LAPORAN
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
Perencanaan dan Evaluasi Program Kesehatan
Yang dibina oleh Ibu Nurnaningsih Herya Ulfa, S.KM, M.Kes
Disusun oleh:
Achmad Yusril Ilmi (170612634037)
Danisa Rizky Gustika (170612634078)
Fina Adibatul Hasanah H. (170612634023)
Hansen Exaudi Simanjuntak (170612634059)
Lutfina Yuzi Fani Ainun (170612634018)
Jayanto Dhanuputra (170612634046)
Nailul Izzah Mahrusah (170612634077)
Ni’matul Laili (170612634020)
Rosita Dewi Ambarwati (160612613660)
Shania Arum Sari (170612634084)
Siti Masviyah (170612634067)
LEMBAR PENGESAHAN
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Posyandu
2.1.1 Definisi Posyandu
Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) merupakan salah satu bentuk Upaya
Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dilaksanakan oleh, dari dan
bersama masyarakat, untuk memberdayakan dan memberikan kemudahan kepada
masyarakat guna memperoleh pelayanan kesehatan bagi ibu, bayi, dan anak balita
(Kemenkes RI, 2012).
Posyandu adalah suatu forum komunikasi, alih teknologi dan pelayanan
kesehatan masyarakat oleh dan untuk masyarakat yang mempunyai nilai strategis
dalam mengembangkan sumber daya manusia sejak dini (Effendy, 1998: 267).
Sedangkan menurut Paramita (2014: 46) dalam buku yang berjudul “dari
Surakarta Mendesain kota yang layak bagi anak Indonesia” menjelaskan Pos
Pelayanan Terpadu (Posyandu) adalah pusat pelayanan kesehatan yang
dilaksanakan dari, oleh, dan untuk masyarakat di bawah bimbingan pihak terkait,
yang merupakan bentuk dukungan terhadap program Keluarga Berencana.
Posyandu dijadikan sebagai pusat kegiatan masyarakat, dimana masyarakat
dapat sekaligus pelayanan profesional oleh petugas sektor, serta non-profesional
(oleh kader) dan diselenggarakan atas usaha masyarakat sendiri, selain itu
masyarakat dapat memperoleh pelayanan KB dan kesehatan (Suryanah, 1996:
109). Posyandu sendiri memiliki peranan penting dalam pembinaan kesehatan
masyarakat terutama anak-anak. Peran itu dilakukan dengan berbagai upaya,
antara lain pembinaan kelangsungan hidup anak (child survival) dan pembinaan
perkembangan anak (Child development) (Paramita, 2014: 46).
Posyandu merupakan perpaduan kegiatan masyarakat bersama dengan
tenaga kesehatan, berupa kegiatan pelaksanaan gerakan keluarga berencana,
kegiatan evaluasi kesehatan ibu dan anak, penanggulangan diare, upaya
peningkatan gizi keluarga ibu hamil, serta imunisasi balita dan anak (Manuaba,
2003: 15).
4
Baby spa adalah perawatan yang dirancang untuk memberikan stimulasi positif
pada bayi berusia 3 minggu sampai 3 tahun (Anindyaputri, 2019).
Menurut Prastiani, Budi Dwi & Setyanigrum, Ikawati. 2017. Tujuan Spa
dan berenang pada Bayi untuk menghilangkan kelelahan dan kejenuhan pada
bayi, berenang akan merangsang gerakan motorik pada bayi karena otot-otot bayi
akan berkembang dengan sangat baik, persendian tubuh akan bekerja secara
optimal, pertumbuhan badan meningkat dan tubuh pun menjadi lentur. Menurut
Society, Pediatric Indonesia (2015) melalui pijat bayi, ibu diberi kesempatan
untuk mengenal bayi lebih dekat, dan membangun kelekatan (bonding). Dengan
demikian, ibu dapat mengerti dan menjadi lebih responsif terhadap kebutuhan
bayi.
Baby Spa bermanfaat memberikan rasa tenang, nyaman, dan segar, sehingga
bayi akan relaks dan dapat tidur dengan nyenyak. Dapat diketahui bahwa hormon
pertumbuhan 75% keluar pada saat individu tidur. Semakin meningkat jumlah jam
tidur bayi pengeluran hormon pertumbuhan juga semakin meningkat (Afina,
2012).
ayah juga ikut menyiapkan makanan sehat alami pada buah hatinya yang
mendorong terciptanya kesehatan bagi buah hatinya.
