Anda di halaman 1dari 38

MAKALAH

KONSEP ASI EKSKLUSIF & KEBERHASILAN MENYUSUI

Dosen Pengampu: Dewi Susilowati, S.SiT, Bdn, M.Kes

Disusun Oleh:

1. Andini Lutfinda Putri (P27224021055)


2. Annisa Putri Dewanti (P27224021056)
3. Aulia Khairunnisa (P27224021057)
4. Bunga Intan Cahya (P27224021058)
5. Cahya Aning Safitri (P27224021059)

PRODI SARJANA TERAPAN BERLANJUT PROFESI

JURUSAN KEBIDANAN

POLTEKKES KEMENKES SURAKARTA

TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas


rahmatNya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul
“Konsep ASI Eksklusif dan Keberhasilan Menyusui”. Penulisan makalah ini
merupakan salah satu tugas yang diberikan pada mata kuliah Asuhan Kebidanan
Nifas dan Menyusui di Poltekkes Kemenkes Surakarta.

Dalam penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan,


baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang
penulis miliki. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis
harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih


kepada para pihak yang membantu sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Dan
penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para
pembaca.

Klaten, 28 Juli 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................………………………………………2

DAFTAR ISI ...........................................................................................................3

BAB I
PENDAHULUAN.........................................................................................4

A. Latar
Belakang.....................................................................................................4

B. Rumusan
Masalah................................................................................................4
C. Tujuan..................................................................................................................5
BAB II
PEMBAHASAN..........................................................................................6
A. ASI
Eksklusif.......................................................................................................6

B. Komposisi gizi dalam ASI...................................................................................7

C. Upaya memperbanyak ASI..................................................................................8

D. Tanda bayi cukup


ASI........................................................................................16

E. Pemberian ASI...................................................................................................17

F. Bahaya susu formula..........................................................................................18

G. Langkah langkah keberhasilan


menyusui..........................................................20

H. Perawatan payudara pada masa


menyusui.........................................................23

I. Penanggulangan masalah menyusui pada


ibu......................................................25

3
J. Penanggulangan masalah menyusui pada
bayi....................................................33

PENUTUP..............................................................................................................36

A. Kesimpulan.................................................................................................... ...36

B. Saran..................................................................................................................36

DAFTAR
PUSTAKA ............................................................................................37

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia sehat merupakan salah satu visi yang dapat
terwujud apabila bangsa Indonesia hidup dalam lingkungan yang
sehat, penduduknya berperilaku hidup bersih dan sehat, serta mampu
menjangkau pelayanan kesehatan yang optimal. Visi pembangunan
kesehatan ini dilandasi pada paradigma sehat. Paradigma ini akan
mengarahkan pembangunan kesehatan untuk lebih mengutamakan
upaya-upaya peningkatan kesehatan (promotif) dan pencegahan penyakit
atau masalah kesehatan (preventif), tanpa mengesampingkan upaya
penanggulangan atau penyembuhan (kuratif)dan pemulihan (rehabilitatif)
(Kemenkes RI, 2012).

Salah satu indikator utama dalam rangka mewujudkan


pelaksanaan Program Indonesia sehat dengan pendekatan keluarga sehat

4
yang telah disepakati adalah bayi mendapatkan air susu ibu (ASI)
ksklusif. (Kemenkes, RI 2017). Manfaat ASI yang sangat besar
didukung oleh pemerintah Indonesia dengan gerakan peningkatan
pemberian ASI (PPASI) diantaranya kebijakan pemerintah dalam
undang-undang Kesehatan No.36 Tahun 2009 yang membahas
kesehatan ibu dan bayi pada bab VII Bagian kesatu dan Kebijakan terbaru
Peraturan Pemerintah No.33 Tahun 2013 yang memaparkan tentang
pemberian ASI eksklusif. Kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah
ini belum dapat meningkatkan pemberian ASI eksklusif sampai
mencapai target yang diharapkan. Riskesdas tahun 2014 mencatat
secara nasional, bayi yang diberikan ASI Eksklusif sampai usia 6
bulan adalah 52,3%. Angka ini berada dibawah target Nasional yaitu
80%. (Kemenkes RI, 2015)

Mengacu pada latar belakang di atas, maka kelompok kami selaku


mahasiswa D4 Kebidanan Poltekkes Kemenkes Surakarta menyusun
makalah yang berjudul Asi Eksklusif dan Keberhasilan menyusui yang
berisi materi materi terkait pemberian asi eksklusif dan perihal menyusui
yang berkaitan erat dengan ibu pada masa nifas menyusui.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu ASI Eksklusif?
2. Apa saja komposisi gizi dalam ASI?
3. Bagaimanakah upaya memperbanyak ASI?
4. Apa saja tanda bayi yang cukup ASI?
5. Bagaimana Pemberian ASI yang benar?
6. Apakah Susu Formula berbahaya?
7. Apa saja langkah-langkah keberhasilan menyusui?
8. Bagaimana cara merawat payudara pada masa menyusui?
9. Bagaimana penanggulangan masalah menyusui pada ibu?
10.Bagaimana penanggulangan menyusui pada bayi?
C. Tujuan
1. Memahami apa itu ASI Eksklusif
2. Mengetahui apa saja komposisi gizi dalam ASI

5
3. Memahami upaya memperbanyak ASI
4. Mengetahui apa saja tanda bayi yang cukup ASI
5. Memahami bagaimana pemberian ASI yang benar
6. Mengerti bahaya susu formula
7. Mengetahui apa saja langkah-langkah keberhasilan menyusu
8. Memahami bagaimana cara merawat payudara pada masa menyusui
9. Mengetahui bagaimana penanggulangan masalah menyusui pada ibu
10.Mengetahui bagaimana penanggulangan menyusui pada bayi

BAB II
PEMBAHASAN

A. ASI EKSKLUSIF

Air Susu Ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein,
laktosa dan garam-garam anorganik yang sekresi oleh kelenjar mamae ibu, yang
berguna sebagai makanan bagi bayinya. Pengertian ASI eksklusif adalah
pemberian ASI tanpa makanan dan minuman tambahan lain pada bayi berumur
nol sampai enam bulan. Bahkan air putih tidak diberikan dalam tahap ASI
eksklusif ini. ASI dalam jumlah cukup merupakan makanan terbaik pada bayi dan
dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi selama 6 bulan pertama. ASI merupakan
makanan alamiah yang pertama dan utama bagi bayi sehingga dapat mencapai
tumbuh kembang yang optimal. Pada tahun 2001 World Health Organization
menyatakan bahwa ASI eksklusif selama enam bulan pertama hidup bayi adalah
yang terbaik. Dengan demikian, ketentuan sebelumnya (bahwa ASI eksklusif itu
cukup empat bulan) sudah tidak berlaku lagi.

6
WHO dan UNICEF merekomendasikan untuk memulai dan mencapai
ASI eksklusif yaitu dengan menyusui dalam satu jam setelah kelahiran melalui
IMD. Menyusui secara ekslusif hanya memberikan ASI saja. Artinya, tidak
ditambah makanan atau minuman lain, bahkan air putih sekalipun. Menyusui
kapanpun bayi meminta atau sesuai kebutuhan bayi (on demand), sesering yang
bayi mau, siang dan malam. Tidak menggunakan botol susu maupun empeng.
Mengeluarkan ASI dengan memompa atau memerah dengan tangan, disaat tidak
bersama anak serta mengendalikan emosi dan pikiran agar tenang. Kadang terjadi
salah pengertian ibu, setelah ASI ekslusif pemberian ASI enam bulan pertama
tersebut, bukan berarti pemberian ASI dihentikan. Seiiring dengan pengenalan
makanan kepada bayi, pemberian ASI tetap dilakukan, sebaiknya menyusui
sampai dua tahun menurut rekomendasi WHO.

