PELAKSANAAN DEMOKRASI DI
INDONESIA PERIODE 1949-1959
Di susun oleh :
Nama : SHELINATULL S.
Kelas : XI SOS 3
No. Absen : 34
Kabinet ini merupakan hasil koalisi 3 partai yaitu PNI, Masyumi, dan
NU.
Pembatalan KMB,
Pemulihan keamanan dan ketertiban, pembangunan lima tahun,
menjalankan politik luar negeri bebas aktif,
Melaksanakan keputusan KAA.
Hasil :
Mendapat dukungan penuh dari presiden dan dianggap sebagai titik
tolak dari periode planning and investment, hasilnya adalah
Pembatalan seluruh perjanjian KMB.
Kendala/ Masalah yang dihadapi :
Berkobarnya semangat anti Cina di masyarakat.
Muncul pergolakan/kekacauan di daerah yang semakin menguat dan
mengarah pada gerakan sparatismedengan pembentukan dewan
militer seperti Dewan Banteng di Sumatera Tengah, Dewan Gajah di
Sumatera Utara, Dewan Garuda di Sumatra Selatan, Dewan
Lambung Mangkurat di Kalimantan Selatan, dan Dewan Manguni di
Sulawesi Utara.
Memuncaknya krisis di berbagai daerah karena pemerintah pusat
dianggap mengabaikan pembangunan di daerahnya.
Pembatalan KMB oleh presiden menimbulkan masalah baru
khususnya mengenai nasib modal pengusaha Belanda di Indonesia.
Banyak pengusaha Belanda yang menjual perusahaannya pada orang
Cina karena memang merekalah yang kuat ekonominya. Muncullah
peraturan yang dapat melindungi pengusaha nasional.
Timbulnya perpecahan antara Masyumi dan PNI. Masyumi
menghendaki agar Ali Sastroamijoyo menyerahkan mandatnya sesuai
tuntutan daerah, sedangkan PNI berpendapat bahwa mengembalikan
mandat berarti meninggalkan asas demokrasi dan parlementer.
Berakhirnya kekuasaan kabinet :