DISUSUN OLEH:
Kelompok 4
Nama Anggota:
1. Theresia Diniati (41221222001)
2. Ika Pujianti (41221222005)
3. Utami Puji Astuti (41221222002)
4. Lia Nita Febriani (41221222008)
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN SARJANA DAN PROFESI
BIDAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS AL-IRSYAD
CILACAP TAHUN AKADEMIK
2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-
Nya, Laporan Akhir ini dapat terselesaikan tepat waktu. Penulisan Laporan Akhir
ini dilakukan dalam rangka memenuhi tugas praktik profesi berkaitan dengan
manajemen kebidanan yang dilaksanakan di RSU Aprillia Cilacap Tahun 2023.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada:
1. Sohimah, S.ST., M.Keb, selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Al-Irsyad Cilacap dan selaku dosen pembimbing anggota yang telah
menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan kami dalam
penyusunan Laporan Akhir ini
2. Dr Johariyah, M. Keb. selaku Ketua Program Studi S1 Kebidanan Fakultas
Ilmu Kesehatan Universitas Al-Irsyad Cilacap.
3. Tim dosen pembimbing praktik profesi yang telah menyediakan waktu,
tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan kami dalam penyusunan Laporan
Akhir ini
4. Sri Maryani, Amd.Keb , selaku pembimbing lahan praktik (CI) di RSU
Aprillia Cilacap, yang telah memberikan bimbinganya selama kami praktik di
RSU Aprillia Cilacap
5. Tim ruang VK, Perinatologi, Ruang Perawatan Rawat Inap, IGD, Poli
Kebidanan RSU Aprillia Cilacap yang telah membantu dalam usaha
memperoleh data yang kami perlukan.
6. Orang tua dan keluarga kami yang telah memberikan bantuan dukungan
material dan moral dan Akhir kata, kami berharap Allah SWT berkenan
membalas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga
Laporan Akhir ini membawa manfaat bagi pengembangan ilmu kebidanan.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
i
DAFTAR GAMBAR
v
BAB I
PENDAHULUA
N
A. LATAR BELAKANG
Menyusui (laktasi) adalah kelengkapan fisiologis dan penyempurna
dari sebuah siklus reproduksi (Rejeki, 2019). Seorang wanita akan sempurna
bila dalam siklus hidupnya mengalami ovulasi, menstruasi, kehamilan,
melahirkan dan disempurnakan dengan menyusui (laktasi).
Manajemen laktasi merupakan segala daya upaya yang dilakukan
untuk membantu ibu mencapai keberhasilan dalam menyusui bayinya
(Sutanto, 2018). Usaha ini dilakukan ibu khususnya pada periode menyusui
eksklusif yaitu 0-6 bulan pertama pasca persalinan. Keberhasilan manajemen
laktasi didukung dengan 2 pemahaman tentang fisiologi laktasi, tentang
produksi dan pengeluaran ASI. Upaya ini dilakukan dalam tiga tahap, yaitu
pada masa kehamilan (antenatal), sewaktu ibu dalam persalinan sampai
keluar rumah sakit (perinatal) dan masa menyusui selanjutnya sampai anak
berumur 2 tahun (postnatal) (Maryunani, 2015).
Proses laktasi mempunyai dua komponen penting yaitu proses
produksi ASI dan proses pengeluaran ASI. Proses produksi ASI dimulai
dengan pembentukkan payudara sejak embrio 18 sampai dengan 19 minggu
yang dipengaruhi oleh hormone pertumbuhan. Selama masa kehamilan akan
terjadi peningkatan hormon prolactin yang berfungsi dalam produksi ASI.
Walaupun hormon prolaktin meningkat selama kehamilan, ASI belum bisa
keluar karena kadar hormon estrogen dan progesterone menghambat efek
stimulatorik prolaktin pada sekresi susu. Proses pengeluaran ASI dimulai
ketika bayi menghisap puting susu ibu,rangsangan mekanis ini akan
diteruskan oleh saraf sensoris ke medula spinalis dan kemudian diteruskan ke
hipotalamus dan hipofisis posterior, sehingga terjadi pelepasan hormon
oksitosin. Oksitosin yang beredar dalam darah dan melimpah di kelenjar
mamae akan membuat ASI mengalir dari dalam alveoli melalui saluran ASI
menuju ke reservoir ASI yang berlokasi di belakang areola lalu menuju ke
mulut bayi.
v
Pengetahuan ibu tentang fisiologi laktasi berperan penting dalam
menunjang keberhasilan menyusui yang nantinya mendukung keberhasilan
ASI eksklusif.
