OLEH:
HERMALIA J PUTRI SITORUS (20011060)
MUHAMMAD FADLI (20011085)
ALFINA MUTIARA SANY (20011016)
KARDINAWATI (20011046)
SYAFIRA DWI UTAMI (20011101)
MUHAMMAD THARIQ FADILLAH ASRI (20011046)
MELLINA SHILLA DEVIANTY (20011114)
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................iv
DAFTAR TABEL...................................................................................................v
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................3
C. Tujuan Pengabdian Kepada Masyarkat.........................................................3
D. Manfaat Pengabdian Kepada Masyarakat.....................................................4
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan..................................................................................................30
B. Saran............................................................................................................30
Halaman
Tabel 3 Absensi..........................................................................................................
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1 Diare.......................................................................................................................5
Gambar 2 Gejala dan penyebab diare.....................................................................................10
Gambar 3 penularan diare.......................................................................................................1
DAFTAR LAMPIRAN
A. Latar Belakang
Kebersihan merupakan suatu keadaan yang terbebas dari kotoran, termasuk debu,
sampah dan bau. Masalah kebersihan di Indonesia selalu menjadi polemik yang
berkembang, dimana kasus yang berkaitan dengan masalah kebersihan setiap tahunnya
selalu meningkat (Alfarisi, 2008).
Mencuci tangan adalah proses membuang kotoran dan debu secara mekanis dari
kulit kedua belah tangan dengan memakai sabun dan air. Tujuan mencuci tangan adalah
untuk menghilangkan kotoran dan debu secara mekanis dari permukaan kulit dan
mengurangi jumlah mikro organisme (Tietjen, 2003). Mencuci tangan dengan
menggunakan sabun terbukti secara ilmiah efektif untuk mencegah penyebaran penyakit-
penyakit menular seperti diare, Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) dan Flu Burung
(Depkes, 2010).
Menurut Djauzi (2008) Kuman ada dimanapun, mencuci tangan merupakan salah
satu cara untuk menghilangkan kuman dan untuk menghindari penularan penyakit. Di
sekolah anak tidak hanya belajar, tetapi banyak kegiatan lain yang dapat dilakukan oleh
anak di sekolah seperti bermain, bersentuhan ataupun bertukar barang-barang dengan
teman-teman. Kuman yang ada di alat-alat tulis, kalkulator, buku-buku dan benda-benda
lain akan dengan mudah berpindah dari tangan satu anak ke anak lainnya, sehingga jika ada
anak yang mempunyai penyakit tertentu akan mudah menular pada anak lainnya. Jadi,
mencuci tangan harus dilatih sejak dini pada anak agar anak memiliki kebiasaan mencuci
tangan, sehingga anak terhindar dari penyakit.
B. Rumusan Masalah
a. Apa pengertian cuci tangan ?
b. Apa tujuan mencuci tangan ?
c. Dimana kita ?
C. Tujuan Pengabdian Masyarakat
a. Untuk mengetahui pengertian cuci tangan
b. Menegetahui tujuan dari cuci tangan
BAB II
SOLUSI PERMASALAHAN
B. Klasifikasi Stunting
C. Penyebab Stunting
Menurut beberapa penelitian, kejadian Stunting pada anak
merupakan suatu proses komulatif yang terjadi sejak kehamilan, masa
kanak-kanak dan sepanjang siklus kehidupan. Faktor gizi ibu sebelum
dan selama kehamilan merupakan penyebab tidak langsung yang
memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan dan perkembangan janin.
Ibu hamil dengan gizi kurang akan menyebabkan janin mengalami
intrautern growth retardation (IUGR). Sehingga bayi akan lahir dengan
kurang gizi dan mengalami gangguan pertumbuan dan perkembangan.