Manfaat yang didapat dari pendidikan gizi dalam upaya memasak makanan
bayi yang benar ialah: 1. Menciptakan lingkungan yang kondusif bagi praktek
menyusui melalui kebijakan dan peraturan perundang-undangan. 2. Penguatan
sarana pelayanan kesehatan dalam menerapkan 10 langkah keberhasilan
menyusui. 3. Peningkatan komitmen dan kapasitas stakeholder dalam
meningkatkan, melindungi dan mendukung pemberian ASI dan MP-ASI. 4.
Pemberdayaan ibu, keluarga dan masyarakat dalam praktek pemberian ASI dan
MP-ASI (Kemenkes, 2018).
autism, hiperaktivitas, dan gangguan pemusatan perhatian pada anak (Depkes RI,
2010). Menurut Suherlina, manfaat dari program ini adalah apabila anak
mengalami keterlambatan perkembangan, orang tua dapat mendapatkan bantuan
secepat mungkin dan mengetahui perangsangan yang sebaiknya dilakukan di
rumah. Kerjasama antara orangtua dan petugas di Posyandu dan Pos PAUD
sangatlah penting. Orang tua hendaknya berperan aktif ikut membantu dan
melakukan perangsangan di rumah sesuai arahan (Suherlina, 2011).
12
BAB III
METODE PERENCANAAN DAN EVALUASI
6. Rencana Anggaran
a. Anggaran Dana Program Kelas Memasak
No Bahan Harga
1. Brokoli 100 gr Rp 2.900,00
14
2. Keju 35 gr Rp 5.000,00
3. Pisang ambon 1 kg Rp 25.000,00
4. Jeruk 1 kg Rp 20.000,00
5. Biskuit regal 250 gr Rp 14.000,00
6. Susu formula 400 gr Rp 37.000,00
7. Jagung muda 1 kg Rp 5.750,00
8. Gula merah dakon 1 kg Rp 11.900,00
9. Kentang 1 kg Rp 12.000,00
10. Bayam 1 ikat Rp 1.400,00
11. Ikan tuna 250 gr Rp 25.000,00
12. Tepung beras merah 500 gr Rp 17.900,00
13. Wortel sayur 1 kg Rp 4.000,00
TOTAL Rp 181.850,00
mengikuti kegiatan ini, karena nanti juga akan dilaksanakan pelatihan bagi
orang tua agar bisa melakukan kegiatan secara mandiri
b. Kelas Memasak Makanan Bayi
Program ini ditujukan kepada para orang tua yang hadir dalam
pelaksanaan kegiatan Posyandu, karena nantinya diharapkan mereka dapat
menjalankannya sendiri di rumah.
c. Tumbuh Kembang Bayi
Program ini ditujukan kepada orang tua yang mengikuti kegiatan
Posyandu, karena nanti juga akan dilaksanakan pengarahan cara merawat
anak yang benar kepada orang tua agar bisa melakukan dengan benar
sehingga tidak menimbulkan masalah kesehatan.
3.5 Alat dan Bahan yang Diperlukan
Berikut adalah uraian alat dan bahan yang kami butuhkan pada saat
observasi:
1. Surat Pengantar dari Fakultas
2. Instrumen Wawancara
3. Dokumentasi
4. Buku Tamu
5. Buku Ibu dan Anak
6. Sarpras Posyandu
keluarga (TOGA) yang dijalankan oleh ibu-ibu PKK, kelas ibu hamil yang
dilakukan setiap bulan, seminggu sekali di setiap Hari Jum’at dan Bina Keluarga
Lansia (BKL) Melati V. Namun untuk kegiatan BKL ini bukan dijalankan oleh
Posyandu. Tempat kegiatan-kegiatan Posyandu ini dilakukan dulu di Pos Milik
Desa dan sekarang berada di salah satu rumah warga yang bernama Pak Rujino
selaku ketua RW 9.
Menyelenggarakan kegiatan-kegiatan utama maupun kegiatan Posyandu
tentunya ada tantangan maupun hambatannya. Dengan hal mengetahui hal
tersebut kita akan lebih bisa menganalisis kondisi-kondisi sebenarnya yang ada di
Posyandu tersebut. Hal yang menghambat tujuan dari Posyandu adalah ada
beberapa anggota yang malas datang jika kegiatan Posyandu tidak diadakan
pemberian vitamin.