Dalam rangka menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi, WHO
(World Health Organisation) merekomendasikan pemberian ASI eksklusif
sampai bayi berumur 6 bulan dan pemberian ASI dilanjutkan sampai anak
berumur 2 tahun. Bayi hanya menerima ASI tanpa tambahan makanan atau
minuman termasuk air, menyusui sesuai permintaan atau sesering yang
diinginkan bayi dan tidak menggunakan botol atau dot (WHO, 2020).
Rendahnya tingkat pemberian ASI eksklusif di Indonesia disebabkan
oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah permasalahan menyusui yang
tidak segera teratasi oleh petugas kesehatan di rumah sakit. Ibu baru
melahirkan di RSU Aprillia Cilacap mengharapkan bantuan dan
pendampingan petugas kesehatan sehingga ibu tidak mengalami kesulitan
menyusui.
Hasil wawancara studi pendahuluan dari beberapa informan yang
melahirkan di rumah sakit menyatakan bahwa bantuan menyusui tidak
diperoleh dari petugas kesehatan. Tidak adanya bantuan menyusui tersebut
menimbulkan permasalahan menyusui yang tidak teratasi sehingga
mencetuskan rasa stres dan rasa tidak nyaman pada ibu karena berjuang
sendiri. Akibatnya, ibu bisa menyerah dan gagal menyusui bayinya, sehingga
harapan dari informan tersebut rumah sakit mendukung proses menyusui
dengan cara mendampingi ibu menyusui pasca melahirkan di rumah sakit
tersebut.
RSU Aprillia Cilacap merupakan rumah sakit umum yang sebelumnya
berdiri dari pelayanan Obstetri dan Neonatal yang menerapkan kasih sayang
Ibu dan Anak. Untuk menjadi rumah sakit pilihan pelanggan maka perlu
adanya service quality yang dapat memenuhi harapan pelanggan meliputi
seluruh pelayanan termasuk pemeriksaan kehamilan, persalinan dan pasca
persalinan.
Berdasarkan hasil analisa di ruangan perawatan rawat inap di RSU
Aprillia Cilacap, ditemukan beberapa keadaan, diantaranya: belum adanya
media informasi kesehatan ibu dan anak, rendahnya edukasi tentang
manajemen laktasi pada pasien ketika periode menyusui awal serta minimya
2
pengetahuan perawat ruangan tentang manajemen laktasi, sehingga kami
tertarik melakukan inovasi dengan refreshing sosialisasi tentang manajemen
laktasi ke bidan/ perawat di ruang VK dan ruang perawatan di RSU Aprillia
Cilacap.
B. TUJUAN
Tujuan dari penyusunan laporan akhir ini adalah:
1. Memenuhi tugas praktik profesi kebidanan program profesi kebidanan
Universitas Al Irsyad Cilacap
2. Meningkatkan pengetahuan bidan/perawat di RSU Aprilia Cilacap
tentang Manajemen Laktasi
3. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan Bidan/perawat tentang Manajemen
Laktasi di RSU Aprilia Cilacap
C. MANFAAT
Manfaat dari penyusunan laporan akhir ini adalah:
1. Bahan masukan bagi profesi bidan dalam strategi Manajemen Laktasi
2. Menambah pengetahuan bagi petugas kesehatan RSU Aprillia Cilacap
mahasiswa praktik profesi bidan tentang Manajemen Laktasi
3. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi landasan bagi bidan dalam
menjalankan perannya sebagai pelayan kesehatan dan pendidik kesehatan
terkait Manajemen Laktasi dalam menunjang keberhasilan ASI eksklusif
3
BAB II
LANDASAN TEORI
4
4. Sepuluh (10) Langkah menuju keberhasilan menyusui
Menkes RI berharap seluruh fasilitas pelayanan kesehatan di Indonesia,
baik Pemerintah maupun Swasta menerapkan 10 LMKM yaitu :
1) Menetapkan Kebijakan Peningkatan Pemberian Air Susu Ibu yang
secara rutin dikomunikasikan kepada semua petugas.
