Anda di halaman 1dari 7

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU)

UAS TAKE HOME EXAM (THE)


SEMESTER 2022/23.1 (2022.2)

Nama Mahasiswa : Nabilla

Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 044416004

Tanggal Lahir :

Kode/Nama Mata Kuliah : Sistem Hukum Indonesia

Kode/Nama Program Studi : Ilmu Komunikasi

Kode/Nama UPBJJ :

Hari/Tanggal UAS THE : 28 Desember 2022

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN


RISET, DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Surat Pernyataan
Mahasiswa Kejujuran
Akademik

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : Nabilla


NIM : 044416004
Kode/Nama Mata Kuliah : Sistem Hukum Indonesia
Fakultas :
Program Studi : Ilmu Komunikasi
UPBJJ-UT :

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE pada
laman https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan soal
ujian UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai
pekerjaan saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai dengan
aturan akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan tidak
melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media apapun, serta
tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik Universitas Terbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat pelanggaran
atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi akademik yang ditetapkan oleh
Universitas Terbuka.
Pekanbaru, 28 Desember 2022

Yang Membuat Pernyataan

Nabilla
1. Di Indonesia ketentuan yang berkenaan dengan perkawinan telah diatur dalam peraturan perundang-
undangan negara yang khusus berlaku bagi warganegara Indonesia. Aturan perkawinan yang
dimaksud adalah dalam bentuk undang-undang yaitu Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang
Perkawinan (UU Perkawinan) dan peraturan pelaksanaannya dalam bentuk Peraturan Pemerintah
Nomor 9 Tahun 1975.
Pertanyaan:
a) Meskipun UU Perkawinan sebagai hukum negara tentang unifikasi hukum di bidang perkawinan,
tetapi di dalam UU Perkawinan masih memuat pluralistis hukum. Buktikan bahwa sistem hukum
agama dan sistem hukum adat terintegrasi dalam UU Perkawinan.
Jawab:
Hukum adat merupakan daya pengikat bagi masyarakat serta turut memberikan petunjuk
mengenai cara bertindak / bertingkah laku dalam masyarakat. Lantas Bagaimana eksistensi dan
kedudukan hukum adat menurut Undang-undang No. 1 Tahun 1974 ini ? Kita akan dihadapkan
oleh berbagai macam pendapat, baik yang disertai dengan argumentasi yang jelas dan dapat
diterima akan tetapi tidak sedikit diantara penulis kita yang mengambil kesimpulan secara serta
merta tanpa mengemukakan argumentasi apa yang melatar belakangi kesimpulannya tersebut.
T. Jafizham secara tegas menyatakan Hukum Adat tetap berlaku dengan dalil selama
ordonansi yang termaktub didalam Indische Staatsregeling pasal 131 sub b itu belum ada, maka
berlakulah pasal 131 dari Indische Staatsregeling ayat 6, yang berbunyi sebagai berikut: "Hukum
Perdata dan Hukum Dagang yang kini berlaku bagi bumi putera dan Timur Asing masih tetap
berlaku selama dan sejauh belum ada Undang - undang (ordonansi) penggganti sebagai yang
termaktub pada (2) b diatas". Sehingga Hukum Adat bagi masyarakat Indonesia asli / pribumi
masih tetap berlaku (T. Jafizham, 1977: 27).
b) Asas perkawinan yang berlaku pada hukum perkawinan Indonesia adalah Asas Monogami.
Dalam hal seorang suami akan beristeri lebih dari seorang, maka ia wajib mengajukan
permohonan kepada Pengadilan di daerah tempat tinggalnya (Pasal 3 UU Perkawinan). Meskipun
