NIM : 010001800088 1.1 Latar Belakang Presiden dan Wakil Presiden Indonesia (secara bersama-sama disebut lembaga kepresidenan Indonesia) memiliki sejarah yang hampir sama tuanya dengan sejarah Indonesia. Dikatakan hampir sama sebab pada saat proklamasi 17 Agustus 1945, bangsa Indonesia belum memiliki pemerintahan.Barulah sehari kemudian, 18 Agustus 1945, Indonesia memiliki konstitu- si yang menjadi dasar untuk mengatur pemerintahan (UUD 1945)dan lembaga kepresidenan yang memimpin seluruh bangsa. Dari titik inilah perjalanan lembaga kepresidenan yang bersejarah dimulai. Sejarah perjalanan lembaga kepresidenan Indonesia memiliki keunikan tersendiri, sebagaimana tiap-tiap bangsa memiliki ciri khas pada sejarah pemimpin mereka masing-masing. Perjalanan sejarah yang dilalui lembaga kepresidenan diwarnai setidaknya tiga atau bahkan empat konstitusi. Peraturan di bawah konstitusi hanya mengatur sebagian kecil dan itupun letaknya tersebar dalam berbagai jenis maupun tingkatan peraturan. Ini berbeda dengan lembaga legislatif dan lembaga yudikatif yang memiliki undang-undang mengenai susunan dan kedudukan lembaga itu sendiri. Lain daripada itu masalah tokoh dan periodisasi juga memerlukan pencermatan lebih lanjut. Oleh sebab lembaga kepresidenan sebagian besar diatur dalam konstitusi, maka pembahasan sejarah lembaga ini akan difokuskan menurut pengaturan dalam konstitusi dan akan dibagi menurut masa berlakunya masing-masing konstitusi. Pembagian inipun tidak sepenuhnya lepas dari kesulitan di setidaknya dua kurun waktu. Pertama, periode antara tahun1949–1950 ketika ada dua konstitusi yang berlaku secara bersamaan. Kedua, antara 1999–2002 ketika konstitusi mengalami pembongkaran ulang. Selain itu, karena dinamika yang masih terus berlangsung, maka pembahasan artikel hanya akan dibatasi sampai tahun 2008 atau setidak-tidaknya pertengahan 2009. 1.2 Tujuan Untuk mengetahui lebih dalam tentang Presiden, terutama Presiden Republik Indonesia. 2.1 Pengertian Presiden Presiden adalah kepala negara sekaligus kepala pemerintahan.Sebagai kepala negara,Presiden adalah simbol resmi negara Indonesia di dunia.Sebagai kepala pemerintahan,Presiden dibantu oleh wakil presiden dan menteri-menteri dalam kabinet,meme gang kekuasaan eksekutif untuk melaksanakan tugas- tugas pemerintah sehari-hari.Presiden (dan Wakil Presiden) menjabat selama 5 tahun, dan sesudahnya dapat dipilih kembali dalam jabatan yang sama untuk satu kali masa jabatan. Presiden di Indonesia digaji sekitar 60 juta per bulan. 2.2 Sejarah Ke Presidenan di Indonesia Periode 18 Agustus 1945 – 15 Agustus 1950 adalah periode berlakunya konstitusi yang disahkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945, yang kelak kemudian disebut sebagai UUD 1945. Periode ini dibagi lagi menjadi dua masa yaitu, pertama, antara 18 Agustus 1945 – 27 Desember 1949 saat negara Indonesia berdiri sendiri, dan kedua antara 27 Desember 1949 – 15 Agustus 1950 saat negara Indonesia bergabung sebagai negara bagian dari negara federasi Republik Indonesia Serikat.Menurut UUD 1945, lembaga kepresidenan, yang bersifat personal, terdiri atas seorang presiden dan seorang wakil presiden. Lembaga ini dipilih oleh MPR dengan syarat tertentu dan memiliki masa jabatan selama 5 tahun. Sebelum menjalankan tugasnya lembaga ini bersumpah di hadapan MPR atau DPR. Menurut UUD 1945: 1) Presiden memegang kekuasaan pemerintahan 2) Presiden dibantu oleh satu orang wakil presiden 3) Wakil presiden menggantikan presiden jika presiden mangkat, berhenti, atau tidak dapat melakukan kewajibannya dalam masa jabatannya 4) Presiden menetapkan peraturan pemerintah 5) Presiden dibantu oleh menteri 6) Presiden dapat meminta pertimbangan kepada DPA 7) Presiden memegang kekuasaan