2) Melakukan pelatihan bagi petugas untuk menerapkan kebijakan
tersebut.
3) Memberikan penjelasan kepada ibu hamil tentang manfaat menyusui
dan talaksananya dimulai sejak masa kehamilan, masa bayi lahir,
sampai umur 2 tahun.
4) Membantu ibu mulai menyusui bayinya dalam 60 menit setelah
melahirkan di ruang bersalin.
5) Membantu ibu untuk memahami cara menyusui yang benar dan cara
mempertahankan menyusui meski ibu dipisah dari bayi atas indikasi
medis.
6) Tidak memberikan makanan atau minuman apapun selain ASI
kepada bayi baru lahir.
7) Melaksanakan rawat gabung dengan mengupayakan ibu bersama
bayi 24 jam sehari.
8) Membantu ibu menyusui semau bayi semau ibu, tanpa pembatasan
terhadap lama dan frekuensi menyusui
9) Tidak memberikan dot atau kempeng kepada bayi yang diberi ASI.
10) Mengupayakan terbentuknya Kelompok Pendukung ASI di
masyarakat danmerujuk ibu kepada kelompok tersebut ketika pulang
dari Rumah Sakit/Rumah Bersalin/Sarana Pelayanan Kesehatan.
5
a. Memberikan penerangan dan penyuluan tentang manfaat dan
keunggulan ASI, manfaat menyusui baik bagi ibu maupun bayinya,
disamping bahay pemberian susu botol.
b. Pemeriksaan kesehatan, kehamilan dan payudara, keadaan puting
susu, apakah ada kelainan atau tidak. Disamping itu perlu dipantau
kenaikan berat badan ibu hamil.
c. Perawatan payudara dimulai pada kehamilan memasuki usia 6 bulan
agar ibu mampu memproduksi dan memberikan ASI yang cukup.
d. Memperhatikan gizi atau makanan ditambah mulai dari kehamilan
trimester dua sebanyak 1 1/3 kali dari porsi makanan sebelum hamil.
e. Menciptakan suasana keluarga yang menyenangkan. Dalam hal ini
perlu diperhatikan keluarga terutama suami kepada istri yang sedang
hamil untuk memberikan dukungan dan membesarkan hatinya.
2. Pada Masa Intranatal (segera setelah persalinan)
a. Membantu upaya pelaksanaan inisiasi menyusu dini (IMD)
b. Membantu terjadinya kontak langsung antara ibu-bayi selama 24 jam
sehari agar menyusui dapat dilakukan tanpa jadwal. Menciptakan
suasana tenang agar ibu dapat berpikiran dengan penuh kasih sayang
terhadap bayinya dan penuh rasa percaya diri untuk menyusui
bayinya.
3. Pada masa post-natal (masa menyusui)
a. Menyusui dilanjutkan secara eksklusif selama 6 bulan pertama usia
bayi yaitu hanya memberikan ASI saja tanpa makanan atau
minuman lainnya.
b. Perhatikan gizi/ makanan ibu menyusui, perlu makanan 1 ½ kali
lebih banyak dari biasa dan minum minimal 8 gelas sehari.
c. Ibu menyusui harus cukup istirahat dan menjaga ketenangan pikiran
dan menghindari kesalahan yang berlebihan agar produksi ASI tidak
terhambat.
d. Pengertian dan dukungan keluarga terutama suami penting untuk
menunjang keberhasilan menyusui.
6
e. Rujuk ke posyandu atau puskesmas atau petugas kesehatan apabila
ada permasalahan menyusui seperti payudara bengkak disertai
demam.
f. Menghubungi kelompok pendukung ASI terdekat untuk meminta
pengalaman dari ibu-ibu yang sukses menyusui bayi mereka.
g. Memperhatikan gizi/ makanan bayi, terutama setelah bayi melewati
usia 6 bulan, dengan makanan pendukung ASI (MP ASI) yang
cukup baik kuantitas maupun kualitasnya.
