Anda di halaman 1dari 46

LAPORAN PRAKTIK MANAJEMEN PELAYANAN KEBIDANAN

DI RUANG RAWAT INAP RSU APRILLIA CILACAP


TAHUN 2023

Disusun Untuk Memenuhi


Tugas Program Profesi
Kebidanan

DISUSUN OLEH:
Kelompok 4
Nama Anggota:
1. Theresia Diniati (41221222001)
2. Ika Pujianti (41221222005)
3. Utami Puji Astuti (41221222002)
4. Lia Nita Febriani (41221222008)

PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN SARJANA DAN PROFESI
BIDAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS AL-IRSYAD
CILACAP TAHUN AKADEMIK
2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-
Nya, Laporan Akhir ini dapat terselesaikan tepat waktu. Penulisan Laporan Akhir
ini dilakukan dalam rangka memenuhi tugas praktik profesi berkaitan dengan
manajemen kebidanan yang dilaksanakan di RSU Aprillia Cilacap Tahun 2023.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada:
1. Sohimah, S.ST., M.Keb, selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Al-Irsyad Cilacap dan selaku dosen pembimbing anggota yang telah
menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan kami dalam
penyusunan Laporan Akhir ini
2. Dr Johariyah, M. Keb. selaku Ketua Program Studi S1 Kebidanan Fakultas
Ilmu Kesehatan Universitas Al-Irsyad Cilacap.
3. Tim dosen pembimbing praktik profesi yang telah menyediakan waktu,
tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan kami dalam penyusunan Laporan
Akhir ini
4. Sri Maryani, Amd.Keb , selaku pembimbing lahan praktik (CI) di RSU
Aprillia Cilacap, yang telah memberikan bimbinganya selama kami praktik di
RSU Aprillia Cilacap
5. Tim ruang VK, Perinatologi, Ruang Perawatan Rawat Inap, IGD, Poli
Kebidanan RSU Aprillia Cilacap yang telah membantu dalam usaha
memperoleh data yang kami perlukan.
6. Orang tua dan keluarga kami yang telah memberikan bantuan dukungan
material dan moral dan Akhir kata, kami berharap Allah SWT berkenan
membalas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga
Laporan Akhir ini membawa manfaat bagi pengembangan ilmu kebidanan.

Cilacap, Mei 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i


KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Tujuan ........................................................................................... 2
C. Manfaat ..........................................................................................
BAB II LANDASAN TEORI ......................................................................... 4
A. Konsep Manajemen Laktasi .......................................................... 4
B. Tahapan Manajemen Laktasi (Petunjuk bagi tenaga kesehatan) ... 7
C. Tahapan Manajemen Laktasi (Petunjuk bagi Ibu) ......................... 9
D. Persiapan Menyusui Periode Pasca Melahirkan............................ 9
E. Tehnik Menyusui yang benar......................................................... 11
F. Pijat Laktasi & Pijat Oksitosin ....................................................... 11
G. Tanda Kecukupa ASI..................................................................... 12
H. Kebutuhan ASI pada Bayi Baru Lahir........................................... 12
I. Manajemen memerah ASI............................................................... 13
J. Skala CARL .................................................................................... 14
BAB III ANALISA SITUASI ......................................................................... 15
A. ANALISA RUANGAN ................................................................ 15
B. PERUMUSAN MASALAH ......................................................... 19
C. SCORING....................................................................................... 19
D. PLAN OF ACTION (POA) ............................................................ 21
E. PENYELESAIAN MASALAH .................................................... 24
BAB IV PEMBAHASAN……………………………………………............. 25
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 27
A. KESIMPULAN ............................................................................. 27
B. SARAN ........................................................................................ 27
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................28
LAMPIRAN

i
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. : Struktur Organisasi.............................................................................27


Gambar 2. : Denah Ruangan..................................................................................28
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Sertifikat Konselor Laktasi


Lampiran 2 : Undangan Sosialisasi/ IHT Manajemen Laktasi
Lampiran 3 : Daftar Hadir Sosialisasi/ IHT Manajemen Laktasi
Lampiran 4 : Surat Permohonan Peminjaman Ruangan Aula RSU Aprillia Cilacap
Lampiran 5 : Foto Ruang VK dan Perawatan Rawat Inap ( Aglonema & Crysant)
Lampiran 6 : Dokumentasi Sosialisasi/ IHT Manajemen Laktasi

v
BAB I
PENDAHULUA
N

A. LATAR BELAKANG
Menyusui (laktasi) adalah kelengkapan fisiologis dan penyempurna
dari sebuah siklus reproduksi (Rejeki, 2019). Seorang wanita akan sempurna
bila dalam siklus hidupnya mengalami ovulasi, menstruasi, kehamilan,
melahirkan dan disempurnakan dengan menyusui (laktasi).
Manajemen laktasi merupakan segala daya upaya yang dilakukan
untuk membantu ibu mencapai keberhasilan dalam menyusui bayinya
(Sutanto, 2018). Usaha ini dilakukan ibu khususnya pada periode menyusui
eksklusif yaitu 0-6 bulan pertama pasca persalinan. Keberhasilan manajemen
laktasi didukung dengan 2 pemahaman tentang fisiologi laktasi, tentang
produksi dan pengeluaran ASI. Upaya ini dilakukan dalam tiga tahap, yaitu
pada masa kehamilan (antenatal), sewaktu ibu dalam persalinan sampai
keluar rumah sakit (perinatal) dan masa menyusui selanjutnya sampai anak
berumur 2 tahun (postnatal) (Maryunani, 2015).
Proses laktasi mempunyai dua komponen penting yaitu proses
produksi ASI dan proses pengeluaran ASI. Proses produksi ASI dimulai
dengan pembentukkan payudara sejak embrio 18 sampai dengan 19 minggu
yang dipengaruhi oleh hormone pertumbuhan. Selama masa kehamilan akan
terjadi peningkatan hormon prolactin yang berfungsi dalam produksi ASI.
Walaupun hormon prolaktin meningkat selama kehamilan, ASI belum bisa
keluar karena kadar hormon estrogen dan progesterone menghambat efek
stimulatorik prolaktin pada sekresi susu. Proses pengeluaran ASI dimulai
ketika bayi menghisap puting susu ibu,rangsangan mekanis ini akan
diteruskan oleh saraf sensoris ke medula spinalis dan kemudian diteruskan ke
hipotalamus dan hipofisis posterior, sehingga terjadi pelepasan hormon
oksitosin. Oksitosin yang beredar dalam darah dan melimpah di kelenjar
mamae akan membuat ASI mengalir dari dalam alveoli melalui saluran ASI
menuju ke reservoir ASI yang berlokasi di belakang areola lalu menuju ke
mulut bayi.

