaan tertinggi

atas Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara.

3
http://tugas-tugas-sekolah.blogspot.co.id/2012/05/pkn-tentang-presiden.html
 Dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat menyatakan perang, membuat
perdamaian dan perjanjian dengan Negara lain.
 Menyatakan keadaan bahaya.

 Presiden mengangkat duta dan konsul.

 Presiden menerima duta negara lain.

 Presiden memberi grasi, amnesti, abolisi dan rehabilitasi.

 Memberi gelaran, tanda jasa dan lain-lain tanda kehormatan.

C. Wewenang, Kewajiban, dan Hak Presiden


1. Memegang kekuasaan pemerintahan menurut UUD.
2. Memegang kekuasaan yang tertinggi atas Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan
Angkatan Udara.
3. Mengajukan Rancangan Undang-Undang kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
Presiden melakukan pembahasan dan pemberian persetujuan atas RUU bersama DPR
serta mengesahkan RUU menjadi UU.
4. Menetapkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (dalam kegentingan
yang memaksa).
5. Menetapkan Peraturan Pemerintah.
6. Mengangkat dan memberhentikan menteri-menteri.
7. Menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara lain dengan
persetujuan DPR.
8. Membuat perjanjian internasional lainnya dengan persetujuan DPR.
9. Menyatakan keadaan bahaya.
10. Mengangkat duta dan konsul. Dalam mengangkat duta, Presiden memperhatikan
pertimbangan DPR.
11. Menerima penempatan duta negara lain dengan memperhatikan pertimbangan DPR.
12. Memberi grasi, rehabilitasi dengan memperhatikan pertimbangan Mahkamah Agung
(MA).
13. Memberi amnesti dan abolisi dengan memperhatikan pertimbangan DPR.
14. Memberi gelar, tanda jasa, dan tanda kehormatan lainnya yang diatur dengan UU.
15. Meresmikan anggota Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang dipilih oleh DPR
dengan memperhatikan pertimbangan DPD (Dewan Perwakilan Daerah).
16. Menetapkan hakim agung dari calon yang diusulkan oleh Komisi Yudisial dan
disetujui DPR.
17. Menetapkan hakim konstitusi dari calon yang diusulkan Presiden, DPR, dan
Mahkamah Agung.
18. Mengangkat dan memberhentikan anggota Komisi Yudisial dengan persetujuan DPR.

D. Persyaratan Menjadi Presiden


Persyaratan menjadi Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia menurut UU
Nomor 42 tahun 2008 tentang Pemilu Presiden dan Wakil Presiden sebagai berikut:
1. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Warga Negara Indonesia sejak kelahirannya dan tidak pernah menerima
kewarganegaraan lain karena kehendaknya sendiri.
3. Tidak pernah mengkhianati negara, serta tidak pernah melakukan tindak
pidana korupsi dan tindak pidana berat lainnya.
4. Mampu secara rohani dan jasmani untuk melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai
Presiden dan Wakil Presiden.
5. Bertempat tinggal di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
6. Telah melaporkan kekayaannya kepada instansi yang berwenang memeriksa laporan
kekayaan penyelenggara negara.
7. Tidak sedang memiliki tanggungan utang secara perseorangan dan/atau secara badan
hukum yang menjadi tanggung jawabnya yang merugikan keuangan negara.
8. Tidak sedang dinyatakan pailit berdasarkan putusan pengadilan.
9. Tidak pernah melakukan perbuatan tercela.
10. Terdaftar sebagai pemilih.
11. Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan telah melaksanakan kewajiban
membayar pajak selama 5 tahun terakhir yang dibuktikan dengan Surat
Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi.
12. Belum pernah menjabat sebagai Presiden atau Wakil Presiden selama 2 (dua) kali
masa jabatan dalam jabatan yang sama.
13. Setia kepada Pancasila sebagai dasar negara, Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, dan cita-cita Proklamasi 17 Agustus 1945.
14. Tidak pernah dijatuhi pidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah
mempunyai kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam
dengan pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih.
15. Berusia sekurang-kurangnya 35 (tiga puluh lima) tahun.
16. Berpendidikan paling rendah tamat Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah
(MA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK), atau
bentuk lain yang sederajat.
17. Bukan bekas anggota organisasi terlarang Partai Komunis Indonesia, termasuk
organisasi massanya, atau bukan orang yang terlibat langsung dalam Gerakan 30
September PKI.
18. Memiliki visi, misi, dan program dalam melaksanakan pemerintahan negara Republik
Indonesia.