Definisi Pemberian Makanan Bayi

Pemberian ASI eksklusif Bayi hanya diberikan ASI tanpa makanan


(Exclusive Breastfeeding) atau minumal lain termasuk air putih, madu,
kecuali obat, vitamin dan mineral serta ASI
yang diperas sampai umur 6 bulan (0-6
Bulan pertama)
Pemberian ASI predominan Disamping mendapat ASI, bayi diberikan
(predominant breastfeeding) sedikit air minum, atau minuman cair lain
misalnya teh, madu
Pemberian ASI penuh (full Bayi mendapat salah satu ASI eksklusif atau
breastfeeding) ASI predominan
Pemberian susu botol (bottle Cara memberikan makan bayi dengan susu
feeding) apa saja, termasuk juga ASI diperas dengan
botol
Pemberian susu buatan Memberikan makanan bayi dengan susu
(artificial feeding) buatan atau susu formula dan sama sekali

7
tidak menyusui
Pemberian ASI parsial (partial Sebagian menyusui dan sebagian lagi susu
breastfeeding) buatan atau formula atau sereal atau
makanan lain
Pemberian makanan Memberikan bayi makanan lain disamping
pendamping ASI (MP-ASI) ASI ketika waktunya tepat yaitu mulai 6
tepat waktu (timely bulan
complementary feeding)

B. KOMPOSISI GIZI DALAM ASI


1. Kolustrum
Kolustrum diproduksi sejak kira-kira minggu ke-16 kehamilan
(laktogenesis I) dan siap untuk menyongsong kelahiran. Kolustrum ini
berkembang menjadi ASI yang matang atau matur pada sekitar tiga
sampai empat hari setelah persalinan. Kolustrum merupakan suatu
cairan kental berwarna kuning yang sangat pekat, tetapi terdapat dalam
volume yang kecil pada hari-hari awal kelahiran, dan merupakan
nutrisi yang paling ideal bagi bayi. Volume kolustrum yang sedikit ini
memfasilitasi koordinasi pengisapan, menelan dan bernapas pada saat
yang bersamaan pada hari-hari awal kehidupan. Bayi yang baru lahir
mempunyai ginjal yang belum sempurna dan hanya sanggup
menyaring cairan dengan volume kecil. Kolustrum juga mempunyai
manfaat membersihkan yang membantu membersihkan perut dari
mekoneum, yang mempunyai konsentrasi empedu yang tinggi,
sehingga akan mengurangi kemungkinan terjadinya ikterus (Lawrence
dan Lawrence, 2005). Kolustrum berisi antibodi serta zat-zat anti
infeksi seperti Ig A, lisosom, laktoferin, dan sel-sel darah putih dalam
konsentrasi tinggi dibandingkan ASI biasa. Kolustrum juga kaya akan
faktor-faktor pertumbuhan serta vitamin-vitamin yang larut dalam
lemak, khususnya vitamin A (Stables dan Rankin, 2010).
2. ASI Transisi (transitional milk)

8
ASI ini adalah susu yang diproduksi dalam 2 minggu awal
(laktogenesis II) volume susu secara bertahap bertambah, konsentrasi
imunoglobin menurun, dan terjadi penambahan unsur yang
menghasilkan panas (calorific content), lemak, dan laktosa (Stables
dan Rankin, 2010).
3. ASI Matur (mature milk)
Kandungan ASI matur dapat bervariasi diantara waktu menyusu.
Pada awal menyusui, susu ini kaya akan protein, laktosa dan air
(foremilk), dan ketika penyusuan berlanjut, kadar lemak secara
bertahap bertambah sementara volume susu berkurang (hindmilk). Hal
ini penting ketika bidan mengajarkan kepada para ibu tentang pola
normal dalam menyusui. Terjadi penambahan lemak yang signifikan
pada pagi hari dan awal sore hari (Kent et al.,2006). Menurut Cregan
et al (2002) menemukan bahwa produksi ASI rata-rata bagi bayi
sampai umur enam bulan di atas periode 24 jam adalah 809±171 ml,
dengan rentang antara 548 dan 1147 ml, volume tertinggi dicapai pada
pagi hari. Kent (2007) menemukan bahwa syarat energi maternal untuk
memproduksi rata-rata 759 ml ASI perhari adalah 630 kkal.
4. Kandungan ASI
ASI mengandung banyak unsur atau zat yang memenuhi kebutuhan
bayi dan ASI tidak dapat digantikan dengan susu buatan meskipun
sudah ada kemajuan teknologi. Maka ASI sering disebut sebagai cairan
kehidupan (living fluid). ASI mengandung air, lemak, protein,
karbohidrat, elektrolit, mineral serta imunoglobulin. Kira-kira 80%
dari volume ASI adalah kandungan air, sehingga bayi tidak
membutuhkan minuman tambahan meskipun dalam kondisi panas
(Pollard, 2015).
a) Lemak
Lemak merupakan sumber energi utama dan menghasilkan kira-
kira setengah dari total seluruh kalori ASI. Lipid terutama terdiri
dari butiran-butiran trigliserid, yang mudah dicerna dan yang
merupakan98% dari seluruh lemak ASI (RCM, 2009). ASI terdiri

9
dari asam lemak tak jenuh rantai panjang yang membantu
perkembangan otak dan mata, serta saraf dan sistem vaskuler.
Tetapi lemak yang terdapat dalam ASI bervariasi sepanjang
menyusui, dan akan bertambah bila payudara kosong (Czank et al.,
2007). Payudara penuh diasosiasikan dengan jumlah minimum
lemak dalam susu, sementara payudara yang lebih kosong
diasosiasikan dengan jumlah lemak yang lebih tinggi (Kent, 2007).
b) Protein
ASI matur mengandung kira-kira 40% kasein dan 60%
protein dadih (whey protein), yang membentuk dadih lunak di
dalam perut dan mudah dicernak. Whey protein mengandung
protein anti infeksi, sementara kasein penting untuk mengangkut
kalsium dan fosfat. Laktoferin mengikat zat besi, memudahkan
absorbsi dan mencegah pertumbuhan bakteri di dalam usus.
Faktor bifidus yang tersedia untuk mendukung pertumbuhan
lactobacillus bifidus (bakteri baik) untuk menghambat bakteri
patogen dengan jalan meningkatkan pH feces bayi. Taurin juga
dibutuhkan untuk menggabungkan atau mengkonjugasikan
garam-garam empedu dan menyerap lemak pada hari-hari awal,
serta membentuk mielin sistem saraf.
c) Prebiotik (oligosakarida)
Prebiotik berinteraksi dengan sel-sel epitel usus untuk
merangsang sistem kekebalan menurunkan pH usus guna
mencegah bakteri-bakteri patogen agar tidak menimbulkan
infeksi, dan menambah jumlah bakteri-bakteri patogen agar tidak
menimbulkan infeksi, dan menambah jumlah bakteri-bakteri
bifido pada mukosa (Coppa et al.,2004).
d) Karbohidrat
Laktosa merupakan karbohidrat utama dalam ASI (98%)
dan dengan cepat dapat diurai menjadi glukosa. Laktosa penting
bagi pertumbuhan otak dan terdapat dalam konsentrasi tinggi
dalam ASI. Laktosa juga penting bagi pertumbuhan laktobacillus

10
bifidus. Jumlah laktosa dalam ASI juga mengatur volume
produksi ASI melalui cara osmosis.
e) Zat besi
Bayi-bayi yang diberi ASI tidak membutuhkan suplemen
tambahan sebelum usia enam bulan karena rendahnya kadar zat
besi dalam ASI yang terikat oleh laktoferin, yang
menyebabkannya menjadi lebih terserap (bioavailable) dan
dengan demikian mencegah pertumbuhan bakteri-bakteri di dalam
usus. Susu formula mengandung kira-kira enam kali lipat zat besi
bebas yang susah diserap sehingga memacu perkembangan
bakteri dan risiko infeksi. Elemen lainnya terdapat dalam
konsentrasi lebih rendah pada ASI dibandingkan dengan yang
dalam susu formula, tetapi lebih ideal karena lebih mudah diserap
(Walker,2010).
f) Vitamin yang larut dalam lemak
Konsentrasi vitamin A dan E cukup bagi bayi. Namun
vitamin D dan K tidak selalu berada dalam jumlah yang
diinginkan. Vitamin D penting untuk pembentukan tulang, tetapi
jumlahnya bergantung pada jumlah pajanan ibu terhadap sinar
matahari. Sehingga ibu menyusui juga perlu direkomendasikan
mendapatkan suplemen vitamin D 10 µ per hari. Vitamin K
dibutuhkan untuk pembekuan darah. Kolustrum mempunyai
kadar vitamin K rendah, maka vitamin K direkomendasikan
diberikan secara rutin pada bayi 1 jam setelah lahir. Ketika ASI
sudah matur, maka melalui proses menyusui yang efektif, usus
bayi terkoloni oleh bakteri, sehingga kadar vitamin K meningkat
(RCM, 2009).
g) Elektrolit dan mineral
Kandungan elektrolit dalam ASI sepertiga lebih rendah dari
susu formula, dan 0,2 persen natrium, kalium dan klorida. Tetapi
untuk kalsium, fosfor dan magnesium terkandung dalam ASI
dalam konsentrasi lebih tinggi.