v
Pengetahuan ibu tentang fisiologi laktasi berperan penting dalam
menunjang keberhasilan menyusui yang nantinya mendukung keberhasilan
ASI eksklusif.
Dalam rangka menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi, WHO
(World Health Organisation) merekomendasikan pemberian ASI eksklusif
sampai bayi berumur 6 bulan dan pemberian ASI dilanjutkan sampai anak
berumur 2 tahun. Bayi hanya menerima ASI tanpa tambahan makanan atau
minuman termasuk air, menyusui sesuai permintaan atau sesering yang
diinginkan bayi dan tidak menggunakan botol atau dot (WHO, 2020).
Rendahnya tingkat pemberian ASI eksklusif di Indonesia disebabkan
oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah permasalahan menyusui yang
tidak segera teratasi oleh petugas kesehatan di rumah sakit. Ibu baru
melahirkan di RSU Aprillia Cilacap mengharapkan bantuan dan
pendampingan petugas kesehatan sehingga ibu tidak mengalami kesulitan
menyusui.
Hasil wawancara studi pendahuluan dari beberapa informan yang
melahirkan di rumah sakit menyatakan bahwa bantuan menyusui tidak
diperoleh dari petugas kesehatan. Tidak adanya bantuan menyusui tersebut
menimbulkan permasalahan menyusui yang tidak teratasi sehingga
mencetuskan rasa stres dan rasa tidak nyaman pada ibu karena berjuang
sendiri. Akibatnya, ibu bisa menyerah dan gagal menyusui bayinya, sehingga
harapan dari informan tersebut rumah sakit mendukung proses menyusui
dengan cara mendampingi ibu menyusui pasca melahirkan di rumah sakit
tersebut.
RSU Aprillia Cilacap merupakan rumah sakit umum yang sebelumnya
berdiri dari pelayanan Obstetri dan Neonatal yang menerapkan kasih sayang
Ibu dan Anak. Untuk menjadi rumah sakit pilihan pelanggan maka perlu
adanya service quality yang dapat memenuhi harapan pelanggan meliputi
seluruh pelayanan termasuk pemeriksaan kehamilan, persalinan dan pasca
persalinan.
Berdasarkan hasil analisa di ruangan perawatan rawat inap di RSU
Aprillia Cilacap, ditemukan beberapa keadaan, diantaranya: belum adanya
media informasi kesehatan ibu dan anak, rendahnya edukasi tentang
manajemen laktasi pada pasien ketika periode menyusui awal serta minimya
2
pengetahuan perawat ruangan tentang manajemen laktasi, sehingga kami
tertarik melakukan inovasi dengan refreshing sosialisasi tentang manajemen
laktasi ke bidan/ perawat di ruang VK dan ruang perawatan di RSU Aprillia
Cilacap.

B. TUJUAN
Tujuan dari penyusunan laporan akhir ini adalah:
1. Memenuhi tugas praktik profesi kebidanan program profesi kebidanan
Universitas Al Irsyad Cilacap
2. Meningkatkan pengetahuan bidan/perawat di RSU Aprilia Cilacap
tentang Manajemen Laktasi
3. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan Bidan/perawat tentang Manajemen
Laktasi di RSU Aprilia Cilacap

C. MANFAAT
Manfaat dari penyusunan laporan akhir ini adalah:
1. Bahan masukan bagi profesi bidan dalam strategi Manajemen Laktasi
2. Menambah pengetahuan bagi petugas kesehatan RSU Aprillia Cilacap
mahasiswa praktik profesi bidan tentang Manajemen Laktasi
3. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi landasan bagi bidan dalam
menjalankan perannya sebagai pelayan kesehatan dan pendidik kesehatan
terkait Manajemen Laktasi dalam menunjang keberhasilan ASI eksklusif

3
BAB II
LANDASAN TEORI

A. KONSEP MANAJEMEN LAKTASI


1. Pengertian Manajemen Laktasi
Manajemen laktasi merupakan segala daya upaya yang dilakukan untuk
membantu ibu mencapai keberhasilan dalam menyusui bayinya. Usaha
ini dilakukan terhadap ibu dalam 3 tahap, yakni pada masa kehamilan
(antenatal), sewaktu ibu dalam persalinan sampai keluar rumah sakit
(perinatal), dan pada masa menyusui selanjutnya sampai anak berumur 2
tahun (postnatal).
Manajemen laktasi adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk menunjang
keberhasilan menyusui.
Manajemen laktasi adalah tatalaksana yang diperlukan untuk menunjang
keberhasilan menyusui.
Laktasi adalah keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI diproduksi
sampai proses bayi mengisap dan menelan ASI. Laktasi merupakan
bagian integral dari siklus reproduksi mamalia termasuk manusia
2. Ruang lingkup manajemen laktasi periode postnatal
Ruang lingkup manajemen laktasi periode postnatal antara lain ASI
eksklusif, teknik menyusui, memerah ASI, memberikan ASI perah,
menyimpan ASI peras, pemenuhan gizi selama periode menyusui.
3. Tujuh Langkah Keberhasilan ASI Eksklusif
Tujuh (7) Langkah Keberhasilan ASI Eksklusif :
1) Mempersiapkan payudara bila diperlukan
2) Mempelajari ASI dan tatalaksana menyusui
3) Menciptakan dukungan keluarga, teman dan lingkungan
4) Memilih rumah sakit „sayang bayi‟
5) Memilih tenaga kesehatan yang mendukung pemberian ASI eksklusif
6) Mendatangi konsultasi laktasi untuk persiapan apabila ibu ibu
menemui kesulitan saat menyusui
7) Menciptakan sikap yang positif tentang ASI dan menyusui.

4
4. Sepuluh (10) Langkah menuju keberhasilan menyusui
Menkes RI berharap seluruh fasilitas pelayanan kesehatan di Indonesia,
baik Pemerintah maupun Swasta menerapkan 10 LMKM yaitu :
1) Menetapkan Kebijakan Peningkatan Pemberian Air Susu Ibu yang
secara rutin dikomunikasikan kepada semua petugas.
2) Melakukan pelatihan bagi petugas untuk menerapkan kebijakan
tersebut.
3) Memberikan penjelasan kepada ibu hamil tentang manfaat menyusui
dan talaksananya dimulai sejak masa kehamilan, masa bayi lahir,
sampai umur 2 tahun.
4) Membantu ibu mulai menyusui bayinya dalam 60 menit setelah
melahirkan di ruang bersalin.
5) Membantu ibu untuk memahami cara menyusui yang benar dan cara
mempertahankan menyusui meski ibu dipisah dari bayi atas indikasi
medis.
6) Tidak memberikan makanan atau minuman apapun selain ASI
kepada bayi baru lahir.
7) Melaksanakan rawat gabung dengan mengupayakan ibu bersama
bayi 24 jam sehari.
8) Membantu ibu menyusui semau bayi semau ibu, tanpa pembatasan
terhadap lama dan frekuensi menyusui
9) Tidak memberikan dot atau kempeng kepada bayi yang diberi ASI.
10) Mengupayakan terbentuknya Kelompok Pendukung ASI di
masyarakat danmerujuk ibu kepada kelompok tersebut ketika pulang
dari Rumah Sakit/Rumah Bersalin/Sarana Pelayanan Kesehatan.

