Anda di halaman 1dari 42

LAPORAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

“CARA MENCUCI TANGAN DENGAN BAIK DAN BENAR”

OLEH:
HERMALIA J PUTRI SITORUS (20011060)
MUHAMMAD FADLI (20011085)
ALFINA MUTIARA SANY (20011016)
KARDINAWATI (20011046)
SYAFIRA DWI UTAMI (20011101)
MUHAMMAD THARIQ FADILLAH ASRI (20011046)
MELLINA SHILLA DEVIANTY (20011114)

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS HANG TUAH PEKANBARU
2022/2023
HALAMAN PENGESAHAN

1. Judul : Cara Mencuci Tangan Dengan Baik Dan Benar


2. Bidang Keilmuan : Ilmu Kesehatan Masyarakat
3. Nama Pembimbing Akademik : Nila Puspita Sari, SKM. MKM
4. Nama Ketua Pelaksana : Muhammad Thariq Fadillah Asri
5. Jumlah anggota :
a. Nama anggota I : Hermalia J Putri Sitorus
b. Nama anggota II : Muhammad Fadli
c. Nama anggota III : Alfina Mutiara Sany
d. Nama anggota IV : Kardinawati
e. Nama anggota V : Syafira Dwi Utami
f. Nama anggota VI : Mellina Shilla Devianty
6. Jangka waktu kegiatan : 1 hari
7. Bentuk kegiatan : Penyuluhan cara mencuci tangan dengan baik dan benar
8. Lokasi kegiatan : SD Negeri 23 Pekanbaru
9. Biaya pengabdian
a. Sumber Dari : dari kelompok

Pekanbaru, 29 Januari 2023


Mengetahui :

Pembimbing Akademik Ketua Pelaksana,

Nila Puspita Sari, SKM. MKM Muhammad Thariq Fadillah Asri


NIDN. NIM. 20011046
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT. Karena dengan rahmat dan hidayah-
Nya kami dapat menyelesaikan laporan pengabdian kepada masyarakat ini. Laporan ini
merupakan salah satu bentuk kegiatan dalam Pengalaman Belajar Lapangan 1 di Universitas
Hang Tuah Pekanbaru.
Dalam laporan ini, banyak hambatan dan tantangan yang penulis hadapi, namun berkat
bantuan dari berbagai pihak akhirnya penulisan ini dapat diselesaikan juga.
Kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan agar dikemudian
hari penulis mampu untuk melakukan perbaikan demi kesempurnaan laporan yang lainnya.
Akhir kata semoga laporan ini dapat bermanfaat dan semoga apa yang telah dilakukan
mendapat ridho dari Allah SWT, Amin.

Pekanbaru,29 januari 2022

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................iv
DAFTAR TABEL...................................................................................................v

BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................3
C. Tujuan Pengabdian Kepada Masyarkat.........................................................3
D. Manfaat Pengabdian Kepada Masyarakat.....................................................4

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA


A. Definisi Stunting.........................................................................................5
B. Klasifikasi Stunting.....................................................................................6
C. Epidemiologi Diare.....................................................................................7
D. Etiologi Diare..............................................................................................8
E. Patofisiologi Diare.......................................................................................7
F. Gejala dan Penyebab Daire..........................................................................8

BAB III : MATERI DAN METODE


A. Kerangka Pemecahan Masalah....................................................................17
B. Khalayak Sasaran........................................................................................18
C. Keterkaitan..................................................................................................18
D. Rancangan Evaluasi....................................................................................18
E. Metode kegiatan...........................................................................................19

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Pelaksanaan Kegiatan...................................................................................20
B. Jadwal Kgiatan.............................................................................................20
C. Hasil..............................................................................................................22
D. Pembahasan..................................................................................................23

BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan..................................................................................................30
B. Saran............................................................................................................30

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN DOKUMENTASI


DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Jadwal Kegiatan……………………………………..21

Tabel 2 Rancangan Anggaran (RAB)

Tabel 3 Absensi..........................................................................................................
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 1 Diare.......................................................................................................................5
Gambar 2 Gejala dan penyebab diare.....................................................................................10
Gambar 3 penularan diare.......................................................................................................1
DAFTAR LAMPIRAN

Lamiran 1 Surat Izin Pengabdian masyarakat dari Kampus


Lampiran 2 Surat selesai Pengabdian Masyarakat dari Lapas II A Pekanbaru Lampiran 3
Spanduk
Lampiran 4 PPT
Lampiran 5 Dokumentasi Lampiran 6 Denah lokasi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kebersihan merupakan suatu keadaan yang terbebas dari kotoran, termasuk debu,
sampah dan bau. Masalah kebersihan di Indonesia selalu menjadi polemik yang
berkembang, dimana kasus yang berkaitan dengan masalah kebersihan setiap tahunnya
selalu meningkat (Alfarisi, 2008).

Kebersihan merupakan kunci dari kesehatan. Manusia perlu menjaga kebersihan


diri agar tubuh menjadi sehat, sehingga tidak menyebarkan kotoran dan tidak menularkan
penyakit, baik bagi diri sendiri ataupun bagi orang lain. Kebersihan diri merupakan suatu
proses pertahanan dan pemeliharaan kebersihan serta kesehatan tubuh. Langkah-langkah
dalam pemeliharaan kebersihan dan kesehatan antara lain dengan mandi yang teratur,
menjaga kerapian, menggosok dan merawat gigi, berganti pakaian secara teratur dan
mencuci tangan (Timmreck, 2004).