20
BAB IV
KONDISI LAPANGAN
masih banyak pihak yang selalu memberi dukungan dan memberikan fasilitas
untuk warga disini. Di Dusun Dresel sendiri ada satu fasilitas pendidikan sekolah
dasar yakni SDN Oro-Oro Ombo 03, sebagian besar anak-anak Dusun Dresel
bersekolah di Sekolah Dasar ini. Sedangkan untuk fasilitas kesehatan di Dusun
Dresel masih belum ada klinik atau pusat berobat masyarakat jadi ketika ingin
berobat mereka harus pergi ke Desa terlebih dahulu atau pergi ke kota, namun di
Wilayah Dusun Dresel terdapat 2 Posyandu aktif yang berada di wilayah Dusun
Dresel.
tinggal mereka. Setiap 1 bulan sekali juga ada pertemuan seluruh kader, bertempat
di Balai Desa Oro-oro Ombo, pertemuan ini bertujuan untuk membahas kegiatan
Posyandu serta penyuluhan dan pelatihan kader Posyandu. Pelatihan dan
penyuluhan ini dibina dan diarahkan langsung oleh Petugas Puskesmas maupun
Bidan dengan pengawasan langsung dari Dinas Kesehatan Pemerintah Kota Batu.
Posyandu Melati V dilaksanakan rutin setiap awal bulan yakni setiap
tanggal 8 pagi sekitar pukul 08.00- 11.00 di Balai RW 09 Dusun Dresel, yang
diikuti oleh kurang lebih 72 KK, dengan sasaran kurang lebih 80 bayi dan balita.
Adapun kegiatan rutin pada saat Posyandu adalah sebagai berikut:
1. Penimbangan Berat Badan Bayi dan Balita
Ket: dilaksanakan oleh kader
2. Pengukuran Tinggi Badan Bayi dan Balita
Ket: dilaksanakan oleh kader
3. Pemberian Vaksin untuk bayi dan balita yang memasuki waktu pemberian
vaksin tertentu.
Vaksin yang diberikan dan disediakan di Posyandu yaitu untuk bayi dimulai
umur 1 bulan - 24 bulan, meliputi:
Usia bayi 1 Bulan : Vaksin BCG, Vaksin Polio 1
Usia bayi 2 Bulan : Vaksin DPT-HIB-Hib 1, Polio
Usia bayi 3 Bulan : Vaksin DPT-HIB-Hib 2, Polio
Usia bayi 4 Bulan : Vaksin DPT-HIB-Hib 3, IPV, Polio
Usia bayi 9 Bulan : Vaksin Campak
Usia bayi 18 Bulan : Vaksin DPT-HB-Hib
Usia bayi 24 bulan : Vaksin Campak
Ket: dilaksanakan oleh Bidan dan pengadaan vaksin berasal dari Puskesmas
Kota Batu
4. Pemberian vitamin A dan vitamin B (setiap bulan Februari dan Agustus)
Vitamin A kapsul biru : Untuk anak umur 6-11 Bulan dan diberikan 1 kali
dalam setahun
Vitamin A kapsul merah : Untuk anak umur 1-5 tahun diberikan 2 kali dalam
setahun
23
BAB V
PERENCANAAN PROGRAM
kegiatan ini, karena nanti juga akan dilaksanakan pelatihan bagi orang tua agar
bisa melakukan kegiatan secara mandiri.
Kandungan lidah buaya cocok untuk pijat bayi karna mudah meresap dan
tidak meninggalkan kesan berminyak, membuat sensasi baby spa semakin
seru. Mulailah pijat saat bayi sudah terlihat tenang, lanjutkan dengan
memijat bagian demi bagian tubuhnya.
Ada beberapa gerakan yang bisa dilakukan, yakni:
1. Wajah: Posisikan bayi dalam pelukan Anda. Pijat bagian telinga
menggunakan ibu jari dan telunjuk. Kemudian pijat wajah bayi
seolah-olah membentuk tanda hati, mulai dari dahi sampai ke dagu.
Letakkan ibu jari di atas alis bagian dalam (di tengah hidung dan
mata) dan pijat ke arah luar, pijat lembut dari arah hidung hingga ke
pipi, dan gunakan ujung jari untuk melakukan pijatan kecil pada
rahang bayi.
2. Perut: Pijat perut bayi dengan ujung jari Anda, dengan gerakan
melingkar searah jarum jam.