11
h) Imunoglobulin
Imunoglobulin terkandung dalam ASI dalam 3 cara dan
tidak dapat ditiru oleh susu formula:
1) Antibodi yang berasal dari infeksi yang pernah
dialami oleh ibu,
2) sIgA (immunoglobin A sekretori), yang terdapat
dalam saluran pencernakan
3) Jaras entero-mamari dan bronko-mamari (gut-
associated lymphatic tissue/GALT) dan bronchus-
associated lymphatic tissue/BALT). Keduanya
mendeteksi infeksi dalam lambung atau saluran
napas ibu dan menghasilkan atibodi.
4) Sel darah putih ada dan bertindak sebagai
mekanisme pertahanan terhadap infeksi, fragmen
virus menguji sistem kekebalan bayi dan molekul-
molekul anti-inflamasi diperkirakan melindungi
bayi terhadap radang akut mukosa usus dengan
jalan mengurangi infeksi dalam merespon bakter-
bakteri patogen usus (Lawrence dan Lawrence,
2005).
5. Volume ASI
Banyak ibu memiliki kekhawatiran tentang jumlah ASI yang
diberikan kepada bayi, namun jangan menyamakan jumlah serta
volume ASI dengan susu formula. Berikut ini suatu panduan rata-rata
jumlah ASI yang diberikan kepada bayi selama menyusui (Kent,
2007).

Volume ASI Selama Menyusui

Ketika Lahir Sampai 5 ml ASI Penyusuan pertama


Dalam 24 jam 7-123 ml/hari ASI 3-8 penyusunan
Antara 2-6 hari 395-868 ml/hari ASI 5-10 penyusunan
Satu bulan 395-868 ml/hari ASI 6-18 penyusunan

12
Enam bulan 710-803 ml/hari ASI 6-18 penyusunan

Menurut hasil riset tersebut yang menarik kita perhatikan adalah


bahwa tiap payudara menghasilkan jumlah ASI yang berbeda. Pada 7
sampai 10 ibu ditemukan bahwa payudara kanan lebih produktif (Kent,
2007). Pada penelitian Kent menemukan bahwa bayi mengosongkan
payudara hanya satu atau dua kali perhari dan rata-rata hanya 67
persen dari susu yang tersedia dikonsumsi dengan volume rata-rata 76
ml setiap kali menyusu.

C. UPAYA MEMPERBANYAK ASI


1. Sering menyusui. Ini kunci terpenting untuk meningkatkan produksi
ASI. Produksi ASI akan lancar jika payudara sebagai gudang ASI terus-
menerus dirangsang. Caranya, tingkatkan frekuensi bayi menyusui selama
72 jam pertama kelahirannya atau dengan memerah ASI. Semakin sering
penyaluran ASI dengan isapan bayi, produksi ASI akan meningkat secara
alamiah.
2. Kosongkan kedua payudara saat menyusui. Pastikan bayi anda
menyusui cukup lama untuk mengosongkan kedua payudara Anda.
3. Jangan menjadwalkan menyusui. Susui bayi kapanpun ia
memerlukannya.
4. Biarkan bayi Anda menikmati “cluster feed” (minum ASI terus menerus
dan sering, nyaris tanpa jeda; biasanya sore hari sebelum tidur). Bila
jadwal minum biasanya 2-3 jam dan tiba-tiba berubah jadi lebih rapat,
kemungkinan besar bayi sedang mengalami growth spurt dan memerlukan
asupan lebih banyak.
5. Coba menyusui bergantian. Bila ia bosan dengan putting payudara kiri,
tawarkan putting payudara kanan sehingga ia tak lagi menghisap. Fungsi
utama saluran ASI adalah untuk mengalirkan dan membawa ASI dari
pabriknya, bukan untuk menyimpan. Jadi, ASI yang sudah diproduksi di
pabrik ASI (payudara) sebaiknya langsung dialirkan melalui saluran ASI
(puting) dengan menikmati waktu menyusui. Isapan bayi akan

13
mengosongkan maksimal 70 persen ASI dari payudara, untuk kemudian
berproduksi kembali secara alamiah.
6. Pijat Payudara Saat bayi malas menghisap, ibu dapat membantu
memijat payudara untuk meneruskan aliran ASI saat ia sudah tidak minum
sendiri. Bila ibu mengalami mastitis, ibu juga bisa Massage / pemijatan
payudara dan kompres air hangat & air dingin bergantian. Untuk
mencegah mastitis, jangan mencuci putting setelah menyusui karena hanya
akan mengakibatkan putting jadi kering dan iritasi. ASI sudah
mengandung banyak elemen untuk mencegah bakteri dan jamur tumbuh,
dan telah mengandung pelindung alami untuk ibu dan bayi. Sewaktu
mandi, bisa diusap dengan busa sabun seperti pada seluruh tubuh, seperti
mandi biasa saja.

7. Susui di malam hari. Kadang bayi Anda tidur terus tanpa terbangun. Di
malam hari, usahakan bangun untuk menyusui bayi Anda.
8. Pompa ASI setelah selesai menyusui, terutama bila Anda merasa
payudara belum terasa kosong. Bila anda ibu bekerja, cobalah memompa
15 menit setiap beberapa jam sekali saat bekerja. Gunakan pompa yang
dapat memompa 2 payudara sekaligus, ini lebih menstimulasi produksi
ASI dibandingkan yang hanya satu bergantian.
9. Ciptakan kontak kulit dengan bayi. Misalnya membelainya dan
mengajaknya berkomunikasi. Hal ini akan memicu hormon oksitosin
(hormon cinta) yang akan berperan dalam produksi ASI Anda.

14
10. Susui sambil berbaring di ranjang, akan membantu anda lebih relaks
dan membuat bayi Anda menyusu lebih lama.
11. Jangan tidur telungkep. Ini bisa menekan payudara Anda dan
menurunkan produksi ASI Anda.
12. Saat Anda harus melakukan sesuatu, misalkan menyapu, taruh bayi
Anda di gendongan/sling, jadi ia bisa menyusui bila ia mau. Gendongan
yang baik adalah yang menghadap ke ibu, bukan bayi menghadap ke
depan. Tentunya, sesuaikan dengan usianya.
13. Hindari dot dan empeng untuk menghindari bingung puting. Karena
menghisap dari dot dan empeng lebih gampang, sementara dari puting
lebih susah, bila anak kebiasaan ngempeng dot, maka ia akan menolak
puting.
14. Hindari menggunakan pil KB saat menyusui, untuk pencegahan
kehamilan gunakan spiral. Beberapa ibu takut dengan spiral, tapi carilah
informasi dokter kandungan yang ahli memasang spiral (berpengalaman).
Selain sangat praktis, juga hemat biaya dan tidak mengandung hormon
sehingga aman untuk produksi ASI Anda.
15. Jangan Merokok Bukan hanya dapat menurunkan produksi ASI,
nikotin dalam rokok bisa ikut masuk ke dalam aliran ASI dan meracuni si
Kecil. Perokok pasif juga meningkatkan resiko SIDS (sindrom bayi mati
mendadak), resiko asma, bronkitis, dan pneunomia.
16. Banyak minum air putih Bahan utama produksi ASI adalah Air. Jadi
pastikan anda banyak minum air, bisa berupa air putih, susu, jus dan sup.
17. Batasi kafein (kopi/teh/soda) Kafein pada kopi, teh, soda dan coklat
sedikit-banyak bisa ikut masuk ke aliran ASI dan menimbulkan gangguan
tidur pada si Kecil
18. Rileks saat menyusui, jangan terburu-buru. Kondisi psikologis ibu
menyusui sangat menentukan keberhasilan ASI eksklusif. Menurut hasil
penelitian, > 80% lebih kegagalan ibu menyusui dalam memberikan ASI
eksklusif adalah faktor psikologis ibu menyusui.
19. Banyak istirahat. Anda bisa tidur saat bayi Anda tidur di siang hari,
untuk menghemat tenaga dan menghindarkan Anda dari stress. Jangan