B. TAHAPAN MANAJEMEN LAKTASI PER PERIODE (PETUNJUK


BAGI PETUGAS KESEHATAN)
Adapun upaya-upaya yang dapat dilakukan petugas kesehatan agar tercapai
keberhasilan menyusui pada klien/ pasiennya, antara lain :
1. Pada Masa Antenatal (Kehamilan)

5
a. Memberikan penerangan dan penyuluan tentang manfaat dan
keunggulan ASI, manfaat menyusui baik bagi ibu maupun bayinya,
disamping bahay pemberian susu botol.
b. Pemeriksaan kesehatan, kehamilan dan payudara, keadaan puting
susu, apakah ada kelainan atau tidak. Disamping itu perlu dipantau
kenaikan berat badan ibu hamil.
c. Perawatan payudara dimulai pada kehamilan memasuki usia 6 bulan
agar ibu mampu memproduksi dan memberikan ASI yang cukup.
d. Memperhatikan gizi atau makanan ditambah mulai dari kehamilan
trimester dua sebanyak 1 1/3 kali dari porsi makanan sebelum hamil.
e. Menciptakan suasana keluarga yang menyenangkan. Dalam hal ini
perlu diperhatikan keluarga terutama suami kepada istri yang sedang
hamil untuk memberikan dukungan dan membesarkan hatinya.
2. Pada Masa Intranatal (segera setelah persalinan)
a. Membantu upaya pelaksanaan inisiasi menyusu dini (IMD)
b. Membantu terjadinya kontak langsung antara ibu-bayi selama 24 jam
sehari agar menyusui dapat dilakukan tanpa jadwal. Menciptakan
suasana tenang agar ibu dapat berpikiran dengan penuh kasih sayang
terhadap bayinya dan penuh rasa percaya diri untuk menyusui
bayinya.
3. Pada masa post-natal (masa menyusui)
a. Menyusui dilanjutkan secara eksklusif selama 6 bulan pertama usia
bayi yaitu hanya memberikan ASI saja tanpa makanan atau
minuman lainnya.
b. Perhatikan gizi/ makanan ibu menyusui, perlu makanan 1 ½ kali
lebih banyak dari biasa dan minum minimal 8 gelas sehari.
c. Ibu menyusui harus cukup istirahat dan menjaga ketenangan pikiran
dan menghindari kesalahan yang berlebihan agar produksi ASI tidak
terhambat.
d. Pengertian dan dukungan keluarga terutama suami penting untuk
menunjang keberhasilan menyusui.

6
e. Rujuk ke posyandu atau puskesmas atau petugas kesehatan apabila
ada permasalahan menyusui seperti payudara bengkak disertai
demam.
f. Menghubungi kelompok pendukung ASI terdekat untuk meminta
pengalaman dari ibu-ibu yang sukses menyusui bayi mereka.
g. Memperhatikan gizi/ makanan bayi, terutama setelah bayi melewati
usia 6 bulan, dengan makanan pendukung ASI (MP ASI) yang
cukup baik kuantitas maupun kualitasnya.

C. TAHAPAN MANAJEMEN LAKTASI PER PERIODE (PETUNJUK


BAGI IBU)
Berikut ini tahapan Manajemen Laktasi :
1. Periode Antenatal
a. Meyakinkan diri sendiri akan keberhasilan menyusui dan bahwa ASI
adalah amanah Ilahi
b. Makan dengan teratur penuh gizi dan seimbang
c. Mengikuti bimbingan persiapan menyusui yang terdapat disetiap
klinik laktasi di rumah sakit
d. Melaksanakan pemeriksaan kehamilan secara teratur
e. Menjaga kebersihan diri, kesehatan, dan cukup istirahat
f. Mengikuti senam hamil.
2. Periode Perinatal
a. Bersihkan puting susu sebelum anak lahir
b. Susuilah bayi sesegera mungkin, jangan lebih dari 30 menit pertama
setelah lahir (inisiasi dini)
c. Lakukan rawat gabung yakni bayi selalu di samping ibu selama 24
jam penuh setiap hari
d. Jangan berikan maknan atau minuman selain ASI
e. Jangan memberikan dot maupun kempengan karena bayi akan susah
menyusul, disamping mengganggu pertumbungan gigi.

7
f. Susuilah bayi kapan saja dia membutuhkan, jangan dijadwal.
Susuilah juga bila payudara ibu terasa penuh. Ingatlah bahwa makin
sering menyusui, makin lancar produksi dan pengeluaran ASI.
g. Setiap kai meyusui, gunakanlah kedua payudara secara bergantian.
Yakinkan bahwa payudara telah kosng atau bayi tidak lagi mau
mengisap
h. Mintalah petunjuk kepada petugas rawat gabung, bagaimana cara
menyusui yang baik dan benar.
3. Periode Postnatal
a. Berikan ASI saja sampai bayi berumur 6 bulan atau penyusuan
eksklusif dan teruskan pemberian ASI sampai bayi berumur 2 tahun.
b. Berikan makanan pendamping ASI saat bayi mulai berumur 6 bulan.

D. PERSIAPAN MENYUSUI PADA PERIODE PASCA MELAHIRKAN


Berikut ini adalah persiapan menyusui sebagai upaya meningkatkan produksi
ASI pada masa sesudah melahirkan, antara lain :
1. Ibu langsung melakukan IMD segera setelah bayi lahir
INISIASI Menyusu Dini adalah proses bayi menyusu segera setelah
dilahirkan, di mana bayi dibiarkan mencari puting susu ibunya
sendiri (tidak disodorkan ke puting susu). Inisiasi Menyusu Dini akan
sangat membantu dalam keberlangsungan pemberian ASI eksklusif
(ASI saja) dan lama menyusui
IMD dapat dilakukan dengan meletakkan bayi dalam posisi tengkurap
pada dada atau perut ibu tanpa terhalang oleh kain, selama minimal satu
jam dimulai segera setelah bayi lahir.
2. Susui bayi sesring mungkin 2 atau 3 jam sekali (ASI ondemand/ ssi
kebutuhan bayi)
3. Tidak memberikan cairan lain selain ASI
4. Tidak memberikan dot atau empeng
5. Melaksanakan teknik menyusui yang benar
6. Memelihara kebersihan payudara
7. Memperhatikan asupan makanan dengan menu seimbang

8
8. Istirahat yang cukup dan menghindar stress
9. Menghindari merokok dan minuman beralkohol
10. Memakai BH yang bersih setiap kali habis menyusui dan memakai BH
yang menopang payudara dan tidak ketat.