Mencuci tangan adalah proses membuang kotoran dan debu secara mekanis dari
kulit kedua belah tangan dengan memakai sabun dan air. Tujuan mencuci tangan adalah
untuk menghilangkan kotoran dan debu secara mekanis dari permukaan kulit dan
mengurangi jumlah mikro organisme (Tietjen, 2003). Mencuci tangan dengan
menggunakan sabun terbukti secara ilmiah efektif untuk mencegah penyebaran penyakit-
penyakit menular seperti diare, Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) dan Flu Burung
(Depkes, 2010).

Mencuci tangan dengan menggunakan sabun dapat mencegah penyakit yang


menyebabkan kematian jutaan anak setiap tahunnya, seperti diare dan Infeksi Saluran
Pernapasan Atas (ISPA) yang dilaporkan telah membunuh 4 juta anak setiap tahun di
negara-negara berkembang. Karena tangan merupakan pembawa utama kuman penyakit
dan praktek mencuci tangan dengan menggunakan sabun dapat mencegah 1 juta kematian
anak. Perilaku mencuci tangan menggunakan sabun yang tidak benar masih tinggi
ditemukan pada anak, sehingga dibutuhkan peningkatan pengetahuan dan kesadaran
mereka akan pentingnya mencuci tangan dengan menggunakan sabun dan dapat diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari. Anak-anak merupakan kelompok yang paling rentan
terhadap penyakit sebagai akibat perilaku yang tidak sehat. Padahal anak-anak merupakan
asset bangsa yang paling berperan untuk generasi yang akan datang. Dengan merebaknya
penyebaran penyakit seperti diare yang mulai menjangkau Indonesia, maka peningkatan
kesadaran tentang mencuci tangan dengan menggunakan sabun ditujukan kepada mereka
yang berisiko tinggi untuk terjangkit antara lain anak-anak di sekolah (Depkes, 2009).

Menurut Djauzi (2008) Kuman ada dimanapun, mencuci tangan merupakan salah
satu cara untuk menghilangkan kuman dan untuk menghindari penularan penyakit. Di
sekolah anak tidak hanya belajar, tetapi banyak kegiatan lain yang dapat dilakukan oleh
anak di sekolah seperti bermain, bersentuhan ataupun bertukar barang-barang dengan
teman-teman. Kuman yang ada di alat-alat tulis, kalkulator, buku-buku dan benda-benda
lain akan dengan mudah berpindah dari tangan satu anak ke anak lainnya, sehingga jika ada
anak yang mempunyai penyakit tertentu akan mudah menular pada anak lainnya. Jadi,
mencuci tangan harus dilatih sejak dini pada anak agar anak memiliki kebiasaan mencuci
tangan, sehingga anak terhindar dari penyakit.

B. Rumusan Masalah
a. Apa pengertian cuci tangan ?
b. Apa tujuan mencuci tangan ?
c. Dimana kita ?
C. Tujuan Pengabdian Masyarakat
a. Untuk mengetahui pengertian cuci tangan
b. Menegetahui tujuan dari cuci tangan
BAB II
SOLUSI PERMASALAHAN

A. Definisi Mencuci Tangan


Mencuci tangan adalah menggosok air dengan sabun secara bersama-sama seluruh
kulit permukaan tangan dengan kuat dan ringkas kemudian dibilas dibawah aliran air
(Larsan, 1995).
Mencuci tangan adalah proses yang secara mekanis melepaskan kotoran dan debris
dari kulit tangan dengan menggunakan sabun biasa dan air (DEPKES, 2007).
Mencuci tangan adalah membasuh kedua telapak tangan dengan sabun dan air
mengalur sebelum dan sesudah melakukan tindakan dengan tujuan untuk menghilangkan
kuman.Membiasakan mencuci tangan sejak dini merupakan langkah awal untuk mencegah
masuknya kuman dan resiko tertularnya penyakit.

B. Klasifikasi Stunting

Penilaian status gizi yang biasa dilakukan adalah dengan cara


pengukuran antopometri. Secara umum antopometri berhubungan
dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi
tubuh dri berbagai tinhkat umur dan tingkat giz. Antropometri
digunakan untuk melihat keidakseimbangan asupan protein dan
energi.

Beberapa indeks antopometri yang sering digunakan adalah


berat badan menurut umur (BB/U), tinggi badan menurut umur
(TB/U), dan berat badan menurut tinggi badan (BB/TB) yang
dinyatakan dengan standar deviasi z (Z-Score).

Stunting bisa diketahui bila seorang anak sudah ditimbang


berat badannya dan diukur panjang atau tinggi badannya,serta
diketahui umurnya lalu dibandingkan dengan standar, dan hasilnya
berada dibawah normal. Jadi secara fisik anak akan kelihatan lebih
pendek dibanding anak seumurannya. Perhitungan ini
menggunakan standar Z Score dari WHO.

Berikut adalah klasifikasi status gizi Stunting berdasarkan


indikator tinggi badan menurut umur (TB/U)