7
f. Susuilah bayi kapan saja dia membutuhkan, jangan dijadwal.
Susuilah juga bila payudara ibu terasa penuh. Ingatlah bahwa makin
sering menyusui, makin lancar produksi dan pengeluaran ASI.
g. Setiap kai meyusui, gunakanlah kedua payudara secara bergantian.
Yakinkan bahwa payudara telah kosng atau bayi tidak lagi mau
mengisap
h. Mintalah petunjuk kepada petugas rawat gabung, bagaimana cara
menyusui yang baik dan benar.
3. Periode Postnatal
a. Berikan ASI saja sampai bayi berumur 6 bulan atau penyusuan
eksklusif dan teruskan pemberian ASI sampai bayi berumur 2 tahun.
b. Berikan makanan pendamping ASI saat bayi mulai berumur 6 bulan.
8
8. Istirahat yang cukup dan menghindar stress
9. Menghindari merokok dan minuman beralkohol
10. Memakai BH yang bersih setiap kali habis menyusui dan memakai BH
yang menopang payudara dan tidak ketat.
9
Pipi bayi tidak boleh kempot (karena tidak menghisap, tetapi
memerah ASI).
Tidak boleh terdengar bunyi decak, hanya boleh terdengar bunti
menelan.
Ibu tidak kesakitan.
Bayi tenang.
1
arah berlawanan. Sebaiknya Anda memposisikan diri di depan
cermin, sehingga dapat mengamati teknik memijat yang benar
2) Gerakan Naik-Turun
Gerakan pijat laktasi selanjutnya adalah naik-turun. Ambil baby oil
dan tuangkan pada telapak tangan. Kemudian letakkan telapak
tangan di samping payudara lalu rasakan apakah terdapat bagian
keras atau sumbatan pada payudara. Selanjutnya, gerakkan masing-
masing tangan naik dan turun secara bergantian.
3) Memijat Area Putting
Pada kasus ASI yang terhambat biasanya akan ditemukan sumbatan
di area puting. Apabila Anda mengalami hal ini, maka lakukan cara
pijat laktasi dengan memijat area sekitar puting. Pertama-tama,
angkat salah satu sisi payudara dengan tangan kiri, lalu posisikan 4
jari tangan kanan pada area puting dan lakukan gerakan melingkar.
Teruskan gerakan melingkar hingga Anda menemukan area yang
seakan terasa melunak akibat adanya sumbatan. Lakukan pijatan ini
secara berulang di bagian puting sebanyak 20 kali sampai sumbatan
menghilang dan ASI menjadi lebih lancar.
4) Memijat Area Ketiak
Cara pijat laktasi yang terakhir adalah dengan memijat area sekitar
ketiak. Caranya adalah dengan memijat bagian bawah ketiak secara
lembut, berlanjut ke belahan dada sampai menuju puting. Sembari
memijat, pastikan bahwa tidak ada lagi bagian yang terasa keras.
4. Cara pijat oksitosin
1
e) Lakukan pijatan ini berulang-ulang selama sekitar 3 menit atau
sampai Ibu merasa benar-benar nyaman
1
I. MANAJEMEN MEMERAH ASI
1. Cara memerah ASI dan menyimpan ASI
Petunjuk umum untuk menyimpan ASI dirumah
:
1) Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir
2) Setelah diperas, ASI dapat disimpan dalam lemari es/ frezzer
3) Tulis jam, hari dan tanggal saat diperas
4) Keterangan : ASI yang di keluarkan dapat bertahan diudara terbuka/
bebas selama 6-8 jam, dilemari es 24 jam, dilemari pendingin 6
bulan (bila ASI disimpan dalam lemari es, tidak boleh dipanasi
karena nutrisi yang ada dalam ASI akan hilang, cukup diamkan saja)
5) ASI dapat disimpan dalam botol gelas/ plastik. Termasuk plastik klip
(80-100 cc).