tertinggi atas Tentara Nasional Indonesia 8) Presiden menyatakan perang dan membuat perdamaian serta perjanjian dengan negara lain atas persetujuan DPR 9) Presiden menyatakan keadaan bahaya 10) Presiden mengangkat dan menerima misi diplomatik 11) Presiden memberi grasi, amnesti, abolisi, dan rehabilitasi 12) Presiden memberi gelar dan tanda kehormatan 13) Presiden memegang kekuasaan membentuk undang-undang dengan persetujuan DPR 14) Presiden berhak memveto RUU dari DPR 15) Presiden berhak mengeluarkan peraturan pemerintah pengganti undang-undang dalam keadaan mendesak. Pada 18 Agustus 1945, untuk pertama kalinya, presiden dan wakil presiden dipilih oleh PPKI. Dalam masa peralihan ini kekuasaan presiden sangat besar karena seluruh kekuasaan MPR, DPR, dan DPA, sebelum lembaga itu terbentuk, dijalankan oleh presiden dengan bantuan Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP). Namun tugas berat juga dibebankan kepada presiden untuk mengatur dan menyelenggarakan segala hal yang ditetapkan UUD 1945.Hanya beberapa bulan pemerintahan, KNIP yang menjadi pembantu presiden dalam menjalankan kekuasaan MPR, DPR, dan DPA meminta kekuasaan yang lebih. Hal itu kemudian direspon oleh lembaga kepresidenan dengan memberikan kekuasaan untuk menetapkan haluan negara dan membentuk UU melalui Maklumat Wakil Presiden Nomor X yang dikeluarkan pada 16 Oktober 1945. Kurang dari sebulan, kekuasaan presiden berkurang dengan terbentuknya Kabinet Syahrir I yang tidak lagi bertanggung jawab kepadanya melainkan kepada Badan Pekerja KNIP. Pada tahun-tahun berikutnya ketika keadaan darurat, 29 Juni 1946 – 2 Oktober 1946, dan 27 Juni 1947 – 3 Juli 1947, presiden mengambil alih kekuasaan lagi. Begitu pula antara 29 Januari 1948 – 27 Desember 1949 kabinet kembali bersifat presidensial (bertang-gung jawab kepada presiden).Saat pemerintahan, termasuk di dalamnya lembaga kepresidenan, di Yogyakarta lumpuh dan tidak dapat menjalankan tugasnya saat Agresi Militer Belanda II. Walau ditawan musuh, nampaknya lembaga ini tidak bubar. Sementara pada saat yang sama, atas dasar mandat darurat yang diberikan sesaat sebelum kejatuhan Yogyakarta, suatu Pemerintahan Darurat Republik Indonesia(PDRI) yang didirikan di pedalaman Sumatera (22 Desember 1948 – 13 Juli 1949) mendapat legitimasi yang sah. Kondisi inilah yang menimbulkan pemerintahan dan juga lembaga kepresidenan ganda. Sebab pemerintahan darurat itupun memiliki pimpinan pemerintahan (atau lembaga kepresidenan) dengan sebutan Ketua Pemerintahan Darurat. Hal inilah yang sering menimbulkan kontroversi dan polemik berkepanjangan mengenai status pemerintah darurat dan status ketua pemerintah darurat. Bagi sebagian pihak, PDRI dan juga Ketua Pemerintahan Darurat adalah penerima tongkat estafet pemerintahan dan kepemimpinan nasional saat pemerintahan di ibukota tertawan musuh. Oleh karena itu kedudukannya tidak bisa diabaikan. Apalagi pada 13 Juli 1949, Ketua Pemerintah Darurat Syafruddin Prawiranegara secara resmi menyerahkan kembali mandat kepada Wakil Presiden Mohammad Hatta yang pulang dari tawanan musuh. Namun bagi pihak lain, tidak mundurnya presiden dan wakil presiden secara resmi menunjukkan tongkat estafet pemerintahan dan kepemmpinan nasional tetap dipegang oleh Soekarno dan Mohammad Hatta yang tertawan. Apalagi perundingan-perundingan, seperti Perjanjian Roem-Royen, dilakukan dengan pemerintahan dan lembaga kepresidenan tertawan bukan dengan pemerintah darurat. 