Anda di halaman 1dari 33

EFEKTIFITAS PEMBERIAN SARI KACANG HIJAU TERHADAP

KELANCARAN PRODUKSI ASI PADA IBU DI WILAYAH


KERJA PUSKESMAS KERITANG HULU KECAMATAN
KEMUNING KABUPATEN INDRAGIRI HILIR

PROPOSAL

Oleh :

ERVINA SINAGA
NIM.2003021803

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AL INSYIRAH


PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN
PEKANBARU
2021
EFEKTIFITAS PEMBERIAN SARI KACANG HIJAU TERHADAP
KELANCARAN PRODUKSI ASI PADA IBU DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS KERITANG HULU KECAMATAN
KEMUNING KABUPATEN INDRAGIRI HILIR

PROPOSAL

Oleh :

ERVINA SINAGA
NIM.2003021803

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AL INSYIRAH


PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN
PEKANBARU
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti ucapkan kepada Tuhan YME atas segala rahmat dan

karunia-Nya sehingga dapat terselesaikannya proposal dengan judul “Efektivitas

Pemberian Sari Kacang Hijau Terhadap Kelancaran Asi Pada Ibu Menyusui Di

Wilayah Kerja Puskesmas Keritang Hulu Kecamatan Kemuning” penelitian ini

dilakukan sebagai salah satu persyaratan akademis dalam rangka menyelesaikan

kuliah di Program Studi Kebidanan Program SarjanaTerapan, Sekolah Tinggi

Ilmu Kesehatan Al Insyirah. Pada kesempatan ini peneliti menyampaikan terima

kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada :

1. Dr. Ns. Rifa Yanti, S.Kep, M.Biomed, selaku ketua STIKes Al Insyirah
Pekanbaru
2. Riski Novera Yenita,MKL, selaku Wakil Ketua I.
3. H. Albirruni Siregar,Lc, selaku Wakil Ketua II
4. Ns. Suci Amin,S.Kep, MMR selaku Wakil Ketua III
5. Fajar Sari Tanberika, SST,.M.Kes, selaku Ketua Program Studi Kebidanan dan
selaku pembimbing I
6. Wira Ekdeni Aifa, M. Kes selaku Ketua Program Studi Kebidanan dan selaku
pembimbing II
7. Dosen-dosen pengajar yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat serta
seluruh staf Prodi Kebidanan yang telah banyak membantu dalam proses
administrasidalam rangka penyusunan proposal ini.
8. Orang tua, suami, anak, dan teman teman seperjuangan kelas Kabupaten Inhil
yang selalu memberikan doa, dukungan dan support.
Semoga Tuhan YME memberikan balasan pahala atas segala kebaikan
yang telah diberikan dan semoga proposal ini bermanfaat untuk ilmu
pengetahuan.
Pekanbaru, 2021
Peneliti

Ervina Sinaga
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................. ii
DAFTAR TABEL.......................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang............................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................... 4
1.3 Tujuan Penelitian........................................................................... 4
1.3.1. Tujuan Umum...................................................................... 4
1.3.2. Tujuan Khusus..................................................................... 4
1. 3 Manfaat Penelitian......................................................................... 5
1.3.1. Bagi STIKes Al Insyirah...................................................... 5
1.3.1. Bagi Tempat Penelitan......................................................... 5
1.3.2. Bagi Institusi Penelitian....................................................... 5
1.3.3. Bagi Peneliti Selanjutnya..................................................... 5
1.4. Penelitian Terkait.......................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................. 7


2.1. Kacang Hijau................................................................................. 7
2.2. Air Susu Ibu (ASI)......................................................................... 10
2.2. Kerangka Teori.............................................................................. 22
2.3. Kerangka Konsep.......................................................................... 22

BAB III METODOLOGI PENELITIAN................................................... 23


3.1 Jenis dan Desain penelitian............................................................ 22
3.2 Populasi dan Sampel...................................................................... 22
3.3 Tempat dan Waktu Penelitian........................................................ 23
3.4 Sumber Data.................................................................................. 23
3.5 Definisi Operasional...................................................................... 24
3.6 TeknikPengumpulan Data.............................................................. 24
3.6 Analisis Data.................................................................................. 25

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

Nomor Tabel Halaman


Tabel 1.1 Penelitian Terkait......................................................................... 6
Tabel 3.1 Definisi Operasional.................................................................... 24
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan pertama, utama, dan terbaik

bagi bayi yang bersifat alamiah. ASI mengandung berbagai zat gizi yang

dibutuhkan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan bayi. ASI

mengandung semua nutrisi penting yang diperlukan bayi untuk tumbuh dan

kembangnya, serta antibodi yang bisa membantu bayi membangun system

kekebalan dalam masa pertumbuhannya (Prasetyono, 2012). ASI eksklusif

adalah ASI yang diberikan kepada bayi tanpa memberikan tambahan cairan

lain maupun makanan tambahan lain sejak bayi lahir sampai berusia 6 bulan.

Pemberian ASI eksklusif pada bayi selama 6 bulan pertama kehidupannya

dapat menurunkan resiko infeksi gastrointestinal dan infeksi saluran

pernapasan dan berbagai manfaat kesehatan lain pada bayi (Maryunani, 2012).

World Health Organization (WHO) dan UNICEF merekomendasikan

pentingnya untuk menyusui secara optimal yaitu dengan Inisiasi Menyusu

Dini (IMD) 1 jam setelah kelahiran, pemberian ASI Eksklusif selama 6 bulan

pertama dan terus menyusui selama 2 tahun. Ibu harus diberikan konseling

dan didukung untuk memberikan ASI eksklusif pada setiap kunjungan pasca

kelahiran (WHO, 2013).