6) ASI yang disimpan dalam frezzer dan sudah dikeluarkan sebaiknya
digunakan lagi setelah 2 hari
7) ASI beku perlu dicairkan dahulu dalam lemari es
8) ASI beku tidak boleh dimasak/ dipanaskan, hanya dihangatkan
dengan merendam dalam air hangat
J. SKALA CARL
Penentuan prioritas masalah kesehatan adalah suatu proses yang dilakukan
olehsekelompok orang dengan menggunakan metode tertentu untuk
menentukan urutan masalahdari yang paling penting sampai yang kurang
penting. Dalam menetapkan prioritas masalahada beberapa pertimbangan
yang harus diperhatikan, yakni:
a. Besarnya masalah yang terjadi
b. Pertimbangan politik
c. Persepsi masyarakatd.
d. Bisa tidaknya masalah tersebut diselesaika
1
BAB III
ANALISA SITUASI
A. ANALISA RUANGAN
Rumah Sakit Umum Aprillia Cilacap merupakan salah satu rumah sakit di
Kabupaten Cilacap tipe D yang beralamat di Jalan Jendral Gatot Subroto No.
95. Berdasarkan analisa ruangan didapatkan data sebagai berikut:
1. Tata Letak Ruang VK
Ruang VK RSU Aprillia Cilacap terletak di lantai dasar dengan denah
lokasi sebagai berikut
2. Tata Letak Ruang Perawatan Rawat Inap
RSU Aprillia Cilacap belum memiliki ruangan yang berfungsi khusus
untuk perawatan Nifas dan masih bercampur dengan ruang perawatan
lainnya. RSU Aprillia Cilacap terdiri dari 2 ruang perawatan rawat inap
yang sudah berfungsi yaitu ruang perawatan Aglonema dan Crysant.
Ruang perawatan Aglonema merupakan ruang rawat inap yang berada
dilantai 1. Ruang Aglonema khusus kelas 1,2,3 dan Ruang Crysant
merupakan ruang perawatan rawat inap kelas VVIP, VIP dan kelas
1,2,3.
3. Sarana dan Prasarana
a. Nurse Station ruang perawatan rawat inap (Aglonema dan
Crysant) Di dalam Nurse Station terdapat fasilitas meja
pencatatan, 1 unit komputer dan 1 unit telepon umum, belum
terdapat brosur, leaflet, SOP tindakan ataupun media informasi
lainya terkait manajemen laktasi.
b. Ruang Bersalin
Di dalam ruang bersalin terdapat 4 bed pasien dan 1 kamar mandi
pasien dengan standar prifasi pasien yang terjaga, belum ada
media informasi kesehatan terkait manajemen laktasi.
c. Ruang Tindakan VK
Di dalam ruang tindakan terdapat 1 gynecology bed untuk
tindakan oleh dokter spesialis Obgyn, dan 1 tempat tidur.
1
4. Sumber Daya Manusia ( SDM )
a. Total Bidan yang bertugas di RSU Aprillia Cilacap terdapat 12
bidan yang terbagi menjadi 10 bidan di Ruang VK, 1 bidan di Poli
Kebidanan dan 1 bidan di ruang OK.
b. Total perawat rawat inap di ruang aglonema berjumlah 10 orang
yang terdiri semuanya adalah perawat dan ruang crysant total
berjumlah 9 perawat.
c. Beberapa pelatihan yang pernah dilaksanakan oleh bidan VK
RSU Aprillia Cilacap, diantaranya:APN, MU, dan PONEK.
5. Jumlah Persalinan
Berdasarkan data sekunder yang ada, didapatkan jumlah persalinan
baik spontan maupun SC selama bulan Januari – April 2023 di ruang
VK RSU Aprillia Cilacap adalah sejumlah 205 persalinan.