2.3 Wewenang, kewajiban, dan hak Presiden Antara lain: 1) Memegang kekuasaan pemerintahan menurut UUD 2) Memegang kekuasaan yang tertinggi atas Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara 3) Mengajukan Rancangan Undang-Undang kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Presiden melakukan pembahasan dan pemberian persetujuan atas RUU bersama DPR serta mengesahkan RUU menjadi UU. 4) Menetapkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (dalam kegentingan yang memaksa) 5) Menetapkan Peraturan Pemerintah 6) Mengangkat dan memberhentikan menteri-menteri 7) Menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara lain dengan persetujuan DPR 8) Membuat perjanjian internasional lainnya dengan persetujuan DPR 9) Menyatakan keadaan bahaya. 10) Mengangkat duta dan konsul. Dalam mengangkat duta, Presiden memperhatikan pertimbangan DPR 11) Menerima penempatan duta negara lain dengan memperhatikan pertimbangan DPR. 12) Memberi grasi, rehabilitasi dengan memperhatikan pertimbangan Mahkamah Agung 13) Memberi amnesti dan abolisi dengan memperhatikan pertimbangan DPR 14) Memberi gelar, tanda jasa, dan tanda kehormatan lainnya yang diatur dengan UU 15) Meresmikan anggota Badan Pemeriksa Keuangan yang dipilih oleh DPR dengan memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Daerah 16) Menetapkan hakim agung dari calon yang diusulkan oleh Komisi Yudisial dan disetujui DPR 17) Menetapkan hakim konstitusi dari calon yang diusulkan Presiden, DPR, dan Mahkamah Agung 18) Mengangkat dan memberhentikan anggota Komisi Yudisial dengan persetujuan DPR. 2.4 Syarat-syarat untuk menjadi seorang presiden dan wakil presiden. Sebagai berikut : 1) Warga Negara Indonesia 2) Telah berusia 40 tahun 3) Bukan orang yang sedang dicabut haknya untuk dipilih dalam pemilihan umum 4) Bertakwa kepada tuhan yang maha esa 5) Setia kepada cita –cita proklamasi 17 agustus 1945, pancasila, dan UUD 1945 6) Memiliki visi kenegarawanan yang berdasar pada komitmen yang kuat terhadap persatuan dan kesatuan bangsa 7) Bersedia menjalankan haluan Negara menurut garis-garis besar yang telah ditetapkan oleh majelis dan putusan-putusan Majelis. 8) Berwibawa,Jujur,Cakap,Adil 9) Dukungan dari rakyat yang tercermin dalam MPR 10) Tidak pernah terlibat, baik langsung maupun tidak langsung dalam kegiatan yang menghianati Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, seperti G30S/PKI atau organisasi terlarang lainnya. 11) Tidak sedang menjalankan hukumn pidana berdasarkan keputusan pengadilan yang tidak dapat diubah lagi karena tindak pidana yang diancam pidana sekurang-kurangnya 5 tahun. 12) Tidak terganggu jiwa atau ingatannya.(Dalam pasal 1 ayat 2 di jelaskan bahwa calon presiden dan wakil presiden selain memenuhi persyaratan diatas juga harus melaporkan daftar seluruh kekayaannya.) 3.1 Tugas dan Kewenangan Presiden dalam UUD 1945 Sebelum Amandemen 1. Pasal 5 ayat 2: Presiden menetapkan peraturan pemerintah untuk menjalankan Undang- undang. 2. Pasal 10: Presiden memegang kekuasaan tertinggi atas angkatan darat, angkatan laut, dan angkatan udara. 3. Pasal 11: Presiden dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat atau DPR menyatakan perang, membuat perdamaian, dan perjanjian dengan negara lain. 4. Pasal 12: Presiden menyatakan keadaan bahaya melalui suatu keputusan presiden. 5. Pasal 13 ayat 1 dan 2: Presiden mengangkat duta dan konsul, serta dapat menerima duta negara lain. 6. Pasal 14: Presiden berhak memberikan grasi, amnesti, abolisi, dan rehabilitasi. Pasal 15: Pemberian gelar, tanda jasa, atau tanda kehormatan merupakan salah satu tugas penyelenggara pemerintah negara yaitu presiden. 7. Pasal 17: Menteri-menteri diangkat dan diberhentikan oleh presiden. 8. Pasal 22: Dalam keadaan yang mendesak, Presiden berhak membuat peraturan darurat yang dituangkan melalui peraturan pemerintah pengganti undang-undang atau perpu. 