Anda di halaman 1dari 9

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU)

UAS TAKE HOME EXAM (THE)


SEMESTER 2022/23.1 (2022.2)

Nama Mahasiswa : Sindi Aulia Rahmawati

Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 044374451

Tanggal Lahir : 31 Januari

Kode/Nama Mata Kuliah : ISIP4131/Sistem hukum indonesia

Kode/Nama Program Studi : 311/Ilmu hukum

Kode/Nama UPBJJ : 22/ Serang

Hari/Tanggal UAS THE : 28 Desember 2022

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Surat Pernyataan Mahasiswa


Kejujuran Akademik

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : Sindi Aulia Rahmawati


NIM : 044374451
Kode/Nama Mata Kuliah : ISIP4131/Sistem hukum indonesia
Fakultas : Fakultas hukum ilmu sosial dan ilmu politik
Program Studi : Ilmu hukum
UPBJJ-UT : Serang

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE pada laman
https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan soal ujian
UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai pekerjaan
saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai dengan aturan
akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan tidak
melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media apapun, serta
tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik Universitas Terbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat pelanggaran
atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi akademik yang ditetapkan oleh
Universitas Terbuka.

28 Desember 2022

Yang Membuat Pernyataan

Nama Mahasiswa
Sindi aulia
LEMBAR JAWABAN

1. (1). Hukum keluarga yang berlaku di Indonesia masih terserak dalam


beberapa aturan hukum, karena persoalan yang diatur dalam UU No. 1Tahun
1974, belum sepenuhnya dapat dikatakan sebagai bentuk unifikasi hukum
dalam lapangan hukum keluarga. Sebagian aturan hukum keluarga lainnya masih terdapat dalam KUH
Perdata dan masih berlaku sampai sekarang. Dasarnya bahwa ketentuan yang terdapat dalam KUH
Perdata(BW) yang dinyatakan tidak berlaku oleh Pasal 66 UU No. 1 Tahun 1974,hanyalah terbatas pada
ketentuan “perkawinan dan segala sesuatu yang berhubungan dengan perkawinan” Pemberlakuan UU No. 1
Tahun 1974 sebenarnya sekaligusmerupakan upaya untuk melaksanakan unifikasi hukum keluarga,khususnya
dalam bidang perkawinan dan aspek lain yang terkait denganperkawinan, tetapi unifikasi yang dimaksudkan
belum sesempurna seperti yang diharapkan. Untuk mengatakan bahwa UU No. 1 Tahun 1974 belum
mengatur semua aspek-aspek yang terakait dengan hukum keluarga, maka perlu dilihat substansi UU No. 1
Tahun 1974, yang secara garis besarnya mengatur dan membuktikan bahwa sistem hukum agama dan sistem
hukum adat mengenai tentang : Dasar perkawinan,syarat-syarat perkawinan,pencegah perkawinan,batalnya
perkawinan,perjanjian perkawinan,hak dan kewajiban suami istri,harta benda dalam perkawinan,putusnya
perkawinan serta akibatnya,kedudukan anak,hak dan kewajiban orang tua dan anak,perwalian,pembuktian
asal usul anak,perkawinan diluar indonesia,perkawinan campuran

(2). Menurut saya karena ketentuan UUP tentang pencatatan perkawinan, poligami dan perceraian yang
dipersulit. Contohnya:
- Keharusan pencatatan buku sebagai fungsi yang diwajibkan oleh UUP, melahirkan dikotomi dalam
pelaksanaannya (konflik).
- Poligami dipersulit sebagai tujuan yang hendak dicapai oleh UUP. Pencapaian tujuan ini menjadi wilayah
bekerjanya konsep pluralisme hukum. Meskipun UUP sebagai negara hukum meminta izin poligami dari isteri
yang dikeluarkan melalui penetapan pengadilan. Namun praktik poligami tanpa izin isteri ataupun penetapan
aturan masih ada seperti keadaan sebelum berlakunya UUP.Namun dlam pelekasnaan dan penerepan nya
UUP dan aparatunya,tidak cukup berperan menghilangkan bentuk perceraian di bawah tangan.Dari sini di
kenal “perkawinan resmi” dan “perkawinan tidak resmi” dengan postulat hukumnya masing
masing.perkawinan bentuk pertama,merupakan perkawinan yang dilaksanakan dalam hukuk adat,hukum
islam dan hukum negara,sekaligus.adapun bentuk perkawinan kedua karena suatu hal
penghindaran,perkawinan tidak resmi diskualisifikasikan sebagai perbuatan yang melanggar undang undang
tetapi di pihak postulat hukum adat dan islam,perbuatan ini di tolir hal ini terjadi karena postulat hukum adat
dan islam mentolelir praktik laki laki dapat mempunyai istri lebih dari seorang
- Perceraian dipersulit sebagai tujuan diundangkannya UUP. Pelaksaan fungsi ini tidak dapat berjalan dengan
baik. Perceraian di luar ketentuan UUP masih eksis, meskipun UUP tersebut mengatur perceraian sebagai
kewenangan negara. Dari sini, lahir juga dikotomi, ”perceraian resmi” dan ”perceraian tidak resmi”. Bentuk
perceraian keduanya ditolak oleh hukum negara, tetapi dibenarkan oleh hukum adat dan hukum agama. Dari
data ini, hukum negara dan postulat- postulatnya, diketahui tidak cukup berwibawa menghentikan kebiasaan
perceraian sebagai tindakan itu sendiri.