15
ragu meminta bantuan dari suami, asisten atau nenek si Kecil saat Anda
membutuhkan bantuan.
20. Makan makanan sehat bergizi. Jangan diet dulu atau terburu-buru ingin
menurunkan berat badan saat Anda menyusui. Makan banyak sayur, buah,
gandum, susu.
21. Konsumsi “galactagogue” (bahan alami untuk meningkatkan produksi
ASI) seperti: Fenugreek, Fennel Seed atau Blessed Thistle. Fenugreek
merupakan tanaman herbal yang berasal dari daerah Mediterania.
Fenugreek digunakan di seluruh dunia telah digunakan oleh perempuan
selama berabad-abad sebagai “galactagogue”. Fenugreek mengandung
diosgenin, sebuah estrogen nabati, yang telah terbukti untuk meningkatkan
aliran susu pada wanita menyusui untuk membantu mendukung produksi
ASI. Ibu menyusui dapat melihat peningkatan produksi ASI-nya dalam 2-3
hari pertama setelah mulai suplementasi dengan fenugreek ini.
22. Hindari pemberian susu formula. Terkadang karena banyak orangtua
merasa bahwa ASInya masih sedikit atau takut anak gak kenyang, banyak
yg segera memberikan susu formula. Padahal pemberian susu formula itu
justru akan menyebabkan ASI semakin tidak lancar. Anak relatif malas
menyusu atau malah bingung puting terutama pemberian susu formula dg
dot. Begitu bayi diberikan susu formula, maka saat ia menyusu pada
ibunya akan kekenyangan. Sehingga volume ASI makin berkurang. Makin
sering susu formula diberikan makin sedikit ASI yg diproduksi.
23. Hindari obat-obatan yang mengandung antihistamin (obat anti alergi
klorfeniramin maleat, deksklorfeniramin maleat, doksilamin) dan
dekongestan ( biasa ditemukan pada obat pelega hidung tersumbat,
bentuknya bisa berupa fenilpropanolamin, fenilefrin, efedrin,
pseudoefedrin ) karena bisa menurunkan produksi ASI. Bila Anda
terserang flu, obati secara alami dengan mandi air hangat, minum
minuman hangat dan sup ayam serta banyak istirahat.
24. Hangatkan hubungan dengan suami (Anda boleh berhubungan lagi
setelah 4-6 minggu setelah kelahiran, Keluarnya lokia, darah dari vagina
selama masa nifas yang mengindikasikan terjadinya pemulihan rahim, bisa

16
berlangsung 3-8 minggu, tunggu sampai proses ini selesai). Nikmati
kedekatan Anda berdua saat si Kecil sudah tidur, karena hormon oksitosin
yang ditimbulkan akan membantu produksi ASI anda. Kosongkan dulu
payudara Anda dengan memompa ASI didalamnya. Dan jangan lupa,
gunakan KB bila Anda belum mau memberikan adik untuk si Kecil.
Meskipun menyusui adalah KB alami, persentase pencegahan
kehamilannya belum teruji 100%
D. TANDA BAYI CUKUP ASI
1. Bayi kencing setidaknya 6 kali dalam 24 jam dan warnanya jernih
sampai kuning muda.
2. Bayi sering BAB berwarna kekuningan “berbiji”.
3. Bayi tampak puas, sewaktu-waktu merasa lapar, bangun dan tidur
cukup.
4. Bayi setidaknya menyusu 10-12 kali dalam 24 jam.
5. Payudara ibu terasa lembut dan kosong setiap kali selesai menyusui.
6. Ibu dapat merasakan rasa geli karena aliran ASI, setiap kali bayi mulai
menyusu.
7. Bayi bertambah berat badannya.
E. PEMBERIAN ASI
Teknik Menyusui Yang Benar adalah cara memberikan ASI
kepada bayi dengan perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar.
Langkah-langkah menyusui yang benar sebagai berikut:
a. Cuci tangan yang bersih dengan sabun, sebelum menyusui bersihkan
puting susu dan areola dengan kapas DTT, langkah selanjutnya ASI
dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada puting susu dan areola
sekitarnya. Cara ini mempunyai manfaat sebagai desinfektan dan menjaga
kelembaban puting susu
b. Bayi diletakkan menghadap payudara.
1) Ibu duduk atau berbaring santai. Bila duduk lebih baik
menggunakan kursi yang rendah agar kaki ibu tidak tergantung dan
punggung ibu bersandar pada sandaran kursi.

17
2) Bayi dipegang dengan satu lengan, kepala bayi terletak pada
lengkung siku ibu dan bokong bayi terletak pada lengan. Kepala
bayi tidak boleh tertengadah dan bokong bayi ditahan dengan
telapak tangan ibu.
3) Satu tangan bayi diletakan di belakang badan ibu, dan yang satu
di depan.
4) Perut bayi menempel badan ibu, kepala bayi menghadap
payudara (tidak hanya membelokkan kepala bayi).
5) Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus.
6) Ibu menatap bayi dengan kasih sayang.
c. Payudara dipegang dengan ibu jari di atas dan jari yang lain menopang
di bawah, jangan menekan puting susu atau areolanya saja.
d. Bayi diberi rangsangan untuk membuka mulut (rooting reflex) dengan
cara:
1) Menyentuh pipi dengan puting susu.
2) Menyentuh sisi mulut bayi.
e. Setelah bayi membuka mulut, dengan cepat kepala bayi didekatkan ke
payudara ibu dengan puting serta areola dimasukkan ke mulut bayi.
1) Usahakan sebagian besar areola dapat masuk ke dalam mulut
bayi, sehingga puting susu berada di bawah langit-langit dan lidah
bayi akan menekan ASI keluar dari tempat penampungan ASI yang
terletak di bawah areola.
f. Setelah menyusui pada satu payudara sampai terasa kosong, sebaiknya
ganti menyusui pada payudara yang lain.
g. Cara melepas isapan bayi yaitu:
1) Jari kelingking ibu dimasukkan ke mulut bayi melalui sudut
mulut bayi.
2) Dagu bayi ditekan ke bawah.
h. Setelah selesai menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan
pada puting susu dan areola sekitarnya. Biarkan kering dengan sendirinya.
i. Menyendawakan bayi untuk mengeluarkan udara dari lambung supaya
bayi tidak muntah. Cara menyendawakan bayi, yaitu:

18
1) Bayi digendong tegak dengan bersandar pada bahu ibu
kemudian punggungnya ditepuk perlahan-lahan atau,
2) Bayi tidur tengkurap dipangkuan ibu, kemudian
punggungnya ditepuk perlahan-lahan.
F. BAHAYA SUSU FORMULA
1) Penyakit karena bakteri yang ditemukan dalam susu formula.
Kelompok bayi sangat mudah terinfeksi bakteri sakazakii, bakteri
ini merupakan bakteri garam negative anaerob fakultatif berbentuk
koliform atau kokoid yang penyebutannya di ambil dari seorang
bakteriolog jepang bernama Riichi Sakazakii.bakteri ini di temukan
pada lingkungan industry makanan seperti pabrik susu, coklat,
kentang, sereal dan pasta. Bahaya susu formula berbakteri
menyebabkan radang selaput otak dan radang usus walau ini bisa
terjangkit untuk banyak orang namun pengaruh yang besar terdapat
pada bayi. Menurut penelitian badan makanan dunia (FAO) dan
badan kesehatan sejagat (WHO) pada tahun,
2004 .enterobacteriaceae yang menyusup dan bergerilya pada susu
formula bubuk menyebabkan sakit pada bayi terutama infeksi
sistemikseperti batuk-batuk, pilek, radang paru, necroenterolitis
dan diare parah.Gangguan sistem kekebalan tubuh tersebut akibat
mengkonsumsi susu formula tersebut, menurut dokter spesialis
anak di Rumah Sakit St. Carolus Jakarta, dapat mengganggu
pertumbuhan dan perkembangan anak serta mempengaruhi dan
memperberat gangguan perilakunya. Ketidakcocokkan tersebut
bisa disebabkan adanya reaksi simpang dalam tubuh.
2) Susu formula dengan susu sapi. Banyak gangguan organ
dan sistem tubuh yang ditimbulkan oleh alergi terhadap
susu sapi. Reaksi hipersensitif terhadap protein susu sapi
melibatkan mekanisme sistem imun. Sistem kekebalan tubuh bayi
akan melawan protein yang terdapat dalam susu sapi sehingga
gejala awal reaksi alergi akan muncul. Reaksi tersebut bisa terjadi
akibat ketidakcocokan terdapat bahan dalam susu formula seperti