Pemberian ASI memiliki banyak manfaat bagi ibu dan bayi. Beberapa

manfaat ASI bagi bayi yaitu sebagai perlindungan terhadap infeksi

gastrointestinal, menurunkan resiko kematian bayi akibat diare dan infeksi,

sumber energi dan nutrisi bagi anak usia 6 sampai 23 bulan, serta mengurangi
angka kematian di kalangan anak-anak yang kekurangan gizi. Sedangkan

manfaat pemberian ASI bagi ibu yaitu mengurangi resiko kanker ovarium dan

payudara, membantu kelancaran produksi ASI, sebagai metode alami

pencegahan kehamilan dalam enam bulan pertama setelah kelahiran, dan

membantu mengurangi berat badan lebih dengan cepat setelah kehamilan

(Annisa, 2018)

Pemberian ASI eksklusif yang tidak berlangsung secara sempurna

dikarenakan adanya hambatan oleh karena ibu atau bayinya. Salah satu

hambatan yang terjadi karena ibu yaitu ketidaklancaran produk ASI akibat

kurangnya nutrisi pada ibu. Penurunan produksi ASI pada hari pertama setelah

melahirkan dapat disebabkan kurangnya rangsangan hormon prolaktin dan

oksitosin. Prolaktin mempengaruhi jumlah produksi ASI, sedangkan oksitosin

mempengaruhi pengeluaran ASI (Marmi, 2012).

Berdasarkan survey awal di Puskesmas Keritang Hulu pada bulan Mei

2021 terjadi persalinan 15 ibu postpartum. Dari Semua ibu yang melahirkan di

Puskesmas Keritang Hulu ada 11 orang ibu postpartum yang tidak

memberikan ASI secara eksklusif kepada bayinya dikarenakan produksi ASI

yang tidak lancar. Hal ini mengakibatkan bayi terus menangis dan ibu

menghentikan pemberian ASI. Salah satu cara untuk memperlancar produksi

ASI yaitu dengan mengkonsumsi sari kacang hijau, karena di dalamnya

terkandung berbagai komposisi gizi, diantaranya protein, zat besi dan vitamin

B1. Protein berguna dalam membantu pembentukan sel-sel otot, mempercepat

pemulihan dan meningkatkan daya tahan tubuh serta membantu kenyang lebih
lama. Kandungan zat besi berfungsi meningkatkan hemoglobin sehingga dapat

mencegah terjadinya anemia pada bayi (Rukmana & Yudirachman, 2014).

Kacang hijau mengandung nilai gizi yang cukup tinggi dalam 100gr

biji kacang hijau kering mengandung 22.2 gr protein, 6.29 gr karbonhidrat,

124 gr kalsium, 326 mg fosfor, 0.64 gr vitamin B1 dan 6 IU vitamin C.

Kacang hijau baik untuk sumber protein nabati, tiamin atau vitamin B1

mengubah karbonhidrat menjadi energy karena ibu menyusui energy lebih

besar dibandingkan saat hamil. Bila kekurangan tiamin ibu jadi mudah

tersinggung sulit konsentrasi dan kurang bersemangat. Mood yang baik akan

memicu hormone oksitosin mengeluarkan ASI (Akhmad, 2017).

Kacang hijau dapat digunakan sebagai kelancaran produksi ASI, selain

tiamin dalam kandungan kacang hijau terdapat kandungan polifenol dalam

kacang hijau dapat mempengaruhi peningkatan produksi ASI (Shohib, 2006).

Manfaat lainnya dalam kacang hjiau adalah dapat mencegah resiko kanker

payudara, menjaga tekanan darah, sebagai sumber zat besi, melinduhi kulit,

meningkatkan kadar hemoglobin (Edu Healty & Heltty, 2008). Oleh karena itu

peneliti tertarik untuk meneliti tentang efektivitas Pemberian Sari Kacang

Hijau Terhadap Kelancaran Asi Pada Ibu Menyusui Di Wilayah Kerja

Puskesmas Keritang Hulu Kecamatan Kemuning.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan maka pertanyaan

penelitian ini adalah sebagai berikut : Bagaimana efektivitas pemberian Sari

Kacang Hijau Terhadap Kelancaran produksi ASI Pada Ibu Menyusui Di


Wilayah Kerja Puskesmas Keritang Hulu Kecamatan Kemuning Kabupaten

Indragiri Hilir?

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui efektifitas pemberian Sari Kacang Hijau Terhadap

Kelancaran produksi ASI Pada Ibu Menyusui Di Wilayah Kerja Puskesmas

Keritang Hulu Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui distribusi frekuensi produksi ASI pada ibu menyusui

sebelum mengkonsumsi sari kacang hijau di Wilayah Kerja Puskesmas

Keritang Hulu Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir.

2. Untuk mengetahui distribusi frekuensi produksi ASI pada ibu menyusui

sesudah mengkonsumsi sari kacang hijau di Wilayah Kerja Puskesmas

Keritang Hulu Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir.

3. Untuk mengetahui efektifitas pemberian Sari Kacang Hijau Terhadap

Kelancaran produksi ASI Pada Ibu Menyusui Di Wilayah Kerja

Puskesmas Keritang Hulu Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri

Hilir.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi STIKes Al Insyirah

Dapat menjadi bahan bacaan, informasi dan masukan dalam proses

pembelajaran, sebagai referensi bagi peneliti lain di masa yang akan datang

dan dapat menambah literature kepustakaan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Al

Insyirah Pekanbaru.
1.4.2 Bagi Tempat Penelitian

Sebagai informasi untuk mengetahui bagaimana efektifitas pemberian

Sari Kacang Hijau Terhadap Kelancaran produksi ASI Pada Ibu Menyusui Di

Wilayah Kerja Puskesmas Keritang Hulu Kecamatan Kemuning Kabupaten

Indragiri Hilir.