UUP sebagai hukum negara mewajibkan izin poligami dari isteri yang dikeluarkan melalui
penetapan pengadilan. Namun praktik poligami tanpa izin isteri ataupun penetapan pengadilan
masih eksis seperti keadaan sebelum berlakunya UUP. Mengapa praktik ini masih terjadi?
Silakan dianalisis dengan melihat pada pluralisme hukum perkawinan di Indonesia.
Jawab:
Hukum Poligami Tanpa Izin Istri 
a. Hukum Syariat Islam
Kasus yang muncul ini menimbulkan sebuah pertanyaan “Bolehkah bagi saya untuk
menikah lagi tanpa sepengetahuan istri pertama karena dia tidak ridha?” Asy-Syaikh Shalih
As-Suhaimy hafizhahullah memberikan keterangan
“Kenapa wahai penakut (Syaikh bercanda sambil tertawa, bisa didengar di audionya
–pent), kenapa?! Kebanyakan kita penakut dalam masalah ini. Jangan sampaikan hal ini
kepada para istri setelah ini, nanti mereka tidak akan menerimanya walaupun yang
disampaikan adalah hadits! (Syaikh tertawa –pent). Yaa ikhwah!! Istri pertama tidak punya
hak untuk melarangmu atau menghalangimu untuk menikah lagi. 
Tetapi engkau introspeksilah keadaan dirimu, kalau engkau benar-benar seorang
laki-laki sejati dan engkau merasa mampu untuk berbuat adil (setelah mampu secara materi
dan fisik –pent) dan hatimu kuat serta mampu bersabar menghadapi apa yang engkau
dengar dan menutup mata terhadap banyak ucapan manusia, dan yang pertama kali
berusahalah dengan sungguh-sungguh untuk bersikap adil, maka majulah!
Tetapi jika menurut dugaan kuatmu engkau akan berat sebelah dan tidak bisa
berbuat adil, maka jangan maju”.
Dalam hal ini dijelaskan bahwa bukan berarti poligami yang menjadi salah satu sunna
rasul kemudian dapat disalah artikan. Poligami menuntut seorang suami untuk dapat bersikap
adil sebagaimana kewajiban suami setelah menikah dalam islam pada semua istrinya.
Namun, pertanyaannya adalah dapatkah manusian bersikap adil, hanya anda yang bisa
menjawabnya. Sebagaimana dalam firman Allah SWT berikut :
“Dan kamu sekali-kali tidak akan dapat berlaku adil di antara isteri-isteri(mu),
walaupun kamu sangat ingin berbuat demikian, karena itu janganlah kamu terlalu
cenderung (kepada isteri yang kamu cintai), sehingga kamu biarkan yang lain terkatung-
katung…” [An-Nisaa’/4: 129].
Akan tetapi tentunya hal ini tidak akan mungkin terjadi, sebab dalam pernikahan tentu
harus ada ketebukaan dan kejujuran. Sehingga rumah tangga yang dibina juga akan harmonis
dan rukun. Ibnu Mas’ud menuturkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,
“Hendaklah kalian senantiasa berlaku jujur, karena sesungguhnya kejujuran akan
megantarkan pada kebaikan dan sesungguhnya kebaikan akan mengantarkan pada surga.
Jika seseorang senantiasa berlaku jujur dan berusaha untuk jujur, maka dia akan dicatat di
sisi Allah sebagai orang yang jujur.
Hati-hatilah kalian dari berbuat dusta, karena sesungguhnya dusta akan
mengantarkan kepada kejahatan dan kejahatan akan mengantarkan pada neraka. Jika
seseorang sukanya berdusta dan berupaya untuk berdusta, maka ia akan dicatat di sisi Allah
sebagai pendusta.” (HR. Muslim, no. 2607)
Karena berpoligami itu adalah sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan beliau
sendiri mengajarkan kejujuran, maka berpoligami hendaklah berani untuk jujur.
b. Hukum Negara

Sebagai sebuah negara hukum, poligami juga merupakan hal yang telah di atur dalam
undng-undang. Terdapat UU Perkawinan yang memberikan pengecualian, pada Pasal 3 ayat
(2) UU Perkawinan, yang mana Pengadilan dapat memberi izin kepada seorang suami untuk
beristeri lebih dari seorang apabila dikehendaki oleh pihak-pihak yang bersangkutan.