Anak–anak yang mengalami hambatan dalam pertumbuhan
disebakan kurangnya asupan makanan yang memadai dan penyakit
infeksi yang berulang dan meningkatnya kebutuhan metabolisme serta
mengurangi nafsu makan.Sehingga meningkatnya kekurangan gizi pada
anak.Keadaan ini semakin mempersulit untuk mengatasi gangguan
pertumbuhan yang akhirnya berpeluang terjadinya Stunting. (Allen et
al,2011)
Faktor- faktor penyebab Stunting erat hubungannya dengan
kondisi yang mendasari kejadian tersebut, kondisi yang mempengaruhi
faktor penyebab Stunting terdiri dari
1. Kondisi politik ekonomi wilayah setempat,
2. Status pendidikan,terutama pendidikan dan pengetahuan seorang ibu
dalam keluarga,ibu atau wanita sangat berperan dalam pendidikan di
dalam rumah.Mereka menanamkan kebiasaan dan menjadi panutan
bagi generasi yang akan datang terhadap lingkungan.untuk dapat
melaksanakan pendidikan ini dengan baik,para wanita perlu juga
berpendidikan baik formal maupun nonformal karena seorang ibu
dapat memelihara dan mendidik anaknya dengan baik apabila ia
sendiri berpendidikan (Slamet,2002).Peran ibu sebagai pengatur
rumah tangga akan mempengaruhi dalam pemilihan kebutuhan
rumah tangga salah satunya pemilihan konsumsi makanan setiap
hari.
3. Budaya masyarakat
4. Agricultural dan sistem pangan,
5. Kondisi air, sanitasi dan lingkungan. Kondisi kondisi tersebut dapat
mempengaruhi munculnya faktor penyebab Stunting. (Supariasa et
al, 2012).
Menurut Tuft (2001) dalam The Word Bank (2007)
Stunting disebabkan oleh 3 faktor yaitu faktor individu yang
meliputi asupan makanan, berat badan lahir, dan keadaan
kesehatan. Faktor rumah tangga yang meliputi kualitas dan
kuantitas makanan, sumber daya, jumlah dan struktur keluarga,
pola asuh, perawatan kesehatan dan pelayanan, serta faktor
lingkungan yang meliputi infrastruktur sosial ekonomi, layanan
pendidikan dan layanan kesehatan.Sedangkan menurut
Soetjingsih (1995) tumbuh kembang anak dipengaruhi oleh
genetik dan keturunan.
D. Dampak dan Upaya Pencegahan Stunting
Dampak dari stunting menurut (Aye et al., 2020) dibagi menjadi
dua, yaitu Jangka pendek berupa terganggunya perkembangan otak,
kecerdasan, gangguan pertumbuhan fisik dan gangguan metabolisme
dalam tubuh. Sedangkan yang kedua adalah jangka pendek panjang
berupa menurunnya kemampuan kognitif, menurunnya kekebalan tubuh
sehingga mudah sakit, resiko tinggi untuk munculnya penyakit diabetes ,
kegemukan, penyakit jantung dan pembuluh darah, kanker, stroke, dan
disabilitas pada usia tua (siti helmiyati, 2020)
Stunting adalah masalah gizi utama yang akan berdampak pada
kehidupan sosial dan ekonomi dalam masyarakat. Selain itu, stunting
dapat berpengaruh pada anak balita pada jangka panjang yaitu
mengganggu kesehatan, pendidikan serta produktifitasnya di kemudian
hari. Anak balita stunting cenderung akan sulit mencapai potensi
pertumbuhan dan perkembangan yang optimal baik secara fisik maupun
psikomotorik (Dewey KG dan Begum K, 2011).
Gangguan perkembangan adalah kondisi anak tidak mampu
mencapai tugas perkembangan pada waktu diperkirakan. Gangguan
dapat terjadi pada banyak area perkembangan, misalnya pada motorik,
bahasa, sosial, atau berpikir. Grantham Mc Gregor menyimpulkan
bahwa perkembangan motorik dan kognitif berhubungan erat dengan
status gizi yang dinilai berdasarkan Tinggi Badan/Umur (Husaini, et.al.,
2002).
Stunting menyebabkan terhambatnya perkembangan motorik
kasar maupun halus, karena pada anak stunting terjadi keterlambatan
kematangan sel-sel saraf terutama di bagian cerebellum yang merupakan
pusat koordinasi gerak motorik (Mc Gregor dan Henningham, 2005).