1. Sangat pendek : Zscore <-3

2. Pendek : Z score <-2 sampai dengan <_-3 SD


3. Normal : Z score >_-2 SD

C. Penyebab Stunting
Menurut beberapa penelitian, kejadian Stunting pada anak
merupakan suatu proses komulatif yang terjadi sejak kehamilan, masa
kanak-kanak dan sepanjang siklus kehidupan. Faktor gizi ibu sebelum
dan selama kehamilan merupakan penyebab tidak langsung yang
memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan dan perkembangan janin.
Ibu hamil dengan gizi kurang akan menyebabkan janin mengalami
intrautern growth retardation (IUGR). Sehingga bayi akan lahir dengan
kurang gizi dan mengalami gangguan pertumbuan dan perkembangan.
Anak–anak yang mengalami hambatan dalam pertumbuhan
disebakan kurangnya asupan makanan yang memadai dan penyakit
infeksi yang berulang dan meningkatnya kebutuhan metabolisme serta
mengurangi nafsu makan.Sehingga meningkatnya kekurangan gizi pada
anak.Keadaan ini semakin mempersulit untuk mengatasi gangguan
pertumbuhan yang akhirnya berpeluang terjadinya Stunting. (Allen et
al,2011)
Faktor- faktor penyebab Stunting erat hubungannya dengan
kondisi yang mendasari kejadian tersebut, kondisi yang mempengaruhi
faktor penyebab Stunting terdiri dari
1. Kondisi politik ekonomi wilayah setempat,
2. Status pendidikan,terutama pendidikan dan pengetahuan seorang ibu
dalam keluarga,ibu atau wanita sangat berperan dalam pendidikan di
dalam rumah.Mereka menanamkan kebiasaan dan menjadi panutan
bagi generasi yang akan datang terhadap lingkungan.untuk dapat
melaksanakan pendidikan ini dengan baik,para wanita perlu juga
berpendidikan baik formal maupun nonformal karena seorang ibu
dapat memelihara dan mendidik anaknya dengan baik apabila ia
sendiri berpendidikan (Slamet,2002).Peran ibu sebagai pengatur
rumah tangga akan mempengaruhi dalam pemilihan kebutuhan
rumah tangga salah satunya pemilihan konsumsi makanan setiap
hari.
3. Budaya masyarakat
4. Agricultural dan sistem pangan,
5. Kondisi air, sanitasi dan lingkungan. Kondisi kondisi tersebut dapat
mempengaruhi munculnya faktor penyebab Stunting. (Supariasa et
al, 2012).
Menurut Tuft (2001) dalam The Word Bank (2007)
Stunting disebabkan oleh 3 faktor yaitu faktor individu yang
meliputi asupan makanan, berat badan lahir, dan keadaan
kesehatan. Faktor rumah tangga yang meliputi kualitas dan
kuantitas makanan, sumber daya, jumlah dan struktur keluarga,
pola asuh, perawatan kesehatan dan pelayanan, serta faktor
lingkungan yang meliputi infrastruktur sosial ekonomi, layanan
pendidikan dan layanan kesehatan.Sedangkan menurut
Soetjingsih (1995) tumbuh kembang anak dipengaruhi oleh
genetik dan keturunan.
D. Dampak dan Upaya Pencegahan Stunting
Dampak dari stunting menurut (Aye et al., 2020) dibagi menjadi
dua, yaitu Jangka pendek berupa terganggunya perkembangan otak,
kecerdasan, gangguan pertumbuhan fisik dan gangguan metabolisme
dalam tubuh. Sedangkan yang kedua adalah jangka pendek panjang
berupa menurunnya kemampuan kognitif, menurunnya kekebalan tubuh
sehingga mudah sakit, resiko tinggi untuk munculnya penyakit diabetes ,
kegemukan, penyakit jantung dan pembuluh darah, kanker, stroke, dan
disabilitas pada usia tua (siti helmiyati, 2020)
Stunting adalah masalah gizi utama yang akan berdampak pada
kehidupan sosial dan ekonomi dalam masyarakat. Selain itu, stunting
dapat berpengaruh pada anak balita pada jangka panjang yaitu
mengganggu kesehatan, pendidikan serta produktifitasnya di kemudian
hari. Anak balita stunting cenderung akan sulit mencapai potensi
pertumbuhan dan perkembangan yang optimal baik secara fisik maupun
psikomotorik (Dewey KG dan Begum K, 2011).
Gangguan perkembangan adalah kondisi anak tidak mampu
mencapai tugas perkembangan pada waktu diperkirakan. Gangguan
dapat terjadi pada banyak area perkembangan, misalnya pada motorik,
bahasa, sosial, atau berpikir. Grantham Mc Gregor menyimpulkan
bahwa perkembangan motorik dan kognitif berhubungan erat dengan
status gizi yang dinilai berdasarkan Tinggi Badan/Umur (Husaini, et.al.,
2002).
Stunting menyebabkan terhambatnya perkembangan motorik
kasar maupun halus, karena pada anak stunting terjadi keterlambatan
kematangan sel-sel saraf terutama di bagian cerebellum yang merupakan
pusat koordinasi gerak motorik (Mc Gregor dan Henningham, 2005).
Stunting yang terjadi pada masa anak merupakan faktor risiko
meningkatnya angka kematian, kemampuan kognitif, dan perkembangan
motorik yang rendah serta fungsi-fungsi tubuh yang tidak seimbang
(Allen dan Gillespie, 2001).
Pencegahan stunting menurut Nadhiroh (2010) yaitu
memperbaiki gizi pada seribu hari pertama kehidupan (1000 HPK)
melalui program- program gizi terkait stunting seperti pemberian tablet
Fe, promosi ASI eksklusif, promosi makanan pendamping ASI,
suplamen taburia , suplamen gizi makro tata laksana gizi kurang dari
gizi buruk , suplamentasi vitamin A, promosi garam beryodium, air dan
sanitasi, bantuan pangan non tunai, dan pemberian obat cacing (Mea,
2020).
Adapun cara mencegah stunting menurut Julianti & Elni (2020)
antara lain memenuhi kebutuhan gizi anak yang sesuai pada 1000 hari
pertama kehidupan anak; pemenuhan kebutuhan asupan nutrisi bagi ibu
hamil; rutin membawa bayi untuk mengikutiposyiandu minimal satu
bulan sekali; menjaga kebersihan sanitasi dan memenuhi kebutuhan air
bersih, konsumsi protein pada menu harian untuk balita; ASI eksklusif;
Sanitasi lingkungan ( lingkungan kotor ). Upaya yang dapat dilakukan
untuk mencegah terjadinya stunting adalah sebagai berikut :
a. Ibu hamil mendapat tablet tambah darah, minimal 90 tablet selama
kehamilan.
b. Pemberian makanan tambahan ibu hamil.
c. Pemenuhan gizi.
d. Lakukan perilaku hidup bersih dan sehat.
e. Memantau pertumbuhan balita di Posyandu terdekat.
f. Berikan imunisasi dasar lengkap dan vitamin A.
g. Berikan makanan pedamping ASI untuk bayi diatas 6 bulan hingga
2 tahun.
h. Mendorong IMD (Inisiasi Menyusui Dini).
i. Mengatasi kekurangan iodium.
j.Menyediakan suplementasi zink (Sandjojo, 2017).