E. TEHNIK MENYUSUI YANG BENAR

Seringkali kegagalan menyusui disebabkan karena kesalahan memposisikan


dan melekatkan bayi. Puting ibu menjadi lecet sehingga ibu jadi segan
menyusui, produksi ASI berkurang dan bayi menjadi malas menyusu.
Berikut langkah - langkah menyusui yang benar :
1. Cuci tangan dengan air bersih yang mengalir.
2. Perah sedikit ASI dan oleskan ke puting dan areola sekitarnya.
Manfaatnya adalah sebagai desinfektan dan menjaga kelembaban puting
susu.
3. Ibu duduk dengan santai kaki tidak boleh menggantung.
4. Posisikan bayi dengan benar
5. Bayi dipegang dengan satu lengan. Kepala bayi diletakkan dekat
lengkungan siku ibu, bokong bayi ditahan dengan telapak tangan ibu.
6. Perut bayi menempel ke tubuh ibu.
7. Mulut bayi berada di depan puting ibu.
8. Lengan yang di bawah merangkul tubuh ibu, jangan berada di antara
tubuh ibu dan bayi. Tangan yang di atas boleh dipegang ibu atau
diletakkan di atas dada ibu.
9. Telinga dan lengan yang di atas berada dalam satu garis lurus.
10. Bibir bayi dirangsang dengan puting ibu dan akan membuka lebar,
kemudian dengan cepat kepala bayi didekatkan ke payudara ibu dan
putting serta areola dimasukkan ke dalam mulut bayi.
11. Cek apakah perlekatan sudah benar
 Dagu menempel ke payudara ibu.
 Mulut terbuka lebar.
 Sebagian besar areola terutama yang berada di bawah, masuk ke
dalam mulut bayi.
 Bibir bayi terlipat keluar.

9
 Pipi bayi tidak boleh kempot (karena tidak menghisap, tetapi
memerah ASI).
 Tidak boleh terdengar bunyi decak, hanya boleh terdengar bunti
menelan.
 Ibu tidak kesakitan.
 Bayi tenang.

F. PIJAT LAKTASI DAN PIJAT OKSITOSIN


1. Pengertian
Pijat laktasi adalah salah satu solusi terbaik untuk masalah ini, terlebih
jika ditemukan sumbatan pada payudara.
Pijat laktasi adalah pemijatan yang dilakukan pada beberapa bagian
tubuh, yaitu kepala, leher, bahu, punggung, dan payudara. Sedangkan
pijat oksitosin, hanya pemijatan tulang belakang pada daerah punggung.
2. Manfaat
a) Pijat oksitosin merupakan pijatan yang dapat membantu
mencetus produksi hormon oksitosin. Oksitosin merupakan
hormon penting dalam menyusui.
b) Gerakan pijat laktasi dapat memicu produksi hormon oksitosin, yaitu
hormon yang berperan penting dalam proses pengeluaran ASI.
c) Pijatan tersebut akan membuat otot-otot tubuh menjadi rileks,
sirkulasi darah lebih lancar, dan tentunya pikiran menjadi tenang.
Pikiran yang tenang akan membuat produksi dan kerja hormon
oksitosin semakin lancar.
3. Cara melakukan pijat laktasi
Cara pijat laktasi untuk memperlancar ASI dapat dilakukan dengan
beberapa gerakan, berikut masing-masing penjelasannya.
1) Gerakan Memutar
Setelah Anda sudah dalam posisi nyaman dan rileks, tuangkan baby
oil pada telapak tangan, lalu cobalah untuk mengangkat satu sisi
payudara dengan tangan kiri lalu tahan bagian atasnya menggunakan
tangan kanan. Lakukan pijatan memutar setidaknya 20 kali dengan

1
arah berlawanan. Sebaiknya Anda memposisikan diri di depan
cermin, sehingga dapat mengamati teknik memijat yang benar
2) Gerakan Naik-Turun
Gerakan pijat laktasi selanjutnya adalah naik-turun. Ambil baby oil
dan tuangkan pada telapak tangan. Kemudian letakkan telapak
tangan di samping payudara lalu rasakan apakah terdapat bagian
keras atau sumbatan pada payudara. Selanjutnya, gerakkan masing-
masing tangan naik dan turun secara bergantian.
3) Memijat Area Putting
Pada kasus ASI yang terhambat biasanya akan ditemukan sumbatan
di area puting. Apabila Anda mengalami hal ini, maka lakukan cara
pijat laktasi dengan memijat area sekitar puting. Pertama-tama,
angkat salah satu sisi payudara dengan tangan kiri, lalu posisikan 4
jari tangan kanan pada area puting dan lakukan gerakan melingkar.
Teruskan gerakan melingkar hingga Anda menemukan area yang
seakan terasa melunak akibat adanya sumbatan. Lakukan pijatan ini
secara berulang di bagian puting sebanyak 20 kali sampai sumbatan
menghilang dan ASI menjadi lebih lancar.
4) Memijat Area Ketiak
Cara pijat laktasi yang terakhir adalah dengan memijat area sekitar
ketiak. Caranya adalah dengan memijat bagian bawah ketiak secara
lembut, berlanjut ke belahan dada sampai menuju puting. Sembari
memijat, pastikan bahwa tidak ada lagi bagian yang terasa keras.
4. Cara pijat oksitosin

a) Posisikan tubuh senyaman mungkin, lebih baik jika ibu duduk


bersandar ke depan sambil memeluk bantal. Jika tidak ada, ibu
juga bisa bersandar pada meja
b) Berikan pijatan pada kedua sisi tulang belakang dengan
menggunakan kepalan tangan. Tempatkan ibu jari menunjuk
ke depan
c) Pijat kuat dengan gerakan melingkar
d) Pijat kembali sisi tulang belakang ke arah bawah sampai
sebatas dada, mulai dari leher sampai ke tulang belikat

1
e) Lakukan pijatan ini berulang-ulang selama sekitar 3 menit atau
sampai Ibu merasa benar-benar nyaman

G. TANDA KECUKUPAN ASI

Ada beberapa hal yang dapat membantu untuk mengetahui bahwa Si


Kecil memang sudah mendapatkan ASI dalam jumlah yang cukup. Di
antaranya seperti yang ada di bawah ini