Dalam mengajukan permohonan untuk beristeri lebih dari satu orang,  seorang suami
harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut (Pasal 5 ayat [1] UU Perkawinan):

 Adanya persetujuan dari isteri/isteri-isteri


 Adanya kepastian bahwa suami mampu menjamin keperluan-keperluan hidup isteri-isteri
dan anak-anak mereka
 Adanya jaminan bahwa suami akan berlaku adil terhadap isteri-isteri dan anak-anak
mereka
2. Presiden Joko Widodo pada 9 Februari 2021 telah menandatangani Peraturan Presiden (Perpres)
Nomor 14 Tahun 2021 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 99 Tahun 2020 tentang
Pengadaan Vaksin dan Pelaksanaan Vaksinasi Dalam Rangka Penanggulangan Pandemi COVID19.
(Sumber:https://setkab.go.id/inilah-perpres-14-2021-tentang-pengadaan-vaksin-danpelaksanaan-
vaksinasi-covid-19/) Namun, Paparan hoaks dan disinformasi di media sosial membuat sejumlah
warga menolak mengikuti program vaksinasi Covid-19.
(Sumber:https://www.kompas.id/baca/kesehatan/2021/03/02/menolak-vaksin-karenapercaya-hoaks)
Pertanyaan : Silakan dianalisis, bahwa Pelaksanaan Vaksinasi Dalam Rangka Penanggulangan
Pandemi COVID-19 merupakan tindakan dari campur tangan pemerintah dalam konsep negara
kesejahteraan dan telah berdasarkan asas umum pemerintahan yang baik, yakni :
a) asas manfaat
jawab:
 Menciptakan respons antibodi
 Mencegah terkena virus COVID-19
 Menghentikan virus
 Menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat COVID-19
 Mendorong terbentuknya herd immunity
 Meminimalkan dampak ekonomi dan sosial
b) asas kepentingan umum
jawab:
Vaksin itu merupakan hal yang penting karena memiliki banyak manfaat, yaitu melindungi
orang yang divaksin, mengurangi mortalitas, mencegah kematian, mencegah manusia menjadi
sumber penyebaran virus. Vaksinasi pada akhirnya diharapkan dapat memotong penyebaran
penyakit covid-19.
Hal tersebut dipaparkan Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Profesor Mikrobiologi
Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan Tim Konsorsium Vaksin Nasional Prof.
Amin Soebandrio dalam kuliah umum yang diselenggarakan secara daring yang digelar oleh
Swiss German University bertema 'Seputar Vaksinasi Covid-19: Kenali Jenis dan Efek
Sampingnya'.

3. Pertanyaannya :
a) ldentifikasi tindak pidana yang telah dilakukan oleh Asli KW, Jagung Bakar dan UD dan dasar
hukumnya!
Jawab:
Pencurian sebagaimana diatur dalam Pasal 362 KUHP. “Barangsiapa mengambil sesuatu
barang, yang seluruhnya atau sebagian kepunyaan orang lain, dengan maksud untuk dimiliki
secara melawan hukum, diancam karena pencurian, dengan pidana penjara paling lama lima
tahun, atau pidana denda paling banyak sembilan ratus rupiah.”.
b) Buktikan bahwa dalam tindak pidana yang telah dilakukan oleh Asli KW, Jagung Bakar dan UD
terdapat dua unsur yang memberatkan!
Jawab:
Pencurian dan merusak hak milik orang lain

4. Pertanyaan:
a) Mengapa keterangan Angin Sepoi dikualifikasi sebagai testimonium de auditu? Jelaskan.
Jawab:
Keterangan yang didengar dari orang lain yang disebut juga kesaksian tidak langsung.
keterangan seorang saksi yang diperolehnya dari pihak ketiga.
b) Silakan berikan analisis Saudara, mengapa testimonium de auditu tidak memiliki nilai
pembuktian?
Jawab:
Karena angin sepoi (testimonium de auditu) tidak melihat secara langsung. Melainkan hanya
mendengar dari pihak lain.
c) Silakan dianalisis bahwa putusan hakim yang mengabulkan gugatan cerai Cantik Manis telah
dipertimbangkan secara objektif dan rasional berdasakan alat bukti persangkaan yang
dikonstruksikan dari kesaksian de auditu tersebut.
Jawab:
Keputusan hakim yang mengabulkan gugatan cerai Cantik Manis telah dipertimbangkan
secara objektif dan rasional berdasakan alat bukti persangkaan yang dikonstruksikan dari
kesaksian de auditu. Sebab, dengan mempertimbangkan dan melihat keterangan dari berbagai
pihak.

Anda mungkin juga menyukai