WHO (2013) membagi dampak yang diakibatkan oleh


stunting menjadi 2 yaitu :
a. Jangka Pendek
1. Di bidang kesehatan yang dapat meneyebabkan
peningkatan mortalitas dan morbiditas
2. Di bidang perkembangan berupa penurunan perkembangan
kognitif, motorik dan bahasa.
3. Di bidang ekonomi berupa peningkatan pengeluaran untuk
biaya kesehatan dan peningkatan pengeluaran biaya untuk
perawatan anak yang sakit.5 Jangka Panjang
b. Jangka Panjang
1. Di bidang kesehatan berupa perawakan yang pendek,
peningkatan risiko untuk obesitas dan penurunan kesehatan
rreproduksi
2. Di bidang perkembangan berupa penurunan prestasi dan
kapasitas belajar
3. Di bidang ekonomi berupa penurunan kemampuan dan
kapasitas kerja
BAB III
METODE PELAKSANAAN

3.1 Kerangka Pemecahan

Agar terhindar dari terkenanya penyakit stunting ,salah satu yang dapat dilakukan
adalah menjauhi faktor risiko yang dapat menyebabkan stunting. Secara umum
faktor penyebab terjadinya stunting yaitu, asupan makanan yang tidak seimbang
(berkaitan dengan kandungan zat gizi dalam makanan yaitu karbohidrat, protein,
lemak, mineral, vitamin dan air),riwayat berat badan lahir rendah (BBLR) dan
riwayat penyakit. Faktor tersebut terjadi karna kurang teliti dalam memilih
makanan yang akan dikonsumsi.

Untuk mencegah terkenanya penyakit stunting kita dapat melakukan


pencegahan terhadap diri kita dengan cara perubahan pola hidup sehat dirumah.
Kita dapat memberitahukan kepada orang lain bagaimana cara agar kita terhindar
dari penyakit stunting itu sendiri. Hal yang dapat kita lakukan adalah :

1) Memenuhi kebutuhan gizi anak yang sesuai pada 1000 hari pertama
kehiduan anak

2) Pemenuhan kebutuhan asupan nutrisi bagi ibu hamil

3) Rutin membawa bayi untuk mengikuti posyandu minimal 1 bulan sekali

4) Menjaga kebersihan sanitasi dan memenuhi kebutuhan air bersih

5) Konsumsi protein pada menu harian untuk balita

6) Pemberian Asi eksklusif

Untuk itu maka perlu dilakukannya kegiatan pengabdian tentang stunting


guna agar kita dapat mengetahui bahayanya penyakit stunting. Pengabdian
kesehatan ini dilaksanakan di Aula Kelurahan Tanjung Rhu, Kecamatan Lima
Puluh.
3.2 Khalayak Sasaran
Sasaran dalam kegiatan pengabdian stunting yang disebabkan oleh asupan
nutrisi yang tidak seimbang ini adalah kalangan anak-anak di Kelurahan Tanjung
Rhu, Kecamatan Lima Puluh.

3.3 Keterkaitan.
1. Keterkaitan dengan anak-anak di Keluruhan tanjung Rhu. Dalam hal ini
terutama anak-anak di Kelurahan Tanjung Rhu akan memperoleh manfaat
dan informasi dalam peningkatan pengetahuan tentang stunting terutama
dalam pencegahan dan penanggulangannya terhadap stunting.

2. Keterkaitan sebagai mahasiswa/i Universitas Hang Tuah Pekanbaru adalah


berkontribusi memberi ilmu dan informasi kepada khalayak anak-anak di
Kelurahan Tanjung Rhu sehingga mereka mendapatkan manfaat dari
penyuluhan yang telah dilaksanakan.

3.4 Rancangan Evaluasi


1. Melihat kembali perkembangan peserta pengabdian dalam pencegahan
terhadap penyakit Stunting

2. Hasil yang diharapkan dalam pengabdian tersebut bahwa peserta dapat


mengerti tentang penyakit pengabdian dan memahami bagaimana cara
Pencegahan dan Penanggulangan terhadap penyakit pengabdian.

3. Faktor Penyebab Penyakit stunting yang Perlu dihindari.

Evaluasi Proses
a. Memberikan Pertanyaan pre test
b. Memberikan pertanyaan post test
3.5 Metode Kegiatan
1. Memberikan pre test
2. Memberikan arahan kepada orang tua anak-anak di Kelurahan Tanjung
Rhu yang mengikuti penyuluhan tentang penyakit Stunting.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Pelaksanaan Kegiatan
1. Sasaran Kegiatan
Sasaran kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah orang tua anak-anak di
Kelurahan Tanjung Rhu, Kecamatan Lima Puluh.

2. Tempat dan Waktu


Tempat Pelaksanaan pengabdian masyarakat di aula Kelurahan Tanjung
Rhu jl. Hijrah. Dilaksanakan pada tanggal 17 Januari 2023.