1. Bayi Menelan dengan Baik


2. Bayi Merasa Puas
3. Popok Bayi Terisi Penuh
4. Urine Berwarna Jernih
5. Berat Badan Bayi Bertambah
6. Payudara Terasa Lebih Lembut setelah Menyusui
7. Bayi terlihat Ceria dan Aktif

H. KEBUTUHAN ASI PADA BAYI BARU LAHIR


1. Usia 1 hari, sekitar 7 ml atau lebih dari 1 sendok teh
2. Usia 2 hari, sekitar 8-14 ml atau di bawah 3 sendok teh
3. Usia 3 hari, sekitar 15-38 ml atau lebih dari 2 sendok makan
4. Usia 4 hari, sekitar 39-58 ml atau lebih dari 3 sendok makan
5. Usia 5-7 hari, sekitar 59-65 ml atau lebih dari 3½ sendok makan

1
I. MANAJEMEN MEMERAH ASI
1. Cara memerah ASI dan menyimpan ASI
Petunjuk umum untuk menyimpan ASI dirumah
:
1) Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir
2) Setelah diperas, ASI dapat disimpan dalam lemari es/ frezzer
3) Tulis jam, hari dan tanggal saat diperas
4) Keterangan : ASI yang di keluarkan dapat bertahan diudara terbuka/
bebas selama 6-8 jam, dilemari es 24 jam, dilemari pendingin 6
bulan (bila ASI disimpan dalam lemari es, tidak boleh dipanasi
karena nutrisi yang ada dalam ASI akan hilang, cukup diamkan saja)
5) ASI dapat disimpan dalam botol gelas/ plastik. Termasuk plastik klip
(80-100 cc).
6) ASI yang disimpan dalam frezzer dan sudah dikeluarkan sebaiknya
digunakan lagi setelah 2 hari
7) ASI beku perlu dicairkan dahulu dalam lemari es
8) ASI beku tidak boleh dimasak/ dipanaskan, hanya dihangatkan
dengan merendam dalam air hangat
J. SKALA CARL
Penentuan prioritas masalah kesehatan adalah suatu proses yang dilakukan
olehsekelompok orang dengan menggunakan metode tertentu untuk
menentukan urutan masalahdari yang paling penting sampai yang kurang
penting. Dalam menetapkan prioritas masalahada beberapa pertimbangan
yang harus diperhatikan, yakni:
a. Besarnya masalah yang terjadi
b. Pertimbangan politik
c. Persepsi masyarakatd.
d. Bisa tidaknya masalah tersebut diselesaika

CARL adalah singkatan dari beberapa kriteria yang digunakan dalam


menentukan prioritas masalah yang terdiri dari:
C : Capability yaitu ketersediaan sumber daya (dana, sarana dan
peralatan) A : Accessibility yaitu kemudahan, masalah yang ada
mudah diatasi atau tidak. Kemudahaan dapat didasarkan pada ketersediaan
metode / cara /
teknologi serta penunjang pelaksanaan seperti peraturan atau juklak.
R : Readiness yaitu kesiapan dari tenaga pelaksana maupun kesiapan
sasaran, seperti keahlian atau kemampuan dan motivasi.
1
L : Leverage yaitu seberapa besar pengaruh kriteria yang satu dengan yang
lain dalam pemecahan masalah yang dibahas.
Untuk mendapatkan nilai prioritas yaitu dengan cara mengalikan nilai
masing-masing kriteria. Semakin tinggi nilai hasil perkalian maka semakin
prioritas masalah tersebut untuk diselesaikan.
Adapun langkah-langkah untuk menetapkan prioritas masalah dengan
menggunakan metode CARL ini adalah sebagai berikut:
1. Tulis atau daftarlah masalah yang didapat dari kegiatan analisis situasi.
2. Tentukan skor masing-masing kriteria
3. Berikan skor atau nilai untuk setiap masalah berdasarkan kriteria CARL (
C x A x R x L ).

1
BAB III
ANALISA SITUASI

A. ANALISA RUANGAN
Rumah Sakit Umum Aprillia Cilacap merupakan salah satu rumah sakit di
Kabupaten Cilacap tipe D yang beralamat di Jalan Jendral Gatot Subroto No.
95. Berdasarkan analisa ruangan didapatkan data sebagai berikut:
1. Tata Letak Ruang VK
Ruang VK RSU Aprillia Cilacap terletak di lantai dasar dengan denah
lokasi sebagai berikut
2. Tata Letak Ruang Perawatan Rawat Inap
RSU Aprillia Cilacap belum memiliki ruangan yang berfungsi khusus
untuk perawatan Nifas dan masih bercampur dengan ruang perawatan
lainnya. RSU Aprillia Cilacap terdiri dari 2 ruang perawatan rawat inap
yang sudah berfungsi yaitu ruang perawatan Aglonema dan Crysant.
Ruang perawatan Aglonema merupakan ruang rawat inap yang berada
dilantai 1. Ruang Aglonema khusus kelas 1,2,3 dan Ruang Crysant
merupakan ruang perawatan rawat inap kelas VVIP, VIP dan kelas
1,2,3.
3. Sarana dan Prasarana
a. Nurse Station ruang perawatan rawat inap (Aglonema dan
Crysant) Di dalam Nurse Station terdapat fasilitas meja
pencatatan, 1 unit komputer dan 1 unit telepon umum, belum
terdapat brosur, leaflet, SOP tindakan ataupun media informasi
lainya terkait manajemen laktasi.
b. Ruang Bersalin
Di dalam ruang bersalin terdapat 4 bed pasien dan 1 kamar mandi
pasien dengan standar prifasi pasien yang terjaga, belum ada
media informasi kesehatan terkait manajemen laktasi.
c. Ruang Tindakan VK
Di dalam ruang tindakan terdapat 1 gynecology bed untuk
tindakan oleh dokter spesialis Obgyn, dan 1 tempat tidur.

1
4. Sumber Daya Manusia ( SDM )
a. Total Bidan yang bertugas di RSU Aprillia Cilacap terdapat 12
bidan yang terbagi menjadi 10 bidan di Ruang VK, 1 bidan di Poli
Kebidanan dan 1 bidan di ruang OK.
b. Total perawat rawat inap di ruang aglonema berjumlah 10 orang
yang terdiri semuanya adalah perawat dan ruang crysant total
berjumlah 9 perawat.
c. Beberapa pelatihan yang pernah dilaksanakan oleh bidan VK
RSU Aprillia Cilacap, diantaranya:APN, MU, dan PONEK.
5. Jumlah Persalinan
Berdasarkan data sekunder yang ada, didapatkan jumlah persalinan
baik spontan maupun SC selama bulan Januari – April 2023 di ruang
VK RSU Aprillia Cilacap adalah sejumlah 205 persalinan.

