Anda di halaman 1dari 6

Nama :

NIM :
Kelas :
Matkul :
RESUME BAB III MEREK DAN INDIKASI GEOGRAFIS

1. Pengertian Merek & Sistem Perlindungan Merek

Merek di Indonesia diatur melalui Undang-Undang No. 20 Tahun 2016 tentang Merek dan
Indikasi Geografis.

Pengertian Merek diatur berdasarkan pasal 1 butir 1 Undang-Undang No. 20 tahun 2016 tentang
Merek dan Indikasi Geografis yang menentukan bahwa Merek adalah tanda yang dapat
ditampilkan secara grafis berupa gambar, logo, nama, kata, huruf, angka, susunan warna, dalam
bentuk 2 (dua) dimensi dan/atau 3 (tiga) dimensi, suara, hologram, atau kombinasi dari 2 (dua)
atau lebih unsur tersebut untuk membedakan barang dan/atau jasa yang diproduksi oleh orang
atau badan hukum dalam kegiatan perdagangan barang dan/atau jasa.

Merek juga merupakan tanda yang dipakai untuk daya pembeda. Daya pembeda ini maksudnya
tanda yang dipakai mempunyai kekuatan untuk membedakan barang atau jasa yang diproduksi
suatu perusahaan dengan perusahaan lainnya.

Fungsi-fungsi merek :

1. Fungsi Pembeda
2. Fungsi Jaminan Reputasi
3. Fungsi Promosi
4. Fungsi Rangsangan Investasi dan Pertumbuhan Industri

Berkaitan dengan perlindungan merek, terdapat 2 sistem pendaftaran yakni :

• Sistem Pendaftaran Konstitutif, Sistem pendaftaran yang akan menimbulkan suatu hak
sebagai pemakai pertama pada merek.
• Sistem Deklaratif, Merupakan hak atas Merek diperoleh karena pemakaian pertama
walaupun tidak didaftarkan (first to use principle).

Pendaftaran merek diajukan kepada Direktorat Jendral Hak Kekayaan Intelektual sedangkan
permohonan pendaftaran merek diajukan oleh kuasanya kepada Menteri secara elektronik atau
non-elektronik. Jika pendaftaran merek disetujui permohonannya, maka akan memperoleh
sertifikat merek sebagai tanda bukti. Pendaftaran merek dapat ditolak jika bertentangan dengan
ideologi negara, dapat menyesatkan masyarakat, dan tidak memiliki daya pembeda.

Menurut penjelasan pasal 20 huruf e Undang-Undang No. 20 Tahun 2016, Tanda dianggap tidak
memiliki daya pembeda apabila tanda tersebut terlalu sederhana seperti satu tanda garis atau satu
tanda titik, ataupun terlalu rumit sehingga tidak jelas.

2. Perlindungan Merek Terkenal

Menurut penjelasan pasal 21 huruf b Undang-Undang No.20 Tahun 2016, kriteria untuk
menentukan bahwa suatu Merek barang atau jasa sudah masuk dalam katagori Merek Terkenal
(Well- Knownmark) dilihat dari:

• Dengan memperhatikan pengetahuan umm masyarakat tentang merek tersebut.


• Dengan memperhatikan reputasi Merek terkenal yang diperoleh karena promosi yang
gencar dan besar-besaran, investasi di beberapa Negara di dunia yang dilakukan oleh
pemiliknya, dan disertai bukti pendaftaran Merek tersebut di beberapa Negara.

3. Jangka Waktu Perlindungan Merek

Menurut pasal 35 Undang-Undang No. 20 Tahun 2016, merek terdaftar mendapat perlindungan
hukum untuk jangka waktu 10 tahun sejak tanggal penerimaan dan jangka waktu perlindungan
itu dapat diperpanjang untuk jangka waktu yang sama. Lebih lanjut pasal 36 menentukan bahwa
permohonan perpanjangan disetujui jika pemohon melampirkan surat pernyataan tentang:

a. Merek yang bersangkutan masih digunakan pada barang atau jasa sebagaimana dicantumkan
dalam sertifikat Merek tersebut

b. Barang atau jasa sebagaimana dimaksud masih diproduksi dan/ atau diperdagangkan.
4. Pengalihan Hak Merek dan Lisensi

Pengalihan hak atas Merek wajib dimohonkan pencatatannya kepada Menteri dengan disertai
dokumen yang mendukungnya, seperti misalnya Sertifikat Merek. Mengalihkan hak atas merek,
pemilik Merek yang terdaftar berhak memberikan Lisensi kepada pihak lain melalui suatu
perjanjian Lisensi yang didalamnya memuat pemberian hak untuk menggunakan Merek, baik
untuk seluruh atau sebagian jenis barang dan atau jasa yang didaftarkan.

Menurut pasal 1 (18) undang-undang merek dan indikasi geografi ditentukan, lisensi adalah izin
yang diberikan oleh pemilik merek terdaftar kepada pihak lain yang berdasarkan perjanjian
secara tertulis sesuai peraturan perundang-undangan untuk menggunakan merek terdaftar. Merek
disebut sebagai Lisensi Non Exclusive, berdasarkan ketentuan pasal 43 undang-undang merek
dan indikasi geografi, menyatakan bahwa pemilik Merek yang terdaftar telah memberikan
Lisensi kepada pihak lain tetap dapat memberikan Lisensi kepada pihak ketiga atau sendirinya
untuk menggunakan Merk tersebut, kecuali sebagaimana yang diperjanjikan lainnya.

