NIM : 2004551022
Fakultas / Prodi : Hukum / Ilmu Hukum
MatKul / Kelas : Hukum Tata Negara / A
Naskah Konstitusi RIS disusun bersama oleh delegasi Republik Indonesia dan
delegasi Bijeenkomst Voor Federal Overleg (BFO) ke KMB. Delegasi RI dipimpin oleh Drs.
Moh. Hatta, Delegasi BFO dipimpin oleh Sultan Hamid Alkadrie dan delegasi Belanda
dipimpin olah Van Harseveen. Adapun tujuan diadakannya KMB tersebut itu ialah untuk
meyelesaikan persengketaan Indonesia dan Belanda selekas-lekasnya dengan cara yang adil
dan pengakuan kedaulatan yang nyata, penuh dan tanpa syarat kepada Republik Indonesia
Serikat (RIS).
1
Salah satu keputusan pokok KMB ialah bahwa kerajaan Balanda mengakui
kedaulatan Indonesia sepenuhnya tanpa syarat dam tidak dapat dicabut kembali kepada RIS
selambat-lambatnya pada tanggal 30 Desember 1949.Demikianlah pada tanggal 27 Desember
1949 Ratu Juliana menandatangani Piagam Pengakuan Kedaulatan RIS di Amesterdam. Bila
kita tinjau isinya konstitusi itu jauh menyimpang dari cita-cita Indonesia yang berideologi
pancasila dan ber UUD 1945 karena :
1. Konstitusi RIS menentukan bentuk negara serikat (federalisme) yang terbagi dalam 16
negara bagian, yaitu 7 negara bagian dan 9 buah satuan kenegaraan (pasal 1 dan 2,
Konstitusi RIS).
2. Konstitusi RIS menentukan suatu bentuk negara yang leberalistis atau pemerintahan
berdasarkan demokrasi parlementer, dimana menteri-menterinya bertanggung jawab atas
seluruh kebijaksanaan pemerintah kepada parlemen (pasal 118, ayat 2 Konstitusi RIS)
3. Mukadimah Konstitusi RIS telah menghapuskan sama sekali jiwa atau semangat
pembukaan UUD proklamasi sebagai penjelasan resmi proklamasi kemerdekaan negara
Indonesia (Pembukaan UUD 1945 merupakan Decleration of independence bangsa
Indonesia, kata tap MPR no. XX/MPRS/1996).Termasuk pula dalam pemyimpangan
mukadimah ini adalah perubahan kata- kata dari kelima sila pancasila. Inilah yang
kemudian yang membuka jalan bagi penafsiran pancasila secara bebas dan sesuka hati
hingga menjadi sumber segala penyelewengan didalam sejarah ketatanegaraan Indonesia.
UUDS 1950 adalah konstitusi yang berlaku di negara Republik Indonesia sejak 17
Agustus 1950 hingga dikeluarkannya Dekrit Presiden 5 Juli 1959.UUDS 1950 ditetapkan
berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1950 tentang Perubahan Konstitusi Sementara
Republik Indonesia Serikat menjadi Undang-Undang Dasar Sementara Republik Indonesia,
dalam Sidang Pertama Babak ke-3 Rapat ke-71 DPR RIS tanggal 14 Agustus 1950 di Jakarta.
Konstitusi ini dinamakan "sementara", karena hanya bersifat sementara, menunggu
terpilihnya Konstituante hasil pemilihan umum yang akan menyusun konstitusi baru.
Pemilihan Umum 1955 berhasil memilih Konstituante secara demokratis, namun
Konstituante gagal membentuk konstitusi baru hingga berlarut-larut.
Pada 5 Juli 1959 pukul 17.00, Presiden Soekarno mengeluarkan dekrit yang
diumumkan dalam upacara resmi di Istana Merdeka.
Isi dekrit presiden 5 Juli 1959 antara lain :
1. Kembali berlakunya UUD 1945 dan tidak berlakunya lagi UUDS 1950
2. Pembubaran Konstituante
3. Pembentukan MPRS (Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara) dan DPAS (Dewan
Perwakilan Agung Sementara)
Pada periode ini keadaan Ekonomi Mengalami Krisis, terjadi kegagalan produksi
hampir di semua sektor. Pada tahun 1965 inflasi mencapai 65 %, kenaikan harga-harga antara
200-300 %. Hal ini disebabkan oleh :
a. Penanganan dan penyelesaian masalah ekonomi yang tidak rasional, lebih bersifat politis
dan tidak terkontro.
b. Adanya proyek merealisasikan dan kontroversi.
Ciri periode ini ialah dominasi dari presiden, terbatasnya peranan partai politik,
berkembang pengaruh komunis dan meluasnya peranan ABRI sebagai unsur sosial –politik.
Dekrit presiden 5 juli dapat dipandang sebagai suatu usaha untuk mencari jalan keluar dari
kemacetan politik melalui pembentukan kepemimpinan yang kuat . undang undang dasar
1945 membuka kesempatan bagi seorang presiden untuk bertahan sekurang-kurangnya lima
tahun. Akan tetapi ketetapan MPRS No.III/1963 yang mengangkat Ir.Soekarno sebagai
presiden seumur hidup telah membatalkan pembatasan waktu lima tahun ini (Undang-
Undang dasar memungkinkan seorang presiden untuk dipilih kembali) yang di tentukan oleh
Undang-Undang Dasar. Selain itu, banyak lagi tindakan menyimpang dari atau menyelewng
terhadap ketentuan –ketentuan Undang-Undang Dasar. Misalnya dalam tahun 1960 ,
Ir.Soekarno sebagai presiden membubarkan Dewan Perwakilan Rakyat hasil pemilihan
umum padahal dalam Undang-Undang Dasar 1945 secara ekspilisit ditentukan bahwa
presiden tidak mempunyai wewenang untuk berbuat demikian. Dewan Perwakilan Rakyat
Gotong royong yang mengganti Dewan Perwakilan Rakyat pilihan rakyat ditonjolkan
peranannya sebagai pemabntu pemerintah ,sedangkan fungsi kontrol ditiadakan. Bahkan
pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat dijadikan menteri dan dengan demikian ditekankan
fungi mereka sebagai pembantu presiden, di samping fungsi sebagai wakil rakyat.
Hal terakhir ini mencerminkan telah ditinggalkannya doktrin Trias Politika . dalam
rengka ini harus pula dilihat beberapa ketentuan lain yang memberi wewenang kepada
presiden sebgai badan eksekutif untuk mencampur tangan di bidang lain selain bidang
eksekutif . misalnya presidendiberi wewenang untuk campur tangan di bidang yudikatif
berdasarkan peraturan presiden No.19/1964, dan dibidang legislatif berdasarkan peraturan
presiden No. 14/1960 dalam hal anggota Dewan Perwakilan Rakyat tidak mencapai mufakat.
Penghormatan kepada beragam asas, ciri, aspirasi dan program parpol yang memiliki
partai. Adanya kebebasan mendirikan partai sebagai aplikasi dari pelaksanaan hak asasi
manusia Setelah diadakannya amandemen, UUD 1945 mengalami perubahan.Hasil
perubahan terhadap UUD 1945 setelah di amandemen :I. Pembukaan II. Pasal-pasal: 21 bab,
73 pasal, 170 ayat, 3 pasal peraturan peralihan dan 2 pasal aturan tambahan.
DAFTAR PUSTAKA