19
kasein (protein susu sapi), laktosa, gluten atau jenis lemak tertentu.
bahkan kandungan DHA, minyak jagung, minyak kelapa sawit
serta aroma rasa (vanila, coklat, madu dan sebagainya).
3) Susu formula seringkali tidak cocok dengan pencernaan bayi.
Gejala akibat ketidakcocokan terhadap susu formula bisa muncul
dalam tempo cepat atau lambat, bisa kurang dari delapan jam atau
lebih. Tanda dan gejala ketidakcocokan susu formula atau alergi
susu hampir sama dengan alergi makanan. Gangguan tersebut
dapat mempengaruhi semua organ tubuh, terutama pencernaan,
kulit dan saluran nafas.
4) Tak ada sel pembunuh kuman dalam susu formula. Dalam susu
formula tidak terdapat sel-sel pembunuh kuman seperti pada air
susu ibu. Kalau bayi kemasukan kuman, kuman tersebut akan cepat
dibunuh oleh sel-sel air susu ibu, sehingga bayi tidak jadi sakit.
Belum lagi zat laktoferin dalam air susu ibu yang tugasnya
mengikat zat besi.
G. LANGKAH KEBERHASILAN MENYUSUI
Faktor yang paling dominan berhubungan dengan pemberian ASI
eksklusif adalah pengetahuan. Ibu dengan pengetahuan yang baik
memiliki peluang untuk bisa memberikan ASI eksklusif sebesar 13 kali
lebih besar dibandingkan ibu yang memiliki pengetahuan kurang.
Keberhasilan seorang ibu dalam menyusui dipengaruhi oleh
banyak faktor yaitu, faktor predisposisi, faktor pemungkin dan faktor
penguat (Green 1980 dalam Notoatmojo, 2010).
Faktor predisposisi yang meliputi umur, pendidikan,
pengetahuan, sikap, keterpaparan terhadap informasi.
 Hubungan Usia dengan Perilaku Pemberian ASI Eksklusif
Umur merupakan variabel penting dalam siklus kehidupan
manusia. Dikatakan bahwa umur terbaik untuk reproduktif sehat
adalah rentang 20-35tahun. Pada usia ini dianggap sebagai periode
emas untuk bereproduksi karena fungsi-fungsi organ reproduksi

20
dinilai sudah matang sehingga siap untuk hamil, melahirkan dan
menyusui.
 Hubungan Paritas Terhadap Perilaku Pemberian ASI Eksklusif
Pengalaman menyusui sebelumnya juga mempengaruhi
sikap ibu dalam memberikan ASI eksklusif terutama dalam
menghadapi masalah-masalah saat menyusui.
 Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku Pemberian ASI Eksklusif
Pengetahuan merupakan domain yang cukup penting dalam
menentukan perilaku. Perilaku yang didasari pengetahuan,
kesadaran dan sikap positif akan semakin langgeng. Pengetahuan
yang baik akan memudahkan seseorang untuk merubah perilaku
termasuk dalampraktik menyusui. Perilaku ibu untuk memberikan
ASI eksklusif disebabkan oleh faktorpenyebab perilaku yang salah
satunya adalahpengetahuan, dimana faktor ini menjadi dasaratau
motivasi bagi individu dalam mengambil keputusan (Notoatmojo,
2002 dalam Sriningsih, 2011).
Kecenderungan tindakan pada kondisi pengetahuan yang
baik adalah mendekati, menyenangi, mengharapkan obyek tertentu,
sedangkan kecenderungan tindakan pada pengetahuan yang kurang
adalah menjauhi, menghindari, membenci, tidak menyukai obyek
tertentu (Azwar, 2011 dalam Nurhuda, dkk, 2013).
 Sikap Terhadap Perilaku Pemberian ASI Eksklusif
Sikap adalah merupakan respon tertutup seseorang terhadap
stimulus atau objek tertentu, yang sudah melibatkan faktor
pendapat dan emosi yang bersangkutan.Artinya bahwa sikap yang
positif akan cenderung menghasilkan perilaku yang positif pula.
Faktor pemungkin meliputi kebijakan instansi, ketersediaan
fasilitas
 Pelatihan Manajemen Laktasi terhadap Perilaku Pemberian ASI
Eksklusif
Pelatihan manajemen laktasi bertujuan untuk meningkatkan
pengetahuan khususnya nakes dalam menyelesaikan masalah-

21
masalah yang ditemukan saat menyusui. Dalam manajemen laktasi
meliputi kegiatan Breastfeeding Technique, Breastfeeding
Technology, Breastfeeding Problem Solving and Infant Issues
(Manel, Martens, Walker, 2007)
 Ketersediaan Fasilitas dengan Perilaku Pemberian ASI Eksklusif
Ketersediaan fasilitas ini meliputi adanya pojok ASI,
tempat penyimpan ASI perah serta peralatan yang dimiliki oleh
responden dalam upaya untuk mendukung keberlangsungan dalam
memberikan ASI.
Ruang laktasi/pojok ASI bukan hanya sekedar ruang untuk
memerah ASI namun, lebih dari itu fungsi pojok ASI merupakan
tempat di mana para ibu menyusui berkumpul dan saling bertukar
pengalaman. Hal ini tentu akan memperkaya pengetahuan
mengenai ASI dan laktasi. Apalagi pemerintah juga sudah
membuat peraturan tentang kewajiban suatu instansi atau
perusahaan untuk menyediakan fasilitas kepada karyawannya yang
tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan No.15 Tahun 2013
tentang tata cara penyediaan fasilitas khusus menyusui dan/atau
memerah air susu ibu.

Faktor penguatnya adalah adanya dukungan suami, dukungan


keluarga
 Keluarga merupakan bagian yang sangat penting dalam kehidupan
seseorang. Dukungan dari keluarga sangat diperlukan oleh seorang
ibu dalam keberhasilannya memberikan ASI eksklusif, dukungan
dari keluarga akan mempengaruhi keputusan ibu dalam
memberikan ASI eksklusif.
 Menurut Roesli (2005), seorang ayah dapat berperan aktif dalam
keberhasilan pemberian ASI dengan jalan memberikan dukungan
secara emosional dan bantuan- bantuan praktis lainnya, seperti
mengganti popok atau menyendawakan bayi. Hubungan yang unik
antara seorang ayah dan bayinya merupakan faktor yang penting

22
dalam pertumbuhan dan perkembangan seorang anak di kemudian
hari. Ayah perlu mengerti dan memahami persoalan ASI dan
menyusui agar ibu dapat menyusui dengan baik.
 Dukungan Atasan Terhadap Perilaku Pemberian ASI eksklusif
Dukungan atasan yang baik tidak serta merta akan
membuat ibu berhasil memberikan ASI eksklusif karena ada faktor
yang lebih kuat yaitu bagaimana komitmen atau niat ibu, tetapi
dukungan dan kebijakan instansi yang tidak mendukung pemberian
ASI bisa dipastikan akan lebih besar ibu bekerja yang tidak
berhasil memberikan ASI.
 Dukungan Teman Kerja Terhadap Perilaku Pemberian ASI
eksklusif
Dukungan teman selama di tempat kerja akan membuat ibu
mempunyai kesempatan untuk tetap memberikan ASI. Ibu yang
mendapat dukungan dari teman kerjanya mempunyai peluang
untuk bisa memberikan ASI eksklusif sebesar 2,8 kali lebih besar
dibandingkan ibu yang tidak mendapat dukungan dari teman
kerjanya (Tsai, 2013). Dan yang tidak kalah pentingnya adalah
dukungan dari tenaga kesehatan (Abdulah, 2012).
Diantara semua faktor diatas, dukungan tenaga kesehatan
mempunyai nilai odds ratio (OR) paling tinggi yaitu 23,85, artinya bahwa
ibu yang mendapatkan dukungan dari tenaga kesehatan baik tenaga
kesehatan penolong persalinan maupun tenaga kesehatan saat ibu kembali
memeriksakan bayinya setelah pulang rawat inap dalam memfasilitasi dan
mendorong ibu untuk memberikan ASI eksklusif, mempunyai peluang
untuk berhasil memberikan ASI eksklusif 23,8 kali lebih besar
dibandingkan dengan ibu yang tidak mendapatkan dukungan dari tenaga
kesehatan (Permata, 2014). Tenaga kesehatan yang memiliki tingkat
pengetahuan yang tinggi mengenai ASI eksklusif berhubungan secara
signifikan terhadap dukungan pemberian ASI pada ibu menyusui
(Olaolorun & Lawoyin, 2006).