3. Punggung: Posisikan telentang, dengan kedua tangannya berada di
samping kepala (bukan di samping badan), letakkan tangan Anda di
bagian punggungnya dan gerakkan tangan secara perlahan dari mulai
leher ke bokong bayi. Setelah itu, pijat area bahu dan pantat dengan
gerakan melingkar kecil.
4. Kaki: Pijat pergelangan kaki bayi perlahan dengan gerakan memutar.
Pijat mulai dari tumit hingga ke telapak kaki menggunakan ibu jari.
Kemudian tekuk kakinya ke arah pinggul dan buat gerakan seolah
sedang mengayuh sepeda. Terakhir, gunakan seluruh tangan Anda
untuk mengelus pelan seluruh area kaki si kecil.
c) Wewangian
Berikan Baby Lotion dan Baby Powder untuk menjaga kelembapan
kulitnya sekaligus melindungi kulit bayi dari iritasi, namun tetap
menggunakan bahan-bahan alami yang aman bagi kulitnya.
ini diberikan kepada para orang tua yang datang, dimulai dari simulasi cara
pembuatan makanan untuk bayi kemudian penyajian dan pemberian makanan
kepada bayi serta diakhiri dengan implementasinya secara mandiri.
kepada orang tua agar bisa melakukan dengan benar sehingga tidak menimbulkan
masalah kesehatan.
peserta untuk
memberikan
relaksasi kepada
bayinya. Peralatan
yang dibutuhkan:
Baby lotion
Wewangian 11.20 – Mentor Fina
11.40 membimbing Adibatul
peserta untuk tata
laksana pemberian
wewangian kepada
bayi. Peralatan
yang dibutuhkan:
Baby powder
No. Program Kegiatan Waktu Keterangan PJ
2. Kelas Persiapan 10.30 – Dilakukan setelah Hansen
Memasak 10.40 kegiatan Posyandu Exaudi
Makanan selesai, peserta
Bayi (Tiap diarahkan ke
6 bulan tempat memasak
sekali) untuk melakukan
persiapan
Saat Memasak 10.40 – Peralatan yang Danisa
11.40 dibutuhkan: Buku Rizky,
resep, alat Shania
memasak dan Arum
bahan makan.
Penyajian 11.40 – Mentor Ni’matul
11.50 membimbing Laili
peserta terkait tata
laksana penyajian
34
yang benar.
Peralatan yang
dibutuhkan: Piring
dan serbet.
Pemberian 11.50 – Mentor Siti
Makanan ke 12.00 membiming Masviyah
Bayi peserta terkait tata
laksana pemberian
makanan ke bayi
yang baik dan
benar. Peralatan
yang dibutuhkan:
Sendok dan sapu
tangan khusus bayi
No. Program Kegiatan Waktu Keterangan PJ
3 Pelatihan Sosialisasi 10.00 – Dilakukan setelah Achmad
Tumbuh Materi 10.50 kegiatan Posyandu Yusril
Kembang Perkembangan selesai. Pemateri
Bayi (Tiap akan sharing ilmu.
4 bulan Peralatan yang
sekali) dibutuhkan: LCD,
proyektor dan mic
Tanya Jawab 10.50 – Kesempatan bagi Jayanto
11.00 peserta untuk Dhanuputra
bertanya ke
pemateri
35
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) merupakan salah satu bentuk Upaya
Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dilaksanakan oleh, dari dan
bersama masyarakat, untuk memberdayakan dan memberikan kemudahan kepada
masyarakat guna memperoleh pelayanan kesehatan bagi ibu, bayi, dan anak balita
(Kemenkes RI, 2012). Posyandu memiliki dua manfaat terhadap pihak yang
terkait yaitu kepada kader dan masyarakat, dimana kader mampu mengetahui
informasi kesehatan lebih dahulu dan lebih lengkap, dan untuk masyrakat salah
satunya yaitu masyarakat memperoleh kemudahan untuk mendapatkan informasi
dan pelayanan kesehatan bagi ibu, bayi, dan anak balita. Selain manfaat diatas,
Posyandu juga memiliki tujuan salah satunya yaitu meningkatkan peran serta dan
kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan kesehatan dan KB
beserta kegiatan lainnya yang menunjang untuk tercapainya masyarakat sehat
sejahtera.