E. Pemilihan Presiden
Menurut Perubahan Ketiga UUD 1945 Pasal 6A, Presiden dan Wakil Presiden dipilih
dalam satu pasangan secara langsung oleh rakyat melalui Pemilihan Umum Presiden dan
Wakil Presiden (Pilpres). Sebelumnya, Presiden (dan Wakil Presiden) dipilih oleh Majelis
Permusyawaratan Rakyat. Dengan adanya Perubahan UUD 1945, Presiden tidak lagi
bertanggung jawab kepada MPR, dan kedudukan antara Presiden dan MPR adalah setara.
Calon Presiden dan Wakil Presiden diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik
peserta pemilu sebelumnya. Pilpres pertama kali di Indonesia diselenggarakan pada tahun
2004.
Jika dalam Pilpres didapat suara >50% jumlah suara dalam pemilu dengan sedikitnya
20% di setiap provinsi yang tersebar di lebih dari separuh jumlah provinsi Indonesia, maka
dinyatakan sebagai Presiden dan Wakil Presiden terpilih. Jika tidak ada pasangan calon
Presiden dan Wakil Presiden terpilih, maka pasangan yang memperoleh suara terbanyak
pertama dan kedua dalam Pilpres mengikuti Pilpres Putaran Kedua. Pasangan yang
memperoleh suara terbanyak dalam Pilpres Putaran Kedua dinyatakan sebagai Presiden dan
Wakil Presiden Terpilih.
1. Pemilihan Wakil Presiden yang Lowong
Dalam hal terjadi kekosongan Wakil Presiden, Presiden mengajukan 2 calon Wapres
kepada MPR. Selambat-lambatnya, dalam waktu 60 hari MPR menyelenggarakan Sidang
MPR untuk memilih Wapres.
2. Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden yang Lowong
Dalam hal Presiden dan Wakil Presiden keduanya berhalangan tetap secara bersamaan,
maka partai politik (atau gabungan partai politik) yang pasangan Calon Presiden/Wakil
Presidennya meraih suara terbanyak pertama dan kedua dalam Pilpres sebelumnya,
mengusulkan pasangan calon Presiden/Wakil Presiden kepada MPR. Selambat-lambatnya
dalam waktu 30 hari, MPR menyelenggarakan Sidang MPR untuk memilih Presiden dan
Wakil Presiden.

F. Pelantikan Presiden
Sesuai dengan Pasal 9 UUD 1945, Presiden dan Wakil Presiden terpilih bersumpah
menurut agama atau berjanji dengan sungguh-sungguh di hadapan Majelis Permusyawaratan
Rakyat atau Dewan Perwakilan Rakyat. Jika MPR atau DPR tidak bisa mengadakan sidang,
maka Presiden dan Wakil Presiden terpilih bersumpah menurut agama atau berjanji dengan
sungguh-sungguh di hadapan pimpinan MPR dengan disaksikan oleh pimpinan Mahkamah
Agung.
1. Sumpah Presiden (Wakil Presiden)
“Demi Allah saya bersumpah akan memenuhi kewajiban Presiden Republik Indonesia
(Wakil Presiden Republik Indonesia) dengan sebaik-baiknya dan seadil-adilnya, memegang
teguh Undang-Undang Dasar dan menjalankan segala undang-undang dan peraturannya
dengan selurus-lurusnya serta berbakti kepada Nusa dan Bangsa.”
2. Janji Presiden (Wakil Presiden)
“Saya berjanji dengan sungguh-sungguh akan memenuhi kewajiban Presiden Republik
Indonesia (Wakil Presiden Republik Indonesia) dengan sebaik-baiknya dan seadil-adilnya,
memegang teguh Undang-Undang Dasar dan menjalankan segala undang-undang dan
peraturannya dengan selurus-lurusnya serta berbakti kepada Nusa dan Bangsa.”