2. (1). Asas manfaat, merupakan asas yang memiiliki kemanfaatan bagi setiap warga negara dan penerapan asas
ini harus diperhatikan kemanfaatannya secara seimbang seperti kepentingan perorangan dengan satu orang
lainnya atau lebih,kepentingan perorangan dengan masyarakat, kepentingan masyarakat dan masyarakat
lainnya, kepentingan pemerintah pada masyarakat, lingkungan serta generasi yang akan datang.menurut
saya dalam pelaksanaan vaksin,pemerintah telah memberikan perhatian terhadap masyarakat yakni
memberikan manfaat yang di peroleh masyarakat yaitu vaksinasi yang mencegah terjadinya virus covid
19,mengurangi dampak negatif seperti terjadinya penularan terhadap kesehatan masyarakat,meningkatkan
kekebatan atau antibodi tubuh,dan menurunkan angka kesakitan atau kematian dari covid 19,pelaksanan
vaksinasi yaitu dengan memberikan vaksin yang aman dan efektif untuk masyarakat.

(2).Asas kepentingan umum,merupakan asas yang mendahulukan kepentingan bagi seluruh lapisan
masyarakat,baik bangsa serta negeranya.menurut saya,dengan cara yang aspiratif,akomodatif,dan
selektif.asas kepentingan umum merupakan upaya yang di ambil oleh pemerintah indonesia untuk
mengurangi serta mengendalikan angka pertumbuhan penularan covid 19,serta menurukan angka kematian
akibat covid 19.dimana vaksinasi ini tidak hanya memberikan perlindungan kepada penerima vaksin namun
juga untuk kepentingan masyarakat.seperti yang kita ketahui wabah covid 19 juga tidak hanya berdampak
pada kesehatan melainkan pada pendapatan perusahaan da juga masyarakat banyak kehilangan pekerjaan
serta berkurang nya pendapatan.

3. (1). Tindak pidana yang dilakukan oleh KW,jagung bakar dan UD merupakan perbuatan yang di nyatakan
undang undang perbuatan yang terlarang dan diancam pidana Mencuri berarti mengambil sesuatu yang
bukan haknya secara sembunyi-sembunyi tanpa sepengetahuan pemiliknya.yang dilakukan KW,jagung bakar
dan UD termasuk kehatan yang berencana.pencurian yang dilakukan pada jam 14.00 dalam sebuah rumah
lumut hijau.dasar hukum dari mencuri yaitu pasal 362 KHUP”Barang siapa mengambil barang sesuatu,yang
seluruhnya atau sebagaian kepunyaan orang lain dengan maksud untuk dimiliki secara melawan
hukum,diancam karena pencurian,dengan pidana penjara paling lama 5 tahun penjara atau pidana paling
banyak 900.000.

(2). Yaitu unsur objektif unsur yang ada hubunganya dengan keadaan seperti asli KW,jagung bakar dan UD
yaitu unsur perbuatan atau kelakuan manusia yang termasuk dalam pasal 362 mencuri dan termasuk juga
unsur melawan hukum pasal 333 KHUP:untuk di milikinya secara melawan hukum pasal 362 KHUP dengan
cara mencuri.unsur subjektif yaitu sisi pelaku tindak pidana termasuk dalam maksud(oogmerk) sebab dalam
pasal 362 KHUP pencurian yang berencana dengan teman teman nya.

4. (1). Kesaksian atau keterangan karena mendengar dari orang lain.jadi keterangan saksi yang di sampaikan
dimuka sidang pengadilan,yang merupakan hasil pemikiran saja atau hasil rekaan yang di peroleh dari orang
lain dan bukan pengalaman sendiri.

(2). Menurut saya sebab testimonium de atiude meruapakan keterangan yang di dapatkan dari orang lain
yang tidak menyakiskan secara langsung kejadian.testimonium de atiude di sebut juga kesaksian tidak
langsung atau bukan saksi mata yang mengalami,melihat atau mendengar sendiri peristiwa pokok perkara
yang di sangketakan.

(3). Menurut saya gugatan cerai cantik manis telah di pertimbaangkan oleh pihak pengandilan dengan cara
subjektif dan rasional atau sesuatu yang dapat di terima atau di pikirkan akal atau logika.berdasrkan alat bukti
perangsakaan yang di konstruksikan dari kesaksian de auditu, saksi merupakan salah satu alat bukti.saksi de
auditu merupakan saksi menurut pasal 1 angka 26 KHUP adalah orang yang dapat memberikan keterangan
guna kepentingan penyidikan,penuntutan dan peradilan tentang suatu perkara pidana yang ia dengar
sendiri,ia lihat sendiri dan ia alami sendiri .
SUMBER REFERENSI :

BMP ISIP4131 MODUL 8 HAL (8.5)

BMP ISIP4131 MODUL 2 HAL (2.49)

BMP ISIP4131 MODUL 2 HAL (2.50)

BMP ISIP4131 MODUL 7 HAL (7.47)

BMP ISIP4131 MODUL 7 HAL (7.46)

https://media.neliti.com/media/publications/9129-ID-sistem-hukum-perkawinan-pada-negara-hukum-
berdasarkan-pancasila.pdf

http://hukum.studentjournal.ub.ac.id/index.php/hukum/article/view/1483

https://ejournal.balitbangham.go.id/index.php/dejure/article/download/45/5

https://ejournal.umm.ac.id/index.php/ilrej/article/download/18244/10083/58495

http://mh.uma.ac.id/testimonium-de-auditu/

Anda mungkin juga menyukai