3.2 Tugas dan Kewenangan presiden dalam UUD 1945 setelah amandemen adalah: 1. Pasal 11 ayat 2: Presiden dalam membuat perjanjian internasiona lainnya yang menimbulkan akibat luas dan mendasar bagi kehidupan rakyat, di mana mengharuskan perubahan atau pembentukan undang-undang harus dengan persetujuan DPR. 2. Pasal 13 ayat 2 dan 3: Presiden memerhatikan pertimbangan DPR dalam mengangkat duta dan memerhatikan pertimbangan Mahkamah Agung atau MA dalam menerima penempatan duta negara lain. 3. Pasal 14 ayat 1 dan 2: Presiden memerhatikan pertimbangan MA dalam memberikan grasi dan rehabilitas, serta memerhatikan pertimbangan DPR ketika memberikan amnesti dan abolisi. Pasal 15: Presiden berhak memberi gelar, tanda jasa, dan tanda kehormatan lainnya. 4. Pasal 17 ayat 2: Menteri-menteri diangkat dan diberhentikan oleh presiden. 5. Pasal 23F ayat 1: Presiden meresmikan anggota badan pemeriksa keuangan yang dipilih oleh DPR dengan memerhatikan pertimbangan DPD. 6. Pasal 24A ayat 3: Presiden menetapkan hakim agung yang calonnya diusulkan oleh Komisi Yudisial atau KY dan disetujui oleh DPR. 7. Pasal 24B ayat 3: Presiden mengangkat dan memberhentikan anggota Komisi Yudisial dengan persetujuan DPR. Pasal 24 ayat 3: Presiden menetapkan sembilan anggota hakim konstitusi dalam Mahkamah Konstitusi. Tiga orang diajukan oleh MA, tiga orang oleh DPR, dan tiga orang oleh presiden. 4.1 Analis apakah Presiden sudah ideal atau belum Sistem pemerintahan mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing-masing, termasuk presidensial. Dalam buku Sistem Pemerintahan Indonesia (2018) karya Rendy Adiwilaga dan kawan-kawan, kelebihan utama sistem presidensial adalah terjaganya stabilitas pemerintahan. Artinya sistem pemerintahan ini sifatnya lebih stabil, sehingga stabilitas pemerintahan tetap terjaga. Sedangkan kekurangan utama dari presidensial adalah penempatan pejabat eksekutif (presiden) sehingga memiliki kekuasaan yang cukup besar. Melansir dari buku Bentuk Negara dan Pemerintahan RI (2010) karya Muh. Nur El Ibrahim, sistem presidensial mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan. Berikut penjelasannya dalam bentuk: A. Kelebihan sistem presidensial - Kejelasan masa jabatan eksekutif dengan jangka waktu tertentu. Contohnya presiden Indonesia bisa menjabat selama lima tahun. - Program kerja kabinet mudah disesuaikan dengan jangka waktu. - Legislatif bisa diisi oleh orang luar, termasuk anggota parlemen. - Kepala pemerintahan dipilih langsung oleh rakyat sehingga lebih demokratis daripada pemilihan tidak langsung. - Adanya pemisahan kekuasaan berarti pemerintahan dibatasi. B. Kekurangan sistem presidensial - Adanya konflik eksekutif dan legislatif bisa merugikan kedua belah pihak. - Masa jabatan presiden yang dibatasi tidak memberi kesempatan untuk melakukan penyesuaian. - Sistem ini berjalan atas aturan 'pemenang menguasai semua' sehingga sering menimbulkan potensi konflik. - Kekuasaan eksekutif ada di luar pengawasan langsung legislatif, dan akhirnya menimbulkan kekuasaan mutlak. - Pembuatan keputusan atau kebijakan publik antara legislatif dan eksekutif sering menghasilkan keputusan tidak tegas serta memakan waktu lama. 5.1 Kesimpulan Presiden adalah kepala negara sekaligus kepala pemerintahan.Sebagai kepala negara, Presiden adalah simbol resmi negara Indonesia di dunia.Sebagai kepala pemerintahan, Presiden dibantu oleh wakil presiden dan menteri-menteri dalam kabinet, memegang kekuasaan eksekutif untuk melaksanakan tugas-tugaspemerintah sehari-hari.Presiden (dan Wakil Presiden) menjabat selama 5 tahun, dan sesudahnya dapat dipilih kembali dalam jabatan yang sama untuk satu kali masa jabatan. Presiden di Indonesia digaji sekitar 60 juta per bulan. 5.2 Saran Dengan adanya presiden di dalam suatau negara, diharapkan pemerintahan Negara tersebut bisa lebih teratur dan bisa mencapai tujuan Negara tersebut.