23
H. PERAWATAN PAYUDARA PADA MASA MENYUSUI
Perawatan payudara adalah tindakan yang dilakukan demi
memelihara kesehatan pada daerah payudara. Perawatan payudara sangat
diperlukan oleh para wanita khusunya ibu yang biasanya dilakukan mulai
dari hari pertama atau kedua setelah melahirkan.
Tujuan dilakukannya tindakan perawatan payudara adalah agar
sirkulasi darah menjadi lancar mencegah penghambatan saluran susu,
sehingga proses keluarnya ASI menjadi lancar. Kegiatan perawatan
payudara dapat dilakukan oleh perawat ketika ibu masih dalam masa
perawatan dan dapat dilakukan sendiri oleh ibu.
Menurut Huliana (2003), ukuran payudara mengalami pembesaran
sejak hamil, pembesaran ukuran payudara terjadi karena bertambahnya
saluran- saluran air susu, sebagai persiapan saat menyusui. Keadaan
payudara biasanya akan berbeda dalam tiga hari pasca persalinan. Akan
tetapi payudara tetap akan bisa terlihat indah dan kencang. Apalagi setelah
persalinan dan di saat menyusui. Selain itu dengan melakukan payudara
dengan benar dan teratur juga akan mempermudah bayi menghisap ASI.
Perawatan payudara ini juga akan merangsang keluarnya ASI serta
memperkecil kemungkinan luka saat menyusui. Teknik menyusui yang
salah akan berpengaruh pada bentuk payudara. Secara fisiologis perawatan
payudara, adanya perangsangan pada buah dada akan membuat hipofise
mengeluarkan lebih banyak hormon progesterone dan estrogen, dengan
melakukan pemijatan juga akan merangsang kelenjar air susu untuk
mengeluarkan hormon oksitosin.
Secara fisiologis menurut Rustam (2000) payudara akan menjadi
penuh mulai dari hari ketiga sampai hari keenam pasca persalinan pada
saat payudara menghasilkan ASI. Hal ini merupakah hal yang normal dan
dengan penghisapan yang efektif dan pengeluaran ASI oleh bayi, payudara
tersebut akan cepat pulih kembali dan tidak terasa penuh. Jika payudara
penuh dan cairan jaringan. Aliran vena limpatik tersumbat, maka akan
menghambat aliran susu menjadi terhambat sehingga dapat menyebabkan
bendungan ASI, hal tersebut dapat di cegah dengan melakukan pemijatan

24
– pemijatan pada daerah payudara. Hal ini dapat dilihat dari item
pertanyaan melakukan pengurutan pada payudara dengan telapak tangan
berada diantara kedua payudara dengan gerakan (keatas, kesamping,
kebawah, dan kedepan) sambil menghentakkan, melakukan pengurutan
pada payudara dengan jari- jari tangan, mengompres payudara dengan air
dingin setelah melakukan pengurutan dan mengakhiri mengompres
payudara dengan air hangat.
Minum air putih 8-12 gelas dalam sehari, daun pucuk katuk serta
sayur asin juga merupakan cara efektif untuk meningkatkan kualitas ASI
serta lancarnya pengeluaran ASI. Selain itu faktor jiwa juga dapat
mendukung pengeluaran ASI dimana ibu yang hidup tenang akan lebih
banyak mengeluarkan susu dari pada ibu yang sedang dalam kesedihan.
Cara yang terbaik untuk menjamin pengeluaran air susu ibu ialah
bagaimana mengusahakan agar setiap kali menyusui buah dada betul-betul
kosong, karena pengosongan buah dada dengan waktu tertentu itu
merangsang kelenjar buah dada untuk membuat susu lebih banyak. Sebab
buah dada akan terisap habis antara lain disebabkan bayi lemah, puting
susu lecet, produksi susu berlebihan.
Makin kurang persiapan, tekanan pada pikiran, atau ketidakmauan
karena berbagai alasan, akan menghambat keluarnya ASI. Tapi, pada
umumnya, masalah tidak keluar atau terhambatnya ASI dikarenakan dua
hal: ASI kepenuhan dan saluran susu tersumbat. Hal ini dapat dilihat dari
item pertanyaan mengompreas kedua puting payudara dengan sabun dan
menggunakan BH yang menopang payudara.
I. PENANGGULANGAN MASALAH MENYUSUI PADA IBU
Kegagalan dalam proses menyusui sering dsi ebabkan
karena timbulnya beberapa masalah, baik masalah pada ibu maupun
pada bayi. Pada sebagian ibu yang tidak paham masalah ini, kegagalan
menyusui sering dianggap problem pada anak saja.
Masalah dari ibu yang timbul selama menyusui dapat dimulai sejak
sebelum persalinan (periode antenatal), pada masa pasca persalinan dini,
dan pasca masa persalinan lanjut. Masalah menyusui dapat pula

25
diakibatkan karena keadaan khusus. Selain itu ibu sering benar
mengeluhkan bayinya sering menangis, ayau “menolak” menyusu, dsb
yang sering diartikan bahwa ASInya tidak cukup, atau ASInya tidak enak,
tidak baik atau apapun pendapatnya sehingga sering menyebabkan
diambilnya keputusan untuk menghentikan menyusui.
Masalah pada bayi umumnya berkaitan dengan manajemen laktasi,
sehingga bayi sering menjadi “bingung puting” atau sering menangis, yang
sering diinterprestasikan oleh ibu dan keluarga bahwa ASI tidak tepat
untuk bayinya.
 Masalah menyusui pada masa Antenatal
Pada masa antenatal, masalah yang sering timbul adalah:
kurang/salah informasi putting susu terbenam (retracted) atau
putting susu datar.
Kurang / salah informasi
Banyak ibu yang merasa bahwa susu formula itu sama baiknya atau
malah lebih baik dari ASI sehingga cepat menambah susu formula
bila merasa bahwa ASI kurang. Petugas kesehatanpun masih banyak
yang tidak memberikan informasi pada saat pemeriksaan
kehamilan atau saat memulangkan bayi. Sebagai contoh,
banyak ibu/petugas kesehatan yang tidak mengetahui bahwa:

- Bayi pada minggu-minggu pertama defekasinya encer dan sering,


sehingga dikatakan bayi menderta diare dan sering kali petugas
kesehatan menyuruh menghentikan

menyusui. Padahal sifat defekasi bayi yang mendapat kolostrum


memang demikian karena kolostrum bersifat sebagai laksans.
- ASI belum keluar pada hari pertama sehingga bayi dianggap perlu
diberikan minuman lain, padahal bayi yang baru lahir cukup bulan
dan sehat mempunyai persediaan kalori dan cairan yang dapat
mempertahankannya tanpa minuman selama beberapa hari.
Disamping itu, pemberian minuman sebelum ASI keluar akan
memperlambat pengeluaran ASI oleh bayi menjadi kenyang dan
malas menyusu.

26
- Karena payudara berukuran kecil dianggap kurang menghasilkan
ASI padahal ukuran payudara tidak menentukan apakah produksi
ASI cukup atau kurang karena ukuran ditentukan oleh banyaknya
lemak pada payudara sedangkan kelenjar penghasil ASI sama
banyaknya walaupun payudara kecil dan produksi ASI dapat tetap
mencukupi apabila manajemen laktasi dilaksanakan dengan baik
dan benar.
Informasi yang perlu diberikan kepada ibu hamil/menyusui antara
lain meliputi :
1. Fisiologi laktasi
2. Keuntungan pemberian ASI
3. Keuntungan rawat gabung
4. Cara menyusui yang baik dan benar
5. Kerugian pemberian susu formula
6. Menunda pemberian makanan lainnya paling kurang
setelah 6 bulan.

Putting susu datar atau terbenam

Putting yang kurang menguntungkan seperti ini sebenarnya


tidak selalu menjadi masalah. Secara umum ibu tetap masih dapat
menyusui. bayinya dan upaya selama antenatal umumnya kurang
berfaedah, misalnya dengan memanipulasi Hofman, menarik-nerik
puting, ataupun penggunaan brest shield dan breast shell. Yang
paling efisien untuk memperbaiki keadaan ini adalah isapan
langsung bayi yang kuat. Maka sebaiknya tidak dilakukan apa-apa,
tunggu saja sampai bayi lahir, segera setelah pasca lahir lakukan :

o Skin-to-skin kontak dan biarkan bayi mengisap sedini


mungkin
o Biarkan bayi “mencari” putting kemudian mengisapnya,
dan bila perlu coba berbagai posisi untuk mendapat
keadaan yang paling menguntungkan. Rangsang putting
biar dapat “keluar” sebelum bayi “mengambil”nya.