1.4.3 Bagi Institusi Penelitian

Sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan pembenahan dan masukan

untuk meningkatkan pencapaian angka ASI ekslusif di wilayah kerja Puskesmas

Keritang Hulu Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir.

1.4.4 Bagi Peneliti Selanjutnya

Menambah bahan bacaan dan referensi dan mengaplikasikan teori yang

didapat dibangku perkuliahan sehingga dapat berguna untuk menambah wawasan

dalam sistematika penulisan karya ilmiah

1.5. Penelitian Terkait

Tabel 1.1 Penelitian Terkait


No Nama Judul Desain Hasil Penelitian
Peneliti Penelitian Penelitian
1 Wulandari Pengaruh Kuantitatif Dari hasil uji Chi Square yang
Dan Pemberian Sari dilakukan menggunakan pre dan
Jannah Kacang Hijau post SPSS Versi 13 α< 0,05 maka
(2015) Pada Ibu Nifas H0 ditolak berarti H1 diterima yang
Dengan berarti ada pengaruh pemberian sari
Kelancaran kacang hijau pada ibu Nifas dengan
Produksi Asi Di kelancaran produksi ASI.
Sumbermulyo
Jogoroto
Jombang
2 Yulaenda Pemberian Sari Deskriptif Hasilnya Bayi Tidak Mengalami
(2018) Kacang Hijau Kenaikan Suhu, Tidak Mengalami
Murni Untuk Rewel, Bayi Kuat Menyusu Dan
Mengatasi Buang Air Kecil >7 X/Hari Dengan
Ketidakcukupan Konsistensi Urine Kuning Jernih.
Asi Pada Payudara Ibu Teraba Kencang,
Asuhan Kantong Payudara Terisi Asi Penuh
Keperawatan Dan Puting Menonjol.
Ibu Post Partum Kesimpulannya Pemberian
Minuman Sari Kacang Hijau Murni
Dapat Meningkatkan Produksi ASI
3 Ritonga, Sari Kacang Kuantitatif Berdasarkan hasil Penelitian
dkk Hijau Sebagai diketahui bahwa rata-rata Produksi
(2019) Alternatif ASI sebelum diberikan Sari Kacang
Meningkatkan Hijau adalah 0,045 yang berarti
Produksi Air tidak lancar dan rata-rata Produksi
Susu Ibu (Asi) ASI sesudah diberikan Sari Kacang
Pada Ibu Hijau adalah 0,82 yang berarti
Menyusui lancar . Dan nilai p-value adalah
0,046 (p≤0,05). Ini berarti ada
pengaruh pemberian sari kacang
hijau terhadap produksi ASI pada
ibu menyusui di Klinik Pratama
Tutun Sehati Desa Limau Manis
Deli Serdang tahun 2019.
4 Angrugo Pengaruh Sari Kuantitatif Pada penelitian in didapatkan hasil
dan Kacang Hijau nilaip-value : 0,000 dengan batas
Nursanti Terhadap kemaknaan (α) adalah <0,05 maka
(2019) Kelancaran H0 ditolak berarti H1 diterima
Produksi Asi dapat disimpulkan bahwa ada
Pada Ibu Nifas perbedaan pengaruh pemberian sari
Di Puskesmas kacang hijau terhadap kelancaran
Kecamatan produksi asi pada ibu nifas di
Cipondoh puskesmas kecamatan cipondoh
Tangerang tangerang.
5 Marasabes Efektifitas Kuantitatif Hasil penelitian dan pembahasan
sy (2019) Asupan Sari menunjukkan bahwa ada perbedaan
Kacang Hijau rata-rata (mean) sebelum
(Vigna Radiata) mengkonsumsi sari kacang hijau
Ibu Nifas yaitu 9,80 dan sesudah
Terhadap mengkomsumsi sari kacang hijau
Kecukupan Asi yaitu 12,40. Hasil analisis
Pada Bayi Di menggunakkan uji wilcoxon
Puskesmas mendapatkan nilai p value = 0,002
yang berarti ada pengaruh asupan
sari kacang hijau terhadap
kecukupan Air Susu Ibu pada bayi.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kacang Hijau

2.1.1 Pengertian Kacang Hijau

Kacang hijau (Phaseolus radiata L) merupakan tanaman kacang-

kacangan yang penting dalam peningkatan gizi masyarakat, tumbuhan yang

termasuk suku polong-polongan (Fabaceae) ini memiliki banyak manfaat dalam

kehidupan sehari-hari sebagai sumber bahan pangan berprotein nabati tinggi dan

sebagai bahan makanan (Bayu Kanetro, 2017). Kacang hijau mengandung nilai

gizi yang cukup tinggi dalam 100gr biji kacang hijau kering mengandung 22.2 gr

protein, 6.29 gr karbonhidrat, 124 gr kalsium, 326 mg fosfor, 0.64 gr vitamin B1

dan 6 IU vitamin C (Akhmad, 2017). Selain itu ada yang mengungkapkan bahwa

kandungan kacang hijau 62-63% adalah kandungan karbohidrat, kandungan

lemak pada kacang hijau 0,7-1 gr/kg yang terdiri dari 73% lemak tak jenuh dan 27

% lemak jenuh, sehingga aman dikonsumsi. Berdasarkan jumlahnya, protein

merupakan penyusun kedua setelah karbohidrat kacang hijau mengandung 20-

25% protein.

Protein pada kacang hijau mentah memiliki daya cerna sekitar 77%. Daya

cerna yang tidak terlalu tinggi tersebut disebabkan adanya zat antigizi, seperti

antitrypsin dan tiamin (polifenol) pada kacang hijau. Pemenuhan nutrisi yang ada

kuat selama proses laktasi dapat mempengaruhi pengeluaran hormon prolactin

setelah makan. Pemberian sari kacang hijau dilakukan pada ibu postpartum mulai

sejak hari pertama sampai hari ke-14 post partum dan pengukuran berat badan

bayi pada hari ke-15 postpartum (Rilis, 2017). Kandungan dari kacang-kacangan
mampu membantu proses pertumbuhan janin pada ibu hamil serta mampu

mengoptimalkan pengeluaran ASI serta kepekatan warna ASI pada ibu menyusui

(Shohib, 2016).