Stunting yang terjadi pada masa anak merupakan faktor risiko
meningkatnya angka kematian, kemampuan kognitif, dan perkembangan
motorik yang rendah serta fungsi-fungsi tubuh yang tidak seimbang
(Allen dan Gillespie, 2001).
Pencegahan stunting menurut Nadhiroh (2010) yaitu
memperbaiki gizi pada seribu hari pertama kehidupan (1000 HPK)
melalui program- program gizi terkait stunting seperti pemberian tablet
Fe, promosi ASI eksklusif, promosi makanan pendamping ASI,
suplamen taburia , suplamen gizi makro tata laksana gizi kurang dari
gizi buruk , suplamentasi vitamin A, promosi garam beryodium, air dan
sanitasi, bantuan pangan non tunai, dan pemberian obat cacing (Mea,
2020).
Adapun cara mencegah stunting menurut Julianti & Elni (2020)
antara lain memenuhi kebutuhan gizi anak yang sesuai pada 1000 hari
pertama kehidupan anak; pemenuhan kebutuhan asupan nutrisi bagi ibu
hamil; rutin membawa bayi untuk mengikutiposyiandu minimal satu
bulan sekali; menjaga kebersihan sanitasi dan memenuhi kebutuhan air
bersih, konsumsi protein pada menu harian untuk balita; ASI eksklusif;
Sanitasi lingkungan ( lingkungan kotor ). Upaya yang dapat dilakukan
untuk mencegah terjadinya stunting adalah sebagai berikut :
a. Ibu hamil mendapat tablet tambah darah, minimal 90 tablet selama
kehamilan.
b. Pemberian makanan tambahan ibu hamil.
c. Pemenuhan gizi.
d. Lakukan perilaku hidup bersih dan sehat.
e. Memantau pertumbuhan balita di Posyandu terdekat.
f. Berikan imunisasi dasar lengkap dan vitamin A.
g. Berikan makanan pedamping ASI untuk bayi diatas 6 bulan hingga
2 tahun.
h. Mendorong IMD (Inisiasi Menyusui Dini).
i. Mengatasi kekurangan iodium.
j.Menyediakan suplementasi zink (Sandjojo, 2017).
Agar terhindar dari terkenanya penyakit stunting ,salah satu yang dapat dilakukan
adalah menjauhi faktor risiko yang dapat menyebabkan stunting. Secara umum
faktor penyebab terjadinya stunting yaitu, asupan makanan yang tidak seimbang
(berkaitan dengan kandungan zat gizi dalam makanan yaitu karbohidrat, protein,
lemak, mineral, vitamin dan air),riwayat berat badan lahir rendah (BBLR) dan
riwayat penyakit. Faktor tersebut terjadi karna kurang teliti dalam memilih
makanan yang akan dikonsumsi.
1) Memenuhi kebutuhan gizi anak yang sesuai pada 1000 hari pertama
kehiduan anak
3.3 Keterkaitan.
1. Keterkaitan dengan anak-anak di Keluruhan tanjung Rhu. Dalam hal ini
terutama anak-anak di Kelurahan Tanjung Rhu akan memperoleh manfaat
dan informasi dalam peningkatan pengetahuan tentang stunting terutama
dalam pencegahan dan penanggulangannya terhadap stunting.
Evaluasi Proses
a. Memberikan Pertanyaan pre test
b. Memberikan pertanyaan post test
3.5 Metode Kegiatan
1. Memberikan pre test
2. Memberikan arahan kepada orang tua anak-anak di Kelurahan Tanjung
Rhu yang mengikuti penyuluhan tentang penyakit Stunting.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Pelaksanaan Kegiatan
1. Sasaran Kegiatan
Sasaran kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah orang tua anak-anak di
Kelurahan Tanjung Rhu, Kecamatan Lima Puluh.
