Pengertian Merek
Merek sebagai HKI pada dasarnya ialah tanda untuk mengidentifikasikan asal
barang dan jasa (an indication of origin) dari suatu perusahaan dengan barang
dan/atau jasa perusahaan lain. Merek merupakan ujung tombak perdagangan barang
dan jasa. Melalui merek, pengusaha dapat menjaga dan memberikan jaminan akan
kualitas
(aguarantee of quality) barang dan/atau jasa yang dihasilkan dan mencegah tindakan
persaingan yang tidak jujur dari pengusaha lain yang bermaksud membonceng
reputasinya. Merek sebagai sarana pemasaran dan periklanan (a marketing and
advertising device) memberikan suatu tingkat informasi tertentu kepada konsumen
mengenai barang dan/atau jasa yang dihasilkan pengusaha. Berikut terdapat uraian
pengertian meek dari beberapa kalangan sarjana, di antaranya: Menurut Harsono
Adisumarto memberikan pengertian Merek yaitu Merek adalah tanda pengenal yang
membedakan milik seseorang dengan milik orang lain, seperti pada pemilikan ternak
dengan memberi tanda cap pada punggung sapi yang kemudian dilepas ditempat
penggembalaan bersama yang luas. Cap seperti ini memang merupakan
tanda pengenal untuk menunjukkan bahwa hewan yang bersangkutan
adalah milik orang tertentu. Biasanya untuk membedakan tanda atau Merek
digunakan inisial dari nama pemilik sendiri sebagai tanda pembedaan.
2. Fungsi Merek
Merek digunakan sebagai tanda untuk membedakan suatu produk
yang dihasilkan oleh orang atau badan hukum dengan produk yang
dihasilkan oleh pihak lain. Fungsi utama dari sebuah merek adalah agar
konsumen dapat mencirikan suatu produk baik barang maupun jasa yang
dimiliki oleh perusahaan sehingga dapat dibedakan dari produk perusahaan ain yang
serupa atau mirip yang dimiliki oleh pesaingnya7. Konsumen
yang merasa puas dengan suatu produk dari merek A misalnya akan
kembali membeli barang atau menggunakan jasa dengan merek A tersebut
di kemudian hari.
Barang atau jasa yang di buat oleh seseorang atau badan hukum
tersebut merupakan barang atau jasa sejenis, sehingga perlu diberi tanda
pengenal untuk membedakannya. Sejenis disini, bahwa barang atau jasa
yang diperdagangkan tersebut harus termasuk dalam kelas barang atau jasa
yang sama pula, seperti tembakau, barang-barang keperluan perokok,
korek api yang termasuk dalam kelas barang yang sejenis, atau angkutan,
pengemas dan penyimpan barang-barang, pengaturan perjalanan yang
termasuk dalam kelas jasa yang sejenis
Dirjen HKI mengemukakan mengenai fungsi dari adanya pemakaian merek
adalah sebagai berikut :
a. Tanda pengenal untuk membedakan hasil produksi yang dihasilkan seseorang atau
beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum dengan produksi orang
lain atau badan hukum lainnya.
b. Sebagai alat promosi, sehingga mempromosikan hasil produksinya cukup dengan
menyebut mereknya.
c. Sebagai jaminan atas mutu barangnya.
d. Menunjukkan asal barang/jasa dihasilkan
4. Jenis Merek
Berdasarkan pasal 1 ayat (2), (3), (4) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2016
Tentang Merek dan Indikasi Geografis mengenal tiga jenis Merek yaitu Merek
Dagang, Merek Jasa, dan Merek Kolektif. Merek Dagang (Trademark) adalah merek
yang digunakan pada barang yang diperdagangkan oleh seseorang atau beberapa
orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk membedakan dengan barang-
barang sejenis lainnya. Contohnya adalah merek “Dancow” untuk produk susu bubuk
yang diproduksi oleh Nestle dan merek “Indomie” untuk produk mie instan yang
diproduksi oleh Indofood.
Merek Jasa (Service Mark) adalah merek yang digunakan pada jasa yang
diperdagangkan oleh seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan
hukum untuk membedakan dengan jasa sejenis lainnya. Contohnya adalah POS
INDONESIA, JNE, TIKI sebagai merek jasa pengiriman barang, EF English First,
sebagai merek jasa yang menyediakan pelatihan dan kursus Bahasa Inggris di negara
yang bahasa aslinya bukan bahasa Inggris.