Ada 2 jenis kacang hijau dipasaran salah satu nya adalah kacang hijau

yang mengkilat permukaannya dan ada juga yang buram permukannya. Biji

kacang hijau yang digunakan untuk membuat sari kacang hijau sebaiknya

menggunakan kacang hijau yang mengkilat permukaan kulitnya. Kacang hijau

yang mengkilat permukaannya akan menghasilkan air yang lebih jernih saat

dimasak (Dini Nuris, 2017).

2.1.2 Manfaat Kacang Hijau

Kacang hijau memiliki kandungan protein yang cukup tinggi sebesar 22%

dan merupakan sumber mineral penting, antara lain kalsium dan fosfor.

Sedangkan kandungan lemaknya merupakan asam lemak tak jenuh. Kandungan

kalsium dan fosfor pada kacang hijau bermanfaat untuk memperkuat tulang.

Kacang hijau juga mengandung rendah lemak yang sangat baik bagi mereka yang

ingin menghindari konsumsi lemak tinggi. Kadar lemak yang rendah dalam

kacang hijau menyebabkan bahan makanan atau minuman yang terbuat dari

kacang hijau tidak mudah berbau.Lemak kacang hijau tersusun atas 73% asam

lemak tak jenuh dan 27% asam lemak jenuh. Umumnya kacang-kacangan

memang mengandung lemak tak jenuh tinggi. Asupan lemak tak jenuh tinggi

penting untuk menjaga kesehatan jantung. Kacang hijau mengandung vitamin B1

yang berguna untuk pertumbuhan.


2.1.3 Kandungan Nutrisi Kacang Hijau

Kacang-kacangan (leguminosa) merupakan protein nabati yang harganya

lebih murah dan terjangkau jika dibandingkan sumber protein hewani seperti

daging, unggas, telur ataupun susu. Di antara kacang-kacangan tersebut, kacang

hijau merupakan salah satu kacang-kacangan yang cukup penting karena kacang

hijau merupakan kacang-kacangan yang digemari dan sering dikonsumsi oleh

masyarakat. Kacang hijau merupakan salah satu komoditi serealia yang memiliki

komponen terbesarnya adalah karbohidrat dan protein. Protein pada kacang hijau

banyak mengandung asam amino leusin, arginin, isoleusin, valin, dan lisin.

Kacang hijau adalah sumber energi, protein, vitamin, mineral dan serat makanan

yang baik. Dalam 100 g kacang hijau mengandung 22 g protein yang kaya akan

asam amino lisin (7,94%). Kacang hijau mengandung mineral kalsium dan fosfor

yang relatif tinggi yaitu 125 mg kalsium 5 dan 320 mg fosfor dalam 100 g kacang

hijau. Lemak kacang hijau (1,2 g/100g) jauh lebih rendah dari kacang kedelai

(15,6 g/100g), karena itu kacang hijau sangat baik bagi orang yang ingin

menghindari konsumsi lemak tinggi. Rendahnya lemak dalam kacang hijau

menyebabkan bahan makanan atau minuman yang terbuat dari kacang hijau tidak

mudah tengik. Lemak kacang hijau tersusun atas 73% asam lemak tak jenuh dan

27% asam lemak jenuh (Diniyati, 2012).

2.1.3 Sari Kacang Hijau Untuk Meningkatkan Kelancaran Produksi ASI

Terdapat berbagai kendala yang dapat mempengaruhi pemberian ASI

eksklusif salah satunya yaitu produksi ASI yang tidak lancar. Salah satu cara untuk

memperlancar produksi ASI yaitu dengan mengkonsumsi sari kacang hijau,

karena di dalamnya terkandung berbagai komposisi gizi, diantaranya protein, zat


besi dan vitamin B1. Protein berguna dalam membantu pembentukan sel-sel otot,

mempercepat pemulihan dan meningkatkan daya tahan tubuh serta membantu

kenyang lebih lama. Kandungan zat besi berfungsi meningkatkan hemoglobin

sehingga dapat mencegah terjadinya anemia (Rukmana & Yudirachman, 2013).

Kacang hijau (vigna radiate) merupakan tanaman yang dapat tumbuh hampir

disemua tempat di Indonesia. Sari kacang hijau mengandung

Vitamin B1 (thiamin) yang berfungsi untuk mengubah karbohidrat

menjadi energi, memperkuat sistem saraf dan bertanggung jawab untuk produksi

ASI, dimana thiamin akan merangsang kerja neurotransmiter yang akan

menyampaikan pesan ke hipofisis posterior untuk mensekresi hormon oksitosin

sehingga hormon ini dapat memacu kontraksi otot polos mammae yang ada di

dinding alveolus dan dinding saluran sehingga ASI di pompa keluar, selain itu

juga berguna untuk memaksimalkan sistem kerja saraf sehingga mudah

berkonsentrasi dan lebih bersemangat. Ibu yang mudah berkonsentrasi,

bersemangat serta mood yang baik akan memicu kerja otak untuk memberikan

informasi kepada infuls saraf agar menstimulasi hipotalamus dalam pembentukan

hormon prolaktin dan oksitosin sehingga proses pembentukan ASI serta

pengeluaran ASI lancar (Reni, 2014).

2.1.4 Cara Membuat Sari Kacang Hijau

Sari kacang hijau merupakan hasil olahan makanan yang terbuat dari

kacang hijau yang dicampur gula dan air. Diberikan sebanyak 100 gram/hari

sebanyak 1 kali selama 7 hari berturut-turut.