1
Struktur Organisasi Ruang VK dan Ruang Perawatan Rawat Inap
Direktur
Ka.Bagian Pelayanan
Keperawatan
Sup riyadi, AMK
1
Gambar 2. Denah Ruangan RSU Aprillia Cilacap
1
B. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas dapat di rumuskan masalah sebagai berikut:
1. Belum adanya media informasi kesehatan ibu diruang VK dan ruang
perawatan terkait tentang manajemen laktasi
2. Masih rendahnya edukasi dari petugas kesehatan baik perawat/bidan
tentang manajemen laktasi kepada pasien nifas
3. Minimnya pengetahuan petugas kesehatan diruang perawatan rawat
inap terkait manajemen laktasi
C. SCORING
Menetapkan prioritas masalah perlu dilakukan karena tidak semua
masalah mampu diselesaikan dalam suatu organisasi. Banyak metode yang
dapat digunakan, salah satunya adalah metode CARL.
Metode CARL merupakan suatu metode yang digunakan untuk
menentukan prioritas dari beberpa masalah jika data yang tersedia dari
masalah-masalah tersebut adalah data kualitatif.
CARL adalah singkatan dari beberapa kriteria yang digunakan dalam
menentukan prioritas masalah yang terdiri dari:
C : Capability yaitu ketersediaan sumber daya (dana, sarana dan
peralatan) A : Accessibility yaitu kemudahan, masalah yang ada
mudah diatasi atau tidak. Kemudahaan dapat didasarkan pada ketersediaan
metode / cara /
teknologi serta penunjang pelaksanaan seperti peraturan atau juklak.
R : Readiness yaitu kesiapan dari tenaga pelaksana maupun kesiapan
sasaran, seperti keahlian atau kemampuan dan motivasi.
L : Leverage yaitu seberapa besar pengaruh kriteria yang satu dengan yang
lain dalam pemecahan masalah yang dibahas.
Untuk mendapatkan nilai prioritas yaitu dengan cara mengalikan nilai
masing-masing kriteria. Semakin tinggi nilai hasil perkalian maka semakin
prioritas masalah tersebut untuk diselesaikan.
Adapun langkah-langkah untuk menetapkan prioritas masalah dengan
menggunakan metode CARL ini adalah sebagai berikut:
1. Tulis atau daftarlah masalah yang didapat dari kegiatan analisis situasi.
1
2. Tentukan skor masing-masing kriteria, misalnya disepakati 1 - 5.
(penetapan skor berdasarkan kesepakatan bersama anggota kelompok).
Nilai 1 = sangat kurang sesuai
Nilai 2 = Kurang sesuai
Nilai 3 = Cukup sesuai
Nilai 4 = Sesuai
Nilai 5 = Sangat sesuai
3. Berikan skor atau nilai untuk setiap masalah berdasarkan kriteria CARL (
C x A x R x L ).
Menentukan prioritas berdasarkan hasil ranking. Urutkan pemecahan
masalah menurut prioritasnya berdasarkan hasil yang telah diperoleh.
NO Masalah C A R L Total Prioritas
skor
1 Kurangnya pengetahuan 4 3 3 4 144 1
petugas kesehatan di ruang
perawatan terkait
manajemen laktasi
2
D. PLAN OF ACTION (POA)
Plan Of Action (POA) yang akan dilakukan di ruang VK dan Ruang Perawatan berdasarkan urutan skala prioritas dari tabel
scoring Maglaya dan Baylon adalah sebagai berikut:
Kriteria
Bahan/Biaya/ Penanggung
No Masalah Tujuan Kegiatan Sasaran Keberhasila
Sumber jawab
n
1 Kurangnya Tujuan umum : Melaksanakan SDM / Bahan : Ika Pujianti, S. Keb Tercapainya
Meningkatnya sosialisasi/ IHT Tenaga IHT tentang (Bersertifikat peningkatan
pengetahuan
pengetahuan Bidan/ terkait manajemen kesehatan manajemen Konselor Laktasi) pengetahuan
petugas Perawat rawat Inap terkait laktasi (Bidan/ laktasi berupa &
manajemen laktasi Penyerahan media Perawat) Media Power ketrampilan
kesehatan di
edukasi berupa Poit, Boneka Bidan/
ruang Tujuan khusus : leaflet dan banner peraga, phantom Perawat