Menurut Kemenkes (2012) di dalam Buku Ayo Ke Posyandu Setiap Bulan,
penyelenggaraan Posyandu dapat dilakukan dengan dua cara yaitu yang pertama
dengan memilih pengelolah Posyandu yang dipilih dari dan oleh masyarakat, yang
kedua menentukan waktu dan lokasi Posyandu, yaitu penyelenggaraan Posyandu
sekurang-kurangnya satu kali dalam satu bulan. Kegiatan Posyandu terdiri dari
kegiatan utama dan kegiatan pengembangan/pilihan. Kegiatan utama mencakup
kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, imunisasi, gizi, serta pencegahan dan
penganggulangan diare. Posyandu telah dikelompokkan kedalam 4 tingkatan
perkembangan guna meningkatkan kualitas Posyandu yaitu (1) Posyandu
Pratama, (2) Posyandu Madya, (3) Posyandu Purnama, (4) Posyandu Mandiri
(Tosepu, 2016).
Program yang direncanakan di Posyandu yang pertama yaitu Program Spa
Bayi. Baby spa adalah perawatan yang dirancang untuk memberikan stimulasi
positif pada bayi berusia 3 minggu sampai 3 tahun, yang bertujuan untuk
36
6.2 Saran
Penulis untuk kader Posyandu:
1. Meningkatkan kemampuan kader dengan mengikuti pelatihan lanjutan
atau ikut dalam temu ilmiah.
2. Mengadakan pertemuan antar kader dan masyarakat secara kontinyu,
untuk saling membagi pengalaman.
Penulis untuk masyarakat
1. Dapat bekerja sama dan berpartisipasi secara aktif dalam pelaksanaan
kegiatan Posyandu.
38
DAFTAR PUSTAKA
NUR_FAIZAH_ROMADONA/KES_d_GIZI/TUMBUH_KEMBANG_AN
AK.pdf diakses pada 27 April 2019
Firmaningtyas, Fitrya. _____. Pendekatan Dunia Spa Bayi Kepada Anak-Anak
dengan Tema Lebah Melalui Sentuhan Desain Interior Studi Kasus: Spa
Bayi Little Bee Surabaya. Online, http://digilib.its.ac.id/public/ITS-
Undergraduate-17868-Paper-611012.pdf)] diakses pada 26 April 2019
Hartiyanti, T dan Triyanti. 2007. Gizi Dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta:
Rajawali Press.
IDAI Society, Pediatric Indonesian. 2015. Baby Spa: Sekedar Tren Atau Terbukti
Bermanfaat. Online, http://www.idai.or.id/artikel/klinik/pengasuhan-
anak/baby-spa-sekedar-tren-atau-terbukti-bermanfaat diakses pada 27 April
2019
Kemenkes. 2012. Ayo Ke Posyandu Setiap Bulan. Jakarta: Kementrian Kesehatan
RI Pusat Promosi Kesehatan
Kemenkes RI. 2014. Orang Tua Kunci Utama Tumbuh Kembang Anak. Online,
www.depkes.go.id/article/print/orang-tua-kunci-utama-tumbuh-kembang-
anak.html diakses pada 26 April 2019.
Kemenkes RI. 2012. Ayo ke Posyandusetiap Bulan. Online,
http://www.depkes.go.id/resources/download/promosi-kesehatan/buku-
saku-Posyandu.pdf diakses pada 26 April 2019
Kemenkes RI. 2016. Petunjuk Teknis Pelaksanaan Bulan Kapsul Vitamin A
Terintegrasi Program Kecacingan dan Crash Program Campak. Online,
http://gizi.depkes.go.id/download/draf_juknis_kapsul_vitA.pdf diakses pada
26 April 2019
Manuaba, Ida Bagus. 2003 (15). Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: EGC
Muninjaya Gde. 2004. Manajemen Kesehatan. Jakarta: EGC
Muninjaya, Gede. 2004. Manajemen Kesehatan Vol. 2. Jakarta: EGC
Musfira, R. 2015. Landasan Teori Perencanaan. Online,
https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://reposito
ry.widyatama.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/5837/Bab%25202.p
df%3Fsequence%3D10&ved=2ahUKEwjlmaS3-
40
5zgAhWEbn0KHR9BAD4QFjADegQIAxAB&usg=AOvVaw1D_xvVs7Dr
-AXexGCJ927ediakses pada 26 April 2019
Nurchayati, Pusari. 2014. UPAYA MENINGKATKAN PENGETAHUAN