1
Struktur Organisasi Ruang VK dan Ruang Perawatan Rawat Inap

Direktur

dr. Supri yono, Sp.A

Ka.Bagian Pelayanan
Keperawatan
Sup riyadi, AMK

Karu VK Karu Aglonema Karu Crysant

Sri Maryani, Amd.Keb dgn Bidan Pelaksana


Miradita 9
C P, S.Kep.,Ners Endah R, AMK
dgn Perawat Pelaksana berjumlah dgn
9 Perawat Pelaksana berjumlah 8

Gambar 2. Struktur Organisasi Ruang VK & Ruang Perawatan Rawat


Inap RSU Aprillia Cilacap

1
Gambar 2. Denah Ruangan RSU Aprillia Cilacap

1
B. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas dapat di rumuskan masalah sebagai berikut:
1. Belum adanya media informasi kesehatan ibu diruang VK dan ruang
perawatan terkait tentang manajemen laktasi
2. Masih rendahnya edukasi dari petugas kesehatan baik perawat/bidan
tentang manajemen laktasi kepada pasien nifas
3. Minimnya pengetahuan petugas kesehatan diruang perawatan rawat
inap terkait manajemen laktasi
C. SCORING
Menetapkan prioritas masalah perlu dilakukan karena tidak semua
masalah mampu diselesaikan dalam suatu organisasi. Banyak metode yang
dapat digunakan, salah satunya adalah metode CARL.
Metode CARL merupakan suatu metode yang digunakan untuk
menentukan prioritas dari beberpa masalah jika data yang tersedia dari
masalah-masalah tersebut adalah data kualitatif.
CARL adalah singkatan dari beberapa kriteria yang digunakan dalam
menentukan prioritas masalah yang terdiri dari:
C : Capability yaitu ketersediaan sumber daya (dana, sarana dan
peralatan) A : Accessibility yaitu kemudahan, masalah yang ada
mudah diatasi atau tidak. Kemudahaan dapat didasarkan pada ketersediaan
metode / cara /
teknologi serta penunjang pelaksanaan seperti peraturan atau juklak.
R : Readiness yaitu kesiapan dari tenaga pelaksana maupun kesiapan
sasaran, seperti keahlian atau kemampuan dan motivasi.
L : Leverage yaitu seberapa besar pengaruh kriteria yang satu dengan yang
lain dalam pemecahan masalah yang dibahas.
Untuk mendapatkan nilai prioritas yaitu dengan cara mengalikan nilai
masing-masing kriteria. Semakin tinggi nilai hasil perkalian maka semakin
prioritas masalah tersebut untuk diselesaikan.
Adapun langkah-langkah untuk menetapkan prioritas masalah dengan
menggunakan metode CARL ini adalah sebagai berikut:

1. Tulis atau daftarlah masalah yang didapat dari kegiatan analisis situasi.

1
2. Tentukan skor masing-masing kriteria, misalnya disepakati 1 - 5.
(penetapan skor berdasarkan kesepakatan bersama anggota kelompok).
 Nilai 1 = sangat kurang sesuai
 Nilai 2 = Kurang sesuai
 Nilai 3 = Cukup sesuai
 Nilai 4 = Sesuai
 Nilai 5 = Sangat sesuai
3. Berikan skor atau nilai untuk setiap masalah berdasarkan kriteria CARL (
C x A x R x L ).
Menentukan prioritas berdasarkan hasil ranking. Urutkan pemecahan
masalah menurut prioritasnya berdasarkan hasil yang telah diperoleh.
NO Masalah C A R L Total Prioritas
skor
1 Kurangnya pengetahuan 4 3 3 4 144 1
petugas kesehatan di ruang
perawatan terkait
manajemen laktasi

2 Belum adanya media 4 3 3 3 108 2


informasi kesehatan ibu
diruang VK dan ruang
perawatan terkait tentang
manajemen laktasi

3 Masih kurangnya edukasi 4 3 3 3 108 3


dari petugas kesehatan
baik bidan/perawat tentang
manajemen laktasi kepada
pasien nifas

2
D. PLAN OF ACTION (POA)
Plan Of Action (POA) yang akan dilakukan di ruang VK dan Ruang Perawatan berdasarkan urutan skala prioritas dari tabel
scoring Maglaya dan Baylon adalah sebagai berikut:

Kriteria
Bahan/Biaya/ Penanggung
No Masalah Tujuan Kegiatan Sasaran Keberhasila
Sumber jawab
n
1 Kurangnya Tujuan umum : Melaksanakan SDM / Bahan : Ika Pujianti, S. Keb Tercapainya
Meningkatnya sosialisasi/ IHT Tenaga IHT tentang (Bersertifikat peningkatan
pengetahuan
pengetahuan Bidan/ terkait manajemen kesehatan manajemen Konselor Laktasi) pengetahuan
petugas Perawat rawat Inap terkait laktasi (Bidan/ laktasi berupa &
manajemen laktasi Penyerahan media Perawat) Media Power ketrampilan
kesehatan di
edukasi berupa Poit, Boneka Bidan/
ruang Tujuan khusus : leaflet dan banner peraga, phantom Perawat
1. Bidan/ Perawat Rawat terkait manajemen payudara. Rawat Inap
perawatan
Inap mampu laktasi terkait
terkait memberikan edukasi Biaya : Rp manajemen
terkait manajemen 350.000,- laktasi
manajemen
laktasi dengan baik
laktasi 2. Bidan/ Perawat Rawat Sumber :
Mahasiswa
Inap mampu
memberikan
pelayanan terkait
manajemen laktasi

2
2 Belum adanya Tujuan umum : Pembuatan media 1. SDM / Bahan: 1. Utami Puji astuti, 1. Bidan dan
Menyediakan media informasi berupa Tenaga Pembuatan S.Keb perawat
media
edukasi terkait manajemen leaflet dan banner kesehatan Leaflet dan 2. Theresia Diniati, mampu
informasi laktasi berupa leaflet dan tentang ( Bidan banner S.Keb memberika
banner manajemen laktasi VK dan tentang 3. Lia Nita Febriani, n media
kesehatan ibu
ruang manajemen S.Keb informasi
diruang VK Tujuan khusus : perawata laktasi pelayanan
1. Terdapat media edukasi n rawat terkait
dan ruang
terkait manajemen inap) manajemen
perawatan laktasi di ruang 2. Ibu nifas laktasi
perawatan ibu nifas dan Biaya: Rp. 2. Ibu nifas
terkait tentang
2. Untuk mendukung dan keluarga 200.000,- dan
manajemen mempermudah program keluarga
menuju keberhasilan Sumber: mudah
laktasi
ASI Eksklusif Mahasiswa mengakses
sumber
informasi
terkait
manajemen
laktasi