1. Bidan/ Perawat Rawat terkait manajemen payudara. Rawat Inap
perawatan
Inap mampu laktasi terkait
terkait memberikan edukasi Biaya : Rp manajemen
terkait manajemen 350.000,- laktasi
manajemen
laktasi dengan baik
laktasi 2. Bidan/ Perawat Rawat Sumber :
Mahasiswa
Inap mampu
memberikan
pelayanan terkait
manajemen laktasi
2
2 Belum adanya Tujuan umum : Pembuatan media 1. SDM / Bahan: 1. Utami Puji astuti, 1. Bidan dan
Menyediakan media informasi berupa Tenaga Pembuatan S.Keb perawat
media
edukasi terkait manajemen leaflet dan banner kesehatan Leaflet dan 2. Theresia Diniati, mampu
informasi laktasi berupa leaflet dan tentang ( Bidan banner S.Keb memberika
banner manajemen laktasi VK dan tentang 3. Lia Nita Febriani, n media
kesehatan ibu
ruang manajemen S.Keb informasi
diruang VK Tujuan khusus : perawata laktasi pelayanan
1. Terdapat media edukasi n rawat terkait
dan ruang
terkait manajemen inap) manajemen
perawatan laktasi di ruang 2. Ibu nifas laktasi
perawatan ibu nifas dan Biaya: Rp. 2. Ibu nifas
terkait tentang
2. Untuk mendukung dan keluarga 200.000,- dan
manajemen mempermudah program keluarga
menuju keberhasilan Sumber: mudah
laktasi
ASI Eksklusif Mahasiswa mengakses
sumber
informasi
terkait
manajemen
laktasi
2
bidan/perawat 1. Pengetahuan ibu dapat dan banner Perawat
bertambah khususnya terkait Biaya : Rawat Inap
tentang
tentang manajemen manajemen Rp terkait
manajemen menyusui laktasi 350.000,- manajemen
2. Bidan/ Perawat Rawat 3. Mengusulkan laktasi
laktasi kepada
Inap mampu dan pembuatan Sumber : 2. Bidan dan
pasien nifas bersedia memberikan Mahasiswa perawat
SOP tentang
pelayanan edukasi mampu &
layanan pada
terkait manajemen bersedia
laktasi pasien nifas memberika
terkait n pelayanan
manajemen terkait
laktasi manajemen
laktasi
3. Ibu
mengetahui
dan paham
tentang
manajemen
laktasi dan
sukses
menyusui
2
E. PENYELESAIAN MASALAH
Berdasarkan penghitungan menggunakan skala CARL, didapatkan hasil
bahwa prioritas masalah yang dapat di lakukan penyelesainya adalah
1. Belum adanya media informasi kesehatan ibu diruang VK dan ruang
perawatan terkait tentang manajemen laktasi
2. Masih rendahnya edukasi dari petugas kesehatan baik perawat/bidan
tentang manajemen laktasi kepada pasien nifas
3. Minimnya pengetahuan petugas kesehatan diruang perawatan rawat inap
terkait manajemen laktasi
Berdasarkan prioritas masalah diatas dilakukan penyelesaian masalah
dengan pelaksanaan sosialisasi/ IHT tentang manajemen laktasi yang
dilakukan dengan rincian acara sebagai berikut:
1. Hari/Tanggal : Senin, 22 Mei 2023
2. Waktu : Pukul 08.00 WIB s/d selesai
3. Narasumber : Ika Pujianti, S.Keb ( Konselor Laktasi)
4. Materi/Kegiatan :
Teori tentang Manajemen Laktasi
Role Play (demonstrasi tehnik menyusui dan pijat oksitosin)
Penyerahan media informasi berupa leaflet dan banner.
5. Peserta : Bidan dan Perawat Rawat Inap RSU Aprillia Cilacap
6. Notulen : Dokumentasi dan daftar hadir kami sampaikan di
halaman lampiran
2
BAB IV
PEMBAHASAN
2
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Manajemen laktasi merupakan segala daya upaya yang dilakukan untuk
membantu ibu mencapai keberhasilan dalam menyusui bayinya. Usaha ini
dilakukan ibu khususnya pada periode menyusui eksklusif yaitu 0-6 bulan
pertama pasca persalinan. Keberhasilan manajemen laktasi didukung dengan 2
pemahaman tentang fisiologi laktasi, tentang produksi dan pengeluaran ASI.