MAKANAN SEHAT MELALUI PENERAPAN SENTRA COOKING PADA
KELOMPOK BERMAIN B DI PAUD BAITUS SHIBYAAN KECAMATAN
BERGAS KABUPATEN SEMARANG TAHUN AJARAN 2014/2015. Online,
http://journal.upgris.ac.id/index.php/paudia/article/viewFile/510/463 diakses
pada 26 April 2019
Notoatmodjo, Soekidjo. 2011. Ilmu dan Seni Kesehatan Masyarakat. Jakarta:
Rineka Cipta
Paramita, Mahditia. 2014 (46). Dari Surakarta mendesai Kota Yang Layak Anak
Indonesia. Yogyakarta: Hunian Rakyat Caritra Yogya
Permenkes. 2004. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1205/MENKES/PER/X/2004. Pedoman Persyaratan Kesehatan Pelayanan
Sehat Pakai Air (SPA)
Prastiani, Budi Dwi & Setyanigrum, Ikawati. 2017. Hubungan Frekuensi Baby
Spa Dengan Pertumbuhan Fisik Bayi Usia 6-12 Bulan. Jurnal Keperawatan
Respati Yogyakarta, 4 (1), 80-84
Prastiani, Setyaningrum. 2017. HUBUNGAN FREKUENSI BABY SPA DENGAN
PERTUMBUHAN FISIK BAYI USIA 6 - 12 BULAN. Online,
http://nursingjurnal.respati.ac.id/index.php/JKRY/article/download/87/pdf
diakses pada 26 April 2019
Robbins, Stephen P. 1999. Manajemen. Jakarta: PT Prenhalindo.
Sembiring, Nasap. 2004. Posyandu sebagai Sarana Peran Serta Masyarakat
dalam Usaha Peningkatan Kesehatan Masyarakat. Online,
http://library.usu.ac.id/download/fkm/biostatistik-nasap.pdf diakses pada 25
April 2019
Setiyaningrum, Erna. 2017. Buku Ajar Tumbuh Kembang Anak Usia 0-12 Tahun.
Sidoarjo: Indomedia Pustaka
Suherlina, Yulia. 2011. Seri Bacaan Orang Tua: Manfaat Deteksi Dini Tumbuh
Kembang Anak. Online, https://docplayer.info/45405751-Manfaat-deteksi-
41
LAMPIRAN
TRANSKIP WAWANCARA
Apakah ada kegiatan tambahan seperti bina keluarga balita, kelas ibu hamil
dan balita? Kan kegiatan tadinya kegiatan penimbangan BB, TB dan
Imunisasi, apakah ada kegiatan lain seperti penanaman toga (tanaman obat
keluarga)?
Pernah, tetapi program soal toga itu melalui di PKK.
Apakah masih jalan program toga tersebut? apakah ada program lain?
Sebenarnya masih jalan, tapi ibu-ibunya itu kadang males jadi kadang gak jalan.
Nanti kalau ada penyuluhan baru giat lagi. Ya kalau biasanya kelas ibu hamil itu
ya senam ibu hamil itu. Biasanya ya setiap bulan dilakukan, Cuma kan ada
waktunya sendiri biasanya ya seminggu sekali dilakukan. Kayaknya kalau ibu
hamil itu hari jumat paling.
Kalau kayak program bina keluarga lansia, kesehatan reproduksi remaja
gitu apa ada programnya bu?
Ada disini, Cuma kan enggak apa Posyandunya sendiri bukan campur yang di
balita ini. Ya masuk Posyandu melati V tetapi yang pegang sendiri, beda orang
lagi.
Kalau misalnya pemberdayaan fakirmiskin ada tante? Yang ngelola?
Ada disini, yang ngelola juga dari desa itu kalau fakir miskin. Kalau fakir miskin
itu kan koyok melalui iku a yuz melalui tahlil, melalui muslimat kalau di sini. Jadi
bukan kegiatan ranah Posyandu. Jadi kalu kegiatan itu mesti rutin kok ke fakir
miskin.
Ada tantangan sendiri atau hambatan pada program yang dilakukan pada
Posyandu?
Ada, kadang itu apa kayak ibu-ibu itu kalau rutinnya kalau dapat vitamin gitu
kalau gak dapat kadang males. Ya itu wes pasti. Kadang kan kita kadernya
dituntut dari atasan kan ada a yang nangani kan di nilai kan dilombakan dari desa
desa lain mesti kendalanya ya itu malesnya dari orang tua itu. Kan kita harus
ngirim stunting setiap bulan kan kalau sedikit kita dapat nilai jelek. Kalau pas
dapat vitamin ya antri rame-rame kalau gak ada ya cuma beberapa aja.
47