G. Pemberhentian Presiden
Usul pemberhentian Presiden/Wakil Presiden dapat diajukan oleh DPR. Apabila DPR
berpendapat bahwa Presiden/Wakil Presiden telah melakukan pelanggaran hukum atau tidak
lagi memenuhi syarat sebagai Presiden/Wakil Presiden (dalam rangka pelaksanaan fungsi
pengawasan DPR), DPR dapat mengajukan permintaan kepada Mahkamah Konstitusi, jika
mendapat dukungan sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah anggota yang hadir dalam sidang
paripurna yang dihadiri sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah anggota.
Jika terbukti menurut UUD 1945 pasal 7A maka DPR dapat mengajukan
tuntutan impeachment tersebut kepada Mahkamah Konstitusi RI kemudian setelah
menjalankan persidangan dalam amar putusan Mahkamah Konstitusi RI dapat menyatakan
membenarkan pendapat DPR atau menyatakan menolak pendapat DPR. dan MPR-RI
kemudian akan bersidang untuk melaksanakan keputusan Mahkamah Konstitusi RI tersebut.
H. Hak Keuangan Administratif Presiden
Gaji pokok dan tunjangan Presiden diatur dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun
1978 tentang Hak Keuangan/Administratif Presiden dan Wakil Presiden serta Bekas Presiden
dan Bekas Wakil Presiden yakni:
1. Gaji pokok Presiden adalah 6 kali gaji pokok tertinggi Pejabat Negara Republik Indonesia
selain Presiden dan Wakil Presiden;
2. Tunjangan jabatan dan tunjangan lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku bagi Pegawai Negeri;
3. Selain gaji dan tunjangan, Presiden juga diberikan seluruh biaya yang berhubungan dengan
pelaksanaan tugas kewajibannya, seluruh biaya rumah tangganya, dan seluruh biaya
perawatan kesehatannya serta keluarganya.
Saat ini gaji pokok Presiden sebesar Rp30,24 juta. Tunjangan jabatan Rp32,50 juta
sehingga total gaji yang diterima presiden setiap bulan sebesar Rp62,74 juta.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Presiden adalah suatu nama jabatan yang digunakan untuk pimpinan suatu organisasi,
perusahaan, perguruan tinggi, atau negara. Pada awalnya, istilah ini dipergunakan untuk
seseorang yang memimpin suatu acara atau rapat (ketua); tetapi kemudian secara umum
berkembang menjadi istilah untuk seseorang yang memiliki kekuasaan eksekutif. Lebih
spesifiknya, istilah “Presiden” terutama dipergunakan untuk kepala negara suatu republik,
baik dipilih secara langsung, ataupun tak langsung.
Fungsi Presiden secara umum adalah sebagai Kepala Negara dikarenakan Presiden
memegang kekuasaan tertinggi atas Angkatan Darat, Angkatan Laut dan Angkatan Udara,
dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat menyatakan perang, membuat perdamaian dan
perjanjian dengan negara lain.
Menurut Perubahan Ketiga UUD 1945 Pasal 6A, Presiden dan Wakil Presiden dipilih
dalam satu pasangan secara langsung oleh rakyat melalui Pemilihan Umum Presiden dan
Wakil Presiden (Pilpres). Sebelumnya, Presiden (dan Wakil Presiden) dipilih oleh Majelis
Permusyawaratan Rakyat. Dengan adanya Perubahan UUD 1945, Presiden tidak lagi
bertanggung jawab kepada MPR, dan kedudukan antara Presiden dan MPR adalah setara.

B. Saran
Dengan adanya presiden di dalam suatu negara, diharapkan pemerintahan Negara
tersebut bisa lebih teratur dan bisa mencapai tujuan Negara tersebut. Sebagaimana fatwa KH,
Moh, Zuhri Zaeni bahwa proyek-proyek yang mungkin dalam keadaan darurat tidak layak
untuk dilaksanakan, dihentikan dulu. Seperti ibu kota Negara (IKN) jalan tol. Itu bagus
niatnya, dalam keadaan seperti ini menyedot uang negara 4, dan presiden jangan sewenang-
wenang menaikkan BBM Masyarakat kecil merasa terbebani dalam keberlangsungan
hidupnya dalam proses pencairan sumber kehidupan, karena BBM sumber utama dalam
pencarian dalam kehidupan sehari-hari.

4
Fatwa KH. Moh. Zuhri Zaeni, Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo.
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Presiden

https://id.wikipedia.org/wiki/Presiden_Indonesia

http://tugas-tugas-sekolah.blogspot.co.id/2012/05/pkn-tentang-presiden.html

Anda mungkin juga menyukai