3 Belum Tujuan umum: 1. Melaksanakan 1. SDM / Bahan : 1. Ika Pujianti, 1. Tercapainy


Petugas kesehatan (Bidan/ sosialisasi/ Tenaga IHT tentang S.Keb a
optimalnya
Perawat) mampu IHT terkait kesehatan manajemen 2. Lia Nita Febriani, peningkata
edukasi dari memberikan edukasi manajemen ruang laktasi berupa S.Keb n
terkait pelayanan laktasi perawata Media Power pengetahua
petugas
manajemen laktasi 2. Penyerahan n Point, Boneka n&
kesehatan baik 2. Ibu nifas peraga, phantom ketrampilan
media edukasi
Tujuan khusus: payudara. Bidan/
berupa leaflet

2
bidan/perawat 1. Pengetahuan ibu dapat dan banner Perawat
bertambah khususnya terkait Biaya : Rawat Inap
tentang
tentang manajemen manajemen Rp terkait
manajemen menyusui laktasi 350.000,- manajemen
2. Bidan/ Perawat Rawat 3. Mengusulkan laktasi
laktasi kepada
Inap mampu dan pembuatan Sumber : 2. Bidan dan
pasien nifas bersedia memberikan Mahasiswa perawat
SOP tentang
pelayanan edukasi mampu &
layanan pada
terkait manajemen bersedia
laktasi pasien nifas memberika
terkait n pelayanan
manajemen terkait
laktasi manajemen
laktasi
3. Ibu
mengetahui
dan paham
tentang
manajemen
laktasi dan
sukses
menyusui

2
E. PENYELESAIAN MASALAH
Berdasarkan penghitungan menggunakan skala CARL, didapatkan hasil
bahwa prioritas masalah yang dapat di lakukan penyelesainya adalah
1. Belum adanya media informasi kesehatan ibu diruang VK dan ruang
perawatan terkait tentang manajemen laktasi
2. Masih rendahnya edukasi dari petugas kesehatan baik perawat/bidan
tentang manajemen laktasi kepada pasien nifas
3. Minimnya pengetahuan petugas kesehatan diruang perawatan rawat inap
terkait manajemen laktasi
Berdasarkan prioritas masalah diatas dilakukan penyelesaian masalah
dengan pelaksanaan sosialisasi/ IHT tentang manajemen laktasi yang
dilakukan dengan rincian acara sebagai berikut:
1. Hari/Tanggal : Senin, 22 Mei 2023
2. Waktu : Pukul 08.00 WIB s/d selesai
3. Narasumber : Ika Pujianti, S.Keb ( Konselor Laktasi)
4. Materi/Kegiatan :
 Teori tentang Manajemen Laktasi
 Role Play (demonstrasi tehnik menyusui dan pijat oksitosin)
 Penyerahan media informasi berupa leaflet dan banner.
5. Peserta : Bidan dan Perawat Rawat Inap RSU Aprillia Cilacap
6. Notulen : Dokumentasi dan daftar hadir kami sampaikan di
halaman lampiran

2
BAB IV
PEMBAHASAN

Kegiatan ini meliputi persiapan, menentukan sasaran implementasi,


monitoring dan evaluasi. Persiapan baik dari persiapan materi, bahan dan alat
dipersiapkan oleh mahasiswa prodi profesi kebidanan Universitas Al-Irsyad Cilacap.
Hasil analisis situasi dibutuhkan alat dan bahan untuk menunjang keberlangsungan
kegiatan meliputi
; materi power point manajemen laktasi, phantom boneka, phantom payudara. Materi
mengenai definisi, manfaat manajemen laktasi dan cara pijat laktasi 7 oksitosin
dimodifikasi dari beberapa referensi.
Pelaksanaan kegiatan diawali dengan sosialisasi yang disampaikan secara
langsung dalam forum IHT manajemen laktasi dengan menampilkan demonstrasi/
role play tehnik menyusui yang benar, cara pijat laktasi maupun pijat oksitosin.
Kegiatan ini di ikuti oleh perwakilan ruang perinatology, kamar bersalin dan
ruang rawat inap. Sasaran dari kegiatan ini adalah bidan kamar bersalin dan perawat
ruang rawat inap yang kurang mengetahui tentang manajemen laktasi untuk ibu nifas.
Kegiatan ini dilakukan selama satu hari mulai dari pengajuan proposal dan koordinasi
dengan pihak Rumah Sakit umum Aprillia Cilacap serta koordinasi dengan bagian
SDM terkait peminjaman ruangan pertemuan untuk kegiatan sosialisasi
manajemen laktasi.
Metode kegiatan ini dilakukan melalui pemaparan materi, demonstrasi atau
role play tentang tehnik menyusui yang benar, pijat laktasi dan pijat oksitosin. Waktu
kegiatan dilakukan hari senin pada tanggal 22 mei 2023 jam 08.00 - selesai.
Kegiatan pelatihan diawali dengan pre test dan diakhiri dengan post test serta
penyerahan media edukasi berupa banner dan leaflet tentang manajemen laktasi.
Pada akhir kegiatan pelatihan, peserta pelatihan diberikan penjelasan untuk
mengulang kembali materi pelatihan baik pengetahuan maupun keterampilan sebagai
upaya tindak lanjut kegiatan pelatihan. Peserta pelatihan dibekali leaflet serta materi
sebagai media pembelajaran agar tidak lupa.
Berikut hasil evaluasi kegiatan IHT manajemen laktasi di RSU Aprillia
Cilacap.
Tabel 1. Table distribusi frekuensi pengetahuan dan ketrampilan ibu nifas dan tenaga
kesehatan di RSU Aprillia tentang Manajemen Laktasi.
Pengetahuan Rata-rata 95% CI
Pretest 42,70 37,5 – 6,5
Postest 98,40 84,5 – 97,50

Hasil analisis didapatkan rata-rata nilai ketrampilan sebelum kegiatan adalah


42,70 dengan estimasi interval diperoleh 37,5 – 6,5 Sedangkan rata-rata nilai
pengetahuan setelah pelatihan adalah 98,40 dengan estimasi interval diperoleh 84,5 –
97,50.
Berdasarkan analisa data diperoleh bahwa pengetahuan dan ketrampilan
tenaga kesehatan memiliki rata-rata sebesar 42,70 sedangkan rata-rata setelah
pelatihan meningkat menjadi 98,49. Dengan demikian terdapat peningkatan rata-rata
sebesar 55,79.

