Petunjuk
1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.
Nama :Hendra
MahasiswaNIM : 049369217
Kode/Nama Mata : ISIP4131/Sistem Hukum Indonesia
KuliahFakultas :FHISIP
ProgramStudi :50 / Ilmu Administrasi Negara
UT-Daerah :50 / Samarinda
1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE pada laman
https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan soal ujian
UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai pekerjaan
saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai dengan aturan
akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan tidak
melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media apapun, serta
tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik Universitas Terbuka.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat pelanggaran
atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi akademik yang ditetapkan oleh
Universitas Terbuka.
Sangatta , 20 Desember 2023
Hendra
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA
1. A). Dalam konteks di atas, peristiwa yang disebut "hukum adat" melibatkan pengelolaan dan
pemanfaatan hutan oleh masyarakat dengan mengikuti ritual-ritual adat, menanam tanaman,
menentukan waktu panen, dan memberikan sanksi adat. Sebaliknya, "hukum kebiasaan" tidak
secara eksplisit disebut dalam teks, tetapi aspek-aspek seperti penanaman tanaman dan
penentuan waktu panen mungkin lebih terkait dengan kebiasaan masyarakat.
B). Perbedaan antara hukum adat dan hukum kebiasaan dapat dilihat dari formalitas dan
struktur. Hukum adat melibatkan ritual-ritual adat, sanksi adat yang ditetapkan oleh ketua adat,
dan memiliki prosedur yang terorganisir. Sementara itu, hukum kebiasaan mungkin lebih mengacu
pada praktik-praktik yang telah menjadi tradisi tanpa melibatkan ritual formal atau otoritas hukum
adat.
3. A). Terjadinya tindak pidana dimulai dengan Y yang dicegat oleh X, X1, dan kawan-kawannya. Adu
mulut dan pertengkaran tersebut memicu emosi, membuat Y, Y1, dan Y2 melibatkan diri dalam
perkelahian yang menyebabkan luka tusuk pada X dan luka bacok pada X1. Hubungan sebab
akibatnya adalah provokasi awal oleh X dan X1 yang berujung pada konfrontasi fisik.
B). Tindak pidana yang dapat dijatuhkan melibatkan pembunuhan terhadap Y, Y1, dan Y2
tergantung pada bukti-bukti dan detail hukum setempat. Sifat melawan hukum termasuk
penggunaan senjata tajam (tombak, parang/badik) yang mengakibatkan kematian (pembunuhan)
dan melukai (pengeroyokan) korban.
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA
4. A). Sinta kemungkinan akan mengajukan cerai gugat pada Pengadilan Agama. dimana , cerai gugat
atau gugatan cerai adalah gugatan yang diajukan oleh suami atau istri atau kuasanya ke pengadilan yang
daerah hukumnya meliputi tempat kediaman tergugat.
pembuktian alasan cerai, Cara pembuktian perkara cerai gugat dengan alasan perselisihan dan
pertengkaran terus menerus di Pengadilan Agama Sukoharjo hampir sama dengan pembuktian perkara-
perkara yang lainnya. Pembuktian perkara cerai gugat dengan alasan perselisihan dan pertengkaran
terus menerus berdasarkan Pasal 22 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 Jo. Pasal 134
Kompilasi Hukum Islam, dimana apabila perkara perceraian didasarkan atas alasan perselisihan dan
pertengkaran yang terus menerus, hakim harus mendengarkan keterangan keluarga dekat atau orang-
orang yang dekat dengan suami istri. Hal ini untuk mengungkapkan sifat-sifat pertengkarannya, sebab-
penentuan hak dan kewajiban kedua belah pihak, termasuk nafkah dan hak asuh anak.
Berdasarkan Undang-Undang No.1 Tahun 1974 pada pasal 41, bisa disimpulkan bahwa kedua orang tua
memiliki kewajiban yang sama untuk memelihara dan mendidik anaknya. Jika kedua orang tua tak
melayangkan gugatan terkait hak asuh atas anaknya saat bercerai, maka permasalahan hak asuh pun tak
perlu diselesaikan di pengadilan.
Sinta perlu mempersiapkan bukti-bukti yang mendukung alasan cerainya, seperti ketidakadilan
Ardan dalam memberikan kabar dan ketidakjelasan kondisi hidupnya di Makassar.