3. Metode
Metode yang digunakan dalam kegiatan pengabdian ini adalah penyuluhan
dengan cara ceramah dua arah yaitu menerangkan tentang stunting serta cara
pencegahan dan pengobatan dari penyakit stunting dan melakukan proses Tanya
jawab yang bertujuan untuk menilai apakah sasaran dapat memahami materi yang
telah diberikan dari penyuluhan ini.
1. Memberikan salam
2. Memperkenalkaan
diri
3. Memperkenalkan
profil perusahaan
4. Menyebutkan materi
bahasan yang akan
disampaikan
2 Pelaksanaan Lisan -Proyektor 30 menit
-Spanduk
2.Menjelaskan materi
penyuluhan
1.Menyimpulkan -Laptop
penyuluhan
2.Memberikan post-test
berupa pertanyaan
dengan lisan
3.Pemberian doorprize
4 Penutup Ceramah 10 menit
1. Menyimpulkan
keseluruhan materi
penyuluhan
2. Menyampaikan
ucapan terimakasih
3. Mengucapkan salam
4.3 Hasil
Pre test dan post test yang dilakukan menggunakan tes lisan. Hasil pre test
yang dilakukan diketahui bahwa sebagian besar peserta belum dapat menjawab
pertanyaan yang diajukan terkait dengan pemberian materi yaitu tentang stunting.
Setelah dilakukan pemberian materi, penyaji memberikan pertanyaan dan peserta
dapat menjawab pertanyaan yang diberikan oleh penyaji seputar stunting sehingga
bisa dikatakan proses penyuluhan berjalan dengan lancar.
Kekurangan gizi dapat terjadi sejak bayi dalam kandungan dan pada
masa awal setelah anak lahir, tetapi baru nampak setelah anak berusia 2 tahun, di
mana keadaan gizi ibu dan anak merupakan faktor penting dari pertumbuhan
anak. Periode 0-24 bulan usia anak merupakan periode yang menentukan
kualitas kehidupan sehingga disebut dengan periode emas. Periode ini
merupakan periode yang sensitif karena akibat yang ditimbulkan terhadap bayi
masa ini bersifat permanen, tidak dapat dikoreksi. Diperlukan pemenuhan gizi
adekuat usia ini. Mengingat dampak yang ditimbulkan masalah gizi ini dalam
jangka pendek adalah terganggunya perkembangan otak, kecerdasan, gangguan
pertumbuhan fisik, dan gangguan metabolisme dalam tubuh. Jangka panjang
akibat dapat menurunnya kemampuan kognitif dan prestasi belajar, dan
menurunnya kekebalan tubuh (Branca F, Ferrari M, 2002; Black dkk, 2008).
Penyebab Stunting
Penyebab stunting yang paling utama adalah masalah kekurangan gizi saat
ibu mengandung bayi. Ibu hamil tersebut mungkin sakit malaria, hipertensi,
HIV/AIDS, atau riwayat penyakit lainnya yang juga memengaruhi
perkembangan janin di dalam kandungan.
Stunting bisa juga terjadi bila ibu hamil tidak cukup mendapatkan asupan
nutrisi seperti kalsium, zat besi, asam folat, omega-3, serta vitamin dan mineral
penting lainnya. Akibatnya, janin di dalam kandungan juga tidak mendapat
nutrisi yang memadai, lahir dengan berat badan rendah, risiko gizi buruk, atau
komplikasi lain.
Bila tidak segera mendapat penanganan medis atau dibiarkan, itu dapat
berdampak buruk pada pertumbuhan anak. Dapat memicu gizi buruk, stunting,
atau wasting, terlebih lagi akibat penyakit tanpa gejala yang mungkin anak
alami.
3) Kurang Gizi
Sejak masa kehamilan, baru lahir, dan periode emas (golden age), anak
membutuhkan asupan gizi seimbang dan nutrisi lengkap untuk pertumbuhan
dan perkembangannya. Bukan hanya untuk kesehatan otak, namun juga
kesehatan fisik, mental, emosional, dan kognitif.