2
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Manajemen laktasi merupakan segala daya upaya yang dilakukan untuk
membantu ibu mencapai keberhasilan dalam menyusui bayinya. Usaha ini
dilakukan ibu khususnya pada periode menyusui eksklusif yaitu 0-6 bulan
pertama pasca persalinan. Keberhasilan manajemen laktasi didukung dengan 2
pemahaman tentang fisiologi laktasi, tentang produksi dan pengeluaran ASI.
Upaya ini dilakukan dalam tiga tahap, yaitu pada masa kehamilan (antenatal),
sewaktu ibu dalam persalinan sampai keluar rumah sakit (perinatal) dan masa
menyusui selanjutnya sampai anak berumur 2 tahun (postnatal).
Pengetahuan ibu tentang fisiologi laktasi berperan penting dalam
menunjang keberhasilan menyusui yang nantinya mendukung keberhasilan ASI
eksklusif.
Rendahnya tingkat pemberian ASI eksklusif di Indonesia disebabkan oleh
beberapa faktor. Salah satunya adalah permasalahan menyusui yang tidak segera
teratasi oleh petugas kesehatan di rumah sakit. Dalam kegiatan ini kelompok
memberikan sosilasisasi/ IHT mengenai manajemen laktasi hal ini dapat
membantu meningkatkan pengetahuan tenaga kesehatan sehingga Ibu baru
melahirkan di RSU Aprillia Cilacap mendapatkan bantuan dan pendampingan
petugas kesehatan agar ibu tidak mengalami kesulitan menyusui.

B. Saran
1. Tenaga kesehatan di RS Aprillia khususnya yang berperan dalam kesehatan
ibu dan anak sebaiknya melakukan kegiatan rutin prosedur pemberian
edukasi pada setiap ibu menyusui yang habis melahirkan di RSU Aprillia
Cilacap
2. Laporan akhir ini diharapkan dapat menjadi informasi dan bahan masukan
bagi institusi pendidikan dan profesi kebidanan terkait manajemen laktasi
DAFTAR PUSTAKA

Damayanti, I. P., Maita, L., Triana, A., & Afni, R. (2014). Buku Ajar: Asuhan Kebidanan
Komprehensif Pada Ibu Bersalin dan Bayi Baru Lahir. Yogyakarta: Deepublish.

Hasanah, I. P., & Nindya, T. S. (2015). Konribusi Inisiasi Menyusui Dini Dan Dukungan
Suami Pada Riwayat ASI Ekslusif Umur 6 Sampai 12 Bulan

Hasiana, S. T., Ivone, J., & Wiharja, W. M. E. (2014). Pengaruh Inisiasi Menyusu Dini
Terhadap Keberhasilan Pemberian Asi Eksklusif. Retrieved from file:///C:/Users/made
sujana/Downloads/61-351-2-PB.pdf

Herry dan Nurafiah E. 2020. Pengetahuan Ibu tentang Manajemen Laktasi dengan Perilaku
Pemberian ASI Eksklusif. Jurnal Kesehatan, Vol 9 No.1.

Rinata, E., Rusdyati, T., & Sari, P. A. (2016). Teknik Menyusui Posisi, Perlekatan Dan
Keefektifan Menghisap - Studi Pada Ibu Menyusui Di Rsud Sidoarjo, 128–139.

Perinasia. 2019. Modul 40 Jam Standar WHO/UNICEF/KEMKES.

https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/mediakom/20110111/33777/10-langkah-
menuju-keberhasilan-menyusui/. Di akses tanggal 12 Mei 2023.

https://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/posisi-dan-perlekatan-menyusui-dan-
menyusu-yang-benar. Di akses tanggal 12 Mei 2023.

https://www.popmama.com/pregnancy/birth/annas/pijat-oksitosin-untuk-ibu-
menyusui?page=all. Di akses tanggal 12 Mei 2023.

2
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Sertifikat Konselor Laktasi


Lampiran 2 : Undangan Pelaksanaan Sosialisasi Manajemen Laktasi

UNDANGAN

Cilacap, Senin, 22 Mei 2023


Lampiran :-
Hal : Undangan
(bidan/perawat pelaksana 4 & karu 1)

Kepada:
Yth. Bidan dan Perawat Rawat
Inap ( Aglonema & Crysant)
di Tempat

Sehubungan dengan adanya praktek manajemen pelayanan kebidanan mahasiswi


program studi profesi bidan Universitas Al.Irsyad Cilacap (UNAIC) dengan ini kami
mengharap kehadiran Saudara pada :
Hari / tanggal : Senin / 22 Mei 2023
Waktu : 08.00 WIB s.d selesai
Tempat : Ruang Petemuan RSU Aprillia Cilacap
Acara : Sosialisasi Manajemen Laktasi
Demikian, atas perhatian dan kehadirannya, kami ucapkan terima kasih.

Hormat Kami

(Mahasiswi UNAIC Al Irsyad Cilacap)

3
Lampiran 3 : Daftar Hadir Pelaksaaan Sosialisasi/ IHT Manajemen Laktasi

DAFTAR HADIR

Tanggal : Senin, 22 Mei 2023


Kegiatan : Sosialisasi/ IHT Manajemen Laktasi di RSU Aprillia Cilacap
Lampiran 4 : Surat permohonan peminjaman ruang aula

SURAT PERMOHONAN

Cilacap, Jumat, 19 Mei 2023


Hal :
Permohonan Peminjaman Ruangan Aula
(untuk Sosialisasi Manajemen Laktasi)

Kepada:
Yth. Kepala Bagian Umum RSU
Aprillia Cilacap
di Tempat

Sehubungan dengan adanya praktek manajemen pelayanan kebidanan mahasiswi


program studi profesi bidan Universitas Al.Irsyad Cilacap (UNAIC) dengan ini kami
memohon dipinjamkan ruang Aula RSU Aprillia Cilacap untuk pelaksanaan
Sosialisasi/ IHT terkait manajemen Laktasi yang akan dilaksanakan pada :
Hari / tanggal : Senin / 22 Mei 2023
Waktu : 08.00 WIB s.d selesai
Tempat : Ruang Aula RSU Aprillia Cilacap
Acara : Sosialisasi Manajemen Laktasi
Demikian, atas perhatian dan kebijaksanaanya, kami ucapkan terima kasih.

Hormat Kami

(Mahasiswi UNAIC Al Irsyad Cilacap

3
Lampiran 5 : Foto Ruang VK dan Perawat Rawat Inap (Aglonema & Chrysant )
RUANG BERSALIN

RUANG CHRISANT RUANG POLI


RUANG AGLONEMA

RUANG LAKTASI RUANG PERINA

3
Lampiran 6 : Dokumentasi Sosialisasi / IHT Manajemen Laktasi
3
3
4

Anda mungkin juga menyukai