3. Metode
Metode yang digunakan dalam kegiatan pengabdian ini adalah penyuluhan
dengan cara ceramah dua arah yaitu menerangkan tentang stunting serta cara
pencegahan dan pengobatan dari penyakit stunting dan melakukan proses Tanya
jawab yang bertujuan untuk menilai apakah sasaran dapat memahami materi yang
telah diberikan dari penyuluhan ini.

4.2 Jadwal Kegiatan


Kegiatan penyuluhan ini dilakukan dilingkungan Kelurahan Tanjung Rhu,
Kecamatan Lima Puluh yang beralamat jl. Hijrah pada tanggal 17 Januari 2023.
Tabel 1 Jadwal Rencana Kegiatan Penyuluhan Tentang Penyakit Diare

No Kegiatan penyuluhan Metode Media Waktu

1 Pembukaan Ceramah Proyektor 5 menit

1. Memberikan salam

2. Memperkenalkaan
diri

3. Memperkenalkan
profil perusahaan

4. Menyebutkan materi
bahasan yang akan
disampaikan
2 Pelaksanaan Lisan -Proyektor 30 menit

1.Memberikan pre-test -Laptop


dalam bentuk lisan
-Infocus

-Spanduk

2.Menjelaskan materi
penyuluhan

3 Evaluasi Lisan -Proyektor 15 menit

1.Menyimpulkan -Laptop
penyuluhan

2.Memberikan post-test
berupa pertanyaan
dengan lisan

3.Pemberian doorprize
4 Penutup Ceramah 10 menit

1. Menyimpulkan
keseluruhan materi
penyuluhan

2. Menyampaikan
ucapan terimakasih

3. Mengucapkan salam

4. Sesi foto bersama

4.3 Hasil
Pre test dan post test yang dilakukan menggunakan tes lisan. Hasil pre test
yang dilakukan diketahui bahwa sebagian besar peserta belum dapat menjawab
pertanyaan yang diajukan terkait dengan pemberian materi yaitu tentang stunting.
Setelah dilakukan pemberian materi, penyaji memberikan pertanyaan dan peserta
dapat menjawab pertanyaan yang diberikan oleh penyaji seputar stunting sehingga
bisa dikatakan proses penyuluhan berjalan dengan lancar.

Dari kegiatan penyuluhan kesehatan ini yang dilakukan di Aula Kelurahan


Tanjung Rhu Jl. Hijrah, pada hari selasa tanggal 17 Januari 2023 pada pukul 09.00
wib s/d selesai dengan masyarakat di Kelurahan Tanjung Rhu. Sebelum
melakukan penyuluhan, yang akan dilakukan adalah untuk melihat bagaimana
tingkat pengetahuan masyarakat tersebut mengenai Stunting.
4.4 Pembahasan

Kekurangan gizi dapat terjadi sejak bayi dalam kandungan dan pada
masa awal setelah anak lahir, tetapi baru nampak setelah anak berusia 2 tahun, di
mana keadaan gizi ibu dan anak merupakan faktor penting dari pertumbuhan
anak. Periode 0-24 bulan usia anak merupakan periode yang menentukan
kualitas kehidupan sehingga disebut dengan periode emas. Periode ini
merupakan periode yang sensitif karena akibat yang ditimbulkan terhadap bayi
masa ini bersifat permanen, tidak dapat dikoreksi. Diperlukan pemenuhan gizi
adekuat usia ini. Mengingat dampak yang ditimbulkan masalah gizi ini dalam
jangka pendek adalah terganggunya perkembangan otak, kecerdasan, gangguan
pertumbuhan fisik, dan gangguan metabolisme dalam tubuh. Jangka panjang
akibat dapat menurunnya kemampuan kognitif dan prestasi belajar, dan
menurunnya kekebalan tubuh (Branca F, Ferrari M, 2002; Black dkk, 2008).

Pertumbuhan dapat dilihat dengan beberapa indikator status gizi.


Secara umum terdapat 3 indikator yang bisa digunakan untuk mengukur
pertumbuhan bayi dan anak, yaitu indikator berat badan menurut umur (BB/U),
tinggi badan menurut umur (TB/U) dan berat badan menurut tinggi badan
(BB/TB). Stunting merupakan salah satu masalah gizi yang diakibatkan oleh
kekurangan zat gizi secara kronis. Hal ini ditunjukkan dengan indikator TB/U
dengan nilai skor-Z (Z- score) di bawah minus 2
Gejala Stunting

1) Memiliki tubuh yang lebih pendek dari anak seusianya

2) Berat badan tidak naik, bahkan cenderung menurun

3) Mengalami perkembangan yang terlambat sesuai anak seusianya

4) Anak menjadi lebih rentan terserang berbagai penyakit infeksi

5) Memiliki gangguan kecerdasan di kemudian hari

Penyebab Stunting

1) Kekurangan Gizi pada Ibu Hamil

Penyebab stunting yang paling utama adalah masalah kekurangan gizi saat
ibu mengandung bayi. Ibu hamil tersebut mungkin sakit malaria, hipertensi,
HIV/AIDS, atau riwayat penyakit lainnya yang juga memengaruhi
perkembangan janin di dalam kandungan.

Stunting bisa juga terjadi bila ibu hamil tidak cukup mendapatkan asupan
nutrisi seperti kalsium, zat besi, asam folat, omega-3, serta vitamin dan mineral
penting lainnya. Akibatnya, janin di dalam kandungan juga tidak mendapat
nutrisi yang memadai, lahir dengan berat badan rendah, risiko gizi buruk, atau
komplikasi lain.

2) Infeksi atau Penyakit Menular

Dilansir dari Jurnal Nestlé Nutrition Institute, Switzerland/S (2018), bayi


berisiko terpapar banyak penyakit berbahaya, penyakit menular, infeksi akibat
mikroorganisme, kerusakan usus, diare, atau gangguan pertumbuhan lainnya
tanpa gejala pada usia 3-5 bulan hingga semakin terlihat pada usia 6-18 bulan.