2.2. Air Susu Ibu (ASI)

2.2.1 Pengertian Air Susu Ibu (ASI)

ASI (Air Susu Ibu) adalah istilah untuk cairan putih yang dihasilkan oleh

kelenjar payudara wanita melalui proses laktasi. ASI terdiri dari berbagai

komponen gizi dan non gizi. Komposisi ASI tidak sama selama periode

menyusui, pada akhir menyusui kadar lemak 4–5 kali dan kadar protein 1,5 kali

lebih tinggi daripada awal menyusui dan juga terjadi variasi dari hari ke hari

selama periode laktasi. Keberhasilan laktasi dipengaruhi oleh kondisi sebelum dan

saat kehamilan. Kondisi sebelum kehamilan ditentukan oleh perkembangan

payudara saat lahir dan saat pubertas. Pada saat kehamilan yaitu trimester II

payudara mengalami pembesaran karena petumbuhan dan diferensiasi dari lobulo

alveolar dan sel epitel payudara (Proverawati, 2009). Dua frefleks pada ibu yang

sangat penting dalam proses laktasi, yaitu refleks prolaktin dan refleks aliran yang

timbul akibat perangsangan puting susu oleh hisapan bayi (Kristiyanasari, 2009).

ASI eksklusif merupakan kegiatan dimana bayi hanya menerima ASI saja

dari ibunya secara langsung ataupun donor tanpa tambahan cairan, makanan, atau

air dengan pengecualian rehidrasi oral, vitamin, mineral, dan obat-obatan (WHO,

2009). Hal yang sama juga diungkapkan oleh Roesli (2008) bahwa asi eksklusif

merupakan kegiatan dimana bayi hanya diberi ASI saja tanpa tambahan cairan

lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih, dan tanpa tambahan

makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan tim.

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2012, ASI eksklusif adalah ASI

yang diberikan kepada bayi sejak dilahirkan selama enam bulan, tanpa
menambahkan dan/atau mengganti dengan makanan atau minuman lain (kecuali

obat, vitamin, dan mineral) (Kementerian Kesehatan RI, 2016).

UNICEF mendukung langkah yang diambil pemerintah untuk

meningkatkan angka menyusui, termasuk mengeluarkan peraturan kesehatan yang

melarang promosi makanan atau minuman pengganti ASI di fasilitas kesehatan,

dan hak perempuan untuk menyusui telah didukung pemerintah dengan adanya

peraturan. Hukum akan memungkinkan menciptakan negara yang

memperdayakan perempuan untuk menyusui secara eksklusif selama enam bulan

pertama dan terus menyusui selama dua tahun atau lebih (UNICEF, 2013). ASI

eksklusif mencapai puncaknya pada 3-4 bulan pertama. Periode awal postpartum,

hampir setengah dari ibu yang disurvei memberikan ASI kurang dari delapan kali

sehari, saran pemberian ASI adalah 8-12 kali per hari. Saran memberikan ASI

yaitu 10-15 menit setiap sisi payudara (20-30 menit secara kumulatif), hampir

setengah melaporkan bahwa durasi pemberian ASI <10 menit dan sebagian bayi

menyusui selama <20 menit. WHO (2003) merekomendasikan empat hal penting

dalam pemberian makanan bayi dan anak, yaitu:

1. Memberikan ASI kepada bayi segera selama 30 menit setelah bayi lahir.

2. Memberikan ASI saja sampai bayi berusia enam bulan (ASI eksklusif).

3. Memberi makanan pendamping ASI (MP-ASI) sejak bayi berusia 6-24 bulan.

4. Meneruskan pemberian ASI sampai anak berusia 24 bulan.

2.2.2 Kandungan Air Susu Ibu (ASI)

Air susu ibu mengandung semua nutrien yang diperlukan oleh bayi pada 6

bulan kehidupan pertamanya, termasuk lemak, karbohidrat, protein, vitamin,

mineral dan air. ASI mudah untuk dicerna dan efisien untuk kebutuhan bayi. ASI
juga mengandung faktor bioaktif yang dapat melindungi sistem imun bayi yang

masih belum matang, memberikan perlindungan terhadap infeksi dan faktor yang

dapat membantu proses pencernaan dan absorbsi nutrien (WHO, 2009).

ASI mengandung kolostrum yang kaya akan antibodi karena mengandung

protein untuk daya tahan tubuh dan pembunuh kuman dalam jumlah tinggi.

Kolostrum berwarna kekuningan dihasilkan pada hari pertama sampai hari ketiga.

Hari keempat sampai hari kesepuluh ASI mengandung immunoglobulin, protein,

dan laktosa lebih sedikit dibandingkan kolostrum tetapi lemak dan kalori lebih

tinggi dengan warna susu lebih putih (Kementerian Kesehatan RI, 2016).

Beberapa komponen yang terkandung dalam ASI diantaranya:

1. Kolostrum

Cairan susu kental berwarna kekuning-kuningan yang dihasilkan pada sel

alveoli payudara ibu (Proverawati, 2010). Kolostrum dihasilkan pada hari

pertama sampai hari ketiga. Protein utama yang terkandung adalah

immunoglobulin (IgG, IgA, dan IgM) sebagai zat antibodi (Nugroho, 2011).

2. Karbohidrat

Karbohidrat utama dalam ASI adalah laktosa. ASI mengandung 7 gr laktosa

dalam setiap 100 ml ASI. Karbohidrat lain yang terkandung dalam ASI adalah

oligosakarida yang dapat memberikan perlindungan dari infeksi (WHO, 2009).

3. Protein

Protein dalam ASI terdiri dari casein (protein yang sulit dicerna) dan whey

(protein yang mudah dicerna). ASI lebih banyak mengandung whey dibandingkan

casein sehingga ASI lebih mudah untuk dicerna. Sedangkan susu sapi
kebalikannya. Untuk itu pemberian ASI eksklusif seharusnya sampai bayi berusia

6 bulan (Proverawati, 2010).