5. Pelanggaran Merek, Gugatan, dan Tuntunan Pidana

Dalam Undang-undang Merek di Indonesia, sesuai ketentuan pasal 83 undang-undang merek dan
indikasi geografi, pemilik merek terdaftar dapat mengajukan Gugatan kepada pihak lain yaitu
pihak yang secara tanpa hak menggunakan Merek yang mempunyai persamaan pada pokoknya
atau keseluruhannya untuk barang dan/ atau jasa sejenis milik orang lain. Gugatan diajukan ke
Pengadilan Niaga yaitu berupa:

1. Gugatan Ganti rugi, dan/ atau


2. Penghentian semua perbuatan yang berkaitan dengan penggunaan Merek. Kemudian
untuk mencegah kerugian yang lebih besar dipihak yang mereknya dilanggar, pemilik
Merek terdaftar dapat mengajukan permohonan kepada Hakim Pengadilan Niaga untuk
menerbitkan Penetapan Sementara (Injuction)

6. Merek dan Indikasi Geografis


Merek dan Indikasi Geografis merupakan bagian dari Rezim Kekayaan Intelektual (KI),
khususnya termasuk kedalam kelompok industrial rights, sistem perlindungannya menganut First
to File System atau melalui sistem pendaftaran.

Perkembangan hukum Merek di Indonesia merupakan hasil harmonisasi hukum terhadap


ketentuan dalam TRIPs Agreement. Sehubungan dengan kewajiban tersebut maka Undang-
Undang Merek di Indonesia diganti dan diharmonisasikan sesuai standard TRIPs Agreement, dan
akhirnya lahirlah Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2016 yang di dalamnya mengatur pula
mengenai Indikasi Geografis. Merek pada dasarnya dapat mencegah terjadinya persaingan usaha
yang tidak sehat. Dengan adanya merek, suatu produk barang atau jasa dapat dibedakan.

Menurut pasal 1 (2), (3), dan (4) UU No. 20 tahun 2016, merek dibedakan menjadi merek
dagang, merek jasa, dan merek kolektif.

• Merek dagang : Merek yang digunakan pada barang yang diperdagangkan oleh seseorang
atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk membedakan dengan
barang sejenis lainnya.
• Merek Jasa : Merek yang digunakan pada jasa yang diperdagangkan oleh seseorang atau
beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk membedakan dengan jasa
sejenis lainnya.
• Merek Kolektif : Merek yang digunakan pada barang dan/atau jasa dengan karakteristik yang
sama mengenai sifat, ciri umum, dan mutu barang atau jasa serta pengawasannya yang akan
diperdagangkan oleh beberapa orang atau badan hukum secara bersama- sama untuk
membedakan dengan barang dan/atau jasa sejenis lainnya.

7. Tata Cara Pendaftaran Merek di Indonesia

Berdasarkan UU No. 20 Tahun 2016, syarat dan tata cara pendafataran merek diatur dalam Pasal
7 (1) menyatakan bahwa permohonan diajukan secara tertulis dalam Indonesia kepada Direktorat
Jenderal dengan mencantumkan:
a. tanggal, bulan, dan tahun;
b. nama lengkap, kewarganegaraan, dan alamat pemohon
c. nama lengkap dan alamat kuasa apabila permohonan diajukan melalui kuasa
d. Warna-warna apabila merek yang dimohonkan pendaftarannya menggunakan unsur
e. warna
f. nama negara dan tanggal di ajukan dengan hak prioritas
g. kelas barang dan/atau kelas jasa serta uraian jenis barang dan/atau jenis jasa

Pasal 4 (3) juga menegaskan bahwa permohonan pendaftaran merek wajib ditandatangani
pemohon atau kuasanya.

8. Indikasi Geografis di Indonesia

Menurut ketentuan Pasal 1 angka (6) UU No. 20 Tahun 2016 disebutkan tentang pemahaman
Indikasi Geografis, “Indikasi Geografis adalah suatu tanda yang menunjukan daerah asal suatu
barang dan/atau produk yang karena faktor lingkungan geografis termasuk faktor alam, faktor
manusia atau kombinasi dari kedua faktor tersebut memberikan reputasi, kualitas, dan
karakteristik tertentu pada barang dan/atau produk yang di hasilkan”.

Indikasi geografis yang digunakan dalam hubungannya dengan produk barang adalah :

1. Tempat dan daerah asal barang


2. Kualitas dan karakteristik produk
3. Keterkaitan antara kualitas dan karakteristik produk dengan kondisi geografis dan
karakteristik masyarakat daerah atau asal barang.

9. Tata Cara Pendaftaran Indikasi Geografis di Indonesia

Tata cara pendaftaran Indikasi Geografis di indonesia, untuk memperoleh perlindungannya,


Pemohon harus mengajukan permohonan kepada Menteri.Menurut Pasal 53 ayat (3) UU No. 20
Tahun 2016, yang dapat mengajukan permohonan pendaftaran Indikasi Geografis yaitu:

a. lembaga yang mewakili masyarakat di Kawasan geografis tertentu yang mengusahakan


suatu barang dan/ atau produk berupa:
1. sumber daya alam;
2. barang kerajinan tangan; atau
3. hasil industri.
b. pemerintah daerah provinsi atau kabupaten/ kota.

Pasal 61 ayat 1 UU No. 20 Tahun 2016 menentukan bahwa indikasi geografis dilindungi selama
terjaganya reputasi, kualitas, dan karakteristik yang menjadi dasar diberikannya pelindungan
indikasi geografis pada suatu barang.

Anda mungkin juga menyukai