Merek Kolektif adalah Merek yang digunakan pada barang
dan/atau jasa dengan karakteristik yang sama mengenai sifat, ciri umum,
dan mutu barang atau jasa serta pengawasannya yang akan diperdagangkan
oleh beberapa orang atau badan hukum secara bersama-sama untuk
membedakan dengan barang dan/atau jasa sejenis lainnya. Contohnya
adalah Coca Cola dan Big Cola, memiliki kemasan dan nama produk yang
hampir sama.
6. Hak Prioritas
Pengertian Hak Prioritas telah tertuang dalam Pasal 1 ayat 17 yaitu Hak
Prioritas adalah hak Pemohon untuk mengajukan Permohonan yang berasal dan
negara yang tergabung dalam Konvensi Paris tentang Pelindungan Kekayaan Industri
(Paris Convention for the Protection of Industrial Property) atau Persetujuan
Pembentukan Organisasi Perdagangan Dunia (Agreement Establishing the World
Trade
Organization) untuk memperoleh pengakuan bahwa Tangga1 Penerimaan
di negara asal merupakan tanggal prioritas di negara tujuan yang juga
anggota salah satu dari kedua perjanjian itu. Artinya, tanggal penerimaan
yang tercatat di Indonesia sama dengan tanggal penerimaan di Negara asal,
walaupun waktu pendaftarannya berbeda.
Penggunaan Hak Prioritas menurut Pasal 9 Undang-Undang Nomor 20 Tahun
2016 bahwa permohonan dengan menggunakan Hak Prioritas harus diajukan dalam
waktu paling lama 6 bulan terhitung sejka tanggal penerimaan permohonan
pendaftaran merek yang pertama kali diterima di negara lain. Negara lain tersebut
merupakan anggota Konvensi Paris atau Pembentukan WTO.
Tata cara permohonan pendaftaran merek menggunakan Hak Prioritas wajib
dilengkapi dengan bukti penerimaan permohonan pendaftaran merek yang pertama
kali menimbulkan hak tersebut. Bukti yang dimaksud wajib diterjemahkan dalam
Bahasa Indonesia. Ketentuan tersebut harus dipenuhi dalam waktu paling lama 3
bulan setelah berakhirnya hak mengajukan permohonan dengan menggunakan hak
prioritas.
Tujuan utama pemberian hak prioritas pada saat akan memperoleh
pendaftaran merek di Indonesia, adalah untuk melindungi pemegang merek
dimaksud dari pembajakan atau pemboncengan. Namun, dalam hal tidak
dipenuhinya jangka waktu yang ditetapkan untuk melakukan pendaftaran
di Indonesia maka hak untuk mengajukan permohonan dengan menggunakan Hak
Prioritas tersebut tetap diproses, akan tetapi tanpa menggunakan Hak Prioritas
(sepanjang pihak lain belum mendaftarkan merek yang serupa).
7. Gugatan Pembatalan Pendaftaran Merek
Berdasarkan Undang-undang Nomor 15 Tahun 2001 Tentang Merek
pada Bagian Kedua tentang Pembatalan Pasal 68 Gugatan pembatalan pendaftaran
Merek dapat diajukan oleh pihak yang berkepentingan berdasarkan
alasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, 5 dan 6 (pasal 4 Merek tidak dapat
didaftar atas dasar Permohonan yang diajukan oleh Pemohon yang beritikad tidak
baik, Pasal 5 Merek tidak dapat didaftar apabila Merek tersebut mengandung
salah satu unsur di bawah ini :
Bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, moralitas
agama, kesusilaan, atau ketertiban umum
Tidak memiliki daya pembeda
Telah menjadi milik umum
Merupakan keterangan atau berkaitan dengan barang atau jasa yang
dimohonkan pendaftarannya.
Pasal 6 (1) Permohonan harus ditolak oleh Direktorat Jenderal apabila Merek
tersebut:
Permohonan juga harus ditolak oleh Direktorat Jenderal apabila Merek tersebut:
Merupakan atau menyerupai nama orang terkenal, foto, atau nama badan
hukum yang dimiliki orang lain, kecuali atas persetujuan tertulis dari yang
berhak
Merupakan tiruan atau menyerupai nama atau singkatan nama, bendera,
lambang atau simbol atau emblem negara atau lembaga nasional maupun
internasional, kecuali atas persetujuan tertulis dari pihak yang berwenang
Merupakan tiruan atau menyerupai tanda atau cap atau stempel resmi yang
digunakan oleh negara atau lembaga Pemerintah, kecuali atas persetujuan
tertulis dari pihak yang berwenang)