4. Lemak

ASI mengandung 3,5 gr lemak disetiap 100 ml dan merupakan penghasil

kalori (energi) utama. Lemak disekresikan dalam bentuk tetesan kecil dan

jumlahnya akan meningkat seiring kebutuhan bayi. Lemak dalam ASI juga

mengandung DHA dan ARA yang tidak sama dengan susu lain. Asam lemak

tersebut sangat bermanfaat untuk perkembangan saraf (WHO, 2009).

2.2.3 Manfaat Air Susu Ibu (ASI)

Memberikan ASI eksklusif telah terbukti memberikan banyak manfaat

bagi ibu dan bayi (WHO, 2009). Roesli (2008) menyebutkan ada 4 manfaat

pemberian ASI eksklusif bagi bayi yaitu:

1) Sumber nutrisi bagi bayi

ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan komposisi yang

seimbang dan disesuaikan dengan kebutuhan pertumbuhan bayi. ASI adalah

makanan bayi yang paling sempurna, baik kualitas maupun kuantitasnya. ASI

sebagai makanan tunggal akan cukup memenuhi kebutuhan tumbuh bayi normal

sampai usia 6 bulan (Roesli, 2009).

2) Meningkatkan daya tahan tubuh

Zat kekebalan yang terdapat pada ASI antara lain akan melindungi bayi

dari penyakit diare. ASI juga akan menurunkan kemungkinan bayi terkena

penyakit infeksi telinga, batuk, pilek, dan penyakit alergi. Bayi ASI eksklusif

ternyata akan lebih sehat dan lebih jarang sakit dibandingkan dengan bayi yang

tidak mendapat ASI eksklusif (Roesli, 2009).


3) Meningkatkan kecerdasan

Memberikan ASI secara eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan akan

menjamin tercapainya pengembangan potensi kecerdasan anak secara optimal.

Mengingat bahwa kecerdasan anak berkaitan dengan pertumbuhan otak dan

pertumbuhan otak berkaitan dengan nutrisi yang didapatkan (Roesli, 2009).

4) Meningkatkan jalinan kasih sayang

Bayi yang sering berada dalam dekapan ibu karena menyusu akan

merasakan kasih sayang ibunya. Ia juga akan merasakan aman dan tentram,

terutama karena masih dapat mendengar detak jantung ibunya. Perasaan

terlindung dan disayangi inilah yang akan membentuk kepribadian yang percaya

diri dan dasar spiritual yang baik (Roesli, 2008).

Selain memiliki manfaat yang banyak bagi bayi, pemberian ASI eksklusif

juga memberikan banyak manfaat bagi ibu. Roesli (2009) menyebutkan beberapa

manfaat pemberian ASI bagi ibu diantaranya mengurangi perdarahan setelah

melahirkan, mengurangi terjadinya anemia, menjarangkan kehamilan,

mengecilkan rahim, lebih cepat langsing kembali, mengurangi kemungkinan

menderita kanker, lebih ekonomis atau murah, tidak merepotkan dan hemat

waktu, serta memberi kepuasan bagi ibu. Menyusui secara eksklusif dapat

menunda kembalinya kesuburan dan mempercepat pemulihan berat badan seperti

sebelum hamil. Ibu yang menyusui secara eksklusif hanya berpeluang sebesar 2%

untuk berisiko hamil pada 6 bulan postpartum selama ibu masih amenorrhoea.

Secara psikologis memberikan ASI eksklusif akan meningkatkan rasa percaya

diri ibu, interaksi antara ibu dan bayi, dan meningkatkan ikatan batin ibu dan bayi

(WHO, 2009).
Hak bayi yang baru lahir dalam mendapatkan makanan utamanya wajib

dijamin, dilindungi dan dipenuhi oleh orang tua, keluarga, masyarakat,

pemerintah dan negara. Berbagai regulasi baik nasional maupun global juga

memberikan dukungan dan anjuran mengenai hak anak, hal ini dimaksudkan agar

bayi memperoleh haknya dalam mendapatkan asupan ASI. Berdasarkan

kenyataan tersebut, dalam menghadapi situasi dan kondisi sekarang, perlu untuk

memahami substansi pemberian ASI yang sesungguhnya. Sehingga pemberian

ASI bukan hanya tanggung jawab dari ibu kandung sendiri tetapi juga orang

disekitarnya.

2.3. Kerangka Teori

Faktor yang mempengaruhi Kandungan ASI


produksi ASI
 Kolustrum
1. Makanan Ibu  Karbohidrat
2. Perawatan payudara ASI  Protein
3. Pengaruh persalinan  Lemak
4. Penggunaan alat
kontrasepsi
5. Ketentraman jiwa dan
fikiran

Cara meningkatkan produksi ASI

Konsumsi Sari Kacang Hijau

Gambar 2.1 Kerangka Teori

2.4. Kerangka konsep

Kerangka konseptual adalah suatu hubungan atau kaitan antara konsep

satu dengan konsep yang lainnya dari masalah yang ingin diteliti (Muhammad,
2013). Kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar 2.2

berikut.

Variabel Independen Variabel Dependen

Pemberian Kelancaran
Sari Kacang Hijau Produksi ASI

Gambar 2.2 Kerangka Konsep

2.5. Hipotesis

Ha : Ada efektifitas pemberian sari kacang terhadap kelancaran produksi ASI

di wilayah kerja Puskesmas Keritang Hulu Kecamatan Kemuning Kabupaten

Indragiri Hilir.

Ho : Diduga tidak ada efektifitas pemberian sari kacang terhadap kelancaran

produksi ASI di wilayah kerja Puskesmas Keritang Hulu Kecamatan Kemuning

Kabupaten Indragiri Hilir.