27
o Apabila putting benar-benar tidak bisa muncul, dapat
“ditarik” dengan pompa putting susu (nipple puller), atau
yang paling sederhana dengan sedotan spuit yang dipakai
terbalik.
o Jika tetap mengalami kesulitan, usahakan agar bayi tetap
disusui dengan sedikit penekanan pada areola mammae
dengan jari sehingga terbentuk dot ketika memasukkan
putting susu ke dalam mulut bayi.
o Bila terlalu penuh ASI dapat diperas dahulu dan diberikan
dengan sendok atau cangkir, atau teteskan langsung ke
mulut bayi. Bila perlu lakukan ini hingga 1-2 minggu.
 Masalah Menyusui Pada Masa Pasca Persalinan Dini
Pada masa ini, kelainan yang sering terjadi antara lain :
putting susu datar, atau terbenam, putting susu lecet, payudara
bengkak, saluran susu tersumbat dan mastitis atau abses.
Putting susu lecet
Pada keadaan ini seringkali seorang ibu menghentikan
menyusui karena putingnya sakit. Yang perlu dilakukan adalah :
o Cek bagaimana perlekatan ibu-bayi
o Apakah terdapat Infeksi Candida (mulut bayi perlu
dilihat). Kulit merah, berkilat, kadang gatal, terasa sakit
yang menetap, dan kulit kering bersisik (flaky)
o Pada keadaan putting susu lecet, yang kadang kala
retak-retak atau luka, maka dapat dilakukan dengan
cara-cara seperti ini :
o Ibu dapat terus memberikan ASInya pada keadaan luka
tidak begitu sakit.
o Olesi putting susu dengan ASI akhir (hind milk), jangan
sekali-sekali memberikan obat lain, seperti krim, salep,
dan lain-lain.

28
o Putting susu yang sakit dapat diistirahatkan untuk
sementara waktu kurang lebih 1x24 jam, dan biasanya
akan sembuh sendiri dalam waktu sekitar 2x24 jam.
o Selama putting susu diistirahatkan, sebaiknya SAI tetap
dikeluarkan dengan tangan, dan tidak dianjurkan
dengan alat pompa karena nyeri.
o Cuci payudara sekali saja sehari dan tidak dibenarkan
untuk menggunakan sabun.

Payudara bengkak

Dibedakan antara payudara penuh, karena berisi ASI,


dengan payudara bengkak. Pada payudara penuh; rasa berat pada
payudara, panas dan keras. Bila diperiksa ASI keluar, dan tidak ada
demam. Pada payudara bengkak; payudara udem, sakit, puting
kencang, kulit mengkilat walau tidak merah, dan bila diperiksa/isap
ASI tidak keluar. Badan bisa demam setelah 24 jam. Hal ini terjadi
karena antara lain produksi ASI meningkat, terlambat menyusukan
dini, perlekatan kurang baik, mungkin kurang sering ASI
dikeluarkan dan mungkin juga ada pembatasan waktu menyusui.

Untuk mencegah maka diperlukan (1) menyusui dini (2) perlekatan


yang baik (3) menyusui “on demand”/ Bayi harus lebih sering
disusui. Apabila terlalu tegang, atau nayi tidak dapat menyusu
sebaiknya ASI dikeluarkan dahulu, agar ketegangan menurun. Dan
untuk merangsang reflex Oxytocin maka dilakukan :

o Kompres panas untuk mengurangi rasa sakit.


o Ibu harus rileks
o Pijat leher dan punggung belakang (sejajar daerah
payudara)
o Pijat ringat pada payudara yang bengkak (pijat
pelan-pelan kea rah tengah)
o Stimulasi payudara dan putting

29
o Selanjutnya kompres dingin pasca menyusui, untuk
mengurangi udem. Pakailah BH yang sesuai. Bila
terlalu sakit dapat diberikan obat analgetik.

Mastitis atau abses payudara

Mastitis adalah peradangan pada payudara.


Payudara menjadi merah, bengkak kadangkala diikuti rasa
nyeri dan panas, suhu tubuh meningkat. Di dalam terasa ada masa
padat (lump), dan diluarnya kulit menjadi merah. Kejadian ini
terjadi pada masa nifas 1-3 minggu setelah persalinan diakibatkan
oleh sumbatan saluran susu yang berlanjut. Keadaan ini disebabkan
kurangnya ASI diisap/dikeluarkan atau pengisapan yang tak
efektif. Dapat juga karena kebiasaan menekan payudara dengan jari
atau akrena tekanan baju/BH. Pengeluaran ASI yang kurang baik
pada payudara yang besar, terutama pada bagian bawah payudara
yang menggantung.

Ada dua jenis Mastitis ; yaitu yang hanya karena milk stasis
adalah Non Infective Mastitis dan yang telah terinfeksi bakteri :
iInfective Mastitis. Lecet pada puting dan trauma pada kulit juga
dapat mengundang infeksi bakteri. Beberapa tindakan yang dapat
dilakukan:
o Kompres hangat/panas dan pemijatan
o Rangsang Oxtocin; dimulai pada payudara yang
tidak sakit, yaitu stimulasi putting, pijat leher-
punggung, dan lain-lain.
o Pemberian antibiotik; Flucloxacilin atau
Erythromycin selama 7-10 hari.
o Bila perlu bisa diberikan istirahat total dan obat
untuk penghilang rasa nyeri.
o Kalau sudah terjadi abses sebaiknya payudara yang
sakit tidak boleh disusukan karena mungkin
memerlukan tindakan bedah.

30
 Masalah Menyusui Pada Masa Pasca Persalinan Lanjut

Yang termasuk dalam masa pasca persalinan lanjut adalah


sindrom ASI kurang, ibu bekerja.

Sindrom ASI kurang

Sering kenyataannya ASI tidak benar-benar kurang. Tanda-tanda


yang “mungkin saja” ASI benar kurang antara lain:
a) Bayi tidak puas setiap setelah menyusui, sering kali
menyusu, menyusu dengan waktu yang sangat lama. Tapi
juga terkadang bayi lebih cepat menyusu. Disangka
produksinya berkurang padahal dikarenakan bayi telah
pandai menyusu.
b) Bayi sering menangis atau bayi menolak menyusu
c) Tinja bayi keras, kering atau berwarna hijau
d) Payudara tidak membesar selama kehamilan (keadaan yang
jarang), atau ASI tidak “dating”, pasca lahir.
e) Walaupun ada tanda-tanda tersebut perlu diperiksa apakah
tanda-tanda tersebut dapat dipercaya.
Tanda bahwa ASI benar-benar kurang, antara lain :
a) BB (berat badan) bayi meningkat kurang dari rata-
rata 500 gram per bulan
b) BB lahir dalam waktu 2 minggu belum kembali
c) Ngompol rata-rata kurang dari 6 kali dalam 24 jam;
cairan urin pekat, baud an warna kuning.

Cara mengatasinya disesuaikan dengan penyebab, terutama dicari


pada ke 4 kelompok factor penyebab :

1. Faktor tehnik menyusui, keadaan ini yang paling sering


dijumpai, masalah frekuensi, perlekatan, penggunaan
dot/botol dan lain-lain
2. Faktor psikologis, juga sering terjadi
3. Faktor fisik ibu (jarang); a.I. KB, kontrasepsi, diuretic,
hami , merokok, kurang gizi, dll

31
4. Sangat jarng, adalah factor kondisi bayi, missal : penyakit,
abnormalitas dan lain-lain

Ibu dan bayi dapat saling membantu agar produksi ASI


meningkat dan bayi terus memberikan isapan efektifnya. Pada
keadaan-keadaan tertentu dimana produksi ASI memang tidak
memadai maka perlu upaya yang lebih, misalnya pada relaktasi,
maka bila perlu dapat dilakukan pemberian ASI dengan
suplementer yaitu dengan pipa nasogastrik atau pipa halus lainnya
yang ditempelkan pada putting untuk diisap bati dan ujung lainnya
dihubungkan dengan ASI atau formula.