Maka dari itu, orang tua harus memenuhi kebutuhan gizi anak dengan
lengkap, yaitu berikan si Kecil makanan sehat setiap hari, susu, vitamin, dan
suplemen makanan bila perlu. Orang tua juga harus waspada pada penyebab
anak tidak mau makan. Jangan sampai anak tidak nafsu makan hingga memicu
kurang gizi atau malnutrisi. Kekurangan gizi kronis pada anak dalam waktu
lama akan berisiko stunting dan wasting.
Orang tua mungkin belum memahami pola pengasuhan yang baik untuk anak
dan kurang pengetahuan tentang pentingnya gizi untuk anak. Kondisi ini dapat
membuat anak terabaikan, kekurangan asupan nutrisi, sehingga mengalami
gangguan pertumbuhan yang berisiko fatal.
5) Faktor Lingkungan
Lingkungan sangat memengaruhi tumbuh kembang anak. Bila anak lahir di
lingkungan yang kekurangan akses makanan bergizi dan air bersih, anak-anak akan
berisiko malnutrisi dan gagal tumbuh. Gangguan pertumbuhan masih rentan terjadi
di negara miskin dan negara berkembang akibat kesulitan akses makanan, harga
makanan mahal, atau terbatasnya akses kesehatan yang memadai.
Pencegahan Stunting
Usia 0–2 tahun atau usia bawah tiga tahun (batita) merupakan periode emas
(golden age) untuk pertumbuhan dan perkembangan anak, karena pada
masa tersebut terjadi pertumbuhan yang sangat pesat. Periode 1000 hari
pertama sering disebut window of opportunities atau periode emas ini
didasarkan pada kenyataan bahwa pada masa janin sampai anak usia dua
tahun terjadi proses tumbuh-kembang yang sangat cepat dan tidak terjadi
pada kelompok usia lain. Gagal tumbuh pada periode ini akan
mempengaruhi status gizi dan kesehatan pada usia dewasa. Oleh karena itu
perlu dilakukan upaya-upaya pencegahan masalah stunting ini mengingat
tingginya prevalensi stunting di Indonesia. Pemerintah telah menetapkan
kebijakan pencegahan stunting, melalui Keputusan Presiden Nomor 42
tahun 2013 tentang Gerakan Nasional Peningkatan Percepatan Gizi dengan
fokus pada kelompok usia pertama 1000 hari kehidupan, yaitu sevagai
berikut: (Kemenkes RI, 2013).
1. Ibu hamil mendapat Tablet Tambah Darah (TTD) minimal 90 tablet selama
kehamilan
3. Pemenuhan gizi
6. Pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif pada bayi hingga usia 6 bulan
Masalah yang terjadi akibat stunting bukan hanya sekedar tubuh yang lebih pendek
dari normalnya. Dari segi kesehatan, stunting juga bisa menimbulkan komplikasi
jangka pendek dan jangka panjang.
- Perkembangan mental dan kognitif yang tertunda, menyebabkan prestasi sekolah yang
buruk dan mengurangi produktivitas dalam pekerjaan.
- Pertumbuhan yang terhambat dapat diturunkan ke generasi berikutnya dan ini disebut
siklus malnutrisi antargenerasi.
- Pengeluaran energi yang lebih rendah, kerentanan yang lebih tinggi terhadap efek diet
tinggi lemak, oksidasi lemak lebih rendah, dan gangguan regulasi asupan makanan.
Pengobatan Stunting
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Stunting adalah masalah gizi kronis akibat kurangnya asupan gizi dalam
jangka waktu panjang sehingga mengakibatkan terganggunya pertumbuhan
pada anak. Stunting juga menjadi salah satu penyebab tinggi badan anak
terhambat, sehingga lebih rendah dibandingkan anak-anak seusianya. Tidak
jarang masyarakat menganggap kondisi tubuh pendek merupakan faktor
genetika dan tidak ada kaitannya dengan masalah kesehatan. Faktanya, faktor
genetika memiliki pengaruh kecil terhadap kondisi kesehatan seseorang
dibandingkan dengan faktor lingkungan dan pelayanan kesehatan. Biasanya,
stunting mulai terjadi saat anak masih berada dalam kandungan dan terlihat
saat mereka memasuki usia dua tahun.