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis dan Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian Quasi Eksperimen dengan

menggunakan bentuk rancangan Pre test-Post Test dalam suatu kelompok (one

group pre test-one group post test) yang bertujun untuk mengetahui efektivitas

pemberian sari kacang hijau terhadap kelancaran produksi ASI di wilayah kerja

puskesmas Keritang Hulu.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Keritang Hulu

Kecamatan Kemuning. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juni 2021.

3.3 Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang memiliki bayi

berusia 0-24 bulan diwilayah kerja Puskesmas Keritang Hulu yang berjumlah 15

orang. Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang akan diteliti

(Arikunto, 2010). Penentuan jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini

adalah rumus Solvin (Notoadmodjo, 2010). Jadi, jumlah responden yang

digunakan sebagai sampel dalam penelitian adalah 14 orang ibu menyusui

3.4 Teknik Sampling

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

teknik non random sampling, dengan cara Purposive Sampling yaitu teknik

pengambilan sampel secara purposive didasarkan pada suatu pertimbangan

tertentu yang didasarkan pada ciri atau sifat populasi itu sendiri (Notoadmodjo,

2010).
3.5 Definisi Operasional

Sebelum membahas lebih lanjut dalam penyusunan skripsi ini dan untuk

menghindari berbagai penafsiran terhadap judul skripsi, maka peneliti perlu

menguraikan istilah yang dianggap penting.

Tabel 3.1 Definisi Operasional

Definisi Alat Ukur Cara Skal Hasil Ukur


Variabel
Operasional Ukur a
Variabel Makanan yang Timbanga Observasi Nom 0= Pre Test
Independen terbuat dari kacang n inal 1= Post Test
(Sari Kacang hijau yang dicampur Makanan (Sariyanti, 2018)
gula dan air.
Hijau)
Diberikan sebanyak
100 gram/hari
sebanyak 1 kali
selama 7 hari
berturut-turut
Variabel Jumlah Produksi Lembar Observasi Rasi 1. Kurang < 55%
Dependen ASI pada ibu Observasi o 2. Cukup 56-
(Kelancaran menyusui sebelum 75%
Produksi ASI) dan sesudah 3. Banyak 76-
mengkonsumsi sari 100%
kacang hijau (Arikunto, 2010)

3.6 Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data merupakan alat atau fasilitas yang digunakan oleh

peneliti agar mempermudah proses pengumpulan data yang diperlukan. Instrumen

yang digunakan dalam penelitian ini berupa lembar observasi.

3.7 Sumber Data

Sumber data penelitian adalah sumber subjek dari mana data bisa di

dapatkan. Apabila didalam sebuah penelitian seorang peneliti menggunakan

kuesioner atau wawancara dalam pengumpulan data, maka sumber data disebut

dengan responden.
3.4.1 Sumber Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung

dilapangan dari informan yang memberikan data langsung kepada yang

bersangkutan. Informan adalah orang yang memberikan informasi agar dapat

memecahkan masalah yang diajukan. Dalam hal ini pengertian informan adalah

ibu menyusui yang memiliki bayi usia 0-24 bulan.

3.4.2 Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder berupa sumber tertulis. Peneliti menggunakan

sumber data tertulis berupa buku, jurnal dan artikel yang terkait dengan

efektifitas sari kacang hijau dalam meningkatkan kelancaran produksi ASI.

3.8 Teknik Pengumpulan Data

3.8.1 Tahap Persiapan

1. Menetapkan responden untuk penelitian

2. Menyiapkan sari kacang hijau sebagai sarana untuk meningkatkan

produksi ASI.

3.8.2 Cara Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini akan disusun secara

sistematis agar penelitian dapat berjalan dengan lancar. Prosedur dalam penelitian

ini antara lain:

1. Peneliti mengurus surat permohonan izin penelitian dari kampus dan

diantar ke Puskesmas Keritang Hulu

2. Mempersiapkan lembar kuesioner dan lembar observasi

3. Berkenalan dengan calon responden sekaligus menjelaskan tujuan dan

manfaat serta jaminan hak-hak responden


4. Peneliti akan melihat jumlah produksi ASI responden sebelum diberi sari

kacang hijau

5. Peneliti memberikan sari kacang hijau 1x/per hari dan diberikan selama 7

hari berturut-turut

6. Peneliti melihat kembali jumlah produksi ASI responden setelah diberikan

sari kacang hijau selama 7 hari berturut-turut

7. Setelah proses pengumpulan data selesai maka peneliti akan melakukan

analisis data dengan uji statistik yang sesuai

8. Setelah proses pengumpulan data selesai peneliti akan melakukan

penyajian data berdasarkan informasi yang diperoleh dari responden dan

akan disajikan pada hasil penelitian.

3.9 Pengolahan Data

Dalam proses analisis data terlebih dahulu data harus diolah dengan tujuan

mengubah data menjadi informasi dengan cara berikut ini:

1. Editing

Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang

diperoleh atau dikumpulkan dengan mengecek kembali hasil tindakan

2. Coding

Coding adalah kegiatan pengelompokkan data dengan pemberian lambang

atau kode tertentu

3. Entry

Entry merupakan proses memasukkan seluruh data yang telah

dikumpulkan kedalam program komputerisasi berupa data.

4. Cleaning
Data yang telah terkumpul diperiksa kembali agar menghindari kesalahan

5. Processing

Data diproses dengan mengelompokkan data kedalam variabel yang

sesuai.

3.10 Analisa Data

3.7.1 Analisis Univariat

Analisis univariat digunakan untuk mengetahui karakteristik masing-

masing variabel penelitian dengan menghitung distribusi dan persentase masing-

masing karakteristik pada masing-masing kelompok (Notoadmodjo, 2010).