Bila tidak segera mendapat penanganan medis atau dibiarkan, itu dapat
berdampak buruk pada pertumbuhan anak. Dapat memicu gizi buruk, stunting,
atau wasting, terlebih lagi akibat penyakit tanpa gejala yang mungkin anak
alami.

3) Kurang Gizi

Sejak masa kehamilan, baru lahir, dan periode emas (golden age), anak
membutuhkan asupan gizi seimbang dan nutrisi lengkap untuk pertumbuhan
dan perkembangannya. Bukan hanya untuk kesehatan otak, namun juga
kesehatan fisik, mental, emosional, dan kognitif.
Maka dari itu, orang tua harus memenuhi kebutuhan gizi anak dengan
lengkap, yaitu berikan si Kecil makanan sehat setiap hari, susu, vitamin, dan
suplemen makanan bila perlu. Orang tua juga harus waspada pada penyebab
anak tidak mau makan. Jangan sampai anak tidak nafsu makan hingga memicu
kurang gizi atau malnutrisi. Kekurangan gizi kronis pada anak dalam waktu
lama akan berisiko stunting dan wasting.

4) Pola Pengasuhan yang Tidak Memadai

Orang tua mungkin belum memahami pola pengasuhan yang baik untuk anak
dan kurang pengetahuan tentang pentingnya gizi untuk anak. Kondisi ini dapat
membuat anak terabaikan, kekurangan asupan nutrisi, sehingga mengalami
gangguan pertumbuhan yang berisiko fatal.

5) Faktor Lingkungan
Lingkungan sangat memengaruhi tumbuh kembang anak. Bila anak lahir di
lingkungan yang kekurangan akses makanan bergizi dan air bersih, anak-anak akan
berisiko malnutrisi dan gagal tumbuh. Gangguan pertumbuhan masih rentan terjadi
di negara miskin dan negara berkembang akibat kesulitan akses makanan, harga
makanan mahal, atau terbatasnya akses kesehatan yang memadai.
Pencegahan Stunting

Usia 0–2 tahun atau usia bawah tiga tahun (batita) merupakan periode emas
(golden age) untuk pertumbuhan dan perkembangan anak, karena pada
masa tersebut terjadi pertumbuhan yang sangat pesat. Periode 1000 hari
pertama sering disebut window of opportunities atau periode emas ini
didasarkan pada kenyataan bahwa pada masa janin sampai anak usia dua
tahun terjadi proses tumbuh-kembang yang sangat cepat dan tidak terjadi
pada kelompok usia lain. Gagal tumbuh pada periode ini akan
mempengaruhi status gizi dan kesehatan pada usia dewasa. Oleh karena itu
perlu dilakukan upaya-upaya pencegahan masalah stunting ini mengingat
tingginya prevalensi stunting di Indonesia. Pemerintah telah menetapkan
kebijakan pencegahan stunting, melalui Keputusan Presiden Nomor 42
tahun 2013 tentang Gerakan Nasional Peningkatan Percepatan Gizi dengan
fokus pada kelompok usia pertama 1000 hari kehidupan, yaitu sevagai
berikut: (Kemenkes RI, 2013).

1. Ibu hamil mendapat Tablet Tambah Darah (TTD) minimal 90 tablet selama
kehamilan

2. Pemberian Makanan Tambahan (PMT) ibu hamil

3. Pemenuhan gizi

4. Persalinan dengan dokter atau bidan yang ahli

5. Pemberian Inisiasi Menyusu Dini (IMD)

6. Pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif pada bayi hingga usia 6 bulan

7. Memberikan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) untuk bayi diatas 6 bulan


hingga 2 tahun

8. Pemberian imunisasi dasar lengkap dan vitamin A

9. Pemantauan pertumbuhan balita di posyandu terdekat

10. Penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

Selain itu, pemerintah menyelenggarakan pula PKGBM


yaitu Proyek Kesehatan dan Gizi Berbasis Masyarakat untuk mencegah
stunting. PKGBM adalah program yang komprehensif dan berkelanjutan
untuk mencegah stunting di area tertentu. Dengan tujuan program sebagai
berikut:

a. Mengurangi dan mencegah berat badan lahir rendah,

kurang gizi, dan stunting pada anak – anak

b. Meningkatkan pendapatan rumah tangga/keluarga

dengan penghematan biaya, pertumbuhan produkstifitas dan pendapatan lebih


tinggi
Komplikasi yang bisa terjadi

Masalah yang terjadi akibat stunting bukan hanya sekedar tubuh yang lebih pendek
dari normalnya. Dari segi kesehatan, stunting juga bisa menimbulkan komplikasi
jangka pendek dan jangka panjang.

beberapa komplikasi stunting lainnya yang perlu diwaspadai:

- Risiko tinggi penyakit dan kematian dini.

- Perkembangan mental dan kognitif yang tertunda, menyebabkan prestasi sekolah yang
buruk dan mengurangi produktivitas dalam pekerjaan.

- Kapasitas kognitif yang terganggu.

- Pertumbuhan yang terhambat dapat diturunkan ke generasi berikutnya dan ini disebut
siklus malnutrisi antargenerasi.

- peningkatan risiko obesitas. .

- Pengeluaran energi yang lebih rendah, kerentanan yang lebih tinggi terhadap efek diet
tinggi lemak, oksidasi lemak lebih rendah, dan gangguan regulasi asupan makanan.