Upaya ini dilakukan dalam tiga tahap, yaitu pada masa kehamilan (antenatal),
sewaktu ibu dalam persalinan sampai keluar rumah sakit (perinatal) dan masa
menyusui selanjutnya sampai anak berumur 2 tahun (postnatal).
Pengetahuan ibu tentang fisiologi laktasi berperan penting dalam
menunjang keberhasilan menyusui yang nantinya mendukung keberhasilan ASI
eksklusif.
Rendahnya tingkat pemberian ASI eksklusif di Indonesia disebabkan oleh
beberapa faktor. Salah satunya adalah permasalahan menyusui yang tidak segera
teratasi oleh petugas kesehatan di rumah sakit. Dalam kegiatan ini kelompok
memberikan sosilasisasi/ IHT mengenai manajemen laktasi hal ini dapat
membantu meningkatkan pengetahuan tenaga kesehatan sehingga Ibu baru
melahirkan di RSU Aprillia Cilacap mendapatkan bantuan dan pendampingan
petugas kesehatan agar ibu tidak mengalami kesulitan menyusui.
B. Saran
1. Tenaga kesehatan di RS Aprillia khususnya yang berperan dalam kesehatan
ibu dan anak sebaiknya melakukan kegiatan rutin prosedur pemberian
edukasi pada setiap ibu menyusui yang habis melahirkan di RSU Aprillia
Cilacap
2. Laporan akhir ini diharapkan dapat menjadi informasi dan bahan masukan
bagi institusi pendidikan dan profesi kebidanan terkait manajemen laktasi
DAFTAR PUSTAKA
Damayanti, I. P., Maita, L., Triana, A., & Afni, R. (2014). Buku Ajar: Asuhan Kebidanan
Komprehensif Pada Ibu Bersalin dan Bayi Baru Lahir. Yogyakarta: Deepublish.
Hasanah, I. P., & Nindya, T. S. (2015). Konribusi Inisiasi Menyusui Dini Dan Dukungan
Suami Pada Riwayat ASI Ekslusif Umur 6 Sampai 12 Bulan
Hasiana, S. T., Ivone, J., & Wiharja, W. M. E. (2014). Pengaruh Inisiasi Menyusu Dini
Terhadap Keberhasilan Pemberian Asi Eksklusif. Retrieved from file:///C:/Users/made
sujana/Downloads/61-351-2-PB.pdf
Herry dan Nurafiah E. 2020. Pengetahuan Ibu tentang Manajemen Laktasi dengan Perilaku
Pemberian ASI Eksklusif. Jurnal Kesehatan, Vol 9 No.1.
Rinata, E., Rusdyati, T., & Sari, P. A. (2016). Teknik Menyusui Posisi, Perlekatan Dan
Keefektifan Menghisap - Studi Pada Ibu Menyusui Di Rsud Sidoarjo, 128–139.
https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/mediakom/20110111/33777/10-langkah-
menuju-keberhasilan-menyusui/. Di akses tanggal 12 Mei 2023.
https://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/posisi-dan-perlekatan-menyusui-dan-
menyusu-yang-benar. Di akses tanggal 12 Mei 2023.
https://www.popmama.com/pregnancy/birth/annas/pijat-oksitosin-untuk-ibu-
menyusui?page=all. Di akses tanggal 12 Mei 2023.
2
DAFTAR LAMPIRAN
UNDANGAN
Kepada:
Yth. Bidan dan Perawat Rawat
Inap ( Aglonema & Crysant)
di Tempat
Hormat Kami
3
Lampiran 3 : Daftar Hadir Pelaksaaan Sosialisasi/ IHT Manajemen Laktasi
DAFTAR HADIR
SURAT PERMOHONAN
Kepada:
Yth. Kepala Bagian Umum RSU
Aprillia Cilacap
di Tempat
Hormat Kami
3
Lampiran 5 : Foto Ruang VK dan Perawat Rawat Inap (Aglonema & Chrysant )
RUANG BERSALIN
3
Lampiran 6 : Dokumentasi Sosialisasi / IHT Manajemen Laktasi
3
3
4