Analisis univariat dalam penelitian ini digunakan untuk mendeskripsikan tiap

variabel yang diukur yaitu variabel independen (pemberian sari kacang hijau) dan

variabel dependen (peningkatan produksi ASI).

3.7.2 Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan pada dua variabel yang diduga berhubungan

(Notoatmodjo, 2010). Data yang telah terkumpul akan ditabulasi kedalam tabel

sesuai dengan variabel yang akan diukur. Analisis bivariat dilakukan untuk

mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Analisis

bivariat menggunakan dependent sample t-test dengan syarat data terdistribusi

dengan normal. Kriteria pengambilan keputusan dengan menggunakan nilai

signifikansi atau p-value>0,05. Jika p-value>0,05 maka Ho ditolak artinya tidak

ada pengaruh sedangkan jika p-value<0,05 maka Ho diterima artinya ada

pengaruh (Notoadmodjo, 2010).


DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:


Rineka Cipta.

Astuti, I. (2013). Determinan Pemberian ASI Eksklusif pada Ibu Menyusui. Jurnal
Health Quality, 4(1), 60-68.

Departemen Agama RI. (2005) Al-Qur‟an dan Terjemahnya. Bandung: PT.


Syamil Cipta Media.

Ida (2012). Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Pemberian ASI Eksklusif 6


Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Kemiri Muka Kota Depok Tahun 2011.
Tesis. Depok: FKMUI.

Kanetro, Bayu. (2017). Teknologi Pengolahan dan Pangan Fungsional Kacang-


Kacangan. Yogyakarta: Plantaxia.

Kristayanasari, W. (2009). ASI Menyusui dan Sadari. Yogyakarta: Nuha Medika.

Maryam, Siti. (2016). Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi. Jakarta: Salemba


Medika.
Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

____________. (2010). Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rineka


Cipta.

____________. (2012). Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta:


Rineka Cipta.

Nuris, D Nuraini. (2017). Aneka Minuman Bagi Kesehatan.Yogyakarta : Gava


Media.

Prasetyono (2012). Buku Pintar ASI Eksklusif. Yogyakarta: Diva Press.

Proverawati, A. Asfuah, S. (2009). Buku Ajar Gizi dan Kebidanan. Nuha Medika,
Yogyakarta.

____________. (2010). Kapita Selekta ASI & Menyusui. Yogyakarta: Nuha


Medika.

Purwono.(2001). Seri Agribisnis Kacang Hijau.Bandung : Media Pustaka

Roesli, U. (2005) Mitos Menyusui. Makalah dalam Semibar Telaah Mutakhir


Tentang ASI. Bali: FAOPS-Perinasia.
Roesli, U. (2008). Mengenal ASI Eksklusif. Jakarta: Pustaka Pengembangan
Swadaya Nusantara.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif.


Bandung: Alfabeta.

United Nations Children’s Fund (UNICEF). (2013). Breastfeeding Is The


Cheapest And Most Effective Live-Saver In History. Press Release.

WHO. (2009). Infant and Young Child Feeding Model Chapter for Textbooks for
Medical Students and Allied Health Professional. Diakses melalui
http://files.ennonline.net/attachments/1481/who-iycf-model-chapter.pdf
LEMBAR OBSERVASI PRODUKSI ASI

Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan memilih salah satu jawaban YA


atau TIDAK dengan memberikan tanda checklist pada kotak yang telah
disediakan.

PILIHAN
PERNYATAAN
Ya Tidak

1. ASI merembes keluar melalui puting

2. Sebelum menyusui payudara terasa tegang

3. Setelah menyusui bayi akan tidur 2-3 jam

4. Bayi buang air kecil 6-8 kali/hari

5. Bayi buang air besar 3-4 kali/hari

6. Bayi menyusu 8-10kali dalam 24 jam

7. Ibu dapat mendengar suara menelan yang pelan ketika menyusui

8. Ibu merasa geli karena aliran ASI setiap kali bayi menyusu

9. Warna urin bayi kuning jernih

10. Pada 24 jam pertama bayi BAB berwarna hijau, pekat dan lengket

Sumber : Yuventhia, 2018


LEMBAR OBSERVASI PEMBERIAN SARI KACANG HIJAU

NO HARI/TGL JAM JUMLAH PARAF IBU

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.
SOP CARA MEMBUAT SARI KACANG HIJAU UNTUK
MEMPERLANCAR PRODUKSI ASI PADA IBU MENYUSUI DI
PUSKESMAS KERITANG HULU KECAMATAN KEMUNING

Pembuatan Sari Kacang Hijau ini dilakukan untuk memperlancar produksi ASI
ibu menyusui. Sari kacang hijau ini dikonsumsi sehari sebanyak 250 ml selama 7
hari berturut-turut

Alat yang digunakan:


1) Panci
2) Baskom
3) Blender
4) Saringan
5) Centong untuk mengaduk Sari Kacang Hijau
6) Gelas

Bahan yang digunakan


1) 100 gr Kacang Hijau
2) 200 gr Gula Pasir
3) garam secukupnya
4) 1 ltr air hangat
5) 1 ltr air

Langkah pembuatan sari kacang hijau


1) Cuci bersih kacang hijau
2) Rebus Kacang Hijau kedalam 1 ltr air hingga lunak.
3) Angkat dan tiriskan kacang hijau.
4) Blender kacang hijau yang di tambahkan dengan air hangat hingga halus.
5) Saring, lalu ambil sarinya dan buang ampasnya
6) Campur sari kacang hijau dengan gula pasir, garam,
7) Masak sambil diaduk perlahan dengan api kecil hingga mendidih selama 20
menit.
8) Angkat dan diamkan sampai uap panasnya hilang.
9) Masukkan ke dalam botol dan Sari Kacang Hijau Siap disajikan.
Sumber : Sariyanti (2018)

Anda mungkin juga menyukai