- Anak sering sakit dan terkena infeksi

Pengobatan Stunting

Pengobatan dilakukan berdasarkan penyebab yang mendasari. Beberapa


tindakan tersebut, termasuk:
- Pemberian obat-obatan antituberkulosis jika anak mengidap TBC
- Pemberian nutrisi tambahan, termasuk protein hewani, lemak dan kalori.
- Pemberian suplemen, termasuk vitamin A, zinc, zat besi, kalsium dan yodium
- Menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Stunting adalah masalah gizi kronis akibat kurangnya asupan gizi dalam
jangka waktu panjang sehingga mengakibatkan terganggunya pertumbuhan
pada anak. Stunting juga menjadi salah satu penyebab tinggi badan anak
terhambat, sehingga lebih rendah dibandingkan anak-anak seusianya. Tidak
jarang masyarakat menganggap kondisi tubuh pendek merupakan faktor
genetika dan tidak ada kaitannya dengan masalah kesehatan. Faktanya, faktor
genetika memiliki pengaruh kecil terhadap kondisi kesehatan seseorang
dibandingkan dengan faktor lingkungan dan pelayanan kesehatan. Biasanya,
stunting mulai terjadi saat anak masih berada dalam kandungan dan terlihat
saat mereka memasuki usia dua tahun.
Dampak dari stunting menurut (Aye et al., 2020) dibagi menjadi dua, yaitu
Jangka pendek berupa terganggunya perkembangan otak, kecerdasan,
gangguan pertumbuhan fisik dan gangguan metabolisme dalam tubuh.
Sedangkan yang kedua adalah jangka pendek panjang berupa menurunnya
kemampuan kognitif, menurunnya kekebalan tubuh sehingga mudah sakit,
resiko tinggi untuk munculnya penyakit diabetes , kegemukan, penyakit
jantung dan pembuluh darah, kanker, stroke, dan disabilitas pada usia tua (siti
helmiyati, 2020)

5.2 Saran

Bagi masyarakat khususnya Ibu yang memiliki balita stunting sebaiknya


mulai menjaga pola makan dan gaya hidup yang lebih baik, serta mencari sumber
informasi terkait stunting. Informasi-informasi tentang stunting dan gaya hidup
sehat sangat mudah diperoleh dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi seperti
internet, e-book, pemanfaatan media sosial sebagai wadah sharing dalam mencegah
kejadian stunting. Dukungan-dukungan dari berbagai pihak terutama keluarga
sangat dibutuhkan dalam mencegah stunting dalam meningkatkan pengetahuan dan
pola asuh pemberian makan. Dengan banyaknya dukungan serta fasilitas yang
mendukung diharapkan dapat menekan dan mencegah angka stunting.
DAFTAR PUSTAKA

Aryastmai N.K, Tarigan I. 2017. Kajian kebijakan dan penanggulangan masalah gizi
stunting di Indonesia. Buletin Penelitian Kesehatan; 45(4):233-240
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan . 2013. Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) 2013. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
BAPPENAS RI. Pedoman Perencanaan Program Gerakan Sadar Gizi dalam Rangka
Seribu Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK); 2012. 1-8.
Goreti PM, Hadi Hamam, Laksmi GI. Stunting berhubungan dengan perkembangan motorik
anak di Kecamatan Sedayu, Bantul, Yogyakarta. Jurnal Gizi dan Diet Etik Indonesia,
2015; 3(1): 10-21.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
PELAKSANA KEGIATAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

Ketua :
1. Nama Lengkap dan gelar Akademik : Dra. Denai Wahyuni, M.Si
2. Tempat dan Tanggal Lahir : Biaro, 05 Mei 1969
3. Jenis kelamin : Perempuan
4. Program Studi : Ilmu Kesehatan Masyarakat
5. NIP/NIDN 1005056902
6. Bidang keahlian : Kesehatan Masyarakat
7. Kedudukan dalam Tim : Ketua Pelaksana
8. Alamat Kantor : Jl. Mustafasari No.05
Tangkerang Selatan
 Kode Pos : -
 Telepon/Faksimili : (0761) 33815 Fax. (0761) 863646
 E-mail info.stikes@hangtuahpekanbaru.ac.id
 Alamat Rumah : Jl. Citra Sari No. 158
Perumahan Tampan Permai,
Panam Pekanbaru
 Telepon/Faksimili 081371505039
 E-mail : denaiwahyuni69@gmail.com
9. Pengalaman dalam Bidang Pengabdian kepada masyarakat :

No. Judul Kegiatan Tahun Sumber Dana


1 Penyuluhan Demam Berdarah 2006 STIKES Hang
Dengue (DBD) di RW V Tuah
Kelurahan Wonorejo Kec. Pekanbaru
Marpoyan Damai Kota
Pekanbaru
2. Penyuluhan Kanker Serviks 2010 STIKES Hang
pada Kelompok Ibu-Ibu Tuah
Pembaca Pustaka Nurul Ilmi Pekanbaru
Perumahan Tampan Permai
Panam Pekanbaru
3. Penyuluhan Kanker Payudara 2013 Mandiri
pada Ibu-Ibu Warga RT 02 RW
14 Perumahan Tampan Permai
Panam Pekanbaru
4. Pentingnya Menjaga 2013 Mandiri
Kebersihan Organ Kewanitaan
Pada Anggota PKK Tunas
Cendikia Perumahan Tampan
Permai Panam Pekanbaru

5. Peran Tokoh Masyarakat dan 2015 STIKes Hang


Kader PKK Dalam Membantu Tuah
Pencegahan dan Pekanbaru
Pemberantasan Penyakit DBD
di Kelurahan Simpang Baru
Kecamatan Tampan

6. Penyuluhan Kesehatan 2016 Mandiri


Mengenai Penyakit DBD pada
Siswa/siswi di SD. Negeri 43
Kota Pekanbaru

7. Sosialisasi Perilaku Hidup 2017 DIPA STIKes


Sehat Dalam Pencegahan dan Hang Tuah
Pemberantasan Penyakit Pekanbaru
Kecacingan di
KelurahanMeranti Pandak
KEC. Rumbai Pesisir Kota
Pekanbaru

8. Penyuluhan Pembuatan Pupuk 2018 Mandiri


Takakura Menggunakan Sisa
Makanan Sebagai Pupuk
Organik di Desa Rempak
Sabah Auh Kabupaten Siak
tahun 2018

Pekanbaru,
2019 Anggota
Pelaksana,

(Dra. Denai Wahyuni,


M.Si) NIDN. 1005056902
Anggota 1.