Dampak dari stunting menurut (Aye et al., 2020) dibagi menjadi dua, yaitu
Jangka pendek berupa terganggunya perkembangan otak, kecerdasan,
gangguan pertumbuhan fisik dan gangguan metabolisme dalam tubuh.
Sedangkan yang kedua adalah jangka pendek panjang berupa menurunnya
kemampuan kognitif, menurunnya kekebalan tubuh sehingga mudah sakit,
resiko tinggi untuk munculnya penyakit diabetes , kegemukan, penyakit
jantung dan pembuluh darah, kanker, stroke, dan disabilitas pada usia tua (siti
helmiyati, 2020)
5.2 Saran
Aryastmai N.K, Tarigan I. 2017. Kajian kebijakan dan penanggulangan masalah gizi
stunting di Indonesia. Buletin Penelitian Kesehatan; 45(4):233-240
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan . 2013. Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) 2013. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
BAPPENAS RI. Pedoman Perencanaan Program Gerakan Sadar Gizi dalam Rangka
Seribu Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK); 2012. 1-8.
Goreti PM, Hadi Hamam, Laksmi GI. Stunting berhubungan dengan perkembangan motorik
anak di Kecamatan Sedayu, Bantul, Yogyakarta. Jurnal Gizi dan Diet Etik Indonesia,
2015; 3(1): 10-21.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
PELAKSANA KEGIATAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
Ketua :
1. Nama Lengkap dan gelar Akademik : Dra. Denai Wahyuni, M.Si
2. Tempat dan Tanggal Lahir : Biaro, 05 Mei 1969
3. Jenis kelamin : Perempuan
4. Program Studi : Ilmu Kesehatan Masyarakat
5. NIP/NIDN 1005056902
6. Bidang keahlian : Kesehatan Masyarakat
7. Kedudukan dalam Tim : Ketua Pelaksana
8. Alamat Kantor : Jl. Mustafasari No.05
Tangkerang Selatan
Kode Pos : -
Telepon/Faksimili : (0761) 33815 Fax. (0761) 863646
E-mail info.stikes@hangtuahpekanbaru.ac.id
Alamat Rumah : Jl. Citra Sari No. 158
Perumahan Tampan Permai,
Panam Pekanbaru
Telepon/Faksimili 081371505039
E-mail : denaiwahyuni69@gmail.com
9. Pengalaman dalam Bidang Pengabdian kepada masyarakat :
Pekanbaru,
2019 Anggota
Pelaksana,
1. Nama Lengkap dan gelar Akademik : Henny Maria Ulfa, SKM, M.Kes
2. Tempat dan Tanggal Lahir : Pasir Pengarayan, 31 Maret 1984
3. Jenis kelamin : Perempuan
4. Program Studi : Ilmu Kesehatan Masyarakat
5. NIP/NIDN 1031038401
6. Bidang keahlian :
KesehatanMasyarakat (ManajemenRumahSakit)
7. Kedudukan dalam Tim : Anggota Pelaksana
8. Alamat Kantor : Jl. Mustafasari No.05
Tangkerang Selatan
Kode Pos :-
Telepon/Faksimili : (0761) 33815 Fax. (0761) 863646
E-mail : htp.ac.id
Alamat Rumah : Jl. Peratun Perum. Cemara Indah Squre
No. 13 Sukarno Hatta Pekanbaru
Telepon/Faksimili 085278290988
E-mail : hennyulfa84@gmail.com
9. Pengalaman dalam Bidang Pengabdian kepada masyarakat :
Pekanbaru, 2019
Ketua Pelaksana,
Pekanbaru, 2019
Anggota Pelaksana,
E-mail : htp.ac.id
E-mail : risaamalia0410@gmail.com
9. PengalamandalamBidangPengabdiankepadamasyarakat :
(RisaAmalia, S.I.Kom.,
M.I.Kom) NIDN:
10041084
Lampiran 4 Dokumentas
Lampiran %
Denah lokasI