Ibu yang bekerja

Seringkali alas an pekerjaan membuat seseorang ibu


berhenti menyusui. Sebenarnya ada beberapa cara yang dapat
dianjurkan pada ibu menyusui yang bekerja :

o Susuilah bayi sebelum ibu bekerja


o ASI dikeluarkan untuk persediaan di rumah sebelum
berangkat kerja
o Pangosongan payudara di tempay kerja, setiap 3-4 jam
o ASI dapat disimpan dilemari pendingin dan dapat
diberikan pada bayi saat ibu bekerja dengan cangkir
o Pada saat ibub dirumah, sesering mungkin bayi disusui,
dang anti jadwal menyusuinya sehingga banyak
menyusui di malah hari
o Keterampilan mengeluarkan ASI dan merubah jadwal
menyusui sebaiknya telah mulai dipraktekkan sejak satu
bulan sebelum kembali bekerja
o Minum dan makan makanan yang bergizi dan cukup
selama bekerja dan selama menyusui nayinya.

Pengeluaran ASI

32
Keluarkan ASI sebanyak mungkin dan tamping ke cangkir
atau tempat/teko yang bersih. Ada ibu yang dapat mengeluarkan
sampai 2 cangkir (400-500 ml) atau lebih walaupun setelah bayi
selesai menyusui. Tetapi meskipun hanya 1 cangkir (200 ml) sudah
bisa untuk pemberian 2 kali A 100 ml.

Penyimpanan ASI

o 6-8 jam di temperature ruangan (19o-25 o C), bila masih


kolostrum (susu awal, 1-7 hari) bisa sampai 12 jam
o 1-2 hari di lemari es (4 oC)
o Bertahun dalam “deep freezer” (-18 oC)
o ASI beku perlu dicairkan dahulu dalam lemari es 4 o C.
ASI kemudian tidak boleh dimasakkan, hanya dihangatkan
dengan merendam cangkir dalam air hangat.
 Masalah Menyusui Pada Keadaan Khusus

Ibu melahirkan dengan bedah Caesar

Segera rawat gabung,jika kondisi ibu dan bayi membaik,dan


menyusui segera.

Ibu sakit

Ibu yang menderita Hepatitis dan AIDS, tidak diperkenankan


untuk menyusui, namun pada masyarakat yang tidak dapat membeli
PASI, ASI tetap dianjurkan.

Ibu hamil

Tidak ada bahaya bagi ibu maupun janin, perlu


diperhatikan untuk makan lebih banyak. Jelaskan perubahan yang
dapat terjadi: ASI berkurang, kontraksi uterus.

J. PENANGGULANGAN MASALAH MENYUSUI PADA BAYI


Bayi sering menangis

Perhatikan sebab bayi menangis, jangan biarkan bayi menangis


terlalu lama, puaskan menyusu.

33
Sebab bayi menangis :
o Bayi merasa tidak aman
o Bayi merasa sakit
o Bayi Basah
o Bayi kurang gizi
Tindakan ibu : ibu tidak perlu cemas, karena akan mengganggu proses
laktasi, perbaiki posisi menyusui, periksa pakaian bayi: apakah basah,
jangan biarkan bayi menangis terlalu lama.
Bayi bingung putting

Nipple Confusion adalah keadaan yang terjadi karena bayi


mendapat susu formula dalam botol berganti-ganti dengan menyusu pada
ibu. Terjadi karena mekanisme menyusu pada puting berbeda dengan
botol.

Tanda-tanda : mengisap puting seperti menghisap dot, menghisap


terbutus-putus dan sebentar, bayi menolak menyusu.
Tindakan: jangan mudah memberi PASI,jika terpaksa berikan dengan
sendok atau pipet.
Bayi premature

Susui dengan sering,walau pendek-pendek, rangsang dengan


sentuh langit-langit bayi dengan jari ibu yang bersih, jika tidak dapat
menghisap berikan dengan pipa nasogastrik, tangan, dan sendok.

Uraian sesuai dengan umur bayi :

• Bayi umur kehamilan < 30 mgg : BBL < 1250 gr.


Biasanya diberi cairan infus selama 24-48 jam. Lalu
diberikan ASI menggunakan pipa nasogastrik
• Usia 30-32 mgg : BBL 1250 – 1500 gram.

Dapat menerima ASI dari sendok, 2 kali sehari,namun


masih menerima makanan lewat pipa, namun lama kelamaan
makanan pipa makin berkurang dan ASI ditingkatkan.

34
• Usia 32-34 mgg : BBL 1500-1800 gram.

Bayi mulai menyusui langsung dari payudara namun perlu


sabar.

• Usia > 34 mgg: BBL > 1800 gram.

Mendapatkan semua kebutuhan dari payudara.

Bayi kuning

Pencegahan : segera menyusui setelah lahir, dan jangan dibatasi


atau susui sesering mungkin.

Berikan bayi kolustrum, kolustrum mengandung purgatif ringan, yang


membantu bayi untuk mengeluarkan mekonium. Bilirubin dikeluarkan
melalui feses, jadi kolustrum berfungsi mencegah dan menghilangkan bayi
kuning.
Bayi kembar

Ibu optimis ASI nya cukup, susui dengan football position, susui
pada payudara dengan bergantian untuk variasi bayi, dan kemampuan
menghisap mungkin berbeda

Bayi sakit

Tidak ada alasan untuk menghentikan pemberian ASI. Untuk bayi


tertentu seperti diare, justru membutuhkan lebih banyak ASI untuk
rehidrasi.

Yakinkan ibu bahwa alam telah menyiapkan air susu bagi semua makhluk,
sesuai dengan kebutuhan. Oleh karena itu semua ibu sebenarnya sanggup
menyusui bayi kembar.
Bayi sumbing

Bayi tidak akan mengalami kesulitan menyusui, cukup dengan


berikan posisi yang sesuai, untuk sumbing pallatum molle ( langit-langit
lunak ), dan pallatum durum ( langit-langit keras)

35
Manfaat menyusui bagi bayi sumbing : melatih kekuatan otot
rahang dan lidah, memperbaiki perkembangan bicara, mengurangi resiko
terjadinya otitis media.
Untuk bayi dengan palatoskisis ( celah pada langit-langit ) :
Menyusui dengan posisi duduk, putting dan areola pegang saat menyusui,
ibu jari ibu digunakan sebagai penyumbat lubang, kalau mengalami
labiopalatoskisis, berikan ASI dengan sendok, pipet, dot panjang
Bayi dengan lidah pendek ( Lingual Frenulum )

Keadaan ini jarang terjadi, dimana bayi mempunyai jaringan ikat


penghubung lidah dan dasar mulut yang tebal dan kaku, sehingga
membatasi gerak lidah, dan bayi tidak dapat menjulurkan lidah untuk
menangkap puting.

Cara menyusui : Ibu membantu dengan menahan kedua bibir bayi segera
setelah bayi dapat menangkap puting dan areola dengan benar.
Bayi yang memerlukan perawatan
Ibu ikut dirawat supaya pemberian ASI bisa dilanjutkan.
Seandainya tidak memungkinkan, ibu dianjurkan untuk memerah ASI
setiap 3 jam dan disimpan didalam lemari untuk kemudian sehari sekali
daiantar kerumah sakit. Perlu ditandai pada botol waktu ASI tersebut
ditampung, sehingga dapat diberikan sesuai jam nya.

PENUTUP

A. Kesimpulan
ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan minuman
tambahan lain pada bayi berumur nol sampai enam bulan. Bahkan air putih
tidak diberikan dalam tahap ASI eksklusif ini. ASI dalam jumlah cukup
merupakan makanan terbaik pada bayi dan dapat memenuhi kebutuhan
gizi bayi selama 6 bulan pertama. ASI merupakan makanan alamiah yang

36
pertama dan utama bagi bayi sehingga dapat mencapai tumbuh kembang
yang optimal.

B. Saran

Tingkat pengetahuan masyarakat mengenai pemberian ASI eksklusif dan


cara menyusui dengan baik belum merata sehingga perlu dilakukan edukasi
dan informasi kepada masyarakat luas.

37
DAFTAR PUSTAKA
Nityasari D,dkk. Buku Asuhan Kebidanan Nifas. Jakarta

Wahyuningsih, P. (2018). Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui. Jakarta: Pusdik


SDM Kesehatan

http://repository.unimus.ac.id/3795/1/1.%20Buku%20Ajar%20ASI
%20komplit.pdf

Soleha NS, dkk. (2019). Pengaruh Perawatan Payudara terhadap Produksi ASI
Ibu Nifas. Tegal: Politeknik Harapan Bersama

Mahadewi PB, dkk. (2020). Analisis Perilaku Pemberian ASI Eksklusif


Puskesmas Bekasi. Jakarta: Universitas Esa Unggul

38

Anda mungkin juga menyukai