1. Nama Lengkap dan gelar Akademik : Henny Maria Ulfa, SKM, M.Kes
2. Tempat dan Tanggal Lahir : Pasir Pengarayan, 31 Maret 1984
3. Jenis kelamin : Perempuan
4. Program Studi : Ilmu Kesehatan Masyarakat
5. NIP/NIDN 1031038401
6. Bidang keahlian :
KesehatanMasyarakat (ManajemenRumahSakit)
7. Kedudukan dalam Tim : Anggota Pelaksana
8. Alamat Kantor : Jl. Mustafasari No.05
Tangkerang Selatan
 Kode Pos :-
 Telepon/Faksimili : (0761) 33815 Fax. (0761) 863646
 E-mail : htp.ac.id
 Alamat Rumah : Jl. Peratun Perum. Cemara Indah Squre
No. 13 Sukarno Hatta Pekanbaru
 Telepon/Faksimili 085278290988
 E-mail : hennyulfa84@gmail.com
9. Pengalaman dalam Bidang Pengabdian kepada masyarakat :

No. Judul Kegiatan Tahun Sumber Dana


1. PenyuluhanFilariasis di 2015 DIPA STIKes
WilayanKerjaPuskesmasSiak Hulu 1 Hang Tuah
2. Perencanaanpengelolaanrekammedis 2017 DIKTI
sesuai dengan standar pedoman
penyelenggaraan dan prosedur
rekam
medisdiklinikpratamakotaPekanbaru

Pekanbaru, 2019
Ketua Pelaksana,

(Henny Maria Ulfa, SKM,


M.Kes) NIDN: 1031038401
Anggota 2

1. Nama Lengkap dan gelar Akademik : Firman Edigan, S.Si, M.Pd


2. Tempat dan Tanggal Lahir : Pekanbaru, 20April 1975
3. Jenis kelamin : Laki-laki
4. Program Studi : Ilmu Kesehatan Masyarakat
5. NIP/NIDN 1020047501
6. Bidang keahlian : Teknologi Pendidikan
7. Kedudukan dalam Tim : Anggota Pelaksana
8. Alamat Kantor : Jl. Mustafasari No.05
Tangkerang Selatan
 Kode Pos :-
 Telepon/Faksimili : (0761) 33815 Fax. (0761) 863646
 E-mail : htp.ac.id
 Alamat Rumah : Jl. Purwodadi Ujung Perum. Permata 3
Blok C No.33 Pekanbaru
 Telepon/Faksimili 085263807796
 E-mail : edigan_gusti@yahoo.co.id
9. Pengalaman dalam Bidang Pengabdian kepada masyarakat :

No. Judul Kegiatan Tahun Sumber Dana


1. Penerapan Program Behavior 2015 STIKes Hang
Based Safety (BBS) PT Tuah
Meridan Sejati Surya Plantation
2. Analisis Potensi Bahaya 2016 STIKes Hang
Electric Shock Di Rekin Tuah
Worley Parsons Duri Riau
3. Penerapan Teknologi 2017 STMIK
Multimedia dalam Pembelajaran AMIK Riau
pada SMK
Muhammadiyah 2 Pekanbaru
4. Penggunaan E-Learning Sebagai 2017 STMIK
Peran Teknologi Informasi dan AMIK Riau
Komunikasi dalam
Pemebelajaran
pada SMKN 1 Siak

Pekanbaru, 2019
Anggota Pelaksana,

(Firman Edigan, S.Si,


M.Pd) NIDN:
1020047501
Anggota 3.

1. NamaLengkapdangelarAkademik : RisaAmalia, S.I.Kom.,


M.I.Kom
2. TempatdanTanggalLahir : Pekanbaru, 4 Oktober 1984
3. Jeniskelamin : Perempuan
4. Program Studi : IlmuKesehatanMasyarakat
5. NIP/NIDN 1004108404
6. Bidangkeahlian : IlmuKomunikasi
7. Kedudukandalam Tim : AnggotaPelaksana
8. Alamat Kantor : Jl. Mustafasari
No.05 Tangkerang Selatan
 KodePos : 28282

 Telepon/Faksimili : (0761) 33815 Fax. (0761) 863646

 E-mail : htp.ac.id

 AlamatRumah : Jl. Lumba – lumbaGg. Melati No. 5 Pekanbaru


 Telepon/Faksimili: 081378900555

 E-mail : risaamalia0410@gmail.com
9. PengalamandalamBidangPengabdiankepadamasyarakat :

N Judul Kegiatan Tah Sumbe


o. un r Dana
1. PemberdayaanMasyarakatPraktekCuciTanganPakaiSabunpada 201 .
AnakSekolahDasarNegeri 116 di KecamatanTenayan Raya 7 STIKes
Kota Pekanbaru Hang
Tuah
Pekanb
aru
Pekanbaru, 2019
Anggota Pelaksana,

(RisaAmalia, S.I.Kom.,
M.I.Kom) NIDN:
10041084
Lampiran 4 Dokumentas
Lampiran %
Denah lokasI

Anda mungkin juga menyukai